36
1. DIAGNOSIS GIZI BURUK : Terlihat sangat kurus dan atau edema, dan atau BB/PB atau BB/TB <-3SD 2. 1. KWASHIORKOR - Edema Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pitting edema - Derajat edema: + Pada tangan & kaki ++ Tungkai & lengan +++ Seluruh tubuh (wajah & perut) Derajat edema utk menentukan jumlah cairan yang diberikan - Wajah membulat dan sembab - Pandangan mata sayu - Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit,rontok - Perubahan status mental: apatis & rewel - Pembesaran hati - Otot mengecil (hipotrofi) - Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas & berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)

Lbm 4 Astroboy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lbm 4

Citation preview

1. DIAGNOSIS GIZI BURUK :Terlihat sangat kurus dan atau edema, dan

atauBB/PB atau BB/TB <-3SD

2. 1. KWASHIORKOR- Edema Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pitting edema - Derajat edema:

+ Pada tangan & kaki++ Tungkai & lengan+++ Seluruh tubuh (wajah & perut)Derajat edema utk menentukan jumlah

cairan yang diberikan - Wajah membulat dan sembab - Pandangan mata sayu - Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit,rontok - Perubahan status mental: apatis & rewel - Pembesaran hati- Otot mengecil (hipotrofi)- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg

meluas & berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

(crazy pavement dermatosis) - Sering disertai: peny. infeksi (umumnya akut),

anemia, dan diare

Pada defisiensi protein murni tidak terjadi ketabolisme jaringan berlebihan, karena persediaan energy dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam diet

Gangguan yg mencolok : gguan metabolic dan perubahan sel yg menyebabkan edema dan perlemakan hati

Kekurangan protein dalam diet kekurangan as.amino esensial dlm serum yg kurang disalurkan ke otot as.amino serum makin menurun penurunan albumin oleh hepar adema

2. MARASMUS - Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit - Wajah seperti orang tua - Cengeng, rewel - Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-baggy pants) - Perut umumnya cekung - Iga gambang - Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare

Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan).

Memang faktor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Gopalan menyebutkan marasmus adalah compensated malnutrition.Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk empertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.

3. MARASMIK - KWASHIORKOR Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB/TB <-3 SD disertai edema yang tidak mencolok.

1. Unsur- Unsur gizi

1. AirBayi muda membutuhkanlebih banyak dari

pada bayi usia tua, karena air menjadi nutrien yg menjadi medium nutrien lainnya. Umumnya dapat dikatakan ada hubungan erat intake kalori dan berat jenis urin, tergantung pada banyak zat yg terlarut. Pada bayi kebutuhan air rata-2 175 – 200 ml/kgbb/hari dalam triwulan 1, turun 150 – 175 ml/kgbb/hari pada triwulan 2, turun 130 – 140 ml/kgbb/hari pada triwulan 3 dan turun lagi 120 – 140 ml/kgbb/hari pada triwulan terakhir.

2. Energy : hidrat arang, lemak, protein

hidrat arang :monosakarida larut air

disakarida

polisakarida(tidak larut air)

Monosakarida : glukosa/dekstrosa

fruktosa/levulosa

Galaktosa

Disakarida (disakarida) : sukrosa glukosa +fruktosa

Maltose2 glukosa

Laktosa (banyak disuse dan su)glukosa +galaktosa

Polisakarida zat pati

glikogenselulosa(pada sayur yang tidak bisa

diserap oleh tubuh)3. Karbohidrat

Karbohidrat rekuiremen belum diketahui dengan pasti. Bayi menyusui mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia lebih tua, bertambah jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yg mengandung tepung (bubur susu, nasi tim)

Golongan Umur (Tahun)

Kebutuhan energi menurut FAO (1971)

(kal/kgbb/hari) Nelson (1969)

Anak1 112 1101 - 3 101 1004 - 6 91 907 - 9 78 80Remaja Pria

10 - 12 71 7013 - 15 57 6016 - 19 49 50Remaja Wanita10 - 12 62 7013 - 15 50 6016 - 19 43 50

4. Lemak

Lemak murni : as.lemak dan gliserol

1. As. Lemak oleic : dari hewan dan tumbuhan

2. As. Eruik:dari tumbuhan

3. As.lenkenik : dari susu

Zat yang mempunyai lemak/lemak campuran1. Fosfolipidlemak +fosfor

2. Glikolipidglikogen+lemak

3. Kromolipidkromatin+lemak(karrotinoiden spt vit.a)

Sampai sekarang lemak tidak perlu ada dalam jumlah banyak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam lenoleat dan Arakidonat). Lemak pada masa pertumbuhan cepat :

a. Bila lemak kuranr dari 20% kalori, maka protein dan karbohidrat harus dinaikkan

b. Lemak diperlukan untuk bahan rekuirmen kalori bayi dan anak

c. Lemak esensial jika kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan kulit bersisik, rambut rontok, hambatan pertumbuhan.

d. Lemak mempermudah melarutkan vit. ADEK

5. Protein

1. Protein sederhana : tidak ada ikatan dengan zat lainalbumin

2. Protein bersenyawa : dapat berikatan dengan zat lain

3. Derivate proteinalbuminosa, pepton, gelatin, peptide dsb

6. Plastika : protein, mineral, air

Mineral :

1. Garam dapur /Ca

2. Garam besi/ferrum

3. Garam yodium

7. Stimulansia : vitamin

Larut lemak : A, D, E, K

Larut air : C&Bkomplek

ILMU GIZI sjamien moehji

a)Fungsi zat gizi dalam tubuha.Memberi energi zat2 gizi yang dapat

memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat2 gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan

tubuh untuk melakukan kegiatan/ aktivitas. Ketiga zat gizi termasukikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.

b.Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel2 baru, memelihara, dan mengganti sel2 yang rusak. Dalam fungsi ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun

c.Mengatur proses tubuh protein, mineral, air, vitamin diperlukan untuk mengaturproses tubuh.protein mengatur kseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penagkal organisme yang bersifat infektif dan bahan asing yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai bahan penagtur dalam proses2 oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan2 didalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur proses tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa2/ ekskresi, dll proses tubuh. Dalam fungsi

mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur.

SUMBER ; PRINSIP DASAR ILMU GIZI, SUNITAALMATSIER

Kebutuhan nutrient pada bayi dan anak

langkah2 pengaturan makanan untuk bayi atau anak :a. menentukan jumlah kebutuhan dari setiap

nutrien dgn mengg data tentang kebutuhan nutrienb. menentukan jenis bahan makanan yg dipilih

untuk menterjemahkan nutrien yg diperlukan dgn mengg daftar komposisi nutrien dari berbagai macam bahan makananc. menentukan jenis makanan yg akan diolah

sesuai dgn hidangan (menu) yg dikehendaki.d. Menentukan jadwal waktu makan dan

menentukan hidangan. Perlu pula ditentukan cara pemberian makan, mis dgn cara makan biasa, dgn pipa penduga (sonde), dlle. Memperhatikan masukan yg terjadi trhdp

hidangan trsbt. Perlu dipertimbangkan kemungkinan faktor kesukaan dan ketidaksukaan trhdp sesuatu makanan. Perhatikan pula betul2 trjd keadaan anoreksia. Bila tidak trdpt sisa makanan, mungkin makanan yg diberikan jumlahnya kurang atau berarti penentuan rekuiremen terlalu rendah. Kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada hari

berikutnya.Tumbuh Kembang Anak Dr Soetjiningsih,SpAK

a. Masukan makanan yang tidak sesuai atau tidak cukup

b. Penyerapan makanan yang tidak cukupc. Penyediaan makanan yang tidak cukupd. Kebiasaan diet jelek e. Mengikuti mode makananf. Faktor-faktor emosig. Kelainan metabolik tertentu

Pada marasmus : masukan kalori yang tidak cukup karena diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat (hubungan dengan orang tua-anak terganggu, kelainan metabolik, atau melformasi kongenital)Pada kwashiorkor : masukan protein yang tidak cukup, penyerapan protein yang terganggu (diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria {nefrosis}, infeksi, perdarahan, atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein {penyakit hati kronik})Ilmu Kesehatan Anak. Nelson

☺Factor risiko

a. Keluarga :Pada bayi dan anak prasekolah, keluarga adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak. Orang tua dan saudara yang lebih tua merupakan model bagi anak yang lebih muda terhadap kebiasaan makannya. Kebiasaan makan, makanan favorit dan makanan yang tidak disukai anak sejak usia dini akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan. Suasana

pada waktu makan mempengaruhi nafsu makan anaka. Harapan orang tua yang berlebihan terhadap kebiasaan makan anak, dengan disertai teguran dan paksaan untuk menhabiskan porsi makannan yang disediakan, menjadikan acara makan sebagai hal yang tidak menyenangkan dan berakibat menurunkan nafsu makan anak. Sebaliknya lingkungan yang menyenangkan seperti suasana yang rileks, sambil bercakap-cakap, dan toleransi kalau anak menumpahkan makanan, dapat meningkatkan nafsu makan anak. Pada saat ini dimana banyak ibu yang bekerja, mengakibatkan makanan anak sangat tergantung pada pembantu atau makanan di TPA (tempat penitipan anak)/sekolah, dengan segala konsekuensinya terhadap kualitas kuantitas serta kebiasaan dari makanan tersebut.

b. Media : Dengan gencarnya iklan makanan dalam TV, dapat berpengaruh terhadap asupan makanan anak-anak prasekolah karena mereka masih belum dapat berfikir secara kritis terhadap iklan komersial tersebut. Sedangkan anak yang lebih besarsudah menjadi lebih kritis, tetapi mereka masih rawan terhadap pengaruh iklan tersebut. Padahal sebagian besar makanan yang diiklankan mengandung tinggi gula, lemak, sodium. TV juga dapat mempengaruhi tumubhan kembang anak dengan penurunan aktivitas dan pemakaian waktu luang secara pasif dengan menonton TV selama berjam-jam. Lebih-lebih kalau selama

menonton sambil makan, dapat mengakibatkan obesitas pada anak.

c. Teman sebaya :Sejak dengan bertambah luasnya kontak sosial anak dengan lingkungannya, maka tidak dapat dihindari pengaruh teman sebaya terhadap pilihan makanan anak. Hal ini ditandai dengan penolakan yang tiba-tiba terhadap makanan yang biasanya dikonsumsi dan meminta makanan yang sedang populer. Tingkah laku ini suatu saat akan berubah. Orang tua harus membatasi pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dan juga harus lebih realitas, karena pergolakan terhadap makanan akan hilang dengan sendirinya.

d. Penyakit :Penyakit dapat menurunkan nafsu makan dan asupan makanan. Penyakit akut walaupun berlangsung singkat dapat meningkatkan kebutuhan air, protein dan zat makanan lainnya. Sedangkan pada penyakit kronis seperti asma atau penyakit jantung bawaan, sulit untuk menentukan kebutuhan zat makanan agar pertumbuhan anak optimal.

Moersintowati BN, Titi SS, Soetjiningsih, Hariyono S, Ranuh. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi pertama. Sagung Seto. Jakarta. 2002.

Tanda2 klinis yang menyertai gizi buruk Nama Penyakit : Buta senja (xeroftalmia)

Kekurangan / defisiensi : Vitamin AGejala dan tanda klinis : Mata kabur atau buta

Nama Penyakit : Beri-beri

Kekurangan / defisiensi : Vitamin B1 Gejala dan tanda klinis : Badan bengkak,

tampak rewel, gelisah, pembesaran jantung kanan Nama Penyakit : Ariboflavinosis

Kekurangan / defisiensi : Vitamin B2 Gejala dan tanda klinis : Retak pada sudut

mulut, lidah merah jambu dan licin Nama Penyakit : Defisiensi B6

Kekurangan / defisiensi : Vitamin B6 Gejala dan tanda klinis : Cengeng, mudah kaget, kejang, anemia (kurang darah), luka di mulut

Nama Penyakit : Defisiensi NiasinKekurangan / defisiensi : Niasin Gejala dan tanda klinis : Gejala 3 D (dermatitis /gangguan kulit, diare, deementia), Nafsu makan menurun, sakit di ldah dan mulut, insominia, diare, rasa bingung.

Nama Penyakit : Defisiensi Asam folat Kekurangan / defisiensi : Asam folat Gejala dan tanda klinis : Anemia, diare

Nama Penyakit : Defisiensi B12 Kekurangan / defisiensi : Vitamin B12 Gejala dan tanda klinis : Anemia, sel darah membesar, lidah halus dan mengkilap, rasa mual, muntah, diare, konstipasi.

Nama Penyakit : Defisiensi C Kekurangan / defisiensi : Vitamin C Gejala dan tanda klinis : Cengeng, mudah marah, nyeri tungkai bawah, pseudoparalisis (lemah) tungkai bawah, perdarahan kulit

Nama Penyakit : Rakitis dan OsteomalasiaKekurangan / defisiensi : Vitamin D

Gejala dan tanda klinis : Pembekakan persendian tulang, deformitas tulang, pertumbuhan gigi melambat, hipotoni, anemia

Nama Penyakit : Defisiensi K Kekurangan / defisiensi : Vitamin K Gejala dan tanda klinis : Perdarahan, berak darah, perdarahan hidung dsb

Nama Penyakit : Anemia Defisiensi BesiKekurangan / defisiensi : Zat besi Gejala dan tanda klinis : pucat, lemah, rewel

Nama Penyakit : Defisiensi SengKekurangan / defisiensi : Seng Gejala dan tanda klinis : Mudah terserang penyakit, pertumbuhan lambat, nafsu makan berkurang, dermatitis

Nama Penyakit : Defisiensi tembagaKekurangan / defisiensi : tembagaGejala dan tanda klinis : Pertumbuhan otak terganggu, rambut jarana dan mudah patah, kerusakan pembuluh darah nadi, kelainan tulang

Nama Penyakit : HipokalemiKekurangan / defisiensi : kalium Gejala dan tanda klinis : Lemah otot, gangguan jantung

Nama Penyakit : Defisiensi klorKekurangan / defisiensi : klorGejala dan tanda klinis : Rasa lemah, cengeng

Nama Penyakit : Defisiensi FluorKekurangan / defisiensi : Fluor Gejala dan tanda klinis : Resiko karies dentis (kerusakan gigi)

Nama Penyakit : Defisiensi kromKekurangan / defisiensi : krom

Gejala dan tanda klinis : Pertumbuhan kurang, sindroma like diabetes melitus

Nama Penyakit : HipomagnesemiaKekurangan / defisiensi : magnesium Gejala dan tanda klinis : Defisiensi hormon paratiroid

Nama Penyakit : Defisiensi FosforKekurangan / defisiensi : FosforGejala dan tanda klinis : Nafsu makan menurun, lemas

Nama Penyakit : Defisiensi IodiumKekurangan / defisiensi : IodiumGejala dan tanda klinis : Pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsI mental, perkembangan fisik

Defisiensi Vit. A :- Seroftalmi kelainan mata yg disebabkan

kekurangan vit.A yg berat. Gambaran klinisnya mulai dari buta senja sampai kelainan klinis yg berat.

- Serosis konjungtiva kekeringan pd bagian mata yg putih, biasanya mudah dilihat pd sebelah tepi mata berupa garis tegak lurus akibat kekeringan (seperti lipatan kertas tipis).

- Bitot’s spot kelainan mata yg lbh berat dari serosis konjungtiva, mirip seperti busa. Jk kelainan mata sudah semakin berat mk akn terjadi kekeringan pd kornea mata (bagian mata yg terlihat hitam) & dpt melanjut mhd luka yg disebut keratomalasia.

- Anemia

Disebabkan krn kekurangan zat besi, as.folat, vit.B12 yg ditandai dgn pucatnya konjungtva, selaput lendir pd mulut,muka & telapak tangan.

- StomatitisDisebabkan krn kekurangan vit.B2 & B6 yg ditandai dgn adanya kelainan pd sudut mulut & diantara hidung & mulut & kekurangan vit.C dg gejala scorbut.

www.depkes.go.idAnamnesis :

Makanan apa yg diberikan sebelum terjadinya sakit

Riwayat menyusui Mknan & minuman yg didapat pd hari2

terakhir Kapan matanya mulai cekung Apan anak menderita diare & muntah Kapan kencing terakhir Apakah terdpt kontak dg penderita campak

atau TBC Kematian saudaranya BBL Perkembangan terakhir Imunisasi

Pemeriksaan fisik : BB dan PB Suhu tubuh Kulit tanda edem dan infeksi Kehausan, sangat pucat

Pernapasan tanda ISPA berat, gagal jantung, syok

Mulut & tenggorokan tanda infeksi Perut tegang, pembesaran hati, suara

usus Penampilan tinja

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah rutin seperti kadar

hemoglobin & protein serum (albumin, globulin)

Pemeriksaan kimia darah lain (kadar hormon, kadar lipid, kadar kolesterol)

1. Mencegah & mengatasi HIPOGLIKEMI

Dikatakan hipoglikemi bila kadar gula darah < 54 g/dl atau ditandai dg suhu tubuh yg rendah, kesadaran menurun, lemah, kjang, keluar keringat dingin & pucat.

Hipoglikemi bisa disebebkan oleh infeksi sistemik & jarang mendapat makan

Pengelolaan :

Berikan segera cairan gula 50 ml dekstrose 10% aau gula 1 sendok teh dicampur air 3 ½ sendok makan

Penderita diberi makan setiap 2 jam

Berikan antibiotic

Bila penderita tdk sadar, berikan lewat selang lambung

Monitoring dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jk masih dijumpai tanda2 hipoglikemi mk di ulang pemberian cairan gula tersebut.

Pencegahan :

Beri makan tiap 2 jam

Selalu berikan makan sepnjang malam

Berikan antibiotic

2. Mencegah & mengatasi HIPOTERMI

Dikatakan hipotermi bila suhu tubuh anak < 35 C pada pengukuran di ketiak selama 3 menit atau pd suhu rectal selama 1 menit.

Hipotermi dapat terjadi karena :

Paparan angin bila tubuh tidak terbungkus pakaian atau selimut

Menempel pd benda yg dingin tidur di lantai/tempat yg dingin,popok basah yg tdk segera diganti

Jarang diberi makan

Infeksi yg tidak di obati dg adekuat

Pengelolaan :

Ruangan penderita harus hangat,tdk ada lubang angin & bersih

Sering diberi makan

Anak diberi pakaian,tutup kepala,sarung tangan & kaos kaki

Anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru)

Cepat diganti popk yg basah

Diberi antibiotic

Monitoring

Pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai suhu > 36,5 C

Pastikan anak memakai pakaian,tutup kepala & kaos kaki

3. Mencegah & mengatasi DEHIDRASI

Dehidrasi dan syok pada penderita buruk sulit dibedakan pada penderita gizi buruk karena keduanya mempunyai gejala yg hampir sama, yaitu : kehausan , lemah sekali, nadi kecil, kekeringan air mata, akral dingin, oliguri (kencing sedikit), hipoglikemi. Sedangkan selaput lendir & mulut tdk bisa menggambarkan karena penyusutan sel2 kelenjar, begitu jg dgn turgor kulit telah memburuk karena gizi buruk sekalipun anak belum dehidrasi.

Pngelolaan :

Berikan cairan ReSoMal ( Rehydration Solution for Malnutrition) dg dosis 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dg 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama.

Selanjutnya 5-10 ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya : jumlahnya harus disesuaikan dg seberapa banyak anak mau, feses yg keluar & muntah. Gantikan jumlah ReSoMal pd jam ke

4,6,8,10 dgn F-75 jk rehidrasi masih dilanjutkan pd saat ini, kemudian :

Lanjutkan pemberian makan dg F-75.

Monitoring :

Pernapasan, nadi, diuresis, dan frekuensi berak dan muntah

Pemberian cairan di evaluasi bila tanda-tanda sbb :

- Pernapasan & nadi mjd cepat

- Tekanan vena jugularis meningkat

- Jk anak dgn edema mk edema akan bertambah

Pencegahan :

Untuk mencegah dehidrasi ketika anak terus mengalami diare cair :

Gantilah volume kehilangan feses dgn ReSoMal. Berikan 50-100 ml setiap berak cair

Tetap diberikan makan mulai dari F-75

Jika anak masih minum ASI, maka tetap dilanjutkan.

4. Koreksi gangguan elektrolit

Semua anak gizi buruk mempunyai Na yg berlebihan dlm tubuhnya, meskipun Na plasma mungkin rendah. Terdapat pula defisiensi Kalium (K) & Magnesium (Mg) dan

membutuhkan waktu paling sedikit 2 mg untuk mengoreksinya.

Berikan :

Ekstra Kalium 150-300 mg/kgBB/hari

Ekstra Magnesium 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari

Ketika rehidrasi, berikan cairan rehidrasi yg rendah garam (ReSoMal)

Ekstra Kalium & Magnesium (mineral mix) dpt ditambahkan pd mknan cair. Jk tdk terdpt mineral mix paling tdk hrs diberikan K Cl 2 g/L F-75.

5. Mengatasi & mencegah INFEKSI

Infeksi ditandai dg hipotermi & hipoglikemi, jarang menimbulkan demam.

Penyebab infeksi yaitu :

Kuman penyebab infeksi bakteri, virus, parasit dll

Kebersihan lingkungan rumah kurang, pembuangan kotoran yg tdk baik & tdk pd tempatya

Persediaan air bersih yg kurang

Cara memasak yg kurang benar

Penularan dari anggota keluarga yg sakit

Pengelolaan

Berikan antibiotika :

Bila tdk ada komplikasi Kotrimoksazol selama 5 hr

Bila ada komplikasi (hipoglikemi atau hipotermi, letargi atau kelihatan sakit berat) Amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam untuk 5 hari.

Kotrimoksasol

Dosis menurut BB3-6 kg 6-8 kg 8-10 kg

Tablet 100 mg

SMX + 20 mg TMP

1 tab 1 ½ tab 2 tab

Sirup 200 mg SMX + 40 mg

TMP per 5 ml

2,5 ml 4 ml 5 ml

Monitoring

Pengawasan komplikasi akibat infeksi (hipoglikemi & hipotermi).

6. Mulai pemberian makan

Pemberian makan hrs segera dimulai segera setelah dirawat & harus diberikan untuk

mencegah hipoglikemi, hipotermi & mencukupi kebutuhan energy & protein guna menjaga proses fisiologis tubuh.

Pada prinsipnya pemberian makan pd fase stabilisasi adalah :

Porsi kecil, sering

Diberikan secara oral atau melalui pipa nasogastrik

Energy 100 kkal/kgBB/hari

Protein 1-1,5 g/kgBB/hari

Cairan 130 ml/kgBB/hari untuk penderia dgn marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dg edem derajat +,++. Jk edem berat (+++)berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.

7. Koreksi kekurangan zat gizi mikro

Semua anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin & mineral. Meskipun seringkali terdapat anemia, jangan berikan besi pd awalnya tetapi tunggu sampai anak memiliki nafsu makan yg baik & mulai naik berat badanya (biasanya pd minggu kedua) krn besi dpt memperburuk infeksinya.

Pengelolaan : berikan tiap hari (minimal 2 mg) sbb

Suplemen multivitamin

Asam folat (5 mg pd hari 1 dan selanjutnya 1 mg/hari)

Zinc 2 mg/kgBB/hari

Cooper 0,3 mg/kgBB/hari

Besi 1-3 mg Fe elemental/kgBB/hari, sesudah 2 mg perawatan

Berikan vitamin A pada hari 1 (umur < 6 bln 50.000 IU, 6-12 bln 100.000 IU, > 1 th 200.000)

8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

Biasanya setelah 1 minggu perawatan anak nafsu makannya mulai membaik & msk fase rehabilitasi

Diberikan F100 yg mengandung 100 kkal & 2,9 g protein/100 ml

Dpt diberikan modifikasi mknan keluarga yg mempunyai jumlah energy & protein yg sebanding

Untuk mencapai tumbuh kejar anak harus cukup mendapat energy & gizi. Oleh karena itu anak harus mendpt mknan dgn porsi kecil, sering & padat gizi. Untuk mencapai kecukupan energy ank hrs mendpt ckp minyak krn minyak mampu memberikn tambahan kalori tanpa menambah volume, disamping itu hrs mendpt ckp mskan protein.

9. Memberikan STIMULASI untuk tumbuh kembang

Stimulasi menjadi bagian yg penting dlm pengelolaan gizi buruk. Stimulasi dpt diberikan seperti memberikan mainan yg sesuai dg

kondisi, umur serta perkembangan anak sebelumnya. Dengan mainan ini diharapkan terjadi stimulasi psikologis bagi anak baik itu motorik, mental maupun kognitif.

10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

Setelah anak mencapai BB/PB – 1 SD, mk anak dikatakan sembuh. Pemberian mkn secara praktis & stimulasi hrs dianjurkan di rumah. Tunjukkan kepada ortu :

Frekuensi & jumlah mknan yg sesuai

Berikan terapi bermain untuk anak

Sarankan kepada ortu : Membawa anaknya secara teratur untuk

tindak lanjut

Pastikan pemberian imunisasi booster

Pastikan pemberian vitamin A tiap 6 bln sekali.

fase-fase pengelolaan : Fase stabilisasi : ancaman komplikasi masih

tinggi, perlu pengawasan ketat Fase Tansisi ( mggu ke 2-3 ) : komplikasi

sudah berkurang, infeksi dapat diatasi, sudah dapat tersenyum, mau minum tiap 3 jam, mulai diberi F 100.

Fase Rehabilitasi ( nutrisi mental & fisik ): perkembanga baik, suhu tubuh normal, anak mulai aktif/mental baik, tidak ada

penyakit penyerta ( tidak muntah/ diare/oedem ), mau makan/nafsu makan baik diberi makanan keluarga, dapat diberi sirup besi.

Fase Follow-up : mempertahankan rehabilitasi.

Kapan dikatakan sembuh ?????Kriteria sembuh (menurut WHO). Anak

BB/TB mencapai -1 SD, nafsu makan baik, peningkatan BB baik, telah mendapatkan pengobatan vit. & mineral, peny.infeksi dapat diatasi, telah dimulai imunisasi

IbuTahu bagaimana merawat anak, menyiapkan makanan, menyiapkan stimulasi bagi anak, mengobati diare, infeksi, dll

Peyugas kesehatanMampu melakukan follow up.

KRITERIA PEMULANGAN BALITA GIZI BURUK

B a l i t a :

1. Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan

2. Ada perbaikan kondisi mental

3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai umurnya

4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 C

5. Tidak ada muntah atau diare

6. Tidak ada edema

7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/ hari, 3 hari berturutan atau kenaikan 50 g/ kgBB/ minggu,2 minggu berturut-turut

8. Sudah berada di kondisi gizi kurang > - 3 SD (sudah tidak ada gizi buruk)

Ibu/pengasuh :1. Sudah dapat membuat makanan yang

diperlukan untuk tumbuh kejar dirumah

2. Ibu sudah mampu merawat serta memberikan makan dengan benar kepada anaknya

Institusi lapangan :1. Sudah siap menerima rujukan paska

perawatan

TINDAK LANJUT DIRUMAH• Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat

badan balita mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB ”anak sembuh”

• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah

Peragakan kepada Orang Tua : Pemberian makanan dgn frekuensi yang

lebih sering dengan kandungan tinggi energi dan padat gizi

Terapi bermain terstruktur

Sarankan : Membawa kembali untuk kontrol secara

teratur:

Bulan I : 1 x/ minggu Bulan II : 1x/ 2 minggu Bulan III - VI : 1x/ bulan Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,

Campak, Hepatitis dan ulangan (booster)

Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)