27
1. Mengapa fecesnya mengandung darah ? Patofisiologi Sylvia A. Price Sesuai asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)], maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudahnya menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid. Darah berwarna merah segar itu bisa menetes, bisa pula menyemprot. Terlebih lagi, feses yang keras dapat menyebabkan robekan sehingga terjadi perdarahan yang lebih hebat hingga kadar hemoglobin dapat mencapai dibawah 4 g/dl. Bila sudah terjadi radang maka penderita juga merasakan nyeri hampir sepanjang hari. Awalnya, benjolan dapat keluar masuk dengan sendirinya. Namun, lama kelamaan benjolan mandek, tidak bisa lagi masuk ke dalam sehingga perlu dibantu dengan jari tangan. Sementara itu, risiko trombosis dapat terjadi ketika bantalan anus sudah prolaps. Trombosis yang mengalami edema dan inflamasi lama kelamaan akan membentuk polip fibrosis atau skin tags. Pada kasus hemoroid interna, mukosa anus dapat mengeluarkan sekret yang disertai perdarahan, yang sering mengotori celana dalam dan menyebabkan maserasi kulit. Bila ditambah lagi dengan higiene yang buruk serta reaksi alergi obat topikal yang dioleskan pada anus maka akan memicu dermatitis perianal. 2. Mengapa mengalami diare dan konstipasi secara bergantian ? Gejala Subakut Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan pada pola buang air besar (meskipun besar). Tumor yang memproduksi mukus dapat menyebabkan diare. Pasien mungkin memperhatikan perubahan warna feses menjadi gelap, tetapi tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari oleh pasien. Kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia

LBM 6 LI Eta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LBM 6 LI Eta

1. Mengapa fecesnya mengandung darah ?

Patofisiologi Sylvia A. PriceSesuai asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)], maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudahnya menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid. Darah berwarna merah segar itu bisa menetes, bisa pula menyemprot. Terlebih lagi, feses yang keras dapat menyebabkan robekan sehingga terjadi perdarahan yang lebih hebat hingga kadar hemoglobin dapat mencapai dibawah 4 g/dl.Bila sudah terjadi radang maka penderita juga merasakan nyeri hampir sepanjang hari. Awalnya, benjolan dapat keluar masuk dengan sendirinya. Namun, lama kelamaan benjolan mandek, tidak bisa lagi masuk ke dalam sehingga perlu dibantu dengan jari tangan. Sementara itu, risiko trombosis dapat terjadi ketika bantalan anus sudah prolaps. Trombosis yang mengalami edema dan inflamasi lama kelamaan akan membentuk polip fibrosis atau skin tags.Pada kasus hemoroid interna, mukosa anus dapat mengeluarkan sekret yang disertai perdarahan, yang sering mengotori celana dalam dan menyebabkan maserasi kulit. Bila ditambah lagi dengan higiene yang buruk serta reaksi alergi obat topikal yang dioleskan pada anus maka akan memicu dermatitis perianal.

2. Mengapa mengalami diare dan konstipasi secara bergantian ?

Gejala Subakut

Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan pada pola

buang air besar (meskipun besar). Tumor yang memproduksi mukus dapat

menyebabkan diare. Pasien mungkin memperhatikan perubahan warna feses menjadi

gelap, tetapi tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari oleh

pasien. Kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia

defisiensi besi. Ketika seorang wanita post menopouse atau seorang pria dewasa

mengalami anemia defisiensi besi, maka kemungkinan kanker kolon harus dipikirkan

dan pemeriksaan yang tepat harus dilakukan. Karena perdarahan yang disebabkan oleh

tumor biasanya bersifat intermitten, hasil negatif dari tes occult blood tidak dapat

menyingkirkan kemungkinan adanya kanker kolon. Sakit perut bagian bawah biasanya

berhubungan dengan tumor yang berada pada kolon kiri, yang mereda setelah buang air

besar. Pasien ini biasanya menyadari adanya perubahan pada pola buang air besar serta

adanya darah yang berwarna merah keluar bersamaan dengan buang air besar. Gejala

lain yang jarang adalah penurunan berat badan dan demam. Meskipun kemungkinannya

Page 2: LBM 6 LI Eta

kecil tetapi kanker kolon dapat menjadi tempat utama intususepsi, sehingga jika

ditemukan orang dewasa yang mempunyai gejala obstruksi total atau parsial dengan

intususepsi, kolonoskopi dan double kontras barium enema harus dilakukan untuk

menyingkirkan kemungkinan kanker kolon.19

www.usu.ac.id

Perubahan defekasi mungkin akibat iritasi dan respon reflex ?

Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berhubungan dengan besar dan lokasi dari tumor. Tumor yang berada pada kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Sedikit kecenderungan menyebabkan obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Gejala klinis sering berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan dan symptomatic anemia (menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat badan). Tumor yang berada pada kolon kiri cenderung mengakibatkan perubahan pola defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks, perdarahan, mengecilnya ukuran feses, dan konstipasi karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar mengakibatkan obstruksi.

www.usu.ac.id

Tumor ganas : tumor ganas (maligna)ciri-ciri :

- tumbuhnya infiltratif tumbuh bercabang-cabang menyebuk ke dalam jaringan sehat di sekitarnya, menyerupai jari-jari kepiting (cancer)

- residitif/ kambuh setelah diberi pengobatan dg penyinaran sering tumor ganas tumbuh lagi, keadaan ini disebabkan krn terdapat sel2 tumor yg tertinggal, yg kemudian tumbuh dan mjd besar membentuk tumor pada tempat yg sama.

-metastasis / anak sebar menyebar ketempat lain mll peredaran darah / cairan getah bening

- tumor ganas tumbuhnya cepat,maka secara klinik tumornya cepat membesar dan mikroskopik banyak ditemukan mitosis baik mitosis normal (bipolar) maupun mitosis yang abnormal (atipik).sebuah sel membelah menjaadi dua dengan membentuk bipolar spindle.

- pada tumor ganas terjadi pembelahan yang multiple pada saat yang bersamaan sehingga dari sebuah sel dapat menjadi tiga atau empat anak sel, pembelahan yang abnormal ini akan gambaran mikroskopik mitosis yang atipik seperti mitosis tripolar atau multipolar

- Sering ditemukan inti-inti yang bentuknya tidak teratur (bizarre) dan sel datia tumor dengan beberapa inti

- Tumor ganas jika tidak diobati akan menyebabkan meninggalnya si penderita walaupun letaknya missal hanya dikaki atau di tangan.

Page 3: LBM 6 LI Eta

- pada keadaan ganas dengan membelah diri akan mengalami perubahan-perubahan, sehingga mugkin tidak menyerupai sel-sel asalnya lagi

Tumor jinak : tumor jinak (benigna)ciri-ciri :

- tumbuhnya ekspansif mendesak jaringan sehat disekitarnya dan jaringan sehat yg terdesak ini membentuk simpai = kapsel dari tumor, mudah digerakkan dari dasarnya

- bersimpai maka bila diangkat mudah dikeluarkan seluruhnya, shg tdk ada jaringan tumor yg tertinggal dan tidak menimbulkan residitif

- tumor jinak tumbuhnya lambat sehingga tumornya tidak cepat membesar, dan pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan gambaran mitosis yang abnormal.Adanya gambaran mitosis sugestif tumor ganas

- Inti sel tumor jinak masih menyerupai inti sel jaringan asalnya, bentuknya teratur dan univorm

- hal ini berbeda dengan tumor jinak yang biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya tidak pada alat tubuh yang vital

- Pada tunmor jinak sel-selnya masih menyerupai sel-sel jaringan asalnya maka tumor jinak dikatakan berdiferensiasi baik

(PATOLOGI ANATOMI, FK UI)

3. Apa hubungannya diet rendah serat dengan keluhan di scenario ?

Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit

buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

Depkes. 2006. Deteksi Dini Kanker Usus Besar, (Online),

(http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htm)

4. Apa interpretasi dari PF : Compos mentis ?

Def : kesadaran penuh. mungkin karena sel kanker belum ke SSP

Anemia ?

Gejala Subakut

Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan pada pola buang air besar (meskipun besar). Tumor yang memproduksi mukus dapat menyebabkan diare. Pasien mungkin memperhatikan perubahan warna feses menjadi

Page 4: LBM 6 LI Eta

gelap, tetapi tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari oleh pasien. Kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Ketika seorang wanita post menopouse atau seorang pria dewasa mengalami anemia defisiensi besi, maka kemungkinan kanker kolon harus dipikirkan dan pemeriksaan yang tepat harus dilakukan. Karena perdarahan yang disebabkan oleh tumor biasanya bersifat intermitten,

www.usu.ac.id

RT : mukosa anoperineal berbenjol dan rapuh, terdapat lendir, jar.nekrotik pada sarung tangan ?

Pemeriksaan digital/ Pemeriksaan Colok Dubur

Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi anus di bawah penerangan yang baik. Banyak keadaan patologis seperti tonjolan kulit pada penyakit Crohn, dapat segera terlihat dan dapat diindikasikan berdasarkan patologi kolon dan rektum. Keadaan tonus anal diobservasi pada saat istirahat dan kontraksi volunter. Pasien diminta untuk “mengejan”, seperti pada saat defekasi, untuk memperlihatkan desensus perineal, prolaps hemoroid, atau lesi-lesi yang menonjol seperti prolaps rektal dan tumor.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Bedah. 1997

5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan ?

Sigmoidoskopi

Sigmoidoskopi kaku mudah dilakukan pada pasien rawat jalan, dan hanya membutuhkan anestesi umum pada keadaan tertentu. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan tanpa persiapan usus, yang merupakan iritan dan dapat menyebabkan perubahan seperti proktitis. Visualisasi lengkap dari rektum biasanya mungkin, tetapi fosfat enema sekali pakai dapat membantu jika rektum terisi feses. Alat dimasukkan dengan cara yang sama seperti proktoskop, dan perlahan-lahan terus dimasukkan ke lumen rektum, menggeser lipatan mukosa dengan angulasi dan inflasi lembut dari alat. Ujung sigmoidoskop boleh dimasukkan terus hanya jika lumen di depannya terlihat. Biasanya memungkinkan untuk mengatur sudut rektosigmoid, tetapi perhatian dibutuhkan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan nyeri akibat distorsi anus dan peregangan dinding usus. Contoh biopsi dari lesi yang menonjol dapat diambil dengan bebas, tetapi lesi mukosa hanya boleh dibiopsi kurang dari 10 cm dengan alat biopsi kaku. Ruptura rektum selama sigmoidoskopi tidak dapat dibenarkan.

Page 5: LBM 6 LI Eta

Sigmoidoskopi fleksibel ~ sigmoidoskopi serat optik fleksibel memberikan pemeriksaan sampai 60 cm dari tepi anal dan biasanya dapat dilakukan tanpa sedasi bila kurang dari 10 menit. Persiapan usus dengan fosfat enema sekali pakai biasanya cukup. Alat serat optik lebih mahal daripada sigmoidoskop kaku dan memerlukan pembersih yang lebih kompleks dan dilakukan oleh staf yang terlatih, dan pemeriksaan ini kurang sesuai untuk pasien rawat jalan yang sibuk. Bagaimanapun, hasil patologi abnormal adalah lebih besar daripada peralatan kaku, dan sekitar 70% karsinorna kolorektal tercakup dalam pemeriksaan sigmoidoskop fleksibel.

A. KolonoskopiKolonoskopi adalah prosedur yang memerlukan latihan khusus. Persiapan usus adalah penting dan beberapa panduan telah dijelaskan. Pasien harus mendapat makanan beresidu rendah diikuti oleh cairan bening selama 48 jam sebelum kolonoskopi, dan memakai purgatif kuat seperti natrium pikosulfat pada pagi dan sore hari, sehari sebelum kolonoskopi. Manitol memberikan persiapan usus yang cepat, tetapi menghasilkan hidrogen, yang secara potensial mudah meledak jika digunakan elektrokauter atau snaring. Pasien dengan kemungkinan obstruksi harus diperhatikan, dimana volume enema yang besar lebih baik daripada purgatif kuat. Kolonoskopi biasanya dilakukan di bawah sedasi ringan dengan midazolam atau diazepam. Sering ditambah dengan obat antispasmodik (misalnya : hiosin butilbromida) dan analgesik seperti petidin. Teknik ini menginduksi hipoksia, sehingga idealnya saturasi oksigen pasien harus dimonitor dengan oksimetri denyut dan diberikan oksigen sesuai kebutuhan. Ahli kolonoskopi yang berpengalaman dapat mencapai sekum dalam 90% kasus atau lebih.

B. Pemeriksaan Barium EnemaPemeriksaan kontras tunggal barium enema adalah tidak akurat dan hanya memperlihatkan abnormalitas yang ekstrim. Pemeriksaan yang terbatas dapat digunakan untuk memastikan sumbatan mekanis dan menyingkirkan pseudo-obstruksi, sebelum dilakukan operasi terhadap suatu dugaan obstruksi usus besar. Pemeriksaan kontras ganda barium enema memerlukan insuflasi udara sesudah evakuasi barium. Hal ini memberikan detil mukosa halus dan keakuratan diagnostik hampir mendekati kolonoskopi. Pemeriksaan kontras ganda barium enema akan memperlihatkan anatomi mayor dan abnormalitas ekstrakolon seperti fistula, yang tidak mudah dilihat pada endoskopi. Kolonoskopi lebih sensitif untuk mendeteksi abnormalitas kecil dari mukosa; contoh biopsi dapat diambil dan prosedur terapi seperti polipektomi dapat dilakukan. Pilihan pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat kemampuan dan pengalaman sumber lokal.

Doble kontras udara dan barium,visualisasi mukosa lebih detil

C. PencitraanUltrasonografi abdomen preoperatif dapat memperlihatkan metastasis yang tak terlihat secara klinis pada pasien dengan kanker kolorektal. Ultrasonografi rektal dengan probe intraluminal memberikan informasi tentang penyebaran lokal dari karsinoma, yang mungkin bermanfaat dalam menentukan stadium, memilih pasien yang sesuai untuk reseksi lokal, dan merencanakan radioterapi.

Page 6: LBM 6 LI Eta

Tomografi komputer preoperatif dan skaning resonansi magnetik memberikan informasi yang lebih akurat tentang penyebaran lokal karsinoma rektal, dan lebih sensitif dalam mendeteksi metastasis hepatik daripada ultrasonografi abdomen. Tetapi, ultrasonografi intraoperatif merupakan teknik pencitraan yang paling sensitif untuk mendeteksi metastasis hepatik.

D. Pemeriksaan FesesDeteksi darah samar dalarn feses sangatlah penting dalam memeriksa pasien dengan anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan, dan merupakan dasar pemeriksaan penyaring bagi karsinoma kolorektal. Haemoccult merupakan tes paling luas yang dipakai untuk penyaringan tersebut. Pasien mengusapkan fesesnya pada filter yang diimpregnasi dengan asam guayak. Sediaan ini dikembalikan ke laboratorium, dimana ditambahkan hidrogen peroksida. Jika terjadi hematin dari hemoglobin pada feses yang mengkatalisis oksidasi asam guayak, maka memberikan perubahan warna yang karakteristik menjadi biru. Tes imunologis dengan antibodi spesifik untuk hemoglobin manusia terbukti lebih sensitif.

Jika dicurigai ada infeksi, contoh feses segar harus didapatkan untuk pemeriksaan mikrobiologi. Pemeriksaan mikroskop akan memperlihatkan beberapa amuba yang bergerak dan kista parasit; pada kultur akan tumbuh bakteri patogen. Toksin yang diproduksi oleh Clostridium difficile dapat ditemukan pada pasien dengan kolitis pseudomembranosa.

E. Fungsi Tes AnorektalPenilaian obyektif fisiologi anorektal adalah perluasan pengertian dan penatalaksanaan pasien dengan inkontinensia fekalis, cedera sfingter, prolaps rektal, dan abnormalitas defekasi. Patogenesis kelainan-kelainan ini belum dipahami secara lengkap dan makna yang jelas dari banyak pengukuran masih belum pasti pada saat ini.

Bila dilakukan manometri anal, lebih disukai memakai balon yang berisi udara, atau lebih lazim, sistem balon yang diperfusi dengan air. Transduser padat lebih menyenangkan, tetapi kurang dapat dipercaya. Istirahat maksimum dan tekanan peras dicatat, dengan mengukur mekanisme fungsi sfingter interna dan eksterna, secara berturut-turut. Tekanan menurun sesuai dengan usia dan biasanya berkurang pada pasien inkontinensia. Kornplians rektal diukur dengan mengisi balon rektal, dan merekam volume dan tekanan pada sensasi pertama, dan memperhatikan kapasitas maksimum yang ditoleransi oleh pasien. Pasien dengan kondisi inflamasi mempunyai kornplians yang menurun, sedangkan mereka dengan impaksi fekalis dan konstipasi dapat mentoleransi volume yang besar dan tekanan tinggi. Fungsi saraf motorik sfingter dan aktivitas otot dapat dinilai dengan elektromiografi elektroda halus. Infor-masi ini digunakan untuk membantu pemetaan defek sfingter yang mungkin dapat diperbaiki. Kerusakan neuropatik saraf pudendal dapat dinilai dengan mengukur latency saraf motorik pudendal, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sebuah impuls untuk berjalan dari spina iskiadika ke sfingter.

Refleks rektoanal menyebabkan reduksi tekanan istirahat pada saat pengisian balon rektal, mewakili refleks inhibisi kontraksi sfingter. Refleks ini hilang pada pasien dengan penyakit Hirschsprung yang disebabkan aganglionosis, dan mungkin tidak ada pada pasien dengan prolaps rektal dan inkontinensia jika tekanan istirahat memang sudah rendah.

Page 7: LBM 6 LI Eta

Sensasi anal diukur dengan memasang arus listrik atau stimulus panas terhadap epitel anal sampai ambang rangsang sensasi dicapai. Hilangnya sensasi mungkin penting dalam etiologi inkontinensia pada pasien yang pernah menjalani bedah anorektal.

Proktografi dengan suspensi barium digunakan untuk mengukur sudut anorektal. Pasien dengan inkontinensia sering mempunyai sudut sekunder yang tumpul terhadap kelemahan dasar pelvis. Videoproktogram merekarn ekspulsi suspensi tebal barium, meniru defekasi, dan akan memperlihatkan prolaps, rektokel, dan fungsi reservoar ileoanal. Transit kolonik dipelajari dengan penelanan tanda radio-opak khusus, yang dapat diikuti dengan foto polos abdomen.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Bedah. 1997

6. Apa diangnosis bandingnya ? Keganasan

KARSINOMA COLORECTALo Definisi :

Karsinoma Kolorektal adalah istilah yang diberikan kepada karsinoma yang berkembang pada kolon atau rektum. Kolon dan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan atau saluran gastrointesinal dimana proses pencernaan makanan untuk menghasilkan energi bagi tubuh dilakukan dan bahan-bahan yangtidak berguna lagi (fecal matter/stol) dibuang.

Universitas sumatera utaraKanker yang dalam bahasa awamnya ini adalah kanker kolon atau usus besar adalah penyakit di mana tumbuh sel-sel ganas (kanker) pada lapisan permukaan usus besar (kolon) atau rektum. "Kanker kolorektal adalah tumor ganas akibat pertumbuhan secara berlebihan dan berasal dari dinding usus besar," ucap ahli penyakit dalam dari RSCM Jakarta, Dr Murdani, SpPD, KGEH.

o Etiologi: idiopatik tapi faktor genetik mempengaruhi,faktor makanan(diet tinggi lemak,karbohidrat murni,rendah serat),riwayat keluarga yg menderita karsinoma colorectal/polip,pada usia 60-70thn jarang di usia muda,penderita yg mempunyai kolitis ulseratif.

o Faktor resiko :* Usia lebih dari 50 tahun.* Terinfeksi dengan human papillomavirus (HPV).* Memiliki banyak pasangan seks.* Melakukan hubungan anal seks.* Anus sering mengalami kemerahan, pembengkakan dan kesakitan.* Menderita anus fistula (bukaan yang tidak normal).* Merokok.

http://doktersehat.com/kanker-anus-informasi-dan-pengobatannya

Page 8: LBM 6 LI Eta

1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 - 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.

2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.

3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.

4. Faktor keturunan :a. Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.b. Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) - Polip adenomatosa familial (terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.c. Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) - penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch

5 Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.

6. Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolorektal dibandingkan bukan perokok.

7. Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

8. Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.

9. Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.

o Klasifikasi :

Tingkatan / Staging / Stadium Kanker KolonTerdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi

Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan

Page 9: LBM 6 LI Eta

klasifikasi Dukes) :

Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon

Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon

Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa

Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

o Patogenesis :

Karsinoma kolorektaladalah penyakit yang berasal dari selepitel yang karena faktor herediter ataumutasi somatik memicu terjadinya pembelahan sel tanpa batas

Kanker Kolorektal, Oleh : Billy Anthony Tohar o Gambaran klinis :

Gejala lokalnya adalah :Perubahan kebiasaan buang airPerubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektalPerubahan wujud fisik kotoran/fesesFeses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besarFeses bercampur lendir

Page 10: LBM 6 LI Eta

Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atasTimbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumorAdanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderitaTimbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)Hilangnya nafsu makanAnemia, pasien tampak pucatSering merasa lelahKadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

Page 11: LBM 6 LI Eta

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :Penderita tampak kuningNyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hatiPembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokterTimbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Stadium dini : – Adanya tinja bercampur darah dan lendir – Perubahan pola defekasi

Page 12: LBM 6 LI Eta

Stadium lanjut : – Perut kembung nyeri dan tegang – Kadang dapat diraba adanya massa – Nafsu makan menurun – Keluar darah dari dubur – Tanda – tanda obstruksi

Kanker Kolorektal, Oleh : Billy Anthony Tohar

o Penegakan diagnosis

Pemeriksaan fisik dan sejarah: Sebuah pengujian pada tubuh untuk memeriksa tanda-tanda kesehatan umum, termasuk untuk memeriksa tanda-tanda penyakit, seperti gumpalan atau hal lain yang tampaknya tidak biasa. Sebuah sejarah kesehatan pasien dan kebiasaan terakhir penyakit dan juga perawatannya.

Page 13: LBM 6 LI Eta

Pemeriksaan dubur digital (DRE): Sebuah penelitian terhadap anus dan rektum. Dokter atau

perawat memasukkan pelumas, bersarung tangan dan jari dimasukkan ke dalam dubur untuk

merasakan adanya gumpalan atau hal lain yang tampaknya tidak biasa.

Anoscopy: Sebuah alat pemeriksaan anus dan yang lebih rendah dari rectum, tabung yang

diterangi disebut anoscope.

Proctoscopy: Sebuah alat pemeriksaan yang pendek untuk memeriksa rectum, tabung yang

diterangi disebut proctoscope.

Endo-anal atau endorectal ultrasound: Sebuah prosedur yang di mana menggunakan ultrasound

transducer (penyelidikan) dimasukkan ke dalam anus atau dubur dan digunakan untuk

memancarkan energi gelombang suara tinggi (ultrasound) pada organ internal dan membuat

Gema. Gema yang berupa gambar tisu tubuh disebut sonogram.

Biopsi: Penyingkiran sel atau tisu sehingga mereka dapat dilihat di bawah mikroskop oleh

patolog untuk memeriksa tanda-tanda kanker. Jika yang dilihat adalah daerah yang tidak normal

selama anoscopy, yang pernah dilakukan pada waktu itu.

http://doktersehat.com/kanker-anus-informasi-dan-pengobatannya/#ixzz1jdjaxHHe

Hemorrhoid

o Definisi :

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 an, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.

o Etiologi :

Page 14: LBM 6 LI Eta

Hambatan aliran darah balik dari plexus hemoroidalis, misal tumor pada daerah panggul,

kehamilan janin menekan vena pelvis

Factor genetic sifat tonus vena yang tidak begitu kuat mudah terjadi varises

Fisiologis defekasi mengejan di rectum ada feses yang berlebihan menekan vena usia

semakin tua

Gangguan defekasi : obstipasi sering mengejan prolaps pada tunika sub mukosa duduk

terlalu lama di kloset m. sphingter ani terus terbuka plexus hemoroid melebar hemoroid

diare

Makanan / diet

Penyakit hati kronik dan hipertensi portal karena vena hemoroidalis superior alirkan darah ke

system portal (tidak punya katup) aliran darah balik vena melebar hemoroid

Buku ajar ilmu bedah

Faktor resiko : Usia;lanjut/tua Kehamilan;tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal Pola buang air besar yang salah;lebih banyak pakai jamban duduk,terlalu lama duduk

dijamban sambil membaca/merokok Mengedan pada saat BAB yang sulit Tumor;tumor usus,tumor abdomen Diare;akut yang berlebihan dan kronik Hubungan sex perianal Aktivitas; kurang olahraga,terlalu banyak duduk Makan;kurang serat(sayur & buah) Kurang minum;kurang minum

Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi IV. FKUI

o Klasifikasi :

Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

Page 15: LBM 6 LI Eta

Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu :

Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah perdarahan

Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai defekasi.

Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.

Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi

KLASIFIKASI

HEMOROID INTERNAGejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.

Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :• Derajat ITimbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya daatdi temukan dengan proktoskopi.

• Derajat IITerdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

• Derajat IIIKeadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong.

• Derajat IVSuatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi. Inkaserata maka setelah beberapa saat akan

Page 16: LBM 6 LI Eta

timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

HEMOROID EKSTERNAHemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna.

Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :1. AkutBentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:- Sering rasa sakit dan nyeri- Rasa gatal pada daerah hemoridKedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.

2. KronikHemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari

Page 17: LBM 6 LI Eta

kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.Askep Hemoroid

http://askep.uni.cc/index.php?p=1_81_Hemoroid

Hemoroid interna Hemoroid eksterna

o Adalah varises dari plexus hemoroidalis

superior (dari plexus hemoroidalis di

proksimal / di atas linea dentate)

o Asal lapisannya adalah mukosa (tipis,

mudah robek, mudah berdarah)

o Warna : merah kebiruan

o Terdapat 3 posisi primer : kanan depan,

kanan belakang, dan kiri lateral

o Sering menimbulkan keluhan pada

penderita

o Adalah varises dari plexus hemoroidalis

inferior (dari plexus hemoroidalis di

sebelah distal / di bawah linea dentate)

o Di tutupi lapisan kulit karena tebal,

shg tidak mudah berdarah namun

banyak saraf sensorik (dirasa lebih

menyakitkan di banding hemoroid

interna)

o Warna : sesuai warna kulit

o Jarang menimbulkan keluhan pada

penderita

o penegakan diagnosis :

anamnesis • Riwayat Penyakit Sekarang perih saat buang air besar feses yang keluar keras saat BAB terdapat darah setelah feses keluar rasa panas disekitar rektum• Riwayat Penyakit Terdahulu Kaji penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid seperti (Sembelit, genetic predisposisi, infeksi anal, pembedahan rektal atau episiotomi, hipertensi portal (sirosis), gatal – gatal disekitar rektum.)

o Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectumo Nyerio Gatal daerah rectumo Gangguan mukosa rectumo Perdarahan pada saat b.a.b berwarna merah segar

Page 18: LBM 6 LI Eta

Riwayato Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.o Pertanyaan kebiasaan buang air besar ; konstipasi, mengejan saat defekasi.

Pemeriksaan fisiko Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal haemorrhoid.o Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )o Proctosigmoidoscopy –> untuk menentukan lokasi dan keadaan dari haemorrhoid.

Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan Eksternal dengan anoskop atao proktoskop menunjukkan hemoroid atau hemoroid-hemoroid2. Barium enema atau sigmoidoskopi untuk menangani lesi kolonik yang lebih serius yang menyebabkan pendarahan rektal, seperti polip.

Daldiyono.1989.Dasar Gastroentologi Hepatologi.FKUI:Jakarta.G.W, Tambunan.1994.Patologi Gastroentogi.EGC:Jakarta

o penatalaksanaanI. Non-farmakologis : mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi

Perbaikan pola hidupTidak banyak duduk atau tidur;sering2 berjalan kaki dan melakukan aktivitaspola defekasi bisa membaik

Perbaikan pola makan- minumMinum 30-40 Ml/Kg/BB per hari untuk melembekkan tinja; makan serat yang banyak

Perbaikan pola / cara defekasiMerupakan pengobatan yg harus selalu ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid;disebut juga BMP (Bowel Management Program);disarankan posisi jongkok karena sudut anorektal menjadi lurus dan diperlukan sedikit usaha untuk mendorong feses keluar dari rektu cegah kenaikan P vena2 perbaiki hemoroid;bersamaan dengan ini biasanya juga dilakukan tindakan kebersihan lokal dengan merendam anus dalam air hangan selama 10-15 menit 2-4 kali sehari pembersihan eksudat lengket dan sisa tinja yang lengket tak bisa dibersihkan maksimal; bila dibiarkan bisa gatal

II. Farmakologis : memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhana. Perbaiki defekasi

i. Suplemen serat: vegeta, mulax, Metamucil, mucofalk memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik

Page 19: LBM 6 LI Eta

ii. Stool softener: dulcolax, microlax (dari natrium dioktil sulfosuksinat) dosis 300 mg/hari;rangsang sekresi mucus tinja lembek

b. SimtomatikBertujuan menghilangkan keluhan rasa gatal, nyeri, atau karena kerusakan kulit di daerah anus. Obat pengurang keluhan sering kali dicampur lubricant, vasokontriktor, dan antiseptic lemah. Nyeri bisa diatasi dengan sediaan anastesi lokal bentuk suppositoria (hemoroid interna) atau ointment/krem (hemoroid externa)

c. Hentikan perdarahanPemberian serat komersial bisa mengurangi perdarahan setelah pemakaian 2 minggu; bisa memperbaiki permeabilitas dinding vaskuler; ardium 500 mg 3x1 2 tablet 4 hari

III. Minimal invasive : mengehentikan atau memperlambat perburukan penyakitDilakukan bila pengobatan non farmakologis maupun farmakologis tidak membaik/berpengaruh:a. Skleroterapi

Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan agen sclerosing ke dalam jaringan disekitar haemorrhoid yang menyebabkan pengecilan pembuluh vena, namun tindakan ini hanya dilakukan pada haemorrhoid grade yang kecil (Knauer and Silverman, Cit. Ignativicius and Bayne, 1991). Menurut Hendersen (1992) Larutan yang digunakan untuk teknik ini adalah larutan kimia merang yaitu larutan venol 5% dalam minyak nabati. Tujuan tindakan ini untuk menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. (John Pieter, Cit. Syamsuhidayat dan De Jong, 1997).

b. LigasiDengan bantuan anuskopi, mukosa di atas Haemorrhoid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus Haemorrhoid. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari, mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Pada satu kali terapi hanya diikat oleh satu kompleks haemorrhoid, ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak 2 sampai 4 minggu. (John Pieter, cit. Syamsuhidayat dan De Jong, 1997) 

c. LaserHaemorrhoid dibakar dengan laser, hal ini meminimalkan perdarahan meskipun menyebabkan nyeri.

IV. Bedah : 1.) menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit; 2.) mengangkat jaringan yang sudah lanjuta. Bedah Beku

Haemorrhoid dapat pula dibekukan dengan pendinginan pada suhu yang rendah sekali. Bedah baku ini tidak dipakai secara luas oleh mukosa yang

Page 20: LBM 6 LI Eta

nekrotik sukar ditentukan luasnya (John Pieter, cit. Symasuhidayat & De Jong, 1997).

b. HemoroidektomiTerapi bedah ini dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahan dan pada penderita haemorrhoid derajad III & IV. Juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan yang berulang & anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita haemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemorrhoidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan adalah eksisi yang dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan (John Pieter, Cit Syamsuhidayat & De Jong, 1997).

IPD FK UI Jilid I edisi IV

TUMOR

a. PatofisiologiPerubahan genetic

Teori ini mengatakan bahwa pada suatu saat terjadi perubahan genetic yang irreversible pada sel, sehingga terjadi sintesis protein yang lebih akti dan ini digunakan lebih banyak reproduksi daripada untuk bekerja.sekali sel mulai berproliferasi aktif,maka terjadi perubahan-perubahan mutasi lebih lanjut.mutasi sekunder ini kebanyakan letal,tetapi beberapa diantaranya berkembang ke arah pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih autonom.Perubahan pertama ialah mutasi genetic;tetapi ada kemungkinan bahwa mula-mula terjadi perubahan epigenetic,yaitu terjadi perubahan metabolisme sel dan ini akan menyebabkan gen yang mengendalikan pembelahan menjadi tak aktif lagi.pada kebanyakan sel kanker perubahan genetic ini morphologic tampak nyata.perubahan ini terlihat pada adanya khromosom yang abnormal seperti aneuploidi,hipoploidi ekstrim dan hiperdiploidi yang nyata.kelainan khromosom pada sel kanker dapat diketahui dengan cara analisis khromosom setelah penghancuran sel .Dna pada sel tumor dengan pemeriksaan sitofotometrik menunjukkan variasi yang banyak,beberapa sel mempunyai dna rangkap dua atau empat dan pada yang lain tampaknya terdapat penambahan jumlah dna.mitosis abnormal sering terdapat pada tumor ganas,menunjukkan adanya kerusakan mekanisme mitosis.walaupun demikian jangan langsung menarik kesimpulan bahwa adanya kelainan khromosom menunjukkan bahwa proses itu adalah kanker.bentuk inti yang bizarre dan mitosis yang abnormal mungkin hanya merupakan tingkat akhir dari sel tua(obsolescent) sebagai akibat mutasi bersamaan dengan pembelahan yang cepat.Perubahan-perubahan halus pada alat genetic yang mungkin terjadi pada tingkat gen atau triplet nukleotid,yang tidak dapat dilihat dengan cara-cara pemeriksaan saat ini.sebagai contoh,penyakit kulit xeroderma pigmentosum yang mempunyai factor keturunan,mempunyai predisposisi genetic untuk menjadi kanker.dapat disimpulkan bahwa mungkin bahan-bahan karsinogen mempengaruhi gen dengan menimbulkan perubahan kariotip;tetapi agaknya pada permulaan kanker,kerusakan ini tidak terlihat.kemudian perubahan yang tidak terlihat ini

Page 21: LBM 6 LI Eta

langsung atu melalui bahan-bahan karsinogen lain menjadi perubahan yang terlihat dan dalam klinik tampak sebagai kanker.

Feedback deletionSemua sel mempunyai potensi genetic untuk berubah menjadi kanker,tetapi dalam keadaan normal terhambat.pada sel tumor susunan pengatur menghilang,sehingga kemampuan untuk membelah tidak dihambat.potter menyokong pendapat u repressor. gen pengatur ataini dan berpendapat bahwa terdapat suatu organisasi susunan pembentukan enzim khusus,yang menyebabkan hilangnya feed back kontrol untuk pembelahan sel.seperti diketahui aktivitas dan struktur gen berada dibawah pengawasan gen pengatur atau rusaknya enzim feed back menyebabkan sel itu mendekati perubahan menjadi kanker.karsinogen akan merusak gen pengatur(efek genetic) atau merusak enzim(efek epigenetic) sehingga akan menyebabkan rusaknya mekanisme yang stabil.konsep kehilangan kontrol ini disebut feed back deletion

(BUKU PATOLOGI ANATOMI FK UI)