24
Eter memiliki titik didih rendah karena sangat sulit membentuk ikatan hidrogen. Eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan isomeri alkoholnya. Kelarutan eter dalam air sangat kecil (+-1,5%), sehingga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut dalam air. Eter mudah terbakar membentuk CO2 dan uap air, eter terurai oleh asam halida terutama oleh HI. Reaksi dengan senyawa PX3 (Posfor trihalida) misalnya (PCl3, PBr3 dan PI3) dipergunakan sebagai reaksi pembeda alkanol dengan eter. Senyawa alkohol dapat bereaksi dengan senyawa PX3, sedangkan senyawa eter tidak bereaksi. Secara umum reaksi tersebut mengikuti persamaan reaksi pada Bagan 12.52. Bagan 12.52. Reaksi pembeda eter dan alkohol Senyawa Eter Eter/Alkoksi Alkana 1.Rumus Umum Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua gugus alkyl yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :R–O–R1dimana R dan R1adalah gugus alkil, boleh sama boleh tidak Contoh : CH3–CH2–O–CH2–CH3 R = R1(eter homogen) CH3–O–CH2–CH2–CH3 R-R1(eter majemuk)

larutan organik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

larutan organik

Citation preview

Page 1: larutan organik

Eter memiliki titik didih rendah karena sangat sulit membentuk ikatan hidrogen. Eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan isomeri alkoholnya. Kelarutan eter dalam air sangat kecil (+-1,5%), sehingga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut dalam air.

Eter mudah terbakar membentuk CO2 dan uap air, eter terurai oleh asam halida terutama oleh HI. Reaksi dengan senyawa PX3 (Posfor trihalida) misalnya (PCl3, PBr3 dan PI3) dipergunakan sebagai reaksi pembeda alkanol dengan eter.

Senyawa alkohol dapat bereaksi dengan senyawa PX3, sedangkan senyawa eter tidak bereaksi. Secara umum reaksi tersebut mengikuti persamaan reaksi pada Bagan 12.52.

Bagan 12.52. Reaksi pembeda eter dan alkoholSenyawa Eter

Eter/Alkoksi Alkana

1.Rumus Umum

Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua gugus alkyl yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :R–O–R1dimana R dan R1adalah gugus alkil, boleh sama boleh tidak

Contoh :

CH3–CH2–O–CH2–CH3

R = R1(eter homogen)

CH3–O–CH2–CH2–CH3

R-R1(eter majemuk)

2.Penamaan Eter

Ada dua cara penamaan senyawa-senyawa eter, yaitu :

1) Menurut IUPAC, eter diberi nama sesuai nama alkananya dengan awalan “ alkoksi “ dengan ketentuan sebagai berikut :

– rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi –O– ditetapkan sebagai gugus fungsi alkoksinya.

Page 2: larutan organik

– rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa alkananya

2) Menurut aturan trivial, penamaan eter sebagai berikut : menyebutkan nama keduagugus alkil yang mengapit gugus –O– kemudian diberi akiran eter.

Contoh : Tabel 5.3 TATA NAMA ETER

Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial

CH3–CH2–O–CH2–CH3 Etoksi etana Dietil eter / etil etil eter

CH3–O–CH2–CH2–CH3 Metoksi propane Metil propil eter

CH3–CH2–O–CH2–CH2–CH3 Etoksi propane Etil propil eter

3. Sifat-Sifat Eter

Berbeda dengan senyawa-senyawa alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1) Titik didih rendah sehingga mudah menguap

2) Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah

3) Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam air

4) Mudah terbakar

5) Pada umumnya bersifat racun

6) Bersifat anastetik (membius)

7) Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI dan H Br)

4. Kegunaan Eter

Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara

lain :

1) Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik.

Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit.

Page 3: larutan organik

2) MTBE (Metil Tertier Butil Eter),Senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan besin menggantikan kedudukan TEL / TML, sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML

5.BeberapaReaksi Eter

Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah: Pembakaran

Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.Contoh:

Reaksi dengan Logam Aktif

Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).

Reaksi dengan PCl5

Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.

Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)

Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:

Jika asam halida berlebihan:

Membedakan Alkohol dengan Eter

Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida.Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl.Diposkan oleh Dody Putranto di 18:31 Label: Kimia SMU Kelas XII

Page 4: larutan organik

KLOROFORM

Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton, yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini sering disebut reaksi haloform.

Pembuatan kloroform :

Peng foto kloran metana

Menurut reaksi haloform :

Zat + halogen + basa (halogen+basa=atau hipoklorit) CHCl3

Syarat untuk zat ini yaitu yang mempunyai atau pada oksidasi menghasilkan gugus CH3COO (asetil) yang terikat pada atom H atau C. Reaksi haloform ini berlangsung dalam tiga tingkat :

Oksidasi (bila perlu)

Substitusi

Penguraian oleh basa

Sifat-sifat CHCl3 :

Cairan

Baunya khas

Penggunaan CHCl3 :

Pelarut untuk lemak, ”dry cleaning” dan sebagainya

Obat bius untuk tujuan ini : dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh (2,103-105)

Senyawa halokarbon seperti contohnya kloroform mudah dibuat, metana berklorin dibuat melalui klorinasi metana. Kloroform (CHCl3), semua tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.

Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan adanya oksigen dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun), maka untuk mencegah terjadinya fosgen ini maka kloroform, disimpan dalam botol yang berwarna coklat yang terisi dan mengandung 0,5 – 1% etanol (untuk mengikat bila terjadi fosgen).

Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus

Page 5: larutan organik

metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah etanol, 2-propanol, 2-butanol, etanol, propanon, 2-butanon. Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena lasan inilah halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.

Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.

Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor (bleaching powder) melalui tiga tingkatan reaksi yaitu :

1. Oksidasi oleh halogen

CH3CH2OH + Cl2 CH3CHO

2. Klorinasi dari hasil oksidasi

CH3CHO + Cl2 CCl3CHO + HCl

3. CCl3CHO + Ca(OH)2 CHCl3 + (HCOO)2Ca

Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga dalam proses sintesa digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya adalah sebagai berikut

1. CH3COCH3 + 3 Cl2 CCl3COCH3 + 3 HCl

2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2 CHCl3 + (CH3COO)2Ca

Aseton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaAseton[1]

Nama IUPAC[sembunyikan]

Propanon

Page 6: larutan organik

Nama lain[sembunyikan]

β-ketopropana

Dimetil keton, dimetilformaldehida, DMK

Identifikasi

Nomor CAS [67-64-1]

Nomor RTECS AL31500000

SMILES CC(=O)C

InChI 1/C3H6O/c1-3(2)4/h1-2H3

Sifat

Rumus molekul CH3COCH3

Massa molar 58,08 g/mol

Penampilan Cairan tidak berwarna

Densitas 0,79 g/cm³, cair

Titik leleh

−94,9 °C (178,2 K)

Titik didih

56,53 °C (329,4 K)

Kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan

Viskositas 0,32 cP pada 20 °C

Struktur

Bentuk molekul trigonal planar pada C=O

Momen dipol 2,91 D

Bahaya

Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)

Iritan (Xi)

Page 7: larutan organik

NFPA 704

3

1

0

Frasa-R R11, Templat:R36, Templat:R66, R67

Frasa-S S2, S9, S16, S26

Titik nyala -17 °C

Suhu swanyala 465 °C

Senyawa terkait

Pelarut terkait Air

Etanol

Isopropanol

Toluena

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

http://kisahfathe.blogspot.com/2009/02/kloroform.html

3. Aseton

Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.

Produksi

Page 8: larutan organik

Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:

C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2

Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.

Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.

Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.

Biosintesis

Lihat pula: ketosis

Sejumlah kecil aseton diproduksi dalam tubuh melalui dekarboksilasi jasad keton.

Penggunaan

Cairan pembersih

Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil asetat, pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.

Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras.

Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.

Pelarut

Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, melipuri botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.[2]dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa. Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk membilas peralatan gelas laboratorium.

Page 9: larutan organik

Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori pertama-tama diisi dengan aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter aseton dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilena.[3][4]

Stok umpan

Dalam bidang industri, aseton direaksi dengan fenol untuk memproduksi bisfenol A. Bisfenol A adalah komponen penting dalam berbagai polimer, misalnya polikarbonat, poliuretana, dan resin epoksi. Aseton juga digunakan dalam manufaktur kordit.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aseton

Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:

C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2

Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.

Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.

Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.Cairan pembersih

Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil asetat, pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.

Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras.

Page 10: larutan organik

Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.Pelarut

Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, melipuri botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.[2]

dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa. Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk membilas peralatan gelas laboratorium.

Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori pertama-tama diisi dengan aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter aseton dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilenaama lain β-ketopropanaDimetil keton, dimetilformaldehida, DMKIdentifikasiNomor CAS [67-64-1]Nomor RTECS AL31500000SMILES CC(=O)CInChI 1/C3H6O/c1-3(2)4/h1-2H3SifatRumus molekul CH3COCH3Massa molar 58,08 g/molPenampilan Cairan tidak berwarnaDensitas 0,79 g/cm³, cairTitik leleh

−94,9 °C (178,2 K)Titik didih

56,53 °C (329,4 K)Kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandinganViskositas 0,32 cP pada 20 °CStrukturBentuk molekul trigonal planar pada C=OMomen dipol 2,91 DBahayaKlasifikasi EU Mudah terbakar (F)Iritan (Xi)NFPA 704 310

Frasa-R R11, Templat:R36, Templat:R66, R67

Page 11: larutan organik

Frase-S S2, S9, S16, S26Titik nyala -17 °CSuhu swanyala 465 °CSenyawa terkaitPelarut terkait AirEtanolIsopropanolToluenaKecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlakupada temperatur dan tekanan standar (25 °C, 100 kPa)

http://teknikkimiausu.blogspot.com/2009/04/aseton.html

Toluena

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaToluena

Nama lain[sembunyikan]

fenilmetana

toluol

metilbenzena

Identifikasi

Nomor CAS [108-88-3]

Nomor RTECS XS5250000

SMILES Cc1ccccc1

Sifat

Rumus molekul C7H8 (C6H5CH3)

Massa molar 92,14 g/mol

Penampilan Cairan tak berwarna

Densitas 0,8669 g/mL, zat cair

Page 12: larutan organik

Titik leleh

−93 °C

Titik didih

110,6 °C

Kelarutan dalam air 0,47 g/l (20-25 °C)

Viskositas 0,590 cP at 20 °C

Bahaya

MSDS ScienceLab.com

Bahaya utama sangat mudah terbakar

NFPA 704

3

2

0

Frasa-R R11, R38, R48/20, R63, R65, R67

Frasa-S S2, S36/37, S29, S46, S62

Titik nyala 4 °C/ 39,2 °F

Senyawa terkait

Hidrokarbon aromatik terkait benzena

xilena

naftalena

Senyawa terkaitmetilsikloheksana

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Page 13: larutan organik

toluene

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan.[1][2]

http://id.wikipedia.org/wiki/Toluena

TOLUENA

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena.

Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan.

Larutan

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.

Konsentrasi

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Page 14: larutan organik

Pelarutan

Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

Larutan ideal

Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena dan toluena.

Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Sifat koligatif larutan

Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.

Jenis-jenis larutan

Page 15: larutan organik

Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.Contoh larutanZat terlarut

Gas Cairan Padatan

Pelarut Gas Udara (oksigen dan gas-gas lain dalam nitrogen) Uap air di udara (kelembapan) Bau suatu zat padat yang timbul dari larutnya molekul padatan tersebut di udara

Cairan Air terkarbonasi (karbon dioksida dalam air) Etanol dalam air; campuran berbagai hidrokarbon (minyak bumi) Sukrosa (gula) dalam air; natrium klorida (garam dapur) dalam air; amalgam emas dalam raksa

Padatan Hidrogen larut dalam logam, misalnya platina Air dalam arang aktif; uap air dalam kayu Aloi logam seperti baja dan duralumin

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

lkohol adalah turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil. Alkohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.

SIFAT FISIK ALKOHOL

Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol suku rendah (sampai C3) adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan. Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin rendah kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih.

TURUNAN ALKOHOL

Metanol atau metil alkohol (CH3OH) ditemukan tahun 1661 oleh Robert Boyle diantara senyawaan yang terbentuk pada penyulingan kering kayu. Metanol murni berupa cairan tidak berwarna, baunya menyerupai alkohol dan rasanya tajam. Larut dalam air dan pelarut organik. Bila dibakar nyalanya tidak bercahaya dan kebiru-biruan. Metanol sangat beracun, bila diminum selain dapat memabukkan juga dapat mengakibatkan kebutaan.

Dahulu metanol terdapat pada penyulingan kering kayu. Bila kayu dipanaskan dalam retor dari besi pada suhu 300'C, maka dalam retor itu tinggal arang kayu, sedangkan sulingan selain dari CO terdiri dari 2 fasa cair yang tidak dapat bercampur. Metanol tidak murni sering disebut spiritus-kayu (wood spirit).

Page 16: larutan organik

Metanol digunakan sebagai pelarut, untuk membuat pernis, industri zat warna, sebagai bahan untuk membuat metanal, sebagai tambahan pada bensin, dan untuk mengawasifatkan etanol.

Etanol atau etilalkohol (C2H5OH) telah lama diketahui manusia, berkat pembentukannya pada peragian buah yang mengandung sakar.

Etanol adalah cairan jernih yang larut dalam air dan berbau khas, nyalanya berwarna biru. Etanol banyak dibuat dengan peragian sakar, misalnya glukosa.

Etanol digunakan di lab dan dalam teknik sebagai pelarut, untuk membuat senyawaan organik, untuk membuat karet sintesis, sebagai bahan bakar, untuk membuat cuka, chloroform, iodoform, dan untuk campuran minuman. Karena minuman beralkohol dikenakan cukai tinggi, maka alkohol teknik selalu diawasifatkan (didenaturasi), yaitu ditambahi metanol yang beracun dan piridin yang baunya busuk serta suatu zat warna, supaya tidak dapat diminum lagi.

PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL

WINE. Buah anggur dihancurkan lalu dibiarkan meragi dalam bejana besar. Bila kulit biji buah itu dihilangkan sebelum peragian dimulai, maka dihasilkan anggur putih, kalau tidak anggur merah. Peragian dimulai, dengan sendirinya, karena pada kulit buah itu selalu terdapat sel-sel ragi. Dalam waktu yang singkat peragian berlangsung hebat dan kadar alkohol dapat naik sampai 10%. Bila buah anggur cukup mengandung sakar (atau bila ditambahkan gula), maka kadar alkohol dapat meningkat sampai 14-15%. Setelah peragian utama yang hanya beberapa minggu lamanya, maka cairan dipisahkan dari sisa-sisa buah dan disimpan dalam tong besar dari kayu. Disanalah masih terjadi peragian akhir dan lama kelamaan terbentuk endapan yang terdiri dari sel-sel ragi, protein, kotoran, dsb. Beberapa kali anggur muda itu dipipapindahkan ke tong baru dan makin lama makin jernih. Setelah beberapa tahun anggur selesai. Selama waktu itu terbentuk bouquetnya, terutama karena asam-asam diperester.

Pada beberapa macam anggur (Port,Sherry, Madeira, Samos) ditambahkan alkohol pekat sebelum peragian selesai, hingga anggur itu manis karena peragian dihentikan karena kadar alkoholnya tinggi (17-21%).

Di Hongaria dibuat anggur Tokayer dari rusin (anggur kering). Champagne ialah anggur putih, akan tetapi setelah dimasukkan kedalam botol ditambahkan gula lagi, hingga dalam botol masih terjadi peragian dimana CO2 yang terbentuk melarut dalam anggur.

ARAK serta RHUM dibuat dari melasa, setelah peragian disulingkan, hingga kadar alkoholnya tinggi.

SOP (JENEVER,GIN) dibuat dengan menyulingkan alkohol (dari peragian gandum) dengan buni sopi yang memberikan rasa dan bau.

WHISKY. Dibuat dari campuran gandum yang setelah berkecambah dipanggang diatas api. Rasa asap akhirnya sampai juga ke minuman yang dihasilkan bila diragikan dan lalu disulingkan.

Propanol atau propilalkohol (C3H7OH) terdapat sedikit dalam minyak-arak dan dapat dipisahkan dengan penyulingan bertingkat. 2-propanol dihasilkan secara besar dari propena yang terdapat sebagai hasil serta dari penyertakan dalam industri minyak latung.

Page 17: larutan organik

CH3-CH=CH2 + H2O menghasilkan 2-propanol

Reaksi itu berlangsung pada 25o'C dan 200'C, bila wolframoksida, seng dan silikon dipergunakan sebagai katalis. Propanol jauh lebih beracun daripada etanol dan dipergunakan sebagai pelarut. Dari isopropil alkohol dibuat aseton.

Butanol atau butilalkohol (C4H9OH). Butanol dibuat dengan pertolongan jasad renik. Pati diragikan dengan Clostridium acetobutylicum, hasilnya mengandung butanol (60%) propanon (30%) dan etanol (10%). Butanol adalah pelarut penting, khususnya untuk lak nitroselulosa. Isobutil alkohol terdapat dalam minyak arak.

Pentanol atau amilalkohol (C5H11OH) mempunyai 8 isomer. Dalam teknik amilalkohol diperoleh dari minyak arak serta dari pentana yang diperoleh pada penyulingan minyak latung. Amilalkohol dipakai sebagai pelarut dan untuk membuat amilasetat.

Alkanol tinggi. Beberapa alkohol suku tinggi terdapatdalam minyak atsiri, misalnya nonanol dalam minyak kembang jeruk. Dodekanol, laurialkohol, serta tetradekanol, miristilalkohol, terdapat dalam lemak ikan paus, juga heksadekanol, setilalkohol terdapat dalam minyak ikan. Alkanol lebih tinggi dengan C26-C34 terdapat dalam beberapa macam lilin.

http://qforq.multiply.com/journal/item/17

EtanolDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum DiperiksaEtanol

Nama IUPAC[sembunyikan]EtanolNama lain[sembunyikan]Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat; alkohol absolutIdentifikasiNomor CAS [64-17-5]PubChem 702Nomor RTECS KQ6300000SMILES CCOInChI 1/C2H6O/c1-2-3/h3H,2H2,1H3SifatRumus molekul C2H5OHMassa molar 46,07 g/molPenampilan cairan tak berwarnaDensitas 0,789 g/cm3Titik leleh−114,3Titik didih78,4Kelarutan dalam air tercampur penuhKeasaman (pKa)15,9Viskositas 1,200 cP (20 °C)Momen dipol 1,69 D (gas)

Page 18: larutan organik

BahayaKlasifikasi EU Mudah terbakar (F)NFPA 704310 Frasa-R R11Frasa-S S2 S7 S16Titik nyala 13 °C (55.4 °F)Senyawa terkaitSenyawa terkaitmetanol, propanolKecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlakupada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.[1]

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

Sifat-sifat fisika

Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.

Page 19: larutan organik

Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.

Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena.[7][8] Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.[8]

Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal.[7][9] Pencampuran etanol dan air bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K[10].

Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop dengan perbandingkan kira-kira 89 mol% etanol dan 11 mol% air[11]. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K[12].

Ikatan hidrogen pada etanol padat pada −186 °C

Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion, utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida, kalsium klorida, amonium klorida, amonium bromida, dan natrium bromida.[8] Natrium klorida dan kalium klorida sedikit larut dalam etanol.[8] Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyakan minyak atsiri[13] dan banyak perasa, pewarna, dan obat.

Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air secara drastis. Campuran etanol dengan air yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar dan mudah menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan tersebut dipanaskan terlebih dahulu.

Indeks refraksi etanol adalah 1,36242 (pada λ=589,3 nm dan 18,35 °C).[7]