7
Leave No Trace, Etika Saat Melancong Tak bisa dipungkiri lagi, animo masyarakat saat ini dalam berekreasi atau istilah populernya Traveling semakin tinggi. Bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan yang bagi beberapa kalangan tak bisa dilewatkan. Akses informasi baik media cetak hingga media online yang semakin mudah didapat turut berandil besar pada perkembangan pariwisata di indonesia. Seiring dengan meningkatnya gaya hidup mencari kesenangan dan keindahan dengan berekreasi baik itu wisata alam maupun budaya, meningkat pula dampak atau bekas yang ditinggalkan di lingkungan alam maupun sosial. Dampak yang ditimbulkan dari keadaan seperti ini tentu saja yang bersifat negatif. Contoh dalam hal ini misalnya polusi air, tanah, gangguan terhadap tumbuh-tumbuhan, masalah sampah sampai ke masalah sosial misalnya faktor keamanan. Kesemuanya itu merupakan hasil dari kunjungan wisatawan pada suatu daerah yang ditinggalkan. Oleh karena itu saat ini perlu dikembangkannya suatu etika dalam sebuah gaya hidup yang disebut traveling khususnya kegiatan alam bebas yang saat ini kian digemari. Istilah Leave No Trace ialah sebuah prinsip yang diartikan untuk meminimalisasi dampak negatif lingkungan dan sosial pada suatu daerah yang dikunjungi oleh wisatawan. Prinsip Leave No Trace lebih menekankan pada sikap dan kesadaran terhadap lingkungan dan sosial dibandingkan kepada peraturan yang mengikat. Etika seperti ini direkomendasikan untuk menjadi tuntunan demi meminimalkan bekas-bekas kehadiran kita di suatu tempat yang kita datangi. Selain itu, dengan menjadi traveler yang berlandaskan pada etika Leave No Trace ini, kita juga turut menjaga keseimbangan keragaman hayati, sosial dan budaya yang sejatinya pasti dinikmati oleh generasi yang akan datang. Ada

Leave No Trace

  • Upload
    karel

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

leave no trace

Citation preview

Leave No Trace, Etika Saat Melancong

Tak bisa dipungkiri lagi, animo masyarakat saat ini dalam berekreasi atau istilah populernya Traveling semakin tinggi. Bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan yang bagi beberapa kalangan tak bisa dilewatkan. Akses informasi baik media cetak hingga media online yang semakin mudah didapat turut berandil besar pada perkembangan pariwisata di indonesia. Seiring dengan meningkatnya gaya hidup mencari kesenangan dan keindahan dengan berekreasi baik itu wisata alam maupun budaya, meningkat pula dampak atau bekas yang ditinggalkan di lingkungan alam maupun sosial. Dampak yang ditimbulkan dari keadaan seperti ini tentu saja yang bersifat negatif. Contoh dalam hal ini misalnya polusi air, tanah, gangguan terhadap tumbuh-tumbuhan, masalah sampah sampai ke masalah sosial misalnya faktor keamanan. Kesemuanya itu merupakan hasil dari kunjungan wisatawan pada suatu daerah yang ditinggalkan.

Oleh karena itu saat ini perlu dikembangkannya suatu etika dalam sebuah gaya hidup yang disebut traveling khususnya kegiatan alam bebas yang saat ini kian digemari. Istilah Leave No Trace ialah sebuah prinsip yang diartikan untuk meminimalisasi dampak negatif lingkungan dan sosial pada suatu daerah yang dikunjungi oleh wisatawan. Prinsip Leave No Trace lebih menekankan pada sikap dan kesadaran terhadap lingkungan dan sosial dibandingkan kepada peraturan yang mengikat. Etika seperti ini direkomendasikan untuk menjadi tuntunan demi meminimalkan bekas-bekas kehadiran kita di suatu tempat yang kita datangi. Selain itu, dengan menjadi traveler yang berlandaskan pada etika Leave No Trace ini, kita juga turut menjaga keseimbangan keragaman hayati, sosial dan budaya yang sejatinya pasti dinikmati oleh generasi yang akan datang. Ada beberapa yang harus dipahami pada prinsip Leave No Trace yang sudah diuraikan diatas.

Masterplan

Perencanaan dan persiapan yang matang dalam sebuah perjalanan/traveling sangat diperlukan. Tak ada salahnya mempersiapkan segala kebutuhan kita sebelum berencana ke sebuah tempat. Baik itu lokasi, keadaan alam dan masyarakat sekitar, cuaca, aturan setempat,

hingga faktor keamanan serta keselamatan. Hindarilah perencanaan perjalanan yang terlalu ambisius dan tidak sesuai dengan kemampuan kita.Traveling dalam kelompok kecil bahkan solo traveling jelas akan lebih tenang dan tidak menganggu orang lain serta lebih sedikit dampaknya terhadap lingkungan dibanding dengan traveling dalam kelompok besar. Selain itu traveling dalam kelompok kecil juga memungkinkan kita lebih menikmati perjalanan kita.Peralatan traveling yang layak khususnya bagi kegiatan Outdoor seperti pendakian gunung, susur goa, arung jeram bahkan diving sangat dianjurkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya contoh, saat berkemah usahakan menggunakan peralatan camping yang serbaguna dan simpel demi meminimalkan efek buruk dari bekas kehadiran kita. Begitu juga dengan diving, arung jeram, susur goa dan lainnya yang membutuhkan peralatan yang layak.

Pack it in, Pack it out

Dalam sebuah perjalanan traveling, sudah pasti pelaku traveling akan menghasilkan sampah. Sebagai seorang pejalan yang bijak dan peduli, tak ada salahnya kita membawa lagi sampah yang kita hasilkan dan membuangnya di tempat yang sudah disediakan. Lebih baik lagi jika kita dapat mendaur ulang sampah tersebut.

Mengurangi sampah diawal perjalanan dianjurkan sebelum kita sampai di tempat tujuan kita. Misalnya membawa tempat makanan dan minuman lalu memasukkan bekal makanan dan minuman ke tempat tersebut. Langkah ini dapat mengurangi sampah yang dihasilkan kita selama berada di tempat tujuan. Selain itu metode seperti ini juga menguntungkan kita dalam memudahkan mem-packing barang-barang bawaan di dalam ransel/koper kita.

Selain itu, tentu pada saat traveling, kita juga menghasilkan bermacam tipe kotoran yang sulit dibuang karena memerlukan perhatian khusus. misalnya kotoran manusia dan limbah hasil dari memasak jika kita berkemah. Jadilah pejalan yang bijak dengan membuang kotoran di tempat yang disediakan. Jika kita sedang dalam perjalanan alam bebas

yang tidak memungkinkan untuk buang air di toilet, perhatikan lokasi yang agak jauh dari orang lain sebagai bentuk perhatian kepada pengunjung lain. Selain itu usahakan untuk tidak berdekatan dengan sumber atau aliran air supaya tidak mencemari lingkungan. Dengan begitu kita bisa tetap ramah terhadap lingkungan serta peduli kepada sesama pejalan lainnya.

Biarkan apapun yang kita temukan

Ketika kita traveling ke suatu tempat, tujuan kita ialah sebuah objek yang memang sudah kita rencanakan sebelumnya. Jika kita melakukan diving atau hanya snorkeling, pasti keindahan dunia bawah laut yang menjadi tujuan kita. Pun juga ketika mendaki gunung yang menjadikan puncaknya sebagai tujuan kita. Wisata budaya dan sejarah juga memungkinkan kita untuk bertujuan akan menemukan sebuah objek yang sudah kita inginkan sebelumnya. Namun seringkali dari kita, entah itu disengaja maupun tidak disengaja mengubah atau bahkan merusak sebuah objek yang sudah ada sebelumnya di tempat tujuan. Misalnya, bukan tidak mungkin kita menemukan sebuah artefak ataupun candi-candi yang sedikit rusak karena termakan usia atau faktor cuaca. Terkadang kita berinisiatif untuk membetulkannya ke tempat semula. Padahal itu sebuah contoh yang salah, sebab nilai orisinalitas dari objek tersebut akan hilang akibat inisiatif kita yang awalnya bermaksud baik. Begitu juga saat mendaki gunung, selama perjalanan kita tentu menemukan berbagai objek yang menarik perhatian kita sepanjang perjalanan. Banyak juga tangan-tangan jahil yang mengubah bentuk, posisi atau bahkan merusaknya.

Oleh karena itu mulailah menjadi bijak ketika melakukan traveling. Hal sekecil apapun pasti menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan yang telah kita kunjungi. Yang dapat kita lakukan ialah meminimalisir itu semua dengan lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar khususnya pada daerah yang sedang kita kunjungi. Jangan biarkan generasi sesudah kita nanti tidak dapat menikmati apa yang kita nikmati pada saat ini. (MSR)

"Take nothing but pictureLeave nothing but footprintKill nothing but time"Leave no trace sendiri memiliki 7 Prinsip :

1. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN- Tentukan tujuan

- Kenali daerah yg dituju- Dapatkan izin dan ikuti aturan yg berlaku- Berkunjung dalam group kecil- Pilih peralatan dan pakean yg sesuai- Bungkus ulang makanan anda- Jaga keselamatan2. BERKEMAH DAN BERJALAN PADA PERMUKAAN YG KERAS ATAU YG UMUM DIGUNAKAN- Gunakan fasilitas yg ada- Tetap pada jalur- Pilih tempat yg cukup luas untuk menampung angota group- Dirikan tenda jauh dari aliran sungai- Minimalkan perubahan pada tempat mendirikan tenda3. MEMBUANG SAMPAH DENGAN BENAR- Packing semua sampah yang ada di sekitar anda baik sampah sisa makanan atau yang lainnya - Hindari membakar atau menimbun makanan- Buanglah kotoran (BAB) anda dengan benar (mengali tanah dg kedalaman 15-20 cm dan jauh dari sumber air)- Minimalkan pengunaan sabun dan sisa makanan pada air buangan (sisa mencuci) 4. BIARKAN YG ANDA TEMUKAN- Tinggalkan lokasi dalam keadaan semula- Hindari merusak tumbuhan dan pepohonan- Biarkan objek natural dan artefak kebudayaan- Hindari menganggu binatang liar- Lindungi air bersih- Hormati hak milik5. MINIMALKAN PENGGUNAAN DAN AKIBAT API UNGGUN- Ketahui regulasi dan kondisi cuaca- Pilih lokasi yg tahan lama terhadap api- Gunakan pohon mati dan roboh- Bakar api unggun sampai menjadi abu6. MENJAGA DAN MENGHORMATI KEHIDUPAN ALAM LIAR- Mengamati satwa liar dari kejauhan- Jangan sembarangan memberi makan satwa liar- Menghindari satwa liar saat kondisi sensitif (musim kawin, bersarang, beranak, musim dingin)7. SALING MENGHORMATI SESAMA PETUALANG ALAM BEBAS- Tidak bersuara keras- Memberi jalan kepada Pendaki yang akan turun- Menghormati privasi petualang lain nya- Saling menyapa dan menjaga kesopanan terhadap sesama- Menghormati Adat masyarakat sekitar

Leave no trace sudah berlaku di banyak negara. Diawali dengan sebuah gerakan kecil hingga akhirnya menjadi organisasi bertaraf internasional.Iingin sekali itu dapat terwujud juga di negara kita tercinta Indonesia. Di beberapa negara sudah membuat aturan-aturan yang mendukung pelaksanaan leave no trace, terutama pada taman nasional-taman nasional nya. telah banyak cara pula yang dapat membantu terlaksananya leave no trace seperti adanya kantong khusus untuk kotoran manusia (BAB), aturan yang jelas membuat api unggun, cara tracking serta tentang berkegiatan di alam bebas lainnya.sebenarnya Leave no trace sendiri dapat dilakukan dengan mudah terlepas dari semua cara-cara dan prinsip-prinsip yang ada. Dimulai dengan membawa kembali apa yang kita bawa ke alam bebas, memasukkan plastik sampah dalam list barang bawaan ketika berkegiatan, tidak mengambil apa yang ada di alam serta saling memnghormati antara sesama dan kepada alam. Itu sudah bisa menjadi awal gerakan leave no trace serta membiarkan anak cucu kita melihat keindahan alam seperti apa yang dan belajar dari alam secara langsung dengan segenap usaha beserta tekadnya.

Rahayu _/|\_ ,Satya Puntang,XMIA3