2
LATIHAN ISOMETRIK UNTUK PASIEN DENGAN ATROPATHY HEMOFILIA ABSTRAK : Beberapa penulis menjelaskan bahwa tehnik rehabilitasi non pembedahan untuk orang dengan hemophilia baik yang pertama kali maupun yang berulang. Efek dari  program latihan dengan intensitas yang rendah ini tidak dijelaskan secara rinci dalam literature ini. Pada studi percobaan kasus tunggal ini, kami mencari efek dari program latihan isometric dapat menyebabkan sekurang-kurangnya minimal 2/3 kontraksi volunter maksimal sendi lutut dan otot sekelilingnya pada pasien hemophilia. Pada subyek usia 12 tahun dengan defisiensi factor VIII yang berat dan arthrosis lutut kronis dijadikan sebagai pengukuran dasar, 3minggu setelah pengobatan dan follow up pengukuran awal. Program pelatihan isometrik bisa meningkatkan kekuatan otot hamstring dan qudriseps femoris 40-70% tanpa pengaruh negatif ROM dari lutut, sekeliling lutut atau suhu kulit dan tanpa menyebabkan perdarahan dan ketidaknyamanan. Penggunaan program isometrik dalam program rehabilitasi dan perawatan merupakan komponen yang menjanjikan dalam keseluruhan terapi pada individu dengan hemophilia. HASIL : Rincian hasil didapat dari subjek usia 12 tahun pada pengukuran awal dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Akhirnya ke 5 sesi terakhir dari fase pengukuran kedua dihentikan karena subjek mengalami sebuah kecelakan sepeda yang cukup parah. Hanya ada satu sesi yang terlewati dalam fase penelitian. Tegangan : Untuk semua pengukuran kecuali pada ektensi 60 derajat , kekuatan otot  pada akhir dari periode pelatihan lebih kuat 90 % pada level normal untuk point individual yang ditentukan dari analisi regresi dari periode awal, level kekuatan ini walau bagaimanapun tidak terus-menerus ada setelah post terapi. Level tertinggi dari kekuatan pada akhir periode pelatihan terapi yaitu 40-70% lebih besar daripada batas regresi pengukuran awal di awal periode latihan. Kemajuan terbesar pada kekuatan otot flexor lutut muncul pada sudut 45-60 derajat. Pada masing-masing sudut uji otot ekstensor lutut didapatkan kemajuan yang besar di masing-masing sudut uji. Sama seperti sebel umnya, penurunan kekuatan dari pada awal latihan melebihi 95% level normal dibuktikan pada ekstensi pada sudut 45 dan 90 derajat.

Latihan Isometrik Untuk Pasien Dengan Atropathy Hemofilia

Embed Size (px)

Citation preview

LATIHAN ISOMETRIK UNTUK PASIEN DENGAN ATROPATHY HEMOFILIAABSTRAK: Beberapa penulis menjelaskan bahwa tehnik rehabilitasi non pembedahan untuk orang dengan hemophilia baik yang pertama kali maupun yang berulang. Efek dari program latihan dengan intensitas yang rendah ini tidak dijelaskan secara rinci dalam literature ini. Pada studi percobaan kasus tunggal ini, kami mencari efek dari program latihan isometric dapat menyebabkan sekurang-kurangnya minimal 2/3 kontraksi volunter maksimal sendi lutut dan otot sekelilingnya pada pasien hemophilia. Pada subyek usia 12 tahun dengan defisiensi factor VIII yang berat dan arthrosis lutut kronis dijadikan sebagai pengukuran dasar, 3minggu setelah pengobatan dan follow up pengukuran awal. Program pelatihan isometrik bisa meningkatkan kekuatan otot hamstring dan qudriseps femoris 40-70% tanpa pengaruh negatif ROM dari lutut, sekeliling lutut atau suhu kulit dan tanpa menyebabkan perdarahan dan ketidaknyamanan. Penggunaan program isometrik dalam program rehabilitasi dan perawatan merupakan komponen yang menjanjikan dalam keseluruhan terapi pada individu dengan hemophilia.HASIL : Rincian hasil didapat dari subjek usia 12 tahun pada pengukuran awal dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Akhirnya ke 5 sesi terakhir dari fase pengukuran kedua dihentikan karena subjek mengalami sebuah kecelakan sepeda yang cukup parah. Hanya ada satu sesi yang terlewati dalam fase penelitian. Tegangan : Untuk semua pengukuran kecuali pada ektensi 60 derajat , kekuatan otot pada akhir dari periode pelatihan lebih kuat 90% pada level normal untuk point individual yang ditentukan dari analisi regresi dari periode awal, level kekuatan ini walau bagaimanapun tidak terus-menerus ada setelah post terapi. Level tertinggi dari kekuatan pada akhir periode pelatihan terapi yaitu 40-70% lebih besar daripada batas regresi pengukuran awal di awal periode latihan. Kemajuan terbesar pada kekuatan otot flexor lutut muncul pada sudut 45-60 derajat. Pada masing-masing sudut uji otot ekstensor lutut didapatkan kemajuan yang besar di masing-masing sudut uji. Sama seperti sebelumnya, penurunan kekuatan dari pada awal latihan melebihi 95% level normal dibuktikan pada ekstensi pada sudut 45 dan 90 derajat. ROM : Pada pengukuran ini kurang dari pengukuran pada ROM yang terbatas, diambil dari sesi sebelum terjadinya perdarahan , subjek tidak mengalami peningkatan kenyaman atau hermatrosisi pada hari-hari tersebut. Sekitaran sendi lutut :Sedikit peningkatan pada sekitaran sendi lutut dan dibawahnya dan pada bagian mid patella tercatat pada hari-hari terakhir dari percobaan , dimana peningkatan tersebut walau bagaimananpun tidak signifikan. Suhu Kulit :Temperatur suhu tidak terdapat perbedaaan antara pengukuran sebelum maupun sesudah pelatihan KONKLUSI : Program latihan isometrik yang digunakan pada studi ini berhubungan dengan peningkatan kekuatan otot pada individu dengan hemophilia atropathy. Penggunaan pengulangan latihan isometric selama 10 menit yang dilakukan 2/3 atau lebih dari kontraksi volunter maksimal tidak berhubungan dengan insiden dari insiden hematrosis, perdarahan otot atau kondisi patologis lain ditemukan pada individu hemophilia. Pada beberapa awal sesi walau bagaimanapun kita mendapatkan penurunan kekuatan pada subjek yang melakukan latihan dengan lebih bersemangat. Pada observasi ini lebih disaranakan pada minggu yang sama atau minggu berikutnya pada program pelatihan, level pelatihan sebaiknya diturunkan. 10 kali pengulangan pada 10 menit kontraksi selama 3x seminggu atau kurang, cukup untuk meningkatkan kekuatan otot subjek 40-70% selama 3 minggu. Oleh karena itu kita berkesimpulan bahwa inklusi dari program pelatihan isometric dalam pelaksanaan merupakan komponen yang menjanjikan dalam keseluruhan terapi pada individu dengan hemophilia, tapi perhatian lebih ditujukan pada stabilitas ligamen.