Upload
puput-andriani
View
235
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
“Komponen Protoplasmik dan Non-protoplasmik pada Tanaman
Wortel“
Dosen Pengampu : Prasetiyo, M.Pd
Disusun Oleh
Nama : Puput Andriani
NPM : 12320079
Kelas : 3C
Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP PGRI Semarang
2013
Tujuan
1. Mengetahui komponen protoplsmik dan non-protoplasmik pada wortel
2. Mengetahui bentuk dan struktur pada sel
Manfaat
1. Dapat mengetahui komponen protoplasmic dan non-protoplasmik
2. Dapat mengetahui bentuk dan struktur pada sel
Tinjauan Pustaka
Sel adalah unit dasar suatu organisme. Komponen utama sel adalah dinding sel, sitoplasma, dan
inti. Di dalam sitoplasma terdapat retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida,
badan mikro, ribosom, sferosom, mikrotubula, vakuola, dan benda ergastik.
Dinding sel
Dinding sel adalah struktur ekstraselular sel tumbuhan yang membedakan sel tersebut
dari sel hewan. Dinding melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya dan mencegah
pengambilan air secara berlebihan. Dinding sel tumbuhan jauh lebih tebal daripada membrane
plasma, berkisar dari 0,1 mikrometer sampai beberapa micrometer. Dinding sel memengaruhi
metabolisme penting jaringan tumbuhan, seperti penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi.
Komposisi kimiawi dinding sel yang pasti bervariasi antara spesies yang satu dengan
spesies yang lain, dan bahkan antara tipe sel yang satu dengan tipe sel yang lain pada tumbuhan
yang sama, namun rancangan dasar dinding sel konsisten. Bahan utama dinding sel, yaitu
polisakarida. Di dalam dinding sel, selulosa bergabung dengan polisakarida yang lain, yaitu
hemiselulosa dan pectin.
Sifat dinding sel
Dinding sel tumbuh disebelah luar protoplas. Hanya dalam butir serbuk sari diduga bahwa
bagian dinding paling luar, yakni eksin, berkembang melalui kontribusi kedua sisi dinding polen
muda, yaitu dari protoplas di dalam butir serbuk sari dan dari tapetum yang mengelilingi butir-
butir serbuk sari yang sedang berkembang.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan
dinding sel
1. Lamela tengah (middle lamella), terdapat di antara dua dinding primer dari dua sel yang
merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf), lapisan tipis yang kaya akan polisakarida
lengket yang disebut pectin. Lemela tengah melekatkan sel-sel yang bersebelahan (pectin
digunakan sebagai agen pengental dalam selai dan jeli).
2. Dinding primer, adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Dinding
primer merupakan bagian dinding sel yang berkembang dalam sel selama sel masih
mengadakan pertumbuhan
3. Dinding sekunder, diantara membrane plasma dan dinding primer. Dinding sekunder,
seringkali dideposit dalam beberapa lembar lapisan, memiliki matriks kuat dan tahan
lama yang memberikan perlindungan dan sokongan pada sel.
Sitoplasma
Sitoplasma meliputi sebagian dari protoplas. Secara fisik, sitoplasma merupakan zat kental yang
lebih kurang transparan dalam cahaya tampak. Secara kimia, struktur sitoplasma sangat
kompleks, komponen utamanya ialah air (85-90%).aliran sitoplasma seringkali dapat dilihat pada
sel hidup dengan bantuan mikroskop cahaya.
Retikulum endoplasma
RE merupakan sistem rumit yang terdiri atas dua unit selaput yang membatasi daerah sempit
diantaranya. RE tampak dalam bentuk sisterna, tabung, atau sebagai kantong kecil. Bentuk
khusus RE di dalam sitoplasma merupakan plasmodesmata, dan menembus dinding sel
tetangganya. RE yang permukaannya ditempeli ribosom disebut reticulum endoplasma kasar
(REK) atau RE butiran (RE granular). Sementara RE yang permukaannya tidak ditempeli
ribosom disebut reticulum endoplasma halus (REH) atau RE takbutiran (RE agranular).
Badan golgi
Badan golgi terdiri atas suatu sistem tumpukan sisterna bulat pipih yang masing-masing dibatasi
oleh unit selaput halus. Setiap tumpukan disebut badan golgi atau diktiosom. Badan golgi
berperan dalam proses sekresi dan mempunyai struktur tubuh.
Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya pada sel hidup yang
diwarnai dengan Janus green B. Pengamatan dengan mikroskop electron menunjukkan berbagai
bentuk mitokondria, yaitu bulat, memanjang, dan oval.
Badan mikro
Badan mikro mempunyai diameter 0,5 sampai 15 mikrometer, dan terdapat di dalam sitoplasma
berbagai jaringan. Badan mikro dibatasi oleh suatu selaput tunggal dengan matriks berbutir atau
serabut. Di dalam badan mikro ini terjadi oksidasi asam glikonat, yang merupakan hasil fiksasi
CO2.
Ribosom
Ribosom merupakan partikel kecil dengan diameter 17-20 nm, terdapat bebas di dalam
sitoplasma di luar selapu RE dan di dalam inti, kloroplas, dan mitokondria. Terdiri atas RNA dan
protein, terutama histon. Ribosom bersatu membentuk gerombol (poliribosom atau polisom)
yang berperan dalam sintesis protein, yakni dalam perakitan asam amono menkadi rantai
polipeptida.
Sferosom
Sferosom merupakan badan lemak yang bulat dan tampak gelap setelah difiksasi dengan osmium
tetroksida. Beberapa peneliti berpendapat bahwa sferosom dibatasi oleh membrane, sedangkan
peneliti lain menganggap bahwa batas luar organel ini terdiri selapis molekul lipid.
Mikrotubula
Mikrotubula merupakan struktur yang lurus, memanjang, kosong ditengahnya dan tersusun atas
subunit protein membulat (globular).
vakuola
vakuola berisi berbagai bahan organic dan anorganik seperti gula, protein, asam organic,
fosfatida, tannin, pigmen flavonoida, dan Ca oksalat. Fungsi vakuola adalah mengatur air atau
cairan di dalam sel, misalnya dalam osmoregulasi, penyimpanan, dan dalam pencernaan. Di
dalam vakuola terdapat enzim pencernaan yang dapat memecah komponen sitoplasma dan
metabolit. Enzim pencernaan yang terdapat dalam vakuola berasal dari RE dan badan golgi, yang
kemudian diangkut ke vakuola sebagai kantong kecil yang dikelilingi selaput.
Plastida
Plastida adalah organel yang khas pada sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan.
Bentuk, ukuran, dan pigmentasinya bermacam-macam. Plastid yang paling penting adalah
kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.
Koroplas adalah suatu anggota terspesialisasi dari family organel-organel tumbuhan yang
berkerabat dekat, yang disebut plastida (plastid). Kloroplas mengandung pigmen hijau yang
bernama klorofil, serta berbagai enzim dan molekul lain yang berfungsi dalam produksi gula
secara fotosintesis.
Kandungan kloroplas dipisahkan dari sitosol oleh selaput yang terdiri dari dua membran yang
dipisahkan oleh ruang antarmembran yang sangat sempit. Didalam kloroplas terdapat system
bermembran lain dalam bentuk kantong-kantong pipih yang saling berhubungan, disebut
tilakoid.
Zat ergastik merupakan cadangan makanan yang dihasilkan dari sisa sel, misalnya tepung,
protein, minyak, lemak dan lilin, kristal, dan badan silica serta tanin.
- Tepung (amilum)
Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel dibentuk oleh plastid-
plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas. Lazimnya merupakan tepung-tepung yang
dibentuk oleh kloroplas disebut tepung asimilasi terdapat pada sel-sel daun, sedang yang
dibentuk oleh amiloplas disebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan
makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji, dan lain-lain.
Butir tepung pertama kali dibentuk di dalam kloroplas. Tepung dipecah dan diubah menjadi gula
untuk disimpan di dalam jaringan, yang nantinya dapat disintesis kembali di dalam amiloplas.
Pada butir tepung (amilum) biasanya tampak adanya lapisan mengelilingi titik atau hilum yang
disebut lamella.
- Protein
Protein yang tak berbentuk (amorf) ditemukan dalam lapisan endosperm bagian luar, yaitu
lapisan aleuron dari biji-bijian kariopsis dan serealia. Kristal protein yang berbentuk kubus
ditemukan pada sel parenkim tepi dari umbi kentang dan parenkim buah capsicum. Pada
tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimakud proten aktif
adalah protein pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah benda non protoplasmic
(ergastic substances atau benda-benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-vakuola sebagai
protein amorf ataupun kristal, kedua-duanya lazim terdapat bersama-sama sebagai butir-butir
aleuron yang merupakan benda-benda mati.
- Minyak dan lemak
Zat-zat minyak dan lemak terutama banyak terdapat pada biji tumbuhan golongan spermatophyta
dengan kadar minyaknya tidak terlalu tinggi. Seperti diketahui zat-zat minyak dan lemak
merupakan makanan cadangan yang nilai kalorinya demikian besar dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein.
- Lilin
Lilin terutama terdiri atas ester dari asam lemak rantai panjang dan alkohol monohidrida rantai
panjang. Lilin banyak terdapat pada tumbuhan yang biasanya terbentuk lapisan pelindung pada
epidermis batang, daun dan buah. Lilin sangat jarang terdapat dalam sel.
- Kristal dan badan silica
Banyak tumbuhan diketahui menyimpan bahan organic didalam selnya. Bahan organic ini
biasanya berupa garam Ca dan SiO2. Garam Ca biasanya terdapat sebagai kristal, sedangkan SiO2
dapat sebagai badan silica.
Kristal dibentuk didalam vakuola dan dikelilingi oleh sampul. Pada idioblas dewasa,
selubungnya mengandung suberin. Kristal kalsium karbonat jarang terdapat pada tumbuhan
tinggi. Tipe kristal ini terdapat pada beberapa tumbuhan sebagai sistolit, misalnya pada sel
epidermis atas daun karet (Ficus elastica). Penampilan, letak, dan tipe kristal sering digunakan
dalam penjelasan taksonomi.
Kristal dengan berbagai bentuk sering dijumpai dalam sel tumbuhan. Kristal yang paling umum
dijumpai adalah Kristal kalsium oksalat. Ada beberapa bentuk kristal dalam sel tumbuhan, antara
lain :
o Kristal berbentuk prisma atau piramida
o Kristal druss, sferoida atau prisma
o Kristal pasir
o Kristal rafida
o Kristal stiloida atau rafida semu
- Tanin
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat tanin, yaitu sejenis zat cair yang merupakan campuran
dari beberapa macam zat. Zat tersebut terutama misalnya asam gallus dan glukosit. Fungsi tannin
yang yang utama mencegah terjadinya pembusukan pada jaringan, di samping berguna bagi
perlindungan protoplas dari gangguan luar, misalnya gangguan binatang.
Alat dan Bahan
- Alat :
1. Mikroskop
2. Silet
3. Jarum pentul
4. Objek glass
5. Deck glass
6. Cawan petri
7. Pipet
8. Tisu
- Bahan
1. Air
2. Umbi akar dan batang wortel
3. Alkohol
Cara Kerja
Mengamati amilum pada umbi akar wortel
1. Umbi wortel ditusuk-tusuk menggunakan jarum pentul sampai mengeluarkan air
2. Air yang telah keluar dari umbi wortel di letakkan di objek glass kemudian ditutup
dengan deck glass
3. Preparat umbi wortel diamati menggunakan mikroskop
4. Menggambar hasil pengamatan butir tepung pada umbi wortel
Mengamati batang wortel secara melintang
1. Mengiris batang wortel secara melintang menggunakan silet dengan setipis mungkin
2. Hasil irisan batang wortel tersebut diletakkan pada objek glass yang sudah ditetesi air
menggunakan pipet dan kemudian ditutup dengan deck glass
3. Mengamati preparat menggunakan mikroskop
4. Menggambar hasil pengamatan preparat pada batang wortel
Mengamati batang wortel secara membujur
1. Menyayat batang wortel secara membujur menggunakan silet dengan setipis mungkin
2. Hasil sayatan batang wortel tersebut diletakkan pada objek glass yang sudah ditetesi
air menggunakan pipet dan kemudian ditutup dengan deck glass
3. Mengamati preparat menggunakan mikroskop
4. Menggambar hasil pengamatan preparat pada batang wortel
Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan Gambar pembanding
Butir tepung pada air umbi wortel
Hilum
Irisan batang secara melintang
Irisan batang wortel secara membujur
Dinding sel
Kloroplas Dinding sel
Pembahasan
Pada praktikum pengamatan komponen protoplasmic dan komponen non protoplasmik,
kelompok kami menemukan tiga organel pada sel, yaitu butir tepung (amilum), dinding sel dan
kloroplas. Komponen protoplasmic adalah kelompok organel sel yang memiliki sifat hidup,
sedangkan komponen nonprotoplasmic adalah kelompok organel sel yang tidak memiliki sifat
hidup. Yang merupakan komponen nonprotoplasmik adalah dinding sel dan zzat ergastik.
Dimana butir tepung (amilum) merupakan zat ergastik yang termasuk komponen
nonprotoplasmik, dan dinding sel juga merupakan komponen non protoplasmik, sedangkan
kloroplas merupakan plastida yang berwarna hijau yang tergolong kedalam komponen
protoplasmik.
Pada saat mengamati umbi akar pada wortel, yang diamati dengan cara mengambil air
dari umbi wortel ditemukan adanya butir tepung pada umbi wortel tersebut menggunakan
perbesaran 10 yang terlihat seperti bulatan-bulatan butir tepung, namun jika menggunakan
perbesaran 40 akan terlihat butir tepung yang bentuknya sama seperti pada butiran tepung pisang
yang dapat dikatakan bahwa bentuknya hamper sama dengan butir tepung pada kacang hijau.
Setiap tanaman memiliki bentuk amilum yang berbeda-beda. Tepung adalah karbohidrat
yang mempunyai molekul rantai panjang, dan biasanya berbentuk butiran. Butir tepung pertama
kali dibentuk di dalam kloroplas. Tepung dipecah dan diubah menjadi gula untuk disimpan di
dalam jaringan, yang nantinya dapat disintesis kembali di dalam amiloplas. Pada butir tepung
(amilum) biasanya tampak adanya lapisan mengelilingi titik atau hilum yang disebut lamella.
Perbedaan macam-macam tepung ini dapat berdasarkan letak hilum dalam butir-butir
tepung. Yang dimaksud dengan hilum adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung, (hilum
atau titik inisial), sedang lamella adalh garis-garis halus yang mengelilingi hilum. Perbedaan
diatas menghasilkan adanya 2 macam butir-butir tepung, yaitu yang konsentris dimana hilumnya
terletak ditengah-tengah, dan letak lamella mengelilingi hilum, sedasngkan butir tepung yang
eksentris hilumnya terletak dipinggir dan letak lamella mengelilingi hilum. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan pada butir tepung umbi wortel, butir tepung umbi wortel termasuk
butir tepung yang konsentris dimana hilumnya terletak ditengah-tengah dan letak lamella
mengelilingi hilum.
Pada pengamatan batang wortel yang diiris secara melintang ditemukan dinding sel yang
terlihat dengan jelas, namun bagian yang lain seperti kloroplas tidak dapat terlihat ketika batang
wortel diiris secara melintang, karena apabila batang wortel diiris secara melintang hanya
sebagian organel yang dapat terlihat dan apabila ingin melihat bagian organel secara menyeluruh
maka batang wortel diiris secara membujur.
Dinding sel merupakan bagian atau komponen nonptotoplasmik (nonprotoplasmic
components). Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat
kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan. Bila kita lihat lewat mikroskop, sel
tumbuhan akan tampak tersusun rapi, dan memiliki bentuk tetap. Umumnya segi enam. Berbeda
dengan sel hewan, yang bentuknya tidak tetap. Hal ini dikarenakan sel tumbuhan memiliki
dinding sel. Dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa, protein, dan terkadang lignin (zat
kayu). Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang terdiri atas
polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi untuk melindungi,
mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Adanya dinding
sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi.
Pada pengamatan batang tanaman wortel yang diiris secara membujur, ditemukan adanya
dinding sel dan kloroplas. Dinding sel dapat terlihat ketika batang wortel diiris secara membujur
maupun secara melintang. Sedangkan pada kloroplas tidak terlihat ketika batang wortel diiris
secara melintang, karena jika batang wortel diiris secara melintang hanya terlihat sebagian
organel saja. Pada gambar hasil pengamatan kloroplas terlihat seperti titik-titik yang berwarna
hijau di dalam dinding sel.
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas adalah plastida yang berbentuk
lensa, yang banyak terdapat dalam sel pada jaringan-jaringan yang letaknya dekat batas luar/tepi,
umumnya pada tumbuh-tumbuhan tinggi. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel
daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk
mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi
tumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan
inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
Plastida yang mengandung klorofil hanya dijumpai pada sel autotrof eukariotik membrane
dalam membentuk tilakoid (tempat terjadinya fotosintesis) dan Membungkus cairan
kloroplas. Stroma untuk penyimpanan hasil fotosintesi tilakoid bertumpuk disebut grana.
Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan
RNA.
Pada praktikum yang kelompok kami lakukan, dari hasil pengamatan kami menemukan
kloroplas yang memiliki plastida berwarna hijau. Plastida tidak hanya memiliki warna hijau saja,
ada plastida yang memiliki warna lain, seperti yang terdapat pada buah yang telah masak
biasanya berwarna kuning atau merah. Dimana yang semula berwarna hijau berubah menjadi
kuning ataupun kemerahan, ini berarti kloroplas telah berubah menjadi khromoplas. Khromoplas
banyak mengandung zat warna karotenoid, kromoplas tidak memiliki klorofil. Tetapi kromoplas
terbukti dapat mampu berdiferensiasi menjadi kloroplas, misalnya pada akar wortel, dimana
pigmen karoten pada kromoplas hilang dan tilakoid yang membentuk klorofil dapat berkembang
dalam plastida.
Kesimpulan
Dari paraktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sel adalah unit dasar
suatu organisme, dimana sel terdiri atas komponen protoplasmic yaitu kelompok organel sel
yang memiliki sifat hidup, dan komponen nonprotoplasmic adalah kelompok organel sel yang
tidak memiliki sifat hidup.
Pada pengamatan kelompok kami menemukan 3 organel sel, 2 termasuk dalam
nomponen nonprotoplasmik yaitu dinding sel dan tepung (amilum) dan yang satu termasuk
dalam komponen protoplasmic yaitu kloroplas.
Pada pengamatan batang wortel yang diiris secara melintang ditemukan adanya dinding
sel, dan pada pengamatan batang wortel secara membujur ditemukan dinding sel dan kloroplas,
dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui organel pada sel secara menyeluruh diperlakukan
dengan mengiris secara membujur
Plastida pada tanaman tidak hanya memiliki warna hijau saja, namun plastida memiliki
warna lain, seperti pada buah yang sudah masak yang memiliki warna kuning atau kemerah-
merahan. Dimana kloroplas dapat berubah menjadi khromoplas dan sebaliknya kromoplas
mampu berdiferensiasi menjadi kloroplas.
Daftar Pustaka
1. Mulyani Sri E.S. 2006. ANATOMI TUMBUHAN. Yogyakarta : KANISIUS
2. Fahn A.1995.ANATOMI TUMBUHAN EDISI KETIGA. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
3. Campbell, dkk.2008.BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
4. Sutrian Yayan.1992.Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan.
Jakarta : PT Rineka Cipta