Upload
kamila-auliya
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
Terjadinya perubahan struktur pembuluh darah terjadinya preeklamsia. 30 minggu letak janin sudah normal, dan kemungkinan akan lahir juga dalam posisi normal.
Preeklamsia berat.
BREECH PRESENTATION
A. WORKING DIAGNOSIS
Diagnosis letak s u n g s a n g pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan.
1. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian bawah rahim. Dari riwayat
kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen yang dilakukan, antara lain:1) Palpasi dengan perasat Leopold didapatkan, yaitu:
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteriLeopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement belum terjadi.
2) Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas
umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin
terdengar di bawah umbilikus.
3. Pemeriksaan Dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus.
B. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
2 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan
dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan
kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan
didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan
tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan meraba
tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi
membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat
dibedakan.
C. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
A. Pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari :
DR: Hb, Ht, Leukosit, DC, Trombosit, CT, BT
KK: Albumin, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, SGOT, SGPT, Bilirubin Total, Direk,
Indirek, LDH, Na, K, Cl
UR: Protein, Leukosit, Eritrosit
B. Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar -X : bayangan kepala di fundus
C. Pemeriksaan dalam: Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang – kadang
kaki (pada letak kaki). Bedakan antara :
Tulang (-) - Rahang Mulut
Mekoneum (+)
Tumit - Jari panjang
Sudut 90 derajat Kaki - Tidak rata Tangan siku
Rata jari – jari - Patella (-)
Patella Lutut
Poplitea
D. Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan MRI.
D. DEFINISI
Presentasi bokong atau sering dikenal dengan letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah kavum uteri.
E. EPIDEMIOLOGI
3 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal
pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu). Beberapa peneliti lain seperti
Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Di
Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999
merupakan letak sungsang. Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri
pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.
F. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Grandemultipara terjadi peregangnan pada bagian bawah kavum. bagian fundus
lebih lebar (fisiologis). Perubahan strukturl pembuluh darah.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,di antaranya
paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan
paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada
primigravida, sedangkan jika dihubungkandengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi
bokong terbanyak adalah pada panggul sempit. Hal ini dikarenakan fiksasi kepala janin yang
tidak baik pada Pintu Atas Panggul
Faktor Resiko lainnya yang menyebabkan kehamilan sungsang adalah :
Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
Gemeli (kehamilan ganda)
Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
Janin sudah lama mati.
Sebab yang tidak diketahui.
G. KLASIFIKASI
1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat
ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat
4 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat
diraba bokong.
2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi bokong
kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling)
( 10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki
bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
H. MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I
di fundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung
di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain. Leopold III-IV teraba bokong di bagian bawah
uterus.
Kadang- kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada
umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
5 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
I. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak
lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian
dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang
lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian
dari mereka berada dalam posisi sungsang saat usia kehamilan aterm.
J. PENATALAKSANAAN
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari pada letak sungsang
yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,
kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).
Gambar 2 . Knee Chest Position
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu
ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban
relatif telah berkurang.
6 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
Gambar 3. Versi Luar
Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan
denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan
versi luar: panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar,
plasenta previa6,7. Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58%). Peningkatan
keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang.
Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop
skor (Bhisop-like score).
Tabel 1. Bishop ScoreSkor 0 1 2 3
Dilatasi 0 cm 1-2 cm 3-4 cm 5-6 cmPendataran 0-30% 40-50% 60-70% 80%Konsistensi Kaku kenyal lunak -
Posisi Posterior
medial anterior -
Turunnya kepala -3 -2 -1 s.d 0 +1 sd +2Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Indikasi Sectio Cesaria :
1. Janin besar
2. Janin “viable” dengan gawat janin
3. Nilai anak sangat tinggi ( high social value baby )
4. Keadaan umum ibu buruk
5. Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak memuaskan ( partus lama,
“secondary arrest“ dsbnya)
6. Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul
7. Hiperekstensi kepala
7 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
8. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu
(beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
9. Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri persalinan dengan oksitosin
drip)
10. Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki
11. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk segera
mengakhiri kehamilan atau persalinan.
12. Gangguan pertumbuhan intrauterine berat
13. Riwayat obstetri buruk
14. Operator tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang
spontan pervaginam
15. Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.
K. KOMPLIKASI
Komplikasi ibu
Perdarahan
Trauma jalan lahir
Infeksi
Komplikasi anak
1) Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang
menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang
janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi.
2) Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
3) Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
· Panggul sempit
· Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
· Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4) Fraktur / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
8 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
· Fraktura tulang kepala
· Fraktura humerus
· Fraktura klavikula
· Fraktura femur
· Dislokasi bahu
5) Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat tekanan
pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan juga akibat
regangan pada leher saat membebaskan lengan.
Mortalitas perinatal pada presentasi bokong 13 kali lebih tinggi daripada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Sedangkan morbiditas perinatal 5-7 kali lebih
tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin,
dan jenis presentasi bokong
M. PROGNOSIS
Mortalitas perinatal pada presentasi bokong 13 kali lebih tinggi daripada kematian
perinatal pada presentasi kepala. Sedangkan morbiditas perinatal 5-7 kali lebih tinggi
daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin, dan
jenis presentasi bokong.
Dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala, morbiditas
dan mortalitas ibu dan atau anak pada persalinan sungsang pervaginam lebih besar.
Morbiditas maternal adalah lebih tingginya frekuensi persalinan operatif pada presentasi
sungsang termasuk sectio caesaria menyebabkan peningkatan morbiditas ibu antara lain:
1. Morbiditas infeksi.
2. Ruptura uteri.
3. Laserasi servik.
4. Luka episiotomi yang meluas.
5. Atonia uteri akibat penggunaan analgesi sehingga terjadi perdarahan pasca persalinan.
Morbiditas dan mortalitas perinatal adalah lebih tinggi dibandingkan pada
presentasi belakang kepala (vertex).
1. Trauma persalinan
2. Fraktura humerus dan klavikula
3. Cedera pada muskulus sternocleiodomastoideus
4. Paralisa tangan akibat cedera pada pleksus brachialis saat melahirkan bahu
9 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
N. SKDI
Untuk Kelainan posisi janin setelah 36 minggu dan malpresentasi, standar kompetensi
untuk dokter umum adalah :
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
O. ETIKA TINDAKAN MEDIS
Sebelum melakukan tata laksana dan rujukan, dokter umum harus terlebih dahulu
menemui bidan yang memeriksa pasien pada pemeriksaan antenatal care sebelumnya. Hal
ini juga bertujuan untuk mendapatkan riwayat kehamilan dan perjalanan penyakit yang
lengkap. Semua data yang didapat dari setiap pemeriksaan antenatal care dan riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari bidan yang bersangkutan.
10 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)
SUMBER
American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number 265, December 2001
Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005
Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric & Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.
Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997
Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
Yuliawati, S., Analisis faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kematian perinatal di
Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tahun 1998-2000, Tesis FK UGM, Yogyakarta,
2001.
Collea,J.V., Malpresentation and cord accident, in; Pernoll,M.L., Benson,R.C., Current Obstetric
and Gynecologic Diagnostic and treatment, Appleton and longer, LA,1987
Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam: Wiknjosastro dkk, ed. Ilmu
kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008,
hal 588-598
Benson,R.C., Current obstetric and gynecologic diagnostic and treatment, 3rd ed, Lange Medical
Publication, Maruzen Asia, Singapore,1980
11 Learning Issue : Kamila Auliya (04121001070)