Upload
dewins
View
43
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Psikiatri
Citation preview
NAMA : DEWI NURUL SAKINAHNIM : N 111 14 001PEMBIMBING : dr. ANDI SORAYA, Sp.KJ
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. FUmur : 9 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Loli Tasiburi Kab. DonggalaAgama : IslamPekerjaan : Siswa Sekolah DasarTanggal Pemeriksaan : 14 Oktober 2014
DeskripsiAlloanamnesis
Keluhan Utama: sering diam dan menghayal
Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poli Jiwa RSU Anutapura dibawa oleh ibunya untuk
kontrol pengobatan. Sebelumnya 2 minggu yang lalu pasien datang ke
poli dibawa oleh ibunya, karena anak berbicara sendiri, anak suka
mengamuk, marah-marah dan memukuli orang dirumahnya. Dan
berjalan keluar rumah malam hari tanpa menggunakan pakaian. Pasien
juga susah tidur dan susah makan, keluhan terlihat sejak 4 bulan yang
lalu. Orangtua hanya menggangap hal tersebut merupakan kenakalan
anak-anak.
Menurut gurunya disekolah, anak mulai bertingkah aneh dan konsentrasinya dalam belajarnya menurun. Tingkah aneh pasien saat disekolah yaitu pasien mengambil uang gurunya kemudian membagi-bagi uang tersebut kepada temannya sambil naik diatas bangku dengan berteriak-teriak.
Ibunya juga mengatakan bahwa sejak anak naik kelas 4, anaknya sering bergaul dengan anak-anak remaja sekitar rumahnya, biasanya pasien bermain dengan anak-anak tersebut sampai di kampung sebelah dan menurut ibunya anak tersebut pernah mengkonsumsi minuman berakohol dan minuman lainnya yang tidak diketahui ( kuku bima dicampur susu)
Tingkah aneh anak mulai bertambah ketika anak melihat kematian tantenya.
Berdasarkan informasi dari pasien, hal yang dilakukan seperti mengambil uang lalu membagikannya kepada temannya tersebut, menurut pasien tidak disadari. Saat ditanyakan mengenai masalah pergaulan, pasien bergaul dengan anak yang usianya tidak sebaya, diawali dengan anak yang tidak sebaya tersebut datang kerumah pasien dan memaksa untuk diajak ikut bermain. Anak sering diajak bermain bersama mereka dan pasien dipaksa untuk meminum minuman yang menurut pasien itu adalah kukubima dicampur dengan susu.
Menurut pasien, pasien kadang diinjak jika ibunya memarahinya. Pasien juga mengakui biasa melihat bayang-bayang yang orang lain tidak dapat melihatnya, hal itu dialami sejak anak naik kelas 4. Disekolah juga anak sering di pukul oleh teman sekelasnya, tetapi saat dipukul anak tidak membalas. Anak juga lebih sering membaca buku saat jam istirahat.
Hendaya: tidak ada hendaya
Faktor stessor psikososial:
adanya pergaulan yang menyebabkan
anak mengalami penyalahgunaan zat dan
tindakan teman sekelasnya yang sering
memukulinya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mendapatkan jahitan dikepalanya akibat
terjatuh di selokan saat berusia 8 tahun
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri
sebelumnya
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien memiliki riwayat meminum alkohol
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Prenatal dan perinatalSelama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Menurut ibunya selama hamil, ibu pasien ditinggalkan melaut oleh suaminya, ketika pasien lahir suaminya kembali. Pasien lahir spontan, cukup bulan, dalam keadan normal dan dilahirkan di Rumah dibantu oleh bidan.
Masa kanak awal (sampai 3 tahun)Pasien mengaku menjalani masa kanak-kanak dengan normal dan lebih banyak di rumah. Dan pada pasien saat usia 3 tahun baru bertemu dengan ayahnya.
Masa kanak pertengahan (3-9 tahun)Pasien menjalani masa sekolah dengan baik, selalu mendapat rangking kelas, tetapi menurut pasien, pasien kadang dipukuli oleh teman sekelasnya. Pasien memiliki seorang teman dekat, pasien biasanya hanya bermain dengan teman dekatnya tersebut dan pasien juga lebih menyukai membaca buku diperpustakaan.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGAPasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, semuanya masih hidup. Dirumah anak tinggal bersama ayah, ibu, adik, dan neneknya. Sehari-harinya pasien pulang sekolah hanya bertiga dirumah dengan adik dan neneknya. Ibu pasien pulang kerumah saat sore hari karena ibu pasien kuliah di palu. Dan ayahnya juga bekerja di bengkel di palu.
Situasi Sekarang Pasien menjadi lebih pendiam.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan:
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun tampak sesuai usia dan
tenang. Pasien tampak rapi, terawat, menggunakan jaket
berwarna abu- abu dan baju berwarna abu-abu, celana jeans
dan menggunakan sandal.
Kesadaran: baik (GCS 15)
Perilaku dan aktivitas motorik: Pasien tampak tenang dan diam
Pembicaraan:
gaya bicara tidak spontan, jawaban hanya diberikan jika diajak bicara langsung
Sikap terhadap pemeriksa:
Tidak Kooperatif dan tertutup
AfektifMood : hipotimiaAfek : TumpulEmpati : Dapat diraba rasakan
Fungsi Intelektual atau Kognitif
Taraf pendidikan: sesuai dengan pendidikan
Daya konsentrasi: baik
Orientasi : Tidak ada disorientasi waktu, tempat dan orang
Daya ingat : baik
Pikiran abstrak : baik
Bakat kreatif : tidak diketahui
Kemampuan menolong diri sendiri: tidak mampu menolong
diri sendiri
Gangguan persepsi
Halusinasi : ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
Arus pikir Produktivitas: sedikit (hanya sesekali menjawab
pertanyaan). Kontinuitas: Relevan, koheren mampu memberikan jawaban
sesuai pertanyaan Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi pikiran Preokupasi: tidak ada Gangguan isi pikiran: tidak ada
Pengendalian impuls: baik
Proses Berpikir
Daya nilai
Norma sosial: baik Uji daya nilai: baik Penilaian realitas: baik
TilikanDerajat 4
pemahaman bahwa dirinya sakit, tetapi tidak mengetahui penyebabnya
Taraf dapat dipercayaDapat dipercaya
STATUS INTERNIKUS DAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan FisikTekanan darah : 100/60 mmHgNadi : 102 x/menitPernapasan : 19 x/menit
Pemeriksaan NeurologisKesadaran Composmentis, GCS 15, nervus cranialis
dalam batas normal, fungsi sensorik dalam batas normal .
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien datang ke Poli Jiwa RSU Anutapura dibawa oleh ibunya untuk kontrol pengobatan. Dua minggu lalu pasien dibawa, karena anak berbicara sendiri, anak suka mengamuk, marah-marah dan memukuli orang dirumahnya. Dan berjalan keluar rumah malam hari tanpa menggunakan pakaian. Pasien susah tidur dan susah makan, keluhan terlihat sejak 4 bulan yang lalu. Orangtua hanya menggangap hal tersebut merupakan kenakalan anak-anak.
anak mulai bertingkah aneh dengan mengambil uang gurunya dan membagi ketemannya lalu mengatakan bahwa dirinya kaya dan konsentrasinya dalam belajarnya menurun. Semenjak anak naik kelas 4, anaknya sering bergaul dengan anak-anak remaja sekitar rumahnya, biasanya pasien bermain dengan anak-anak tersebut sampai di kampung sebelah dan menurut ibunya anak tersebut pernah mengkonsumsi minuman berakohol dan minuman lainnya yang tidak diketahui ( kuku bima dicampur susu). Tingkah aneh anak mulai bertambah ketika anak melihat kematian tantenya.
Menurut pasien, hal yang dilakukan seperti mengambil uang tidak disadari. Saat ditanyakan mengenai masalah pergaulan, pasien bergaul dengan anak yang usianya tidak sebaya, diawali dengan anak yang tidak sebaya tersebut datang kerumah memaksa untuk diajak ikut bermain. Anak sering diajak bermain bersama mereka dan pasien dipaksa untuk meminum minuman yang menurut pasien itu adalah kukubima dicampur dengan susu. Pasien kadang diinjak jika ibunya memarahinya. Pasien juga mengakui biasa melihat bayang-bayang yang orang lain tidak dapat melihatnya, hal itu dialami sejak anak naik kelas 4. Disekolah juga anak sering di pukul oleh teman sekelasnya, Anak juga lebih sering membaca buku saat jam istirahat.
DIAGNOSIS MULTIAKSIALAxis I : Gangguan Psikotik ( F 1x.5)Axis II : Tidak adaAxis III : Tidak adaAxis IV : Masalah keluarga, lingkungan
sosial dan pendidikan (Pasien kurang perhatian dari ibunya dan pasien juga dimarahi. Akibat dari pergaulan dengan teman-teman yang tidak seumuran dan adanya kekerasan terhadap pasien disekolah)
Axis V : GAF Scale 70-61( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dopamin sentral.
Psikologik : pasien menjadi suka marah-marah, mengamuk dan memukuli orang. Pasien juga susah tidur dan susah makan.
Sosial : Disekolahnya pasien mengalami penurunan dalan hal pembelajaran
RENCANA TERAPI
Psikoterapi Suportif : psikoterapi individual dan edukasi keluargaKognitif
PsikofarmakaObat anti-psikosis tipikal haloperidol anti-anxietas golongan benzodiazepin clobazam
Definisi
Kriteria diagnostik gangguan psikosis terinduksi alkohol, seperti waham dan halusinasi, terdapat pada kategori gangguan psikotik terinduksi zat di DSM-IV-TR. Pada DSM IV TR memungkinkan spesifikasi awitan ( saat intoksikasi atau putus zat) serta apakah terdapat halusinasi atau waham. Halusinasi yang paling sering adalah auditorik, biasanya suara, tapi seringkali tak terstruktur. Suaranya biasa menfitnah, mencela atau mengancam meski beberapa pasien melaporkan bahwa suara tersebut bersifat menyenangkan dan tidak mengganggu. Halusinasi biasanya berlangsung kurang dari seminggu namun dalm seminggu lazim dijumpai hendaya menilai realitas. Setelah episode ini sebagian besar pasien menyadari sifat halusinatorik gejalanya
Kriteria diagnostik berdasarkan DSM-IV
A. Halusinasi atau waham menonjol ( catatan jangan memasukkan halusinasi jika orang mempunyai tilikan bahwa keadaan tersebut disebabkan zat)
B. Terdapat tanda dari riwayat pemeriksaan fisik atau hasil laboratorium (1) dan (2) : Gejala kriteria A timbul selama atau dalam satu bulan setelah
intoksikasi atau keadaan putus zat. Pemakaian obat secara etiologi terkait dengan gangguan
C. Gangguan tidak disebabkan gangguan psikotik yang bukan akibat zat. Tanda bahwa gejala disebabkan gangguan psikotik yang bukan akibat zat mungkin mencakup berikut ini:
Gejala mendahului awitan pemakaian zat atau obatGejala menetap untuk suatu waktu substansial ( cth : sekitar
satu bulan) setelah penghentian keadaan putus zat akut atau intoksikasi berat atau secara substansial melebihi perkiraan efek yang dihasilkan oleh jenis atau jumlah zat yang digunakan atau lama penggunaan; atau terdapat tanda lain yang menunjukkan eksistensi suatu gangguan psikotik bukan zat independen.
D. Gangguan zat tidak terjadi secara eksklusif selama terjadi delirium.
Kriteria Diagnostik untuk gangguan psikotik, menurut PPDGJ III yakni :
Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif ( biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium atau suatu onset lambat.
Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan kepribadian pengguna zat
Rawat inapIndikasi yang jelas untuk rawat inap mungkin diperlukan
untuk mengevaluasi pasien secara lengkap dan memastikan keamananannya.
FarmakoterapiPada kasus gangguan psikotik bisa diberikan agen antipsikotik
misalnya olanzapine (zyprexa) dan haloperidol (haldol) mungkin diperlukan untuk pengendalian segera dan jangka pendek terhadap perilaku psikotik atau agresif. Pemberian haloperidol pada anak dengan dosis 0,5-6 mg/ hari dan dosis olanzapine 2,5-10 mg/ hari.
Obat antipsikosis terutama bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak, dengan target menurunkan gejala-gejala psikotik seperti halusinasi, waham dan lain-lain.
Pemberian benzodiazepin berguna untuk mengendalikan agitasi dan ansietas. Contohnya dengan pemberian clonazepam 0,5-2,0 mg/hari, alprazolam hingga 1,5 mg/hari, buspirone 15-90 mg/hari