Upload
queenfajelin
View
48
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hgugjjjj
Citation preview
LAPORAN KASUS
PREKLINIK KEPERAWATAN GERONTIK II
HIPERTENSIPSTW KASIH SAYANG IBU, BATUSANGKAR
PADANG, 17 DESEMBER 2007
OLEH :
KELOMPOK V
ROSARI AGUS 04121003
ARAAFI DIAN 04121017
WITA NOVIANTI 04121022
TRI NOFRIYATIK 04121027
ELVA ZULNAS 04121029
SYAFRISAR MERI A 04121032
SISKA ERA PUTRI 03121036
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, JANUARI 2008
1
TINJAUAN TEORITIS
I. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan
gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam-diam “ karena orang dengan hipertensi
sering tidak menampakkan gejala. Begitu penyakit ini diderita tekanan darah harus
dipantau dengan interval teratur karena hipertensi adalah penyakit seumur hidup.
II. Etiologi
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol berlebihan, konsumsi kopi dan tembakau
yang berlebihan serte obat – obat yang merangsang sangat berperan disini, tetapi penyakit
ini sangat dipengaruhi oleh factor keturunan.
Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria, tetapi, pria khusunya pria
amerika keturunan afrika lebih tidak mampu menoleransi penyakit ini. Insiden hipertensi
juga meningkat sesuai penambahan usia dan terjadi lebih banyak pada keturunan kulit
hitam dibandingkan dengan kulit putih.
III. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun kecuali tekanan darah
yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat ( kumpulan cairan ), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat, edema
pupil ( edema pada discus optikus ).
Individu yang menderita hipertensi, biasanya tidak menunjukkan gejala sampai bertahun-
tahun. Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan manifestasi
yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
Penyakit arteri koroner dan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi.
2
Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat
dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia ( peningkatan
urinary pada malam hari ), dan azotemia ( peningkatan nitrogen darah (BUN) dan
kreatinin ). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke atau serangan
iskemik transient yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi
( hemiplegie ) atau gangguan tajam penglihatan.
Komplikasi
- perdarahan retina
- gagal jantung kongestif
- insuffisiensi ginjal
- cedera serebrovaskuler atau stroke
IV. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol vasokonstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medulla spinalis di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut je bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron, pregangglion melepaskan asetilkolin yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
noefineprin meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktifitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi efineprin yang menyebabkan
3
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kotisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian dirubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan hipertensi.
Pertimbangan gerontologis
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
( volume sekuncup ) mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan
perifer.
V. Evaluasi diagnostic
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting. Retina harus diperiksa
dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan
organ seperti ginjal dan jantung, yang dapat disebabkan oleh tingginya tekanan darah.
Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi, protein dalam urine dapat
dikaji dengan urinalisa. Dapat terjadi ketidakmampuan mengkonsentrasi urin dan
peningkatan nitrogen urea darah. Pemeriksaan khusus seperti renogram, pielogram
intravena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah, dan penentuan kadar
urin dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.
Adanya factor resiko lainnya harus dikaji dan di evaluasi.
4
VI. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium dan tembakau ; latihan dan relaksasi
merupakan interval wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok ) atau bila tekanan
darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai
139 mmHg maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
5
PENGKAJIAN INDIVIDU
NAMA PANTI : PSTW Kasih Sayang Ibu
ALAMAT PANTI : Batu Sangkar
TANGGAL MASUK : 13 januari 2006
NO. REGISTER : -
I. IDENTITAS
a. Nama : Ny. R
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Umur : 70 tahun
d. Agama : islam
e. Status perkawinan : janda
f. Pendidikan terakhir : -
g. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
h. Alamat rumah : Pitalah Batipuah 10 Koto
II. ALASAN DATANG KE PANTI
Mengikuti suami ( almarhum ).
III. RIWAYAT KESEHATAN
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini
1) Hipertensi
2) Saat tekanan darahnya meningkat beberapa waktu yang lalu, klien
mengatakan terjatuh karena kepalanya pusing dan penglihatannya tiba-tiba
menjadi gelap.
b. Masalah kesehatan keluarga/keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan
IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Biologis
1) Pola makan : 3 x sehari ( pagi – siang – sore ), klien
menghabiskan porsi makan yang diberikan.
2) Pola minum : 7-9 gelas/hari
3) Pola tidur : tidur malam 7-9 jam, tidur siang 1-2 jam
6
4) Pola eliminasi ( Bak & bab ) : bak 6-7 kali/hari, bab 1 kali/hari
5) Aktifitas sehari-hari : menyapu, kadang mengepel, tidur siang
6) Rekreasi : nonton TV bersama, mengunjungi keluarga
b. Psikologis
1) Keadaan emosi : emosi stabil
c. Social
1) Dukungan keluarga : awalnya keluarga tidak mendukung klien
menetap di PSTW, tetapi setelah diberi
penjelasan akhirnya keluarga menerima
dan mengizinkan klien menetap di PSTW.
2) Hubungan antar keluarga : baik, jika klien rindu pada keluarga maka
klien akan pulang ke rumah.
3) Hubungan dengan orang lain : baik
d. Spiritual / cultural
1) Pelaksanaan ibadah :klien melaksanakan sholat secara
berjamaah di musholla yang terdapat di
PSTW tersebut.
2) Keyakinan tentang kesehatan : klien mengatakan kesehatan itu penting
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari
e. Pemeriksaan fisik
1) Tanda vital
a) Kesadaran : compos mentis
b) Suhu : 37,1oC
c) Nadi : 72 x/menit
d) Tekanan darah : 160/110 mmHg
e) Pernafasan : 18 x/ menit
f) Tinggi badan : 152 cm
g) Berat badan : 63 Kg
7
2) Kebersihan perorangan
a) Kepala
Rambut : beruban, lurus, cukup bersih
Mata : rabun jauh, katarak, conjungtiva tidak
anemis
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi tidak lengkap
Telinga : bersih, cerumen tidak ada, pendengaran
baik
b) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c) Dada/thorak
dada : bentuk simetris
paru-paru : bunyi nafas vesikuler, tidak ada wheezing,
ronki
jantung : irama teratur
d) Abdomen : tidak ada distensi abdomen
e) Musculoskeletal : perasaan baal/kebas pada tangan kiri
f) Keadaan lingkungan :
Lingkungan rumah nyaman, aman, jauh dari kebisingan
Pergaulan dengan sesama penghuni wisma jambu cukup
baik, begitu pula dengan petugas dan penghuni PSTW
lainnya.
V. INFORMASI PENUNJANG
a. Diagnosa medis : hipertensi
b. Laboratorium : tidak dikaji
c. Terapi medis : obat-obatan hipertensi dari dokter
8
ANALISA DATA
No Data penunjang Masalah keperawatan
1 Data subjektif :
Klien mengatakan pusing dan penglihatannya
menjadi gelap saat tekanan darahnya
meningkat
Klien mengatakan saat tekanan darahnya
tinggi beberapa waktu yang lalu, ia hampir
terjatuh
Klien mengatakan penglihatannya kabur dan
rabun jauh
Klien mengatakan kadang menggunakan
tongkat untuk berjalan
Data objektif :
TD = 160/110 mmHg
Klien memperlihatkan tongkat yang
dipergunakan untuk menopang klien berjalan
saat pengkajian
Resiko cedera
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko cidera b. d perjalanan penyakit ( hipertensi )
9
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko cidera berhubungan dengan perjalanan penyakit ( hipertensi )
Criteria hasil :
- tekanan darah dalam batas normal
- klien tidak mengalami gejala yang menunjukkan hipertensi
Intervensi Rasional
Mandiri
Monitor tanda – tanda vital secara
rutin
Kurangi konsumsi garam berlebihan
( seperti ikan asin )
Tingkatkan olahraga ringan dengan
teratur seperti jalan kaki
Berhenti merokok dan menghindari
minuman beralkohol
Istirahat cukup
Mengendalikan berat badan
Ajarkan klien membuat obat
tradisional yang dapat mengurangi
gejala hipertensi
Untuk melihat perkembangan penyakit.
Juga mempertimbangkan pengobatan apa
yang sebaiknya diberikan
( nonfarmakologis atau farmakologis )
Natrium akan menarik air, yang akan
berakibat menambah beban kerja jantung.
Untuk meningkatkan kebugaran tubuh
Untuk mengurangi hipertensi karena
substansi di dalam rokok dan alcohol
dapat menyebabkan aterosklerosis
Kurang istirahat dapat mempengaruhi
emosi. Gangguan emosi dapat menjadi
factor yang ada pada pasien hipertensi.
Obesitas dapat memicu terjadinya
hipertensi. Dengan mengendalikan berat
badan dalam rentang ideal berarti
mengurangi resiko kejadian hipertensi
Obat tradisional memiliki efek samping
yang minimal bahkan tidak ada
dibandingkan dengan obat medis.
Disamping itu biaya juga menjadi alas an
utama anjuran penggunaan obat
10
tradisional
Kolaborasi
Berikan obat anti hipertensi sesuai
dosis
Pada hipertensi berat obat anti hipertensi
lebih baik untuk digunakan. Karena efek
obat lebih cepat.
11
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan
utama
Tujuan khusus Criteria Standar Interevensi
1. Resiko cidera pada
Ny. R b.d
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
dengan masalah
hipertensi
Keluarga
mampu
mengatasi
masalah
resiko
cidera pada
Ny. R
Setelah
dilakukan
intervensi
selama 2 x 45
menit keluarga
mampu :
1. mengenal
masalah
hipertensi
1.1
menyebutkan
pengertian
hipertensi
Respon
verbal
( RV )
( keluarga dapat
menyebutkan pengertian
hipertensi dengan
bahasanya sendiri atau
dengan bantuan leaflet )
Hipertensi adalah kondisi
dimana tekanan darah
seseorang 140/90 mmHg
1.1.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang pengertian hipertensi
1.1.2 beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
1.1.3 diskusikan pengertian hipertensi
dengan keluarga
1.1.4 beri kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya
1.1.5 minta keluarga untuk
12
1.2
menyebutkan
penyebab
hipertensi
1.3
menyebutkan
tanda dan gejala
hipertensi
Respon
verbal
( RV )
RV
Keluarga dapat
menyebutkan penyebab
hipertensi dengan bahasa
sendiri atau dengan bantuan
minimal dan leaflet.
- gangguan emosi
- obesitas
- konsumsi alcohol, rokok,
kopi dan the
- obat-obatan yang
merangsang
keluarga dapat meyebutkan
tanda dan gejala hipertensi
dengan bahasa sendiri atau
dengan bantuan minimal
dan leaflet
menyebutkan kembali
1.1.6 jawab pertanyaan keluarga
1.2.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang penyebab hipertensi
1.2.2 beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
1.2.3 diskusikan penyebab hipertensi
dengan keluarga
1.2.4 motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
1.2.5 beri reinforcement positif atas
keberhasilan keluarga
1.3.1 diskusikan tanda dan gejala
hipertensi dengan keluarga
1.3.2 beri kesempatan keluarga untuk
bertanya
1.3.3 jawab pertanyaan keluarga
1.3.4 motivasi keluarga untuk
13
1.4
mengidentifikasi
tanda dan gejala
hipertensi yang
dialami anggota
keluarga
Setelah
RV
-tekanan darah tinggi
140/90 mmHg
- perdarahan atau kumpulan
cairan pada retina
-pusing, berdebar-debar
Keluarga mampu
menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi yang
dialami oleh anggota
keluarga
mengulang kembali
1.3.5 beri reinforcement positif atas
keberhasilan keluarga
1.4.1 tanyakan kepada anggota
keluarga tanda dan gejala
hipertensi yang dialami oleh
anggota keluarga
1.4.2 Beri reinforcement positif atas
identifikasi yang diberikan oleh
keluarga
14
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1 x 45
menit
diharapkan
keluarga mampu
:
2. mengambil
keputusan yang
tepat untuk
merawat
anggota
keluarga dengan
masalah
hipertensi
2.1
menyebutkan
akibat lanjut
dari hipertensi
RV
Keluarga dapat
menyebutkan akibat lanjut
dari hipertensi dengan
bantuan minimal atau
bantuan leaflet
2.1.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang akibat lanjut hipertensi
2.1.2 Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
2.1.3 Diskusikan akibat lanjut dari
15
2.2 memutuskan
untuk merawat
anggota
keluarga dengan
masalah
hipertensi
Setelah
dilakukan
RV
- perdarahan retina
- gagal jantung kongestif
- gagal ginjal
- stroke
Keluarga memutuskan
untuk merawat anggota
keluarga dengan masalah
hipertensi
hipertensi
2.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya
2.2.1 beri kesempatan kepada keluarga
untuk mengambil keputusan
2.2.2 bimbing keluarga untuk
mengambil keputusan
2.2.3 beri reinforcement positif atas
keputusan keluarga
16
intervensi
keperawatan
selama 3 x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga mampu
:
3. merawat
anggota
keluarga dengan
hipertensi
3.1
menyebutkan
cara merawat
hipertensi
RV
Keluarga mampu
menyebutkan cara
perawatan hipertensi
dengan bahasa sendiri atau
dengan bantuan minimal :
3.1.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang cara perawatan hipertensi
3.1.2 beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
3.1.3 diskusikan cara perawatan
17
3.2
menyebutkan
diet bagi
penderita
hipertensi
RV
- pengaturan makan
- olahraga ringan
- berhenti merokok
- istirahat cukup
- menghindari minuman
beralkohol
- mengendalikan berat
badan
Keluarga mampu
menyebutkan pengaturan
makanan yang sebaiknya
diberikan pada penderita
hipertensi :
- mengurangi makanan
yang bergaram tinggi
seperti ikan asin
- mengurangi makan
jeroan, hati, jantung, otak
serta makanan yang
bersantan.
hipertensi dengan keluarga
3.1.4 beri kesempatan keluarga untuk
bertanya
3.1.5 jawab pertanyaan keluarga
3.1.6 motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
3.1.7 beri reinforcement positif atas
keberhasilan keluarga
3.2.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang diet bagi penderita
hipertensi
3.2.2 beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
3.2.3 diskusikan tentang diet penderita
hipertensi dengan keluarga
3.2.4 beri kesempatan keluarga untuk
bertanya
3.2.5 jawab pertanyaan keluarga
3.2.6 motivasi keluarga untuk
18
3.3 membuat
obat tradisional
RV
Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari 4 cara
membuat obat tradisional
dengan bantuan minimal
atau dengan bantuan
leaflet :
- rimpang kunyit, caranya :
kunyit dicuci bersih,
diparut dan campur dengan
satu gelas air putih hangat
lalu peras dan saring.
Campurkan saringan kunyit
dengan satu sendok makan
madu. Air perasan kunyit
diminum 2 kali sehari, pagi
dan sore.
mengulang kembali
3.2.7 beri reinforcement positif atas
keberhasilan keluarga
3.2.8 evaluasi pada kunjungan yang
tidak direncanakan
3.3.1 kaji pengetahuan keluarga
tentang obat tradisional pada
penderita hipertensi
3.3.2 beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
3.3.3 diskusikan tentang obat
tradisional dan jelaskan tentang
cara membuatnya serta
khasiatnya
3.3.4 beri kesempatan keluarga
bertanya
3.3.5 jawab pertanyaan keluarga
3.3.6 motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
3.3.7 beri reinforcement positif atas
19
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1 x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga mampu
:
- daun tapak dara, caranya :
daun dicuci bersih, rebus
dengan 3 gelas air selama
10 menit. Biarkan rebusan
sampai dingin, peras dan
saring. Hasil saringan daun
tapak dara diminum
Pada kunjungan yang tidak
direncanakan keluarga telah
keberhasilan keluarga
3.3.8 evaluasi pada kunjungan yang
tidak direncanakan
4.1 jelaskan kepada keluarga tentang
20
4. memodifikasi
lingkungan bagi
penderita
hipertensi
melakukan cara
memmodifikasi lingkungan
yang baik bagi penderita
hipertensi :
- lingkungan yang tenang,
jauh dari keributan ( kamar
tersendiri )
- gunakan tempat tidur
yang tidak terlalu tinggi
- usahakan lantai bersih,
rata, tidak licin, dan tidak
basah
- pasang pegangan di kamar
mandi
- hindari lampu yang redup
dan menyilaukan
- gunakan sandal yang
beralas karet
cara memodifikasi lingkungna bagi
penderita hipertensi
4.2 motivasi keluarga untuk menerapkan
cara modifikasi lingkungan bagi
penderita hipertensi
4.3 evaluasi pada kunjungan yang tidak
direncanakan ke rumah keluarga
4.4 beri kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan
4.5 jawab pertanyaan keluarga dan beri
reinforcement positif
21
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1 x 45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga mampu
:
5.
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
5.1 pelayanan
kesehatan yang
dimanfaatkan
Fasilitas kesehatan yang
dapat digunakan :
- rumah sakit / puskesmas
- perawat keluarga
- praktek dokter atau bidan
5.1.1 sebutkan pada keluarga beberapa
fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan
5.1.2 diskusikan dengan keluarga
berbagai sarana pelayanan
22
5.2 memberikan
dukungan pada
keluarga untuk
menggunakan
pelayanan
kesehatan
RV
RV
Fasilitas yankes yang dapat
dikunjungi pada jam kerja,
yankes yang mudah
dijangkau akan mengurangi
biaya dan memudahkan
transportasi, biaya yang
diperlukan sesuai dengan
yankes yang diinginkan
Dukungan pada keluarga
untuk menggunakan yankes
dapat mendorong keluarga
mengurangi / mengatasi
hipertensi
Pada kunjungan yang tidak
direncanakan keluarga
mampu menunjukkan kartu
kesehatan yang tersedia yang
dapat digunakan
5.1.3 jelaskan akan pentingnya
fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut
5.1.4 dorong keluarga untuk
mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan
5.2.1 dukung keluarga untuk
memutuskan tindakan
5.2.2 evaluasi adanya penurunan sakit
setelah menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
5.2.3 beri reinforcement positif
5.3.1 jelaskan pada keluarga manfaat
pelayanan kesehatan
5.3.2 dorong keluarga untuk
23
5.3
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Afektif
berobat\ atau obat-obatan
yang diresepkan dari
yankes.
mengungkapkan persepsi
5.3.3 minta keluarga menunjukkan
kartu berobat atau obat-obatan
yang diresepkan dari pelayanan
kesehatan
5.3.4 beri reinforcement positif
24