17
i LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN BEBATUAN KARANG MENJADI PULAU BUATAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Christian Bonya Argata Susatyo NIM : 312014102 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Februari 2019

LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

i

LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN

DAN BEBATUAN KARANG MENJADI PULAU BUATAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Kristen Satya Wacana

Christian Bonya Argata Susatyo

NIM : 312014102

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

Februari 2019

Page 2: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

ii

Page 3: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

iii

Page 4: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

iv

Page 5: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

v

Page 6: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

vi

Page 7: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu

Hukum Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam usaha untuk menyelesaikan

penelitian ini, penulis tidak lupa atas dukungan berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini secara maksimal dan oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan teirma kasih kepada berbagai pihak yang

sudah mendukung penulis baik secara materiel maupun moral. Pada kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Semesta Alam yang atas segala misteri keilahian-Nya dan kasih-Nya

mengilhami penulis dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi umat manusia dan perkembangan hukum laut

internasional.

2. Kedua orang tua penulis, (Alm.) Budi Susatyo, S.H., dan Elizabeth Wiwin

Wahyu Kushartanti, yang dengan sabar mendukung penulis untuk

menyelesaikan penelitian ini dan terkhusus untuk ayah saya, maafkan

anakmu yang tidak bisa lulus tepat waktu.

3. Tante penulis, Dra. Tri Widyani P, M.Si., yang telah berkenan untuk

membiayai kuliah penulis dari awal hingga akhir.

4. Bapak Arie Siswanto, S.H., yang berkenan untuk menjadi pembimbing

penulis dalam penelitian ini.

5. Bapak Dr. Titon Slamet Kurnia, S.H., M.H., dan Ibu Ninon Melatyugra,

S.H., M.H., yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan memberikan

nasihat dan saran untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Sahabat-sahabat dan rekan seperjuangan mahasiswa angkatan 2014 seperti

Apri, Dennis, Yosef, Hafiz, Ais, Dias, Adrian, Widi, Iqbal, Ghea, Chikita,

Regina, Steven, Doli, Kristin, Theresa, Mahmud, Edward, Hendrik, Selvi,

Virna, Mendra, Niken, Aldi, Moses, Bunga, Yesa, Olin, Aditya, Aristo,

Bram, Catur, Daniel, Deborah, Dian, Rambu, Dwi Christy, Didieb, Lien,

Nikita, Ica, Priscylla, Rosario, Yunita, dan Sari.

7. Adik-adik angkatan yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis

seperti Bagus, Eric Sanjaya, Erick Pangidja, Deby, Devy, Abigail,

Page 8: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

viii

Elizabeth, Ruth, Rara, Bunga, Salomo, Grace Margareth, Margareth Purba,

Rona, Agra, Paksi, dan Ica Saragih.

8. Teman-teman kos Cemara 2 seperti Godwin, Amos, Dito, Mas Galih,

Pampei, Anggit, Yosua, Anes, dan Alta.

9. Kakak-kakak yang telah memberikan wejangan dan inspirasi di dalam

organisasi Lembaga Kemahasiswaan seperti Kak Rani, Kak Alan, Kak

Enjel, Kak Indra, Kak Vincent, Kak Clara, Kak Ica, dan Kak Kristiani.

10. Dan tiap-tiap pribadi lain yang telah berkenan untuk memberikan semangat

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak aspek dalam penelitian yang tidak

tersentuh oleh penulis dikarenakan keterbatasan penulis dan masih kurangnya ilmu

yang dikuasai penulis untuk memberikan analisa yang baik. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Namun, penulis

berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan penerangan yang baru dalam

aspek hukum laut internasional atas isu yang penulis angkat.

Salatiga, 14 Februari 2019

Penulis,

Christian Bonya Argata Susatyo

Page 9: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah

mengilhami dan menerangi penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Legitimasi Rekayasa Artifisial Fitur Bebatuan Dan Bebatuan Karang

Menjadi Pulau Buatan”. Skripsi ini tersusun atas 4 (empat) bab di mana pada bab

pertama, penulis menguraikan isu hukum yang penulis angkat dan rumusan masalah

yang penulis pertanyakan. Pada bagian kedua, penulis mengklasifikasikan zona-

zona maritim yang terdapat di dalam hukum laut internasional, prinsip-prinsip

fundamental dan kontruksi teori dan kepentingan negara pantai atas zona-zona

maritim ini, dan juga melihat bagaimana hubungan antara Konvensi Hukum Laut

Laut tahun 1958 dengan Konvensi Hukum laut 1982 mengatur zona-zona maritim

ini. Pada bab ketiga, penulis berusaha untuk memberikan unsur pembeda yang

digunakan oleh penulis untuk mengklasifikasikan pulau alamiah dan pulau buatan,

dilema yang terdapat di dalam KHL 1982 untuk menjustifikasi kewenangan negara

pantai untuk merekayasa fitur alamiahnya. Dan pada bab terakhir, penulis

memberikan kesimpulan dan saran sebagai solusi kritis atas isu ini.

Akhir kata, penulis berharap bahwa penelitian dapat memberikan

perkembangan dan menjadi kritik terhadap Hukum Laut Internasional modern saat

ini.

Salatiga, 14 Februari 2019

Penulis,

Christian Bonya Argata Susatyo

Page 10: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii

LEMBAR PENGUJIAN .....................................................................................iii

LEMBAR ORISINALITAS ...............................................................................iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

MOTTO ..............................................................................................................xi

DAFTAR PERATURAN/KASUS .....................................................................xii

ABSTRAK ..........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................10

C. Tujuan Penelitian ................................................................................11

D. Manfaat Penelitian ..............................................................................11

E. Metode Penelitian ...............................................................................11

1. Sifat Penelitian ........................................................................11

2. Metode Pendekatan.................................................................12

3. Bahan Hukum .........................................................................13

4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum .....................................14

5. Unit Amatan ...........................................................................14

6. Metode Analisis ......................................................................14

BAB II ZONA MARITIM HUKUM LAUT INTERNASIONAL ................16

A. Sumber Hukum Laut Internasional.....................................................16

B. Zona Maritim Sebelum dan Setelah KHL 1958 dan KHL 1982 ........28

a. Laut Teritorial dan Zona Tambahan Negara Pantai dan Negara

Kepulauan ..................................................................................29

a) Konsep dan Teori Laut Teritorial dan Zona Tambahan ..29

Page 11: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xi

b) Laut Teritorial dan Zona Tambahan dalam Perbandingan

KHL 1958 dan KHL 1982...............................................41

b. Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen..........................55

a) Keberadaan Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen

sebagai Solusi atas Konflik Sumber Daya Alam Hayati dan

Non Hayati di atas Laut...................................................55

b) Kedaulatan dan Hak Berdaulat Negara Pantai di atas Landas

Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif ..........................63

c) Hak dan Kewajiban Negara Pantai atas Landas Kontinen dan

Zona Ekonomi Eksklusif .................................................74

c. Laut Lepas dan Kawasan Dasar Laut

a) Evolusi Konsep Laut Lepas dan Hak dan Kewajiban Negara

Pantai di Laut Lepas ........................................................79

b) Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi di Dasar Laut

Berdasarkan Prinsip Common Heritage of Mankind ......92

BAB III PULAU, PULAU BUATAN, DAN BEBATUAN KARANG ..........104

A. Rezim Pulau di dalam Hukum Laut Internasional ..................................104

B. Dilema Pasal 121 ayat (3) KHL 1982 tentang Bebatuan Karang ...........113

a) Kompleksitas Pasal 121 ayat (3) KHL 1982 ...............................113

b) Studi Putusan terhadap Penafsiran dan Penginterpretasian Pasal 122

ayat (3) KHL 1982 ......................................................................123

1. South China Sea Arbitration (Filipina v. Tiongkok) .......123

2. Territorial Maritime Dispute (Nikaragua v. Kolombia) ..132

3. Maritime Delimitation in the Black Sea (Romania v.

Ukraina)...........................................................................136

c) Kesimpulan ................................................................................139

C. Rekayasa Fitur Bebatuan Karang dan Elevasi Surut

menjadi Pulau Buatan .............................................................................141

a) Unsur Buatan sebagai Unsur Normatif Pulau Buatan .................143

b) Legitimasi Pembangunan Pulau Buatan di Bebatuan Karang

dan Pengaruhnya terhadap Delimitasi Zona Maritim

Negara Pantai ..............................................................................152

Page 12: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xii

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................171

A. Kesimpulan .............................................................................................171

B. Saran ........................................................................................................173

DAFTAR BACAAN ..........................................................................................175

Page 13: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xiii

MOTTO

Felix qui potuit rerum cognoscere causas

Berbahagialah orang yang memahami sebab musabab segala sesuatu

Publius Vergilius Maro, Georgics, Buku 2

… manusia kuno merasakan dirinya tidak dapat dipisahkan dengan Kosmos

dan irama kosmik, sedangkan manusia modern menyatakan bahwa dia

hanya berhubungan dengan sejarah

Mircea Eliade, Mitos Gerak Kembali yang Abadi: Kosmos dan sejarah

Page 14: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xiv

DAFTAR PERATURAN/KASUS

PERJANJIAN INTERNASIONAL

Konvensi Chigago tentang Penerbangan Sipil Internasional tahun 1944

Konvensi PBB tentang Laut Teritorial tahun 1958

Konvensi PBB tentang Landas Kontinen tahun 1958

Konvensi PBB tentang Laut Lepas tahun 1958

Konvensi PBB tentang Penangkapan Ikan dan Konservasi Sumber Daya Hayati di

Laut Lepas tahun 1958

Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982

PUTUSAN

North Atlantic Coast Fisheries Case (1910) XI R.I.A.A 167, p. 180

S.S. Lotus (Fr. v. Turk.), 1927 P.C.I.J. (ser. A) No. 10 (Sept. 7)

Island of Palmas case (1928), II R.I.A.A 829, p. 839

North Sea Continental Shelf, Judgment, I.C.J. Reports 1969, p. 3

Concerning the Continental Shelf (Tunis. v. Libyan Arab Jamahiriya), 1982 I.CJ.

123 (Feb. 24) (separate opinion of Judge Jimenez de Arechaga)

Maritime Delimitation and Territorial Questions between Qatar and Bahrain (Qatar

v. Bahrain), Judgement, ICJ Report 1994

MIV "SAIGA" (No. 2) (Saint Vincent and the Grenadines v. Guinea), Judgment,

ITLOS Reports 1999, p. 10

Sovereignty over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan (Indonesia/Malaysia),

Judgment, I. C.J. Reports 2002, p. 625

Territorial and Maritime Dispute between Nicaragua and Honduras in the

Caribbean Sea (Nicaragua v. Honduras), Judgment, I.C.J. Reports 2007, p.

659

Maritime Delimitation in the Black Sea (Romania v. Ukraine), Judgment, ICJ

Reports 2009

Territorial and Maritime Dispute (Nicaragua v. Colombia), Judgment, I.C.J.

Reports 2012, p. 624

Maritime Dispute (Peru v. Chile), Judgment, I.C.J. Reports 2014, p. 3

Page 15: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xv

,

M/V “Virginia G” (Panama/Guinea-Bissau), Judgment, ITLOS Reports 2014, p. 4,

para. 113

South China Sea Arbitration (Philippines v China) (Award) (UNCLOS Arbitral

Tribunal, Case No 2013-19, 12 July 2016) (‘Merits Award')

,

Page 16: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

xvi

ABSTRAK

Tulisan ini akan membahas legitimasi pembangunan pulau buatan yang

diselenggarakan dengan merekayasa secara artifisial/buatan fitur-fitur alamiahnya

seperti bebatuan dan bebatuan karang. Dalam penelitian ini, penulis berpendapat

bahwa rezim pulau buatan yang diatur di dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut

Internasional tahun 1982 (baca: KHL 1982) belum bisa memberikan suatu

penjelasan definitif terhadap legalitas pembangunan pulau buatan di atas bebatuan

karang. Hal ini diakibatkan karena KHL 1982 tidak memiliki definisi mengenai

pulau buatan, dilema yang terdapat di dalam pasal 121 ayat (3) KHL 1982, dan

tidak terdapatnya perbedaan secara normatif atas pulau buatan dan pulau alamiah.

Kata kunci: KHL 1982, Pulau Buatan, Pulau, Bebatuan Karang, dan Bebatu

Page 17: LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN DAN … · 2020. 3. 4. · Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah mengilhami dan menerangi penulis untuk

1