112

LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan
Page 2: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (RPHJP KPHP)

MODEL LAMANDAU KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2016-2025

Disahkan Oleh:

Diketahui Oleh:

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah,

NIP. 19600303 198901 1 004 Ir. SIPET HERMANTO

Disusun Oleh:

Plt. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Lamandau,

NIP. 19720921 200312 1 006 MUHAMMADKHAIRURRAZAK, S.Hut

An. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Direktur KPHP,

Ir. DRASOSPOLINO, M.Sc NIP. 19640907 199102 1 002

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

iii

PETA SITUASI KPHP MODEL LAMANDAU

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

KPHP Model Lamandauditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.717/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011 seluas ± 226.289 Ha.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Lamandau Tahun 2016-2025 ini, merupakan garis-garis besar kegiatan yang diturunkan dari TUPOKSI Pengelola KPHP Model Lamandau. Ruang lingkup kegiatannya difokuskan pada: inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataan hutannya, pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin, rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin, pembinaan dan pemantaun rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin, rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin,koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait, rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, penyedian pendanaan,pengembangan database, rencanarasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan dan pengembangan investasi.

Visi KPHP Model Lamandau adalah: “Menjadi Pengelola Hutan Lahan Kering Berkelanjutan dan Lestari Menuju Masyarakat Sejahtera”.Sedangkan Misi KPHP Model Lamandau yang masih perlu dikembangkan sejalan dengan perubahan waktu, situasi dan kondisi, serta perlu dikomunikasikan secara baik dengan parapihak diantaranya yaitu :1) Melaksanakan pengelolaan hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan lindung ditingkat tapak secara berkelanjutan, sebagai sumber penghidupan bagi kesejahteraan masyarakat, berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kehutanan; 2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia parapihak (Publik, Swasta dan Masyarakat) dalam aspek akademis, teknis dan profesionalisme dengan loyalitas dan dedikasi tinggi dalam mengelola dan memanfaatkan hutan lahan kering; 3) Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melalui program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan HHBK yang lestari seperti Budidaya Lebah Madu, Rotan dan buah-buahan.

Adapun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) periode tahun 2016-2025 dengan estimasi biaya sebesar Rp. 170,78 Miliar terdiri dari beberapa kegiatansebagai berikut : 1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutan; meliputi kegiatan :

a) Inventarisasi potensi berkala (Inventarisasi Potensi Kayu berkala, Inventarisasi Satwa berkala, Inventarisasi Non Kayu, Inventarisasi Jasa Lingkungan berkala : identifikasi potensi PES (Payment enviromental service), Inventarisasi Sosial Budaya berkala) dengan luasan ± 23.845,55 Ha;

b) Penataan hutan (Penataan batas luar: ± 552,870 Km; Penataan batas fungsi: ± 64,947 Km; Penataan batas luar wilayah tertentu: ± 66,787 Km).

2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu; meliputi kegiatan pemanfaatan HHBK berupa pemanfaatan Rotan dan Damar

3. Pemberdayaan masyarakat; meliputi kegiatan : a) Budidaya Lebah Madu, b) Budidaya Tanaman Jabon Merah, c) Budidaya HHBK dan Jasling, d) Pengembangan Agroforestry, d) Pengembangan Hutan Tanaman melalui Pola Kerjasama dengan Pihak Ketiga (Masyarakat dan/atau investor yang bergerak dalam Bidang Hutan Tanaman).

4. Pembinaan dan pemantauan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal berizin; meliputi kegiatan : a) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perlindungan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

v

dan kegiatan pemantauan dan b) Bimbingan teknis terhadap Ganis pada pemegang IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT

5. Rehabilitasi pada areal di luar izin; meliputi kegiatan : a) Penyusunan RPRHL, b) Penyusunan Rancangan Teknis, c) Penyusunan Rtn RHL, d) Pelaksanaan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin Pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan (Kritis (HP Blok Khusus) : 614 Ha; Agak Kritis (HL Blok Inti, HP Blok Pemanfaatan dan HP Blok Khusus) : 3.056 Ha), e) Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Rehabilitasi Tahun Pertama, f) Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Rehabilitasi Tahun Kedua.

6. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi dalam areal yang berizin; meliputi kegiatan : a) Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil rehabilitasi, b) Pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada pemegang ijin, c) Pembinaan pelaksanaan Reklamasi areal bekas tambang, d) Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi.

7. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam; meliputi kegiatan : a) Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, b) Pembangunan menara pantau untuk Banteng Belantikan, c) Penelitian ekologi, distribusi dan populasi serta uji DNA Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi), d) Penelitian ekologi dan monitoring populasi Orangutan, e) Pembuatan Papan Himbauan Peringatan Pelarangan Perburuan Satwa Liar Dilindungi, f) Kerjasama dengan Yayasan Orangutan Indonesia dalam Penerapan BMP, g) Pembentukan Barikdalkarhut, h) Pelatihan Masyarakat dalam Penanggulangan Karhutla, i) Sosialisasi/Patroli dalam Rangka Pencegahan dan Pemadaman awal Karhutla, j) Pemeliharaan dan Pengadaan operasional sarpras Kebakaran, k) Pelatihan Penanganan dan Resolusi Konflik, l) Pembentukan dan Operasional Regu Pengamanan Hutan, m) Patroli/Operasi Pengamanan Hutan, n) Pemenuhan Sarana dan Prasarana Konservasi.

8. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin meliputi: a) Kerjasama Konservasi Satwa, b) Kerjasama Perlindungan Hutan, c) Kerjasama Peningkatan SDM/IPTEK, d) Kerjasama Pemberdayaan Masyarakat;

9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait, meliputi: a) Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola, b) Pemanfaatan Hutan pada WT, c) Pemberdayaan Masyarakat, d) Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin, e) Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin, f) Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Areal Berizin, g) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, h) Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM, dan i) Penyediaan Pendanaan;

10. Rencana Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM; meliputi kegiatan a) Peningkatan kapasitas SDM, dan b) Penyediaan SDM.

11. Penyediaan Pendanaan; 12. Pengembangan Database; meliputi kegiatan : a) Data Baseline Survey Kondisi

Biofisik, b) Data Baseline Survey Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya, c) Baseline HHK dan HHBK, d) Pengelolaan Database Berbasis Digital

13. Rasionalisasi wilayah kelola, meliputi: a) Tata Batas Kawasan pada Areal di dalam Izin Konsesi, b) Tata Batas Kawasan pada Areal di Luar Izin Konsesi; c) Identifikasi dan Inventarisasi Potensi Pada WT.

14. Review Rencana Pengelolaan, meliputi: a) Persiapan, b) Pelaksanaan Review, dan c) Perbaikan Dokumen;

15. Pengembangan investasi, meliputi kegiatan : a) Pengembangan Investasi pada Produksi Hasil Hutan Kayu dan Non Kayu (Pengembangan Jabon Merah, Demplot Jabon Merah, Pemeliharaan Demplot Jabon Merah Tahun Pertama, Pemeliharaan Demplot Jabon Merah Tahun Kedua, Pemeliharaan Penjarangan, Pengembangan Halaban, Peningkatan Kemampuan

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

vi

Keterampilan Masyarakat dalam Membuat Produk dengan Bahan Baku Rotan, dan Pengadaan Sarana Pengolahan Rotan Mentah), b) Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi (Budidaya Jahe Merah, Budidaya Tanaman Jengkol, Budidaya Lebah Madu Hutan Alam, Penangkaran Satwa Rusa dan Banteng), c) Pemanfaatan Jasling (Potensi Wisata Air yang ada di sekitar dan di dalam Kawasan WT).

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

vii

KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi (KPHP) Model Lamandau Tahun 2016-2025 ini, disusun dengan mengacu pada

Peraturan Dirjen Planologi Kehutanan No P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), dengan

mempertimbangkan hasil Tata Hutan Wilayah Pengelolaan KPHP.

Dalam proses penyusunannya, perbaikan-perbaikan dilakukan berdasarkan hasil

Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan oleh BPKH Wilayah V Banjarbaru pada tanggal 5-

7 Desember Tahun 2013 di Banjarmasin. Penyusunannya juga mendapat bantuan dari Tim

Pakar, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Selain itu, juga

terdapat kegiatan yang mendukung penyusunan RPHJP KPHP Model Lamandau yang

difasilitasi oleh Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya pada tanggal

20-23 Juni 2016 di Palangka Raya.

Dokumen ini akan dijadikan dasar oleh Pengelola KPHP Model Lamandau dan

Parapihak terkait dalam mencapai tujuan pengelolaan hutan lestari. Dalam wujudnya yang

sederhana dan jauh dari sempurna,maka masukkan, kritik dan saran dari berbagai pihak

sangat diharapkan agar pengelola KPHP Model Lamandau dapat melakukan perbaikan-

perbaikan dimasa mendatang.

Nanga Bulik, Agustus 2016

Plt. Kepala KPHP Model Lamandau,

NIP. 19720921 200312 1 006 M. Khairurrazak, S. Hut

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

viii

DAFTAR ISI

Teks Hal

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii PETA SITUASI KPHP MODEL LAMANDAU ................................................................. iii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. iv KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1 A. LatarBelakang ....................................................................................................... 1 B. TujuanPengelolaan ................................................................................................ 3 C. Sasaran ................................................................................................................. 3 D. RuangLingkup ....................................................................................................... 4 E. BatasanPengertian ................................................................................................ 5

II. DESKRIPSI KAWASAN ............................................................................................ 8 A. Risalah Wilayah KPH ............................................................................................. 8

1. Letak ................................................................................................................ 8 2. Luas ................................................................................................................. 9 3. Batas-Batas Wilayah ........................................................................................ 10

4. Pembagian Blok/Zona ...................................................................................... 10

5. AksesibilitasKawasan ...................................................................................... 19

6. Sejarah Wilayah ............................................................................................... 21

B. Potensiwilayah ....................................................................................................... 22 1. PenutupanVegetasi .......................................................................................... 22 2. PotensiKayu..................................................................................................... 27 3. Potensi Non Kayu ............................................................................................ 35

4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka .............................................................. 37

5. PotensiJasaLingkungandanWisataAlam .......................................................... 37

C. Sosialdan Budaya .................................................................................................. 39

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

ix

1. EkonomidanSosialBudayaMasyarakat di DalamdanSekitarHutan .................... 39 2. KeberadaanMasyarakatHukumAdat ................................................................ 42

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ......................................... 43 E. Posisi Areal KerjaKPHP Lamandau dalam Tata Ruang Wilayah dan

Pembangunan Daerah ........................................................................................... 45 1. Perspektif Tata Ruang ..................................................................................... 45

2. Perspektif Pembangunan Daerah .................................................................... 46

F. Isu Strategis, Permasalahan, Peluang, Ancaman dan Solusi ................................. 47

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN .................................................................. 50 A. Visi ........................................................................................................................ 50 B. Misi ........................................................................................................................ 50 C. PernyataanTujuan ................................................................................................. 50

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ...................................................................................... 52 A. Analisis DatadanInformasi ..................................................................................... 52 B. ProyeksiKondisi Wilayah ....................................................................................... 55

V. RENCANA KEGIATAN .............................................................................................. 57 A. Inventarisasi Berkala Wilayah KelolasertaPenataanHutannya ............................... 57

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu .......................................................... 59

C. Pemberdayaan Masyarakat ................................................................................... 59

D. Pembinaan Dan PemantauanPemanfaatanHutan Dan

PenggunaanKawasanHutanPada Areal Yang Berizin ........................................... 61

E. Rehabilitasipada Areal Kerjadi LuarIjin .................................................................. 63

F. PembinaandanPemantauanRehabilitasidanReklamasi di dalam

Areal yang Berizin ................................................................................................. 65

G. RencanaPenyelenggaraanPerlindunganHutandanKonservasiAlam ....................... 66

H. RencanaPenyelenggaraanKoordinasidanSinkronisasiAntarPemegangIzin ............ 69

I. KoordinasidanSinergidenganInstansidan Stakeholder Terkait ............................... 71

J. RencanaPenyediaandanPeningkatanKapasitas SDM ............................................ 73

K. Penyediaan Pendanaan ........................................................................................ 75

L. Pengembangan Database ..................................................................................... 76

M. RencanaRasionalisasi Wilayah Kelola ................................................................... 77

N. Review RencanaPengelolaan ................................................................................ 78

O. PengembanganInvestasi ....................................................................................... 79

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............................................ 83 A. Pembinaan ............................................................................................................ 83

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

x

B. Pengawasan dan Pengendalian ............................................................................ 84

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ...................................................... 92 A. Pemantauan .......................................................................................................... 92 B. Evaluasi ................................................................................................................. 93 C. Pelaporan .............................................................................................................. 94

VIII. PENUTUP .................................................................................................................. 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

xi

DAFTAR TABEL

Teks Hal

Tabel II-1. Luas Wilayah KPHP XXIII Model Lamandau Berdasarkan Administrasi Kecamatan di Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah ............................. 8

Tabel II-2. Luasan Hutan yang ada di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ................................. 9 Tabel II-3. Pembagian Blok di Wilayah KPHP Lamandau(Unit XXIII) ........................................... 10 Tabel II-4. Data Lahan Kritis per Blok Kawasan Hutan pada KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) .................................................................................................................. 12 Tabel II-5. Data Curah Hujan dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Lamanda (Unit

XXIII), 2013 ................................................................................................................. 13 Tabel II-6. Kelas Lereng Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ........................................ 14 Tabel II-7. Data Sebaran dan Luasan geologi di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) ........................................................................................................................... 16 Tabel II-8. Jenis Tanah di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) .................................................... 17 Tabel II-9. Luas Sub-DAS di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ................................................ 19 Tabel II-10. Tutupan Lahan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)............................. 23 Tabel II-11.

Tutupan Lahan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan ......................................................................... 25

Tabel II-12. Data Lahan Kritis pada Wilayah Tertentu dan Di Luar Wilayah Tertentu di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ............................................................................ 27

Tabel II-13. Indek Nilai Penting Hutan Produksi Terbatas Tingkat Semai ....................................... 30 Tabel II-14. INP Tingkat Pancang HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ................................. 30 Tabel II-15. INP Tingkat Tiang HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ...................................... 31 Tabel II-16. INP Tingkat Pohon HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ..................................... 31 Tabel II-17. Indek Nilai Penting Tingkat Semai Hutan Lindung KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) .................................................................................................................. 32 Tabel II-18. Indek Nilai Penting Tingkat Pancang Hutan Lindung KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 33 Tabel II-19. Indek Nilai Penting Tingkat Tiang Hutan Lindung KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) .................................................................................................................. 33 Tabel II-20. Indek Nilai Penting Tingkat Pohon Hutan Lindung KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) .................................................................................................................. 33 Tabel II-21. Indek Nilai Penting Tingkat Semai Hutan Produksi Tetap KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 34 Tabel II-22. Indek Nilai Penting Tingkat PancangHutan Produksi Tetap KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 34 Tabel II-23. Indek Nilai Penting Tingkat Tiang Hutan Produksi Tetap KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 35 Tabel II-24. Indek Nilai Penting Tingkat Pohon Hutan Produksi Tetap KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 35 Tabel II-25. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu Berdasarkan Fungsi Hutan ...................................... 36 Tabel II-26. Potensi Flora Berdasarkan Fungsi Hutan .................................................................... 37 Tabel II-27. Identifikasi Potensi Jasa Lingkungan di Luar Wilayah Tertentu KPHP Model

Lamandau ................................................................................................................... 38 Tabel II-28. Nama Desa dan Letaknya di KPHP Model Lamandau Provinsi Kalimantan

Tengah ........................................................................................................................ 40 Tabel II-29. Ijin-ijin Pemanfaatan yangTerdapat dalam KPHP Model Lamandau ........................... 43 Tabel II-30. Penggunaan Kawasan Hutan Untuk Ijin Tambang ...................................................... 45 Tabel II-31. Isu Strategis, Permasalahan, Peluang, Ancaman dan Solusi ...................................... 47 Tabel IV-32. Luas Areal KPHP Lamandau yang dibebani izin dan belum dibebani izin ................... 52

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

xii

Tabel IV-33. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ..................................................................... 53 Tabel IV-34. Pemilihan Strategi ....................................................................................................... 54 Tabel IV-35. Analisis Kondisi Saat Ini dan Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) ................................................................................................. 56 Tabel V-36. Rencana Kegiatan Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola ........................................... 58 Tabel V-37 Rencana Kegiatan Penataan Hutannya ...................................................................... 58 Tabel V-38 Rencana Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ................................. 59 Tabel V-39 Rencana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat .......................................................... 60 Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Izin Pemanfaatan

Hutan ......................................................................................................................... 62 Tabel V- 41. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Izin Penggunaan

Kawasan Hutan .......................................................................................................... 62 Tabel V-42. Rencana Kegiatan Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin ...................................... 64 Tabel V-43. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan

Reklamasi di dalam Areal yang Berizin ...................................................................... 66 Tabel V-44. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam ............................................................................................................................ 67 Tabel V-45 Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar

Pemegang Izin ............................................................................................................ 70 Tabel V-46 Koordinasi dan Sinergi antara KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dengan

Stakeholder Terkait ..................................................................................................... 72 Tabel V-47. Kebutuhan Personil pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ................................... 74 Tabel V-48. Rencana Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM ........................................................ 75 Tabel V-49. Rencana Kegiatan Pengembangan Database ............................................................. 76 Tabel V-50. Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan ...................................................... 78 Tabel V-51. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi .............................................................. 79 Tabel V-52. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Pengembangan Investasi ........................................ 82 Tabel VI- 53. Matrik Proses Rencana Pengawasan KPHP Model Lamandau yang Masuk

Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang ................................................. 86 Tabel VII-54 Bentuk Laporan yang digunakan untuk pemantauan setiap

bulan/Triwulan/semester/tahunan pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ............................................................... 96

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Teks Hal

Gambar II-1. Letak KPHP Model Lamandau dalam Wilayah Administrasi Kabupaten ....................... 9 Gambar II-2. Pembagian Blok pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ............................ 11 Gambar II-3. Peta Iklim di Wilayah KPHP Model Lamandau(Unit XXIII) ........................................... 14 Gambar II-4. Peta Kelerengan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII).................................................. 15 Gambar II-5. Peta Geologi KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ....................................................... 16 Gambar II-6. Peta Jenis Tanah di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ............................................. 18 Gambar II-7. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) .................... 19 Gambar II-8. Peta Aksesibilitas Kawasan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) .......... 20 Gambar II-9. Peta Tutupan Lahan Kawasan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) ............................................................................................................................ 24 Gambar II-10. Peta sebaran Potensi Jasa Lingkungan di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ........... 39 Gambar II-11. Peta Izin Pemanfaatan dan Izin Penggunaan Kawasan pada Wilayah KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) ....................................................................................... 44 Gambar IV-13 Diagram Proses Analisis Situasi/Masalah ............................................................... 55 Gambar V-14 Bagan Konseptual Informasi Kinerja ....................................................................... 57 Gambar V-15. Peta Deliniasi Lokasi Perlindungan Satwa KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ........... 69

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Teks Hal Lampiran LG-1. Peta Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) .................. L-1 Lampiran LG-2. Peta Penutupan Lahan Pada KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) ........................................................................................ L-2 Lampiran LG-3. Peta DAS Pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) .............. L-3 Lampiran LG-4. a. Peta Sebaran Potensi Wilayah KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) ........................................................................... L-4 b. Peta Aksesibilitas Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) ................................................................................... L-5 Lampiran LG-5. Peta Tata Hutan ....................................................................... L-6 Lampiran LG-6. Peta Penggunaan Lahan Pada KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) ................................................................................ L-7 Lampiran LG-7. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan Hutan Pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ..... L-8 Lampiran LG-8. a. Peta Tanah .......................................................................... L-9 b. Peta Iklim ............................................................................. L-10 c. Peta Kelerengan .................................................................. L-11 d. Peta Geologi ........................................................................ L-12 Lampiran LG-9. Peta Wilayah Tertentu Pada KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) ........................................................................................ L-13 Lampiran LG-10. Matriks Rencana Kegiatan KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) Tahun 2016-2025 ........................................................... L-14

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

1 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hutan merupakan ekosistem yang khas, dimana hasil dan keragaman fungsinya

sangat bergantung pada keberadaan hutan tersebut. Pemungutan hasil hutan tertentu

dapat menyebabkan hilangnya manfaat atau fungsi hutan lainnya, sehingga harus

diimbangi oleh sifat dapat pulihnya komponen hayati ekosistem hutan, baik secara

alami maupun dengan campur tangan manusia (prinsip pengelolaan hutan lestari).

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan yang bersifat berkelanjutan. Dalam hal ini,

berkelanjutan memiliki makna kelestarian keberadaan wujud biofisik hutan, produktivitas

(daya dukung) hutan, dan fungsi-fungsi ekosistem hutan dengan komponen

lingkungannya.

Mulai berlakunya Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah memberikan titik

tolak pada orientasi, arah dan kebijakan pembangunan kehutanan. Kebijakan yang

sangat terpengaruh adalah kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, yang mana

kebijakan tersebut telah memberikan kewenangan yang semakin luas kepada

pemerintah daerah dalam berbagai perubahan sistem pengelolaan pemerintahan. Salah

satu perubahan yang dapat dilihat adalah perubahan dalam pengurusan hutan yang

meliputi kegiatan penyelenggaraan perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan,

penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, penyuluh kehutanan dan

pengawasan.

Dalam era pengurusan otonomi daerah dalam hal pengurusan hutan, pemerintah

pusat telah meluncurkan berbagai kebijakan yang diharapkan kedepannya dapat

mendorong terwujudnya kelestarian hutan dan berimplikasi pada kesejahteraan

masyarakat, serta sekaligus mengakomodir tuntutan dan kepentingan pemerintah

daerah itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6/2007 jo PP 3/2008

maka pengelolaan hutan dilaksanakan dalam bentuk Kesatuan Pengelolan Hutan

(KPH).

KPH berfungsi sebagai wadah bagi terselenggaranya kegiatan pengelolaan hutan

secara efisien dan lestari serta menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan

nasional, provinsi dan kabupaten. Keberadaan KPH menjadi semakin nyata setelah

ditetapkannya Permendagri No. 61/2010 yang mengamanatkan bentuk organisasi

KPHP sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah. KPH merupakan suatu sistem pengelolaan hutan berdasarkan

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

2 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

satuan wilayah yang berbasis ekosistem, yang didalamnya memuat prinsip-prinsip

kelestarian hutan, tindakan administrasi dan tindakan organisasi untuk mewujudkan

pengelolaan hutan yang prospektif, sehat dan lestari berkelanjutan. Dengan begitu,

keberadaan KPH pada tingkat tapak dimaksudkan sebagai upaya penguatan sistem

pengurusan hutan yang dikuasai negara baik pada level nasional, provinsi dan

kabupaten/kota.

Pengurusan dan pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan merupakan salah

satu tujuan utama pengelolaan kehutanan ditiap daerah di Indonesia yang kini juga

telah menggalakkan pengelolaan kehutanan berkelanjutan melalui Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (PHPL).

Pada dasarnya, pelaksanaan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari ini tidak hanya

memperhatikan kelangsungan kawasan hutannya saja, melainkan keseluruhan

rangkaian ekosistem yang ada di dalamnya. KPHP Model Lamandau merupakan salah

satu bentuk pengelolaan kehutanan ditingkat tapak, yang berada di kawasan Kabupaten

Lamandau, yang juga telah ikut serta melaksanakan Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari (PHPL).

Kondisi KPHP Model Lamandau saat ini menghadapi banyak persoalan. Ditingkat

lapangan sendiritelah terjadi perambahan baik untuk pemukiman maupun pembukaan

lahan untuk kegiatan berladang masyarakat. Ketiadaan pengelolaan kawasan hutan di

tingkat tapak telah membuat kawasan hutan di KPHP Model Lamandau semakin

terbuka untuk diakses dari luar.

Berdasarkan tantangan pada pelaksanaan pengelolaan hutan produksi lestari

tersebut, maka diperlukan perencanaan pengelolaan hutan yang baik. Perencanaan

pengelolaan KPHP Model Lamandau memerlukan kuantifikasi dan formulasi strategi

dan program kerja, struktur organisasi dan aspek finansial untuk menyiapkan kondisi

yang memungkinkan untuk melaksanakan monitoring, pelaporan dan verifikasi dalam

suatu basis unit-unit kelestarian yang permanen. Dengan adanya rencana pengelolaan

jangka panjang maka akan memudahkan penyusunan rencana pengelolaan jangka

pendek yang lebih terukur.

Oleh karena itu, perlu segera disusun dokumen perencanaan yang mampu

mencerminkan kondisi saat ini dan gambaran kawasan hutannya dalam dasa warsa

kedepan. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) 10 tahun KPHP Model

Lamandau bersifat komprehensif dan indikatif yang menjadi acuan bagi penyusunan

Rencana Pengelolaan Jangka Pendek (RPHJPd) dan rencana-rencana teknis yang

lebih operasional di lapangan. Pengelolaan kehutanan yang akan dilakukan adalah

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

3 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

secara terintegrasi melalui kaidah-kaidah pengelolaan hutan yang dapat menjamin

keberlangsungan fungsinya sebagaimana yang telah dimaksud pada peraturan

perundang-undangan.

RPHJP KPHP Model Lamandau disusun dengan tahapan sebagai berikut:

1. Inventarisasi Biogeofisik;

2. Inventarisasi Sosial Budaya;

3. Penataan Blok dan Petak;

4. Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan;

5. Penliaian/Pengesahan.

B. TujuanPengelolaan Tujuan pengelolaan kawasan hutan di KPHP Model Lamandau adalah untuk

memaksimalkan pemanfaatan wilayah hutan yang berada di dalam kawasan KPHP

Model Lamandau terutama pemanfaatan wilayah tertentu yang memiliki tingkat

ancaman dan gangguan dari kegiatan perambahan hutan, karena tidak adanya

pengelolaan secara legal dan anggapan masyarakat bahwa wilayah hutan tersebut

dapat dimanfaatkan.

Sedangkan tujuan dari penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

KPHP Model Lamandau adalah untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan hutan

yang bermanfaat dan lestari serta memberikan pedoman dan arahan bagi pengelolaan

kawasan dan seluruh potensinya secara komprehensif untuk keperluan jangka panjang

(10 tahun), yang menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek

dan rencana-rencana teknis.

C. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Pengelolaan hutan Jangka Panjang

KPHP Model Lamandau Tahun 2016-2025 ini adalah:

1. Tertatanya seluruh wilayah KPHP Model Lamandau, mulai dari Batas Luar

Kawasan, Blok, Petak dan Anak Petak, serta teridentifikasinya seluruh bagian

tersebut secara detail dalam bentuk data spasial dan tabular/numerik;

2. Tersusunnya Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Lamandau, baik Jangka

Panjang maupun Jangka Pendek yang berbasiskan kondisi biogeofisik dan

sosekbud setempat yang didukung oleh kelembagaan KPHP yang memadai yang

dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat setempat dan

berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca di Kabupaten Lamandau;

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

4 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

3. Terlaksananya fungsi dan manfaat hutan produksi, hutan produksi terbatas dan

hutan lindung, serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi:

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan pada seluruh blok hutan;

4. Terlaksananya pemanfaatan kawasan melalui kegiatan usaha: budidaya tanaman

obat, tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar, rehabilitasi

satwaataubudidaya hijauan makanan ternak;

5. Terlaksananya pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usahaantara lain :

pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perproduksian

keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perproduksian lingkungan atau

penyerapan dan/atau penyimpanan karbon;

6. Terlaksananya pemungutan hasil hutan bukan kayu, antara lain berupa: rotan,

madu, getah, buah, jamuratausarang burung walet;

7. Terlaksananya pemanfaatan hasil hutan kayu, baik pada daerah yang telah

dibebani ijin maupun pada wilayah tertentu.

D. Ruang Lingkup

Rencana Pengelolaan HutanJangka Panjang KPHP Model Lamandau Tahun

2016-2025 ini, merupakan garis-garis besar kegiatan yang diturunkan dari TUPOKSI

KPHP. Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: Inventarisasi Berkala

Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya, Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu,

Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal

KPHP yang Telah Ada Ijin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan,

Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin, Penyelenggaraan Produksi Hasil

Hutan dan Konservasi Alam, Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitaasi

dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan

Kawasan Hutannya, Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang

Ijin, Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait, Penyediaan dan

Peningkatan Kapasitas SDM, Penyedian Pendanaan, Pengembangan Database,

Rasionalisasi Wilayah Kelola, Review Rencana Pengelolaan Wilayah KPHP (Minimal 5

Tahun Sekali), dan Pengembangan Investasi.

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

5 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

E. Batasan Pengertian 1. Kawasan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;

2. Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup

kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan

potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari;

3. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam;

4. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;

5. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola

secara efisien dan lestari;

6. Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan dan

perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk memberikan

pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan

untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelenjutan;

7. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh

sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi secara

optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya;

8. Rencana pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan hutan

pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka benah

pembangunan KPHP;

9. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah rencana pengelolaan hutan

berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis petak

dan/atau blok;

10. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui

keadaan dan potensi sumberdaya hutan serta lingkungannya secara lengkap;

11. Hutan tanaman industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan tanaman pada

hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

6 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem

silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan;

12. Blok pengelolaan pada wilayah KPHP adalah bagian dari wilayah KPHP yang dibuat

relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan;

13. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang

sama;

14. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan

hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan

kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal

dan adil untuk masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;

15. Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik

bagi pihak ketiga untuk pengembangan pemanfaatannya;

16. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan

mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan

dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.

17. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan

mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak

mengurangi fungsi pokoknya.

18. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa

lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya.

19. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK

dan/atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disebut

IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa

kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan

pemanenan atau penebangan.

20. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang

yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa

lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan izin

pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal hutan yang telah

ditentukan;

21. Izin usaha pemanfaatan kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah izin usaha

yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan/atau hutan

produksi;

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

7 | B a b I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

22. Iuran izin usaha pemanfaatan hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah

pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas

suatu kawasan hutan tertentu.

23. Kemitraan atau kerjasama adalah kesepakatan antara KPH dengan BUMN, BUMD,

BUMSI, BUMDES, Koperasi, UMKM, atau Masyarakat mengenai pemanfaatan hutan

di wilayah tertentu.

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

8 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

II. DESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah KPH 1. Letak

Secara geografis KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Unit XXIII, terletak antara

koordinat 1° 20' 53.59" LS - 2° 11' 39.53" LS dan 110° 55' 54.43" BT - 111° 43'

36.77" BT. Secara administrasi wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Unit

XXIII meliputi 7 kecamatan dari 8 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lamandau,

Provinsi Kalimantan Tengah.Pembagian wilayah KPHP XXIII berdasarkan

kecamatan di Kabupaten Lamandau ditampilkan pada Tabel II-1. TabelII-1. Luas Wilayah KPHP XXIII Model Lamandau Berdasarkan

Administrasi Kecamatan di Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah

NO. Nama Kecamatan Luas

(Ha) (%) 1. Kec. Batang Kawa 43.510 19,23 2. Kec. Belantikan Raya 100.462 44,40 3. Kec. Bulik Timur 32.611 14,41 4. Kec. Delang 14.288 6,31 5. Kec. Lamandau 17.892 7,91 6. Kec. Menthobi Raya 15.088 6,67 7. Kec. Sematu Jaya 2.432 1,07

Total 226.283 100,00 Sumber: Analisis GIS Peta KPHP Model Lamandau Berdasarkan Administrasi Pemerintahan,

2015. Tabel II-1 menggambarkan luasan kecamatan yang ada di wilayah KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII). Terdapat perbedaan total luasan wilayah KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII)antara hasil analisa peta dengan luas berdasarkan SK Menteri

Kehutanan Republik Indonesia No.717/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011

dengan luas ± 226.289 Ha. Sedangkan letak dalam wilayah Kabupaten Lamandau,

digambarkan pada Gambar II-1.

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

9 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-1. Letak KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dalam Wilayah Administrasi

Kabupaten

2. Luas

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.717/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember

2011 seluas ± 226.289 Ha.

Tabel II-2. Luasan Hutan yang ada di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) No. Fungsi Kawasan Hutan Luas (Ha) 1. Hutan Lindung ±25.432 2. Hutan Produksi Tetap ±19.906 3. Hutan Produksi Terbatas ±180.951

Jumlah ±226.289 Sumber: SK Menhut Nomor SK.717/Menhut-II/2011 Tanggal 19 Desember 2011.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa fungsi kawasan hutan

yang ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) didominasi oleh Hutan

Produksi Terbatas dengan luasan ±180.951 Ha. Selebihnya adalahfungsi

HutanLindungdengan luasan ±25.432 Ha dan Hutan Produksi dengan luasan

±19.906 Ha.

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

10 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

3. Batas-Batas Wilayah Bila ditinjau secara administrasi kewilayahanKPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) berada di bagian barat wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Batas-batas

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Seruyan(ProvinsiKalimantan Tengah)

b. Sebelah Timur : Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan(ProvinsiKalimantan Tengah)

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Lamandau, Belantikan Raya, BulikTimur danSematu Jaya, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah

d. Sebelah Barat : Kecamatan Delangdan Provinsi Kalimantan Barat

4. Pembagian Blok/Zona

a. Fungsi Kawasan

Kawasan hutan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dibagi kedalam

beberapa fungsi kawasan, yaitu kawasan hutan lindung, hutan produksi dan

hutan produksi terbatas. Untuk lebih jelasnya, dapat dipahami pada tabel di

bawah ini:

Tabel II- 3.Pembagian Blok di Wilayah KPHP Lamandau (Unit XXIII)

Blok/Zona Grand Total

Fungsi Kawasan Wilayah Tertentu

HL HP HPT HL HP HPT

HL BLOK INTI 14.868,39 14.868,39 - - - - -

HL BLOK PEMANFAATAN 10.563,92 10.563,92 - - 9.462,31 - -

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HA

172.042,96 -

8.543,32 163.499,64 - - -

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HTI

9.250,74 -

8.364,90 885,84 - - -

HP BLOK PEMBERDAYAAN 12.388,99

- 2.851,68 9.537,31

- 2.851,68 9.537,31

HP BLOK KHUSUS 5.181,76 - 147,34 5.034,42 - - -

HP BLOK PEMANFAATAN JASLING DAN HHBK

1.994,25

- - 1.994,25

- - 1.994,25

TOTAL 226.291,01 25.432,31 19.907,24 180.951,46 9462,31 2851,68 11531,56 Sumber: Hasil Analisa dan Pengolahan Data KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2016

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

11 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pembagian blok/zona wilayah

KPHP Lamandau didominasi oleh HP Blok Pemanfaatan HHK-HA dengan

luasan 163.499,64Ha pada fungsi kawasasan Hutan Produksi Terbatas.

Sedangkan blok yang memiliki luasan yang paling kecil adalah HP Blok Khusus

147,34Ha padaFungsi kawasan Hutan Produksi, dengan jumlah petak secara

keseluruhan wilayah sebanyak 4.233 Petak.

Gambar II-2. Pembagian Blok pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Di wilayah kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) terdapat lahan kritis

pada blok-blok kawasan hutan. Kriteria lahan kritis yang terbagi dalam lima

kriteria, yaitu sangat kritis, kritis, potensial kritis, agak kritis, dan tidak kritis.

Untuk lebih jelasnya, pembagian kriteria lahan kritis pada masing-masing blok

dapat dilihat pada Tabel II-4di bawah ini

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

12 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-4. Data Lahan Kritis per Blok Kawasan Hutan pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Blok KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Sangat Kritis Kritis Potensial

Kritis Agak Kritis

Tidak Kritis Total

HL BLOK INTI - - 7.562,48 270,21 7.035,70 14.868,39 HL BLOK PEMANFAATAN - - 3.926,03 783,62 5.854,26 10.563,92

HP BLOK KHUSUS - 613,93 2565,33 2002,51 - 5181,76 HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HA 583,79 10177,91 140134,62 20491,19 655.45 172042,96

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HTI

- 639,42 2003,85 3825,69 2781,78 9250,74

HP BLOK PEMANFAATAN JASLING DAN HHBK

- - 1987,23 7,02 - 1994,25

HP BLOK PEMBERDAYAAN 413,23 1259,35 5679,58 4861,68 175,16 12388,99

Total 997,02

12.690,61

163.859,12

32.241,92

15.846,90

226.291,01

Sumber: Peta Lahan Kritis BPDAS Kahayan, 2013.

Berdasarkan tabel II-4di atas, dapat diketahui bahwa jumlah areal lahan kritis

hasil penafsiran dari Peta Lahan Kritis BPDAS Kahayanadalah seluas ± 226.291 Ha.

Terdapat selisih jumlah luasan dari hasil penafsiran citra landsat ETM+ dengan

luasan yang terdapat di SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.717/Menhut-

II/2011 tanggal 19 Desember 2011). Hal ini dapat disebabkan adanya faktor human

error saat melakukan penafsiran luasan peta.

b. Bio Fisik

1) Iklim

Kabupaten Lamandau memiliki curah hujan yang tinggi, yaitu berada

pada kisaran 2.000-2.300 mm/tahun, dengan rata-rata penyinaran 61,3%.

Data curah hujan dan rata-rata penyinaran pertahun disajikan pada tabel

Tabel II-5dibawah ini:

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

13 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-5. Data Curah Hujan dan Penyinaran Matahari di Kabupaten Lamandau, 2014.

Bulan Curah Hujan (mm) Penyinaran Matahari %

2012 2013 2014 2011 2012 2013

Januari 227 151 139 65 48,2 53 Februari 202 77 208 63 55,5 54 Maret 164 254 424 51 52,1 61 April 362 306 194 47 57,9 61 Mei 123 128 322 72 74,2 59 Juni 68 16 229 75 76,1 77 Juli 69 79 39 71 57,2 53 Agustus 81 41 132 80 75,5 71 September 4 117 49 61 76 69 Oktober 181 178 63 55 66,3 74 November 232 253 308 53 48 62 Desember 352 487 200 50 45,1 42

Total 2065 2087 2307 743 124 736

Rata-rata 54,7 61 61,3 Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamandau, tahun 2015.

Berdasarkan data curah hujan tersebut, diketahui bahwa KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) memiliki iklim mikro yang termasuk dalam golongan

B. klasifikasi iklim ini didasarkan pada klsifikasi iklim menurut Schmidt-

Ferguson. Kriteria yang menunjukkan tipe iklim B ini berarti bahwa di wilayah

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) beriklim basah dengan kelembaban

udara berkisar pada 14,3%-33,3%. Bagi wilayah yang memiliki tipe iklim ini

didominasi oleh hutan hujan tropis.

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

14 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-3. Peta Iklim di Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2) Kelas Lereng

Apabila dilihat dari hasil analisis Laporan Akhir Identifikasi Biofisik,

Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) Tahun 2015 menyatakan bahwa kondisi kelas lereng di wilayahKPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) ini tergolong sangat curam (>41-60%). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II-6. Kelas Lereng Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kelas Lereng % Luas (Ha) %

1. Sangat Landai (0-8)% 6.145,74 2,72 2. Agak Curam (16-25)% 36.340,24 16,06 3. Curam (26-40) % 74.281,60 32,83 4. Sangat Curam (41-60) % 107.720,31 47,60 5. Jurang (>60%) 1.795,11 0,79

JUMLAH 226.283 100 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)tergolong daerah yang

memiliki kelerengan yang sangat curam diakibatkan oleh daerahnya

didominasi oleh wilayah perbukitan. Gambaran spasial kelas kelerengan

pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) digambar pada peta di

bawah ini.

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

15 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-4. Peta Kelerengan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

3) Geologi

Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG), Peta Geologi

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), Provinsi Kalimantan Tengah tersusun

dari 4 Formasi Geologi, yaitu Tonalit Sepauh, Batuan Gunung Api Karabai,

Granit Sukadana dan Formasi Kuayan. Gambaran spasial penyebaran

formasi geologi di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

digambarkan pada peta dibawah ini.

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

16 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-5. Peta Geologi KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tabel II-7. Data sebaran geologi di wilayah KPHP ModelLamandau(Unit

XXIII) No. Formasi Geologi Luas (Ha) Persentase 1. Tonalit Sepauh 33.441 14,78 2. Batuan Gunung Api Karabai 36.343 16,06 3. Granit Sukadana 146.663 64,81 4. Formasi Kuayan 9.843 4,35

Jumlah ± 226.290 100,00 Sumber: Analisis GIS Peta Geologi Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), 2016.

Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa jenis sebaran

geologi yang ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)didominasi

oleh jenis Granit Sukadana dengan persentase sebesar 64,81%. Maka dapat

diartikan bahwa pembentuk formasi geologi wilayah KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) ini sebagian besarnya terbentuk dari formasi Granit Sukadana.

4) Jenis Tanah

Analisa jenis tanah yang ada di kawasan KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakter tanah, untuk

hasilnya dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Jenis tanah yang ada di

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

17 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)didominasi oleh jenis Latosol dengan

persentase sebaran hingga 76.43%. Jenis tanah ini memiliki lapisan solum

yang tebal yang berkisar antara 130cm sampai 5 meter. Batas horizon tidak

begitu jelas. Warna dari tanah latosol ini adalah merah, coklat kekuning-

kuningan. Untuk kandungan bahan organiknya sendiri (BO) antara 3-9%

tapi biasanya berkisar BO yang terkandung pada tanah ini berkisar 5%

saja. Untuk tingkat kemasamannya berkisar pada pH 4,5-6,5. Artinya jenis

tanah ini termasuk ke dalam tanah yang bersifat masam hingga agak

masam. Tekstur tanahnya liat, sedangkan strukturnya remah dengan

konsistensi gembur. Indikator warna tanah dapat menggambarkan

kandungan unsur hara tanah. Semakin merah warna suatu tanah maka

dapat disimpulkan unsur hara yang dimiliki oleh tanah tersebut semakin

miskin. Kandungan unsur hara pada jenis tanah ini berada pada kisaran

rendah sampai sedang.

Tingkat resapan airnya dapat dikategorikan pada tingkat mudah

hingga agak sukar merembes air, oleh sebab itu, infiltrasi dan perkolasinya

dari agak cepat hingga agak lambat, untuk kemampuan menahan airnya

cukup baik, sehingga dapat dikatakan agak tahan terhadap erosi. Apabila

dilihat dari kandungan unsur hara yang terkandung pada tanah ini, latosol

dapat dikatakan memiliki kandungan unsur hara dan BO yang cukup

rendah sehingga produktivitas tanahnya dapat dikatakan sedang hingga

tinggi. Tanaman yang cocok dikembangan pada daerah ini adalah kelapa

sawit, karet, cengkeh, kopi dan lada.Berikut ini disajikan tabel jenis tanah

pada wilayah KPHP Model Lamandau.

TabelII-8. Jenis Tanah di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Jenis Tanah Luas (Ha) %

1. Latosol 172.949,95 76.43 2. Podsolik 51.546,00 22.78 3. Litosol 1.795,11 0.79

Jumlah ± 226.291,00 100,00 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Berdasarkan pada tersebut diketahui bahwa jenis tanah yang ada di

wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) selain latosol adalah tanah

Podsolik dan tanah litosol.

Tanah podsolik memiliki warna merah atau kekuning-kuningan.

Teksturnya lempung atau berpasir dengan pH rendah. Tanah ini memiliki

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

18 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

kandungan aluminium dan besi yang tinggi. Sedangkan tanah litosol

merupakan jenis tanah berbatu dengan lapisan tanah yang tidak begitu

tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-batuan

kecil. Untuk unsur hara yang dikandung tanah ini tidak begitu banyak

sehingga tidak cocok untuk digunakan sebagai media pertanian.

Gambar II-6. Peta Jenis Tanah di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

5) Hidrologi

Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG), Peta Daerah

Aliran Sungai (DAS) dan SubDAS Provinsi Kalimantan Tengah, wilayah

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)terletak dalam DAS Kotawaringin.

Secara umum sungai-sungai tersebut mempunyai pola aliran dendritic yang

mengalir dari utara ke selatan menuju laut Jawa. Berdasarkan pembagian

daerah alirannya, terbagi dalam 3 Sub-Das, yaitu Sub-DAS Belantikan,

Sub-DAS Bulik dan Sub-DAS Lamandau.

Kondisi wilayah DAS bagian hulu (utara) merupakan kawasan

berhutan lebat dan berbukit yang secara langsung berbatasan dengan

provinsi Kalimantan Barat. Sementara pada bagian tengah kondisi kawasan

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

19 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

berhutan yang sebagian besar telah dibebani izin pemanfaatan untuk hutan

alam dan hutan tanaman. Pada bagian hilir (selatan) wilayah KPHP Model

Lamandau kondisi cukup landai dan sebagian tidak dibebani izin dan

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai ladang dan berkebun.

Tabel II-9. Luas Sub-DAS di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) No. Sub-DAS Luas (Ha) Persentase (%)

1. Belantikan 95.244 42,09 2. Bulik 39.653 17,52 3. Lamandau 91.385 40,39

Jumlah ± 226.283 100,00 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015..

Gambar II-7. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

5. Aksesibilitas Kawasan Kantor KPHP Lamandau berkedudukan di Nanga Bulik, Kecamatan Bulik,

Kabupaten Lamandau. Jarak dari Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka

Raya) ke wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ± 12 jamdengan jarak ± 480

Km menggunakan kendaraan darat/bermotor. Kecamatan Sematu Jaya merupakan

kecamatan dengan jarak tempuh terdekat dengan ibukota kabupaten Lamandau,

yaitu ± 30 menit perjalanan darat dengan jarak ± 20 Km. Sedangkan kecamatan yang

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

20 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

letaknya paling jauh dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Belantikan Raya

dengan jarak tempuh selama ± 3 jam melalui perjalanan darat.

Aksesibilitas menuju kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu: tinggi (mudah), sedang, dan rendah

(sulit).Kriteria aksesibilitas disebut tinggi apabila menuju kawasan hutan terdapat

desa, jalan darat dan sungai. Aksesibilitas sedang adalah akses menuju kawasan

hutan mempunyai dua kategori dari tiga kategori yang ada. Sedangkan aksesibilitas

rendah (sulit) adalah akses menuju kawasan hutan mempunyai satu atau tidak

memiliki semua kategori yang ada.

Akses menuju desa-desa terdekat dari Kantor KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) umumnya dapat ditempuh dengan jalan darat dan jalan sungai. Jalan darat

terdiri atas dua jenis jalan yaitu: Jalan Nasional dan Jalan Kecil. Jalan nasional dapat

dipergunakan untuk mencapai wilayah barat dari KPH, sedangkan jalan kecil (jalan

setapak, HPH dan kebun) digunakan untuk mencapai wilayah tengah dan timur

KPH.Secara spasial, aksesibilitas KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat dilihat

pada peta aksesibilitas kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) digambar pada

petadi bawah ini.

Gambar II-8. Peta Aksesibilitas Kawasan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

21 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

6. Sejarah Wilayah Kawasan hutan pada wilayah KPHP Model Lamandau diawali dengan

penunjukan oleh Menteri Pertanian Nomor : 759/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12

Oktober1982 dengan rincian fungsi Hutan Lindung (HL) seluas 41.688,849 Ha, fungsi

Hutan Produksi (HP) seluas 18.777,954 Ha, fungsi Hutan Produksi Terbatas (HPT)

seluas 162.345,576 Ha dan fungsi Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 3.478,633

Ha. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.292/Menhut-

II/2011 tanggal 31 Mei 2011 mengalami perubahan menjadi Hutan Lindung (HL)

seluas 25.432,364 Ha; Hutan Produksi (HP) seluas 19.907,238 Ha; Hutan Produksi

Terbatas (HPT) seluas 180.951,412 Ha; dan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas

0,052 Ha. Setelah itu mengalami perubahan lagi berdasarkan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.529/Menhut-II/2012 tanggal 25 September 2012 dengan

luasan keseluruhan ± 226.289 Ha yang terbagi kedalam fungsi Hutan Lindung (HL)

seluas ± 25.432 Ha; Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 19.906 Ha dan fungsi

Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 180.951 Ha.

Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) pada era awal eksploitasi hutan

kayu pada Tahun 1978-an, sebagian besar kawasan hutan KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) dahulunya dikelola oleh perusahaan konsesi PT. Korindo Groupyang

mana lokasi areal konsesinya meliputi hutan produksi dan hutan produksi

terbatas.Sampai dengan saat ini, izin konsesi yang masih ada antara lain IUPHHK-

HA PT. Amprah Mitra Jaya, IUPHHK-HA PT. Karda Trades, IUPHHK-HA Trisetia

Intiga, IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma dan IUPHHK-HTI PT. Korintiga

Hutani.Selain itu ada pula izin pinjam pakai kawasan hutan yang areal berada dalam

konsesi PT. Karda Trades yang masuk dalam wilayah kelolaKPHP Model Lamandau

(Unit XXIII). Izin pinjam pakai kawasan hutan ini untuk kepentingan pertambangan

bijih besi.

Selanjutnya sejarah pembentukan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Pembangunan KPH merupakan Program

Prioritas Pembangunan Nasional.

b. Berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. 272/Menhut-VII/2010 perihal

Percepatan Pembangunan KPH, Kementrian Kehutanan berkomitmen

mendukung daerah–daerah yang berproses dalam pembangunan KPH dan

memfasilitasi pembangunan KPH.

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

22 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

c. Berdasarkan Permendagri No. 61 Tahun 2010, dalam rangka efektivitas

pengelolaan hutan lindung dan produksi di daerah provinsi/kabupaten dibentuk

KPHP dan KPHL.

d. Penetapan wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) di Kabupaten Lamandau

berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.717/Menhut-II/2011,

tanggal 19 Desember 2011.

e. Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP Kalimantan Tengah dengan Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : SK.2/Menhut-II/2012 tanggal 9 Januari 2012.

f. Pembentukan Kelembagaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

berdasarkanPeraturan Bupati Lamandau No. 10 Tahun 2012, Tanggal 2 Januari

2012.

B. Potensi Wilayah 1. Penutupan Vegetasi

Identifikasi tutupan lahan dan penggunaan lahan sangat berhubungan dengan

kegiatan studi vegetasi, aktivitas pertanian dan keadaan tanah yang menjadi bagian

dari biosfer. Data tentang penggunaan lahan dan tutupan lahan sangat bermanfaat

dan memiliki posisi sentral dalam hal perencanaan. Selain itu, perencanaan ini

sangat dipengaruhi juga oleh tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga implikasinya

dapat dirasakan pada ketersediaan lahan yang semakin menurun. Penggunaan

lahan tanpa disertai dengan kegiatan perencanaan yang matang akan menimbulkan

berbagai kerusakan alam maupun lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan sumber daya lahan yang ada.

Arahan fungsi pemanfaatan lahan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh

dalam penataan suatu wilayah menjadi kawasan-kawasan yang memiliki fungsi yang

berbeda, tentu saja hal ini menyesuaikan kemampuan lahannya, sehingga

pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal.

Kegiatan perencanaan yang akan dilakukan dapat mengacu pada kegiatan

Identifikasi Biofisik, Sosek dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) yang mengacu pada pemetaan tutupan lahan. Kendala yang terjadi adalah

tidak semua areal dapat terjangkau terutama pada kawasan Hutan Lindung dan

Hutan Produksi Terbatas yang mempunyai kelerengan yang dapat dikategorikan

pada tingkat cukup curang, oleh karena itu, untuk pemetaan tutupan lahan selain

data lapangan yang dianalisa (berdasarkan data sample cluster yang diambil dari

fungsi Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap yang

diambil berdasarkan data dari Laporan akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

23 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Potensi seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015), juga

digunakan teknologi Penginderaan Jauh (berdasarkan citra satelit ETM+8Resolusi

rendah/sedang) dan Sistem Informasi Geografis. Melalui Penginderaan Jauh dapat

dilakukan pengumpulan data pada suatu daerah tanpa harus mendatangi secara

langsung daerah yang dikaji sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Ketepatan informasi tutupan lahan akan memberikan kemudahan dalam melakukan

analisa perencanaan suatu wilayah.

Tutupan lahan pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) didominasi

oleh hutan lahan kering sekunder dengan total luasan ±159.525,21 Ha. Sedangkan

tutupan lahan yang paling kecil luasannya adalah Transmigrasi. Untuk lebih jelasnya,

kondisi penutupan lahan yang ada di kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

disajikan pada Tabel II-10.

Tabel II-10.Tutupan Lahan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) No. Tipe Penutupan Lahan Luas (Ha) 1 Hutan lahan kering primer 12.234,61 2 Hutan lahan kering sekunder 159.525,21 3 Hutan tanaman 6.869,2 4 Perkebunan 6.631,05 5 Permukiman 369,56 6. Lahan Terbuka 1.532,11 7 Pertambangan 2.711,54 8. Pertanian Lahan Kering 188,5 9 Pertanian Lahan Kering campur semak 22.954,28 10 Semak/Belukar 13.266,87 11 Transmigrasi 1,63 12 Tubuh Air 6,42

Jumlah ± 226.290,98 Sumber: Hasil Penafsiran Citra Landsat ETM+ (IPSDH, Dirjen Planologi,

KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015).

Pada data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara luasan total

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yang ada yaitu ± 226.289 Ha (SK Menhut

Republik Indonesia No.717/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011) dengan

luasan total tutupan lahan pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yaitu ±

226.290,98 Ha. Hal ini dapat disebabkan oleh error saat dilakukan proses penafsiran.

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

24 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-9. Peta Tutupan Lahan Kawasan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Hasil penafsiran citra satelit yang dikeluarkan oleh IPSDH Kementerian

KehutananRepublik Indonesia tersebut selanjutnya akan dilakukan verifikasi oleh Tim

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) melalui observasi lapangan dengan hasil

penutupan lahan pada kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII). Kondisi tutupan

lahan ini sangat bermanfaat dalam penentuan arah tipe penggunaan lahan. Hasil

tutupan lahan yang ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) diuraikan

menjadi sebaran data dan informasi yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

25 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-11. Tutupan Lahan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan

Blok KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) Hutan Primer

Hutan Sekunder

Hutan Tanaman Belukar Perkebunan Pemukiman Lahan

Terbuka Tubuh

Air Pertanian

Lahan Kering

Pertanian Lahan Kering

Campur Semak

Transmi-grasi

Pertam-bangan

HL BLOK INTI 7.215,18

7.081,26 -

348,59 - - - - - 223,36 - -

HL BLOK PEMANFAATAN

1.889,06

6.286,14 -

418,12

71,45 - - 0,14 -

1.899,00 - -

HP BLOK KHUSUS - 2.774,70 -

590,21

116,93 - - - - 1.699,93 - -

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HA

2.626,19

137.684,23

650,78

9.804,69

2.735,98

369,56

486,98

6,29

89,98

14.876,75 -

2.711,54

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HTI

- 529,29

6.013,58

600,48

778,15 -

987,01 - - 342,23 - -

HP BLOK PEMANFAATAN JASLING DAN HHBK

504,17

1.490,07 -

0,01 - - - - - - - -

HP BLOK PEMBERDAYAAN -

3.679,52

204,84

1.504,79

2.928,54 - 58,12 -

98,52

3.913,02

1,63 -

Total 12.234,60 159.525,21 6.869,20 13.266,89 6.631,05 369,56 1.532,11 6,43 188,50 22.954,29 1,63 2.711,54

Sumber: Hasil Penafsiran Citra Landsat ETM+ (IPSDH, Dirjen Planologi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015)

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

26 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Table II-11 di atas menjelaskan tentang jenis tutupan lahan pada wilayah

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berdasarkan fungsi kawasan hutannya. Luasan

tutupan lahan yang mendominasi adalah kawasan Hutan Sekunder pada HP Blok

Pemanfaatan HHK-HA yaitu sebesar 137.684,23 Ha. Sedangkan luasan tutupan

lahan yang paling kecil adalah tutupan lahan berupa tubuh air pada HL Blok

Pemanfaatan dengan luasan 0,14 Ha. Apabila dilakukan generalisasi tutupan lahan

pada kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), dapat diketahui bahwa sebagian

besar kawasannya berupa hutan, tetapi sebagian diantaranya telah berubah menjadi

areal perkebunan terutama pada kawasan HP Blok Pemanfaatan HHK-HTI, HP Blok

Pemanfaatan HHK-HA dan HP Blok Pemberdayaan dengan luasan keseluruhan

perkebunan yang mencapai 2.928,54 Ha. Pada kawasan hutan produksi tersebut

terdapat pemegang izin berupa IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT, yaitu IUPHHK-HA PT.

Amprah Mitra Jaya, IUPHHK-HA PT. Karda Trades, IUPHHK-HA Trisetia Intiga,

IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma dan IUPHHK-HTI PT. Korintiga Hutani.

Upaya pemulihan dan peningkatan fungsi kawasan hutan serta lahan kritis

yang dilakukan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) melalui kegiatan rehabilitasi

hutan dan lahan (RHL) dengan mendayagunakan semua potensi dan kemampuan

pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha, dan masyarakat secara

terkoordinasi.Kegiatan rehabilitasi hutan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan

penanaman reboisasi dan pengkayaan reboisasi. Sedangkan komoditi yang akan

dijadikan jenis tanaman pada kegiatan rehabilitasi adalah jenis tanaman yang lazim

ditanam pada hutan tanaman. Hal ini untuk meningkatkan nilai guna lahan dan

efektivitas waktu untuk pemanfaatan tanaman hasil rehabilitasi. Kegiatan RHL

tersebut diprioritaskan untuk lahan kritis yang ada di KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII). Data lahan kritis di wilayah tertentu di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

27 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-12. Data Lahan Kritis pada Wilayah Tertentu dan Di Luar Wilayah Tertentu di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Blok KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Sangat Kritis Kritis Agak

Kritis Potensial

Kritis Tidak Kritis

GRAND TOTAL

DI LUAR WILAYAH TERTENTU 583,79 11.431,27 26.589,59

152.277,04 11.563,77 202.445,46

HL BLOK INTI - - 270,21 7.562,48 7.035,70 14.868,39 HL BLOK PEMANFAATAN - - - 10,76 1.090,84 1.101,60 HP BLOK KHUSUS - 613,93 2.002,50 2.565,33 - 5.181,76 HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HA

583,79

10.177,91 20.491,19

140.134,62

655,45 172.042,96

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HTI -

639,42 3.825,69 2.003,85 2.781,78 9.250,74

HP BLOK PEMANFAATAN JASLING DAN HHBK

- - - - - -

HP BLOK PEMBERDAYAAN - - - - - -

WILAYAH TERTENTU 413,23 1.259,35 5.652,32 11.582,08 4.938,58 23.845,55

HL BLOK INTI - - -

HL BLOK PEMANFAATAN - - 783,62 3.915,27 4.763,42 9.462,31

HP BLOK KHUSUS - - - - - -

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HA

- - - - - -

HP BLOK PEMANFAATAN HHK-HTI

- - - - - -

HP BLOK PEMANFAATAN JASLING DAN HHBK

- - 7,02 1.987,23 - 1.994,25

HP BLOK PEMBERDAYAAN 413,23 1.259,35 4.861,68 5.679,58 175,16 12.388,99

Sumber: Peta Lahan Kritis BPDAS Kahayan, 2013 Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa wilayah KPHP Model

Lamandau memiliki potensi lahan kritis di luar wilayah tertentu yang lebih besar

dibandingkan dengan potensi lahan kritis di wilayah tertentu. Di wilayah tertentu

sendiri memiliki potensi lahan kritis terutama pada HP Blok Pemberdayaan, HL Blok

Pemanfaatan dan HL Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan HHBK.

2. Potensi Kayu Berdasarkan hasil pengolahan data pada Laporan Akhir Identifikasi Biofisik,

Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Tahun 2015, areal yang diinventarisasi sebanyak 24 titik sampel plot, jenis-jenis

tegakan/pohon yang ditemui yang berdiameter ≥20 cm umumnya didominasi oleh

jenis meranti (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus), jambu-jambuan (Eugenia sp),

ubar (Eugenia sp), resak (Vatica subcerdata Ball), medang (Alseodaphne sp),

lempung (Shorea sp)dan banitan (Polyalthia sp).

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

28 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Massa tegakan dinyatakan dengan jumlah batang (N) dan volume (V) yang

dibedakan kedalam jenis komersiil dan jenis lain serta dipisahkan menurut kelas

diameter. Hasil perhitungan nilai tegakan/pohon yang berdiameter ≥ 20 cm seluruh

populasi diperoleh:

a. Nilai rata-rata per hektar sebesar 128,275 m³/ha dengan jumlah batang sebanyak

165 btg/ha.

b. Varian nilai rata-rata per hektar untuk volume sebesar 15,624 m³/ha dengan

jumlah batang sebanyak 23,479 btg/ha.

c. Dugaan nilai minimum dan nilai maksimum potensi (perhitungan jumlah batang

(N) dan Volume (V)) pada unit contoh menurut kelas diameter tegakan/pohon

berdiameter ≥20 cm. Apabila dilihat dari keadaan tumbuhan bawah pada umumnya dapat

dikategorikan sedang sampai rapat. Jenis tumbuhan yang terdapat di wilayah KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) ini adalah jenis paku-pakuan, anggrek, belukar, anakan

rotan dan rotan dewasa. Untuk permudaan dari tingkat semai, pancang dan tiang

cukup banyak ditemui. a. Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Potensi Kayu yang ada di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yang

didasarkan pada Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi

Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015, apabila dilihat

dari kerapatan tegakannya dapat dikatakan masih relatif tinggi. Potensi kayu

yang ada di wilayah Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Wilayah Tertentu KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) dengan luasan 11.531,56 Ha yang berada pada

ketinggian 200-1200 mdpl adalah tutupan lahan hutan sekunder 53,68%

(8.219,04 Ha) sedangkan sisanya 46,32% nya merupakan areal dengan tutupan

lahan berupa semak belukar, pertanian dan perkebunan. Kawasan HPT tersebut

secara administrative berada di Kecamatan belantikan Raya, kecamatan

Lamandau, Kecamatan Batangkawa dan Kecamatan Menthobi Raya.

1) Indek Nilai Penting

Potensi vegetasi merupakan salah satu data dan informasi penting yang

diperlukan dalam pengembangan suatu model pengelolaan hutan. Kajian

tentang potensi vegetasi (Arijani et al., 2006;Arijani, 2008; Mukrimin, 2011)

pada umumnya menggunakan parameter kerapatan (jumlah individu

persatuan luas), frekuensi (proporsi jumlah sampel dengan spesies tertentu

terhadap total jumlah sampel), dominasi penutupan (proporsi luas

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

29 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

bidangdasar yang ditempati suatu spesies terhadap luas total habitat) dan

Index Nilai Penting (INP). Indeks Nilai Penting jenis tumbuhan pada suatu

komunitas merupakan salah satu parameter yang menunjukkan peranan jenis

tumbuhan tersebut dalam komunitasnya.

Berdasarkan hasil survei pada Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial

Ekonomi dan potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Tahun 2015 tersebut menyebutkan bahwa potensi kayu pada beberapa plot

sampel, khususnya pada fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas adalah

sebagai berikut: volume kayu rata-rata dengan diameter >50 cm adalah 89,60

m3/Ha dan untuk diameter >20 cm adalah 130,80 m3/Ha. Untuk jumlah

permudaan rata-rata per hektar pada tingkat semai adalah 1.203 individu,

tingkat pancang: 871,20 individu dan tingkat tiang berjumlah 216 individu

dengan potensi 37,20 m3

/Ha.

Inventarisasi yang dilakukan pada kawasan Hutan Produksi Terbatas

tercatat ada 205 jenis tumbuhan dengan komposisi keanekaragaman jenis

cukup bervariasi pada tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon. Hasil

analisis pada laporan akhir identifikasi biofisik, sosial ekonomi dan potensi

seluruh areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) tahun 2015 ini dapat

diketahui bahwa jumlah tingkat semai terdapat 28 jenis, 27 jenis pada tingkat

pancang, 25 jenis pada tingkat tiang dan 25 jenis pada tingkat pohon.

Keberadaan suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah menunjukkan

kemampuan adaptasi dengan habitat dan toleransi yang lebar terhadap

kondisi lingkungan, INP diperoleh dari penjumlahan nilai kerapatan relatif,

frekuensi relatif dan dominansi relatif, yang merupakan parameter kuantitatif

untuk menyatakan dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas

tumbuhan.

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

30 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

a) Tingkat Semai

Tabel II-13. Indek Nilai Penting Hutan Produksi Terbatas Tingkat Semai

No. Jenis Permudaan

Semai K KR F FR INP

1 Bangkirai 100 7,54 0,25 4,17 11,70 2 Gaharu 124 9,34 0,13 2,08 11,43 3 Kayu Batu 94 7,08 0,50 8,33 15,42 4 Kelampai 70 5,28 0,38 6,25 11,53 5 Mentawa 140 10,55 0,38 6,25 16,80 6 Nyatoh 20 1,51 0,63 10,42 11,92 7 Tengkawang 54 4,07 0,38 6,25 10,28

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Keterangan: K : Kerapatan F : Frekuensi KR : Kerapatan Relatif FR : Frekuensi Relatif

b) Tingkat Pancang Tabel II-14. INP Tingkat Pancang HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

No. Jenis Permudaan Pancang

K KR F FR INP 1 Batu 109,4 12,56 0,13 1,89 14,44 2 Duku 78,1 8,96 0,25 3,77 12,74 3 Kayu Batu 25 2,87 0,75 11,32 14,19 4 Linang 71 8,15

0,13 1,89 10,04

5 Meranti 23 2,64 0,50

7,55 10,19

6 Nyatoh 60 6,89 0,75 11,32 18,21 7 Omang 62 7,12 0,25 3,77 10,89

JUMLAH 428,50 49,19 6,63 100,00 90,69 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi

Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

31 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

c) Tingkat Tiang

Tabel II-15. INP Tingkat Tiang HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

No

Jenis Tiang

K KR F FR D DR INP 1 Bangkirai 8,00 3,64 0,25 4,26 3,63 3,59 11,48 2 Kayu Batu 24,00 10,91 0,75 12,77 10,63 10,52 34,19 3 Kelampai 12,00 5,45 0,25 4,26 5,63 5,57 15,28 4 Keruing 8,00 3,64 0,25 4,26 4,00 3,96 11,85 5 Kumpang 12,00 5,45 0,25 4,26 6,00 5,94 15,65 6 Mentawa 20,00 9,09 0,50 8,51 9,25 9,16 26,76 7 Meranti 16,00 7,27 0,38 6,38 8,00 7,92 21,58 8 Nyatoh 28,00 12,73 0,50 8,51 12,38 12,25 33,49 9 Omang 8,00 3,64 0,25 4,26 4,50 4,46 12,35 10 Ubar 8,00 3,64 0,25 4,26 2,50 2,48 10,37 11 Ulin 16,00 7,27 0,38 6,38 7,00 6,93 20,59

JUMLAH 160,00

100,00

5,88 100,00 101,00 100,00 300,00

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

d) Tingkat Pohon

Tabel II-16. INP Tingkat Pohon HPT KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

No Jenis

Pohon

20 cm up K KR F FR D DR INP

1 Gaharu 3,75 3,82 0,38 5,66 29,88 3,99 13,47 2 Kayu Batu 0,00 10,19 0,75 11,32 109,38 14,59 36,10 3 Kelampai 7,50 7,64 0,38 5,66 88,75 11,84 25,14 4 Kumpang 6,25 6,37 0,50 7,55 51,25 6,84 20,75 5 Mentawa 3,75 3,82 0,25 3,77 29,75 3,97 11,56 6 Meranti 5,00 5,10 0,38 5,66 45,63 6,09 16,84 7 Nyatoh 12,50 12,74 0,75 1,32 105,25 14,04 38,10 8 Ubar 16,88 17,20 0,13 1,89 9,88 1,32 20,40 9 Ulin 6,25 6,37 0,50 7,55 47,25 6,30 20,22

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Pada kawasan hutan produksi terbatas ini dibebani IUPHHK dan pada

kawasan hutan lindungnya. Jenis yang mendominasi adalah

jenisdipterocarpaceae. Selain itu kawasan hutan KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) juga didominasi oleh potensi jenis kayu komersil yaitu meranti (shorea

sp), keruing (dipterocarpus), jambu-jambuan (eugenia sp), ubar (eugenia sp),

resak (vatica subcerdata Ball), medang (alseodaphne sp), lempung (shorea sp)

dan banitan (polyalthia sp).Jenis ini banyak ditemukan di dalam wilayah

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

32 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

kelolaKPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yang banyak dimanfaatkan sebagai

bahan baku playwood dan kayu pertukangan oleh PT. Karda Trades, PT.

Trisetia Intiga, dan PT. Amprah Mitra Jaya dan pulp/bubur kertas dan

chip/arang kayuoleh PT. Korintiga Hutani yang berada di hutan produksi tetap.

b. Hutan Lindung

Berdasarkan hasil Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan

potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015 dijelaskan

bahwa hutan lindung memiliki peranan penting dari segi hidrologi daerah aliran

sungai. Hutan Lindung di Wilayah tertentuKPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

memiliki luasan sekitar ± 9,462.31Ha, masuk ke dalam DAS Kotawaringin.

Potensi kayu yang ada di kawasan hutan lindung untuk seluruh jenis pada

kelas diameter >20 cm memiliki potensi sebesar 220,30 m3/Ha, untuk diameter

>50 cm sebanyak 146,70 m3/Ha, sedangkan jumlah semai per hektar adalah

sebanyak 5.300 individu, tingkat pancang sebanyak 823 individu dan jumlah

tiang per hektar sebanyak 191 individu dengan volume sebanyak 33,40 m3

1) Indeks Nilai Penting

/Ha.

Keberadaan suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah menunjukkan

kemampuan adaptasi dengan habitat dan toleransi yang lebar terhadap

kondisi lingkungan, INP diperoleh dari penjumlahan nilai kerapatan relatif,

frekuensi relatif dan dominansi relatif, yang merupakan parameter kuantitatif

untuk menyatakan dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas

tumbuhan.

a) Tingkat Semai

Tabel II-17. Indek Nilai Penting Tingkat Semai Hutan Lindung KPHPModel Lamandau(Unit XXIII)

NO Jenis Permudaan

Semai K KR F FR INP

1 Meranti 363,64 6,85 0,13 4,44 11,29 2 Meranti Putih 581,82 10,96 0,13 4,44 15,40 3 Ubar 236,36 4,45 0,19 6,67 11,12

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

33 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

b) Tingkat Pancang

Tabel II-18. Indek Nilai Penting Tingkat Pancang Hutan Lindung KPHPModel Lamandau(Unit XXIII)

NO Jenis Pancang K KR F FR INP

1 Kumpang 107,95 13,10 0,19 7,32 20,42 2 Menjalin 105,11 12,76 0,08 3,25 16,01 3 Meranti Putih 65,34 7,93 0,13 4,88 12,81 4 Tatuba 53,98 6,55 0,13 4,88 11,43

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

c) Tingkat Tiang

Tabel II-19. Indek Nilai Penting Tingkat Tiang Hutan Lindung KPHP Model Lamandau(Unit XXIII)

NO Jenis

Tiang K KR F FR D DR INP

1 Kumpang 21,09 11,07 0,19 5,96 10,45 11,99 29,02 2 Meranti 12,36 6,49 0,17 5,30 6,14 7,04 18,83 3 Meranti Putih 38,55 20,23 0,21 6,62 18,68 21,43 48,28 4 Ubar 13,09 6,87 0,17 5,30 4,55 5,21 17,38

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

d) Tingkat Pohon

Tabel II – 20. Indek Nilai Penting Tingkat Pohon Hutan Lindung KPHPModel Lamandau(Unit XXIII)

NO Jenis Pohon

20 cm up K KR F FR D DR INP

1 Bangkirai 2,95 3,43 0,15 3,02 23,20 6,52 12,96 2 Kempas 3,41 3,96 0,19 3,88 17,86 5,02 12,85 3 Kumpang 4,77 5,54 0,25 5,17 16,77 4,71 15,42 4 Meranti 7,05 8,18 0,27 5,60 30,09 8,45 22,23 5 Nyatoh 2,73 3,17 0,19 3,88 12,57 3,53 10,57

6 Ubar 6,14 7,12 0,27 5,60 21,59 6,06 18,79 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

c. Hutan Produksi Tetap

Untuk potensi kayu pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berdasarkan

hasil Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015 dilihat dari tutupan lahan.

Hutan Produksi di Wilayah tertentuKPHP Model Lamandau (Unit XXIII) memiliki

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

34 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

luasan sekitar± 2,851.68Ha. Potensi kayu pada hutan produksi tetap untuk

seluruh jenis pada kelas diameter ≥20 cm memiliki potensi sebesar 58,06 m 3/Ha,

untuk diameter ≥50 cm sebanyak 53,68 m3/Ha, sedangkan jumlah semai per

hektar adalah sebanyak 898 individu, tingkat pancangnya sebanyak 753 individu

dan jumlah tiang per hektar adalah sebanyak 31 individu dengan volume 1,99

m3

1) Indeks Nilai Penting

/Ha.

a) Tingkat Semai

Tabel II-21. Indek Nilai Penting Tingkat SemaiHutan ProduksiTetap KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

NO Jenis Permudaan

Semai K KR F FR INP

1 Kayu Batu 4,00 0,45 0,15 10,17 10,61 2 Kumpang 117,00 13,03 0,08 5,08 18,11 3 Linang 100,00 11,14 0,03 1,69 12,83 4 Meranti 40,00 4,45 0,18 11,86 16,32 5 Nyatoh 31,00 3,45 0,10 6,78 10,23 6 Rambutan Hutan 31,00 3,45 0,10 6,78 10,23 7 Tengkawang 42,00 4,68 0,13 8,47 13,15 8 Ubar 120,00 13,36 0,05 3,39 16,75

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

b) Tingkat pancang

Tabel II-22. Indek Nilai Penting Tingkat PancangHutan ProduksiTetap KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

NO Jenis Permudaan

Pancang K KR F FR INP

1 Kayu Batu 78,00 10,36 0,25 15,22 25,58 2 Kumpang 78,00 10,36 0,11 6,52 16,88 3 Meranti 96,00 12,75 0,21 13,04 25,79 4 Nyatoh 96,00 12,75 0,18 10,87 23,62 5 Ubar 94,00 12,48 0,14 8,70 21,18 6 Ulin 47,00 6,24 0,14 8,70 14,94

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

35 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

c) Tingkat Tiang

Tabel II-23. Indek Nilai Penting Tingkat TiangHutan Produksi TetapKPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

NO Jenis

Tiang K KR F FR D DR INP

1 Banitan 0,80 2,56 0,03 2,78 0,02 5,00 10,34 2 Bintangur 0,80 2,56 0,03 2,78 0,04 7,38 12,72 3 Duku 0,80 2,56 0,03 2,78 0,04 8,27 13,61 4 Kayu Batu 2,40 7,69 0,08 8,33 0,03 6,74 22,76 5 Kelampai 0,80 2,56 0,03 2,78 0,03 5,74 11,08 6 Ketikal 0,80 2,56 0,03 2,78 0,02 5,00 10,34 7 Mentawa 2,40 7,69 0,08 8,33 0,03 6,74 22,76 8 Meranti 4,00 12,82 0,13 13,89 0,06 11,82 38,53 9 Meranti Putih 3,20 10,26 0,05 5,56 0,03 5,87 21,68

10 Nyatoh 4,80 15,38 0,13 13,89 0,06 11,89 41,17 11 Ulin 2,40 7,69 0,08 8,33 0,03 5,87 21,90 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh

Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015

d) Tingkat Pohon

Tabel II-24. Indek Nilai Penting Tingkat PohonHutan Produksi TetapKPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

No Jenis Pohon

20 cm up K KR F FR D DR INP

1 Kayu Batu 1,50 14,63 0,15 16,22 17,00 13,12 43,97 2 Mentawa 0,75 7,32 0,08 8,11 7,50 5,79 21,21 3 Meranti 1,50 14,63 0,13 13,51 21,90 16,90 45,05 4 Meranti Putih 0,75 7,32 0,03 2,70 5,15 3,97 13,99 5 Nyatoh 1,50 14,63 0,15 16,22 20,35 15,70 46,55

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

3. Potensi Non Kayu

Potensi non kayu di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

dikatakan masih cukup tinggi,yang keberadaannya tersebar hampir pada seluruh

wilayah KPHP Lamandau. Potensi non kayu yang banyak ditemukan di wilayah

KPHP Lamandau adalah Rotan, Damar, Buah Tengkawang,tumbuhan obat-obatan

serta madu. Untuk skala prioritas yang akan dikembangkan di wilayah KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) adalah budidaya lebah madu dan rotan. Budidaya ini

rencananya akan dilaksanakan di beberapa wilayah desa yang ada di dalam

kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII). Hal tersebut telah melalui banyak

pertimbangan, diantaranya adalah cakupan aksesibilitas untuk mencapai wilayah

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

36 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

desa tersebut dan antusiasme warga setempat dalam menyambut baik program

kerja ini. Rencana pelaksanaan budidaya lebah madu alam yang difasilitasi oleh

KPHP Lamandau adalah di KelurahanTapin Bini (Kecamatan Lamandau), Desa

Bayat, Desa Nanga Matu, Desa Kahingai, Desa Bintang Mengalih (Kecamatan

Belantikan Raya), Desa Mukti Manunggal dan Desa Modang Mas (Kecamatan

Menthobi Raya).

Budidaya Lebah Madu dianggap memiliki prospek yang bagus kedepannya.

Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya populeritas industri kesehatan

maupun industri kecantikan di Indonesia. Keberadaan Madu Alam dan Propolis

tentunya sudah tidak diragukan lagi oleh industri kesehatan maupun industri

kecantikan tersebut. Oleh karena itu, KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berupaya

untuk ikut memenuhi permintaan dari industri kesehatan dan kecantikan dalam

negeri terkait dengan suplai madu alam dan propolis.

Tabel II-25. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu Berdasarkan Fungsi Hutan

NO HHBK FUNGSI HUTAN (Ha) HL HPT HP

1 Gaharu,Tengkawang,Rotan 624,90 - - 2 Rotan 88,32 - - 3 Rotan,Akar Kuning 0,04 - - 4 Tengkawang,Rotan 2.654,27 - - 5 Gaharu,Rotan - 34,21 - 6 Gaharu,Tengkawang,Rotan - 996,12 - 7 Jelutung,Rotan - 0,85 - 8 Rotan - 116,07 - 9 Rotan,Damar - 2.319,39 -

10 Rotan,Akar Kuning - 23,76 - 11 Rotan,Damar,Akar Kuning - 4.356,76 - 12 Tengkawang,Rotan - 1,06 - 13 Rotan,Damar,Akar Kuning - - 104,77

14 Tengkawang,Jelutung,Rotan,Damar Akar Kuning - - 47,64

TOTAL 3.367,53 7.848,21 152,41 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Berdasarkan tabel II-24 tersebut dapat diketahui bahwa potensi HHBK yang

ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) sebagian besar berada di wilayah

HPT sebesar 7.848,21 Ha. Keberadaan komoditi rotan, damar dan akar kuning yang

mendominasi wilayah tersebut adalah sebesar 4.356,76 Ha. Sedangkan potensi

rotan dan tengkawang mendominasi kawasan HL KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) sebesar 2.654,27 Ha.

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

37 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka Flora dan fauna langka pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

masih dapat ditemukan, meskipun keberadaan habitatnya mengalami degradasi dan

deforestasi yang cukup tinggi.Sehingga ancaman kepunahan satwa tertentu saat ini

semakin tinggi.Di KPHP Lamandau masih terdapat ± 394 jenis (Sumber: Data

Yayasan Orangutan Indonesia). Potensi flora yang ada ditemukan di kawasan KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) ini adalah jenis anggrek yang tersebar dari lantai hutan

sampai dengan di atas pepohonan besar, tumbuhan obat dan tumbuhan liar lain

yang masih belum banyak dikenal nama dan jenisnya. Sedangkan untuk jenis

anggrek langka yang juga ditemukan di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

ini adalah Anggrek Bulan Kalimantan (Paraphalaenopsis laycockii) dan Anggrek

Bulan Bintang (Paraphalaenopsis denevei).

Tabel II-26. Potensi Flora Berdasarkan Fungsi Hutan

POTENSI FLORA

FUNGSI HUTAN

HL HP HPT

No Cluster

No Cluster

No Cluster

1 Anggrek Bulan Kalimantan (Paraphalaenopsis laycockii) 43,24 76 0

2 Anggrek Bulan Bintang (Paraphalaenopsis denevei) 16 78 60

3 Kantong Semar (Nepenthes sp.) 12 0 0

4 Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) 24 0 0

5 Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) 12 76 0

6 Pinang Merah (Cystostachys lakka) 16 0 59

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Kegiatan inventarisasi satwa liar di Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) diamati dengan cara transect line. Kawasan didalam dan sekitar KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) merupakan habitat penting bagi Orangutan(Pongopygmaeus)

dan Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowii), Owa-owa, Babi Hutan dan Rusa.

Selain itu, di wilayah kerja KPHP Lamandau sendiri juga terdapat jenis Amphibi (32

Jenis), Reptil (39 Jenis), dan Burung (239 Jenis) (Sumber: Data Yayasan Orangutan

Indonesia, 2014).

5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Sebagian besar Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) adalah kawasan

hutan lindung, sehingga izin pemanfaatan yang diperbolehkan di kawasan tersebut

adalah hutan kemasyarakatan, pemanfaatan jasa lingkungan dan hutan desa. Untuk

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

38 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

saat ini, belum ada izin pemanfaatan potensi maupun pengajuan izin tersebut.

Potensi jasa lingkungan terbesar diperkirakan berasal dari kegiatan ekowisata yang

memadukannya dengan Budaya Dayak khas Kabupaten Lamandau.Berdasarkan

informasi data sekunder, terdapat beberapa potensi Jasa Lingkungan di luar wilayah

tertentu yaituseperti disajikan pada tabel II-26 dibawah.

Tabel II-27.Identifikasi Potensi Jasa Lingkungan di Luar Wilayah TertentuKPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

No. Jenis Jasa Lingkungan

Nama Desa Kecamatan Aksesibilitas

1. Wisata Alam Bukit Seluai Melata Menthobi Raya

Jalan pengerasan ± 1 jam dari ibukota kabupaten.

2. Pemanfaatan Air

Riam Satongah

Kudangan Delang Jalan Negara/Aspal, jarak ± 2 jam dari ibukota kabupaten.

3. Wisata Alam Bukit Pemujaan

Kahingai Belantikan Raya

Jalan pengerasan, jarak ± 4 jam dari ibukota kabupaten.

4 Wisata Alam Saltlick/Sopanan

Desa Nanga Matu

Belantikan Raya

Jalan pengerasan, jarak ± 4 jam dari ibukota kabupaten

Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

39 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Gambar II-10. Peta sebaran Potensi Jasa Lingkungan di KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII)

C. Sosial dan Budaya 1. Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan

Pada dasarnya pembangunan suatu wilayah sangat bergantung pada keadaan

masyarakatnya. Keadaan masyarakat yang dilihat dari keadaan sosial, ekonomi dan

budaya masyarakat menentukan cara hidup individu didalamnya. Hal ini juga sangat

berpengaruh terhadap keeksistensian hutan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu,

dalam identifikasi biofisik, sosial ekonomi dan budaya yang ada di masyarakat

sangat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan hutan di wilayah tersebut.

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

40 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-28. Nama Desa dan Letaknya di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)Provinsi KalimantanTengah

No Desa Kecamatan Luas (Km2

Lokasi Geografis

) Keterangan Ketinggian (m)

Kemiringan (o)

1. Kudangan

Delang

78,00 146 <15 Di luar KPHP 2. Landau Kantu 35,00 131 15-25

Di luar KPHP

3. Sepoyu 111,00 138 15-25

Di luar KPHP

4. Penyombaan 90,00 138 15-25

Di luar KPHP

5. Lopus 36,00 161 <15 Di luar KPHP 6. Nyalang 95,00 147 15-25

Di luar KPHP

7. Riam Tinggi 43,00 128 15-25

Di luar KPHP

8. Holu Jajabo Di luar KPHP 9. Jamuat

Batang Kawa

34,00 - - Di luar KPHP 10. Mengkalang 65,00 - - Di luar KPHP 11. Liku 85,00 - - Di luar KPHP 12. Karang Emas 105,00 - - Di luar KPHP 13. Kina 116,00 - - Di luar KPHP 14. Tapin Bini Lamandau 183,00 - - Di luar KPHP 15. Samu Jaya - - Di luar KPHP 16.

Bayat

Belantikan Raya

99,00 88 15-25

Di luar KPHP

17. Bintang Mengalih

196,00 144 15-25

Dalam KPHP

18. Nanga Matu

114,00 145 15-25

Di luar KPHP

19. Kahingai

82,00 136 15-25

Di luar KPHP

20. Benuatan

103,00 128 15-25

Di luar KPHP

21. Karang Besi

124,00 107 15-25

Di luar KPHP

22. Petarikan 228,00 145 15-25 Dalam KPHP 23. Nanga

Kamujan Bulik Timur 101,00 - - Di luar KPHP

24. Batu Tunggal 105,00 - - Di luar KPHP

25. Sumber Jaya Menthobi Raya

15,00 - - Di luar KPHP 26. Topalan 44,00 - - Di luar KPHP 27. Nanuah 102,00 - - Di luar KPHP

Sumber: Data KPHP Lamandau, 2016.

Pada tabeldi atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar desa yang ada di

wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berada di sekitar kawasan KPHP. Hanya

beberapa desa yang berada di dalam kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII),

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

41 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

yaitu Desa Bintang Mengalih dan Desa Petarikan. Kendala yang dihadapi dalam hal

aksesibilitas adalah terkait dengan masih minimnya sarana prasarana yang ada sangat

berpengaruh terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar.Mata pencaharian

penduduk yang ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) pada umumnya

adalah petani ladang berpindah dan juga berprofesi sebagai karyawan perusahaan

sawit.

Sarana jalan yang ada saat ini masih berupa jalan tanah dan merupakan satu-

satunya jalan penghubung antar desa, sehinggauntuk mencapai beberapa desa yang

ada di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)hanya dapat dicapai melalui jalan

milik perusahaan kayu dan perusahaan kelapa sawit. Kondisi jalan tanah dengan

medan berbukit dan pada musim hujan menyebabkan jalan sangat licin sehingga untuk

mencapai desa lainnya diperlukan waktu yang cukup lama. Demikian juga dengan

jumlah sarana transportasi berupa angkutan antar desa yang jumlahnya masih terbatas,

dan tidak seluruh desa dilalui trayek angkutan tersebut, sehingga untuk mencapai desa

tertentumasih sulit (sebagai contoh dari desa Bayat ke desa Belibi).

Selain sarana transportasi yang masih minim, wilayah KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) juga masih mengalami hambatan dalam hal telekomunikasi. Keterhambatan

yang ditunjukkan adalah dalam hal ketersediaan signal jaringan dari operator

telekomunikasi komersial yang ada di Indonesia. Sarana yang juga masih mengalami

keterhambatan adalah sarana penerangan, dimana di sebagian wilayah desa di KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) seperti di Desa Nanga Matu dan desa Bintang Mengalih

masih mengandalkan genset untuk sarana penerangan dan suplai energi listrik.

Pengadaannya pun juga masih terbatas, yaitu diadakan secara perorangan maupun

kelompok, sehingga listrik yang dihasilkan terbatas. Penerangan hanya dilakukan pada

malam hari mulai jam 6.00 sore hingga jam 10.00 malam, dan tentunya hal tersebut

juga membatasi aktivitas masyarakat pada malam hari.

Demikian juga dengan sarana prasarana pendidikan, kesehatan dan industri

kecil/mikro desa yang ada di kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

digolongkan masih sangat minim. Dilihat dari usaha kehutanan dan pertanian

masyarakat yang berkembang diantaranya usaha pemanfaatan hasil hutan seperti

penyadapan dan pengolahan karet, serta pengambilan hasil hutan lainnya. Di masa

lampau, menurut informasi yang diperoleh dari tokoh masyarakat setempat, umumnya

penduduk di desa terpilih juga memanfaatkan hasil hutan seperti rotan, damar, buah-

buahan dan karet. Hasil hutan seperti rotan dijual dalam bentuk rotan basah. Industri

kecil/mikro yang berkembang yakni industri penggilingan padi.

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

42 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), dipengaruhi oleh Budaya Dayak

dan Budaya Banjar. Kehidupan sehari-hari masyarakat sangat kental dengan kedua

budaya tersebut. Budaya Dayak masih dapat terlihat dengan bertahannya kearifan lokal

yang diwarnai dengan kedekatan masyarakat dengan alam. Pengaruh Budaya Banjar

terlihat bersamaan dengan hadirnya agama Islam ke dalam wilayah tersebut. Penduduk

yang tinggal di dalam ataupun disekitar kawasan hutan memainkan peranan yang

sangat penting baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya dan kawasan hutan.

2. Keberadaan Masyarakat Hukum Adat

Keberadaan budaya yang ada ditengah-tengah masyarakat akan sangat

berpengaruh terhadap eksistensi hutan yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari

kasus pembalakan hutan atau pembukaan lahan hutan untuk kegiatan berladang. Hal

ini telah terjadi secara turun-menurun sehingga apabila masyarakat tersebut dilarang

untuk melakukan aktivitas pembukaan lahan untuk berladang akan memiliki kendala

yang besar. Karena pada dasarnya, di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

yang dihuni oleh mayoritas suku Dayak yang memiliki tradisi melakukan aktivitas ladang

berpindah dan pembukaan wilayah hutan yang digunakan untuk mendirikan kebun.

Selain itu juga terdapat budaya masyarakat yang mencari hewan di hutan dengan cara

berburu baik digunakan sebagai sumber makanan sendiri maupun untuk

diperjualbelikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

sendiri telah banyak terjadi kasus terkait dengan pembukaan lahan untuk kegiatan

berladang. Kegiatan pembukaan lahan hutan ini biasanya dilakukan dengan cara

membakar kawasan hutan yang akan dijadikan sebagai lokasi berladang,sehingga

berpotensi menimbulkan kebakaran hutan yang pada umumnya terjadi pada musim

kemarau.Untuk itu penting dilakukan penyadartahuan bagi masyarakat sekitar hutan

untuk mengurangi bahkan menghentikan aktivitas pembakaran kawasan hutan untuk

kegiatan berladang secara bertahap dan berkelanjutan.

Keberadaan Budaya Dayak yang masih memegang teguh kearifan lokal di daerah

setempat melestarikan hutan yang ada,misalnya aktivitas pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu yang berupa rotan untuk bahan baku perabotan rumah tangga.

Budaya Suku Dayak yang hingga saat ini masih dilestarikan diantaranya adalah

misalnya upacara penyambutan tamu (Upacara Potong Pantan), Upacara Kematian

(Upacara Babukung), Acara Tuba Adat (prosesi meminta turun hujan).

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

43 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Berdasarkan uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa hubungan antara

masyarakat dan hutan sangat erat, terutama pada aspek sosial, ekonomi, dan

keamanannya.

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) terdapat beberapa izin

pemanfaatan kawasan. Para pemegang izin ini telah memiliki Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang terdiri dari IUPHHK-HTI (Hutan Tanaman Industri)

dan IUPHHK-HA (Hutan Alam). Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel II-29. Izin Pemanfaatan Kawasan Hutan yang berada pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

NO. NAMA JENIS LUAS AREAL

LUAS ± HA (Dlm KPHP)

Nomor, Tanggal dan Luas Sesuai SK

Ket.

1 PT. Pancaran Wana Nusa

IUPHHK-HTI

5.500 971,88 216/KPTS-V/1992 Tanggal 21 Feb 1992 (SK Sementara) Luas: 5.500 Ha.

Tdk aktif

2 PT. Korintiga Hutani

IUPHHK-HTI

94.384 8.352,11 201/Menhut-II/2011 Tanggal 8 Apr 2011 (Add IV) Luas: 94.384 Ha

Aktif

3 PT. Amprah Mitra Jaya

IUPHHK-HA

52.190 52.190 SK. 96/Menhut-II/2014 Tanggal 28 Jan 2014 Luas: 52.190 Ha

Aktif

4 PT. Karda Trades

IUPHHK-HA

98.400 73.712,49 76/KPTS-II/2000 Tanggal 22 Des 2000 Luas: 98.400 Ha

Aktif

5 PT. Sari Bumi Kusuma (Blok Sei Delang)

IUPHHK-HA

208.300 19.472,86 201/KPTS-II/1998 Tanggal 27 Feb 1998 Luas: 208.300 Ha

Aktif

6 PT. Trisetia Intiga

IUPHHK-HA

69.070 26.292,47 201/Menhut-II/2007 Tanggal 16 Mei 2007 Luas: 69.070 Ha

Aktif

JUMLAH 527.844 180.991,81 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

44 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa izin pemanfaatan kawasan hutan

didominasi oleh pemegang izin usaha berupa IUPHHK-HA. IUPHHK-HA Karda Trades

memiliki luasan yang paling besar dibanding dengan pemegang izin lainnya, yaitu

sebesar 73.712,49 Ha. Sedangkan luasan wilayah IUPHHK yang paling kecil adalah

wilayah dari IUPHHK-HTI PT. Pancaran Wana Nusa. Saat ini, hanya ada 4 pemegang

izin yang masih beroperasi aktif, yaitu IUPHHK-HTI PT. Korintiga Hutani, IUPHHK-HA

PT. Amprah Mitra Jaya, IUPHHK-HA PT. Karda Trades, dan IUPHHK-HA PT. Trisetia

Intiga.Menurut data diatas, pemanfaatan hutan produksi terbatas lebih dominan

dianfaatkan oleh pemegang IUPHHK-HA.

Gambar II-11. Peta Izin Pemanfaatan dan Izin Penggunaan Kawasan pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Pada wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) juga terdapat beberapa izin

penggunaan kawasan hutan, pada tabel berikut ini disajikan data izin penggunaan

kawasan hutan.

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

45 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel II-30. Izin Penggunaan Kawasan Hutan yang berada pada Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

NO. NAMA JENIS LUAS ± HA (DALAM KPHP)

Nomor dan Tanggal SK

Keterangan

1 PT.Kapuas Prima Coal

IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan)

390,88 SK. 713/Menhu-II/2009 Tanggal 19 Okt 2009

Pertambangan Bijih Besi

2 PT.Alam Persada Nusantara

IKE (Izin Kegiatan Eksplorasi)

5.928,16 SK. 568/Menhut-II/2010 Tanggal 11 Oktober 2010

Pertambangan Bijih Besi

3 PT.Kuba Mining IKE (Izin Kegiatan Eksplorasi)

1.512,78 -

Pertambangan Bijih Besi

JUMLAH 7.831,83 Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII), BP2HP Wilayah XII Tahun 2015.

E. PosisiAreal Kerja KPHP Lamandau dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah

1. Perspektif Tata Ruang

Rencana Tata Ruang Provinsi, Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota,

Rencana Kehutanan, Rencana Kehutanan Tingkat Propinsi dan Rencana Kehutanan

Tingkat Kabupatentelah ditetapkan.Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dalam

Perspektif Tata Ruang Wilayah Kabupaten, apabila dilihat dari jenis kawasan yang

ada di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) ini, sebagian besar kawasan KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) merupakan kawasan hutan produksi (±180.951 Ha)

sehingga pola pemanfaatannya diarahkan sebagai kawasan budidaya/pemanfaatan

produksi kayu.Dalam pemanfaatan kayu sebagai pendukung pembangunan fisik

perumahan/sarana-prasaran sangat mendukung pembangunan di wilayah sekitar

KPHP karena pada umumnya masyarakat masih menggunakan kayu sebagai bahan

utama dalam pembuatan perumahan dan sarana-prasarana lainnya.

Sesuai Rencana Kehutanan Tingkat Nasional, pada wilayah KPHP Lamandau

dengan fungsi hutan produksidiarahkan untuk arahan usaha skala kecil, arahan

rehabilitasi dan arahan usaha skala besar.Untuk arahan usaha skala besar sebagian

telah dimanfaatkan melalui izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayuhutan alam

kepada PT. Karda Traders, PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Trisetia Intiga dan PT. Sari

Bumi Kusumaserta hutan tanamanyaitu kepada PT. Korintiga Hutani.Sedangkan

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

46 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

untuk kawasan hutan untuk fungsi lindung diarahkan untuk Hutan Alam dan Gambut,

arahan rehabilitasi dan arahan usaha skala kecil.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 09 Tahun 2014

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau Tahun 2013 – 2033,

rencana pola ruang didalam wilayah KPHP Lamandau diarahkan untuk perwujudan

kawasan lindung dan perwujudan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang

dimaksud adalah a) kawasan hutan lindung, b) kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap kawasan bawahannya, c) kawasan perlindungan setempat, d)

kawasan rawan bencana lainnya, e) kawasan hutan adat/ulayat. Sedangkan untuk

kawasan budidaya yang dimaksud adalah: a) kawasan peruntukan hutan, b)

kawasan peruntukan pertanian, c) kawasan peruntukan perkebunan, d) kawasan

peruntukan peternakan, e) kawasan peruntukan perikanan, f) kawasan peruntukan

pertambangan, g) kawasan peruntukan industri, h) kawasan peruntukan pariwisata, i)

kawasan peruntukan permukiman, j) kawasan peruntukan pertahanan dan

keamanan.

Perwujudan dari kawasan lindung ini meliputi reboisasi pada lahan-lahan kritis,

pengelolaan hutan lindung, penguatan manajemen kawasan dan pemantapan blok

lindung pada kawasan Hutan Lindung, penegakan hukum bagi illegal logging dengan

penanganan secara berkelanjutan, kegiatan rehabilitasi kawasan hutan serta

pemasangan tanda batas kawasan. Sedangkan perwujudan kawasan budidaya

meliputi perwujudan kawasan hutan produksi (kawasan hutan produksi terbatas,

hutan produksi tetap dan hutan produksi konversi), perwujudan pengembangan

pertambangan, perwujudan kawasan pariwisata dan perwujudan kawasan

permukiman.

2. Perspektif Pembangunan Daerah

Sesuai dengan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Lamandau periode 2013-2018yang berkaitan dengan wilayah

kelola KPHP Lamandau antara lain :

1. Meningkatnya produksi dan produktifitas komoditi unggulan daerah antara lain

karet, gaharu, jengkol dan kopi;

2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat;

3. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan UMKM dan IKM berbasis

komoditi masyarakat;

4. Meningkatnya peran masyarakat dalam bidang pariwisata;

5. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dengan strategi rehabilitasi dan

konservasi lingkungan hidup.

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

47 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

F. Isu Strategis, Permasalahan, Peluang, Ancaman dan Solusi Tabel II-31. Isu Strategis, Permasalahan, Peluang, Ancaman dan Solusi

ASPEK ISU STRATEGIS PERMASALAHAN Peluang Ancaman Solusi/Pemecahan

KAWASAN Inventarisasi dan Tata Hutan

Belum Terlaksananya Tata Hutan

Penyusunan pembagian zonasi yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi lapangan.

Okupasi Lahan (perambahan)

Perlunya penguatan Kelembagaan/Institusi yang bekerja ditingkat tapak.

Hutan Lindung Dianggap Masih Membatasi Kesempatan Masyarakat untuk Mendapatkan Kesempatan Dalam Memanfaatkan Hutan

Terbukanya peluang membangun kemitraan bersama masyarakat dalam hal pemanfaatan potensi di dalamnya.

Adanya indikasi eksploitasi hasil hutan secara ilegal.

Pelaksanaan monitoring yang lebih intens di kawasan hutan lindung, peningkatan SDM, pendanaan, sarana dan prasarana.

SOSIAL Hak Kelola dan Hak Pemanfaatan Lahan Masyarakat

Konflik Lahan Masyarakat dengan Pemagang Izin-izin Usaha

Membuat kerjasama antara KPHP dengan pemegang izin untuk keberhasilan program PMDH.

Terdapat beberapa oknum masyarakat yang menghambat kegiatan operasional pemegang izin.

Identifikasi lahan masyarakat sehubungan dengan kegiatan pola kemitraan.

Konflik Lahan Masyarakat terhadap Rencana Tata Ruang

KPHP dapat menjalin kerjasama pemanfaatan kawasan bersama masyarakat.

Terjadi pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya.

identifikasi secara Baik Wilayah Kelola dan Wilayah Pemanfaatan Masyarakat, terutama wilyah-wilayah yang dinyatakan sebagai wilayah kelola adat.

Belum Dimanfaatkanya Lahan Secara Optimal

Terbukanya peluang pemanfaatan lahan dengan skema kemitraan dengan

Pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak maksimal.

Peningkatan pemahaman Kegiatan Penggunaan Lahan

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

48 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

ASPEK ISU STRATEGIS PERMASALAHAN Peluang Ancaman Solusi/Pemecahan

masyarakat. Intensif (sosialisasi, dan peningkatan kapasitas SDM).

Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu Masih Dilakukan Masyarakat

Masih banyak HHBK yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pemungutan HHBK yang kurang lestari.

Identifikasi jenis HHBK yang akan Dimanfaatkan

Intensitas dan Sebaran Kebakaran Hutan dan Lahan Tinggi

Areal bekas kebakaran dapat dijadikan lokasi kegiatan rehabilitasi.

Terjadinya kerusakan ekologi.

Peningkatan kesadaran Akan Bahaya Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Rendah

EKONOMI Rendahnya Tingkat Pendapatan Masyarakat

Kegiatan UMKM Belum Berkembang

Menumbuhkan minat masyarakat dalam kegiatan UMKM.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kurang maksimal.

Peningkatan SDM masyarakat tentang UMKM dan akses Pasar.

Pemungutan Kayu Masih Menjadi Salah Satu Usaha Ekonomi Penting Masyarakat

Skema perizinan seperti HD, HKM, dan HTR menjadi sarana peningkatan ekonomi masyarakat.

Pemanfaatan HHK yang kurang lestari dan kurang maksimal.

Pemberian izin-izin dalam kawasan sebagai sumber-sumber pendapatan masyarakat yang Berkelanjutan.

EKOSISTEM Ekosistem Rentan dan Sulit Dipulihkan Kerusakannya

Belum Tuntasnya Upaya Rehabilitasi Vegetasi

Tersedianya lahan yang cukup untuk kegiatan rehabilitasi.

Ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan bisa meningkat.

Peningkatan kapasitas SDM bahwa kegiatan Rehabilitasi sebagai prioritas dan investasi Investasi dalam

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

49 | B a b I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

ASPEK ISU STRATEGIS PERMASALAHAN Peluang Ancaman Solusi/Pemecahan

pembangunan kehutanan.

KEBIJAKAN Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Sinergitas Rencana Pembangunan

Pembentukkan Unit KPHP Memberikan Resiko Beban Anggaran Bagi Pemerintah Daerah

Dengan adanya KPHP terbuka peluang untuk kegiatan investasi di wilayah tertentu.

Terhambatnya pelaksanaan kegiatan di KPHP sehubungan dengan minimnya pendanaan.

Peningkatan kapasitas SDM terkait peluang Pengembangan KPHP Sebagai Sebuah Unit Usaha.

Hutan Kemasyarakatan Belum Berkembang

Peluang kegiatan kemitraan masyarakat melalui HKM.

Pengetahuan dan income masyarakat yang masih stagnan.

Peningkatan fasilitasi Pembangunan Hutan Kemasyarakatan.

Konsep Dasar Pembangunan KPHP Belum Banyak Dipahami

Peningkatan kegiatan sosialisasi dan kapasitas SDM masyarakat.

Pengetahuan terhadap keberadaan KPHP yang masih minim.

Peningkatan kapasitas SDM masyarakat tentang KPHP.

Belum tersusunnyarencana kerja KPHP dengan parapihak dalam pengelolaan sumberdaya alam di wilayahnya

Terciptanya kerjasama parapihak dalam pengelolaan SDA.

Terjadinya ketidaksepahaman dalam pengelolaan SDA.

Penyusunan rencana kerja KPHP dengan parapihak dalam pengelolaan sumberdaya alam di wilayahnya

Sumber: Analisis Isu Strategis KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), 2016.

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

50 | B a b I I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

A. Visi

Visi KPHP Model Lamandau merupakan tujuan jangka panjang yang akan dicapai

pada masa akan datang, sebagai impian/keadaan dimasa akan datang yang menjadi

cita-cita pengelola KPHP Model LamandauVisi KPHP Model Lamandau adalah:

“Menjadi Pengelola Hutan Lahan Kering Berkelanjutandan Lestari MenujuMasyarakat Sejahtera”.

B. Misi

Pernyataan misi (Mission Statement) sebagai sebuah visi tertulis merupakan

bagian penting untuk dapat membuat, mengaplikasikan dan mengevaluasi strategi. Misi

KPHP Model Lamandau yang masih perlu dikembangkan sejalan dengan perubahan

waktu, situasi dan kondisi, serta perlu dikomunkasikan secara baik dengan parapihak

adalah:

1. Melaksanakan pengelolaan hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan

lindung ditingkat tapak secara berkelanjutan, sebagai sumber penghidupan bagi

kesejahteraan masyarakat, berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kehutanan;

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia parapihak (Swasta dan Masyarakat) dalam

aspek akademis, teknis dan profesionalisme dengan loyalitas dan dedikasi tinggi

dalam mengelola dan memanfaatkan hutan lahan kering;

3. Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di dalam dan sekitar hutan, melalui

program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan HHBK

yang lestari seperti Budidaya Lebah Madu, Rotan dan buah-buahan.

C. Pernyataan Tujuan

Berdasarkan rumusan visi dan misi KPHP Model Lamandau Unit XXIII tersebut,

maka tujuan yang dicapai selama kurun waktu 10 tahun adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan inventarisasi berkalan serta menyusun rencana pengelolaan hutan

jangka pendek.

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

51 | B a b I I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab.Lamandau-Kalimantan Tengah

2. Melaksanakan penataan batas luar wilayah KPHP Model Lamandau Unit XXIII

sepanjang ± 552,870 Km dan batas luar kawasan wilayah tertentu KPHP Model

Lamandau Unit XXIII sepanjang±66,787 Km.

3. Melaksanakan penataan blok sebanyak 7 blok dengan jumlah petak sebanyak 4.233

Petak hektar dengan database potensi akurat dan terkini.

4. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan budidaya lebah

madu, pengembangan tanaman Jabon Merah, Kaliandra dan Halaban dan tanaman

Agroforestry dalam upaya pengingkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

5. Melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan bersama masyarakat seluas 7.324,90

hektar.

6. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan hutan di wilayah tertentu untuk kegiatan

Pengembangan Jabon Merah, Pemberdayaan Masyarakat, Pemanfaatan HHBK

dan Jasa Lingkungan, seluas ± 23.845,55 hektar.

7. Membentuk dan membina kelompok tani hutan sebanyak 20 kelompok dalam upaya

untuk mewujudkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai kearifan lokal.

8. Meningkatkan kapasitas dan menyediaan SDM pengelola KPHP Model Lamandau

untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan.

9. Memberikan pendampingan kepada masyarakat dan unit manajemen pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan.

10. Memberikan akses legal bagi masyarakat untuk dapat mengelola hutan dengan

prinsip kelestarian.

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

52 | B a b I V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

A. Analisis Data dan Informasi

Jenis pemanfaatan kawasan hutan di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) pada

saat ini beragam. Terdapat ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) yaitu

untuk hutan tanaman (IUPHHK-HT) seluas ±9.323,99Ha dan hutan alam (IUPHHK-HA)

seluas ±119.530Ha, serta ijin penggunaan kawasan hutan seluas± 7.831,82 Ha.

1. Data Primer

Data primer yang digunakan pada penyusunan RPHJP KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) yang mendukung analisis dan proyeksi kondisi wilayah

KPHP adalah data potensi hasil hutan kayu dan bukan kayu, potensi wisata dan

jasa lingkungan, selain itu juga terdapat data terkait dengan sosekbud masyarakat

di sekitar hutan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yang diperoleh melalui

wawancara dan survei.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan pada penyusunan RPHJP KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) adalah data yang berasal dari SK Menhut Nomor

SK.717/Menhut-II/2011 Tanggal 19 Desember 2011 tentang penetapan KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) yang berupa peta wilayah KPHP dan data luas

wilayah KPHP. Selain itu, data sekunder yang juga mendukung analisis dan

proyeksi kondisi wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) adalah data yang

berasal dari BPS Kabupaten Lamandau yang berupa data terkait sosekbud

Kabupaten Lamandau. Data sekunder lain yang juga mendukung analisis dan

proyeksi kondisi wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) selanjutnya adalah

data yang berasal dari Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan

Potensi Seluruh Areal KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015. Data terkait

tentang keberadaan populasi flora dan fauna yang ada di wilayah KPHP berasal

dari database flora fauna Yayasan Orangutan Indonesia.

Tabel IV-32. Luas Areal KPHP Lamandau yang dibebani izin dan belum dibebani izin

No. Fungsi Kawasan

Hutan

Luas Total Luas

(Ha) Dibebani Izin Belum Dibebani Izin

Ha % Ha % 1. HL 25.432 1.101,60 0,6 23.590,86 55,34 2. HPT 180.951 174.112,23 94,72 16.184,58 37,97 3. HP 19.906 8.595,23 4,68 2.851,67 6,69 JUMLAH ±226.289 183.809,06 100 42.627,11 100

Sumber: Hasil Analisis Peta Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), 2016.

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

53 | B a b I V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Untuk membuat/menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan

diambil, diperlukananalisa mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berada. Analisis yang digunakan pada penyusunan

strategi penyusunan rencana pengelolaan hutan di KPHP Lamandau ini adalah analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat), dimana analisis kondisi

wilayahnya ditekankan pada lingkungan internal dan eksternal dari KPHP Lamandau.

Tabel IV-33. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Internal Eksternal

Strength (S)

1. Kawasan hutan dengan fungsi hutan

produksi terbatas sangat luas;

2. Networking antara pengelola KPHP

dengan instansi pemerintah, masyarakat

dan pemegang ijin di kawasan KPHP

Lamandau yang telah terjalin baik.

3. Regulasi di bidang kehutanan sudah

cukup bagus untuk mengakomodir dalam

kegiatan pengelolaan hutan.

Opportunity (O) 1. Open Access lokasi IUPHHK-HA;

2. Banyaknya potensi HHBK di dalam areal

konsesiyang ada di wilayah KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII).

3. Keberadaan lahan kritis pada wilayah

kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

± 5,61% dari total areal.

4. Adanya fasilitasi pengadaan tenaga teknis

dan pelatihan-pelatihan yang diadakan

Kementerian LHK melalui UPT-UPT yang

ada di daerah.

5. Adanya fasilitasi pengadaan sarana

pendukung dari UPT Kementerian LHK

(BPHP wilayah X Palangka Raya)

Weakness (W)

1. Mekanisme pengamanan kawasan hutan di

tingkat tapak (lapangan) lemah;

2. Penataan batas luar kawasan hutan belum

dilaksanakan sehingga menjadi akar

masalah dari konflik lahan di sekitar areal

lokasi KPHP;

3. Terbatasnya jumlah dan kompetensi SDM

pengelolaan hutan;

4. Sarana dan peralatan pendukung yang

masih minim;

5. Pemanfaatan HHBK yang belum maksimal;

6. Organisasi KPHP Lamandau yang belum

mandiri;

Threat (T)

1. Laju pertambahan penduduk penyebab

intensifikasi areal permukiman dan

perladangan;

2. Kegiatan illegal logging oleh oknum

tertentu;

3. Ancaman kebakaran hutan;

4. Meningkatnya okupasi lahan pada areal

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII);

Sumber: Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dari KPHP Model Lamandau (Unit XXIII),

2016

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

54 | B a b I V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Keterangan:

W : Weakness (Kelemahan)

S : Strength (Kekuatan)

O : Opportunity (Kesempatan)

T : Threat (Hambata)

Tabel IV-34. Pemilihan Strategi Strategi SO:

1. Membuka kesempatan investasi bagi

masyarakat maupun badan usaha swasta.

(S2,O1)

2. Pembangunan hutan tanaman di areal

lahan kritis (S1,O3)

Strategi ST:

1. Pelaksanaan program agroforestry di luar

kawasan hutan untuk tanaman pangan

maupun tanaman penghasil energi. (S2,

T1)

2. Melakukan patroli gabungan dengan pihak

TNI dan POLRI serta tokoh masyarakat

setempat secara rutin (S2,T2)

3. Pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan

tentang pencegahan dan penanggulangan

kebakaran hutan dan lahan (S2, T3)

Strategi WO:

1. Peningktan jumlah personil dan kompetensi

dari UPT Kementerian LHK (W1, O4)

2. Pembuatan batas sementara sambil

menunggu fasilitasi pelaksanaan tata batas

dari BPKH XXI Palangka Raya (W2,O1)

3. Peningkatan jumlah personil melalui

BP2SDM dan peningkatan kompetensi

SDM melalui diklat-diklat yang

diselenggarakan oleh UPT-UPT

Kementerian LHK (W3,O4)

4. Peningkatan jumlah sarana dan prasarana

melalui fasilitasi BPHP Wilayah X Palangka

Raya (W4, O5)

5. Membuka peluang investasi pemanfaatan

HHBK (W5,O1)

6. Membuat skema kemitraan dalam

pemanfaatan dan pengelolaan HHBK (W6,

O2)

Strategi WT:

1. Peningkatan jumlah personil dan

Kapasitas SDM pengamanan hutan (W1,

T2)

2. Pelaksanaan sosialisasi tentang batas-

batas kawasan hutan pada KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) (W2,T4)

3. Peningkatan kapasitas SDM tenaga

pemadam kebakaran dan pengamanan

hutan di KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII)(W3, T3)

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas

sarana-prasarana penanggulangan

kebakaran hutan yang difasilitasi oleh

BPHP Wilayah X Palangka Raya

(W4,T3)

5. Dibentuknya Kelompok Tani Hutan untuk

pemanfaatan HHBK di wilayah KPHP

Lamandau (W5,T1)

Sumber: Analisis Data SekunderFaktor-Faktor Internal dan Eksternal dari KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), 2016

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

55 | B a b I V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

B. Proyeksi Kondisi Wilayah Proyeksi ke depan kondisi Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

ditekankan kepada peluang yang akan muncul/dihadapi dimasa mendatang.

Selanjutnya, berdasarkan proyeksi tersebut kegiatan dan arah kegiatan dari rencana

pengelolaan dapat ditentukan.Proses analisis situasinya, secara ringkas disajikan pada

Gambar IV-1. Sedangkan hasil analisis proyeksinya, disajikan pada Tabel IV-1.

Gambar IV-13. Diagram Proses Analisis Situasi/Masalah.

Jelaskan Situasi

Evaluasi Situasi

Cari Solusi Masalah

Analisis Masalah yang Perlu Mendapat Perhatian

Tentukan Alternatif dan Pilihan Strategi

Tentukan dan Evaluasi Lingkungan Peluang dan Ancaman Terhadap

Pengelolaan

Tentukan dan Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan Pengelola

Mengetahui Strategi Pengelolaan

Pengambilan Keputusan

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

56 | B a b I V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel IV-35. Analisis Kondisi Saat Ini dan Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

ANALISIS KONDISI SAAT INI

PROYEKSI KE DEPAN

FUN

GSI

KA

WA

SAN

HU

TAN

HU

TAN

LIN

DU

NG

1. Areal berhutan cukup luas dengan

kerapatan tingkat semai, tiang, pancang serta pohon cukup tinggi;

2. Masih adanya kegiatan ladang berpindah;

3. Belum adanya pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan;

4. Terindikasi terdapat usaha pertambangan illegal.

1. Menurunnya degradasi dan deforestasi hutan: a. Menurunnya pembukaan lahan

untuk perladangan masyarakat dalam kawasan hutan sebesar 10% per tahun;

b. Menurunnya pemungutan kayu illegal sebesar 5% per tahun;

c. Menurunnya kebakaran hutan.

2. Menurunnya kegiatan ladang berpindah dengan skema perhutanan sosial;

3. Terbitnya ijin usaha pemanfaatan HHBK sebanyak 5 unit;

4. Menurunnya kegiatan pertambangan illegal.

HU

TAN

PR

OD

UK

SI T

ETA

P

1. Tingginya akses masyarakat ke dalam kawasan hutan;

2. Tingginya klaim kawasan hutan oleh masyarakat sekitar;

3. Tingginya klaim masyarakat terhadap kawasan perijinan;

4. Bergesernya sistem sosial budaya masyarakat dalam pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.

1. Meningkatnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan skema kemitraan;

2. Menurunnya klaim masyarakat terhadap kawasan hutan dengan skema kemitraan;

3. Menurunnya klaim masyarakat terhadap kawasan perijinan dengan meningkatkan fungsi koordinasi dengan stakeholder terkait;

4. Meningkatnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan skema perhutanan sosial dan meningkatnya pemahaman akan nilai hutan.

HU

TAN

PR

OD

UK

SI T

ERB

ATA

S

1. Tingginya akses masyarakat ke dalam kawasan hutan;

2. Tingginya klaim kawasan hutan oleh masyarakat sekitar;

3. Tingginya klaim masyarakat terhadap kawasan perijinan;

4. Bergesernya sistem sosial budaya masyarakat dalam pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.

1. Meningkatnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan skema kemitraan;

2. Menurunnya klaim masyarakat terhadap kawasan hutan dengan skema kemitraan;

3. Menurunnya klaim masyarakat terhadap kawasan perijinan dengan meningkatkan fungsi koordinasi dengan stakeholder terkait;

4. Meningkatnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan skema perhutanan sosial dan meningkatnya pemahaman akan nilai hutan.

Sumber: Analisis Data Sekunder KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), 2016.

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

57 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

V. RENCANA KEGIATAN Kinerja dalam Arsitektur Program merupakan struktur yangmenghubungkan antara

sumberdaya dengan hasil atau sasaran perencanaan, serta merupakan instrumen untuk

merancang, memonitor dan melaporkan pelaksanaan anggaran. Kerangka penyusunannya

dimulai dari “apa yang ingin diubah” (impact) yang memerlukan indikator “apa yang akan

dicapai” (outcome), guna mewujudkan perubahan yang diinginkan. Selanjutnya, untuk

mencapai outcome diperlukan informasi tentang “apa yang dihasilkan” (output). Untuk

menghasilkan output tersebut diperlukan “apa yang akan digunakan”. Secara konseptual,

bagan informasi kinerja dapat dilihat pada Gambar V-14. Pemahaman tersebut sangat

penting untuk menyusun suatu rencana kegiatan, termasuk rencana kegiatan KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII).

Gambar V-14. Bagan Konseptual Informasi Kinerja.

A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya 1. Inventarisasi Potensi Berkala

Kegiatan inventarisasi dilakukan secara berkala untuk mengetahui

perkembangan potensi hutan dan kondisi sosial di wilayah kelola KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII). Selain itu, hasil inventarisasi ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan baik itu untuk pemanfaatan hasil hutan kayu, hasil hutan non

kayu dan jasa lingkungan.Kegiatan inventarisasi berkala ini meliputi kegiatan :

Hasil Pembangunan yang Diperoleh dari Pencapaian Outcome

Manfaat yang Diperoleh Dalam Jangka Menengah untuk Beneficieries Tertentu

Sebagai Hasil dari Output

Produk/Barang/Jasa Akhir yang Dihasilkan

Proses/Kegiatan Menggunakan Input dan Menghasilkan Output yang Diinginkan

Sumberdaya yang Memberikan Kontribusi dalam Menghasilkan Produk

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

58 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

a. Inventarisasi Potensi Kayu;

b. Inventarisasi Satwa;

c. Inventarisasi Potensi Non Kayu;

d. Inventarisasi Jasa Lingkungan, dan

e. Inventarisasi Sosial Budaya.

Tabel V-36. Rencana Kegiatan Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Inventarisasi Potensi

Kayu berkala

± 23.845,55 Ha 2018, 2021, dan 2024 1.144.586.400

2. Inventarisasi Satwa berkala

3. Inventarisasi Non Kayu

4. Inventarisasi Jasa Lingkungan berkala a. identifikasi potensi

PES (Payment enviromental service)

5. Inventarisasi Sosial

Budaya berkala

Pelaksanaan inventarisasi potensi berkala yang ada di KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) dilakukan pada wilayah tertentu KPHP yang memiliki luasan

± 23.845,55 Ha yang dilaksanakan secara berkala tiap 3 (tiga) tahun sekali dimulai

pada Tahun 2018 dan berakhir pada Tahun 2024 dengan pendanaan sejumlah Rp.

381.528.800,-/tahun.

2. Penataan Hutan

Pemanfaatan kawasan hutan secara yuridis dan de facto sangat diperlukan

dalam pengelolaan kawasan hutan. Sebagian besar kawasan hutan di KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) belum dilakukan tata batas, baik itu batas luar kawasan,

batas fungsi dan batas wilayah tertentu. Sedangkan untuk wilayahyang telah

dibebani izin pemanfaatan (IUPHHK-HA) telah dilakukan penataan batas oleh

pemegang izin. Penataan batas di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

diharapkan selesai pada Tahun 2020. Adapun rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel V-37. Rencana Kegiatan Penataan Hutannya No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Penataan batas luar ± 552,870 Km 2017-2020 2.507.652.480 2. Penataan batas fungsi ± 64,947 Km 2017-2020 294.633.745 3. Penataan batas luar

wilayah tertentu ±66,787 Km 2017-2020 302.979.282

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

59 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Kegiatan penataan batas di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

dimulai dari kegiatan penataan batas luar dengan panjang batas (temu gelang) ±

552,870 Km, selanjutnya juga akan dilaksanakan penataan batas fungsi kawasan

hutan dengan panjang batas (temu gelang) ± 64,947 Km. Sedangkan untuk

kegiatan penataan batas luar wilayah tertentu dilakukan dengan panjang batas

(temu gelang) ±66,787 Km.

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu Pemanfaatan hutan di wilayah tertentu yang berfungsi produksi ditujukan untuk

pemanfaatan hasil hutan kayu, HHBK dan Jasa Lingkungan. Sedangkan untuk kawasan

hutan yang berfungsi lindung, maka pemanfaatannya ditujukan untuk pemanfaatan

HHBK dan Usaha Jasa Lingkungan. Adapun rencana pemanfaatan hutan pada wilayah

tertentu KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)seluas 23.845,55Ha sebagaimana

dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel V-38. Rencana Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Kegiatan pemungutan HHBK

seperti rotan, damar dan usaha jasa lingkungan pada HL-Blok Pemanfaatan

± 9.459 Ha

2017-2025 -

2. Kegiatan pemungutan HHBK seperti rotan, damar, dan lain-lain pada HP-Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK ± 1.989 Ha

2017-2025

-

3. Kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan dan penyimpanan karbon pada HP-Blok Pemanfaatan Jasling dan HHBK

-

4. Kegiatan pengembangan hutan tanaman dan HHBK melalui pola kerjasama dengan pihak ketiga (masyarakat dan/atau perusahaan yang bergerak dalam bidang hutan tanaman)

±12.389 Ha 2017-2025 -

Adapun rencana pemungutan dan pengelolaan dari HHBK ini akan dilakukan

dengan skema kemitraan dengan masyarakat yang berada di sekitar HP-Blok

Pemanfaatan Jasling dan HHBK.

C. Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan pemberdayaan masyarakat diarahkan pada penentuan pilihan sumber-

sumber penghidupan yang berkelanjutan, dengan memberikan peningkatan kapasitas

dan kesempatan untuk mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki, dengan

memperhatikan lima modal kehidupan, yaitu: fisik, sosial, finansial, manusia dan modal

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

60 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

alam. Pemberdayaan masyarakat tersebut ditujukan pada/menyangkut: pemberdayaan

individu/ keluarga pada tingkat mikro, sedangkan pada tingkat mezo ditujukan pada

kelompok, peer group, self help group. Kemudian pada tingkat makro ditujukanpada

komunitas dan masyarakat.

Tabel V-39. Rencana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat No. Kegiatan Target / Lokasi Tahun Anggaran 1. Budidaya Lebah Madu

a. Pembanguan Demplot Lebah Madu

Desa Samu Jaya / Di luar wilayah

KPHP

2017 57.000.000

b. Pemberian Bantuan Sarana Budidaya

22 KTH / Desa di dalam dan sekitar

KPHP

2017 - 2018 880.000.000

c. Pengadaan Sarana Pengolahan Hasil Budidaya Lebah Madu

1 Gapoktan KTH / Desa Samu Jaya/di luar wilayah KPHP

2019; 1.100.000.000

d. Pembentukan Kelembagaan Kerjasama Masyarakat dengan KPHP Lamandau

22 KTH / Desa di dalam dan sekitar

KPHP

2017 114.600.000

e. Penguatan Kelembagaan (Pembentukan KTH)

22 Desa / Desa di dalam dan sekitar

KPHP

2017 - 2025 1.100.000.000

2. Budidaya Tanaman Jabon Merah a. Pemberian Bantuan Bibit

Jabon Merah dan Pupuk Kepada Masyarakat di Sekitar KPHP

2 Kecamatan / Kec. Belantikan Raya

dan Kec. Lamandau(di

sekitar kawasan KPHP)

2017; 2018; 2019; 2022;

2025

1.093.750.000

3. Budidaya HHBK dan Jasling a. Budidaya HHBK dan

tanaman pangan 22 KTH / Desa di

dalam seluas 2.352 Ha (Blok HP

Pemberdayaan) dan sekitar KPHP

2017 - 2025; 5.880.000.000

b. Pelatihan Budidaya HHBK dan Jasling

2017; 243.600.000

4. Pengembangan Agroferstry, Silvofishery dan Silvo pastura

Desa Bayat, Kelurahan Tapin Bini dan Desa

Samu Jaya seluas 450 Ha di Blok HP

Pemberdayaan

2017-2025 1.125.000.000

5. Pengembangan hutan tanaman melalui pola kerjasama dengan pihak ketiga (masyarakat dan/atau investor yang bergerak dalam bidang hutan tanaman)

Desa Bayat, Desa Samu Jaya, Kel. Tapin Bini, Desa Belibi, dan Desa

Tangga Batu seluas 9.587 Ha di

Blok HP Pemberdayaan

2017; 2018; 2019

54.523.860.000

Berdasarkan tabel V-39 di atas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan oleh KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII). Kegiatan budidaya lebah madu merupakan salah satu kegiatan yang akan

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

61 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

dilaksanakan pada Tahun 2017. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan Pembangunan

Demplot Lebah Madu, Pengadaan Sarana Pengolahan Hasil Budidaya Lebah Madu

yang berada di Desa Samu Jaya, dimana desa tersebut merupakan desa yang berada

di luar wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII). Untuk kegiatan Pemberian Bantuan

Sarana Budidaya, Pembentukan Kelembagaan Kerjasama Masyarakat dengan KPHP

Model Lamandau serta Penguatan Kelembagaan (Pembentukan KTH) akan

dilaksanakan pada 22 Desa yang tersebar di dalam dan di sekitar KPHP.

Kegiatan pemberdayaan yang lainnya yang akan dilaksanakan adalah kegiatan

budidaya tanaman Jabon Merah, yaitu Pemberian Bantuan Bibit Jabon Merah dan

Pupuk Kepada Masyarakat di sekitar KPHP Model Lamandau. Kegiatan tersebut

dilaksanakan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamantan

Lamandau. Dimana kedua kecamatan tersebut berada di sekitar kawasan KPHP.

Selain kegiatan yang telah dijelaskan di atas, KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) juga melaksanakan kegiatan Budidaya HHBK dan Jasling serta kegiatan

Pelatihan Budidaya HHBK dan Jasling yang akan dimulai pada Tahun 2017 pada 22

KTH yang terbagi ke dalam Desa di dalam kawasan KPHP (Blok HP Pemberdayaan)

seluas 2.250 dan Desa sekitar KPHP.

Kegiatan Pengembangan Agroforestry sebagai bagian dari rencana kegiatan

pemberdayaan masyarakat akan dilaksanakan di Desa Bayat dan Desa Samu Jaya

seluas 450 Ha dimana kedua Desa tersebut masuk ke dalam Blok HP Pemberdayaan.

Selain itu, pada kawasan Desa Bayat, Desa Samu Jaya, Kel. Tapin Bini, Desa Belibi,

dan Desa Tangga Batu akan dilaksanakan kegiatan Pengembangan hutan tanaman

melalui pola kerjasama dengan pihak ketiga (masyarakat dan/atau investor yang

bergerak dalam bidang hutan tanaman) dengan luasan 9.087 Ha.

D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang berizin

Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan kegiatan IUPHHK-HA, IUPHHK-HT

dan Izin-izin lainnya di luar Kegiatan Kehutanan secara intensif dan secara berkala

dengan memperhatikan Juklak dan Juknis yang ada. Hal ini dimaksudkan agar

pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan hutan dapat tetap berjalan sesuai

perencanaan. Adapun kegiatan pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

62 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Izin Pemanfaatan Hutan

No. Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan

padaPemanfaatanHutan Target Tahun Anggaran

1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi termasuk kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perlindungan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan kegiatan pemantauan (Controlling)

4 Unit IUPHHK-HA

2017-2025 30.000.000

2 Bimbingan teknis terhadap Ganis pada pemegang IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT di dalam wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

1 Unit IUPHHK-HTI

2017-2025 30.000.000

Kegiatan pembinaan dan pemantauan yang dilakukan oleh KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) meliputi kegiatan pembinaan dan pemantauan pada Izin

Pemanfaatan Hutan dan Izin Penggunaan Kawasan Hutan. Pembinaan dan

pemantauan pada Izin Pemanfaatan Hutan dilakukan pada IUPHHK-HTI PT. Korintiga

Hutani. Selain itu, kegiatan pembinaan dan pemantauan tersebut juga dilakukan pada

IUPHHK-HA PT. Amprah Mitra Jaya, IUPHHK-HA PT. Karda Trades, IUPHHK-HA PT.

Sari Bumi Kusuma dan IUPHHK-HA PT. Trisetia Intiga. Kegiatan ini akan berlangsung

setiap tahunnya yaitu mulai pada Tahun 2017 hingga Tahun 2025. Tidak hanya pada

Izin Pemanfaatan Hutan saja kegiatan pembinaan dan pemantauan ini dilaksanakan,

melainkan juga dilaksanakan pada Izin Penggunaan Kawasan Hutan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Izin Penggunaan Kawasan Hutan

No. Kegiatan Pembinaan dan PemantauanPenggunaan Kawasan

Hutan

Target Tahun Anggaran

1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi termasuk kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perlindungan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan kegiatan pemantauan (Controlling)

1 IPPKH (Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) 2 IKE (Ijin Kegiatan Eksplorasi)

2017-2025 30.000.000

2 Pelaksanaan pemantauan (controlling) kegiatan pembukaan areal kerja pada ijin penggunaan kawasan/pertambangan bijih besi

1 IPPKH (Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) 2 IKE (Ijin Kegiatan Eksplorasi)

2017-2025 30.000.000

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

63 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pemantauan pada izin penggunaan

kawasan hutan dilakukan pada IPPKH PT. Kapuas Prima Coal, IKE PT. Alam Persada

Nusantara, dan IKE PT. Kuba Mining. Kegiatan tersebut mulai dilaksanakan pada

Tahun 2017 hingga Tahun 2025.

E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin akan difokuskan pada

kawasan berlahan kritis melalui kegiatan-kegiatan: rehabilitasi vegetasi dan fisik-teknik.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan bahwa kawasan dimaksud dapat meningkatkan

kemampuan kawasan dalam menjaga keseimbangan hidrologis dan meningkatkan

cadangan karbon. Namun apabila kawasan tersebut berada pada pemegang konsesi

ijin usaha maka kegiatan rehabilitasi menjadi tanggungjawab pemilik ijin tersebut.

Adapun untuk hutan yang terdegradasi dan berada di luar ijin usaha, maka menjadi

tanggungjawab dan kewenangan Pengelolaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

untuk melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi

ekologi hutan agar dapat optimal kembali.

Pengelolaan lahan kritis yang dilakukan oleh KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) akan dilakukan pada lahan kritis dan agak kritis. Pada lahan kritis (Prioritas 2)

dilaksanakan penanaman reboisasi dengan jumlah tanaman sebanyak 1.100

batang/Ha. untuk lahan agak kritis akan dilaksanakan pengkayaan reboisasi dengan

jumlah tanaman 650 batang/Ha.

Dari luasan tingkat kekritisan lahan pada wilayah tertentu dapat dilaksanakan

rehabilitasi dengan jumlah tanaman yang akan tertanam pada setiap tingkat

kekritisan lahan dengan uraian sebagai berikut :

a. Lahan Kritis (Prioritas 2) :

b.

Pada blok lahan kritis akan tertanam sebanyak ±

675.400 pohon pada luasan 614Ha (1100 Pohon/Ha)

Lahan Agak Kritis :

Pada blok agak kritis akan tertanam sebanyak ± 1.986.400

pohon pada luasan 3.056Ha (650 Pohon/Ha).

Rencana kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) dapat dilihat pada Tabel V-42.

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

64 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-42. Rencana Kegiatan Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RPRHL)

2 Dokumen 2017 dan 2022 600.000.000

2. Penyusunan Rancangan Teknis kegiatan RHL

10 Dokumen 2017-2026 750.000.000.000

3. Penyusunan Rencana Tahunan (RTn RHL)

10 Dokumen 2017-2026 1.725.000.000

4. Pelaksanaan rehabilitasi pada areal di luar ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan berdasarkan peta tutupan lahan dan peta lahan kritis antara lain:

a. Kritis (HP Blok Khusus, dan HP Blok Pemberdayaan)

614 Ha 2018-2022 3.683.700.000

b. Agak Kritis (HL Blok Inti, HP Blok Khusus, dan HP Blok Pemberdayaan)

3.056Ha

2018-2022 16.809.870.000

5. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman rehabilitasi Tahun I a. Kritis (HP Blok Khusus,

dan HP Blok Pemberdayaan)

615 Ha 2018-2022 736.740.000

b. Agak Kritis (HL Blok Inti, HP Blok Khusus, dan HP Blok Pemberdayaan)

3.056Ha

2018-2022 3.361.974.000

6. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman rehabilitasi Tahun II a. Kritis (HP Blok Khusus,

dan HP Blok Pemberdayaan)

616 Ha 2019-2023 736.740.000

b. Agak Kritis (HL Blok Inti, HP Blok Khusus, dan HP Blok Pemberdayaan)

3.056Ha

2019-2023 3.361.974.000

Rencana kegiatan rehabilitasi yang akan dilakukan oleh KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) didahului oleh kegiatan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Rehabilitasi

Hutan dan Lahan (RPRHL) yang akan dilaksanakan pada Tahun 2017 dan Tahun 2022.

Setelah itu dilaksanakan kegiatan penyusunan rancangan teknis kegiatan RHL yang

akan dilaksanakan pada Tahun 2017-2026, sedangkan kegiatan penyusunan rencana

tahunan (RTn RHL) akan dilaksanakan pada Tahun 2017-2026.

Pelaksanaan kegiatan RHL akan dilakukan pada wilayah kritis dan wilayah agak

kritis. Wilayah yang termasuk kedalam kategori kritis adalah HP Blok Khusus. Wilayah

yang termasuk kedalam kategori agak kritis adalah HL Blok Inti, HP Blok Khusus dan

HL Blok Pemanfaatan. Pada lahan dengan kriteria sangat kritis, kritis dan agak kritis

yang berada di HP Blok Pemberdayaan tidak dilaksanakan kegiatan rehabilitasi karena

pada wilayah tersebut akan dilaksanakan kegiatan pengembangan hutan tanaman

melalui pola kerjasama dengan pihak ketiga (masyarakat dan/atau perusahaan yang

bergerak dalam bidang hutan tanaman) maupun kegiatan Hutan Kemasyarakatan

(HKm). Kegiatan RHL tersebut akan mulai dilaksanakan pada Tahun 2018. Jenis

tanaman yang akan ditanam diutamakan untuk jenis pakan dan sarang Orangutan,

endemik Kalimantan, dan tanaman sekat bakar.

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

65 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Areal yang Berizin

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) sebagai pengelola juga melakukan kegiatan

pembinaan dan pemantauan terhadap para pemegang izin pemanfaatan maupun

pemegang izin penggunaan kawasan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan

pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin dilakukan dengan

metode :

1. Pada izin pemanfaatan hutan

Metode yang akan digunakan pada pemegang izin pemanfaatan hutan

meliputi :

a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan rehabilitasi

pada IUPHHK-HA secara periodik, seperti pelaksanaan penanaman kiri-kanan

jalan dan penanaman tanah kosong;

b. Pemantauan hasil pelaksanaan dari kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh

pemegang IUPHHK-HA.

Adapun lokasi kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi pada

areal yang berizin yaitu pada PT. Karda Trades, PT. Amprah Mitra Jaya, PT.

Trisetia Intiga dan PT. Sari Bumi Kusuma.

2. Pada izin penggunaan kawasan hutan

Metode yang akan digunakan pada pemegang izin pemanfaatan hutan

meliputi :

a. Pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada pemegang izin secara

periodik;

b. Pembinaan kegiatan reklamasi pada areal bekas tambang;

c. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang ijin

Adapun lokasi kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi reklamasi

pada areal yang berizin yaitu pada izin pinjam pakai kawasan hutan PT.

Kapuas Prima Coal.Kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan

reklamasi dalam areal yang berizin dapat dilihat pada Tabel V-43.

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

66 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-43. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Areal yang Berizin

No Metode Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Jenis Kegiatan Lokasi Target Tahun

Pelaksanaan 1. Pemanfaatan Hutan

a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan rehabilitasi pada IUPHHK-HA secara periodik

PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Karda Trades, PT. Sari Bumi Kusuma dan PT. Trisetia Intiga

4 Unit IUPHHK-HA 2016-2025

b. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi terhadap pemegang IUPHHK-HA

2. Penggunaan Kawasan Hutan a. Pembinaan pelaksanaan

rehabilitasi dan reklamasi pada pemegang izin secara periodik.

PT. Kapuas Prima Coal, PT. Alam Persada Nusantara, dan PT. Kuba Mining

1 Unit IPPKH (Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) 2 Unit IKE (Ijin Kegiatan Eksplorasi)

2016-2025 b. Pembinaan kegiatan reklamasi pada areal bekas tambang

c. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegang ijin

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) dalam melakukan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi dalam

areal berizin. Kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam

areal berizin dilakukan pada

G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam ditujukan pada

pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengamanan kawasan,

pengelolaan kawasan perlindungan sebagai kawasan konservasi, serta pengelolaan

keanekaragaman hayati. Kawasan mullti landscape wilayah KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) bersama kawasan hutan lindung dan kawasan multi landscape Rongga-

Perai (Kalimantan Barat) menjadi koridor konservasi populasi Orangutan dan Banteng

Kalimantan(insitu) sebagai kawasan ekosistem esensial. Langkah awal yang dapat

dilakukan adalah kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam yaitu dengan

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

67 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

melakukan deliniasi areal perlindungan setempat, seperti sempadan sungai dan salt lick

(dalam bahasa lokal disebut Sopanan) untuk dijadikan kawasan utama konservasi.

Tabel V-44. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Melakukan sosialisasi

dan edukasi kepada masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutantentang pelestarian flora dan fauna yang dilindungi (kerjasama KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dengan Yayasan Orangutan Indonesia)

Desa Bayat, Karang Besi, Benuatan, Kahingai, Nanga Matu, Petarikan dan Bintang Mengalih wilayah Kecamatan Belantikan Raya

2017-2025 APBN, APBD dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat

2. Pembangunan menara pantau untuk Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi)

Desa Nanga Matu, Kecamatan Belantikan Raya

2016 (APBD Kabupaten Lamandau)

3. Survei potensi keanekaragaman hayati pada rencana jalur ekowisata

Desa Nanga Matu, Kahingai dan Bintang Mengalih wilayah Kecamatan Belantikan Raya

2017 APBN, APBD dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat

4. Penelitian ekologi, distribusi dan populasi serta uji DNA Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi)

Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2016-2025 APBN, APBD dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat

5. Penelitian ekologi dan monitoring populasi Orangutan

Wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2017-2025 APBN, APBD dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat

6. Pembuatan papan himbauan peringatan pelarangan perburuan satwa liar dilindungi

Pada areal-areal yang rawan terjadinya perburuan satwa liar dilindungi

2017-2018 10.000.000

7. Kerjasama dengan Yayasan Orangutan Indonesia dalam penerapan BMP (Better Management Practices) khususnya Orangutan dan satwa liar lainnya yang dilindungi

Unit Management yang berada dalam wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2017-2025 APBN, APBD dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat

8. Pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan (BARIGDALKARHUT)

Kecamatan Bulik 2017 353.440.000

9. Pelatihan masyarakat Desa Bayat 2017 226.120.000

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

68 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

dalam penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan

Kecamatan Belantikan Raya dan Kelurahan Kudangan Kecamatan Delang

7. Sosialisasi/patroli dalam rangka pencegahan dan pemadaman awal kebakaran hutan dan lahan

Desa Samu Jaya Kecamatan Lamandau, Desa Kinipan Kecamatan Batang Kawa, Desa Bayat Kecamatan Belantikan Raya serta Kelurahan Kudangan Kecamatan Delang

2017 90.440.000

8. Pemeliharaan dan operasional sarana prasarana kebakaran

Kantor KPHP Model Lamandau

2017 330.000.000

9. Pelatihan penanganan dan resolusi konflik khususnya bagi personil KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Kecamatan Bulik

2017 77.120.000

10. Pembentukan dan opersional regu pengamanan hutan

Kecamatan Bulik

2017 146.840.000

11. Patroli/operasi pengamanan hutan diwilayah kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Kec. Delang, Kec. Lamandau, Kec. Belantikan Raya dan Kec. Batang Kawa

2017 600.440.000

12. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Konservasi

Desa Nanga Matu, Kec. Belantikan Raya

2017-2025 900.000.000

Berdasarkan Tabel V-44 di atas dapat diketahui bahwa banyak kegiatan yang

akan dilakukan oleh KPHP Model Lamandau dalam kegiatan perlindungan hutan dan

konservasi alam. Kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan menyangkut upaya

preventif maupun kuratif bahaya kebakaran lahan dan hutan. Selain itu juga dibentuk

regu pengamanan hutan. Untuk upaya konservasi alam, KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) bekerjasama dengan NGO berupaya menerapkan Better Management Practices

(BMP) dalam konservasi Orangutan dan satwa liar dilindungi lainnya. Dalam tujuannya

menjadi koridor konservasi populasi Orangutan dan Banteng Kalimantan (insitu)

sebagai kawasan ekosistem esensial, KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) bekerjasama

dengan NGO berupaya melakukan konservasi Orangutan dan Banteng Kalimantan

salah satunya dengan cara Penelitian ekologi, distribusi dan populasi serta uji DNA

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

69 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi) dan Penelitian ekologi dan monitoring populasi

Orangutan. Selain itu juga terdapat upaya perlindungan bagi satwa tersebut melalui

upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan

terkait dengan pelestarian flora dan fauna yang dilindungi, Pembangunan menara

pengintai untuk Banteng Kalimantan (Bos javanicus lowi).Berikut ini terdapat Peta

Deliniasi Lokasi Perlindungan Satwa KPHP Model Lamandau (Unit XXIII).

Gambar V-15. Peta Deliniasi Lokasi Perlindungan Satwa KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII) Adapun rencana kegiatan untuk upaya konservasi pada HCVF yaitu dengan

membuat papan peringatan himbauan pada areal-areal konservasi. Kegiatan tersebut

antara lain deliniasiareal dan identifikasi potensi flora dan fauna pada kawasan HCVF.

H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin

Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin maupun pengelola

kawasan/areal kerja melalui komunikasi yang efektif dan efisien, serta membangun

kerjasama antar pemegang ijin antara lain dukungan kerjasama dalam pelaksanaan

survei populasi Orangutan, study banding dengan pemegang IUPHHK-HA tentang

konservasi satwa.

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

70 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Metode yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah metode penyelarasan

program kegiatan pemegang IUPHHK-HA dengan rencana pengelolaan hutan pada

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII). Hasil keluaran dari kegiatan tersebut berupa

dokumen penyelarasan program pemegang izin dengan rencana pengelolaan KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) sebagai bahan pengambil kebijakan.

Tabel V-45. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin

No Kegiatan Koordinasi dan sinkronisasi

Target Tahun Output Kegiatan

Sumber Pendanaan

1. Kerjasama konservasi satwa

a. Pelaksanaan survey dan identifikasi satwa dilindungi dalam areal IUPHHK;

b. Dukungan penerpan Better Management Practice (BMP) dalam pengelolaan Satwa dilindungi

4 Unit IUPHHK-HA (PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Karda Trades, PT. Sari Bumi Kusuma dan PT. Trisetia Intiga)

2016-2025

a. Laporan

b. Terlaksanany

a konservasi satwa dilindungi

APBN, APBD dan Pihak ketiga

2. Kerjasama perlindungan hutan

a. Identifikasi lokasi-lokasi rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan dalam areal konsesi;

b. Arahan lokasi pemasangan papan/plang himbauan, peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta perambahan dalam areal konsesi

4 Unit IUPHHK-HA (PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Karda Trades, PT. Sari Bumi Kusuma dan PT. Trisetia Intiga)

2016-2025

a. Laporan

b. Terlaksananya kegiatan perlindungan dan pencegahan kebakaran hutan

APBN, APBD dan pihak ketiga

3. Kerjasama peningkatan SDM /Iptek

Alih/transfer Iptek dalam hal pembangunan/budidaya jenis-jenis kayu pada Hutan Tanaman

1 Unit IUPHHK-HTI (PT. Korintiga Hutani)

2016-2025

Peningkatan SDM personil KPHP;

APBN, APBD dan pihak ketiga

4. Kerjasama pemberdayaan masyarakat

a. Pelaksanaan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat didalam dan sekitar areal

7 Desa di Kecamatan Belantikan Raya 2 Desa di Kecamatan

2016-2025

a. Peningkatan SDM Masyarakat;

APBN, APBD dan pihak ketiga

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

71 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

konsesi;

b. Pelaksanaan identifikasi program-program dan jenis komoditi pemberdayaan masyarakat;

c. Pelaksanaan pelatihan-pelatihan/training dalam peningkatan kapasitas SDM masyarakat didalam dan sekitar areal konsesi;

Lamandau 4 Desa di Kecamatan Batang Kawa 2 Desa di Kecamatan Bulik Timur

b. Kesesuaian antara komoditi dan minat masyarakat;

c. Peningkatan SDM masyarakat

Sumber: Analisis Data Sekunder KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), Tahun 2016.

Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin

yang dilaksanakan oleh KPHP Model Lamandau ini meliputi Kerjasamakonservasi

satwa yang meliputi 4 Unit IUPHHK-HA (PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Karda Trades, PT.

Sari Bumi Kusuma dan PT. Trisetia Intiga), Kerjasama perlindungan hutan yang meliputi

4 Unit IUPHHK-HA (PT. Amprah Mitra Jaya, PT. Karda Trades, PT. Sari Bumi Kusuma

dan PT. Trisetia Intiga), Kerjasama peningkatan SDM /Iptek meliputi 1 Unit IUPHHK-HTI

(PT. Korintiga Hutani), serta Kerjasama pemberdayaan masyarakat yang meliputi 7

Desa di Kecamatan Belantikan Raya, 2 Desa di Kecamatan Lamandau 4 Desa di

Kecamatan Batang Kawa dan 2 Desa di Kecamatan Bulik Timur.

I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait Penyelenggaraan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait,

termasuk dengan organisasi kemasyarakatan dan para pemegang ijin, maupun

pengelola kawasan/areal kerja akan dibangun melalui komunikasi, edukasi dan

penyadartahuan yang efektif dan efisien.

Stakeholder dan instansi terkait yang akan diajak koordinasi antara lain: pihak

pemerintah daerah, kecamatan, desa, serta lembaga NGO.untuk lebih jelasnya,

koordinasi dan sinergi antara KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dengan parapihak

akan dijelaskan pada Tabel V-46:

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

72 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-46. Koordinasi danSinergi antara KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dengan Stakeholder Terkait

No Rencana Kegiatan

Koordinasi dan Sinergi antara KPHP dengan:

Target

1. Inventarisasi berkala wilayah kelola

a. BPKH Wilayah XXI Palangka Raya;

b. Dinas Kehutanan Prov. Kalteng;

c. Kecamatan; d. Desa/ Kelurahan.

a. Tersusunnya rencana kerja; b. Terdatanya potensi wilayah

kelola

2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu

a. BPHP Wilayah X Palangka Raya.

a. Fasilitasi pendanaan kegiatan pemanfaatan hutan pada WT;

3. Pemberdayaan

Masyarakat a. Badan Pemberdayaan

Masyarakat Desa, b. Kecamatan, c. Desa/Kelurahan.

a. Fasilitasi database dan kolaborasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.

4. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin

a. Dinas Kehutanan Prov. Kalteng;

b. BPHP Wilayah X Palangka Raya.

a. Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;

b. Terlaksananya bimbingan teknis terhadap Ganis pada pemegang izin

5. Rehabilitasi pada areal di luar izin

a. BPDAS; b. Kecamatan; c. Desa/Kelurahan.

a. Tersusunnya rencana induk kegiatan rehabilitasi;

b. Fasilitasi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi.

6. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal berizin

a. BPDAS; b. BLH.

a. Tersusunnyamonitoring dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi;

b. Tersusunnyamonitoring dan evaluasi pelaksanaan Amdal pemegang izin;

7. Perlindungan hutan dan konservasi alam

a. BKSDA; b. Gakkum; c. Balai PPI; d. BPBD; e. Kepolisian; f. Universitas; g. Lembaga

Penelitian/Litbang; h. NGO/Yayorin.

a. Terlaksananya penyelamatan satwa liar dilindungi;

b. Tercapainya regulasi dan pelaksanaan penegakan hukum;

c. Tercapainyaregulasi dan pelaksanaan bencana Dalkarhutlah;

d. Terlaksananya perbantuan pelaksanaan penanganan bencana karhutlah;

e. Tercapainyaregulasi dan pelaksanaan penegakan

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

73 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

hukum; f. Terlaksananya konservasi

dan perlindungan satwa dilindungi.

8. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

a. BP2SDMK; b. BPHP Wilayah X

Palangka Raya.

a. Fasilitasi tenaga teknis (Bakti Rimbawan);

b. Fasilitasi tenaga Pengamanan Hutan dan Pemadam Kebakaran.

9. Penyediaan pendanaan

a. Dinas Kehutanan Prov. Kalteng;

b. BPHP Wilayah X Palangka Raya.

a. Fasilitasi pendanaan APBD; b. Fasilitasi pendanaan APBN.

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) berkoordinasi dan bersinergi dengan

instansi dan stakeholder terkait dalam melaksanakan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Diawali dengan kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola, Pemanfaatan hutan pada

wilayah tertentu, Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan dan pemantauan

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin,

Rehabilitasi pada areal di luar izin, Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan

reklamasi di dalam areal berizin, Perlindungan hutan dan konservasi alam, Rencana

Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM, dan Penyediaan pendanaan. Instansi

dan stakeholder terkait yang bekerjasama dengan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

meliputi BP2SDMK, BPKH Wilayah XXI Palangka Raya,BKSDA, Dinas Kehutanan Prov.

Kalteng,BPBD, Gakkum, Balai PPI, Kepolisian, Universitas, Lembaga

Penelitian/Litbang, Kecamatan, Desa/ Kelurahan, NGO/Yayorin.

J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM akan dilakukan kepada Sektor

Publik, Sektor Swasta dan CSO baik untuk aspek akademis, teknis dan profesional.

Selanjutnya, penyediaan dan peningkatan SDM ini akan didukung dengan adanya

sarana dan prasarana, serta kelembagaan yang memadai dalam pengelolaan kawasan

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) tersebut.

Untuk penambahan personil dapat diusulkan melalui Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah. Kegiatan rencana pendanaan dan peningkatan kapasitas SDM

yang dilakukan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat dilihat pada tabel di

bawah ini. Adapun rencana kebutuhan personil pada KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) sesuai dengan kompetensinya yaitu sebagai berikut:

Page 88: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

74 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-47. Kebutuhan Personil pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) No. Kompetensi Kebutuhan Tersedia Kekurangan 1 Kepala KPH 1 1 0 2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 1 0

3 Kepala Seksi Pengendalian dan Pemantauan Pengelolaan 1 0 1

4 Kepala Seksi Perencanaan dan Pengamanan Hutan 1 0 1

5 Kepala Resort KPH 3 0 3 6 Tenaga Perencanaan Hutan 8 2 6

7 Tenaga Teknis Pengukuran dan Perpetaan 8 0 8

8 Tenaga Polhut 35 0 35 9 Tenaga Pengamanan Hutan 15 4 11

10 Tenaga Teknis Persemaian dan Pemeliharaan Tanaman 10 0 10

11 Tenaga Pemadam Kebakaran Hutan 45 10 35 12 Tenaga Penyuluh Kehutanan 8 0 8 14 Ahli Konservasi 8 0 8 15 Tenaga Pengendali Ekosistem Hutan 20 0 20 16 Tenaga Analis RHL 8 0 8 17 Tenaga Pelaksana RHL 4 1 3 18 Tenaga Administrasi perkantoran 12 1 11 19 Tenaga Analis Keuangan 2 1 1 20 Tenaga Teknis Bakti Rimbawan 14 3 11 21 Tenaga Penyuluh Pertanian 8 2 6 Jumlah 212 26 186

Sumber: Data Sekunder Kebutuhan Personil sesuai dengan Job Analisis KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), Tahun 2016.

Peningkatan kapasitas SDM ini dilakukan dengan penambahan dan

mengikutsertakan personil dalam bentuk diklat-diklat dan training-training sesuai

kompetensi yang dibutuhkan (baik yang diadakan oleh pihak pemerintah maupun

kerjasama dengan pihak NGO). Rencana kegiatan peningkatan kapasitas SDM yang

akan dilaksanakan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Page 89: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

75 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-48. Rencana Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Training/pelatihan survey

potensi keanekaragaman hayati

Peningkatan kapasitas SDM personil KPHP

2016-2018 APBD, APBN, dan Pihak ketiga yang tidak mengikat

2. Training calon guide dan interpreneur

Masyarakat di tiga desa di Kecamatan Belantikan Raya

2016-2018 APBD, APBN, dan Pihak ketiga yang tidak mengikat

3. Training monev BMP Peningkatan kapasitas SDM personil KPHP

2016-2018 APBD, APBN, dan Pihak ketiga yang tidak mengikat

4. Training penangkaran Rusa Peningkatan kapasitas SDM personil KPHP

2017-2020 APBD, APBN, dan Pihak ketiga yang tidak mengikat

5. Training untuk edukasi lingkungan

Peningkatan kapasitas SDM personil KPHP dan masyarakat di tiga desa di Kecamatan Belantikan Raya

2016-2018 APBD, APBN, dan Pihak ketiga yang tidak mengikat

Kegiatan peningkatan kapasitas SDM yang dilakukan oleh KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) diwujudkan dalam bentuk traning atau pelatihan seperti survey

potensi keanekaragaman hayati, Training calon guide dan interpreneur, Training monev

BMP, Training penangkaran Rusa, dan Training untuk edukasi lingkungan. Kegiatan

tersebut akan dilaksanakan mulai Tahun 2016 hingga Tahun 2020.

K. Penyediaan Pendanaan Penyediaan pendanaan pada lima tahun pertama akan lebih difokuskan kepada

dana APBN, APBD Provinsi Kalimantan Tengah dan bantuan pihak ketiga yang tidak

mengikat (NGO), baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti fasilitasi

berbagai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penting dan prioritas. Langkah awal

yang dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dengan Balai Pengelolaan Hutan

Produksi (BPHP) Wilayah X Palangka Raya. Adapun total penyediaan anggaran selama

tahun 2016-2025 adalah Rp.892.444.059.908,-(rincian kegiatan lebih jelas dapat dilihat

pada lampiran matrik perencanaan pada halaman L-15).

Sumber pendanaan untuk kegiatan pengelolaan hutan pada KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2016-2025 adalah dari APBD, APBN dan sumber

pendanaan yang sah dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Sedangkan Rencana

pendanaan yang diarahkan yang berasal dari penghasilan BLUD adalah dari hasil

Page 90: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

76 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

keuntungan penjualan HHBK, dalam hal ini salah satu HHBK yang dimaksud adalah

Lebah Madu, yaitu dari produk yang dihasilkan lebah madu yang dilemparkan ke pasar

berupa produk Propolis, Beepolen maupun madu baik produk mentah atau produk jadi.

Selain itu, HHBK yang lainnya yang diharapkan menjadi produk unggulan dari KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) adalah produk dari tanaman Jengkol yaitu buah jengkol

sendiri serta pemanfaatan tanaman ini sebagai inang dari Semut Rang-Rangyang akan

diambil telurnya atau (Kroto) sebagai pakan burung.Adapun produk yang dihasilkan dari

hasil hutan kayu yaitu yang berasal dari pengembangan hutan tanaman dari jenis Jabon

Merah sebagai bahan baku meubeler dan lainnya maupun dari hasil pengembangan

tanaman energi yaitu tanaman Kaliandra dan Halaban sebagai bahan baku energi.

L. Pengembangan Database Pengembangan database merupakan hal mendasar yang harus dilakukan

secara rutin dengan kualitas data dasar yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi

sebagai bahan utama perencanaan dan evaluasi kegiatan dan keberhasilan

pengelolaan. Pengembangan database ini diikuti pula dengan peningkatan kompetensi

parapihak, baik sebagai operator maupun sebagai analis dan pengambil kebijakan.

Database kondisi biogeofisik dan sosekbud yang dihasilkan akan berupa data spasial

dan tabular yang akan dikelola dalam sebuah sistem informasi manajemen yang dapat

diakses oleh parapihak secara mudah dan murah. Ruang lingkup pengembangan

database pengelolaan sumber daya hutan yang ada di wilayah kelola KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) diarahkan pada pengembangan database bidang biofisik dan

sosial ekonomi masyarakat.

Tabel V-49. Rencana Kegiatan Pengembangan Database No. Kegiatan Target/Sasaran Tahun Anggaran 1. Pengembangan Baseline

survey Kondisi Biofisik

Kantor KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2017-2025

APBD, APBN, dan sumber lainnya yang tidak mengikat

2. Pengembangan Baseline survey kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

3. Pengembangan Baseline HHK dan HHBK

4. Pengelolaan Database Berbasis Digital

1. Baseline survey Kondisi Biofisik

Tersedianya informasi biofisik dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang

ada di KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) diharapkan mampu memberikan

informasi yang tepat, akurat dan terbaru mengenai gambaran kondisi fisik wilayah

kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) yang meliputi data hidrologi, bentang

alam dan kawasan, kondisi vegetasi, dan iklim wilayah. Pengumpulan informasi

Page 91: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

77 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

dilakukan secara bertahap dan diperbarui secara berkala dari tahap awal

perencanaan kawasan, pelaksanaan, hingga pada akhir periode pelaksanaan

kegiatan. Hal tersebut ditujukan untuk mengetahui perkembangan dampak

pengelolaan yang telah dilakukan terhadap kondisi fisik kawasan.

2. Baseline survey kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Ketersediaan informasi terkait dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya

masyarakat yang ada di dalam maupun disekitar wilayah kelola KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) menjadi salah satu aspek penting dalam menjamin

keberhasilan pengelolaan kawasan. Oleh karena itu, penggalian informasi tentang

aspek ini sangat penting guna kebutuhan data perencanaan pengelolaan kawasan.

Informasi yang harus terkandung dalam baseline survey ini adalah data tentang

informasi dari jumlah dan proporsi penduduk, sumber-sumber penghidupan

masyarakat, kearifan local dalam pengelolaan sumber daya hutan, kelembagaan

kelompok, dan konflik-konflik pengelolaan sumber daya hutan.

3. Baseline HHK dan HHBK

Ketersediaan informasi terkait dengan kondisi hasil hutan kayu maupun hasil

hutan bukan kayu melalui hasil kegiatan inventarisasi berkala seluruh areal KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII).

4. Pengelolaan Database Berbasis Digital

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) akan mengembangkan Database untuk

mengembangkan data terkait dengan semua kegiatan KPHP diantaranya aplikasi

google drive dan aplikasi network homegroup serta pembuatan situs atau website

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII).

M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola Rasionalisasi wilayah kelola ini perlu dilakukan dengan mengikuti dinamika yang

terjadi. Rasionalisasi wilayah kelola mencakup dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek

non teknis dari wilayah kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII).

1. Aspek fisik

Aspek fisik yaitu bentuk penilaian kembali terhadap kawasan KPHP Model

Lamandau Unit XXIII, antara lain untuk mengakomodir perubahan fungsi kawasan

hutan yang mungkin terjadi karena pada wilayah KPHP Model Lamandau terdapat 2

Desa yang berada di dalam kawasan. Proses ini dilakukan melalui Tim Inventarisasi

Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) berdasarkan

peraturan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan

Page 92: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

78 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Umum dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 79 Tahun 2014,

PB.3/Menhut-II/2014, 17/PRT/M/2014 dan 8/SKB/X/2014 tanggal 17 Oktober 2014.

2. Aspek Non Teknis

Aspek non teknis meliputi rasionalisasi kelembagaan akibat terjadinya perubahan

kebijakan baik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan

Tengah. Selain itu rasionalisasi wilayah dapat juga dilaksanakan akibat adanya

pertumbuhan jumlah penduduk yang mengakibatkan terjadinya pemekaran desa

yang ada di dalam wilayah kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII), perubahan

luas kawasan sehubungan dengan pencadangan lahan untuk tujuan-tujuan strategis

serta kemungkinan masuknya investasi pada kawasan kelola KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII).

N. Review Rencana Pengelolaan Review akan dilakukan minimal 5 tahun sekali dan sedapat mungkin disesuaikan

dengan tata waktu penyusunan RPJMD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan

diselaraskan dengan target serta prioritas pembangunan daerah.Review rencana

pengelolaan hutan dilakukan untuk menyelaraskan pada perubahan kebijakan

pemerintah pusat dan pemerintah daerahdengan tujuan untuk penajaman rencana

pengelolaan serta mengakomodir perubahan rencana mengikuti perkembangan kondisi

saat itu.

Tabel V-50. Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Persiapan:

a. Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan;

b. Penyusunan rencana kegiatan review rencana pengelolaan

c. Penyiapan personil, bahan dan peralatan untuk kegiatan review rencana pengelolaan

Wilayah Kelola KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

2020 dan 2025

APBD, APBN, dan Pihak keriga yang tidak mengikat

2. Pelaksanaan Review 3. Perbaikan Dokumen

Pelaksanaan review oleh KPHP Model Lamandau dilaksanakan setiap lima

tahun sekali, yaitu Tahun 2020 dan Tahun 2025. Tahapan yang dilaksanakan dimulai

dari persiapan. Dimana dalam pelaksanaannya dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan

kegiatan, penyusunan rencana review rencana pengelolaan dan penyiapan personil,

bahan serta peralatan untuk kegiatan review rencana pengelolaan. Setelah itu,

dilaksanakan kegiatan review yang selanjutnya akan diikuti oleh perbaikan dokumen.

Page 93: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

79 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

O. Pengembangan Investasi Pengembangan investasi akan dilakukan dengan tetap mempertimbangkan

aspek ekosistem dan tetap memperhatikan tujuan utama pembangunan KPH.

Pengembangan investasi diarahkan agar KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

menjadi KPHP yang mandiri dan dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitarnya.

Tabel V-51. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi No. Kegiatan Target Tahun Anggaran 1. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu a. Pengembangan Jabon Merah

(Anthocephalusmacrophyllus)pada wilayah tertentu dan pada lahan-lahan masyarakat disekitar kawasan hutan dengan skema kemitraan

HP Blok Pemberdayaan

2017-2025

13.975.000.000

b. Pembuatan Demplot Jabon Merah (Anthocephalusmacrophyllus) di wilayah tertentu

HP Blok Pemberdayaan

2016 950.000.000

c. Pemeliharaan Demplot Jabon Merah Tahun Pertama

HP-Blok Pemberdayaan

2017 105.000.000

d. Pemeliharaan Demplot Jabon Tahun Kedua

HP-Blok Pemberdayaan

2018 70.000.000

e. Pemeliharaan Penjarangan HP-Blok Pemberdayaan

2019 50.000.000

f. Halaban (Vitex pubescens) yang akan diambil kayunya sebagai bahan energi biomassa

Kawasan HPT sekitar Desa Bayat, Samu Jaya dan Kelurahan Tapin Bini dengan luasan minimal seluas 12.000 Ha

2017-2025

3.600.000.000

g. Peningkatan kemampuan keterampilan masyarakat dalam membuat produk dengan bahan baku rotan

HP-Blok Pemanfaatan dan HL-Pemanfaatan

2018-2019

200.000.000

h. Pengadaan sarana pengolahan rotan mentah

Gapoktan KTH 2018 dan 2021

1.000.000.000

2. Pemanfaatan kawasan hutan produksi a. Budidaya tanaman obat jenis

Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum rhizoma) HP-Blok

Pemberdayaan

2017-2025

270.000.000

b. Budidaya tanaman Jengkol (Archidendron pauciflorum) dan sebagai inang semut merah untuk hasil usaha Kroto

2017-2025

5.400.000.000

Page 94: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

80 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

c. Budidaya Lebah Madu Hutan Alam

2017, 2019, 2021, 2023, 2025

500.000.000

d. Penangkaran Satwa Rusa (CervusSp.) dan Banteng Kalimantan untuk tujuan konservasi dan ekowisata

2020-2025

4.500.000.000

3. Pemanfaatan Jasa Lingkungan a. Pengembangan Jasa

Lingkungan (potensi wisata air yang ada di sekitar dan di dalam kawasan Wilayah Tertentu)

HL-Blok Pemanfaatan

2017, 2022

100.000.000

Bentuk pengembangan investasi pada wilayah tertentu KPHP Model Lamandau

(Unit XXIII)diarahkan pada:

1. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu

a. Pengembangan Jabon Merah (Anthocephalusmacrophyllus) pada wilayah tertentu

dan pada lahan-lahan masyarakat disekitar kawasan hutan dengan skema

kemitraan. Skema kemitraan yang dijalankan adalah antara KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) – Perusahaan Pengolah Kayu Jabon Merah pada wilayah

tertentu dan sebagai fasilitator penyaluran tanaman Jabon Merah di areal

masyarakat sekitar kawasan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII);

b. Pembuatan Demplot Jabon Merah (Anthocephalusmacrophyllus) pada wilayah

tertentu.

c. Budidaya Kaliandra (Calliandra haematocephala)dan Halaban (Vitex

pubescens)yang akan diambil kayunya sebagai bahan energi biomassa. Selain

itu, budidaya Kaliandra dan Halaban juga dapat menunjang usaha bisnis lain yang

juga dikembangkan yaitu budidaya lebah madu dan penangkaran satwa.

Tanaman Kaliandra akan menghasilkan bunga dan menyediakan pakan bagi

Rusa dan Banteng. Lokasi yang berpotensi untuk pengembangan usaha ini

adalah kawasan HPT sekitar Desa Bayat, Samu Jaya dan Kelurahan Tapin Bini

dengan luasan minimal seluas 12.000 Ha untuk memenuhi kebutuhan energi

sebesar 20 Mega Watt;

d. Pengembangan Hasil Hutan Rotan

Berdasarkan Laporan Akhir Jasa Konsultasi Penyusunan Rencana Bisnis KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) Tahun 2015, menyatakan bahwa komoditas Rotan

masih banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Lamandau. Persoalan yang

dihadapi oleh para petani Rotan adalah rendahnya harga Rotan mentah, tidak

adanya penampung, serta kurangnya teknologi pengolahannya. Bisnis yang

Page 95: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

81 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

berpotensi untuk dikembangkan adalah melakukan peningkatan pasca panen dan

penampungan hasil Rotan mentah serta peningkatan kemampuan keterampilan

masyarakat dalam membuat produk dengan bahan baku rotan.

2. Pemanfaatan kawasan hutan produksi, yaitu:

a. Budidaya tanaman obat jenis Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum rhizoma),

pemilihan produk ini mempertimbangkan prospek kedepannya serta potensi yang

ada. Ketersediaan jenis Jahe Merah ini tergolong masih sedikit, namun peluang

berkembang cukup besar dengan adanya peluang pasar. Adapun pola

pengembangan Jahe Merah yaitu penanaman dengan pola tumpang sari pada

areal tanaman Jabon Merah.

b. Budidaya tanaman Jengkol (Archidendron pauciflorum) dan sebagai inang semut

merah untuk hasil usaha Kroto. Tanaman Jengkol banyak ditemui di kawasan

hutan dan sebagian besar lainnya telah dibudidayakan oleh masyarakat. Kuantitas

produksinya cukup menjanjikan, karena harga pasar yang cukup tinggi. Selain itu,

salah satu fungsi dari pohon Jengkol adalah untuk inang Semut Merah

(Oecophylla), yang dapat diambil hasil Krotonya (telurnya Semut Rang-Rang).

c. Budidaya Lebah Madu Hutan Alam. Lebah Madu Alam Kalimantan telah memiliki

daya saing dan menjadi brand sebagai madu alam berkualitas, sehingga peluang

bisnisnya sangat menjanjikan.

d. Penangkaran Satwa Rusa (CervusSp.) untuk tujuan konservasi dan ekowisata.

3. Pemanfaatan Jasa Lingkungan

Konsep pengembangan jasa lingkungan yang berpotensi dilaksanakan

adalah Wisata Alam/Ekowisata terpadu yang berupa pengembangan potensi wisata

air yang ada di sekitar dan di dalam kawasan Wilayah Tertentu yang berlokasi di

daerah Bukit Selajaan dan Bukit Raya, dengan potensi wisata berupa air terjun

Silingan Mangku. Selain itu, keberadaan satwa liar di kawasan hutan Belantikan,

yang dikemas dalam konsep pemberdayaan masyarakat, serta aneka tanaman buah

dan kemasan budaya.

Berkenaan dengan rencana pengembangan investasi tersebut, maka

diperlukan juga rencana tindak lanjutnya. Adapun rencana tidak lanjut dari hasil

pengembangan investasi pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat dilihat

pada Tabel V-52.

Page 96: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

82 | B a b V

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel V-52.Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Pengembangan Investasi No Pengembangan

Investasi Kegiatan Rencana Tindak lanjut Hasil

1. Produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu

a. Pengembangan Jabon Merah (Anthocephalusmacrophyllus);

b. Pembangunan Demplot Jabon Merah (Anthocephalusmacrophyllus);

c. Budidaya Kaliandra (Calliandra

haematocephala) dan Halaban (Vitex pubescens);

d. Pengembangan Hasil Hutan Rotan

Membuat MOU/kerjasama dengan PT. Korintiga Hutani terkait penjualan/supply bahan baku veneer; Sebagai kebun benih Membuat MOU/kerjasama dengan pengembang PLTBM dan PT. Korintiga Hutani untuk penjualan atau supply bahan baku chips dan briket arang; Membuat MOU/kerjasama dengan pengusaha penampung rotan

2. Pemanfaatan kawasan hutan produksi

a. Budidaya tanaman obat jenis Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum rhizoma);

b. Budidaya tanaman Jengkol

(Archidendron pauciflorum) dan sebagai inang semut merah untuk hasil usaha Kroto;

c. Budidaya Lebah Madu Hutan Alam;

d. Penangkaran Satwa Rusa (CervusSp.)

Membuat MOU/kerjasama pemasaran hasil dengan pengusaha jamu tradisional; Membuat MOU/kerjasama pemasaran hasil dengan pengusaha penampung jengkol dan kroto (inang semut) Membuat MOU/kerjasama pemasaran hasil dengan pengusaha jamu produk turunannya Membuat MOU/kerjasama dengan agen wisata; Sebagai sumber protein untuk menunjang ketahanan pangan.

3. Pemanfaatan Jasa Lingkungan

Wisata Alam/Ekowisata terpadu Kerjasama dengan pemerintah daerah (Dinas Pariwisata) dan masyarakat dalam hal jasa dan sapras ekowisata

Page 97: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

83 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

A. Pembinaan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi atau KPHP merupakan suatu organisasi

pemerintah daerah yang memiliki fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian

terhadap pengelolaah hutan yang ada di wilayahnya, tidak terkecuali KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII). Tujuan dari kegiatan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian yang dilakukan adalah:

1. Meningkatkan kompetensi dari SDM yang dimiliki KPHP Model Lamandau terhadap

kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengedalian pengelolaan hutan;

2. Menjaga kekonsistensian pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang ingin dicapai;

3. Menjaga konsistensi pelaksanaan rencana kegiatan dengan peraturan perundang-

undangan terkait.

KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) sebagai pihak pengelola hutan memiliki

kewenangan pembinaan, dimana dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada

pembagian wilayah seperti di bawah ini:

1. Wilayah yang telah terdapat izin pemanfaatan (IUPHHK-HA/IUPHHK-HT) dan

penggunaan (IPPKH);

2. Wilayah yang belum terdapat izin.

Wujud pembinaan yang dapat dilakukan adalah arahan teknis dalam pelaksanaan

kegiatan pada unit manajemen dalam kawasan ataupun sebagai fasilitator masyarakat

dalam hal sinergi pembangunan kehutanan dengan peningkatan pendapatan

masyarakat yang berada di dalam kawasan hutan maupun yang berada di luar kawasan

hutan.

Indikator pedoman pelaksanaan pembinaan ini berpedoman pada Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan

KriteriaPengelolaan Hutan pada KPH, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P.42/Menhut-II/2011 tentang Standar Kompetensi Bidang Teknis Kehutanan pada KPH.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan, KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII) yang berbentuk Unit pelaksana Teknis Dinas sehingga dalam pelaksanaan

kegiatannya memerlukan dukungan dan pembinaan dari instansi lain yang berada di

atasnya secara hierarki seperti Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas

Page 98: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

84 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau, BAPPEDA Provinsi Kalimantan

Tengah, BAPPEDA Kabupaten Lamandau serta pelaksana teknis dinas yang berada di

bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lainnya seperti BPKH, BPDAS

dan BPHP sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi tersebut. Hal ini sesuai

denganPeraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.6/Menhut-II/2010 tentang NSPK

Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP yang tertuang pada bab VIII pasal 31 yang

menyatakan bahwa pembinaan dan pengendalian kepada KPH dilakukan oleh atau atas

nama Meneteri kehutanan, dan didelegasikan pula kepada Gubernur meliputi aspek-

aspek:

1) Penyelenggaraan Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan;

2) Pemanfaatan Hutan;

3) Penggunaan Kawasan Hutan;

4) Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan;

5) Perlindungan Hutan oleh KPHP.

B. Pengawasan dan Pengendalian Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan,KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) juga

melakukan pengawasan terhadap unit-unit manajemen yang ada di wilayah kelolanya.

Unit manajemen yang menjadi obyek pengawasan adalah para pemegang IUPHHK-HA

maupun IUPHHK-HT serta perusahaan yang memiliki izin penggunaan kawasan

misalnya perusahaan pertambangan bijih besi. Sinergi yang terjadi dalam pengelolaan

hutan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) tidak hanya dilakukan searah, tetapi

dilakukan secara dua arah dan berjenjang. Dimana KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

diawasi oleh instansi di atasnya, tetapi KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) juga

mengawasi unit manajemen yang ada di bawahnya.

Pengawasan dari hasil pelaksanaan kegiatan lapangan pada KPHP Model

Lamandau dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan BPHP

Wilayah X Palangka Raya meliputi pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan

pembinaan penyelenggaraan KPHP Model Lamandau yang memiliki keterkaitan dengan

kewenangan Pemerintah Provinsi. Hasil pengawasan yang telah dilakukan dapat

dijadikan acuan dalam perbaikan perencanaan dan pengelolaan KPHP Model

Lamandau kedepan.

Sedangkan kegiatan pengendalian meliputi monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan pengelolaan KPHP Model Lamandau. Kegiatan ini bertujuan agar target yang

telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal dan sebagai bahan perbaikan untuk

kegiatan selanjutnya pada KPHP Model Lamandau.

Page 99: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

85 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian pada KPHP Model

Lamandau dimaksudkan untuk menjamin bahwa pelaksanaanharus dilakukan sesuai

dengan skala prioritas dan intensitas kegiatan pengelolaan hutan untuk menilai kondisi

hutan, hasil dari produk hutan, kegiatan pengelolaan dan dampaknya terhadap kondisi

sosial dan lingkungan hidup. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengawasan

dan pengendailan antara lain adalah:

1. Frekuensi dan intensitas pengawasan harus ditentukan berdasar skala prioritas dan

intensitas kegiatan pengelolaan hutan serta kompleksitas permasalahan yang ada di

lapangan.

2. Prosedur monitoring harus konsisten dan dapat diulang untuk mendapatkan

perbandingan hasil dan perubahan penilaian. Dalam manajamen KPHP Model

Lamandau pengendalian kegiatan pokok dilakukan oleh kepala KPHP. Dalam

manajemen KPHP Model Lamandau, pengendalian kegiatan pokok ada pada Kepala

KPHP Model Lamandau yang didasarkan pada rencana kegiatan yang telah disusun

sebelumnya. Pengendalian program pengembangan SDM dan mitra kerja juga

dilaksanakan secara berkala sesuai dengan kebutuhan.

Page 100: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

86 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Tabel VI- 53. Matrik Proses Rencana Pengawasan KPHP Model Lamandau yang Masuk Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

No. Obyek Pembinaan,

PengawasandanPengendalian

Indikator Verifier/Alat Verifikasi Kegiatan Pembinaan,

PengawasandanPengendalian

1. Tata hutandanpenyusunanRencanaPengelolaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

1. Penataanbatasluarkawasanhutandanbatasbloksertapetaksebagai syarat terwujudnyakepastiankawasanhutan;

2. Penataanbatasluarkawasanhuta

npadawilayahtertentudalamrangkaoptimalisasiinventarisasipotensi HHK, HHBK danJasling

1. Bahandanpetausulanrencanatrayekpenataanbatasluarkawasanhutan;

2. Data primer dan data skunderdari

BPKH Wil. XXI, BPHP Wil. X Palangka Raya danDinasKehutanan Prov. Kalimantan Tengah

1. Mendorongdanfasilitasipercepatanpelaksanaantatabatasluarkawasanhutandanwilayahtertentu KPHP Model Lamandau (Unit XXIII);

2. Pengawasandalampelaksanaant

atabatasluarkawasan hutandanwilayahtertentu.

2. PemanfaatanHutanpada Wilayah Tertentu

Optimalisasidalampemanfaatan HHK, HHBK danJasaLingkunganpada Wilayah Tertentu dengan melakukan inventarisasi potensi.

1. Petasebaranpotensi HHK, HHBK dan Jasling;

2. Data Primer

melaluipengecekanlapangan (Ground Check);

3. Data sekunder potensi HHK, HHBK

dan Jasling melalui dokumen dokumen hasil identifikasi Biogeofisik dan Sosbud.

1. Monitoring hasil pelaksanaan inventarisasi potensi HHK, HHBK dan Jasling;

2. Pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan kegiatan lapangan.

3. PemberdayaanMasyarakat

1. Peluangkemitraandenganmasyarakatsekitarkawasan hutan untuk optimalisasi pemanfaatan lahan yang kurang produktif;

2. Kegiatan pemberdayaan

1. Data primer melalui survey lapangan terhadap areal yang akan dimanfaatkan (Lokasi, Luas, kesesuaian jenis tanah dan komoditi);

1. Fasilitasi pembentukan kelembagaan kemitraan masyarakat;

Page 101: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

87 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

masyarakat dengan pembentukan Kelompok Tani Hutan;

3. Pengembangan Agroforestry melalui pengadaan bibit jahe merah, pupuk dan sarana penunjangnya

2. Data primer meliputi sosialisasi pembentukan kelembagaan;

3. Data skunder meliputi peta sebaran

desa yang berada didalam dan disekitar kawasan hutan.

4. Data primer melalui survey lokasi,

luas dan aksesibilitasnya.

2. Percepatan fasilitasi pembentukan KTH;

3. Pengawasan dan pengendalian

kemajuan hasil dari pembentukan KTH.

4. Fasilitasi bantuan bibit jahe

merah dan sarana penunjang;

5. Pengawasan dan pengendalian distribusi bantuan bibit dan sarananya.

4 PembinaandanPemantauanPemanfaatanHutandanPenggunaanKawasanHutanpada Areal yang berizin

1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh pemegang izin;

2. Terlaksananya pemantauan kegiatan pembukaan areal kerja pada izin penggunaan kawasan/pertambangan bijih besi;

3. Terlaksananya Bimbingan

teknis terhadap Ganis pada pemegang IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT di dalam wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII);

4. Monitoring

danevaluasidalampelaksanaanp

1. Data sekunder terkait kegiatan yang telah dilakukan oleh pemegang izin;

2. Data sekunder berupa peta areal kerja pemegang izin;

3. Data primer melalui patrol rutin pada kawasan rawan kebakaran, peta sebaran kawasan rawan kebakaran dan data hot spot dari Balai PPI.

1. Monitoring dan Evaluasi hasil pelaksanaan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan para pemegang Izin;

2. Pengawasan dan Pemantauan

pembukaan areal kerja Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan;

3. Pengawasan dan pengendalian hasil pelaksanaan Ganis pada pemegang IUPHHK-HA

4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian dalam

Page 102: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

88 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

erlindungan, pencegahandanpenanggulangankebakaranhutan;

pelaksanaan perlindungan hutan yang dilaksanakan oleh pemegang izin

5 Rehabilitasipada Areal Kerja di LuarIjin

1. MengurangijumlahlahankritisdiluarIzindanmenekanlajudeforestrasi

1. Data Skunderberupapetalahankritis;

2. Ground checkdalamrangkapenyusunanRancanganTekniskegiatanrehabilitasi

1. Mendorong optimalisasi pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis pada areal diluar izin pada blok-blok yang terdapat lahan kritis;

2. Pengawasan pelaksanaan

kegiatan rehabilitasi lahan kritis pada areal diluar izin.

6 PembinaandanPemantauanRehabilitasidanReklamasi di dalam Areal yang Berizin

1. Terlaksananyamonevhasilkegiatanrehabilitasi IUPHHK-HA;

2. Pemantauanpelaksanaanrehabi

litasiterhadappemegang IUPHHK-HA;

3. Pembinaanpelaksanaanrehabilitasidanreklamasipadapemegangizin;

4. Pembinaankegiatanreklamasipada areal bekastambang

5. Pemantauanpelaksanaanrehabi

litasidanreklamasiterhadappemegangizin

1. Data sekunderterkaitdenganpetalokasirehabilitasidanreklamasi;

2. Dokumentasiperencanaankegiatanr

ehabilitasidanreklamasihutan; 3. Adanya SOP

pelaksanaanrehabilitasidanreklamasi;

4. Implementasipelaksanaan SOP; 5. Dokumenlaporankegiatanrehabilitas

idanreklamasi

1. Monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan rehabilitasi pada pemegang IUPHHK-HA;

2. Monitoring dan evaluasi hasil

pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan;

3. Pengawasan, monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan reklamasi pada areal bekas tambang oleh pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

7 RencanaPenyelenggaraanPerlindunganHutandanK

1. Kebakaranhutandanlahanmasihterjadisehubungandengankegia

1. Data hot spot dariBalai PPI;

1. Sosialisasi dampak kebakaran hutan dan lahan

Page 103: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

89 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

onservasiAlam

tanmasyarakat yang berladangdenganpolatidakmenetap;

2. Peningkatanperansertamasyar

akatdalamhalkonservasisatwadilindungi (Orangutan)

2. Patrolirutindalamrangkaidentifikasid

aerah-daerahrawanterjadikebakaranhutandanlahan;

3. Pemasanganplang/papanperingatan/himbauanpadadaerah-daerahrawanterjadikebakarandanperburuansatwa liar dilindungi;

4. Sosialisasidanpenyadartahuantentangpentingnyakonservasisatwadengankehidupansehari-hari;

5. Kerjasamadenganpihak NGO Konservasidanpihak Unit Management/pemegang IUPHHK-HA dalampelaksanaankonservasisatwa liar diindungi

terhadap kehidupan masyarakat;

2. Fasilitasi pelatihan pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat yang berada didalam dan sekitar kawasan hutan;

3. Pembinaan kepada masyarakat melalui edukasi dan peyadartahuan tentang konservasi satwa liar dilindungi.

8 RencanaPenyelenggaraanKoordinasidanSinkronisasiAntarPemegangIzin

1. Terlaksananyaprogram koordinasidenganpemegangizin

1. Perlu adanya kerjasama antara KPHP Model Lamandau (UnitXXIII) dengan pemegang Izin;

2. Komunikasi dan hubungan yang baik dengan pemegang izin

Penyelarasan program dan kegiatan pemegang izin dengan KPHP Model Lamandau (UnitXXIII).

Page 104: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

90 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

9 KoordinasidanSinergidenganInstansidan Stakeholder Terkait

Terlaksananyakegiatankoordinasidansinergidenganinstansidan stakeholder terkait

Kerjasamadenganpihakinstansimaupun stakeholder terkaitdalampelaksanaankoordinasi.

Mendorong dibuatnya kerjasama antar Stakeholder terkait dalam mendukung pelaksanaan program kegiatan yang ada pada KPHP Model Lamandau (UnitXXIII)

10 RencanaPenyediaandanPeningkatanKapasitas SDM

1. Terlaksananyadiklatdan training bagi SDM KPHP;

2. Terlaksananyaperekrutantenaga

kontrak di lingkup KPHP

1. Data rencana pelaksanaanDiklat.

2. Data Kebutuhan SDM KPHP sesuai Job Analisis.

Mendorong percepatan pemenuhan tenaga pada KPHP Model Lamandau (UnitXXIII) sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan melalui rekrutmen tenaga dan Diklat atau pelatihan

11 PenyediaanPendanaan 1. Terpenuhinyakebutuhanpendanaankegiatan KPHP yang berasaldari APBN, APBD Provinsi Kalimantan Tengah danbantuanpihakketiga yang tidakmengikat (NGO);

2. Terpenuhinyarencanapendanaanmelalui BLUD darihasilpenjualan HHBK

1. Laporankeuangan KPHP, SOP penyusunanlaporankeuangan di KPHP;

2. Adanyaproduk HHBK yang berpotensialsesuaidenganpermintaanpasar;

3. Adanyawadahtujuanpemasaran HHBK,

1. Pembinaan dalam pembuatan laporan keuangan secara berkala;

2. Pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan dan pertanggung jawaban keuangan.

12 Pengembangan Database

1. Terakomodirnya database KPHP dalamsatusistem data baseline survey kondisibiofisik;

2. Tersedianya baseline survey kondisiSosial, EkonomidanBudaya

1. Informasibiofisikdalampengelolaansumberdayahutan;

2. Ketersediaaninformasiterkaitdengankondisi social ekonomidanbudayamasyarakat yang ada di dalammaupundisekitarwilayahkelola KPHP

Fasilitasi sarana pembuatan database; Mendorong pengumpulan data – data skunder yang diperlukan.

Page 105: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

91 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

3. Tersedianyabaseline HHK dan HHBK

4. TerlaksananyaPengelolaan Database Berbasis Digital

3. Adanyainformasiterkaitdengankondis

i HHK maupun HHBK melaluikegiataninventarisasiberkalaseluruh areal KPHP

4. Adanyaakseshomegrouppadalingkungan internal kantor KPHP, adanyaaksesgoogle drive bagilingkungan internal kantor KPHP

13 RencanaRasionalisasi Wilayah Kelola

1. Perubahan luas areal dalamijinkonsesi;

2. Perubahan luas areal wilayah

tertentu

1. Data/Bahan dan peta areal di dalamijinkonsesi yang di Addendum;

2. Analisis areal wilayah tertentu akibat rasionalisasi wilayah kelola;

.

Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian akibat dari rasionalisasi wilayah kelola

14 Review RencanaPengelolaan

1. Terlaksananya review danperbaikandokumen review

1. Dokumen dan data pendukungreview rencana pengelolaan.

2. Dokumen dan bahan kebijakan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten

Mendorong percepataan pembuatan dokumen rencana pengelolaan akibat adanya review

15 PengembanganInvestasi 1. Terlaksananyapengembangan HHK dan HHBK

2. Terlaksananyapemanfaatankawasanhutanproduksi

1. Data dan peta sebaran potensi pengembangan HHK maupun HHBK, peningkatankemampuanketerampilanmasyarakatmelaluikerjasama yang dijalankan.

2. Petakawasan yang akanmenjadilokasibudidaya, ground

Pembinaan dalam pelaksanaan pengembangan investasi dengan masyarakat maupun pihak investor

Page 106: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

92 | B a b V I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Sumber: Analsis Data Sekunder KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

3. Terlaksananyakegiatanpemanfa

atanjasalingkungan

check/surveylapangan;

3. Peta data sebaranpotensijasling, ground check/survey lapangan, laporanhasilidentifikasipotensijasling.

Page 107: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

92 | B a b V I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DANPELAPORAN

Dalam pelaksanaannya, pengelolaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Ketiga kegiatan

tersebut sangat penting dilakukan agar rencana kegiatan yang sudah disusun dapat

berjalan sesuai dengan rencana.

A. Pemantauan 1. Pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kegiatan KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII)

Pelaksanaan pemantauan kegiatan pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

dilaksanakan dengan metode : pemantauan perencanaan hingga pelaksanaannya,

mengamati perkembangan pelaksanaan kegiatan KPHP Model Lamandau (Unit

XXIII), mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau

akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Kegiatan pemantauan

dilakukan oleh unsur internal KPHP yang dilaksanakan dengan melakukan penilaian

terhadap pengelolaan.

Pemantauan dilakukan pada kegiatan realisasi penggunaan anggaran,

realisasi pencapaian sasaran dan kendala yang dihadapi. Hasil pemantauan

digunakan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan pengelolaan hutan di KPHP

Model Lamandau (Unit XXIII) dan sebagai penyesuaian rencana. Selain itu,

kegiatan ini juga berguna untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

pengelolaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) agar mendorong transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan KPHP.

Kegiatan pemantauan merupakan kegiatan yang dilakukan guna mengawal

rencana yang telah ditetapkan dengan cara meninjau capaian secara berkala

terhadap Rencana Pengelolaan Hutan Tahunan yang merupakan penjabaran dari

Rencana Jangka Panjang atau dokumen Rencana Pengelolaan. Dalam

pelaksanaannya perlu ditetapkan target atau indikator capaian dari setiap program

kegiatan.

Hasil pemantauan ini merupakan bahan untuk melakukan evaluasi bagi

pengelola KPHP agar selanjutnya dapat melaksanakan kegiatan dengan lebih baik

lagi dalam pengoptimalan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan secara

Page 108: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

93 | B a b V I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

berkeadilan, transparan dan berkelanjutan. Pemantauan terhadap pengelolaan

kawasan dilaksanakan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) bersama dengan

instansi terkait dan pihak ketiga (LSM) sebagai mitra.

2. Kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

terhadap para pemegang izin yang beroperasi di wilayah KPHP

Kegiatan pemantauan terhadap para pemegang izin dilakukan pada izin

pemanfaatan hutan dan izin penggunaan kawasan hutan.

a. Kegiatan pemantauan terhadap pemegang izin pemanfaatan hutan

Kegiatan pemantauan independen yang dilakukan oleh KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) terhadap pemegang IUPHHK-HA/IUPHHK-HTI adalah:

1) Pelaksanaan Kegiatan TPTI antara lain :

a) Pelaksanaan penataan areal kerja;

b) Pelaksanaan pembukaan wilayah hutan;

c) Pelaksanaan Tata Usaha Kayu

2) Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi antara lain :

a) Penanaman kiri-kanan jalan;

b) Penanaman tanah kosong.

3) Perlindungan hutan dan konservasi alam antara lain :

a) Sarana dan prasarana serta SDM pengendalian kebakaran hutan;

b) Tenaga teknis pembinaan hutan dan konservasi alam.

4) Pelaksanaan kelola lingkungan.

b. Kegiatan pemantauan terhadap pemegang izin penggunaan kawasan hutan

1) Pemantauan pelaksanaan kegiatan reklamasi;

2) Pemantauan pelaksanaan re-vegetasi;

3) Pemantauan kegiatan reklamasi bekas tambang;

4) Pelaksanaan pemantauan Amdal.

B. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa

kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya suatu tujuan.

Evaluasi keberhasilan pengelolaan KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dapat

diukur dari:

1. Tingkat okupasi lahan terhadap kawasan hutan menurun;

2. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan

hutan dalam menjaga dan melindungi kawasan hutan di wilayah KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII);

Page 109: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

94 | B a b V I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

3. Program-program kegiatan yang sudah direncanakan pada KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) dapat terealisasi secara maksimal;

4. Terjalinnya kerjasama yang baik antar stakeholder terkait dalam pengelolaan dan

pemanfaatan kawasan hutan pada KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

5. Meningkatnya kinerja para pemegang IUPHHK-HA/HT dalam pengelolaan hutan

produksi lestari;

6. Tersedianya informasi dan data yang akurat tentang keberadaan KPHP Model

Lamandau (Unit XXIII) beserta seluruh potensi yang ada di dalamnya.

C. Pelaporan Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada instansi

pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan dalam Laporan

Keuangan Instansi Pemerintah (LKIP).

Tahapan dari penyampaian laporan dimulai dari penyiapan format laporan,

penyusunan bahan laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai ke pada tahap

penyusunan, pelaporan yang disampaikan dalam bentuk :

1. Laporan Bulanan

a) Laporan bulanan dibuat oleh Kepala RPH dan disampaikan paling lambat tanggal

5 (lima) bulan berikutnya kepada Kepala KPHP Model Lamandau (Unit XXIII).

b) Laporan bulanan Kepala KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dibuat berdasarkan

rekapitulasi laporan dari Kepala RPH dan Kepala Seksi dan disampaikan paling

lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya, kepada Kepala Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Lamandau, dengan tembusan Bupati Lamandau,

Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai

Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X.

2. Laporan Triwulan

Laporan triwulan Kepala KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dibuat

berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan dan disampaikan paling lambat tanggal 5

(lima) bulan berikutnya, kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Lamandau, dengan tembusan Bupati Lamandau, Direktur KPHP, Kepala

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai Pengelolaan Hutan

Produksi Wilayah X.

3. Laporan Semester.

Laporan semester Kepala KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dibuat

berdasarkan rekapitulasi laporan triwulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10

(sepuluh) bulan berikutnya, kepada Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan

Kabupaten Lamandau, dengan tembusan Bupati Lamandau, Direktur KPHP, Kepala

Page 110: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

95 | B a b V I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai Pengelolaan Hutan

Produksi Wilayah X.

4. Laporan Tahunan.

a) Laporan tahunan dibuat pada setiap akhir tahun dan disampaikan kepada

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau, dengan

tembusan Bupati Lamandau, Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi

Kalimantan Tengah dan Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X.

b) Selain laporan yang dibuat sesuai format, sebagai instansi pemerintah KPHP

juga menyiapkan laporan sesuai format yang digunakan sebagai Laporan

Kinerja (LKj) Instansi.

5. Laporan Insidentil.

Laporan insidental adalah laporan yang dibuat bila ada suatu kejadian di

wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII) dan disampaikan kepada Kepala Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau, dengan tembusan Bupati

Lamandau, Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah

dan Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X.

Page 111: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

96 | B a b V I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

Bentuk laporan periodik (bulanan, triwulan, semeter dan tahunan) sesuai dengan

Tabel VII-54 di bawah ini.

Tabel VII-54 Bentuk Laporan yang digunakan untuk pemantauan setiap bulan/Triwulan/semester/tahunan pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah KPHP Model Lamandau (Unit XXIII)

Bulan/Triwulan/Semester/Tahun : ............ RPH/KPH : ................ Blok : ......................

No. Kegiatan/ Sub-Kegiatan

Target (volume)

Jangka waktu

Pelaksana

Realisasi s/d monitoring

Capaian Tindak lanjut Keterangan

A B C (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. 2. 3. dst.

Keterangan :

Kolom (1) Nomor Nomor Kegiatan/Sub-Kegiatan yang telah ditetapkan;

Kolom (2) Kegiatan/Sub-Kegiatan yang Dijalankan

Kolom (3) Target (volume) Kegiatan/Sub Kegiatan yang ditetapkan

Kolom (4) Jangka Waktu Implementasi Rencana kegiatan/sub-kegiatan yang

telah ditetapkan dalam perencanaan

Kolom (5) Realisasi Target sampai dengan saat pemantauan (bulanan, triwulan,

semester dan tahunan).

Kolom (6,7,8)Capaian dari implementasi, terbagi atas 3 (tiga) tingkatan sesuai

dengan deviasinya, yaitu:

A= jika yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan;

B= jika yang dicapai tidak sesuai dengan yang ditargetkan, akan

tetapi masih bisa dilaksanakan dengan berbagai upaya tindak

lanjut; dan

C= Jika yang direncanakan sama sekali tidak bisa dilakukan

dan mungkin memerlukan perubahan rencana);

Kolom (9) Upaya tindak lanjut yang akan dapat/harus dijalankan dalam rangka

melaksanakan rencana kegiatan sesuai dengan kebutuhan dari hasil

pemantauan yang dilakukan;

Kolom (10) Keterangan, memberikan ruang terhadap hal-hal yang belum bisa

diakomodir dalam kolom 1-9 terdahulu,tetapi penting untuk diketahui.

Page 112: LEMBAR PENGESAHAN - kph.menlhk.go.idkph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491962113RPHJP_KPH… · lembar pengesahan . rencana pengelolaan hutan jangka panjang . kesatuan pengelolaan

97 | B a b V I I I

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Lamandau Kab. Lamandau-Kalimantan Tengah

VII. PENUTUP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model LamandauUnit

XXIII tahun 2016-2025 ini menjadi acuan dan diharapkan dapat memberikan

arahan yang jelas terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan pengelolaan pada tahun 2025 sesuai dengan visi dan misi yang

telah ditetapkan.

RPHJP KPHP Model LamandauUnit XXIII ini disusun dalam

upayamencapai pengelolaan dan pemanfaatan hutan dalam wilayah KPHP

Model LamandauUnit XXIII secara berkelanjutan, memberikan kontribusi positif

terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pendapatan

masyarakat dari sektor kehutanan, peningkatan mutu dan produktifitas sumber

daya hutan, peningkatan peran serta masyarakat secara aktif dalam menjaga

kelestarian sumber daya hutan dan peningkatan daya dukung DAS/sub DAS di

wilayah KPHP Model LamandauUnit XXIII.

Dalam proses penyusunannya, RPHJP ini melibatkan berbagai pihak

sehingga diharapkan dapat terbangun dukungan kuat dari para pihak dan sektor

terkait dalam implementasinya.