33
 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara premature. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian k ecil hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata. Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan bermacam- macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya secara klinis tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi), dan gagal jantung kongestif (CHF). Adapun istilah yang digunakan untuk menyebutkan penyakit  jantung secara keseluruhan diatas adalah HHD (  Hipertensive Heart

laporan vaskuler 1

  • Upload
    nheea

  • View
    79

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemeriksaan arteri karotis dan femoralis

Citation preview

Page 1: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 1/33

 

1

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.  Latar Belakang 

Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk

golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi

kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal.

Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ

lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan

darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskulersecara premature. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau

disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil

hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder).

Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat

tergantung dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien

hipertensi sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%.

Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan

sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal

dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi).

Juga dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata. Peningkatan

tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan bermacam-

macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan sistem

konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri

(LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system konduksi, dan disfungsi sistolik

dan diastolic dari miokardium, yang biasanya secara klinis tampak sebagai angina

atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi), dan gagal jantung

kongestif (CHF). Adapun istilah yang digunakan untuk menyebutkan penyakit

 jantung secara keseluruhan diatas adalah HHD ( Hipertensive Heart

Page 2: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 2/33

 

2

 Disease).HHD merupakan salah satu penyakit serius yang tak boleh dipandang

sebelah mata.

2.  Rumusan Masalah 

Dalam makalah ini pembahasan difokuskan kepada teknik pemeriksaan

serta peranan dari duplex sonografi pada pasien dengan diagnosa HHD di unit

vascular Rumah sakit jantung dan pembuluh darah Harapan Kita.

3.  Tujuan penulisan

3.1  Tujuan umum 

Tujuan makalah ini adalah untuk memberi gambaran dan memperoleh

informasi tentang peranan duplex sonografi dalam pemeriksaan pada pasien

HHD.

3.2  Tujuan khusus 

a.  Mengetahui pengertian HHD

 b. 

Mengetahui penyebab HHD

c.  Mengetahui Gambaran B-mode, kurva doppler serta colour doppler

 pada pasien HHD

d.  Mampu mempersiapkan pasien pada pemeriksaan ultrasonografi

e. 

Mampu mengevaluasi hasil pemeriksaan

Page 3: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 3/33

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.  Anatomi Pembuluh Darah Carotis dan ekstremitas

1.1  Arteri karotis dan Ekstremitas atas

Arteri karotis terdiri dari aorta ascending, arkus aorta dan aorta descending.

Arkus aorta sendiri bercabang menjadi 3 yaitu:

  Percabangan pertama : arteri inominata/brakiosefalika

  Percabangan ke2 : arteri karotis kiri / LCA

  Percabangan ke3 : arteri subclavia kiri

Percabangan pertama bercabang lagi menjadi 2 yakni arteri subclavia kanan

dan arteri karotis kanan (RCA). RCA akan bercabang lagi menjadi arteri karotis

interna (ICA) dan arteri karotis eksterna (ECA). Daerah percabangan ICA dan

ECA disebut Bifurkasio. Adapun untuk membedakan ICA dan ECA adalah ICA

Page 4: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 4/33

 

4

memiliki Bulbus yaitu daerah pembuluh darah yang melebar dan ICA membantu

menyuplai darah ke otak, sedangkan ECA tidak memiliki Bulbus tetapi memiliki

8 cabang yang memperdarahi daerah leher dan wajah. Adapun cabang ECA

adalah :

a.  Arteri tiroidalis superior

 b.  Faringealis asendens

c.  Lingualis

d.  Fasialis

e.  Oksipitalis

f.  Aurikularis posterior

g.  Temporalis

h.  Arteri maksilaris interna

Percabangan selanjutnya dari inominata adalah arteri subclavia kanan. Dari

arteri subclavia kanan keluar arteri vertebralis yang berjalan pada leher kurang

lebih 4-5 cm kemudian memasuki vertebra 6. Arteri subclavia kanan sendiri

 berjalan memperdarahi arteri aksilaris yang selanjutnya memperdarahi arteri

 brakialis superficial dan arteri brakialis profundus. Dimana kedua arteri ini

 bertemu di fossa cubiti lalu bercabang menjadi arteri radialis dan arteri ulnaris.

Arteri radialis akan memperdarahi arkus Palmaris profundus yang selanjutnya ke

Palmaris sedangkan arteri ulnaris akan memperdarahi arkus Palmaris superficialis

yang selanjutnya ke digitalis.

Percabangan ke2 yaitu LCA akan bercabang juga seperti RCA yaitu menjadi

ECA dan ICA dan memiliki kriteria yang sama seperti percabangan di RCA.

Percabangan ke 3 yaitu subclavia kiri akan bercabang juga seperti subclavia

kanan dan akan memperdarahi pembuluh darah yang sama seperti subclavia

kanan. Hanya saja arteri subclavia kiri lebih besar dari pada arteri subclavia kanan

karena arteri subclavia kiri keluar langsung dari arkus aorta.

Page 5: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 5/33

 

5

1.2  Arteri ekstremitas bawah

Arteri ekstremitas bawah berawal dari arteri abdominalis yang merupakan

kelanjutan dari aorta descending. Arteri abdominalis juga memperdarahi arteri

hepatica, arteri gondalis dan arteri renalis. Arteri abdominalis berjalan kebawah

memperdarahi arteri iliaka komunis lalu bercabang menjadi arteri iliaka interna

dan arteri iliaka eksterna. Arteri iliaka eksterna selanjutnya ke arteri femoralis

komunis lalu bercabang dua menjadi arteri femoralis superficialis dan arteri

femoralis profundus dimana kedua arteri ini akan bertemu di arteri poplitea. Arteri

 poplitea akan memperdarahi arteri tibialis posterior dan tibialis anterior. Arteri

tibialis posterior akan memperdarahi plantaris pedis yang selanjutnya

memperdarahi arteri plantaris medial dan lateral yang akan membentuk arkus

 plantaris yang memperdarahi arteri digitalis. Sedangkan arteri tibialis anterior

akan memperdarahi arteri dorsalis pedis yang dapat teraba di digiti 1 dan 2.

Page 6: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 6/33

 

6

1.3  Vena ekstremitas atas

Dari vena digiti darah dibawa ke arkus dorsalis lalu ke vena basilica dan

vena sefalika. Vena sefalika bertemu dengan vena komintates di vena aksilaris

selanjutnya darah dibawa ke vena subclavia. Sedangkan vena sefalika langsung

membawa darah ke vena subclavia yang selanjutnya darah di bawa ke vena

 brakiosefalika lalu masuk ke atrium kanan melalui vena cava superior. Begitu

 juga dengan vena vertebralis dan vena jugularis membawa darah langsung ke vena

cava superior.

Page 7: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 7/33

 

7

1.4  Vena ekstremitas bawah

Dari dorsal digiti darah dibawa ke arkus dorsalis lalu masuk ke vena luar

dan vena dalam. Vena luar yaitu safena magna dan safena parva sedangkan vena

dalam yaitu vena poplitia, tibialis dan femoralis.

Dari safena magna darah di bawa langsung ke vena femoralis superficialis

lalu ke femoralis komunis sedangkan safena parva membawa darah ke vena

 poplitea. Darah dari vena tibialis posterior dan anterior dibawa ke vena poplitea

yang selanjutnya arteri poplitea akan membawa darah ke vena femoralis

 profundus lalu ke vena femoralis komunis. Dari vena femoralis komunis akan

 berlanjut ke vena iliaka eksterna. Vena iliaka eksterna bertemu dengan vena iliaka

interna di vena iliaka komunis lalu akan membawa darah ke vena abdominalis

terakhir masuk ke atrium kanan melalui venacava inferior.

2.  Pembuluh Darah 

Ada tiga macam pembuluh darah yang berperan dalam proses peredaran

darah. Pembuluh darah tersebut adalah arteri, vena, dan pembuluh kapiler.

A. Pembuluh darah arteri

Arteri berperan dalam pengangkutan darah bersih dari jantung ke

seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis berperan membawa

darah kotor yang perluoksigenasi. Arteri mempunyai dinding yang tebal dan

elastis. Tentu saja pembuluh arteri ini meninggalkan jantung. Tekanan darahnya

lebih kuat bila dibandingkan dengan tekanan yang dimiliki oleh pembuluh vena.

Pembuluh arteri ini biasanya juga terletak di bagian dalam permukaan tubuh dan

mempunyai satu pangkal (aorta). Diameter pembuluh darah arteri bervariasi ,

mulai dari yang paling besar yaitu aorta ± 20 mm, sedangkan cabang-cabang yang

 paling kecil yaitu arteriol berdiameter ± 0.2 mm.

Page 8: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 8/33

 

8

B. Pembuluh darah vena

Pembuluh vena ini sering disebut sebagai pembuluh balik. Hal ini karena

 pembuluh vena bertugas membawa darah kotor kembali menuju jantung, kecuali

vena pulmonalis yang bertugas membawa darah bersih menuju jantung. Vena

mempunyai klep di sepanjang pembuluh darah. Banyaknya klep pada vena ini

 berhubungan dengan tugas vena yang membawa darah yang arah gerakannya

melawan gaya berat. Klep-klep ini bertugas menjaga agar pembuluh darah

mengalir ke jantung tanpa ada aliran darah yang kembali ke arah sebaliknya.

Pembuluh darah vena yang paling besar ialah vena cava superior dan vena

cara inverior yang memiliki diameter ± 20 mm. Sedangkan vena yang paling kecil

yaitu venula yang berdiameter ± 0.2 mm.

C. Pembuluh darah kapiler

Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil tempat

arteri berakhir. Pembuluh ini berfungsi sebagai distributor zat-zat penting ke

 jaringan yang memungkinkan berjalannya berbagai proses dalam tubuh. Kapiler

memiliki diameter ± 7 mikron, dimana 1 mikron = 0.001 mm

3.  Lapisan pembuluh darah 

Page 9: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 9/33

 

9

Secara umum pembuluh darah tersusun atas tiga lapisan, yaitu :

1. Tunika intima   : Bagian terdalam adalah lapisan endothelium

yang merupakan satu lapis epitel pipih yang

membatasi rongga pembuluh.

2. Tun ika media   : Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan

mengandung banyak serabut elastis

3. Tun ika Adventi tia   : Lapisan terluar tersusun atas jaringan elastis

yang memungkinkan pembuluh darah

 berkontraksi.

4. 

HHD (H ipertensive Heart Disease 

)4.1  Pengertian HHD

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.(

Smith Tom, 1995 )

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik

lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau

lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95  –  

104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114

mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.

Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih

serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan

hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme

 pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)

Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140

mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat

dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah

(FKUI, 2001 : 453)

Page 10: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 10/33

 

10

Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer

arterior (Mansjoer, 2000 : 144)

Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk

menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle

hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit

 jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

4.2  Etiologi/Penyebab 

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

 besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )

a)  Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya.

 b)  Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit

lain.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,

sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun

hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian

telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan

tekanan perifer.

 Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

  Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau

transport Na.

 

Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

  Stress karena Lingkungan.

Page 11: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 11/33

 

11

  Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua

serta pelebaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang

dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –  perubahan pada :

 

Elastisitas dinding aorta menurun

  Katub jantung menebal dan menjadi kaku

  Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung

memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya.

  Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah periferuntuk oksigenasi

  Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,

data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan

terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan 

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:  

  Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

  Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

  Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup 

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

  Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Page 12: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 12/33

 

12

  Kegemukan atau makan berlebihan

  Stress

  Merokok

  Minum alkohol

  Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal 

  Glomerulonefritis

  Pielonefritis

  Nekrosis tubular akut

  Tumor

b. Vascular 

  Aterosklerosis

  Hiperplasia

  Trombosis

  Aneurisma

  Emboli kolestrol

  Vaskulitis

c. Kelainan endokrin 

  DM

  Hipertiroidisme

  Hipotiroidisme

d. Saraf  

  Stroke

  Ensepalitis

  SGB

Page 13: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 13/33

 

13

e. Obat –  obatan 

  Kontrasepsi oral

  Kortikosteroid

4.3  Tanda dan gejala

  Keluhan hipertensi

  Sesak nafas

   Nyeri dada

  Kardiomegali

  Bunyi jantung meningkat

 

Bising sistolik

5.  Duplex Sonografi 

5.1  Pengertian Duplex Sonografi 

Duplex Sonografi adalah suatu prosedur pemeriksaan diagnostic yang

 bersifat non invasive untuk menilai struktur dan fungsi pembuluh darah dengan

suara ultra ( ultrasound ), digunakan B-Mode scan, Doppler warna, Analisis

Spektrum. 

5.2 Tiga Modalitas Duplex Sonografi 

a.  B –  Mode

Pemeriksaan B-mode memakai probe yang mempunyai resolusi

tinggi kita dapat memeriksa anatomi dan dinding pembuluh darah karotis

maupun di tungkai (perifer). Dinding pembuluh darah diteliti

 permukaannya. Juga diteliti lapisan adventitia di lapisan luar.

 Nilai intima media ticknes (IMT) :

  IMT ≤ 1  : Normal

  IMT > 1 - < 2 : menebal

  IMT ≥ 2  : Plaque

Page 14: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 14/33

 

14

 b.  Doppler

Kecepatan aliran merupakan parameter utama untuk menilai morfologi

kurva spektrum doppler pada pembuluh darah arteri karotis. Gambaran sepektrum

doppler pada arteri karotis adalah monophasik end diastolik tinggi, karena

menghadapi resisten yang rendah.

Pengukuran yang dilakukan pada gambaran spectrum doppler arteri carotis :

- Peak Systolic Velocity ( PSV )

 pengukuran dilakukan pada fase sistolik.

- End Diastolic Velocity ( EDV )

Pengukuran dilakukan pada fase diastolik.

 Nilai normal IMT, PSV dan EDV arteri carotis

LOKASI IMT PSVEDV

DIAMETER

CCA <1 mm 60-125 cm/det>40-80 cm/det

± 5-7 mm

ICA <1 mm 54-120 cm/det

40-65 cm/det

± 4 mm

ECA <1mm 77-125 cm/det <40 cm/det± 3 mm

VERTEBRALIS <1 mm 19-98 cm/det 6-30 cm/det2,5 –  5 mm

c. 

Color Doppler

Digunakan untuk melihat ada atau tidaknya thrombus atau kebocoran dan

membedakan aliran darah arteri & vena.

Page 15: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 15/33

 

15

BAB III 

PEMBAHASAN

1. 

Studi Kasus pemeriksaan carotis

Identitas pasien

 Nama : Tn. xxx

Usia : 45 Tahun

Medical Record : 00xxx

Tanggal : 10/2/2014

Mesin : Prosound

Diagnosa : HHD

Pengirim : xxxx

2.  Persiapan mesin

a.  Menyalakan mesin yang akan digunakan untuk pemeriksaan

carotis

 b.  Mengecek alat printer berwarna ( cek kertas berwarna, dan

ribbon pada alat printer, bila sudah habis diganti dengan yang

 baru )

c.  Mengecek printer hitam putih ( cek kertas hitam/putih )

d.  Mengecek video rekaman

3.  Persiapan Alat Penunjang 

a. 

Menyiapkan tempat tidur

 b.  Menyiapkan bantal

c. 

Menyiapkan selimut diatas tempat tidur

d.  Mengecek jelly, habis atau tidak

Page 16: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 16/33

 

16

e.  Mengecek kertas printer yang color dan printer black and

white

f.  Menyiapkan tissue/ Handuk kecil

4.  Persiapan pasien 

a.  Mengisi identitas pasien diantaranya :

 Nama

Umur

Medical record

Jenis kelamin

 b.  Memanggil pasien masuk ke ruangan untuk pemeriksaan

c.  Mengecek ulang identitas pasien ( nama, umur, medical

record) dengan cara menanyakan langsung kepada pasien

d. 

Menganjurkan pasien agar membuka kacamata/kalung jika pasien

menggunakannya, sebab akan mengganggu keefektifan pemeriksaan

e.  Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan dan daerah

mana yang akan dilakukan pemeriksaan

f. 

Menganjurkan pasien untuk membuka kancing baju/ melonggarkan

 pakaian agar memudahkan dalam pemeriksaan

g.  Menganjurkan pasien untuk berbaring dan memposisikan pasien

dengan sedikit ekstensi kepala

h.  Meletakkan handuk didekat daerah yang akan diperika dengan tujuan

agar tidak mengotori pakaian pasien engan jelly 

i.  Menganjurkan pasien menengok kearah berlawanan dengan daerah

yang akan diperiksa

 j.  Memberi tahu pasien bahwa pemeriksaan akan dimulai

Page 17: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 17/33

 

17

5.  Prosedure pemeriksaan 

a.  Memberi tahu pasien tentang pemeriksaan serta daerah mana saja

yang akan dilakukan pemeriksaan

 b.  Memberi tahu pasien bahwa pemeriksaan akan dimulai

c.  Pasien tidur terlentang dengan posisi pasien menengok ke arah yang

 berlawanan dengan daerah yang akan diperiksa

d.  Memilih transduser sesuai dengan daerah yang akan dilakukan

 pemeriksaan ( pilih tranduser linear dengan frekuensi 9-10 MHz

untuk pemeriksaan arteri karotis )

Gambar 3.1 Gambar transduser linear 9-10 MHz

e.  Berikan jelly secukupnya pada bagian tranduser

Gambar 3.2 Gambar jelly aquasonic

Page 18: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 18/33

 

18

f.  Menilai pembuluh darah karotis secara Short Axis (untuk melihat

apakah terdapat plaque atau tidak pada pembuluh darah.

Transduser diletakkan secara melintang di atas klavikula sehingga

tergambar pembuluh darah CCA

Kemudian dorong transduser ke atas agar terlihat gambar bulatan

yang lebih besar (bifurkasio)

Transduser tetap didorong ke atas sehingga terlihat bulatan pecah

menjadi 2 yaitu pembuluh darah ICA dan ECA.

Gambar 3.3 Gambar peletakan tranduser dan posisi pasien yang tepat pada

 pemeriksaan carotis

g.  Mengambil gambaran arteri carotis secara long axis arteri caroted

communis ( CCA )

•  Rotasi (putar) transduser secara memanjang di atas klavikula

•  Kemudian ambil gambar Spectrum Doppler dengan menekan tombol

PW

•  Atur sample volume dengan mengatur angle antara “45o- 60

o”

Page 19: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 19/33

 

19

•  Posisikan sample volume di bagian tengah pembuluh darah CCA.

•  Apabila sudah terlihat gambaran spectrum doppler pada pembuluh darah

CCA tekan tombol  Freeze  dan kemudian ukur IMT, PSV, EDV

gambaran tersebut dengan menekan measure. 

•  Kemudian beri penamaan ” RT CCA / LT CCA” 

h.  Kembalikan gambar ke posisi B. Mode (tekan B) untuk memulai

 pemeriksaan yang lain.

i.  Mengambil gambaran bifurkasio dan eksternal carotid arteri pada

arteri carotis dengan cara mendorong tranduser ke atas dan ke arah

mandibular.

Page 20: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 20/33

 

20

 j.  Mengambil gambaran ICA secara long axis dengan cara mengarahkan

tranduser ke arah mastoid (telingga).

k.  Kemudian mengambil gambaran spectrum Doppler dengan menekan

tombol PW.

l.  Atur sample volum dengan angel 400

- 600 

m.  Apabila sudah terlihat gambaran spectrum Doppler pada pembuluh

darah ICA tekan tombol freeze dan kemudian ukur IMT,PSV,EDV

gambar tersebut. Lalu beri nama RT ICA / LT ICA .

n.  Mengambil ECA secara long Axis

Page 21: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 21/33

 

21

  Dari posisi B. Mode CCA, tranduser diarahkan ke atas sehingga

terlihat bifurkasio

  Arahkan kembali tranduser kea rah mendibular agar terlihat gambar

 pembuluh darah ECA

  Kemudian ambil gambar spectrum Doppler dan ukur IMT, PSV dan

EDV.

  Beri nama RT ECA / LT ECA

Page 22: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 22/33

 

22

o.  Tekan B untuk ke posisi B. Mode

 p.  Mengambil gambar arteri vertebralis

  Dari posisi CCA arahkan tranduser ke leher luar daerah internal

sehingga terlihat gundukan hitam

  Diantara gundukan hitam itu terdapat pembuluh darah arteri

vertebralis

 

Kemudian ambil gambar Doppler dari pembuluh darah arteri

vertebralis lalu tekan freeze dan ukur PSV, EDV serta diameter lumen

 pembuluh darah tersebut

  Beri nama RT VERT/LT VERT

Page 23: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 23/33

 

23

q. 

Setelah itu print hasil gambar pemriksaan

r.  Bersihkan jelly yang masih tersisa pada pasien dan tranduser dengan

handuk kecil yang sudah disediakan

s.  Beritahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan pasien dapat

merapikan bajunya kembali

t.  Beri pasien kertas untuk bukti pengambilan hasil

u.  Rapihkan tempat tidur,selimut,tranduser dan posisikan mesin seperti

keadaan semula( dalam keadaan freeze (NEW PATIENT)

v.  Merapikan gambar yang telah di print.

Page 24: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 24/33

 

24

6.  Hasil pemeriksaan 

Pada Pemeriksaan DUPLEX SONOGRAPHY CAROTIS didapatkan :

Lokasi 

IMT PSV EDVPlaq

Pengukuran Normal Pengukuran Normal Pengukuran Normal

Rt CCA 0,5 mm <1 111,4 cm/det <125 24,9 cm/det < 40 (-)

Rt ICA 0,5 mm < 1 116,9 cm/det <125 33,9 cm/det < 40 (-)

RT ECA 2,6 mm < 1 78,8 cm/det <125 - < 40 (-)

Rt

Bifurcatio

- < 1 - <125 - < 40 (-)

Lt CCA 0,6 mm < 1 87,8 cm/det <125 19,4 cm/det < 40 (-)

Lt ICA 0,6 mm < 1 65 cm/det <125 27,7 cm/det < 40 (-)

LtBifurcatio

- < 1 - <125 - < 40 (-)

Arteri

Vertebrali

DiameterPSV

Current Flow 

Pengukuran Normal Pengukuran Normal

RtVertebralis

3,7 mm 2,5-5

48,4 cm/det 19-98 Cephalad

Lt

Vertebralis

3,5 mm 2,5-5 34,2 cm/det 19-98 Cephalad

KESIMPULAN :

   Normal flow dan anatomi pada arteri carotis kanan –  kiri

   Normal diameter dan flow pada arteri vertebralis kanan –  kiri

Page 25: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 25/33

 

25

7.  Studi Kasus pemeriksaan femoralis

Identitas pasien

 Nama : Ny. xxxx

Usia : 69 Tahun

Medical Record : 18xxx

Tanggal : 28/01/2014

Mesin : Prosound

Diagnosa : HHD, Bengkak di kaki kanan bila berdiri lama

Pengirim : xxxx

8. 

Persiapan mesina.  Menyalakan mesin yang akan digunakan untuk pemeriksaan

femoralis / ekstremitas bawah

 b.  Mengecek alat printer berwarna ( cek kertas berwarna, dan

ribbon pada alat printer, bila sudah habis diganti dengan yang

 baru )

c.  Mengecek printer hitam putih ( cek kertas hitam/putih )

d.  Mengecek video rekaman

9.  Persiapan Alat Penunjang 

a.  Menyiapkan tempat tidur dengan posisi setengah duduk

 b.  Menyiapkan bantal dengan posisi di tegakkan

c.  Menyiapkan selimut diatas tempat tidur

d.  Mengecek jelly, habis atau tidak

e. 

Mengecek kertas printer yang color dan printer black and

white

f. 

Menyiapkan tissue/ Handuk kecil

10.  Persiapan pasien 

Page 26: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 26/33

 

26

a.  Mengisi identitas pasien diantaranya :

 Nama

Umur

Medical record

Jenis kelamin

 b.  Memanggil pasien masuk ke ruangan untuk pemeriksaan

c.  Mengecek ulang identitas pasien ( nama, umur, medical record)

dengan cara menanyakan langsung kepada pasien

d.  Menganjurkan pasien agar membuka celananya

e.  Menjelaskan pada pasien tujuan pemeriksaan dan daerah mana

yang akan diperiksa

f.  Pasien dalam posisi setengah duduk dengan kaki di tengkuk ke

samping

g. 

Pasang handuk pada tungkai yang akan diperiksa dan tutupi kaki

 pasien dengan selimut yang sudah disiapkan.

h.  Beritahu pasien bahwa pemeriksaan akan dimulai.

11.  Prosedur pemeriksaan

a. 

Sebelum memulai pemeriksaan pemeriksa harus menggunakan

sarung tangan lateks

 b.  Pilih tranduser yang sesuai dengan daerah yang di periksa yaitu

linear.

c.  Berikan jelly secukupnya di ujung tranduser

d.  Letakkan transduser di pangkal paha

e.  Ambil gambaran B. Mode arteri dan vena pada femoralis secara

short axis

f.  Setelah mendapatkan gambaran yang sesuai bagi layar menjadi 2

 bagian dengan menekan tombol B/B atau L/R

g.  Melakukan cus/ penekanan tranduser, apabila vena koleps berarti

cus (-) tapi apabila cus (+) artinya ada thrombus

Page 27: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 27/33

 

27

h.  Ambil gambaran arteri & vena femoralis secara long axis

i.  Mengambil gambaran Doppler pembuluh darah arteri dan vena

femoralis. Tekan PW dan taruh sample volum di tengah-tengah

 pembuluh darah

 j.  Tekan tombol comment dan beri nama FEM COM DEX/ FEM

COM SIN

k.  Menggunakan color Doppler untuk melihat kebocoran katup

(reflux) pada vena femoralis

Page 28: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 28/33

 

28

l.  Klik B mode, pemeriksaan pindah ke poplitea secara short axis.

Setelah mendapatkan gambar yang pas lakukan cus.

m.  Pemeriksaan selanjutnya secara long axis. Setelah mendapatkan

gambaran yang bagus lakukan squeeze dengan menekan bagian

distal dari tranduser

Page 29: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 29/33

 

29

n.  Tekan tombol comen lalu beri nama POP DEX/ POP SIN

o.  Lalu beri color pada vena untuk melihat kebocoran

 p.  Tekan B Mode pemeriksaan selanjutnya di tibialis posterior

secara long axis. Beri color pada pemeriksaan dan lakukan

squeeze lagi.

q.  Beri nama A/V Tib Post Dext atau A/V Tib Post Sin

r.  Lakukan pemeriksaan arteri di tibialis anterior distal

s.  Beri nama A Tib Ant Dex/ A Tib Ant Sin

Page 30: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 30/33

 

30

t.  Pemeriksaan dilakukan secara bergantian antara kiri & kanan

u. 

Print gambar yang di perlukan

12.  Tindakan selesai

a.  Beritahu pasien pemeriksaan sudah selesai

 b.  Bersihkan alat dan pasien dari sisa jelly pada bagian pemeriksaan

dengan handuk yang sudah disiapkan

c.  Pasien memakai celananya kembali

d.  Pasien keluar dari ruangan pemeriksaan dan membawa surat

 pengambilan hasile.  Rapihkan tempat tidur,selimut,tranduser dan posisikan mesin

seperti keadaan semula( dalam keadaan freeze  (NEW

PATIENT)

f.  Merapikan gambar yang telah di print

Page 31: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 31/33

 

31

Page 32: laporan vaskuler 1

7/17/2019 laporan vaskuler 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-vaskuler-1 32/33

 

32

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk

menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle

hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit

 jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

 peranan duplex sonografi dalam pemeriksaan pada pasien HHD adalah kita

mengetahui pada pasien Tn Sudiman yang melakukan pemeriksaan pada carotis

dengan hasil normal flow dan anatomi pada arteri carotis kanan- kiri dan normal

diameter dan flow pada arteri vertebralis kanan- kiri menunjukkkan HHD yang di

diagnosa tidak disebabkan oleh hipertensi skunder pada vaskuler seperti :

  Aterosklerosis

  Hiperplasia

  Trombosis

  Aneurisma

  Emboli kolestrol

  Vaskulitis

Begitu juga dengan Ny. Nuraini yang di diagnosa HHD, pada pemeriksaan

femoralis tidak ditemukan penyebab hipertensi skunder pada vaskuler dengan

hasil pemeriksaan normal flow dan anatomi arteri pada kedua tungkai, DVT (-)

tetapi ada CVI ringan sampai sedang pada vena-vena dalam kedua tungkai yang

dicurigai penyebab bengkaknya kaki di sebelah kanan bila berdiri lama.