Upload
a-nurfatiha-jafar
View
30
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
psikiatri
Citation preview
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
1/16
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. C
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : 22 Januari 1972
Umur : 42 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan/Pendidikan : SMA
Alamat/No. Telpon : Toraja
Tanggal MRS : 23 Mei 2014
2. RIWAYAT PSIKIATRI
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama:
Mengamuk, marah-marah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
a) Keluhan dan gejala
Dialami sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
biasa mengejar dan mengancam keluarga dengan parang. Keluar
rumah dengan keadaan tanpa busana dan mendobrak-dobrak pintu
rumah orang. Pasien sering berbicara ngawur. Dia mengaku
seorang nabi yang diutus oleh Tuhan. Dia sering mendengar suara
Tuhan memerintahkan dia untuk mengelola urusan-urusan tertentu.
Pasien mengatakan dirinya pernah pergi ke surga dan bertemu
Tuhan. Pasien meyakini dirinya mampu menyembuhkan orang
sakit dengan doa-doa yang dia panjatkan kepada Tuhan dan dengan
berdoa, Tuhan mengeluarkan rohnya dan menyembuhkan orang
yang didoakan. Pasien merasa ada yang menanamkan sesuatu di
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
2/16
pikirannya dan berbisik bahwa istrinya selingkuh dengan orang
lain. Dia sering berbicara sendiri dan mengatakan jangan ambil
istriku dan mengatakan bahwa ada orang bayaran istrinya yang
dikirim untuk membunuhnya. Pasien tidur kurang dari 1 jam per
hari.
Perubahan perilaku pada pasien pertama kali terjadi sekitar
5 bulan yang lalu. Pada saat itu, pasien sering melamun dan
memiliki kecurigaan berlebihan terhadap istrinya. Pasien juga
marah apabila pendapatnya dibantah. Dia sering keluyuran dan
menginap di rumah keluarganya. Keluarga tidak mengetahui
penyebab perubahan perilaku yang dialami pasien.
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Samarinda pada
bulan Desember 2013 selama 1 bulan dan rutin minum obat selama
3 bulan. Namun setelah itu konsumsi obat terputus karena obatnya
habis dan kondisi pasien baik. Obat yang dikonsumsi pasien adalah
obat berwarna putih dan kuning kecil.
b) Hendaya/disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya pengunaan waktu senggang (+)
c) Faktor stressor psikososial
Stessor psikososial tidak jelas
d) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik
dan psikis sebelumnya
Trauma (-) NAPZA:
Infeksi (-) Merokok (+)
Kejang (-) Alkohol (-)
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
3/16
C. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya
Perubahan perilaku dialami pada bulan Desember 2013.
Awalnya pasien sering melamun dan memiliki kecurigaan
berlebihan terhadap istrinya. Pasien juga marah apabila
pendapatnya dibantah. Dia sering keluyuran dan menginap di
rumah keluarganya. Riwayat minum obat teratur selama 3 bulan
pertama dan putus obat 2 bulan terakhir.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat perinatal dan natal
Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan kampung. Informasi
lainnya tidak diketahui.
Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada usia 1 sampai 3 tahun
normal
Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Pada usia 6 tahun
mulai masuk SD di Toraja.
Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
Tamat dari SD pasien melanjutkan ke SMP dan melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas. Prestasi pasien di sekolah biasa saja.
Pasien mengikuti sekolah pendidikan Agama Kristen di Toraja.
Riwayat masa dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang petani di Toraja. Di Samarinda
pasien bekerja sebagai kuli mulai tahun 2011 sampai 2013.
Riwayat pernikahan
Pasien menikah tahun 1994 dan memiliki 1 orang anak laki-
laki dan 2 orang anak perempuan.
Riwayat kehidupan beragama
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
4/16
Pasien beragama Kristen sejak dari kecil hingga sekarang
dan menurut keluarga pasien taat beribadah.
Riwayat pelanggaran hukum
Tidak ada
Aktivitas sosial
Pasien dikenal pendiam di lingkungan tempat tinggalnya.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. (,)
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh keluarga.
Tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama dalam
keluarga pasien.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama anak dan istrinya di Toraja. Pasien tidak
dapat melakukan pekerjaan seperti biasanya. Hubungan sosial juga
terganggu kerana pasien menjadi cepat marah dan mengusik
ketenangan tetangga-tetangganya.
G. Presepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menganggap dirinya adalah nabi sekaligus murid Tuhan
yang diutus untuk berbagai urusan. Pasien yakin dengan berdoa
kepada Tuhan dia bisa menyembuhkan orang sakit.
AUTOANAMNESIS
DM : Selamat malam pak. Saya Faris dokter muda yang bertugas di sini.
Nama bapak siapa?
P : Malam, saya Cornelius dok.
DM : Umurnya sekarang berapa pak?
P : 42 tahun dok.
DM : Dari mana asalnya Pak Cornelius?
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
5/16
P : Saya dari Toraja dok.
DM : Bapak tahu sekarang ada di mana?
P : Di Samarinda dok.
DM : Jadi sekarang bapak di Samarinda?
P : Eh, bukan dok. Ini di Makassar.
DM : Bapak tahu tempat apa ini?
P : Ini rumah sakit jiwa dok.
DM : Siapa yang bawa bapak ke sini?
P : Tidak tau dok.
DM : Istri bapak di mana sekarang?
P : Di Toraja.
DM : Istri bapak tinggal dengan siapa di sana?
P : sama anak-anak dok.
DM : Katanya istri bapak punya selingkuhan?
P : Tidak ada dok.
DM : Bapak tahu kenapa bapak dibawa ke sini?
P : Saya tidak tau dok.
DM : Pekerjaan bapak sekarang apa?
P : Saya ini nabi dok.
DM : Nabi Cornelius?
P : Iya, saya diutus oleh Yesus untuk beberapa urusan.
DM : Apa buktinya kalau bapak ini Nabi?
P : Yesus mempercayakan saya untuk menjadi Nabi. Kalau Yesus
menghendaki semua bisa saja terjadi dok.
DM : Pernah dengar suara Yesus?
P : Iya saya diperintahkan sama Yesus ke sana, ke situ, jadi saya lakukan
saja.
DM : Pernah bertemu Yesus sebelumnya?
P : Iya pernah. Saya naik ke surga bertemu dengan Yesus.
DM : Pembicaraan bapak dengan Yesus apa saja?
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
6/16
P : Saya bernyanyi sambil bermain gitar di depan Yesus. Saya menghibur
Yesus.
DM : Bapak punya kekuatan istimewa?
P : Tidak ada. Saya hanya berdoa kepada Yesus untuk menyembuhkan
orang sakit.
DM : Oh jadi bapak mampu menyembuhkan orang sakit?
P : Tidak. Yesus keluarkan roh saya untuk sembuhkan orang sakit.
DM : Seberapa dekat bapak dengan Yesus?
P : Saya ini murid Yesus. Saya pelajari kitabnya.
DM : Bapak pernah dengar bisikan lain?
P : Ada yang bisik saya dok.
DM : Apa yang dibisikkan?
P : Dia mau ambil istri saya.
DM : Kapan bisikan itu muncul?
P : Kadang-kadang saya dengar tiba-tiba dia bicara. Dia mau bunuh saya.
DM : Siapa yang bisik bapak?
P : Orang bayarannya istri saya dok.
DM : Bagaimana sampai dia mau bunuh bapak?
P : Dia mau rebut istri saya dok.
DM : Bapak pernah lihat bayangan-bayangan atau roh-roh?
P : Tidak dok.
DM : Katanya bapak biasa mengamuk?
P : saya cuma marah-marah biasa saja dok.
DM : Bapak rasa aneh dengan diri bapak? Mungkin bapak merasa punya
penyakit atau ada perasaan aneh dengan diri bapak?
P : Tidak dok.
DM : Pernah minum obat dari Rumah Sakit Jiwa Samarinda?
P : Pernah dok.
DM : Obat apa namanya?
P : Saya tidak ingat namanya dok.
DM : Rutin minum obat pak?
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
7/16
P : Sudah lama saya tidak minum obat dok.
DM : Kalau begitu sekian pak. Terima kasih banyak.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki usia 42 tahun, wajah sesuai umur, berkulit
coklat, memakai baju kaos berwarna abu-abu, celana hitam
rambut pendek dan perawatan diri baik.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Tenang
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi suara biasa.
5. Sikap Terhadap pemeriksa
Kooperatif.
B. Keadaan Afektif, Mood dan Empati
a) Mood
Sulit dinilai
b) Afek
Tumpul
c)
Empati
Tidak dapat dirabarasakan
d) Keserasian
Tidak serasi
C. Fungsi Intelektual
a) Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Sesuai dengan tingkat pendidikan pasien.
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
8/16
b) Daya konsentrasi
Baik
c) Orientasi
Waktu :Baik
Tempat :Baik
Orang :Baik
d) Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
e) Pikiran abstrak
Terganggu
f) Bakat kreatif
Tidak ada
g) Kemampuan menolong diri sendiri
Baik.
D. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
Halusinasi auditorik (+). Pasien mendengar suara Tuhan yang
memberi perintah. Pasien juga mendengar suara bisikan yang
mengancam akan membunuhnya.
b) Ilusi
Tidak ada.
c) Depersonalisasi
Tidak ada.
d) Derealisasi
Tidak ada.
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
9/16
E. Proses Berpikir
a) Arus pikiran
Produktifitas
Cukup
Kontinuitas
Relevan, koheren
Hendaya berbahasa
Tidak ada.
b) Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+). Pasien
mengaku Nabi dan murid Tuhan yang diutus untuk
beberapa urusan. Pasien yakin mampu mengobati orang
sakit hanya dengan berdoa kepada Yesus.
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai
a) Norma sosial : Terganggu
b) Uji daya nilai : Terganggu
c) Penilaian realitas: Terganggu
H. Tilikan
Derajat I, yaitu pasien sepenuhnya menyangkal bahwa dirinya
sakit.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
10/16
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik Status Internus
Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh
36.80C. Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, jantung, paru, dan
abdomen dalam batas normal, ekstrimitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernigs sign (-)/(-), pupil
bulat dan isokor 2,5mm/2,5mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan
sensorik keempat ekstrimitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks
patologis.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki 42 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan
mengamuk sejak 2 minggu yang lalu. Dimasukkan untuk yang pertama
kalinya ke RSKD Dadi. Pasien pernah dirawat di RSJ Samarinda dan
mendapatkan pengobatan. Minum obat secara teratur selama 3 bulan dan putus
obat sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengamuk marah-marah, mengancam
keluarga untuk dibunuh, dan mengganggu tetangga. Pekerjaan terganggu dan
keinginan pasien sulit dimengerti oleh keluarga.
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan penampilan pasien dengan
wajah sesuai umur, berkulit coklat, dengan perawatan diri yang baik,
kesadaran baik, aktivitas psikomotor tenang saat wawancara, verbalitas
spontan, mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan,
fungsi intektual sesuai tingkat pendidikan, pikiran abstrak terganggu, arus
pikir relevan, isi pikir terganggu dengan waham kebesaran, terdapat gangguan
persepsi yaitu halusinasi auditorik, kemampuan menolong diri sendiri baik.
Pengendalian impuls kurang baik, norma sosial, dan penilaian realitas baik.
Pasien sepenuhnya menyangkal bahwa dirinya sakit.
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
11/16
EVALUASI MULTIAKSIALA. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status
mental didapatkan adanya gejala mengamuk dan mengancam keluarga
untuk dibunuh. Hal ini menimbulkan penderitaan (distress) bagi pasien
dan orang lain serta menimbulkan hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-
hari yaitu penurunan kemampuan bekerja dan hubungan sosial sehingga
dapat disimpulkan sebagai gangguan Jiwa.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan adanya hendaya berat
dalam menilai realita seperti halusinasi auditorik dan waham kebesaran
sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa non
psikotik non organik.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang
menumpul, asosiasi longgar, halusinasi auditorik, dan waham kebesaran
serta waham kejaran yang telah berlangsung lebih dari 1 bulan, sehingga
berdasarkan PPDGJ III telah memenuhi kriteria diagnosis gangguan
Skizofrenia (F20). Ditemukan waham kebesaran yakni pasien meyakini
bahwa dirinya adalah murid Tuhan, utusan Tuhan, mampu melakukan
perjalanan ke surga, dan dapat menyembuhkan orang sakit. Selain itu
ditemukan gejala halusinasi auditorik yang berupa bisikan dari orang yang
ingin membunuhnya sehingga pasien ini didiagnosis dengan Skizofrenia
Paranoid (F20.0)
B. Aksis II
Tidak ada gangguan kepribadian
C. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
D. Aksis IV
Tidak ada diagnosis
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
12/16
E. Aksis V
GAF scale pasien berada pada range 50-41 yaitu gejala berat dan
disabilitas berat.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik bermakna. Diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak maka dari itu, pasien ini
membutuhkan psikofarmakoterapi tetapi tetap diperhatikan penggunaan
obat terhadap penyakit fisik yang diderita untuk menghindari interaksi
obat yang merugikan.
Psikologik
Ditemukan adanya distress dan hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-
hari sehingga memerlukan psikoterapi suportif.
Sosiologik
Ditemukan hendaya pekerjaan, hubungan sosial, dan penggunaan waktu
senggang, sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
PROGNOSIS
Dubia et malam
Faktor pendukung :
Tidak ada keluarga dengan gejala yang sama.
Pendidikan terakhir: SMA
Ada dukungan penuh dari keluarga untuk kesembuhan pasien.
Faktor penghambat :
Faktor stressor tidak jelas.
Pengobatan yang terputus selama 2 bulan
Pendidikan rendah dan ada masalah ekonomi.
Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
13/16
PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPDGJ III, Skizofrenia Paranoid (F20.0) ditandai denganadanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik adri pikiran dan
persepsi, serta afek yang tidak wajar atau tumpul.
Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis Skizofrenia harus meliputi
beberapa kriteria sebagai berikut :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala tersebut kurang tajam atau
kurang jelas)
a. - thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya;
b. - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusin of pasivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
- delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik
atau mukjizat;
c. halusinasi auditorik
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- mediskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara
berbagai suara yang berbicara); atau
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
14/16
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
d. waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan
kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing
dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:
a. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus-menerus;
b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme;
c. gangguan katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor;
d. gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
15/16
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia paranoid (F20.0) memerlukan
keterangan tambahan selain kriteria di atas.
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi asuditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang
menonjol;
c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
Sindrom psikotik disebabkan oleh hiperaktivitas dopamin pada sistem
mesolimbik, tuberoinfundibular, mesokortikal, dan nigrostriatal. Efek
dopamin yang meningkatkan kerja impuls neuron di otak menimbulkan
gejala-gejala positif baik berupa ilusi, halusinasi, waham, dll. Obat
antipsikotik bekerja dengan memblok reseptor post-sinaps neuron di otak,
khususnya sistem limbik dan ekstrapiramidal. Sehingga pengobatan pada
pasien psikotik dengan gejala-gejala positif sangat efektif dengan
menggunakan obat antipsikotik.
Efek samping obat Antipsikotik dapat berupa, sedasi (rasa megantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
melemah), gangguan otonomik (hipotensi, mulut kering, kesulitan miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi,
5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid
16/16
gangguan irama jantung). Gangguan pergerakan juga dapat terjadi berupa
sindrom ekstrapiramidal (sidtonia akut, akathisia, sindrom parkinson : tremor,
bradikinesia, dan rigiditas). Gangguan yang melibatkan tuberoinfundibuler
juga dapat terjadi berupa gangguan endokrin seperti amenorhea,
gynaecomastia, metabolik berupa jaundice, gangguan hematologik berupa
agranulocytosis, yang biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang.
RENCANA TERAPI
Psikofarmakoterapi:
Haloperidol 1,5 mg 3 x 1
Psikoterapi suportif
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan perasaanya agar bisa merasa lebih
lega
Konseling : Memberikan masukan dan penjelasan kepada
pasien ataupun keluarganya tentang keadaan pasien.
Sosioterapi: Memberikan pengertian kepada orang-orang di
lingkungan pasien agar dapat memberikan dukungan moral dan
menciptakan lingkungan kondusif yang dapat membantu proses
penyembuhan.
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum dan perkembangan pasien, efektifitas terapi
serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.