Upload
darnell-steele
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
free
Citation preview
LATAR BELAKANG
Indonesia pertamakali meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 1976. Satelit yang
pertama kali diluncurkan adalah Satelit Palapa A1, yang merupakan satelit telekomunikasi
geostationer. Satelit ini diluncurkan dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat. Setelah lewat
36 tahun, baru-baru ini Indonesia meluncurkan satelit dengan nama Telkom- 3 yang dikelola
oleh Telkom Indonesia. Penggunaan satelit sebagai teknologi komunikasi Indonesia merupakan
sebuah keputusan yang sangat tepat, dikarenakan secara geografis Indonesia merupakan
negara kepulauan luas yang terpisahkan oleh lautan-lautan sehingga sulit jika dihubungkan
menggunakan kabel, oleh karena itu lah satelit merupakan teknologi paling tepat untuk negara
Indonesia. Selama 36 tahun sejarah perkembangan teknologi satelit di Indonesia, sudah
terdapat 18 satelit yang pernah diluncurkan, walaupun dengan pengelola yang berbeda-beda.
Kemajuan dari teknologi komunikasi dan infromatika, seperti satelit, merupakan sebuah hal
krusial bagi kemajuan negara kita. Oleh karena itu perkembangan teknologi komunikasi dan
informatika seperti perkembangan satelit merupakan suatu hal yang penting untuk dibahas dan
tidak boleh hanya dilihat sebelah mata.
Satelit hampir selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Antena-
antena yang berada dirumah-rumah yang digunakan untuk menerima siaran televisi satelit.
Selain signal televisi, satelit juga membawa data dalam jumlah besar dan arus dari telepon
yang kita gunakan sehari-hari. Dewasa ini salah satu fungsi paling krusial dari internet adalah
satelit broadband, yang menyediakan jasa internet melalui satelit. Penggunaan satelit ini
cenderung memberikan keuntungan bagi berbagai pihak selain memiliki harga yang lebih
terjangkau, instalasi teknologi satelit cenderung lebih efektif.
Pada awalnya teknologi satelit ini merupakan hasil dari sebuah science-fiction karangan
Arthur C. Clarke pada tahun 1945. Perang dunia kedua merangsang untuk timbul nya dua
teknologi penting yaitu rudal dan gelombang mikro. Para ahli akhirnya menggabungan dua
teknologi ini dan menghasilkan teknologi satelit. Servis yang ditawarkan oleh satelit
mengkomplimen servis yang tadinya hanya di sediakan secara ekslusif oleh jaringan terrestrial
kabel dan radio (Maral&Bousqet;2009). Teknologi satelit yang pada awalnya merupakan
karangan kini telah timbul menjadi sebuah teknologi canggih yang menjadi salah satu tulang
punggung dalam teknologi komunikasi. Yang membuat teknologi satelit menjadi sebuah
teknologi yang menarik adalah karena kemampuanya untuk menjangkau jarak dan kapasitas
yang lebih luas dengan biyaya semurah mungkin.
Meminjam istilah yang digunakan oleh Pacey (1985; pg. 5) mengenai ‘technology practice’,
dalam makalah ini penulis akan mengupas segala aspek dari teknologi komunikasi satelit ini.
Pembahasan teknologi satelit ini akan berkonsetrasi menjadi tiga aspek utama yang akan
dibahas yaitu aspek teknis, budaya dan organisasi yang harus kita pahami agar mengerti
teknologi komunikasi secara keseluruhan.
Dalam aspek teknis, penulis akan membahas mengenai konsep teknis dari teknologi satelit,
seperti jenis-jenis, cara bekerja dan kelebihan atau kekurang teknologi ini. Dalam aspek
budaya, penulis akan membahas mengenai efek yang di timbulkan dari adanya teknologi satelit
terhadap masyrakat Indonesia. Dalam aspek organisasi, penulis akan membahas pihak-pihak
yang bersangkutan dengan teknologi satelit di Indonesia. Setelah membahs ketiga aspek
secara keseluruhan, kemudian penulis akan membahas mengenai saran dan rekomendasi
utnuk kemajuan dari teknologi satelit komunikasi Indonesia.
HASIL ANALISIS
Aspek Teknis
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya satelit komunikasi merupakan microwave
repeater station —Stasiun pengulang gelombang mikro yang memungkinkan untuk
mengantarkan atau bertukar informasi (berkomunikasi) dalam berbagai bentuk. Cara kerja dari
teknologi satelit komunikasi ini merupakan sebuah sistem yang terbagi menjadi beberapa
segmen, yang pertama adalah space segment — segmen luar angkasa, segmen kontrol,
dan ground segment — segmen permukaan bumi.
Segmen luar angkasa terdiri dari beberapa satelit baik yang aktif maupun sebagai cadangan
yang diatur menjadi sebuah konstelasi. Segmen kontrol terdiri dari semua fasilitas yang
digunakan untuk mengkontrol semua satelit yang ada pada segmen luar angkasa. Segmen
terakhir merupakan segmen permukaaan bumi, segmen ini terdiri dari semua stasion lalu lintas
bumi. Stasiun di bumi itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis stasiun pengguna — user station,
stasiun antar muka — interface station, dan stasiun servis.
Kegunaan dari stasiun user adalah mengatur komunikasi antar asesama pengguna, yang
menggunakan teknologi seperti telepon, fax dan komputer yang tersabungkan dengan jaringan
terrestrial. Sedangkan satsiun antarmuka, disebut juga sebagai gerbang yang
menyambungakan segmen luar angkasa dengan jaringan terrestrial. Stasiun yang terakhir
adalah servis stasiun yang berguna untuk mengumpulkan dan mendistribusikan informasi dari
dan untuk stasiun pengguna melalui segmen luar angkasa. Begitulah kurang lebih cara kerja
dari satelit komunikasi itu sendiri.
Kemajuan dari teknologi satelit komunikasi merupakan suatu hal yang tidak terelakan.
Teknologi satelit Indonesia sendiri sudah mencapai masa dimana Indonesia sebenarnya telah
memasuki era komunikasi global lewat luar angkasa, hal ini dibuktikan dengan dengan
pembukaan dan peresmiaan satsiun bumi Internasional di Jatiluhur pada tahun 1969. Selain itu
Indonesia telah bergabung dengan INTELSAT, karena dengan bergabung dengan INTELSAT
Indonesi memiliki kesempatan menggelar komunikasi internasional yang handal untuk pertama
kalinya di Indonesia ( Djiwatampu;2005).
Sekarang ini Indonesia hanya memiliki satelit geostasioner. Hal ini dikarenakan tidak
berhasilnya teknologi-teknologi satelit lain untuk dioperasikan di Indonesi. Salah satu penyebab
tidak berhasilnya penggunaan satelit non-geostationer di Indonesia adalah karena Indonesia
merupakan negara dengan curah hujan yang tinggi sehingga sulit utuk mengoperasikan
tekonologi satelit non-geostationer. Selain itu kecenderungan penggunaan satelit Indonesia
pada masa ini menunjukan sedikit kemajuan dari Penggunaan Fixed Satellite Service (FSS)
[1] yang lebih variatif dan modern. Seperi penerimaan siaraan menggunaakan VSAT[2], atau
sambungan telepon selular terertial di kawasan terpencil. Walaupun begitu fungsi awal dari
Fixed Sarellite Service ini tetap dipertahankan yaitu sebagi penyalur program siaraan televisi.
Kesimpulan yang bisa diambil dari perkembangans ecara teknis teknologi satelit Indonesia
adalah, sebagai negara berkembang pertama yang mengoprasikan satelit domestiknya,
Indonersia tellah secara konsisten melakukan pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan
dalam perkembangan dari satelite geostationer yang sudah ada sejakah dahulu menjadi sistem
ganda. Sistem layanan ganda adalah mengamankan alokasi orbit satelit yang memberlakukan
azasfirst come first serve. Selain itu Indonesia termasuk negara yang menyambut baik teknologi
satelit baik geostationer maupunnon geostationer. Walupun dewasa ini satelit yang digunakan
masih berupakan satelite geostationer karena terhalang oleh faktor alam.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah, satelit komunikasi yang digunakan
Indonesia, masih cenderung tergolong kepada Halfway Technology. Halfway technology adalah
istilah yang digunaka untuk menggambarkan teknologi yang belum sepenuhnya dimengerti.
Penggunaan teknologi satelit di Indonesia belum sepenuhnya dimengerti oleh Indonesia, oleh
karena itu masih ada ruang untuk pertumbuhan bagi teknologi satelit di Indonesia. Dari aspek
teknis, walaupun Indonesia merupakan negara pertama yang menggunakan teknologi satelit
domestik namun perkembangan dari teknologi itu masih cenderung belum terlalu banyak
berbeda sejak pertam kali diluncurkan. Dari aspek organisasi, diperlukanya regulasi yang
benar-benar dapat mengatu keseluruhan dapat mengatur bisni teknologi sateli di Indonesia,
agar bangsa kita bisa mendapatkan keuntungan seperti yang seharusnya. Dari aspek budaya,
kita harus menginngat kembali tujuan awal dari diadakanya penggunaan teknologi satelit ini
sendiri, dan kembali menjalankan program seperti tujuan yang awalnya telah direncanakan.
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah jika ingin mendaptkan semua keuntungan
yang ditawarkan oleh teknologi satelit, maka bangsa ini perlu memantau ulang perkembangan
dari teknologi komunikasi dan informatika yang dimilikinya. Dikarenakan seperti satelit teknologi
itu sudah ada namun tidak bisa digunakans ecara maksimal karenan terhambar berbagai
alasan, seperti pengaruh asing dan sebaginya.