50
LATIHAN GERAK DASAR ATLETIK DALAM BERMAIN SEBAGAI PEMBENTUK KUALITAS GERAK DASAR ANAK-ANAK Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri Oleh : Deni Irawan (Warga Binaan Angkatan Iskandar Zulkarnaen) ASRAMA MAHASISWA ISLAM SUNAN GIRI i

Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

LATIHAN GERAK DASAR ATLETIK DALAM BERMAIN SEBAGAI PEMBENTUK KUALITAS GERAK DASAR ANAK-ANAK

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Proses Perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri

Oleh :

Deni Irawan

(Warga Binaan Angkatan Iskandar Zulkarnaen)

ASRAMA MAHASISWA ISLAM SUNAN GIRI

YAYASAN ASRAMA DAN PELAJAR ISLAM RA

JAKARTA

2013

i

Page 2: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

BERITA ACARA BIMBINGAN MAKALAHBismillahirahmanirrahim

Makalah ini telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan sehingga memenuhi

syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam penilaian makalah oleh :

Nama : Deni Irawan

Angkatan : Iskandar Zulkarnaen

Judul Makalah : Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai

Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak

Jakarta, …………………………

Pembumbing I Pembimbing II

Arif Hidayat Agus Suparno

Mengetahui, Disetujui Oleh : Ketua AMI-SG

Tardi Maulana Advent Jose & Ahmad Hambali

ii

Page 3: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

BERITA ACARA PENGESAHANMakalah ini talah dipertahankan di depan panitia penilai presentasi makalah

Asrama Mahasiswa Islaam Sunan Giri, Oleh :

Nama : Deni Irawan

Angkatan : Iskandar Zulkarnaen

Judul Makalah : Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai

Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak

Hari/tanggal : ………………………………………………

Waktu : Pukul………………………………………..

TIM PENILAI

Penilai 1 :………………………………………

Penilai 2 :………………………………………

Penilai 3 :………………………………………

PANITIA PENILAI

Ketua Penilai

…………………………………….

iii

Page 4: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

ABSTRAKSIDeni Irawan, Iskandar Zulkarnaen, Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam

Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak, Makalah Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri, 2013, Pembimbing : (1) Arif Hidayat, (2) Agus Suparno

Kata Kunci : Latihan, Gerak Dasar Atletik, Bermain, Anak-anak

Latihan merupakan suatu aktifitas yang sistematis dalam waktu yang lama dan dilakukan secara individual, progresif dan mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran. Jika dikaitkan dengan gerak dasar latihan merupakan media dalam upaya perbaikan atau meningkatkan kualitas gerak dasar secara terprogram berdasarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing individu dan dilakukan secara bertahap.

Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Anak-anak didalam kehidupannya hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak-anak akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui sebelumnya seperti lari dan bermain, mereka akan lebih tertarik dan terampil di dalam melakukannya. Oleh karena itu bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak. Anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerakan dasar tersebut. Karena itu kepada anak-anak perlu ditanamkan, berbagai cara melakukan gerakan dasar atletik yang benar seperti gerakan jalan, lari dan lompat.

iv

Page 5: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

KATA PENGANTARAssalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan limpahan cinta, kasih sayang dan kenikmatan yang tak terhitung banyaknya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW, bersama keluarga-nya, sahabat-nya, dan umat-nya.

Syukur alhamdulliah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dalam melaksanakan proses perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri. Walaupun banyak rintangan dan cobaan yang menghadang, baik itu masalah yang timbul dari luar maupun dari dalam diri penulis sendiri namun berkat bantuan dari sang Maha Kuasa, dan juga dorongan dari rekan – rekan, dan pembimbing khususnya para pengurus Asrama Mahasiswa Isla Sunan Giri akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar Anak-anak

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang tua, Terima kasih berkat do’a serta doronganya sehingga dapat membimbing penulis dari kecil hingga saat ini.

2. Kawan – kawan Seperjuangan Mahasiswa IKOR Terima kasih atas bantuan dengan segala keikhlasanya.

3. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan yang begitu bermakna.

Tiada karya paling sempurna kecuali milik Allah semata, begitu juga dengan karya tulis ini, penulis menyadari bahwa masih membutuhkan kritik, saran yang membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2 November 2013

Penulis

v

Page 6: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

DAFTAR ISI

BERITA ACARA BIMBINGAN MAKALAH............................................................ii

BERITA ACARA PENGESAHAN.............................................................................iii

ABSTRAKSI................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................v

DAFTAR ISI................................................................................................................vi

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................3

1.3 Perumusan Masalah.............................................................................................3

1.4 Pembatasan Masalah............................................................................................3

1.5 Tujuan Makalah...................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4

2.1 Hakikat Latihan....................................................................................................4

2.1.1 Definisi Latihan.............................................................................................4

2.1.2 Dosis Latihan.................................................................................................4

2.1.3 Prinsip-prinsip Latihan..................................................................................4

2.2. Definisi Gerak Dasar...........................................................................................6

2.3. Definisi Atletik....................................................................................................7

2.4. Definisi Bermain.................................................................................................8

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak.........................8

2.5 Definisi Anak-anak..............................................................................................9

BAB III........................................................................................................................10

PEMBAHASAN..........................................................................................................10

3.1 Kondisi Dampak Anak Tidak Terlatih Gerak Dasar..........................................10

3.1.1 Perkembangan Koordinasi Gerak Tidak Meningkat...................................10

vi

Page 7: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

3.1.2 Perkembangan Keseimbangan Tidak Meningkat........................................10

3.2 Faktor Penyebab Anak Tidak Menguasai Gerak Dasar.................................11

3.3 Keefektifan Bermain dalam Memotivasi Anak-anak berlatih gerak dasar....12

3.4 Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain......................................13

3.5 Keefektifan Metode Latihan Gerak Dasar Atletik.............................................19

3.5.1 Gerakan-gerakan Berjalan...........................................................................19

3.5.2 Gerakan-gerakan Dasar Berlari...................................................................19

3.5.3 Gerakan-gerakan Dasar Loncat...................................................................20

3.5.4 Gerakan -gerakan Dasar Melempar.............................................................21

3.6 Dampak Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Pada Anak..................22

3.7 Perkembangan Perilaku Gerak Sebagai Kualitas Gerak Dasar..........................22

BAB IV........................................................................................................................23

PENUTUP...................................................................................................................23

4.1 Kesimpulan........................................................................................................23

4.2 Saran..................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25

vii

Page 8: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahBelajar motorik merupakan cabang keterampilan dari ilmu keolahragaan yang

tidak dapat dipisahkan fungsinya yaitu sebagai dasar pembentukan gerak dasar yang

baik dan benar, kualitas kemampuan gerak dasar haruslah dimiliki oleh anak-anak

karena dengan gerak dasar yang baik dan benar, maka ketika anak akan ditargetkan

menjadi atlet profesional maka gerakan spesialisasi dari setiap cabang olaharaga akan

mudah terpelajari hingga si anak tersebut memiliki suatu keterampilan khusus gerak

pada cabang olahraganya masing-masing.

Lembaga Pendidikan Formal khususnya Sekolah Dasar di Indonesia, dalam

sistem pendidikan keolahragaanya menuntut anak didik untuk berprestasi dengan cara

latihan layaknya seorang atlet Profesional, dalam ajang O2SN atau Olimpiade

Olahraga Siswa Nasional sehingga para guru lupa akan latihan gerak dasar

sesngguhnya, para guru langsung saja memberikan beban latihan dengan gerak

spesialisasi dari cabang Olahraga si anak itu sendiri padahal dengan cara seperti itu

kemampuan gerak dasar si anak akan berkurang.

Anak-anak dalam aktifitasnya sangat menyukai aktifitas bermain sehingga

bermain sering disebut sebagai masanya anak-anak, atletik merupakan salah satu

cabang olahraga yang dalam gerakannya terdapat semua gerak dasar yaitu Jalan,

Berlari, Melompat/Meloncat, Menangkap dan Melempar sehingga cabang oalahraga

ini disebut sebagai Induk dari Segala Cabang Olahraga, dalam atletik banyak gerakan

yang dapat dimodifikasi sebagai bentuk permainan olahraga yang sangat

menyenangkan dan dalam gerakannya akan menarik perhatian anak-anak dalam

berlatih dan mempelajari gerak sehingga terciptanya tujuan yaitu meningkatkan

kualitas gerak dasar anak-anak yang nantinya akan direncanakan menjadi atlet yang

profesional.

Anak-anak pada dasarnya senang sekali akan bergerak aktif namun yang

dimaksud bergerak aktif di sini yaitu bergerak bebas yaitu dengan bermain, namun

untuk bergerak aktif tersebut anak-anak perlu bimbingan sehingga gerakan yang

viii

Page 9: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

ditimbulkan menghasilkan gerakan otomatisasi yang baik dan benar, pembinaan ini

juga tidak menekan pada kemauan diri anak, pembinaan harus bisa membawa

suasana di mana hati seorang anak riang dan gembira. Pengalaman mempelajari

gerakan motorik yang sulit berdampak penting bagi motivasi dan pencapaian

akademis di sekolah. Fungsi motorik pada tahun pertama kehidupan anak

berhubungan dengan proses mempelajari bahasa, kemampuan akademik dasar dan

akademik secara keseluruhan. Untuk membuktikan hal ini, peneliti mempelajari

hubungan antara kebugaran jantung (kardiovaskuler), kinerja motorik, serta skill

membaca dan matematika pada anak-anak.

Kurangnya pemaahaman tentang kualitas gerak dasar ini juga dilatar

belakangi oleh dilanggarnya sistem pendidikan di Indonesia di mana banyak guru

yang seharusnya mengajar sesuai dengan studi guru tersebut malah sebaliknya masih

banyak guru Penjas yang berlatar belakang Sarjana Agama maupun yang lainnya

padahal dalam konteks ini kesalahan dalam pengajaran dapat menyebabkan yang

disebut dengan malapraktik.

Malapraktik yang berlangsung terus menerus akan berdampak pada buruknya

hasil pengajaran dari seorang guru yang diserap oleh siswa terutama siswa-siswa

yang masih dikatakan anak-anak. Untuk meminimalisir dan mengatasi masalah

tersebut haruslah banyak solusi yang memungkinkan untuk dijalankan dimana

penelitian-penelitiahn tentang ilmu perkembangan motorik harus sudah

disosialisasikan kepada masyarakat baik itu praktisi pendidikan Olahraga maupun

praktisi dari keilmuan lain.

Dari kasus-kasus di atas sudah jelas bahwa gerak dasar yang diajarkan sejak

dini adalah penting sebagai upaya dalam membentuk kualitas gerak anak-anak

sehingga gerak dasar mencapai kualitas dalam aspek kekuatan, perkembangan

fleksibilitas, perkembangan keseimbangan, oleh karena itu makalah ini adalah upaya

alternatif yang bisa ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di

atas.

ix

Page 10: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, pemakalah mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak akibat tidak terlatihnya gerak dasar pada anak-anak ?

2. Apa faktor penyebab anak-anak tidak menguasai gerak dasar ?

3. Bagaimana bermain dapat memotivasi anak-anak untuk melatih gerak dasar ?

4. Bagaimana efektifitas metode latihan gerak dasar atletik dalam bermain

sebagai upaya peningkatan kualitas gerak dasar pada ana-anak ?

1.3 Perumusan MasalahBagaimana Latihan Gerak Dasar Atletik dalam Bermain dapat diterapkan

dalam upaya peningkatan kualitas gerak dasar pada anak-anak.

1.4 Pembatasan MasalahBerdasarkan perumusan masalah di atas, maka pemakalah membatasi masalah

pada “ Latihan-latihan gerak dasar atletik dalam bermain yang diterapkan sebagai

upaya peningkatan kualitas gerak dasar anak-anak.

1.5 Tujuan Makalah1. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya gerak dasar

yang baik dan benar.

2. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai gerak-gerak dasar atletik

dalam bermain yang dapat diterapkan dalm peningkatan kualitas gerak dasar

anak-anak.

3. Memberikan salah satu metode dalam peningkatan gerak dasar pada anak-

anak.

4. Menyadarkan praktisi olahraga dalam pembinaan peserta didik baik atlet

maupun siswa di sekolah dalam peningkatan kualitas gerak dasar.

5. Sebagai salah satu syarat untuk menjadi warga tetap Asrama Mahasiswa Islam

Sunan Giri.

x

Page 11: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Latihan

2.1.1 Definisi LatihanMenurut Bompa (1994: 3) latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang

sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan,

bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk

memenuhi tuntutan tugas.1

Dari penjelesan di atas dapat diartikan beberapa kata penting yaitu sistematis

addalah teratur atau terstruktur dan bertahap kemudian dalam jangka waktu yang

lama dapat diartikan latihan tidak hanya sekali atau dua kali namun dalam prosesnya

membutuhkan waktu yang lama, kemudian berulang-ulang mengandung arti latihan

agar dapat menimbulkan gerakan yang otomatisasi harus diulang-ulang jika gerakan

mencapai tingkat yang sempurna. Progresif mengandung arti latihan harus dapat

beradaptasi dengan beban latihan yang telah dilakukan.

2.1.2 Dosis LatihanMenurut Bompa (1994), Volume latihan dapat berupa durasi, jarak tempuh

dan jumlah pengulangan/ repetisi.2 Berarti dosis latihan membahas mengenai ukuran

beban latihan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk jangka waktu tertentu.

Menurut teori latihan ada dua bentuk dosis latihan yaitu dosis ekternal dan dosis

internal. Dosis ekternal ( outer load ) adalah jumlah beban kerja yang dirancang bagi

seorang atlet yang menyusun kerangka sesi dari suatu program latihan. Untuk

menyusun program latihan yang benar, seorang pelatih perlu mengenal karakteristik

dosis eksternal. Komponen dosis ekternal adalah volume, yaitu jumlah kerja yang

ditampilkan selama satu sesi latihan atau suatu fase latihan.

2.1.3 Prinsip-prinsip LatihanProgram latihan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna

1 Sigit, N. Pengaruh Latihan Sirkuit ( Circuit Training ) Terhadap Daya Tahan Aerobik (VO2 Max) Mahasiswa PKO FIK UNY. Jurnal Of UNY.ac.id. h.32 Ibid

xi

Page 12: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan

yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Prinsip beban berlebih ( the overload principles )

Menurut Bompa (1994: 29) bahwa pemberian beban latihan yang melebihi

kebiasaan kegiatan sehari-hari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistem

fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk

tingkat kemampuan tinggi3. Berdasarkan penjelasan bompa latihan dalam

jadwalnya harus dilaksankan secara progresif agar dalam perkembangannya tubuh

dapat beradaptasi dengan beban latihan setiap kalinya.

Latihan bersifat progresif, artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan

dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus, bagian

ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan

secara kontinyu, maju dan berkelanjutan. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam

proses latihan harus dilakukan secara kontinyu dan meningkat melanjutkan

latihan sebelumnya.

Pembebanan harus terus ditingkatkan secara bertahap sehingga mampu

memberikan pembebanan pada fungsi tubuh. Jadi dalam membuat dan

melaksanakan sebuah program latihan harus berpegang pada prinsip beban

berlebih (overload) untuk meningkatkan kemampuan secara periodik.

2) Prinsip kekhususan ( the principles of specificity )

Prinsip Kekhusuan maksudnyaa adalah postur tubuh seorang atlet dapat

terbaca sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni atlet tersebut. program

latihan yang baik harus dipilih secara khusus sesuai dengan kebutuhan atau tujuan

yang hendak dicapai. Misalnya, program latihan untuk menurunkan berat badan,

maka pilih latihan aerobik setelah itu lakukan latihan untuk pengencangan otot

dengan menggunakan latihan beban (weight training). Dalam melakukan latihan,

setiap bentuk rangsang akan direspon secara khusus oleh setiap orang atau

olahragawan. Bentuk latihan yang diberikan sesuai dengan tujuan olahraga yang

diinginkan.

3 Ibid

xii

Page 13: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

3) Prinsip individual ( the principles of individuality )

Bompa (1994: 35) menjelaskan bahwa latihan harus memperhatikan dan

memperlakukan seseorang sesuai dengan tingkatan kemampuan, potensi,

karakteristik belajar dan kekhususan olahraga.4 Berarti Seluruh konsep latihan

harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikologis

seseorang, sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar karena

kemampuan seseorang dalam hal ini dalah berbeda, setiap orang memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Setiap individu mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda-beda.

Selain potensi dan kemampuan yang berbeda, faktor kematangan, lingkungan,

latar belakang kehidupan, serta pola makannya pun berbeda, sehingga akan

berpengaruh terhadap aktivitas olahraga yang dilakukannya. Oleh karena itu,

dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing individu dan tidak boleh disamaratakan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan

sebuah aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis, dalam jangka waktu yang

panjang, dilakukan berulang-ulang, meningkat, dan dengan sebuah metoda tertentu

sesuai tujuan yang diinginkan. Proses berlatih yang dilakukan secara teratur,

terencana, berulang-ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta

dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.

2.2. Definisi Gerak DasarSebelum memahami definisi gerak dasar kita perlu memahami terlebih dahulu

pengertian gerak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gerak adalah peralihan

tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali.5

Menurut Singer Kemampuan gerak dasar mempunyai pengertian yang sama

dengan kemampuan gerak (motor ability), yang berarti keadaan segera dari seseorang

untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak.6 Sedangkan menurut

Schdmit Gerak Dasar adalah Kemampuan merupakan ciri individu yang diwariskan 4 Ibid5 http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses pada 05 Nopember 2013)6 http://abc.kuliahgratis.net/kemampuan-gerak-dasar/ (diakses pada 08 Nopember 2013)

xiii

Page 14: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

dan relatif menetap, yang mendasari serta mendukung terbentuknya keterampilan.

Sementara itu keterampilan mengacu secara spesifik pada tugas tertentu serta dicapai

dengan latihan serta pengalaman.

Gerak dasar merupakan gerak yang yang harus dikuasai seseorang untuk

memperoleh gerakan yang sempurna.gerak dasar yng harus dilatih dan dikuasai pada

masing-masing indivdu berbeda bergantung pada perkembangan individu itu sendiri,

gerak dasar pada anak kecil yang harus dikuasai pada umumnya yaitu gerakan-

gerakan berjalan, berlari, meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul.

Gerak dasar yang harus dikuasai pada anak-anak yaitu berjalan, berlari, mendaki atau

memanjat, meloncat, berjengket, menconklang, mengguling, lompat tali, menyepak,

melempar, menangkap, memukul, memangtul-mantul bola, berenang.

Kemampuan gerak dasar menurut M. Furqon, (2002: 30) terkategorikan ke

dalam (a) gerak dasar non-lokomotor; yakni gerak yang dilakukan di tempat atau

tidak berpindah tempat. (b) gerak dasar lokomotor; adalah gerak yang dilakukan

dengan berpindah tempat, dan (c) gerak dasar manipulatif; adalah gerak untuk

bertindak melakukan suatu bentuk gerak dari anggota tubuh secara lebih trampil.7

Kategori dan contoh gerakan kemampuan gerak dasar tersaji dalam gambar 2 berikut

2.3. Definisi AtletikAtletik merupakan salah satu unsur Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga

merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan

aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental,

sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.8 Dari penjelasan tersebut

dapat diambil pengertian aletik dapat dijaikan sebagai media dalam pendidikan

jasmani yang mengutamakan latihan beba prestasi atau media bermain dalam

penyempurnaan gerak daan ppeningkatan kebugaran jasmani.

7 Ibid8 Mochamad Djumidar A. Widya, Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. (Jakarta: CV. Gramada Offset, 2004) h. 2

xiv

Page 15: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

2.4. Definisi BermainMenurut Miller B.F dalam Sujono Riyadi (2009), bermain merupakan cara

ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang

pada awalnya anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konflik. Bermain

pada dasarnya adalah proses experimental learning, dimana pelakunya mengalami

dan merasakan secara langsung.9

Dalam pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah media

bagi anak dalam beraktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan tanpa

memperhitungkan hasil akhir dari aktivitas tersebut untuk belajar berkomunikasi,

menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan dan

mengenal waktu, cara, serta suara. Suatu aktivitas yang langsung, spontan di mana

seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di sekitarnya, dilakukan

dengan senang (gembira), atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal

(imaginatif), menggunakan panca indera, dan seluruh anggota tubuhnya. Banyak

sekali yang bisa dihasilkan melalui bermain antara lain Efek gembira/kesenangan,

Spontan, sukarela, Fokus pada makna dan bukan hasil akhir.

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anakMenurut Sujono Riyadi ada lima faktor yang mempengaruhi pola bermain

pada anak, yaitu tahap perkembangan dalam konteks ini setiap perkembangan

mempunyai potensi/keterbatasan dalam permainan. Status kesehatan Pada anak yang

sedang sakit kemampuan psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak

sangat ambisius pada permainannya dan ada saat- saat dimana anak sama sekali tidak

punya keinginan untuk bermain. Jenis kelamin, pada saat usia sekolah biasanya anak

laki-laki malu bermain dengan anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk

komunitas sendiri, dimana anak wanita bermain sesama wanita. Tipe dan alat

permainan pun akan berbeda. Lingkungan, Lokasi dimana anak berada sangat

mempengaruhi pola permainan anak, seperti pola bermain anak-anak di kota-kota

besar berbeda dengan pola bermain anak-anak di desa , Alat permainan Yang cocok

9 Pepen Supendi, 50 Permainan Menyenangkan di Indoor dan Outdoor. (Jakarta : Penebar Plus, 2007) hal. 11

xv

Page 16: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

Disesuaikan dengan tahap perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk

menggunakannya.

2.5 Definisi Anak-anakMenurut ilmu perkembangan motorik Anak-anak disebut juga Anak besar

yaitu anak yang berumur 6 sampai dengan 10 tahun untuk anak perempuan dan antara

6 sampai 12 tahun untuk anak laki-laki secara proporsional pertumbuhan fisik anak

besar relatif melambat dibanding dengan pada masa anak kecil dan masa bayi,10

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dimbil sebuah inti sari penjelasan yaitu pada

dasarnya di Indonesia anak-anak yaitu pada umumnya seseorang yang sedang duduk

dalam jenjang bangku sekolah dasar.

Kemampuan fisik anak-anak yang cukup besar adalah :

1. Perkembangan Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan fisik yang dihasilkan dari kemampuan

konraksi otot dalam mengangkat atau menahan beban.11

2. Perkembangan Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen bergerak

semaksimal mungkiin menurut kemungkinan gerak (Range of movement).12

3. Perkembangan Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahanakan posisi tubuh

untuk tidak bergoyang atau roboh.

10 Sugiyanto, Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak, (Jakarta : Komite Olahraga Naasional Indonesia, 1993) h. 1511Ibid12 Giulio Onesti, Basic Book Of Sport Physiologi ,(International Olympic Comite,1978)

xvi

Page 17: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Dampak Anak Tidak Terlatih Gerak DasarPada anak kecil perkembangan fisik berada pada suatu tingkatan di mana

secara organis telah memungkinkan untuk melakukan beberapa macam gerak dasar

dengan beberapa variasinya.13 Berdasarkan pernyataan tersebut, anak-anak

merupakan golden agenya dalam pembinaan pengembangan motorik gerak dasar

sehingga jika pada usia tersebut pembinaan dilakukan dengan tujuan pencapaian

gerak dasar yang baik pun akan terwujud, namun ada beberapa hal yang perlu

dipertanyakan bagaimana jika dalam usia tersebut tidak dilakukan pebinaan latihan

dalam upaya pengembanngan kulitas dalam gerak dasar ?

3.1.1 Perkembangan Koordinasi Gerak Tidak MeningkatKoordinasi gerak adalah kemampuan seseorang dalam menggerakan tubuhnya

secara serasi dari waktu ke waktu. Kemampuan kontrol tubuh individu sangat

diperlukan, dalam hal ini hubungannya yaitu bila kemampuan kontrol tubuh individu

itu sendiri baik maka individu tersebut dapat menggerakan tubuhnya sesuai

kemauannya.

Dari pembahasan tersebut berarti menurunnya koordinasi gerak yaitu

kurangnya anak dalam melakukakan gerakan-gerakan keterampilan yang dikarenakan

anak tidak melakukan latihan atau tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan atau

aktifitas pembelajaran gerak dasar. Oleh sebab itu kemampuan koordinasi gerak

dinilai berdasarkan kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan.

3.1.2 Perkembangan Keseimbangan Tidak Meningkat Keseimbangan adalah merupakan kualitas dalam kemampuannya

mempertahankan posisi agar tidak berubah dan roboh. Perkembangan keseimbangan

dinamik terjadi Anak kecil, tetapi pada anak laki-laki sedikit dibanding perempuan

dalam hal keseimbangan dinamik ini.

13 Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-kanak.( Jakarta: Litera, 2007). h. 20

xvii

Page 18: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

Sudah jelas paparan dia atas peningkatan keseimbangan terjadi pada usia

tertentu yaitu usia masa pembinaan gerak dasar jika pada usia tersebut tidak dilatih

tentang keterampilan-keterampilan gerak dasar maka perkembangan keseimbangan

pun tidak akan meningkat.

3.2 Faktor Penyebab Anak Tidak Menguasai Gerak DasarJika melihat kondisi kekinian di Negara Indonesia di mana individu pada usia

anak-anak sudah dibebani latihan-latihan dalam pencapaian berpresatasi namun hal

ini sangat tidak dibenarkan dalam ilmu perkembangan motorik karena pada usia

tersebut bukanlah masanya anak diberikan beban latihan gerak spesialisasi dari suatu

caabang olahraga tertentu salah satu contohnya adalah O2SN, Guru di sekolah

dengan jatah belajar mengajar hanya 2 jam namun dituntut agar anak berprestasi

dalam event tersebut ini dapat menyebabkan guru-guru di sekolah khususnya sekolah

dasar menekankan anak untuk berlatih terus menerus dalam 1 kecabangan sehingga

keampuan gerak dasar anak secara umum tidak meninngkat atau berkembang yang

berkembang hanya gerak dasar dari 1 cabang olahraga yang dilatih tersebut. Anak

harus diberikan permainan-permainan cabang olahraga bebas tanpa adanya beban

latihan yang berlebih atau tidak terus menerus dalam 1 cabang olahraga.

Dari uraian di atas dapat dibuktikan dengan uji sampel dengan menggunakan

tes antropometri sejumlah atlet taekwondo, Polo air dan Tenis yaitu dengan metode

Side Step, Sit and Reach dan SVT. Serta data hasil prestasi atlet.

Tabel 3.1

Uji Sampel Kualitas Gerak Dasar Sejumlah Atlet Takewondo, Polo air, dan Tenis

No Nama Prestasi Atlet Mulai Latihan

Side Step

Sit and Reach

SVT

1 Kiki Perak Kejurnas UNS SD K2 33 18,5 14,00

2 Astari Perunggu POMDA SD 28 19,4 15,4

3 Aril Emas Sea Games SMP 33 23,4 17,00

5 Ayub - SMA 37 17 16,8

xviii

Page 19: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

3.3 Keefektifan Bermain dalam Memotivasi Anak-anak berlatih gerak dasarSeperti yang telah dikaji dalam pustaka di atas bermain merupakan proses

experimental learning, di mana pelakunya mengalami dan merasakan secara

langsung. Hal ini berbeda dengan kegiatan belajar di ruang kelas yang lebih

menonjolkan salah satu aspek misalnya aspek kognitif. Sangat banyak yang keliru

mempersepsikan antara kegaiatan berlatih dan bermain, setiap orang berpendapat

bahwa berlatih identik dengan kegiatan serius dan membosankan sehingga

menghilangkan minat anak-anak yang ingin melaksanakan aktifitas tersebut. Bermain

merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan disukai oleh anak-anak.

Anggapan bahwa bermain dan berlatih adalah sesuatu hal yang sangat

kontradiktif tidaklah benar, karena kegiatan berlatih juga bisa menjadi fun game

seperti halnya bermain petak umpet bahkan kegiatan bermain bisa digabung bersama

dengan kegiatan berlatih. Dengan demikian berlatih dan bermain dapat dijalankan

bersama-sama, melakukan latihan dengan metode bermain.

Jika ditinjau secara general memang kegiatan berlatih dan belajar berbeda,

meskipun demikian aktifitas bermain tidak berperan penting. Keterampilan lain yang

berhubungan dengan basic life skill, seperti keterampilan berkomunikasi,

bersosialisasi, bernegosiasi, dan bekerja sama dengan tim, bisa dipelajari dari proses

bermain. Dengan demikian berlatih dan bermain mempunyai peranan yang sama

penting dan keduanya saling mengisi.

Di mata anak-anak ada beberapa alasan kenapa bermain dibutuhkan sebagai

media pembelajarannya, alasan itu antara lain Pada saat masih anak-anak Individu

ingin senang, tidak repot karena kematangan berfikirnya belum sempurna. Karena

saat anak-anak individu kurang punya pekerjaan, maka individu tersebut melakukan

sesuatu yang disenangi yaitu bermain. Pada dasarnya, semua orang, kecil besar, muda

tua senang bermain. hanya saja, mereka punya kesibukan tersendiri.

Minat bermain menurut sekala umur dapat dilihat sebagai berikut :

xix

Persentassi0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

3-8 tahun9-11 tahun12-22 tahun23-45 tahun45 tahun

Page 20: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

3.4 Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam BermainMetode latihan yang dimaksud disini bukanlah bagian-bagian aksi motorik

yang pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin di sini akan

membahas gerak tentang koordinasi gerak, dimana gerak yang dilaksanakan

hanyalah berupa kegiatan gerak yang diambil dari teknik-teknik atletik yang

dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi

satu penggabungan atau pengkoordinasian yang dimodifikasi ke dalam suasana

bermain. Bila membicarakan metode gerakan, maka dengan sendirinya sekurang-

kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari

beberapa komponen, di antaranya adalah struktur dasar gerakan, Iima gerakan,

hubungan gerakan, luas gerakan, kelancaran gerakan, kecepatan gerakan, ketepatan

gerakan serta kekonstanan gerakan.

Berikut data-data beberapa Metode Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam

Bermain :

Tabel 1 Metode Latihan Gerak Dasar Berjalan

(Sumber : Mochamad Jumidar : 16)

No Nama Gerakan

1 Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi.

2 Berjalan di atas satu kaki berpasangan berdua, bertiga dan seterusnya.

3 Berjalan sambil berpegangan tangan, dengan tempo bervariasi dari arah kanan

xx

Persentassi0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

3-8 tahun9-11 tahun12-22 tahun23-45 tahun45 tahun

Page 21: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

ke arah kiri secara bergantian.

4 Berjalan sambil berpegangan dalam formasi bersyaf satu per satu melintasi di

antara teman hingga semua melakukannya.

5 Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan

dapat dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil,

satu orang berada di antara kelompok sebagai pusat pegangan.

6 Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik

yang berwama-warni dengan bentuk lapangan dua buah segi tiga sama besar.

7 Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga. Kegiatan ini

dapat dilakukan dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan

sebagainya.

8 Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang

pundak atau sikut dengan gerak langkah yang seirama.

9 Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran

tersebut. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di

tempat, jalan seperti jalannya kaki seseorang yang berbentuk X dan O.

10 Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu- rambu yang

terbuat dari balok, botol plastik atau bendera-bendera kecil yang berwarna.

Kegiatannya dapat dikombinasikan dengan permainan jalan beranting.

11 Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah

rambu. Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan seperti jalan loncat, jalan jinjit,

jalan mundur, jalan menyamping, jalan di atas satu kaki, dan lain sebagainya.

12 Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan

temannya yang di muka apa pun yang dilakukannya, di belakang harus dan

selalu menirukan gerakan temannya bergantian memimpin.

13 Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan kelompok yang

lebih banyak lagi.

14 Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat.

15 Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali.

Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini

xxi

Page 22: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku.

16 Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk

ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop) seperti

orang memakai celana.

17 Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai seperti orang

masuk lorong satu per satu hingga semua melakukannya. Kelompok yang

lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang.

18 Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai-simpai yang telah

disusun lurus, kemudian melengkung atau membentuk huruf Z dan lain

sebagainya.

19 Berjalan melewati kotak-kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk

memberikan motivasi anak.

20 . Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret dengan

melewati beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat dikombinasikan

dengan suatu permainan menyerupai kereta api, dan sebagainya.

21 Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai.

Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu

kembali jalan normal.

22 Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia

Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik

bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik

seperti :

a. Memperbaiki sikap jalan

b. Meningkatkan daya tahan

c. Meninkatkan keterampilan jalan

d. Meninngkatkan kekuatan

Di samping kemampuan fisik meningkat maka maka secara mental pun

diharapkan lebih baik seperti :

a. Meningkatkan rasa percaya diri

xxii

Page 23: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

b. Meningkatkann keberanian

c. Meningkatkan rasa kebersamaan

d. Meninngkatkan rasa disiplin probadi

Tabel 2 Metode Latihan Gerak Dasar Berlari

(Sumber : Mochamad Jumidar : 16 )

No Metode Latihan

1. Lari cepat

-Pindah tempat

-Berpindah tempat dengan kecepatan

-Lari dengan berubah arah

-Lari cepat

2. Lari Sambung-Permainan estafet

-Lomba lari beranting

3 Pengenalan cara start lari

-Permainan roti-rotan

-Sama dengan kegiatan tetapi dalam posisi

jongkok.

-Lomba start

-Kegiatan puncak

Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik

bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik

seperti :

a. Meningkatkan faktor kecepatan

xxiii

Page 24: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

b. Meningkatkan faktor daya tahan

c. Meningkatkan kekuatan

d. Meningkatkan keterampilan

e. Meningkatkan Kelincahan

Setelah terpenuhinnya asek-aspek fisik tersebut maka diharapkan mampu

mmenangkap penyakit dengan kata lain tubuh memiliki kekebalan terhadap sesuatu

penyyakit.

Disamping kemampuan fisik meningkat maka secara mental juga diharpkan lebih

baik seperti :

a. Meningkatkan rasa percaya diri

b. Meningkatkan rasa keberanian

Tabel 3 Metode Latihan Gerak Dasar Loncat

(Sumber : Mochamad Jumidar : 56 )

No Metode kegiatan latihan

1. Kegiatan melakukan loncatan dengan menggunakan alat tali yang diletakkan di

tanah atau lantai menyerupai huruf "S".

2. Sama dengan kegiatan di atas hanya tali diletakkan lurus bentuk secara sejajar.

3. Loncat menggunakan simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah.

4. Loncat melewati balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah).

5. Loncat menggunakan bangku swedia

6. Loncat dengaan menggunakan kotak atau box lompat. Membentuk huruf S

7. Loncat dengan menggunakan simpai yang disusun berbentuk lingkaran

8. Loncat dengan mengguanakan kotak yang disusun lingkaran.

Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik

bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik

seperti :

a. Meningkatkan kekuatan anak

b. Meningkatkaan daya tahan anak

c. Meningkatkan kelincahan anak

xxiv

Page 25: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

d. Meninngkatkan kecepatan anak

e. Meningkatkan ketangkasan siswa

Setelah terpenuhinnya asek-aspek fisik tersebut maka diharapkan mampu

mmenangkap penyakit dengan kata lain tubuh memiliki kekebalan terhadap sesuatu

penyyakit.

Disamping kemampuan fisik meningkat maka secara mental juga diharpkan lebih

baik seperti :

a. Memiliki rasa percaya diri

b. Meningkatkan rasa keberanian

c. Meningkatkan rasa keberamaan

Tabel 4 Metode Latihan Gerak Dasar Lempar

(Sumber : Mochamad Jumidar : 110)

No Latihan

1 Belajar melempar dengan formassi, setelah melempar berpindah tempat kea

rah depaan, sedangkan lemparan harus silang.

2 Melakukan gerakan melempar dengan kaki kiri di tempatkan di depaan,

lakukan lemparan serempak, formasi berhadap-hadapan

3 Fariasi dalam menyusun kegiatan anak-anak dibagi dalam kelompok yang

tetap

4 Fariasi dalam menyusun kegiatan anak-anak dibagi dalam kelompok yang

bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

5 Melempar sasaran kea rah simpai yang digantunng menggunakan bola

berekor formasi berbanjar sesuai baanyaknya sasaran

6 Belaajar gerak melempar dengan cara dipantulkan, pantulan harus di bawah

tali, formasi berhadap-hadapan

7 Melatih tempo/kekuatan lemparan

8 Melatih ketetapan lemparan

9 Melatih sikap lempran sesuai dengan yang dikehendaki

10 Gerakan sama dengaan formasi lebih renggang, lemparan harus diaarahkan ke

xxv

Page 26: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

dalam liingkaran.

Manfaat dari latihan tersebut yaitu dapat meningkatkan suatu kondisi yang baik

bagi anak-anak kondisi yang dimaksud adalah adanya perbaikan dari aspek fisik

seperti :

a. Meningkatkan kekuatan

b. Meninngkatkan kecepatan

c. Meningkatkan daya tahan

d. Meningkkatkann kterampilan

e. Meningkatkan kelincahan

3.5 Efektifitas Metode Latihan Gerak Dasar Atletik

3.5.1 Gerakan-gerakan BerjalanJalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah dilakukan oleh siapa

saja idak mengenal usia namun demikian jika gerakan jalan tidak diperhatikan dari

usia muda dikhawatirkn ada kelainan dalam berjalan, untuk itu perlu diinformasikan

gerakan jalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan yang dapat dilakukan

secara bermain baik itu kelopmpok kecil maupun kelompok besar.

Hal ini membuktikan bahwa masalah tentang gerak dasar berjalan perlu

diperhatikan terutama bagi seorang anak yang akan ditargetkan menjadi atlet juara

dunia kelak di kemudian hari, permasalahannya saja sudah merupakan suatu

problema apalagi jika pembinaanya tidak sesuai dengan pola teknik yang benar pasti

akan menimbulkan permasalahan dengan dimenssi yang berlapis.

3.5.2 Gerakan-gerakan Dasar BerlariLari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari

ada kecenderungan badan melayang, yag artinya pada waktu lari kedua kaki tidak

meyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah.14 Hal ini

menunjukan bahwa Gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan.

14 Ibid

xxvi

Page 27: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

Gerakan dasar anggota tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan.

Perbedaannya terletak pada irama ayunan langkah.

Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat

sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak melompat.

Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi, misalnya berlari dengan

menyepak pantat dengan tumit di belakang, lari dengan mengangkat paha tinggi

dengan ayunan tangan, lari dengan langkah tergantung di udara, lari dengan langkah

panjang dan sebagainya. Gerakan ini dapat dilakukan dengan berpasangan dua-dua,

bertiga-bertiga ataupun dalam berkelompok kecil.

Joe Henderson mengatakan dalam bukunya cara terbaik olahraga lari yaitu

“Gunakan 10 tahunn pertama anda untuk mempelajari lari. Harapkan perbaikan

waktu lomba anda di sepanjang dekade tersebut.” 15 Untuk bisa melakukan gerakan

berlari maka diperlukan peningkatan kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik

antara otot-otot penggerak (agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist)

pada saat kaki melangkah. Kekuatan kaki yang lebih besar diperlukan untuk

menjejakan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang, dan untuk menahan berat

badan pada saat kaki lainnya mendarat, dan dilanjutkan menjejak untuk gerakan

langkah berikutnya. Koordinasi yang baik antara agonist dengan antagonist

diperlukan agar perpindahan dari satu langkah berikutnya yang relatif cepat bisa

dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus.

3.5.3 Gerakan-gerakan Dasar LoncatGerakan meloncat mula-mula tampak atau bisa terbentuk dari gerakan

berjalan atau melangkah dari tempat yang agak tinggi ke tempat yang lebih rendah,

misalnya menuruni tataran tangga rumah atau turun dari bangku pendek. Apabila

anak berdiri di atas bangku pendek dan ingin turun dengan cara melangkah turun

maka akan terjadi loncatan kecil karena kaki tumpu belum mampu menahan berat

badan dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai.

Gerakan seperti itu bisa membentuk gerakan meloncat.

15 Joe Henderson, Cara terbaik Olahraga Lari, (Jakarta: Grafindo,1997) h. 6

xxvii

Page 28: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

Penguasaan gerak meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan

kaki serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula

dikuasai adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu

kaki yang lain. Gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki

bersama-sama. Gerakan meloncat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan

kedua kaki baru dikuasai kemudian. Alat-alat yang dapat digunakan dalam

pembelajaran loncat dalam buku Mochamad Djumidar yaitu Tali, balok, ktak/box,

simpai, bangku swedia.

3.5.4 Gerakan -gerakan Dasar MelemparLempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda

yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan

atau ke atas.16 Dapat disimpulkan Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda

yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini

dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan

koordinasi beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus

melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk melakukannya dengan

baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan bahu, togok,

dan kaki.

Dari berbagai penjelasan teknik-teknik dalam gerak dasar di atas dapat diambil

suatu jawaban manfaat dari teknik-teknik tersebut sangat berfungsi dalam membantu

proses pembuatan program latihan penguasaan gerak dasar pada Anak-anak.

3.6 Dampak Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Pada AnakPendidikan atletik pada jenjang Anak-anak adalah mengutamakan aktivitas

jasmani serta mengutamakan kebiasaaan hidup sehat, sehingga pendidikan atletik

dengan bermainnya berbeda dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa untuk

tujuan prestasi. Prinsipnya adalah pembinaan proses dan kebenaran gerak. Sehingga

16 Ibid, Hal 107

xxviii

Page 29: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

lebih berfungsi dan bertujuan untuk pemenuhan minat untuk bergerak, pengenalan

dasar-dasar gerak atletik dalam bentuk permainan, merangsang pertumbuhan dan

perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta

perkembangan gerak, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran

jasmani, membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini.

Melihat peran sentral dari cabang atletik terhadap pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan pada anak-anak, menuntut bagi seorang guru atau praktisi

olahraga untuk dapat merencanakan, melaksanakan, evaluasi, menyelenggarakan

tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak didik dalam upaya

memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas geraknya serta

meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai modifikasi-modifikasi dalam proses

pembelajaran penjaskes khususnya cabang atletik sehingga dapat menarik minat

siswa untuk bergerak dan mengembangkan gerak dasarnya, mengingat bahwa setiap

sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan

prasarana pembelajarannya.

3.7 Perkembangan Perilaku Gerak Sebagai Kualitas Gerak DasarPerilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: kontrol gerak,

pembelajaran gerak, dan perkembangan gerak. Oleh karena itu, pengkajian dalam

salah satu dari bidang ini dapat dianggap sebagai penelitian perilaku gerak, hal ini

kaitannya dengan kesadaran gerak, Kesadaran gerak adalah kemampuan individu

dalam mengendalikan aktivitas otot-otot dan syaraf yang ada pada tubuhnya. Dalam

bergerak kita harus menyadari keberadaan diri kita dengan kondisi lingkungannya.

Dengan kesadaran gerak, hal ini berarti menimbulkan teori sebab dari

kesadaran gerak tersebut yang berakibat pada :

1. Panca Indera hubungannya dengan alat gerak tubuh jika terlatih akan

menimbulkan koordinasi yang baik misalnya saja kemampuan mata

dengan tangan pada cabang bulu tangkis.

2. Keseimbangan adalah suatu keadaan seimbang antara tenaga yang

berlawanan dengan menjaga pusat berat badan. Jika gerak dasar dilakukan

xxix

Page 30: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

dengan baik dan benar niscaya otomatisasi akan kesimbangan pun akan

terlatih.

3. Waktu artinya kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada

ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat, dan jarak bola. Dengan kata lain

kemampuan individu mengantisipasi sesuatu benda yang datang

kepadanya.

4. Arah artinya kemampuan memahami dan menerapkan konsep arah seperti

atas, bawah, depan, belakang, dan sebagainya. Jadi, unsur-unsur kesadaran

gerak ini memiliki fungsi untuk mengoptimalkan tubuh dalam beraktivitas

sehingga seluruh alat tubuh dapat termanfaatkan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KesimpulanSetelah menelah dan menelusuri bagaimana Latihan Gerak Dasar Bermain

berperan dalam pengembangan kualitas gerak anak-anak, jika dilihat dari taknik

dan metodenya, peranan itu membantu perkembangan keterampilan gerak dasar

mulai dari gerak dasar berjalan sampai gerak dasar melempar, dan masih banyak

kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :

1. Anak-anak merupakan masa keemasan dalam pembinaan pengembangan

motorik gerak dasar sehingga jika pada usia tersebut pembinaan dilakukan

tujuan pencapaian gerak dasar yang baik pun akan terwujud.

2. Menurunnya koordinasi gerak pada Anak-anak yaitu kurangnya anak dalam

melakukakan gerakan-gerakan keterampilan yang dikarenakan anak tidak

melakukan latihan atau tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan atau

aktifitas pembelajaran gerak dasar yang berdampak dari pembinaan yang

dilakukan oleh seorang pendidik tersebuut.

xxx

Page 31: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

3. Melihat peran sentral dari cabang atletik terhadap pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan pada anak-anak, menuntut bagi seorang guru atau

praktisi olahraga untuk dapat merencanakan, melaksanakan, evaluasi,

menyelenggarakan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak

didik dalam upaya memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas

kualitas geraknya serta meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai

modifikasi-modifikasi dalam proses pembelajaran penjaskes khususnya

cabang atletik sehingga dapat menarik minat siswa untuk bergerak dan

mengembangkan gerak dasarnya, mengingat bahwa setiap sekolah memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan prasarana

pembelajarannya.

4.2 Saran1. Banyak yang harus dibenahi dalam sistem kependidikan di Indonesia terutama

Pendidikan Jamani dan Kesehatan bahwasannya gerak dasar sangatlah penting

diajarkan kepada anak untuk selanjutnya diberikan spesialisasi gerak dalam

rangka pencapaian prestasi ketika menjadi atlet nanti.

2. Pemerintah harus segera menanggulangi dengan serius permasalahan yang

ada di mana anak diberikan latihan spesialisasi gerak dengan menekankan

prestasi di bidang keahlian dan keterampilan olahraga.

xxxi

Page 32: Latihan Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain Sebagai Pembentuk Kualitas Gerak Dasar

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Djumidar, Mochamad, 2004, Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam

Bermain. Jakarta: CV. Gramada Offset

Handerson, Joe, 1997, Cara terbaik Olahraga Lari, Jakarta: Grafindo

Samsudin, 2007. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera

Sugiyanto, 1997, Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak, Jakarta: Komita Olahraga

Nasional Indonesia

Onesti, Giulio, 1978, Basic Book Of Sport Physiologi ,International Olympic Comite,

Supendi, Pepen, 2007, Fun Game, Jakarta : Penebar Plus

INTERNET

http://abc.kuliahgratis.net/kemampuan-gerak-dasar/ (diakses pada 08 Nopember

2013)

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses pada 05 Nopember 2013)

E Jurnal, Sigit, N. Pengaruh Latihan Sirkuit ( Circuit Training ) Terhadap Daya Tahan

Aerobik (VO2 Max)

xxxii