27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas". Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dlihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah PENYUSUNAN INSTRUMEN RISET 1

laporan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGRiset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dlihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan dokumentasiPengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, karena kesimpulan dari suatu penelitian bergantung pada bagaimana kita memperoleh data. Tahap terpenting yang harus dilakukan oleh penelitian adalah jenis data yang akan dikumpulkan. Untuk pengumpulan data itu peneliti membutuhkan Instrumen Riset.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrumen PenelitianInstrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan masing-masing pengertian kata tersebut di atas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Jadi jika variable yang digunakan jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga jumlahnya 3. Instrumen merupakan hal yang sangat penting didalam kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadaiInstrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian lain. Ke-khasan setiap obyek penelitian membuat seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap penelitian mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbeda-beda. Dalam mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara langsung dengan berbagai cara, yang antara lain melalui teknik wawancara (baik secara langsung maupun dengan telepon), survey, pengamatan dan angket. Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan survey terletak pada penentuan responden yang memang tidak akan sama).Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat si responden). Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih penelitian sosial yang melibatkan banyak orang, membutuhkan suatu instrumen penelitian, yang nantinya akan digunakan dalam proses pengumpulan informasi dari responden.2.2 Kegunaan instrumen penelitian antara lain : Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan. Secara sederhana fungsi dari instrumen penelitian.(1) sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden,(2) sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara, dan (3) sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staf peneliti.

2.3 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data1. Instrumen Pengumpulan Data Tesa. TesTes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternative jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah ataupun skala jawaban. Instrumen yang berisi benar salah, dapat berbentuk tes pilihan jamak (multiple choice), benar salah (true false), menjodohkan (matching choice), jawaban singkat (short answer), ataupun tes isian (completion test).b. Non Tes (bukan test)Pada instrumen non test atau bersifat menghimpun dengan jawaban berstruktur, jawaban tersebut dapat dijumlahkan sehingga diperoleh angka. Angka tersebut bukan skor atau data ordinal, interval atau rasio, tetapi data nominal, yaitu frekuensi atau jumlah jawaban. Pada instrumen non tes dengan jawaban terbuka, data yang diperoleh pada umumnya adalah data naratif deskriptif, deskriptif kualitatif ataupun kuantitatif terkait dengan narasi. Dalam studi dokumenter, kemungkinan diperoleh data angka yang bisa diolah menjadi data nominal, ordinal, interval atau rasio. Instrumen yang berisi jawaban skala, mengikuti bentuk skala sikap dari Likert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupunskalagaris.2. Teknik Pengumpulan Data Interview (Wawancara)Interview (wawancara) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam bentuk deskriptif kualitatif dan deskriptif secara kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka individual atau kelompok. Dalam hal ini wawancara dibedakan menjadi dua macam, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematisdanlengkapuntukpengumpulandatanya.

KuesionerKuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.a. Angket terbuka Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.Contoh pertanyaan angket terbuka:Penataran apa saja yang pernah anda ikuti yang menunjang tugas anda mengajarkan bidang studi yang sekarang anda ajarkan? Tuliskan apa, dimana, dan berapa lama!Jawab:No.Jenis PenataranTempat PenataranBerapa Hari

1...

2.......

3.....

4. dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:(1).Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.(2).Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

b. Angket tertutup Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.Contoh pertanyaan angket tertutup:1) Pernahkan anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?Jawab: a. Pernah b. Tidak-Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)a.materi bidang studib.metode mengajar/ strategi belajar-mengajarc.memilih dan penggunaan media/ alat pelajarand.menyusun alat evaluasic. Angket campuran Yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.Contoh pertanyaan angket campuran:1) Pernahkah anda memperoleh penataran yang menunjang tugas anda mengajarkan bidang studi yang sekarang anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?a.Tidak pernah (langsung ke nomor 3)b.Pernah, yaitu kali (teruskan nomor 2)2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?1. Materi pelajaran ..hari2. Metode mengajar ..hari3. Pemilihan dan penggunaan media ..hari4. Penyusunan alat evaluasi ..hari

Daftar Cocok (Checklist)Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni didalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (centang). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namun demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Serta mempermudahi responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.Contoh:Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.No.Jenis kegiatan di rumahDikerjakan oleh andaDikerjakan bersamaDikerjakan pembantu

1.Menyiapkan makan pagi

2.Membersihkan rumah

3.Mencuci pakaian sendiri

4.Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.

5.Mencuci alat-alat makan dan seterusnya

Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. Dikerjakan oleh anda, Dikerjakan bersama, dan Dikerjakan pembantu. Dengan daftar cocok ini barangkali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan didalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah daftar cocok juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan. ObservasiDidalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. DokumentasiDokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.Metode-metode pengumpulan data tersebut digunakan saat : Angket: digunakan bila responden jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Survey: digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam serta jumlah respondennya kecil. Wawancara: digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.

Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan DataNo.Jenis MetodeJenis Instrumen

1.Angket (Questionnaire)Angket (questionnaire) Daftar cocok (checklist)Skala (scala), inventori (inventory)

2.Wawancara (Interview)Pedoman wawancara (interview guide) Daftar cocok (checklist)

3.Pengamatan/ Observasi (Observation)Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist)

4.Ujian/ Tes (Test)Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory)

5.DokumentasiDaftar cocok (checklist) Tabel

2.4 Teknik penyusunan instrumen penelitianDalam setiap penelitian yang bersifat empiris selalu dibutuhkan instrumen penelitian yang terdiri dari daftar kuesioner (daftar pertanyaan), formulir tabulasi, dan formulir analisis. Ketiga macam instrumen tersebut, harus dirancang dalam satu kesatuan. Sehingga dalam proses penelitian para peneliti dapat bekerja dalam satu arahan yang terpadu. Diantara ketiga instrumen penelitian tersebut, perancangan daftar kuesioner membutuhkan perhatian yang lebih besar dibanding jenis instrumen penelitian yang lainnya. Mutu daftar kuesioner sangat menentukan keberhasilan penelitian yang sedang dilakukan. Jenis instrumen lain perancangannya menyesuaikan dengan struktur daftar pertanyaan yang dibuat. Keterpaduan semua aspek instrumen diharapkan dapat menghasilkan instrumen yang baik dan memenuhi tujuan penelitian tersebut.Daftar kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden guna mengumpulkan informasi dari responden mengenai obyek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapn ataupun dirinya sendiri. Sebagai suatu instrument penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh usulan proyek penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Oleh karena itu daftar pertanyaan penelitian yang diajukan harus benar-benar bisa membantu dalam penyelesaian tujuan dari penelitian.Pertanyaan yang diajukan oleh responden harus jelas rumusannya, sehingga peneliti akan menerima informasi dengan tepat dari responden. Sebab responden dan pewawancara dapat menginterpretasi makna suatu kalimat yang berbeda dengan maksud peneliti, sehingga isi pertanyaan justru tidak dapat dijawab. Disamping itu harus pula diperhatikan kemana arah yang dicapai, mengingat tanpa arah yang jelas tidak mungkin dapat disusun suatu daftar pertanyaan yang memadai. Seorang peneliti dalam menyusun daftar pertanyaan hendaknya memepertimbangkan hal-hal berikut :1. Apakah peneliti menggunakan tipe pertanyaan terbuka/ tertutup atau gabungan keduanya. Dalam mengajukan pertanyaan hendaknya jangan langsung pada masalah inti/ pokok dalam penelitian anda. Buatlah pertanyaan yang setahap demi setahap, sehingga mampu mengorek informasi yang dibutuhkan. Pertanyaan hendaknya disusun dengan menggunakan bahasa Nasional atau setempat agar mudah dipahami oleh responden. Apabila menggunakan pertanyaan tertutup, hendaknya setiap pertanyaan maupun jawaban diidentifikasi dan diberi kode guna memudahkan dalam pengolahan informasi Dalam membuat daftar pertanyaan, hendaknya diingat bahwa anda bukanlah seorang introgator, tetapi pihak yang membutuhkan informasi dari pihak lain.2. Proses Perancangan Daftar Pertanyaan : Menyususun suatu rancangan daftar pertanyaan sebetulnya merupakan kerja kolektif seluruh anggota team peneliti. Keterlibatan semua anggota team peneliti akan memberikan konstribusi penyempurnaan kontruksi instrument penelitian.

Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar pertanyaan: Penentuan informasi yang dibutuhkan Penentuan proses pengumpulan data Penyusunan instrument penelitian Pengujian instrumen penelitian

2.5 Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian

Dalam metode pengumpulan data sudah ditetapkan bagaimana data itu dikumpulkan. Sekarang bagaimana caranya, untuk itu kita harus tetapkan instrumen-instrumen dari metode yang ditetapkan tersebut. Misalkan sudah ditetapkan data dikumpulkan dengan cara menyebar angket atau kuesioner. Untuk itu instrumen yang harus dibuat bisa berbentuk kuesioner terbuka, tertutup, atau menggunakan checklist.Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian : Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub-variabel Menderetkan diskriptor dari setiap indikator Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen

Kisi-kisi instrumenContoh penyusunan Instrumen Contoh Penelitian : Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Loyalitas terhadap Kualitas Kerja Variabel penjelas (bebas) : Motivasi, Kemampuan, Loyalitas Variabel yang dijelaskan (terikat) : Kualitas Kerja

KISI-KISI INSTRUMEN VariabelDimensi(sub-variabel)IndikatorDeskriptorNomer Butir

I Motivasi1. Motif Kerja (a). Gaji (b). Kenyamanan Kerja (c). Fasilitas kerja 1. Upah yang layak 2. Penilaian kerja 3. Tempat kerja yang baik 1.11.21.3

2. Harapan (a). Sifat kepemimpinan(b). Kedisiplinan4. Loyalitas pimpinan 5. Simpatik 6. Disiplin yang bijaksana 1.41.51.6

Contoh pertanyaan tentang : Motivasi Kerja1. MOTIFSaya bekerja dengan menerima upah :a. Tinggi b. Cukup c. Rendah d. Sangat rendah 2. HARAPANPekerjaan saya oleh pimpinan selalu dinilai :a. Tinggi b. Cukup c. Rendah d. Sangat rendah

2.6 Pengujian Instrumen PenelitianVALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMENSemua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu.Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.Sumadi Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas, Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel, 1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu (dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur satu hal yang sama. Misalnya, dua peneliti mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti ini menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika temuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka memilki sifat "ekivalen".Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10 pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu mengukur hal yang sama (motivasi).

2.7 Pengujian Validasi InstrumenAda tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010)1. Pengujian Validitas KonstrukInstrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen.

2. Pengujian Validitas Isi (Content)Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan.Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi.Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

3. Pengujian Validitas EksternalValiditas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang tinggi.

2.8 Pengujian Reliabilitas InstrumenPengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.1. Test retestInstrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.2. EkuivalenInstrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.3. GabunganPengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.4. Internal ConsistencyPengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanInstrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Kuesioner, wawancara, observasi, skala bertingkat, dokumnetasi, daftar cocok merupakan metode dalam instrument riset/penelitian. Validitasi dan realiebel adalah syarat bahwa instrument dikatakan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Djemari Mardapi (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Mitra Cendikia Press : YogyakartaRajab Wahyudin. 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan . Jakarta EGC .Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: AlfabetaSuharsimi, Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka CiptaSumadi, Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

PENYUSUNAN INSTRUMEN RISET17