24
PENETAPAN KADAR CAMPURAN ASETOSAL DAN ASAM SALISILAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV A. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar campuran asetosal dan asam salisilat secara spektrofotometri UV B. Landasan Teori Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda

LAPORAN.docx

  • Upload
    fixdil

  • View
    194

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN.docx

PENETAPAN KADAR CAMPURAN ASETOSAL DAN ASAM SALISILAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar campuran

asetosal dan asam salisilat secara spektrofotometri UV

B. Landasan Teori

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma

atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.  Alat

yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk

menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan

mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari

konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu

berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,

sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.

Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi,

1990).

Pengukuran absorbans dengan menggunakan spektrofotometer UV dapat

digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Panjang gelombang serapan

merupakan perbedaan ukuran tingkat-tingkat energi dari elektron yang tereksitasi.

Oleh karena itu, puncak absorpsi (λmaks) dapat dihubungkan dengan jenis-jenis

ikatan yang ada dalam spesies. Daerah panjang gelombang untuk UV hampa

Page 2: LAPORAN.docx

adalah 10-200 nm dan UV dekat 200-380 nm. Intensitas serapan menurut

Lambert-Beer tidak bergantung pada intensitas sumber cahaya, melainkan

sebanding dengan jumlah molekul yang menyerap ( Agustina, 2006).

Analisis kuantitatif dilakukan pada Panjang gelombang serapan maksimum

pada suatu senyawa akan menjadi panjang gelombang zero-crossing pada

spektrogram derivatif pertama, panjang gelombang tersebut tidak mempunyai

serapan atau dA/dλ = 0. Metode zerocrossing memisahkan campuran biner dari

spektrum derivatifnya pada panjang gelombang pada saat komponen pertama

tidak ada sinyal. Pengukuran pada zero-crossing tiap komponen dalam campuran

merupakan fungsi tunggal konsentrasi dari yang lainnya. Bila panjang gelombang

zero crossing masingmasing senyawa tidak sama, maka penetapan kadar

campuran dua senyawa dapat dilakukan tanpa pemisahan terlebih dahulu. Bila

kedua pita serapan mempunyai panjang gelombang yang hampir sama akan terjadi

pelebaran pita, maka kurva derivatif pertama tidak akan membantu pemisahan

spektranya. Pada situasi tersebut maka dicoba derivatif kedua (Nurhidayati, 2007).

Spektrofotometer menghasilkan sinar dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer mengukur intensitas sinar. Spektrofotometer tersusun dari

sumber spektrum yang kontinyu, monokromater, sel pengabsorbsi untuk sampel

serta blanko dan satu alat untuk mengukur perbedaan absorbs antara sampel

dengan blanko tersebut (Huda, 2001).

Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di

daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan

daerah sinar inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu

Page 3: LAPORAN.docx

pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.

Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan

dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas

untuk komponen yang berbeda ( Mathias, 2005 ).

Asam salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal

kecil berwarna merah muda terang hingga kecoklatan yang memiliki berat

molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 156oC dan densitas pada

25oC sebesar 1,443 g/mL. Asam salisilat memiliki gugus polar dan gugus

nonpolar. Gugus polarnya adalah gugus –OH dan gugus nonpolarnya adalah

gugus cincin benzennya. Dari rumus struktur ini dapat dilihat bahwa asam salisilat

larut pada sebagian pelarut polar dan sebagian pada pelarut non polar, tetapi sukar

larut dengan sempurna pada pelarut polar saja atau pelarut nonpolar saja karena

memiliki gugus polar dan nonpolar sekaligus dalam satu gugus. (Hayun, 2006).

Page 4: LAPORAN.docx

C. Alat dan bahan

1. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu :

Gelas kimia

Botol semprot

Timbangan analitik

Filler

Pipet ukur

Spektrometer

Labu takar

Kuvet

2. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

Asam salisilat

Asetosal

Etanol

Akuades

Sampel obat asetosal

3. Uraian bahan

Aquadest (FI Ed. III, hal. 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

BM : 18,02

Rumus molekul : H2O

Page 5: LAPORAN.docx

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwrna, tidak berasa, dan

tidak berbau

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : pelarut

Asam salisilat (FI Ed. III)

Nama resmi : ACIDUM SALICYLUM

Nama lain : Asam salisilat

BM : 138,12

Rumus molekul : C7H6O3

Pemerian : Hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau

serbuk hablur halus putih, rasa agak manis, tajam

stabil di udara Bentuk sintesis warna putih dan tidak

berbau.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : pelarut

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah

larut dalam etanol dan dalam eter

Penyimpanan  : Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup

baik.

Kegunaan : Sebagai sampel.

Page 6: LAPORAN.docx

Asetosal (Dirjen POM, FI III)

Nama Latin : ASAM ASETILSALISILAT

Nama Lain : Asetosal

RM/BM : C9H8O4/180,16

Pemerian : hablur tida berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau dan hampir tidak berbau , rasa asam.

Kelarutan : agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,

larut dalam kloroform p, dalam eter p.

Penggunaan : analgetikum, antipiretikum

Penyimpanan : dalam wadah tertutu baik.

Etanol (Dirjen POM, FI III)

Nama : AETHONOLUM

Nama lain : Etanol

Rumus molekul : CHCl3

Pemerian : cairan,mudah menguap,tidak berwarna,bau khas,rasa

manis dan membakar

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air,mudah larut

dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar

pelarut organic, minyak atsiri dan dalam minyak lemak

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik tersumbat kaca

Kegunaan : sebagai antiseptikum umum, pengawet, zat tambahan

Page 7: LAPORAN.docx

D. Prosedur Kerja

Larutan sampel asetosal dan salisilat

- Digerus

- Dimasukkan dalam labu takar 100 ml

- Ditambahkan akuades hingga tanda tera

- Diukur absorbansinya

Larutan sampel

Larutan baku salisilat dan asetosal

- Diambil 0,1 gr

- Dimasukkan dalam labu takar

- Dilarutkan dengan akuades sampai tanda

tera

- Diukur absorbansinya

Larutan standar

Obat asetosal dan salisilat 0,1 gr

Larutan induk salisilat dan asetosal

Page 8: LAPORAN.docx

Larutan blanko

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 ml

- Ditambahkan akuades

- Dikocok

- Diukur absorbansinya

Larutan blanko

Etanol

Page 9: LAPORAN.docx

E. Hasil Pengamatan

a. Panjang gelombang larutan standar

A B S

%

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

S td. C a l. P arameters

K 1:

K 0:

R :

R 2:

1.3152

1.6571

0.8857

0.7845

maksnm dan 308 nm

b. Penentuan konsentrasi zat dalam obat

No Nama Larutan

Panjang

gelombang

(278 nm)

Panjang

gelombang

(308 nm)

Absorbans

i (nm)

Konsentrasi

(%)

1 Larutan asetosal 1,214 1,679 -0.465 1

2 Larutan salisilat 1,23 1,69 -0,459 1,1

3 Larutan sampel 1,56 1,906 -0,345 1,2

Page 10: LAPORAN.docx

C. Analisis data

Konsentrasi larutan baku

Konsentrasi larutan baku asetosal = grmr

x1

1000

= 0,2180

x 1

0,1

= 0,218

= 0,01 mg/mL

Konsentrasi larutan asam salisilat = grmr

x1

1000

= 0,2

138,12x

10,1

= 0,2

13,81

= 0,014 mg/mL

Pengenceran

o Asetosal

M1 x V1 = M2 x V2

0,01 . 10 = M2 . 100 M2 = 0,001 M

o Asam salisilat

M1 x V1 = M2 x V2

0,14 . 10 = M2 . 100

M2 = 0,0014 M

Absortivitas molar (Ɛ)

Page 11: LAPORAN.docx

Asetosal asam salisilat λ278= 1,256 λ278= 1,062λ308= 1,655 λ308= 1,036

A = Ɛ.b.C

- Asetosal λ278 - asetosal λ308

A = Ɛ.b.C A = Ɛ.b.C1,256 = Ɛ.1 (0,01) 1,655 = Ɛ.1 (0,01)

Ɛ = 1,2560,01

Ɛ = 1,6550,01

Ɛ = 125,6 Ɛ = 165,5

- Asam salisilat λ278 - asam salisilat λ308

A = Ɛ.b.C A = Ɛ.b.C 1,062 = Ɛ.1 (0,014) 1,036 = Ɛ.1 (0,014)

Ɛ = 1,0620,014

Ɛ = 1,0360,014

Ɛ = 75,85 Ɛ = 74

A278 = Ɛasetosal 278 x basetosal 278 x Casetosal + Ɛasam salisilat278 x basam salisilat278 x Casam salisilat

A278 = 125,6 . 1 . Casetosal + 75,85 . 1 . Casam salisilat

A278 = 125,6 Casetosal + 75,85 Casam salisilat …………………….. (1) A308 = Ɛasetosal308 x basetosaal308 x Casetosal + Ɛasam salisilat308 x basam salisilat308 x Casam salisilat

A308 = 165,5 . 1 Casetosal + 74 . 1 Casam salisilat

A308 = 165,5 Casetosal + 74 Casam salisilat …………………………. (2)Misal Casetosal = x , Casam salisilat = y A278 = 125,6x + 75,85y ………………………………………… (3) A308 = 165,5x + 74y ……………………………………………. (4)

Page 12: LAPORAN.docx

F. Pembahasan

Kimia analisis adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang identifikasi

suatu senyawa atau unsur secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

adalah suatu identifikasi senyawa kimia yang bertujuan untuk mengetahui

keberadaan suatu unsur kimia. Sedangkan analisis kuantitatif adalah suatu

identifikasi senyawa kimia yang bertujuan untuk mengetahui kadar atau

banyaknya senyawa dalam sampel.

Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi

secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan

sebagai fungsi dari panjang gelombang. Dalam percobaan ini, digunakan

spektrofotometri UV. Digunakan spektrofotometri UV, karena larutan yang

akan ditentukan kadarnya memiliki panjang gelombang maksimum 278 nm

dan 308 nm. Spektrofotometer UV memiliki range panjang gelombang dari

200 nm-400 nm. Pengukuran pada panjang gelombang 300 nm atau 400 nm,

juga bisa dilakukan, tetapi energi tidak terserap secara maksimal pada panjang

gelombang ini untuk melakukan eksitasi. Sehingga absorbansi yang

didapatkan bila diukur pada panjang gelombang 300 nm atau 400 nm dengan

panjang gelombang 278 nm dan 308 nm akan berbeda. Absorbansi akan lebih

besar pada 278 nm dan 308 nm, karena pada panjang gelombang ini, energi

paling banyak diserap.

Spektrofotometer memiliki prinsip, interaksi antara energi dan materi,

dimana energi berupa cahaya yang datang dan materinya yang merupakan

sampel dalam kuvet.

Page 13: LAPORAN.docx

Praktikum ini, dilakukan penetapan kadar campuran asetosal dan asam

salisilat secara spektrofotometer UV. Bahan-bahan yang digunakan adalah

asetosal, asam salisilat, etanol dan akuades.

Dalam membuat larutan sampel, sampel obat asetosal dan salisilat

dicampurkan lalu dimasukkan dalam labu takar. Diberikan sedikit etanol dan

diencerkan dengan akuades hingga tanda tera. Digunakan etanol, karena

asetosal dan salisilat memiliki sifat yang sukar larut dalam air, sehingga,

dibutuhkan bantuan etanol. Etanol berfungsi untuk meningkatkan kelarutan

asetosal dan salisilat dalam air. Etanol memiliki struktur bagian polar dan

nonpolar. Pada bagian polar etanol dapat berikatan dengan air, dan pada

bagian non polar etanol berikatan dengan asetosal dan salisilat. Kemudian

bagian kecil dari asetosal dan salisilat yang bersifat polar dapat berikatan

dengan air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa etanol disini berfungsi untuk

menyatukan air dan asetosal maupun salisilat, sehingga dapat larut dengan

baik.

Dari pengukuran absorbansi yang dilakukan, didapatkan absorbansi

larutan standar hingga larutan sampel memiliki nilai -0,465, -0,439 dan -

0,345. Sedangkan pada analisis data, didapatkan kadar Asetosal λ278 dan

asetosal λ308 adalah 125,6 dan 165,5 sedangkan pada Asam salisilat λ278 dan

asam salisilat λ308 adalah 75,85 dan 74.

Dalam bidang farmasi, metode analisis dengan spektrofotometer

sangat diperlukan guna membantu dalam menganalisis kadar senyawa –

senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Sehingga diperlukan

Page 14: LAPORAN.docx

pemahaman yang baik mengenai prinsip dari metode tersebut agar dapat

diaplikasikan dengan baik dan benar sehingga dapat diperoleh hasil yang

akurat.

Page 15: LAPORAN.docx

G. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah didapatkan kadar

Asetosal λ278 dan asetosal λ308 adalah 125,6 dan 165,5 sedangkan pada Asam

salisilat λ278 dan asam salisilat λ308 adalah 75,85 dan 74.

Page 16: LAPORAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, ira. 2006. Metode cepat untuk kuantifikasi teofilin dalam sediaan farmasi secara spektrofotometri derivatif ultraviolet. jurnal kimia. Vol. 1

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI. Jakarta.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta (Hal.63-65).

Hayun, Harianto dan Yenti,. 2006. Penetapan Kadar Triprolidina Hidroklorida Dan Pseudoefedrina Hidroklorida Dalam Tablet Anti Influenza Secara Spektrofotometri Derivatif. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. III (1).

Huda, Nurul. 2001. Pemeriksaan Kinerja Spektrofotometer Uv-Vis. GBC 911 A Menggunakan Pewarna Tartrazine CL 19140. Sigma Epsilon ISSN 0853-9013.

Mathias, Ahmad. 2005. Spektrofotometri. Exacta. Solo (Hal.3-4).

Nurhidayati, liliek. 2007. spektofotometri derivatif dan aplikasinya dalam bidang farmasi. Jurnal ilmu kefarmasian indonesia, vol. 5 (2).