Upload
laras
View
47
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan
darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan
tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke
jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan,
dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian).
Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan
serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung.
b. Untuk mengetahui vaskularisasi jantung.
c. Untuk mengetahui embriologi jantung.
d. Untuk mengetahui yang mengatur pemompaan jantung.
LBM 1 1
e. Untuk mengetahui apa saja yang mengatur tekanan darah.
f. Untuk mengetahui sifat-sifat arteri dan vena.
LBM 1 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
“SERING PINGSAN”
Anisa, remaja 16 tahun sering bolak-balik IGD karena sering pingsan
disekolah. Periode tidak sadarkan diri yang dialami anisa hanya
berlangsung sesaat. Sebelum pingsan anisa mengeluh pusing dan
pandangannya gelap. Anisa juga mengeluh dadanya yang sering terasa
berdebar-debar. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan tekanan darah
anisa rendah yaitu sistolik dan diastolik masing-masing 80 dan 60 mmHg
dengan denyut nadi 65x/menit. Anisa bingung mengapa tekanan darahnya
bisa rendah padahal ayah dan ibunya mengalami darah tinggi. Padahal
menurut artikel yang ia baca dikoran, bakat darah tinggi bisa diturunkan
dari orang tua.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh Anisa?
2.2 TERMINOLOGI
1. Sistol
2. Diastol
3. Pingsan
2.3 PERMASALAHAN
1. Anatomi dan fisiologi jantung ?
2. Bagaimana embriologi dari jantung ?
3. Bagaimana vaskularisasi dari jantung ?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah ?
5. Apa saja komponen-komponen yang mengatur tekanan darah ?
6. Apa saja yang mengatur pemompaan jantung ?
7. Bagaimana sifat arteri dan vena ?
LBM 1 3
2.4 PEMBAHASAN
2.4.1 TERMINOLOGI
1. Sistol adalah atau tekanan sitolik adalah tekanan darah pada saat
ventrikel berkontraksi memompakan darah ke seluruh tubuh.
2. Diastol atau tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat
ventrikel berelaksasi, aliran darah bergerak dari atrium menuju
ventrikel.
3. Pingsan adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak,
dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya
aliran darah dan oksigen ke otak.
2.4.2 PERMASALAHAN
1. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Anatomi Jantung
Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak pada
mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh jarinbgan paru.
Bagian depan dibatasi oleh sternum dan iga 3, 4, dan 5. Hampir
dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis media
sternum. Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri
dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks
ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 - 5 dekat garis medio -
klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri
pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan
berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan,
lemak epikardium dan nutrisi seseorang.
Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu
anatomi luar dan anatomi dalam. Anatomi luar, atrium
dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang
mengelilingi jantung. Pada sulkus ini berjalan arteri koroner
kanan dan arteri sirkumfleks setelah dipercabangkan dari aorta.
Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus
LBM 1 4
interventrikuler anterior di sebelah depan, yang ditempati oleh
arteri desendens anterior kiri, dan sulkus interventrikularis
posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri desendens
posterior.
Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun kompak pada
bagian tengah jantung yang merupakan tempat pijakan atau
landasan ventrikel, atrium dan katup - katup jantung. Bagian
tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigonum fibrosa
dekstra, yang mengikat bagian medial katup trikuspid, mitral,
dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral
kiri membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua
trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan mitral
membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan
langsung otot ventrikel, atrium, katup trikuspid, dan mitral.
Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung ke dalam
ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars
membranasea. Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan
dengan daun septal katup trikuspid dan sebagian dinding atrium
kanan.
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang
memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup mitral
atau bikuspid yang memisahkan antara atrium kiri dengan
ventrikel kiri setra dua katup semilunar yaitu katup pulmonal
dan katup aorta. Katup pulmonal adalah katup yang memisahkan
ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup aorta adalah
katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.
A. Ruang-ruang jantung :
Terdiri dari rongga utama dan aurikula di
luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi
atau krista terminalis. Bagian utama atrium
yang terletak posterior terhadap rigi terdapat
LBM 1 5
dinding halus yang secara embriologis berasal
dari sinus venosus. Bagian atrium yang terletak
di depan rigi mengalami trabekulasi akibat
berkas serabut otot yan gberjalan dari krista
terminalis.
a. Atrium dextra
Merupakan ruangan jantung yang
menerima darah kotor dari vena cava inferior
dan vena cava superior. Darah vena mengalir
kedalam jantung melalui vena kava superior dan inferior
masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama
fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan
terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan
atau atrium kiri. Pada bagian antero- superior atrium
kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk
daun telinga disebut aurikel. Permukaan endokardium
atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin
dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya
kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
paralel yang disebut otot pektinatus. Tebal rata - rata
dinding atrium kanan adalah 2 mm.
b. Atrium sinistra
Menerima darah dari empat vena pulmonal yang
bermuara pada dinding postero-superior atau postero-
lateral, masing- masing sepasang vena kanan dan kiri.
Letak atrium kiri adalah di posterior-superior dari ruang
jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak
tampak. Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal
daripada dinding atrium kanan. Endokardiumnya licin dan
otot pektinati hanya ada pada aurikelnya.
c. Ventrikel dextra
LBM 1 6
Letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada,
yaitu tepat dibawah manubrium sterni. Sebagian besar
ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan
di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel
dapat dilihat pada potongan melintang. Ventrikel kanan
berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding
tipis dengan tebal 4-5 mm. Secara fungsional ventrikel
kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur
keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right
ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup trikuspid,
trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan.
Sedangkan alur keluar ventrikel kanan (right ventricular
outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang
disebut infundibulum atau konus arteriosus. Alur masuk
dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler
yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.
d. Ventrikel sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian
ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks
kordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus
mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2-3 kali lipat
diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat
diastol adalah 8 -12 mm.
B. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Perikardium
Lapisan yang merupakan kantong
pembungkus jantung, terletak di dalam media
stinum minus, terletak di belakang korpus
sterni dan rawan iga II-VI. Perikardium dibagi
menjadi 2, yaitu:
LBM 1 7
a. Perikardium fibrosum (viseral)
Bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah
sentrum tendinium diafragma, bersatu
dengan pembuluh darah besar, melekat
pada sternum melalui ligamentum
sternoperikardial.
b. Perikardium serosum (perietal)
Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
perikardium perietalis yang membatasi
perikardium fibrosum, sering disebut
epikardium, dan perikardium viseral
(kapitas perikardialis) yang mengandung
sedikit cairan yang berfungsi melumas
untuk mempermudah pergerakan jantung.
Di antara dua lapisan jantung ini
terdapat lendir sebagai pelicin untuk
menjaga agar pergeseran antara
perikardium tersebut tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Pada
permukaan posterior jantung terdapat
perikardium serosum sekitar vena-vena
besar membentuk sinus obligus dan sinus
transversus.
2. Myokardium
Lapisan otot jantung yang menerima
darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria
kiri bercabang menjadi arteri descenden
arterior dan arteri sirkumpleks. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk
LBM 1 8
sinoatrial node, ventrikel kanan, permukaan
diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria
mengembalikan darah ke sinus kemudian
bersirkulasi langsung ke dalam paru. Susunan
mikardium:
a. Susunan otot atrium
Sangat tipis dan kurang teratur, serabut-
serabutnya disusun dalam dua lapisan.
Lapisan luar mencakup kedua atria.serabut
luar ini paling nyata di bagian depan atria.
Beberapa serabut masuk ke dalam septum
atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari
serabut-serabut berbentuk lingkaran.
b. Susunan otot ventrikuler
Membentuk bilik jantung dimulai dari
cincin atrioventrikular sampai ke apex
jantung.
c. Susunan otot atrioventrikular
Merupakan dinding pemisah antara
serambi dan bilik (atrium dan ventrikel).
3. Endokardium (permukaan dalam jantung)
Dinding dalam atrium diliputi oleh
membran yang mengilap, terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir endokardium,
kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena
kava. Di sini terdapat bundelan otot paralel
berjalan ke depan krista. Ke arah aurikula dari
ujung bawah krista terminalis terdapat
sebuah lipatan endokardium yang menonjol
dikenal sebagai valvula vena cava inferior,
LBM 1 9
berjalan di depan muara vena inferior menuju
ke tepi disebut fossa ovalis. Antara atrium
kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan
melalui orivisium artikular.
Gambar Struktur Anatomi Jantung
Fisiologi Jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan
oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel otot.
Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat
potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal
dengan otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung
yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja
mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan
normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya,
sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
LBM 1 10
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk
kontraksi sel-sel pekerja.
Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi
potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran potensial
membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum
diperkirakan bahwa hal itu terjadi karena penurunan siklis fluks
pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan kebocoran
lambat Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara
potensial-potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti
di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap
K+ menurun antara potensial-potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif
mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka.Karena influks
pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara
bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah
ambang.Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik dari potensial
aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan
influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan
influks Na+ bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah
positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks K+
yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi
saluran-saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi berikutnya.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas ditemukan
pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.
Kecepatan normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung
Jaringan Potensial aksi per menit
Nodus SA ( pemicu normal) 70 – 80
Nodus AV 40 – 60
Berkas His dan serat – serat purkinje 20 - 40
LBM 1 11
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama
kali akan menyebar ke atrium melalui jalur antar atrium dan
jalur antar nodus lalu ke nodus AV. Karena konduksi nodus AV
lambat maka terjadi perlambatan sekitar 0,1 detik sebelum
eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi
akan diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan
terakhir adalah ke sel purkinje.
Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan
menghasilkan gelombang depolarisasi yang akan menyebar ke
sel kontraktil melalui gap junction.
LBM 1 12
Potensial aksi di sel kontraktil jantung
Merambat menuruni T. tubul
Masuknya Ca2+ dari CES
Peningkatan pengeluaran Ca2+ dr retikulum sarkoplasma
Ca2+ di sitosol meningkat
Kompleks troponin – tropomiosin di filamen tipis bergeser
Siklus jembatan silang
Filamen tipis bergeser ke dalam diantara filamen tebal
Kontraksi
Kontraksi otot jantung dilihat dari segi biokimia, otot terdiri
dari aktin, miosin, dan tropomiosin. Aktin, G aktin monomerik
menyusun protein otot sebanyak 25 % berdasarkan beratnya.
Pada kekuatan ion fisiologik dan dengan adanya ion Mg2+ akan
membentuk F aktin. Miosin, turut menyusun 55 % protein otot
LBM 1 13
berdasarkan berat dan bentuk filamen tebal. Miosin merupakan
heksamer asimetrik yang terdiri 1 pasang rantai berat dan 2
pasang rantai ringan. Troponin ada 3 jenis yaitu troponin T yang
terikat pada tropomiosin, troponin I yang menghambat interaksi
F aktin miosin dan troponin C yang mengikat kalsium.
2. Embriologi Jantung
a. Berkembang pada pertengahan minggu ke-3, yaitu pada hari ke
18 atau 19 setelah fertilisasi, dimana pada saat itu embrio tidak
dapat lagi mencukupi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya
melalui difusi saja.
b. Sistem cardiovascular terutama berkembang dari splanchnic
mesoderm, paraxial & lateral mesoderm, dan sel-sel neural crest.
c. Pada ujung cranial dari embrio, jantung berkembang dari
sekelompok sel-sel mesoderm yang disebut cardiogenic area.
LBM 1 14
d. Di atas cardiogenic area, terdapat pericardial coelom yang akan
berkembang menjadi pericardium cavity.
e. Sebagai respon terhadap sinyal dari lapisan endoderm di
bawahnya, mesoderm pada cardiogenic area membentuk
sepasang untaian memanjang yang disebut cardiogenic
(angioblastic) cord.
f. Sesaat kemudian, cardiogenic cord mengalami kanalisasi
membentuk endocardial tube yang berdinding tipis.
g. Akibat pertumbuhan otak dan embrio yang melipat secara
sefalokaudal, jantung dan pericardium cavity pertama kali
terletak di daerah leher, dan akhirnya di dada.
LBM 1 15
h. Pada hari ke-21, akibat embrio yang melipat secara lateral, kedua
endocardial tube saling mendekat satu sama lain dan bersatu
membentuk tabung tunggal yang disebut primitive heart tube.
i. Bersamaan dengan penyatuan endocardial tube, terbentuk 3
lapisan jantung, yaitu :
1. Endocardium membentuk lapisan di bagian dalam jantung
2. Myocardium mesoderm di sekeliling tabung endocardium
berangsur-angsur menebal membentuk myocardium yang
membentuk dinding otot
3. Epicardium sel-sel mesotel dari daerah sinus venosus
bermigrasi ke atas jantung membentuk epicardium yang
melapisi bagian luar jantung
j. Pada hari ke-22, primitive heart tube berkembang menjadi 5 regio
yang berbeda dan mulai memompa darah (mulai berfungsi).
Sesuai dengan aliran darah, dari ujung kaudal ke ujung cranial,
kelima regio itu adalah :
1. Sinus venosus :
- menerima darah dari seluruh vena pada embrio
- kontraksi jantung dimulai pada regio ini, kemudian diikuti
oleh regio lainnya secara berurutan
- berkembang menjadi atrium kanan, coronary sinus,
sinoatrial (SA) node, vena cava superior, dan vena cava
inferior
2. Atrium berkembang menjadi atrium kanan dan kiri
3. Ventricle berkembang menjadi ventricle kiri
4. Bulbus cordis berkembang menjadi ventricle kanan
5. Truncus arteriosus berkembang menjadi ascending aorta
dan pulmonary trunk
k. Pada hari ke-23, primitive heart tube memanjang. Akibat bulbus
cordis & ventricle tumbuh lebih cepat dari pada regio lainnya,
dan akibat atrial & venous end dari tabung dibatasi oleh
LBM 1 16
pericardium, primitive heart tube mulai berputar dan melipat.
Bagian cranial bergerak ke arah ventral, kaudal, dan kiri.
Sedangkan bagian kaudal beregak ke arah dorsal, cranial, dan
kanan. Pertama-tama, heart tube berbentuk seperti huruf U,
kemudian menjadi berbentuk huruf S. Pergerakan ini berakhir
pada hari ke-28, dan pergerakan ini menentukan posisi akhir
atrium dan ventricle.
l. Perkembangan selanjutnya adalah pembentukan septum & katup
jantung untuk membentuk 4 ruang jantung.
m. Pembentukan sekat jantung terjadi antara hari ke-27 dan hari ke-
37, dan selesai pada akhir minggu ke-5.
n. Cara pembentukan sekat :
1. 2 massa jaringan yang sedang tumbuh aktif saling mendekat
hingga menjadi satu, sehingga membagi lumen menjadi 2
saluran yang terpisah.
LBM 1 17
2. Pertumbuhan aktif 1 massa jaringan saja yang terus meluas
hingga mencapai sisi lumen diseberangnya.
3. Segaris kecil jaringan di dinding atrium atau ventricle gagal
tumbuh, sedangkan daerah di kanan-kirinya meluas dengan
cepat, maka akan terbentuk sebuah rigi yang sempit di antara
kedua bagian yang sedang meluas tersebut. Nantinya rigi
tersebut akan membentuk sekat, namun sekat semacam ini
tidak memisahkan 2 rongga secara sempurna.
o. Pada hari ke-28, lapisan endocardium menebal membentuk
endocardial cushion yang akan membentuk atrioventricular canal,
interatrial septum, dan interventricular septum.
p. Pembentukan katup jantung :
Setelah endocardial cushion bersatu, masing-masing
atrioventricular canal dikelilingi oleh proliferasi setempat jaringan
mesenkim. Jaringan mesenkim tersebut berproliferasi membentuk
katup, yang menempel pada dinding ventricle melalui tali-tali otot
yang nantinya akan berdegenerasi diganti jaringan ikat padat dan
dibungkus endocardium.
Katup yang terbentuk adalah katup bicuspid (mitral) pada
atrioventricular canal kiri, dan katup tricuspid pada atrioventricular
kanan.Selain itu, pada truncus arteriosus akan tampak tonjolan-
tonjolan kecil yang nantinya akan membentuk katup semilunaris.
LBM 1 18
Pembentukan tabung dan rongga jantung :
hari ke-18 atau 19 setelah fertilisasi
↓
embrio tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen hanya
melalui difusi saja
↓
mulai pembentukan jantung dari sel-sel mesoderm pada cardiogenic area
↓
terbentuk sepasang cardiogenic cord
↓
mengalami kanalisasi membentuk 2 endocardial tube
↓
hari ke-21 : kedua endocardial tube saling mendekat dan bersatu membentuk
primitive heart tube
↓
hari ke-22 primitive heart tube terbagi menjadi : sinus venosus, atrium, ventricle,
bulbus cordis, trunkus arteriosus
↓
hari ke-23 : primitive heart tube memanjang dan mulai berputar & melipat
↓
hari ke-28 : atrium dan ventricle menempati posisi akhirnya
Pembentukan atrioventricular septum (canal):
LBM 1 19
endocardial cushion bergerak dari lateral ke arah tengah
↓
saling mendekat satu sama lain
↓
bersatu membentuk atrioventricular septum (canal) yang membagi lumen jantung
menjadi atrium dan ventricle
Pembentukan interatrial septum :
jaringan dari dinding atas primordial atrium turun menuju ke penyatuan
endoardial cushion
↓
membentuk septum primum
↓
membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna
↓
terbentuk foramen primum
↓
sel-sel pada bagian atas dari septum primum mengalami apoptosis
↓
terbentuk foramen secundum
↓
jaringan lain dari dinding atas primordial atrium turun kembali
↓
membentuk septum secundum yang terletak disamping kanan septum primum
↓
membagi atrium menjadi atrium kanan dan kiri secara tidak sempurna
↓
terbentuk foramen ovale
↓
foramen ovale akan tertutup setelah kelahiran
LBM 1 20
Pembentukan interventricular septum :
myocardium dari dinding bawah primordial ventricle naik menuju ke penyatuan
endocardial cushion
↓
membentuk septum interventricular pars muscularis
↓
membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara tidak sempurna
↓
jaringan endocardial cushion turun menuju ke septum interventricular pars
muscularis
↓
membentuk septum interventricular pars membranosa
↓
membagi ventricle menjadi ventricle kanan dan kiri secara sempurna
3. Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan
sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae.
Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di
permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.
a. Arteria coronaria dextra
Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan
turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan
pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior
sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan
arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis
posterior. Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventricel
dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus
interventricularis), bagian yang bervariasi dari facies
diaphragmatica ventricel sinistra, 1/3 posterior septum
LBM 1 21
ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA,
nodus AV, dan fasciculus atrioventricularis. Cabang-cabang
arteria coronaria dextra adalah arteria marginalis dan arteria
ventricularis posterior.
b. Arteria coronaria sinistra
Arteria coronaria sinistra yang biasanya lebih besar
dibandingkan dengan arteria coronaria dextra, mendarahi sebagian
besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinistra, ventricel
sinistra, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior
kiri sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara
truncus pulmonalis dan auricula sinistra. Kemudian pembuluh ini
berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi 1)
arteri interventrikularis anterior (rami descendens anterior) yang
mendarahi bagian depan dan samping atas ventricel sinistra, dan
2) arteri circumflexus (ramus circumflexus) yang mendarahi
bagian belakang bawah ventricel sinistra.
c. Venae coronariae
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
dextra melalui sinus coronarius, yang terletak pada bagian
posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari
vena cordis magna (bermuara ke atrium dextra sebelah kiri vena
cava inferior). Vena cordis parva dan vena cordis media
merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium
dextra melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-
vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.
Tetapi, ada vena jantung yang langsung bermuara ke atrium dextra
tanpa melewati sinus coronaria, yaitu vena cordis anterior dan
vena cordis minima (Thebesi).
LBM 1 22
Gambar Vaskularisasi Jantung
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Faktor Patologis Mempengaruhi Tekanan Darah :
a. Posisi tubuh
Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan
berusaha menstabilankantekanan darah.
b. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran
yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah
naik).
c. Temperatur
Menggunakan sistem rennin - angiontensin - vasokontriksi
perifer.
d. Usia
Semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas pembuluhdarah).
e. Jenis kelamin
LBM 1 23
Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh
O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi
Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat
pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan
tekanan darah.
Faktor Fisiologis
a. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali
ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun,
otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada
fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun.
Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan berat. Pada keadaan
tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi
horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa
dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran
darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu
gravitasi. Tedapat tiga mekanisme membantu pengembalian
darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot rangka,
dan pompa respirasi.
b. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum,
apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat,
tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat
exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu
kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara
detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan
menurun.
c. Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi
aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi,
sehingga tekanan darah diastol normal.
LBM 1 24
d. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi,
darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding
arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat
menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah.
Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat
dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi,
dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga
tekanan diastol tetap berada di batas normal.
e. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada
keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama
albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada
seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas
darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih
dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat.
Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia,
akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada
saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti
vasokonstriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan
darah normal.
f. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil,
seperti saat donor darah, akan menyebabkan penurunan
tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi
dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan
vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat,
mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk
mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke
otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50%
dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak
meningkat karena banyaknya darah yang hilang dan tidak
dapat diganti segera.
LBM 1 25
g. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan
darah. Contohnya, pada saat stress, medula kelenjar adrenal
akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang
keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga
meningkatkan tekanan darah. Selain dari vasokonstriksi,
epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya
kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh
mengalami kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan
reabsorpsi cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak
akan semakin turun. Hormon lain, aldosteron, memiliki efek
serupa pada ginjal, dimana aldosteron akan mempromosikan
reabsorpsi Na+, lalu air akan mengikuti ion Na+ ke darah.
5. Komponen yang Mengatur Tekanan Darah
Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan
darah. Pusat kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur
curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah
yang terus menerus pada serabut otot polos dinding
pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah
melalui vasokontriksi pembuluh.
Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui
impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan
serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls
vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada
pembuluh darah dijantung dan otak.
LBM 1 26
Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-
reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang
bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae.
Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup
untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan
yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan
vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.
Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi
pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada
jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor
aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.
Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi :
a. Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk
vasokonstriktor). Epinefrin dapat berperan sebagai suatu
vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis
reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang
disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk
vasokontriktor.
c. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk
aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.
d. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon,
kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi
sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
e. Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi
secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau
vasokonstriktor (Ethel, 2003 :239).
LBM 1 27
6. Pengaturan Pemompaan Jantung
a. Pengaturan Intrinsik dari Pompa Jantung - Mekanisme Frank-
Starling.
Sejumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap
menitnya ditentukan oleh kecepatan aliran darah kedalam
jantung yang berasal dari vena-vena, yang disebut sebagai alir
balik vena. Ini berarti bahwa, setiap jaringan perifer akan
kembali melalui vena-vena kedalam atrium kanan. Jantung
kemudian secara otomatis akan memompa darah yang masuk ini
mengalir kedalam arteri-arteri sistemik, sehingga darah tersebut
dapat mengalir kembali mengelilingi sirkulasi.
Bila sejumlah darah mengalir kedalam ventrikel, otot
jantung sendiri akan meregang menjadi lebih panjang. Keadaan
ini selanjutnya akan menyebabkan kontraksi dengan kekuatan
yang bertambah karena filament aktif dan miosin selanjutnya
akan membawa mendekati tahap interdigitasi yang optimal
untuk membangkitkan kekuatan. Oleh karena itu ventrikel,
karena peningkatan pemompaan secara otomatis akan
memompa darah tambahan kedalam arteri. Kemampuan otot
yang diregangkan sampai mencapai panjang yang optimal untuk
berkontraksi dengan kekuatan yang bertambah merupakan
karakteristik dari semua otot lurik.
Selain pengaruh yang penting akibat peregangan otot
jantung, masih ada factor lain yang dapat meningkatkan daya
pompa jantung bila volumenya meningkat. Peregangan dinding
atrium kanan secara langsung akan meningkatkan frekuensi
denyut jantung sebesar 10 % s/d 20 %, keadaan ini juga
membantu meningkatkan jumlah darah yang dipompa setiap
menit, walaupun peranannya tidak sebesar peranan mekanisme
frank-starling.
b. Pengaturan Jantung oleh Saraf Parasimpatis dan Simpatis
LBM 1 28
Jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya,
curah jantung, sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 %
melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga
dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui
perangsangan vagus (parasimpatis).
1. Perangsangan jantung oleh saraf simpatis.
Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan
frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa dari 180
menjadi 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyutan
per-menit pada orang dewasa muda. Perangsangan simpatis
meningkatkan kontraksi otot jantung, oleh karena itu akan
meningkatkan volume darah yang dipompa dan
meningkatkan tekanan ejeksi. Perangsangan simpatis sering
dapat meningkatkan curah jantung sebanyak 2 sampai 3 kali
lipat selain peningkatkan curahan yang mungkin disebabkan
oleh mekanisme frank-starling. Bila aktifitas system saraf
simpatis ditekan sampai dibawah normal, keadaan ini akan
menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi
ventrikel, sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan
jantung sampai sebesar 30 % dibawah normal.
2. Perangsangan parasimpatis (vagus) pada jantung.
Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat
menghentikan denyut jantung selama beberapa detik,
biasanya jantung akan “mengatasinya” dan setelah itu
berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per-menit.
Perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan
kontraksi otot sebesar 20 % sampai 30 %. Penurunan
frekuensi denyut jantung yang besar digabungkan dengan
penurunan kontraksi jantung yang kecil dan dapat
menurunkan peompaan ventrikel sebesar 50% atau lebih,
LBM 1 29
terutama bila jantung bekerja dalam keadaan beban kerja
yang besar.
c. Pengaruh Frekuensi Denyut Jantung pada Fungsi Jantung
sebagai Pompa
Periode diastolik yang terjadi diantara kontraksi akan
sangat memendek sehingga darah tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk mengalir secara adekuat dari atrium ke dalam
ventrikel. Karena alasan-alasan inilah, bila frekuensi denyut
jantung ditingkatkan secara buatan melalui perangsangan listrik,
jantung hewan besar yang normal akan mempunyai puncak
kemampuan untuk memompa seumlah besar darah pada
frekuensi denyut jantung antara 100 dan 150 kali per-menit.
Sebaliknya, bila frekuensinya ditingkatkan oleh perangsangan
simpatik, jantung akan mencapai kemampuan puncak untuk
memompa darah pada frekuensi denyut jantung antara 150 dan
220 kali per-menit.
Alasan perbedaan ini adalah bahwa perangsangan simpatis
bukan hanya meningkatkan frekuensi denyut jantung tetapi juga
meningkatkan kekuatan denyut jantung. Pada saat yang
bersamaan, perangsangan simpatis menurunkan waktu kontraksi
sistolik dan menyebabkan lebih banyak waktu untuk pengisian
selama diastolik.
d. Pengaruh Ion Kalium dan Kalsium terhadap Fungsi Jantung
Pengarug ion kalium. Kelebihan kalium dalam cairan
ekstrasel menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan
lemas serta frekuensi jantung lambat. Semua pengaruh kelebihan
kalium dianggap disebabkan oleh pengurungan negativitas
potensial membran istrahat akibat kosentrasi kalium yang tinggi
dalam cairan eksrtasel. Waktu potensial membran menurun,
intensitas potensial aksi juga berkurang yang membuat kontraksi
LBM 1 30
jantung secara progresif makin lemah, karena kekuatan potensial
aksi sangat menentukan kekuatan kontraksi.
Pengaruh ion kalsium. Kelebihan ion kalsium
menyebabkan efek yang hampir berlawanan dengan efek ion
kalium, menyebabkan jantung berkontraksi spatik. Hal ini
mungkin disebabkan efek langsung ion kalsium untuk
merangsang proses kontraksi jantung. Sebaliknya, defisiensi ion
kalsium menyebabkan jantung lemas sama dengan efek kalsium.
Pengurangan kosentrasi ion kalsium yang besar biasanya akan
mematikan orang karena tetani yang timbul sebelumnya akan
mempengaruhi jantung dan peningkatan kosentrasi ion kalsium
hampir tidak bermakna karena akan diendapkan dalam tulang
atau kadang-kadang disembarangan tempat dalam aringan tubuh
sebagai garam kalsium yang tidak larut.
Pengaruh ion natrium. Kelebiahan ion natrium menekan
fungsi jantung, suatu efek yang sama seperti ion kalium, tetapi
dengan alasan yang berbeda sama sekali. Ion natrium bersaing
dengan ion kalsium pada beberapa tempat yang tidak diketahui
pada proses kontraksi otot sedemikian rupa sehingga makin
besar kosentrasi ion narium dalam cairan ekstrasel makin kurang
efektivitas ion kalsium menyebabkan kontraksi bila terdapat
potensial aksi.
e. Pengaruh Temperatur terhadap Jantung
Peningkatan suhu meyebabkan peningkatan frekuensi
jantung yang besar, dan penurunan suhu sangat mengurangi
frekuensi. Efek ini mungkin sebagai akibat peningkatan
permeabilitas membran otot terhadap terhadap berbagai ion pada
suhu lebih tinggi mengakibatkan percepatan proses “self-
excitation. Kekuatan kontraksi jantung meningkat sementara
dengan peningkatan suhu moderat, tetapi peningkatan suhu yang
lama, melelahkan jantung dan menyebabkan kelemahan.
LBM 1 31
7. Sifat-Sifat Arteri dan Vena
Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang
dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal
dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga
lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan
lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan
serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler.
Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran
basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah
berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing
pembuluh darah tersebut.
A. Pembuluh darah arteri
1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat
di luar jantung
5. Terdiri atas :
a. Aorta ( paling besar ) yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju
ke seluruh tubuh
b. Arteriol yaitu percabangan arteri
c. Kapiler :
- Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
- Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium
dan sebuah membran basal
6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
LBM 1 32
a. Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
b. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
c. Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis
7. Letaknya agak tersembunya dari lapisan kulit
8. Denyut terasa
9. Membawa darah bersih yang banyak mengandung kecuali pada
arteri pulmonalis
10. Arah aliran keluar dari jantung
11. Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena
B. Pembuluh Balik (Vena)
1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula
semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
a. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari
bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
b. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
c. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari
paru-paru ke serambi kiri jantung.
6. Letak dekat dengan permukaan kulit.
7. Denyut tidak terasa.
8. Membawa darah kotor yang mengandung banyak.
9. Arah aliran menuju jantung.
10. Lebih mudah membeku.
LBM 1 33
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jantung adalah organ paling penting yang berperan dalam sistem
kardiovaskular. Yang mana jantung berfungsi untuk memompa darah yang
kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan atau organ seluruh tubuh
manusia. Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Lapisan jantung terdiri dari Endokardium, Miokardium, Pericardium
Ruang Jantung terbagi atas empat ruang Atrium kanan dan atrium kiri yang
dipisahkan oleh septum intratrial, Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang
dipisahkan oleh septum. Katup jantung terdiri dari Katup Trikuspidalis, Katup
pulmonal, Katup Bikuspid, Katup Aorta.
Pembuluh darah dalam jantung Arteri Koroner, Vena Kava Superior,
Vena kava Inferior, Vena Pulmonalis, Aorta, Arteri Pulmonalis. Fisiologi
jantung terbagi dalam beberapa bagian diantaranya Sistem pengaturan
jantung terdapat serabut parkinje yang merupakan serabut otot jantung
khusus, nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular, dan berkas A-V.
LBM 1 34
DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Moore, Keith L. Agur,Anne M.R. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Laksman,
H. editors. Jakarta: Hipokrates
3. Sheerwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta:
EGC.
4. Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar : Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
5. T.W.Sadler Ph.D. 1997. Embriologi kedokteran Langman, Jakarta :EGC.
6. Paulsen Friedrich dan Jens Waschke. 2010. Sobotta Atlas Anatomi
Manusia. Jakarta : EGC.
LBM 1 35