Upload
cici-cweety-chaniago
View
24
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAHASA INDONESIA
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan bacaan novel ini bertujuan untuk menentukan tematis dan stilistis
pada novel saya yang berjudul “Layar Terkembang” karya Sutan
Alisjahbana dan “Belenggu” karya Armijn Pane. Laporan ini tidaklah
sempurna dan memiliki kekurangan, berkat kesepakatan pembaca dan
penulis sendiri sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik,
semoga laporan ini dapat membantu dalam proses pemahaman kita dalam
menentukan tematis dan stilistis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Resensi Novel
a. Judul buku
b. Penerbit
c. Pengarang
d. Tahun terbit
e. Tempat terbit
f. Warna cover
g. Harga buku
:
:
:
:
:
:
:
Layar Terkembang
Balai Pustaka
St. Takdir
AliSjahbana
1936
Jakarta
Orange
Rp.14.000
a. Judul buku
b. Penerbit
c. Pengarang
d. Tahun terbit
e. Tempat terbit
f. Warna cover
g. Harga buku
:
:
:
:
:
:
:
Belenggu
Dian Rakyat
Armijn Pane
1938
Jakarta
Merah
Rp. 9000
2
B. Isi Novel
a) Sinopsis
Layar Terkembang
Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah
novel roman lama yang menjadi saksi sejarah dan perkembangan
Bahasa Indonesia, sekaligus jejak pemikiran modern Indonesia.
Novel ini mengisahkan perjuangan wanita Indonesia dalam
mencapai cita-citanya. Roman ini termasuk novel modern disaat
sebagian besar masyarakat Indonesia masih dalam pemikiran lama
(1936). Novel ini banyak memperkenalkan masalah wanita Indonesia
dengan benturan-benturan budaya baru, menuju pemikiran modern.
Hak-hak wanita, yang banyak disusung oleh budaya modern dengan
kesadaran gender, banyak diungkapkan dalam novel ini dan menjadi
sisi perjuangannya seperti berwawasan luas dan mandiri. Didalamnya
juga banyak memperkenalkan masalah-masalah baru tentang benturan
kebudayaan antara barat dan timur serta masalah agama.
Deskripsi berikut, setidaknya dapat menggambarkan suasana
dalam Novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana.
Kisah bermulai dari sosok kakak beradik yang berpengarai
berbeda, Tuti dan Maria. Tuti seorang kakak yang selalu serius dan
aktif dalam berbagai kegiatan wanita. Ia bahkan aktif dalam
memberikan orasi-orasi tentang persamaan hak kaum wanita. Pada saat
itu, semangat kaum wanita sedang bergelora sehingga mereka mulai
3
menuntut persamaan dengan kaum pria. Sedangkan Maria adalah adik
yang lincah dan periang sehingga semua orang yang berada di
dekatnya pasti akan menyenangi kehadirannya. Di tengah-tengah dua
dara jelita ini, muncullah Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran, yang
pada masa itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi.
Sejak pertemuannya yang pertama di gedung akuarium Pasar Ikan,
antara Maria dan Yusuf timbul kontak batin sehingga mereka menjadi
sepasang kekasih.
Sementara itu, Tuti yang melihat hubungan cinta kasih adiknya
sebenarnya berkeinginan pula untuk memiliki seorang kekasih.
Apalagi setelah ia menerima surat cinta dari Supomo, seorang pemuda
terpelajar yang baik hati dan berbudi luhur.. Namun, karena pemuda
itu bukanlah idamannya, ia menolak cintanya. Sejak itu hari-harinya
semakin disibukkan dengan kegiatan organisasi dan melakukan
kegemarannya membaca buku sehingga ia sedikit melupakan angan-
angannya tentang seorang kekasih.
Setelah melalui tahap-tahap perkenalan, pertemuan dengan
keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf, diadakanlah ikatan pertunangan
antara Maria dan Yusuf. Tetapi sayang, ketika menjelang hari
pernikahan, Maria jatuh sakit. Penyakitnya parah, malaria dan TBC,
sehingga harus dirawat di Sanatorium Pacet. Tidak lama kemudian,
Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum ajal datang,
Maria berpesan agar Tuti, kakaknya bersedia menerima Yusuf. Tuti
4
tidak menolak dan dimulailah pertunangan antara Tuti dan Yusuf.
Akhirnya tak lama kemudian keduanya menikah dan hidup selamanya.
Secara keseluruhan isi cerita ini sangatlah bagus. Alur yang ditulis
sudah runtut dimulai dari pengenalan, klimaks, antiklimaks, hingga
penyelesaian yang sangat dramatis. Novel ini bisa membawa para
pembaca seolah-olah menjadi audiens dalam sebuah drama percintaan
yang mengharukan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap insan
pasti akan mempunyai pasangan hidup jika Sang Penguasa telah
menakdirkannya yang mana ia akan menjadi pendamping hidup kita
dikala kita suka maupun duka.
Sayangnya novel yang pertama kalinya terbit di tahun 1936 ini
sepertinya kurang diminati para remaja. Padahal temanya pun tak jauh
dari realita kehidupan kita. Tatanan bahasa yang dipakai adalah
Melayu sehingga kurang bisa dipahami para pembaca. Tatanan
kalimatnya tidak efektif sehingga muncul berbagai kalimat ambigu
yang menimbulkan missunderstanding pembacanya. Pemakaian bahasa
yang tidak komunikatif dalam dialog antar tokoh, kurang menggugah
para pembaca untuk melanjutkan ceritanya hingga akhir.Novel ini
sangat dramatis, sehingga bila kita membacanya kita akan terbawa
suasana karena ceritanya yang sungguh membuat hati kita merasa
haru. Selain itu, novel ini juga layak untuk dibaca, terutama untuk para
remaja. Karena dari kisah cinta pada novel ini dapat kita jadikan
pelajaran. Bahwa segala sesuatu yang kita inginkan akan kita dapatkan
5
tepat pada waktunya. Kemudian, apapun yang kita miliki juga tidak
selamanya akan kita miliki. Kelak semua yang kita miliki akan hilang.
Sehingga kita harus mampu rela mengorbankan suatu hal untuk orang
lain yang lebih menginginkan apa yang kita miliki.
Belenggu
Diceritakan Sukartono atau kerap dipanggil Tono seorang lelaki
yang memilih seorang istri yang bernama Sumartini atau di panggil
Tini, menjadi istrinya . namun Tono menikahi Tini hanya atas dasar
kecantikan, kepintaran, dan keenergikan Tini saja. Tono beranggapan
bahwa wanita yang pantas mendampinginya adalah wanita yang
berkarakter seperti Tini. Sayangnya, Tono memilih Tini bukan atas
dasar cinta. Begitu juga dengan Tini, tini sebenarrnya menikah dengan
Tono bukan berdasarkan di Mencintai Tono, karena Tini berkeinginan
menikah dengan seorang dokter yang bernama Sukartono. Kehidupann
rumah tangga mereka sama-sama tidak didasari oleh cinta. Akibatnya,
Rumah tangga yang dibangun bukan atas dasar cinta itu akhirnya tidak
bahagia. Kehidupan Tono dan Tini kurang harmonis dan sering terjadi
pertengkaran di antara mereka.
Disetiap harinya mereka menyibukan diri mereka masing-masing
dengan aktifitas masing-masing. Tini yang ikut dalam organisasi
kewanitaan, disibukan dengan berbagai macam kongres dan keiatan,
6
sedangakana Tono sibuk dengan tugasnya sebagai dokter. Tono lebih
mencintai profesinya sebagai doketer, daripada kepada Tini sebagai
istrinya, bagi Tono pekerjaannya adalah pekerjaan yang mulia. Dia
bekerja tanpa mengenal waktu. Jam berapa pun pasien
membutuhkannya, dia selalu datang. Itulah sebabnya, ia sangat
disenangi para pasiennya. Selain mudah dimintai pertolongan, Tono
juga dikenal sebagai dokter yang dermawan karena ia tidak pernah
minta bayaran pada pasiennya yang kurang mampu.
Akibat kesibukan Tono dengan pekerjaannya,ia jarang sekali
memperhatikan istrinya sendiri. Hal ini sering menjadi pemicu
pertengkaran diantara mereka. Tini meraa dikucilkan oleh suaminya
sendiri, dan merasa tidak betah hiup dengan kesendirian, walaupun ia
memiliki suami. Suatu hari, pasien Tono yang bernama Ny. Eni
menelpon Tono. Setelah lama berbincang ternyata Ny. Eni adalah
teman lamanya waktu di Bandung dulu, nama aslinya adalah Rohayah.
Didalam percakapannya itu Rohayah menggoda Tono, namun Tono
masih menjga sumpahnya sebagai seorang dokter. Hari-hari berikutnya
Rohayah sering mendatangi Tono dengan berpura-pura sakit, dan
minta untuk dirawat, akhirnya karena bertemu hmpir setiap hari, Tono
tidak bisa menahan cintanya terhadap Rohayah. Hubungan mereka
kian hari kian mesra, Tono sering mengajak Rohayah ke Tanjung
Priok pesiar. Kedekatan Tono dengan Rohayah akhirnya sampai
7
ditelinga ibu-ibu teman Tini, hal ini membuat rumah tangga mereka
kian berantakan.
Akhimya, lewat telepon, muncul Ny. Eni, pasien Tono. Ketika
Tono datang ke hotel tempat Ny. Eni, ia pun mengetahui bahwa Ny.
Eni adalah Rohayah, kawan lamanya di Bandung dulu. Dengan
caranya Yah menggoda Tono. Tono masih menjaga sumpah
jabatannya sebagai dokter. Hari-hari berikutnya ketika Tono merawat
Yah yang sebenarnya tidak sakit itu, akhimya ia tak kuasa lagi jatuh
cinta.
Ketika Tini pergi ke Solo untuk mengadakan Kongres Perempuan
Seumumnya, Tono makin tidak bisa menahan gejolak cintanya
terhadap Rohayah. Ia memutuskan untuk tinggal selama seminggu di
rumah sewaan Rohayah. Sejak mereka tinggal berdua, mereka
mengingat kembali masa-masa lamanya dulu waktu masih di Bandung.
Setelah Tono lulus dari sekolah rendah di Bandung, Tono meneruskan
sekolah HBS di Surabaya. Sementara Rohaah yang berbeda tiga tahun
dalam sekolah itu harus kembali ke Palembang karena akan
dikawinkan oleh orang tuanya.
Hubungan mereka kian hari kian mesra. Tono sering mengajak
Yah ke Tanjung Priok pesiar. Sikap Yah yang penuh pengertian
membuat Tono mabuk. Hubungan Tono dengan Tini semakin
meruncing. Apalagi berita itu menyebar di kalangan ibu-ibu teman
Tini.
8
Ketika Tini pergi ke Solo mengadakan Kongres Perempuan
Seumumnya, Tono makin gila. Ia memutuskan untuk tinggal selama
seminggu di rumah sewaan Yah. Dari pertemuan sebagai suami isteri
itu kemudian terungkap kembali kisah lama mereka. Ternyata lelaki
yang akan dinikahkan lebih tua dari Rohayah, Rohayah tidak ingin
menikah dan akhirnya pergi meninggalkan rumah, dan merantau ke
Jakarta. Ketika di Jakarta Rohayah menjadi wanita panggilan dari hotel
ke hotel. Kemudian ia menjadi nyai seorang lelaki Belanda di
Sukarasa. Hanya selama tiga tahun, kemudian Rohayah meninggalkan
suaminya lagi.
Ketika mendengar berita bahwa Tono menjadi dokter di Jakarta, ia
pun berusaha menemui Tono. Bagi Tono, Rohayah adalah tempat
pelarian, tempat berkeluh, tempat di mana pikiran-pikiran kusut dan
kenangan lama yang mati dapat dihidupkan kembali. Rohayah amat
berbeda dengan Tini, isterinya. Tono mengatakan bahwa ia tak
mungkin lepas lagi dari Rohayah. Ketika itu Tono akan menjadi juri
pada perlombaan keroncong di Pasar Gambir. Hartono dan Mardani
kawannya semasa sekolah di kota Malang datang berkunjung. Hartono
menanyakan isteri Tono, Tono hanya mengatakan bahwa ia sedang ke
Solo. Hartono kemudian mengetahui bahwa isteri Tono adalah Tini,
seorang gadis yang pemah bersahabat dengannya di Bandung sewaktu
ia menjadi mahasiswa Technische Hoogereschool. Secara tidak
sengaja, Tini bertemu dengan Hartono ketika Hartono menunggu Tono
9
pulang dari kantor. Pertemuan itu mengungkapkan peristiwa beberapa
tahun silam di Bandung.
Tini ternyata bekas kekasih Hartono, bahkan Tini sendiri telah
ternoda oleh Hartono. Itulah sebabnya kemudian Tini mau menerima
Tono menjadi suaminya, di samping sikap Hartono sendiri yang
pengecut membuat surat perpisahan dan mengatakan bahwa setibanya
surat itu pada Tini, Hartono telah tiada. Hartono ternyata hanya
mengganti namanya menjadi Abdul Humid dan masih duduk dalam
organisasi Partindo tempat mereka berdua berkenalan pertama kali.
Pada pertemuan itu Hartono masih mengharapkan agar Tini dapat
kembali padanya. Namun Tini amat tersinggung pada sikap Hartono.
Ia marah dan meminta supaya mereka hidup sendiri-sendiri.
Dilain pihak Tono ertipu lagi oleh sikap Rohayah yang selalu
manis didepannya . Siti Hajati seorang penyanyi yang merupakan
pujaannya ternyata adalah Rohayah sendiri. Ia amat tidak senang
dengan sikap Rohayah yang selalu berpura-pura. Tono beranggapan
bahwa Rohayah akan selalu bersikap manis dan merayu laki-laki lain
seperti kalau ia bersama dengan Tono. Yah yang terpojok dan merasa
tidak dipercaya mengatakan pada Tono bahwa ia sebenarnya amat
mencintai Tono namun ia takut apakah hubungan cintanya dapat
langgeng. Ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono, itulah
problem kejiwaannya.
10
Sebenarnya sebelum menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini
telah ternnoda oleh. Ia juga tahu bahwa ketika Tini menerimanya
sebagai suami tidak berdasarkan cinta. Tono mau menerima Tini
karena kekagumannya pada kecantikan Tini. Namun ia tidak pemah
mengetahui siapa laki-laki yang menodai Tini. Pikiran-pikiran yang
menyebar itu menyebabkan ia dapat memaklumi keadaan Rohayah. Ia
pun menerima alasan Rohayah.
Suatu ketika paman Tini datang hendak mendamaikan
pertengkaran Tini dengan Tono. Namun usaha itu sia-sia. Baik Tono
maupun Tini tidak dapat rukun kembali. Tini yang sudah mengetahui
hubungan gelap Tono dengan Rohayah berkeinginan untuk menemui
dan mendamprat Rohayah. Bertemulah Tini dengan Rohayah di
sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah
menggoda suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan
Rohayah. Karena melihat sikap Rohayah yang lemah lembut dan
sangat perhatian. Tini merasa malu dengan Yah, lebih-lebih ternyata
Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap. Tini menyesal bahwa
selama ini ia kurang memberi perhatian pada Tono. Ia bukan istri yang
baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus kepada
Tono suaminya.
Peristiwa di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal
menjadi seorang istri. Akhimya, Tini memutuskan untuk bercerai
11
dengan suaminya. Bahkan ia berharap agar Rohayah bersedia menjadi
isteri Tono. Niat ini disampaikan kepada Tono. Kenyataan ini juga
membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau menjadi istrinya.
Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat dihindari
lagi.Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi ketika
Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan
dirinya. Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah
piringan hitam lagu-lagu Siti Hayati yang tak lain adalah Rohayah
sendiri. Rohayah yang menyatakan betapa ia sangat mencintai Tono,
tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya. Untuk itu, Rohayah
telah meninggalkan tanah air pergi dan ke New Caledonia. Sedangkan
Tini saat ini sudah berada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah
panti asuhan yatim piatu.
b) Tema
- Layar Terkembang
Tema : tentang percintaan antara dua orang remaja yang pada
akhirnya tidak dapat bersatu
- Belenggu
Tema : tentang perselingkuhan dan cinta segi tiga antara
Sukartono, Sumartini dan Rohayah
12
C. Stilistika
Layar Terkembang
- Laksana hidup di surge
- Laksana kembang yang baru mekar di waktu fajar
Belenggu
- Berkayuh melawan arus yang kuat
- Permainan peri dan mambang yang halus Molek
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan dari novel ini adalah menceritakan tentang kisah cinta tiga
orang yaitu Yusuf, Mira dan Tuti. Tuti mencintai Yusuf dan Yusuf mencintai
Mira dan Mira juga mencintai Yusuf. Timbul percekcokan akibat cinta segitiga ini
yang diakhiri dengan meninggalnya Mira karena penyakit TBC dan akhirnya Tuti
diminta oleh Mira untuk menikah dengan Yusuf.
Pada belenggu ceritanya tentang sepasang suami dan istri yang menikah
tanpa saling mencintai. Tono sebagai suami sibuk dengan pekerjaannya dan Tini
sebagai Istri sibuk dengan organisasinya. Hal inilah menyebabkan Tono akhirnya
perpindah hati ke Rohayah yang merupakan cinta pertamanya sewaktu muda.
Cerita ini diakhiri dengan kisah berpisah. Ketiganya memilih jalan sendiri-sendiri.
14