Lapsus - Skizofrenia Paranoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    1/16

    STATUS PASIEN

    1. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. C

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat/Tanggal Lahir : 22 Januari 1972

    Umur : 42 Tahun

    Status Perkawinan : Menikah

    Agama : Kristen

    Warga Negara : Indonesia

    Pekerjaan/Pendidikan : SMA

    Alamat/No. Telpon : Toraja

    Tanggal MRS : 23 Mei 2014

    2. RIWAYAT PSIKIATRI

    I. RIWAYAT PENYAKIT

    A. Keluhan Utama:

    Mengamuk, marah-marah

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    a) Keluhan dan gejala

    Dialami sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien

    biasa mengejar dan mengancam keluarga dengan parang. Keluar

    rumah dengan keadaan tanpa busana dan mendobrak-dobrak pintu

    rumah orang. Pasien sering berbicara ngawur. Dia mengaku

    seorang nabi yang diutus oleh Tuhan. Dia sering mendengar suara

    Tuhan memerintahkan dia untuk mengelola urusan-urusan tertentu.

    Pasien mengatakan dirinya pernah pergi ke surga dan bertemu

    Tuhan. Pasien meyakini dirinya mampu menyembuhkan orang

    sakit dengan doa-doa yang dia panjatkan kepada Tuhan dan dengan

    berdoa, Tuhan mengeluarkan rohnya dan menyembuhkan orang

    yang didoakan. Pasien merasa ada yang menanamkan sesuatu di

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    2/16

    pikirannya dan berbisik bahwa istrinya selingkuh dengan orang

    lain. Dia sering berbicara sendiri dan mengatakan jangan ambil

    istriku dan mengatakan bahwa ada orang bayaran istrinya yang

    dikirim untuk membunuhnya. Pasien tidur kurang dari 1 jam per

    hari.

    Perubahan perilaku pada pasien pertama kali terjadi sekitar

    5 bulan yang lalu. Pada saat itu, pasien sering melamun dan

    memiliki kecurigaan berlebihan terhadap istrinya. Pasien juga

    marah apabila pendapatnya dibantah. Dia sering keluyuran dan

    menginap di rumah keluarganya. Keluarga tidak mengetahui

    penyebab perubahan perilaku yang dialami pasien.

    Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Samarinda pada

    bulan Desember 2013 selama 1 bulan dan rutin minum obat selama

    3 bulan. Namun setelah itu konsumsi obat terputus karena obatnya

    habis dan kondisi pasien baik. Obat yang dikonsumsi pasien adalah

    obat berwarna putih dan kuning kecil.

    b) Hendaya/disfungsi

    Hendaya dalam bidang sosial (+)

    Hendaya pekerjaan (+)

    Hendaya pengunaan waktu senggang (+)

    c) Faktor stressor psikososial

    Stessor psikososial tidak jelas

    d) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik

    dan psikis sebelumnya

    Trauma (-) NAPZA:

    Infeksi (-) Merokok (+)

    Kejang (-) Alkohol (-)

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    3/16

    C. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya

    Perubahan perilaku dialami pada bulan Desember 2013.

    Awalnya pasien sering melamun dan memiliki kecurigaan

    berlebihan terhadap istrinya. Pasien juga marah apabila

    pendapatnya dibantah. Dia sering keluyuran dan menginap di

    rumah keluarganya. Riwayat minum obat teratur selama 3 bulan

    pertama dan putus obat 2 bulan terakhir.

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    Riwayat perinatal dan natal

    Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan kampung. Informasi

    lainnya tidak diketahui.

    Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)

    Pertumbuhan dan perkembangan pada usia 1 sampai 3 tahun

    normal

    Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

    Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Pada usia 6 tahun

    mulai masuk SD di Toraja.

    Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)

    Tamat dari SD pasien melanjutkan ke SMP dan melanjutkan ke

    Sekolah Menengah Atas. Prestasi pasien di sekolah biasa saja.

    Pasien mengikuti sekolah pendidikan Agama Kristen di Toraja.

    Riwayat masa dewasa

    Riwayat pekerjaan

    Pasien adalah seorang petani di Toraja. Di Samarinda

    pasien bekerja sebagai kuli mulai tahun 2011 sampai 2013.

    Riwayat pernikahan

    Pasien menikah tahun 1994 dan memiliki 1 orang anak laki-

    laki dan 2 orang anak perempuan.

    Riwayat kehidupan beragama

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    4/16

    Pasien beragama Kristen sejak dari kecil hingga sekarang

    dan menurut keluarga pasien taat beribadah.

    Riwayat pelanggaran hukum

    Tidak ada

    Aktivitas sosial

    Pasien dikenal pendiam di lingkungan tempat tinggalnya.

    E. Riwayat Kehidupan Keluarga

    Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. (,)

    Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh keluarga.

    Tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama dalam

    keluarga pasien.

    F. Situasi Sekarang

    Pasien tinggal bersama anak dan istrinya di Toraja. Pasien tidak

    dapat melakukan pekerjaan seperti biasanya. Hubungan sosial juga

    terganggu kerana pasien menjadi cepat marah dan mengusik

    ketenangan tetangga-tetangganya.

    G. Presepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

    Pasien menganggap dirinya adalah nabi sekaligus murid Tuhan

    yang diutus untuk berbagai urusan. Pasien yakin dengan berdoa

    kepada Tuhan dia bisa menyembuhkan orang sakit.

    AUTOANAMNESIS

    DM : Selamat malam pak. Saya Faris dokter muda yang bertugas di sini.

    Nama bapak siapa?

    P : Malam, saya Cornelius dok.

    DM : Umurnya sekarang berapa pak?

    P : 42 tahun dok.

    DM : Dari mana asalnya Pak Cornelius?

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    5/16

    P : Saya dari Toraja dok.

    DM : Bapak tahu sekarang ada di mana?

    P : Di Samarinda dok.

    DM : Jadi sekarang bapak di Samarinda?

    P : Eh, bukan dok. Ini di Makassar.

    DM : Bapak tahu tempat apa ini?

    P : Ini rumah sakit jiwa dok.

    DM : Siapa yang bawa bapak ke sini?

    P : Tidak tau dok.

    DM : Istri bapak di mana sekarang?

    P : Di Toraja.

    DM : Istri bapak tinggal dengan siapa di sana?

    P : sama anak-anak dok.

    DM : Katanya istri bapak punya selingkuhan?

    P : Tidak ada dok.

    DM : Bapak tahu kenapa bapak dibawa ke sini?

    P : Saya tidak tau dok.

    DM : Pekerjaan bapak sekarang apa?

    P : Saya ini nabi dok.

    DM : Nabi Cornelius?

    P : Iya, saya diutus oleh Yesus untuk beberapa urusan.

    DM : Apa buktinya kalau bapak ini Nabi?

    P : Yesus mempercayakan saya untuk menjadi Nabi. Kalau Yesus

    menghendaki semua bisa saja terjadi dok.

    DM : Pernah dengar suara Yesus?

    P : Iya saya diperintahkan sama Yesus ke sana, ke situ, jadi saya lakukan

    saja.

    DM : Pernah bertemu Yesus sebelumnya?

    P : Iya pernah. Saya naik ke surga bertemu dengan Yesus.

    DM : Pembicaraan bapak dengan Yesus apa saja?

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    6/16

    P : Saya bernyanyi sambil bermain gitar di depan Yesus. Saya menghibur

    Yesus.

    DM : Bapak punya kekuatan istimewa?

    P : Tidak ada. Saya hanya berdoa kepada Yesus untuk menyembuhkan

    orang sakit.

    DM : Oh jadi bapak mampu menyembuhkan orang sakit?

    P : Tidak. Yesus keluarkan roh saya untuk sembuhkan orang sakit.

    DM : Seberapa dekat bapak dengan Yesus?

    P : Saya ini murid Yesus. Saya pelajari kitabnya.

    DM : Bapak pernah dengar bisikan lain?

    P : Ada yang bisik saya dok.

    DM : Apa yang dibisikkan?

    P : Dia mau ambil istri saya.

    DM : Kapan bisikan itu muncul?

    P : Kadang-kadang saya dengar tiba-tiba dia bicara. Dia mau bunuh saya.

    DM : Siapa yang bisik bapak?

    P : Orang bayarannya istri saya dok.

    DM : Bagaimana sampai dia mau bunuh bapak?

    P : Dia mau rebut istri saya dok.

    DM : Bapak pernah lihat bayangan-bayangan atau roh-roh?

    P : Tidak dok.

    DM : Katanya bapak biasa mengamuk?

    P : saya cuma marah-marah biasa saja dok.

    DM : Bapak rasa aneh dengan diri bapak? Mungkin bapak merasa punya

    penyakit atau ada perasaan aneh dengan diri bapak?

    P : Tidak dok.

    DM : Pernah minum obat dari Rumah Sakit Jiwa Samarinda?

    P : Pernah dok.

    DM : Obat apa namanya?

    P : Saya tidak ingat namanya dok.

    DM : Rutin minum obat pak?

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    7/16

    P : Sudah lama saya tidak minum obat dok.

    DM : Kalau begitu sekian pak. Terima kasih banyak.

    STATUS MENTAL

    A. Deskripsi Umum

    1. Penampilan

    Seorang laki-laki usia 42 tahun, wajah sesuai umur, berkulit

    coklat, memakai baju kaos berwarna abu-abu, celana hitam

    rambut pendek dan perawatan diri baik.

    2. Kesadaran

    Berubah

    3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

    Tenang

    4. Pembicaraan

    Spontan, lancar, intonasi suara biasa.

    5. Sikap Terhadap pemeriksa

    Kooperatif.

    B. Keadaan Afektif, Mood dan Empati

    a) Mood

    Sulit dinilai

    b) Afek

    Tumpul

    c)

    Empati

    Tidak dapat dirabarasakan

    d) Keserasian

    Tidak serasi

    C. Fungsi Intelektual

    a) Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

    Sesuai dengan tingkat pendidikan pasien.

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    8/16

    b) Daya konsentrasi

    Baik

    c) Orientasi

    Waktu :Baik

    Tempat :Baik

    Orang :Baik

    d) Daya ingat

    Jangka panjang : Baik

    Jangka sedang : Baik Jangka pendek : Baik

    Jangka segera : Baik

    e) Pikiran abstrak

    Terganggu

    f) Bakat kreatif

    Tidak ada

    g) Kemampuan menolong diri sendiri

    Baik.

    D. Gangguan Persepsi

    a) Halusinasi

    Halusinasi auditorik (+). Pasien mendengar suara Tuhan yang

    memberi perintah. Pasien juga mendengar suara bisikan yang

    mengancam akan membunuhnya.

    b) Ilusi

    Tidak ada.

    c) Depersonalisasi

    Tidak ada.

    d) Derealisasi

    Tidak ada.

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    9/16

    E. Proses Berpikir

    a) Arus pikiran

    Produktifitas

    Cukup

    Kontinuitas

    Relevan, koheren

    Hendaya berbahasa

    Tidak ada.

    b) Isi Pikiran

    Preokupasi : Tidak ada

    Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+). Pasien

    mengaku Nabi dan murid Tuhan yang diutus untuk

    beberapa urusan. Pasien yakin mampu mengobati orang

    sakit hanya dengan berdoa kepada Yesus.

    F. Pengendalian Impuls

    Terganggu

    G. Daya Nilai

    a) Norma sosial : Terganggu

    b) Uji daya nilai : Terganggu

    c) Penilaian realitas: Terganggu

    H. Tilikan

    Derajat I, yaitu pasien sepenuhnya menyangkal bahwa dirinya

    sakit.

    I. Taraf Dapat Dipercaya

    Dapat dipercaya.

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    10/16

    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

    Pemeriksaan Fisik Status Internus

    Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80

    mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh

    36.80C. Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, jantung, paru, dan

    abdomen dalam batas normal, ekstrimitas atas dan bawah tidak ada

    kelainan.

    Status Neurologi

    Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernigs sign (-)/(-), pupil

    bulat dan isokor 2,5mm/2,5mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan

    sensorik keempat ekstrimitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks

    patologis.

    IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Seorang laki-laki 42 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan

    mengamuk sejak 2 minggu yang lalu. Dimasukkan untuk yang pertama

    kalinya ke RSKD Dadi. Pasien pernah dirawat di RSJ Samarinda dan

    mendapatkan pengobatan. Minum obat secara teratur selama 3 bulan dan putus

    obat sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengamuk marah-marah, mengancam

    keluarga untuk dibunuh, dan mengganggu tetangga. Pekerjaan terganggu dan

    keinginan pasien sulit dimengerti oleh keluarga.

    Pada pemeriksaan status mental, didapatkan penampilan pasien dengan

    wajah sesuai umur, berkulit coklat, dengan perawatan diri yang baik,

    kesadaran baik, aktivitas psikomotor tenang saat wawancara, verbalitas

    spontan, mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan,

    fungsi intektual sesuai tingkat pendidikan, pikiran abstrak terganggu, arus

    pikir relevan, isi pikir terganggu dengan waham kebesaran, terdapat gangguan

    persepsi yaitu halusinasi auditorik, kemampuan menolong diri sendiri baik.

    Pengendalian impuls kurang baik, norma sosial, dan penilaian realitas baik.

    Pasien sepenuhnya menyangkal bahwa dirinya sakit.

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    11/16

    EVALUASI MULTIAKSIALA. Aksis I

    Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status

    mental didapatkan adanya gejala mengamuk dan mengancam keluarga

    untuk dibunuh. Hal ini menimbulkan penderitaan (distress) bagi pasien

    dan orang lain serta menimbulkan hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-

    hari yaitu penurunan kemampuan bekerja dan hubungan sosial sehingga

    dapat disimpulkan sebagai gangguan Jiwa.

    Dari pemeriksaan status mental didapatkan adanya hendaya berat

    dalam menilai realita seperti halusinasi auditorik dan waham kebesaran

    sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik.

    Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan

    adanya kelainan sehingga dikategorikan sebagai gangguan jiwa non

    psikotik non organik.

    Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang

    menumpul, asosiasi longgar, halusinasi auditorik, dan waham kebesaran

    serta waham kejaran yang telah berlangsung lebih dari 1 bulan, sehingga

    berdasarkan PPDGJ III telah memenuhi kriteria diagnosis gangguan

    Skizofrenia (F20). Ditemukan waham kebesaran yakni pasien meyakini

    bahwa dirinya adalah murid Tuhan, utusan Tuhan, mampu melakukan

    perjalanan ke surga, dan dapat menyembuhkan orang sakit. Selain itu

    ditemukan gejala halusinasi auditorik yang berupa bisikan dari orang yang

    ingin membunuhnya sehingga pasien ini didiagnosis dengan Skizofrenia

    Paranoid (F20.0)

    B. Aksis II

    Tidak ada gangguan kepribadian

    C. Aksis III

    Tidak ada diagnosis.

    D. Aksis IV

    Tidak ada diagnosis

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    12/16

    E. Aksis V

    GAF scale pasien berada pada range 50-41 yaitu gejala berat dan

    disabilitas berat.

    DAFTAR PROBLEM

    Organobiologik

    Tidak ditemukan adanya kelainan fisik bermakna. Diduga terdapat

    ketidakseimbangan neurotransmitter di otak maka dari itu, pasien ini

    membutuhkan psikofarmakoterapi tetapi tetap diperhatikan penggunaan

    obat terhadap penyakit fisik yang diderita untuk menghindari interaksi

    obat yang merugikan.

    Psikologik

    Ditemukan adanya distress dan hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-

    hari sehingga memerlukan psikoterapi suportif.

    Sosiologik

    Ditemukan hendaya pekerjaan, hubungan sosial, dan penggunaan waktu

    senggang, sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

    PROGNOSIS

    Dubia et malam

    Faktor pendukung :

    Tidak ada keluarga dengan gejala yang sama.

    Pendidikan terakhir: SMA

    Ada dukungan penuh dari keluarga untuk kesembuhan pasien.

    Faktor penghambat :

    Faktor stressor tidak jelas.

    Pengobatan yang terputus selama 2 bulan

    Pendidikan rendah dan ada masalah ekonomi.

    Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    13/16

    PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA

    Berdasarkan PPDGJ III, Skizofrenia Paranoid (F20.0) ditandai denganadanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik adri pikiran dan

    persepsi, serta afek yang tidak wajar atau tumpul.

    Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis Skizofrenia harus meliputi

    beberapa kriteria sebagai berikut :

    Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

    biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala tersebut kurang tajam atau

    kurang jelas)

    a. - thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

    bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,

    walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau

    - thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar

    masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil

    oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

    - thought broadcasting : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga

    orang lain atau umum mengetahuinya;

    b. - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh

    suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

    - delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh

    suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

    - delusin of pasivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan

    pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;

    - delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,

    yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik

    atau mukjizat;

    c. halusinasi auditorik

    - suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap

    perilaku pasien, atau

    - mediskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara

    berbagai suara yang berbicara); atau

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    14/16

    - jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian

    tubuh

    d. waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

    setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya

    perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan

    kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu

    mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing

    dari dunia lain).

    Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:

    a. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai

    baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah

    berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh

    ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila

    terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan

    terus-menerus;

    b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

    (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang

    tidak relevan, atau neologisme;

    c. gangguan katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),

    posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,

    negativisme, mutisme, dan stupor;

    d. gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang

    jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,

    biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial

    dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

    tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

    Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama

    kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

    nonpsikotik prodromal);

    Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

    keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    15/16

    (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

    bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self

    absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

    Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia paranoid (F20.0) memerlukan

    keterangan tambahan selain kriteria di atas.

    Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

    a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

    atau halusinasi asuditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

    (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);

    b. halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

    lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang

    menonjol;

    c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

    (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau

    passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang

    beraneka ragam, adalah yang paling khas;

    Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

    katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

    Sindrom psikotik disebabkan oleh hiperaktivitas dopamin pada sistem

    mesolimbik, tuberoinfundibular, mesokortikal, dan nigrostriatal. Efek

    dopamin yang meningkatkan kerja impuls neuron di otak menimbulkan

    gejala-gejala positif baik berupa ilusi, halusinasi, waham, dll. Obat

    antipsikotik bekerja dengan memblok reseptor post-sinaps neuron di otak,

    khususnya sistem limbik dan ekstrapiramidal. Sehingga pengobatan pada

    pasien psikotik dengan gejala-gejala positif sangat efektif dengan

    menggunakan obat antipsikotik.

    Efek samping obat Antipsikotik dapat berupa, sedasi (rasa megantuk,

    kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif

    melemah), gangguan otonomik (hipotensi, mulut kering, kesulitan miksi dan

    defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi,

  • 5/21/2018 Lapsus - Skizofrenia Paranoid

    16/16

    gangguan irama jantung). Gangguan pergerakan juga dapat terjadi berupa

    sindrom ekstrapiramidal (sidtonia akut, akathisia, sindrom parkinson : tremor,

    bradikinesia, dan rigiditas). Gangguan yang melibatkan tuberoinfundibuler

    juga dapat terjadi berupa gangguan endokrin seperti amenorhea,

    gynaecomastia, metabolik berupa jaundice, gangguan hematologik berupa

    agranulocytosis, yang biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang.

    RENCANA TERAPI

    Psikofarmakoterapi:

    Haloperidol 1,5 mg 3 x 1

    Psikoterapi suportif

    Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk

    mengungkapkan isi hati dan perasaanya agar bisa merasa lebih

    lega

    Konseling : Memberikan masukan dan penjelasan kepada

    pasien ataupun keluarganya tentang keadaan pasien.

    Sosioterapi: Memberikan pengertian kepada orang-orang di

    lingkungan pasien agar dapat memberikan dukungan moral dan

    menciptakan lingkungan kondusif yang dapat membantu proses

    penyembuhan.

    FOLLOW UP

    Memantau keadaan umum dan perkembangan pasien, efektifitas terapi

    serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.