46
Laporan Prak sebagai tugas akhir Karang dan salah s Karang. Arda Siri NIM. 0810 Giovanni C NIM. 0810 Nidhom Fa NIM. 0910 Jimmy Pa NIM. 0910 Hanisya P NIM. 0910 LEMBAR PENGESAHAN ktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu K r menyelesaikan Praktikum Ilmu dan Ma satu syarat lulus mata kuliah Ilmu dan Ma Malang, M. Sumiran P 0860003 NIM. 0910860 Candhika Aji Dwiantoro 0860011 NIM. 0910860 Fahmi Ria Dwi Padm 0860041 NIM. 0910860 aradista S R. M. Putra M 0860078 NIM. 0910860 P. K. M 0860024 i Karang ini disusun anajemen Terumbu anajemen Terumbu 01 Desember 2011 P 0082 H 0063 mala 0086 Mahardika 0047

LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum

sebagai tugas akhir menyelesaikan Praktikum

Karang dan salah satu syarat lulus mata kuliah

Karang.

Arda Siri

NIM. 0810860003

Giovanni Candhika

NIM. 0810860011

Nidhom Fahmi

NIM. 0910860041

Jimmy Paradista S

NIM. 0910860078

Hanisya P. K. M

NIM. 0910860024

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu Karang

sebagai tugas akhir menyelesaikan Praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu

dan salah satu syarat lulus mata kuliah Ilmu dan Manajemen Terumbu

Malang,

M. Sumiran P

NIM. 0810860003 NIM. 0910860082

Giovanni Candhika Aji Dwiantoro H

0810860011 NIM. 0910860063

Nidhom Fahmi Ria Dwi Padmala

0910860041 NIM. 0910860086

Jimmy Paradista S R. M. Putra Mahardika

0910860078 NIM. 0910860047

Hanisya P. K. M

0910860024

i

Ilmu dan Manajemen Terumbu Karang ini disusun

Ilmu dan Manajemen Terumbu

Ilmu dan Manajemen Terumbu

Malang, 01 Desember 2011

M. Sumiran P

0910860082

Aji Dwiantoro H

0910860063

Ria Dwi Padmala

0910860086

Mahardika

0910860047

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

ii

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Laporan

Endrik Herdiyan Joni Johanda P

NIM. 0810860005 NIM. 0910860079

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Praktikum,

M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc NIP. 19710904 199903 1 001

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

perkenaan-Nya Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ilmu dan Terumbu

Karang dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini

dimaksudkan untuk sebagai acuan referensi dan sumber infomasi yang akurat bagi

mahasiswa tentang seluk beluk terumbun karang..

metode-metode praktikum dan hasil dari pelaksanaan praktikum itu sendiri.

Tidak lupa juga, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini, khususnya kepada orangtua

kami, para dosen, asisten praktikum, teman

dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini dapat bermanfaat

sebagaimana mestinya.

Tiada sesuatu di dunia ini yang sempurna, kami selaku penulis

mengharapkan segala macam kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

memperbaiki kembali karya kami ini sehingga menjadikannya lebih baik lagi. Dan

juga kami minta maaf sebesar

dalam karya kami.

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

Nya Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ilmu dan Terumbu

Karang dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini

dimaksudkan untuk sebagai acuan referensi dan sumber infomasi yang akurat bagi

mahasiswa tentang seluk beluk terumbun karang.. Selain itu juga akan dibahas

metode praktikum dan hasil dari pelaksanaan praktikum itu sendiri.

Tidak lupa juga, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini, khususnya kepada orangtua

mi, para dosen, asisten praktikum, teman-teman, serta pihak-pihak lain yang tidak

dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini dapat bermanfaat

sebagaimana mestinya.

iada sesuatu di dunia ini yang sempurna, kami selaku penulis

mengharapkan segala macam kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

memperbaiki kembali karya kami ini sehingga menjadikannya lebih baik lagi. Dan

juga kami minta maaf sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dan kekurangan

Malang, 01 Des

iii

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

Nya Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ilmu dan Terumbu

Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini

dimaksudkan untuk sebagai acuan referensi dan sumber infomasi yang akurat bagi

Selain itu juga akan dibahas

metode praktikum dan hasil dari pelaksanaan praktikum itu sendiri.

Tidak lupa juga, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam proses pembuatan laporan ini, khususnya kepada orangtua

pihak lain yang tidak

dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini dapat bermanfaat

iada sesuatu di dunia ini yang sempurna, kami selaku penulis

mengharapkan segala macam kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

memperbaiki kembali karya kami ini sehingga menjadikannya lebih baik lagi. Dan

terdapat kesalahan dan kekurangan

01 Desember 2011

Tim Penyusun

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTRA ISI…………

BAB 1 PENDAHULUAN……..………………………………………………………

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………

BAB 3 METODOLOGI

BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………………

BAB 5 PENUTUP………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTRA ISI……………………..………………………………………………..………

BAB 1 PENDAHULUAN……..………………………………………………………

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………

BAB 3 METODOLOGI…………………………………………………………………..

BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………………

BAB 5 PENUTUP………………………………………………………………………

iv

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….….... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…….. iii

…………………………..……… iv

BAB 1 PENDAHULUAN……..………………………………………………………..… 01

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………... 03

………………………………………………………………….. 21

BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 24

BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………………….. 36

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang

1.1 Latar Belakang

Salah satu dari sekian banyak ekosistem yang dimiliki Indonesia adalah

ekosistem Terumbu Karang

Indonesia yakni mencapai luas sekitar 75.000 km

yang penting, antara

abrasi, tempat berkumpul dan berkembangbiaknya ikan

merupakan sumber protein dan sumber bahan obat dari laut. Terumbu Karang juga

memiliki fungsi sebagai tempat rekr

bawah air yang menarik yang berbeda dengan di darat. Oleh karena itu, Terumbu

Karang memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi Indonesia (Giyanto, 20

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem k

yang memiliki berbagai fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis.

Fungsi ekologis tersebut adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik,

tempat pemijahan biota perairan, tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai

Di samping fungsi ekologis, terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk

yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang

karang, alga, teripang, dan kerang mutiara (Ayu, 201

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari prati

mahasiswa dapat mengetahui langsung apa yang dimaksud dengan terumbu

karang, dapat mengidentifikasi berbagai jenis karang hidup dilapang, dan

membedakan berbagai bentuk polip.

Manfaat dari praktikum ini mahasi

terumbu karang dan bagian

karang secara mendetail didalam laboratorium.

Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang

1. PENDAHULUAN

Salah satu dari sekian banyak ekosistem yang dimiliki Indonesia adalah

ekosistem Terumbu Karang (coral reef). Kurang lebih 14% terumbu karang berada di

Indonesia yakni mencapai luas sekitar 75.000 km2. Terumbu Karang memiliki fungsi

yang penting, antara lain adalah sebagai penahan ombak dan melindungi pantai dari

abrasi, tempat berkumpul dan berkembangbiaknya ikan-ikan dan biota laut lain yang

merupakan sumber protein dan sumber bahan obat dari laut. Terumbu Karang juga

memiliki fungsi sebagai tempat rekreasi bawah air dengan panorama keindahan

bawah air yang menarik yang berbeda dengan di darat. Oleh karena itu, Terumbu

Karang memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi Indonesia (Giyanto, 20

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem k

yang memiliki berbagai fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis.

Fungsi ekologis tersebut adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik,

tempat pemijahan biota perairan, tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai

Di samping fungsi ekologis, terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk

yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang

g, dan kerang mutiara (Ayu, 2011).

Maksud dan Tujuan

Tujuan dari pratikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini agar

mahasiswa dapat mengetahui langsung apa yang dimaksud dengan terumbu

, dapat mengidentifikasi berbagai jenis karang hidup dilapang, dan

membedakan berbagai bentuk polip.

Manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat mengerti, memahami tentang

mbu karang dan bagian-bagiannya, dan dapat mempelajari taksonomi polip

karang secara mendetail didalam laboratorium.

Page 5

Salah satu dari sekian banyak ekosistem yang dimiliki Indonesia adalah

. Kurang lebih 14% terumbu karang berada di

. Terumbu Karang memiliki fungsi

lain adalah sebagai penahan ombak dan melindungi pantai dari

ikan dan biota laut lain yang

merupakan sumber protein dan sumber bahan obat dari laut. Terumbu Karang juga

easi bawah air dengan panorama keindahan

bawah air yang menarik yang berbeda dengan di darat. Oleh karena itu, Terumbu

Karang memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi Indonesia (Giyanto, 2007).

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem khas pesisir tropis

yang memiliki berbagai fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis.

Fungsi ekologis tersebut adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik,

tempat pemijahan biota perairan, tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai biota.

Di samping fungsi ekologis, terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk

yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang

kum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang ini agar

mahasiswa dapat mengetahui langsung apa yang dimaksud dengan terumbu

, dapat mengidentifikasi berbagai jenis karang hidup dilapang, dan

swa dapat mengerti, memahami tentang

, dan dapat mempelajari taksonomi polip

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 6

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang dilaksanakan pada . Hari

Minggu, tanggal 20 November 2011 dari pukul 09.30 WIB sampai pukul 15.00 WIB

di Kondang Buntung, Kabupaten Malang . Dan hari Selasa, tanggal 15 November

2011 dari pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB di Laboratorium Kelautan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terumbu Karang

Terumbu karang adalah endapan – endapan masif yang penting dari kalsium

karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum cnidaria, kelas anthozoa, ordo

Madreporaria) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme –

organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Meskipun karang ditemukan di

seluruh lautan dunia, baik perairan kutub maupun perairan ugahari, seperti yang ada

di daerah tropik, tetapi hanya di perairan tropik terumbu dapat berkembang. Hal ini

disebabkan oleh adanya dua kelompok karang yang berbeda, yang satu dinamakan

Hermatipik dan yang lain ahermatipik. Karang hermatipik dapat menghasilkan

terumbu sedangkan ahermatipik tidak. Karang ahermatipik tersebar diseluruh dunia,

tetapi karang hermatipik hanya ditemukan di wilayah tropik. Perbedaan yang

mencolok antara kedua karang ini adalah bahwa di dalam jaringan karang

hermatipik terdapat sel – sel tumbuhan yang bersimbiosis yang dinamakan

zooxanthellae, sedangkan karang ahermatipik tidak (Nybakken,1992).

Terumbu karang adalah suatu kumpulan hewan bersel satu yang membentuk

koloni dan mempunyai rumah yang terbuat dari bahan kapur (CaCO3). Mengingat

dalam ekosistem terumbu karang terdapat berbagai jenis organisme maka dapat

pula dikatakan sebagai berikut: terumbu karang merupakan sebuah komunitas

biologis yang berada di dasar perairan laut yang membentuk struktur padat yang

kokoh dan terbuat dari bahan kapur. Organisme utamanya kebanyakan terdiri dari

koral dan algae. Terumbu karang terdiri dari berbagai ragam jenis binatang karang

yang termasuk ordo scleractinia (Anthozoa/Coelenterata). Untuk terselenggaranya

pertumbuhan karang tersebut diperlukan beberapa syarat lingkunmgan ideal antara

lain:

1. Perairan harus cukup cerah dan tidak dipengaruhi erosi dari muara sungai.

2. Salinitas cukup 30-32 0/00 .

3. Fluktuasi suhu meksimum dan minimum dari air laut tidak besar 270C ± 20C.

4. Cukup makanan, baik zat hara maupun plankton.

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 8

5. Pertumbuhan optimal pada kedalaman kurang dari 35m. Walaupun masih

mungkin tumbuh sampai pada kedalaman kurang dari 100m tergantung dari

tingkat kecerahan (Wibisono, 2005).

Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium

karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang adalah hewan

tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berongga)

atau Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (Coral) mencakup karang dari Ordo

Scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa.

Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai

dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm.

Namun pada umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar

dapat dijumpai pada karang yang soliter (Terangi, 2011).

2.1.1 Anatomi Karang

Karena anggota – anggota terumbu karang yang dominan adalah karang,

maka perlu dimengerti sedikit mengenai anatominya. Karang adalah anggota filum

Cnidaria, yang termasuk mempunyai bermacam – macam bentuk seperti ubur–ubur,

hydroid, hydra air tawar dan anemon laut. Karang dan anemon laut adalah anggota

taksonomi kelas yang sama, yaitu anthozoa. Perbedaan yang utama adalah bahwa

karang menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat, sedangkan anemon

tidak. Karang dapat berkoloni atau sendiri, tetapi hampir semua karang hermatipik

merupakan koloni, dengan berbagai individu hewan karang atau polip mempunyai

mangkuk kecil atau koralit dalam kerangka yang masif. Tiap mangkuk atau koralit

mempunyai beberapa seri septa yang tajam dan bebrbentuk daun yang keluar dari

dasar. Pola septa berbeda – beda setiap spesies dan merupakan dasar dalam

pembagian spesies karang (Nybakken, 1992).

Ditinjau dari segi anatomisnya secara singkat dapat diuraikan bahwa karang

tersusun atas unit – unit organisme yang sangat kecil atau disebut polip. Polip

tersusun atas 2 lapis jaringan yakni : lapisan epidermis dan gastrodermis yang

menempel pada suatu rangka sedangkan antara dua lapisan tersebut dibatasi oleh

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 9

lapisan mesoglea. Hewan polip juga mempunyai senjata untuk menangkap massa

berupa benang (mesentery filaments) yang mengandung nematocyst. Sistem

pencernaan terdiri dari mulut, tenggorok, dan columella (bagian tengah dari corralite

dibawah mulut). Corralite merupakan bagian rangka yang diendapkan oleh satu

hewan polip. Dinding rangka yang mengelilingi masing – masing polip disebut theca.

Sedangkan bahan rangka yang mengelilingi koralit disebut coenosteum. Antar polip

dihubungkan oleh jaringan yang disebut coenosarc. Tiap koralit terdapat septa yang

merupakan struktur menyerupai lempeng dari bahan kapur tersusun radier dari

dinding rangka menuju ke titik tengah koralit (Wibisono, 2005).

Bentuk mulut lonjong, pada salah satu atau kedua ujung terdapat alur bercilia

yang terus memanjang pada sisi pharynx, untuk mengalirkan air ke rongga

gastrovaskuler. Alur bercilia pada sea anemone disebut siphonoglyph. Bentuk mulut

yang memanjang dan adanya siphonoglyph menyebabkan sea anemone tidak

simetri radial tapi simetri bilateral. Mesoglea tebal berisi serabut dan sel amoeboid

bebas. Epidermis banyak mengandung lender kadang-kadang mempunyai flagella.

Ostia pada septa untuk mengalirkan air antar kamar-kamar. Filament dan acontia

kaya nematokis dan sel kelenjar acontia dapat keluar melalui dinding tubuh atau

mulut sebagai alat penangkis. Bila sea anemone mengkerut mengecil, permukaan

batang tubuh dekat oral akan menutupseluruh tubuh bagian atas (Suwignyo, 2000).

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 10

2.1.2 Morfologi Polip Karang

Menurut Terotaowa (2011), Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian

tubuh terdiri dari:

1. mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari

perairan serta sebagai alat pertahanan diri.

2. rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan

(gastrovascular).

3. dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang lebih umum disebut

gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di antara

kedua lapisan terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut mesoglea.

Jaringan ini terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada

sebagian besar karang, epidermis akan menghasilkan material guna

membentuk rangka luar karang. Material tersebut berupa kalsium karbonat

(kapur).

Bertempat di gastrodermis, hidup zooxanthellae yaitu alga uniseluler dari

kelompok Dinoflagelata, dengan warna coklat atau coklat kekuning-kuningan.

Karang dapat menarik dan menjulurkan tentakelnya. Tentakel tersebut aktif

dijulurkan pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari

tentekel ditarik masuk ke dalam rangka (Coremap, 2011).

Di ektodermis tentakel terdapat sel penyengatnya (knidoblas), yang

merupakan ciri khas semua hewan Cnidaria. Knidoblas dilengkapi alat penyengat

(nematosita) beserta racun di dalamnya. Sel penyengat bila sedang tidak digunakan

akan berada dalam kondisi tidak aktif, dan alat sengat berada di dalam sel. Bila ada

zooplankton atau hewan lain yang akan ditangkap, maka alat penyengat dan racun

akan dikeluarkan (Zonaikan, 2011).

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 11

2.1.3 Bentuk Polip Karang

Suatu koralit karang baru dapat terbentuk dari proses budding (percabangan)

dari karang. Selain bentuk koralit yang berbeda-beda, ukuran koralit juga berbeda-

beda. Perbedaan bentuk dan ukuran tersebut memberi dugaan tentang habitat serta

cara menyesuaikan diri terhadap lingkungan, namun faktor dominan yang

menyebabkan perbedaan koralit adalah karena jenis hewan karang (polip) yang

berbeda-beda.

Menurut Terangi (2011), pembagian bentuk koralit sebagai berikut :

� Placoid, masing-masing koralit memiliki dindingnya masing-masing dan

dipisahkan oleh konesteum.

� Cerioid, apabila dinding koralit saling menyatu dan membentuk permukaan

yang datar.

� Phaceloid, apabila koralit memanjang membentuk tabung dan juga

mempunyai koralit dengan dinding masing-masing.

� Meandroid, apabila koloni mempunyai koralit yang membentuk lembah dan

koralit disatukan oleh dinding- dinding yang saling menyatu dan membentuk

alur-alur seperti sungai.

� Flabello-meandroid, seperti meandroid, membentuk lembah-lembah

memanjang, namun koralit tidak memiliki dinding bersama.

� Dendroid, yaitu bentuk pertumbuhan dimana koloni hampir menyerupai pohon

yang dijumpai cabang-cabang dan di ujung cabang biasanya dijumpai kalik

utama.

� Hydnophoroid, koralit terbentuk seperti bukit tersebar pada seluruh permukaan

sehingga sangat mudah untuk dikenal.

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 12

2.1.4 Cara Makan

Karang memiliki dua cara untuk mendapatkan makan, yaitu :

1. Menangkap zooplankton yang melayang dalam air.

2. Menerima hasil fotosintesis zooxanthellae.

Ada pendapat para ahli yang mengatakan bahwa hasil fotosintesis

zooxanthellae yang dimanfaatkan oleh karang, jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan proses respirasi karang tersebut (Muller-Parker & D’Elia 2001).

Sebagian ahli lagi mengatakan sumber makanan karang 75-99% berasal dari

zooxanthellae. Menurut Tucked (2002) Ada dua mekanisme bagaimana mangsa

yang ditangkap karang dapat mencapai mulut:

1. Mangsa ditangkap lalu tentakel membawa mangsa ke mulut.

2. Mangsa ditangkap lalu terbawa ke mulut oleh gerakan silia di sepanjang tentakel.

Pada tentakel polip terdapat racun yang digunakan untuk menangkap

berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut yang sangat kecil atau disebut plankton

sebagai makanan tambahan. Tentaakel karang terbuka pada malam hari dan

digunakan untuk menangkap plankton yang melayang-melayang terbawa arus.

Karang batu mendapatkan makan dari zooxanthellae (Agatha, 2011).

2.1.5 Asosiasi Karang dan Zoozanthela

Zooxanthellae adalah alga dari kelompok Dinoflagellata yang bersimbiosis

pada hewan, seperti karang, anemon, moluska dan lainnya. Sebagian besar

zooxanthella berasal dari genus Symbiodinium. Jumlah zooxanthellae pada karang

diperkirakan > 1 juta sel/cm2 permukaan karang, ada yang mengatakan antara 1-5

juta sel/cm2. Meski dapat hidup tidak terikat induk, sebagian besar zooxanthellae

melakukan simbiosis (Konservasilaut, 2011).

Dalam simbiosis mutualisme ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan

berupa :

1. Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen

2. Mempercepat proses pembentukan kerangka kapur (kalsifikasi) yang

menurut Johnston terjadi melalui skema.

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 13

Fotosintesis akan menaikkan pH perairan dan menyediakan ion karbonat

lebih banyak (ion karbonat sebagai bahan dasar pembentukan kalsium karbonat).

Zooxanthellae juga dapat menyingkirkan ion P yang menjadi faktor penghambat

proses kalsifikasi, sehingga proses kalsifikasi oleh karang dapat berjalan dengan

lancar.

Menurut Terang (2011) Zooxanthellae mendapat keuntungan:

1. Memperoleh bahan anorganik dari karang untuk bahan fotosintesis. Bahan

anorganik ini merupakan sisa metabolisme karang.

2. Mendapatkan tempat untuk berlindung di dalam jaringan tubuh karang,

sehingga terhindar dari pemangsa.

2.1.6 Pertumbuhan dan Reproduksi Karang

Menurut Nirmanmunir (2011) Seperti hewan lain, karang memiliki

kemampuan reproduksi secara aseksual dan seksual.

� Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan

gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini,

polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan

potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada

pembentukan koloni baru.

� Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan

sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena

selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan

(pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan

pematangan).

Pada karang yang mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih hidup

dapat meninggalkan skeletonnya untuk kemudian terbawa air. Jika kemudian

menemukan dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan melekat dan tumbuh

menjadi koloni baru PartenogenesisLarva tumbuh dari telur yang tidak mengalami

fertilisasi (Zonaikan, 2011).

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 14

2.2 Klasifikasi Terumbu Karang

Terumbu karang. Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh

biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga

berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-

jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta

biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis

Plankton dan jenis-jenis nekton (Shear, 2011).

Ekosistem terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000

km2, dengan batas sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30

°LU dan 30 °LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 1 09 negara di seluruh

dunia, namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami

kerusakan (Ekosistem, 2011).

2.2.1 Berdasarkan Bentuk Pertumbuhan / Life Form

Menurut Timotius (2011), Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni

yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk

pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hydrodinamis

(gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, subareal exposure

dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas

karang Acropora dan non-Acropora (English et.al., 1994). Perbedaan Acropora

dengan non- Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian

yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki

radial koralit.

Skeleton Acropora Skeleton non-Acropora Bentuk Pertumbuhan Karang non-

Acropora terdiri atas :

A. Bentuk Bercabang (branching), memiliki cabang lebih

panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat

di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng,

terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Bersifat

banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan

invertebrata tertentu.

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 15

B. Bentuk Padat (massive), dengan ukuran bervariasi

serta beberapa bentuk seperti bongkahan batu.

Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya

ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan

bagian atas lereng terumbu.

C. Bentuk Kerak (encrusting), tumbuh menyerupai

dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan

keras serta berlubang-lubang kecil, banyak terdapat

pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama

mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu. Bersifat

memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan

kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.

D. Bentuk lembaran (foliose), merupakan

lembaranlembaran yang menonjol pada dasar terumbu,

berukuran kecil dan membentuk lipatan atau melingkar,

terutama pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang

terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan

dan hewan lain.

E. Bentuk Jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak

seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung

bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.

F. Bentuk submasif (submassive), bentuk kokoh

dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil

G. Karang api (Millepora), semua jenis karang api yang

dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung

koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 16

H. Karang biru (Heliopora), dapat dikenali dengan

adanya warna biru pada rangkanya

Bentuk pertumbuhan Acropora sebagai berikut :

A. Acropora bentuk cabang (Branching Acropora),

bentuk bercabang seperti ranting pohon.

B. Acropora meja (Tabulate Acropora), bentuk

bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti

meja. Karang ini ditopang dengan batang yang

berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk

sudut atau datar.

C. Acropora merayap (Encursting Acropora), bentuk

merayap, biasanya terjadi pada Acropora yang belum

sempurna.

D. Acropora Submasif (Submassive Acropora),

percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh.

E. Acropora berjari (Digitate Acropora), bentuk

percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari

tangan

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 17

2.2.2 Berdasarkan Letak / Geomorfologi

Menurut Mufti (2007) geomorffologi pada terumbukarang dibagi tiga bagian,

yaitu:

• Karang tepi (fringing reefs) adalah tipe yang paling umum dijumpai,

merupakan terumbu yang tumbuh mengelilingi pulau, jarak dari pantai

bervariasi dari 3-300 m.

• Karang penghalang (barier reefs), adalah terumbu yang terletak sejajar

pantai pulau utama namun dipisahkan oleh laut. Lebar laut pemisah

tersebut dapat mencapai enam kilometer dan kedalamannya puluhan

meter.

• Karang cincin (atoll) adalah terumbu karang yang melingkar atau oval

mengelilingi goba. Pada terumbu tersebut terdapat satu atau dua pulau

kecil. Karang cincin terbentuk dari tenggelamnya pulau vulkanik yang

dikelilingi oleh karang tepi. Saat ini kurang lebih ada 300 atoll di daerah

Indo-Pasifik, dan hanya 10 atoll di Karibia.

2.3 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang

2.3.1 Suhu

Suhu mempengaruhi kecepatan metabolisme, reproduksi dan perombakan

bentuk luar dari karang. Suhu paling baik untuk pertumbuhan karang berkisar 23 -

30° C. Temperatur dibawah 18C dapat menghambat pert umbuhan karangbahkan

dapat mengakibatkan kematian. Temperatur diatas 33° C dapat menyebabkan

gejala pemutihan (bleaching), yaitu keluarnya zooxanthella dari polip karang dan

akibat selanjutnya dapat mematikan karang (Abdullohmukhtar, 2011).

Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut

yang isoterm pada suhu 20° C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di

bawah suhu 18° C. Terumbu karang tumbuh dan berkemb ang optimal pada perairan

bersuhu rata-rata tahunan 23-25° C, dan dapat menol eransi suhu sampai dengan

36-40° C (Makwin, 2010).

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 18

2.3.2 Salinitas

Secara fisiologis, salinitas mempengaruhi kehidupan hewan karang karena

adanya tekanan osmosis pada jaringan hidup. Salinitas optimal bagi kehidupan

karang berkisar 30-35 ‰. Karena itu karang jarang ditemukan hidup di daerah

muara sungai besar, bercurah hujan tinggi atau perairan dengan salinitas yang tinggi

(Abdullohmukhtar, 2011).

Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas normal

32¬35 ‰. Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang

mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti

penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Disisi lain,

terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia

yang salinitasnya 42 ‰ (Makwin, 2010).

2.3.3 Kecerahan

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi

berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan

yang tinggi pula (Makwin, 2010).

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi

berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan

yang tinggi pula (IPB, 2011).

2.3.4 Sedimen

Tekanan sedimen dapat disebabkan oleh aktivitas yang terjadi

secara langsung pada daerahterumbu, terutama penggalian dan

pengeboman untuk pembangunan pelabuhan, ataumelalui akibat

sekunder yang dihasilkan dari perubahan fisik terumbu. Sedimentasi

adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan

perairantertentu melalui media air yang kemudian mengalami proses

pemisahan padatan oleh gayagravitasi. Pada umumnya proses

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 19

Sedimentasi dilakukan setelah proses Koagulasi danFlokulasi dimana

tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga

menjadilebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih

singkat. Terdapat empat tipe tekanan sedimentasi yaitu : smothering,

abrasion, shading,inhibition of recruitment. Walaupun sedimentasi juga

memberikan keuntungan karenamenambah lahan pesisir ke arah laut,

namun tekanan sedimentasi pada ekosistem karangdapat menyebabkan

kematian pada karang dan biota lain yang sensitif terhadap

tekanansedimentasi. Kandungan sedimentasi pada kolom perairan dapat

mengurangi intensitascahaya yang masuk ke perairan Pengendapan

kapur. Pengendapan kapur dapat berasal daripenebangan pohon yang

dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan terbawakelaut

dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar

matahari tertutup oleh sedimen. Akibat yang terjadi akan mengurangi

juga tingkat pertumbuhankarang, mempengaruhi pola zonasi alami

karang. Sedimentasi dapat juga menginvasi daerahkarang karena planula

dan hewan karang butuh hidup pada substrat yang keras. Bila hal

initerjadi dalam kurun waktu yang sangat lama akan meyebabkan

kematian pada karang danbiota lainnya. Kematian pada karang dapat

terjadi karena kondisi lingkungan dengan pengaruhtekanan sedimentasi

tidak sesuai lagi dengan lingkungan yang cocok bagi algaeZooxanthellae

yang hidup pada karang, sehingga algae Zooxanthellae akan

meninggalkankarang sehingga terjadi pemutihan pada karang. Bila

kondisi perairan tidak sembuh makaalga tersebut akan mencari habitat

perairan yang cocok baginya, sehingga pemasok oksigenbagi karang

akan terhenti, hal ini pada umumnya menyebabkan kematian pada

karang(SyaikhulMahmud,2011).

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi,

vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang

mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi.

Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme

pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena

berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 20

sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang

mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem

yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya

channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas

bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di

suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar

kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah

sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari

sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati

cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka

cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin

dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan

sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan

kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya

patahan (Ojanmaul's, 2010).

2.3.5 Sirkulasi Air

Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila

membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan

zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di

perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada

kematian karang (Abdullohmukhtar, 2011).

Perubahan sirkulasi arus laut. Hampir semua terumbu karang di latitude

tinggi (>350) tumbuh pada area dimana arus membawa air hangat dari kawasan

tropis. Perubahan alur dan kekuatan arus menyebabkan perbedaan suhu yang

dapat mengakibatkan pemutihan karang (Buddemeier et al., 2004).

2.4 Ekosistem Terumbu Karang

Konservasi sumberdaya terumbu karang merupakan salah satu implementasi

pengelolaan ekosistem terumbu karang dari kerusakan akibat aktivitas manusia.

Kawasan konserbvasi ini biasanya dilindungi oleh hukum sehingga sering disebut

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 21

sebagai kawasan lindung. Secara definisi kawasan konservasi terumbu karang

dalam hal ini adalah kawasan lindung laut merupakan suatu kawasan intertidal atau

subtidal termasuk didalamnya air dan biota yang berasosiasi, nilai-nilai sejarah dan

budaya yang dilindungi oleh hukum atau peraturan lainnya yang dimaksudkan untuk

melindungi seluruh lingkungan di sekitarnya.

Untuk mencegah semakin rusaknya sumber daya laut khususnya ekosistem

terumbu karang disamping telah menerapkan peraturan diperundangan, pemerintah

Indonesia melalui Dephut juga telah menetapkan kawasan konservasi kelautan. Inti

dari konservasi terumbu karang tersebut ada 3, yaitu:

a. Perlindungan terhadap kelangsungan proses ekologis beserta system-sistem

penyangga kehidupan.

b. Pengawetan keanekaragaman sumber plasma nutfah yanmg dilakukan

dalam dan luar kawasan serta pengaturan terhadap jenis-jenis yang

terancam punahdemnghan memberikan status perlindungan.

c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistemnya melalui:

- Pengendalian ekspl.oitasisesuai dengan prinsip kelestarian;

- Memajukan usaha-usah penelitian, pendidikan, dan pariwisata.

- Pengaturan perdaganagn flora dan fauna

(Supriharyono,2007).

2.4.1 Konservasi dan Rehabilitasi

Menurut Sarbodo dan Santoso (2008). Suatu pengelolaan yang baik adalah

yang memikirkan generasi mendatang agar dapat menikmati sumberdaya yang ada

sekarang, dengan demikian pengelolaan terumbu karang haruslah memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

Pertama melestarikan,melindungi,mengembangkan,memperbaiki dan

meningkatkan kondisi atau kualitas terumbukarang dan sumberdaya yang

terkandung didalamnya. Kedua mendorong dan membantu pemerintah daerah untuk

menyusun dan melaksanakan program-program pengelolaan sesuai dengan

karakteristik wilayah dan masyarakat setempat. Ketiga mendorong

kesadaran,partisipasi dan kerjasama dari pemerintah daerah, masyarakat setempat

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 22

dalam pelaksanaan dan pengelolaan terumb ukarang. Maka dari itu perlu dilakukan

hal-hal sebagai berikut:

1. Memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung terjun dalam

pemberdayaan terumbu karang.

2. Mengurangi laju degradasi terumbu karang yang terjadi saat ini.

3. Mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik, potensi,

pemanfaatan dan status hukumnya.

2.4.2 Monitoring Terumbu Karang

Pendekatan pelatihan memberikan penekanan pada cara atau metode

pembelajaran yang dapat dengan memperhatikan kondisi local atau kemampuan

peserta. Pemberian materi diruangan diberikan dengan perkuliahan langsung.

Pengembangan dan eksploetasi materi lebih luas dilakukan dengan cara diskusi dan

Tanya jawab dngan menggunakan istilah atau bahasa local. Porsi lebih besar dalam

penguasaan materi diberikan dalam bentuk simulasi dan praktek lapang disbanding

perkuliahan yaitu 60:40. Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan juga

menggunakan alat bantu dan alat peraga seperti computer dan proyektor, buku

pengenalan biota dan sampel biota, dan laminating biota (LIPI,2008).

2.5 Fungsi Dan Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang mempunyai berbagai fungsi yang antara lain : Sebagai

gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau

tetap, tempat mencari makan, berpijah, daerah asuhan, tempat berlindung, bagi

hewan laut lainnya. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

siklus biologi, kimiawi dan fisik secara global yang mempunyai tingkat produktivitas

yang sangat tinggi. Terumbu karang merupakan sumber bahan makanan langsung

mapupun tidak langsung dan sumber obat-obatan. Terumbu karang sebagai

pelindung pantai dari hempasan ombak dan sumber utama bahan-bahan kontruksi

(Suharsono, 2004).

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 23

Menurut Dinas Kelautan (2010), manfaat dan Fungsi Terumbu karang dari

segi Pariwisata, Perikanan dan Biodiversity.

Manfaat Terumbu Karang

Terumbu Karang dan segala kehidupan yang terdapat didalamnya

merupakan kekayaan alaym yang ernilai tinggi, diantaranya meliputi tempat

menangkap ikan, pelindung pantai secara alami, pariwisata dan tempat

keanekaragaman hayati

Fungsi Pariwisata

Keindahan karang, kekayaan biologi dan kejernihan airnya membuat

kawasan terumbu karang terkenal sebagai tempat rekreasi. Skin Diving atau

Snorkeling, SCUBA dan fotografi sebagai kegiatan bawah laut yang sangat

tergantung pada keindahan dan pelestarian terumbu karang.

Fungsi Perikanan

Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya ikan-ikan karang yang memiliki

nilai ekonomi tinggi sehingga aktifitas penangkapan ikan oleh nelayan cukup tinggi

dikawasan ini. Jumlah panenan ikan, kerang dan kepiting dari terumbu karang

secara lestari di seluruh dunia dapat mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12 % dari

jumlah tangkapan perikanan dunia

Fungsi Perlindungan Pantai

Terumbu karang tepi dan penghalang adalah pemecah gelombang alami

yang melindungi pantai dari erosi, banjir pantai dan peristiwa perusakan lainnya

yang diakibatkan oleh fenomena air lau. Terumbu karang juga memberikan

kontribusi untuk akresi (penumpukan) pantai dengan memberikan pasir untuk pantai

dan memberikan perlindungan terhadap desa-desa dan infrastruktur daerah pesisir

seperti jalan dan bangunan-bangunan lainnya yang berada disepanjang pantai.

Apabila dirusak, maka diperlukan milyaran rupiah untuk membuat penghalang

buatan yang setara dengan terumbu karang ini.

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 24

Fungsi Biodiversity

Ekosistem ini mempunyai porduktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi.

Keanekaragaman hidup di ekosistem terumbu karang per unit area sebanding atau

lebih besar dibandingkan dengan hal yang sama di hutan tropis. Terumbu karang ini

dikenal sebagai laboratorium untuk ilmu ekologi. Potensi untuk bahan obat-obatan,

anti virus, anti kanker dan penggunaan lainnya sangat tingi. Manfaat yang

terkandung dalam ekosistem terumbu karang seperti pemanfaatan ikan dan biota

lainnya pariwisata bahari dan lain-lain. Manfaat lain yang terkandung yaitu

penahanan abrasi pantai, pemecah gelombang tempat mengasuh.

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 25

3. METODOLOGI

3.1 PRAKTIKUM LABORATORIUM

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mata kuliah Manajemen Ilmu

dan Terumbu Karang di laboratorium adalah sebagai berikut, antara lain ;

3.1.1 Alat Beserta Fungsinya

Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu Karang

dan fungsinya adalah:

• Lup : untuk membantu mengamati polip.

• Kamera digital : untuk mengambil gambar obyek yang diamati

3.1.2 Bahan Beserta Fungsinya

Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu

Karang dan fungsinya adalah:

• Karang mati : digunakan sebagai obyek pengamatan

3.2 PRAKTIKUM LAPANG

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapang mata kuliah

Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang di Pantai Kondang Buntung, Malang antara

lain :

3.2.1 Alat Beserta Fungsinya

Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu Karang

dan fungsinya adalah:

• Kamera Digital : untuk mengambil gambar obyek yang diamati

• Sabak dan pensil 2B : untuk mencatat data hasil pengamatan.

• Roll meter 20 m : untuk membuat transek garis

• Roster : untuk menempelkan karang

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 26

• Kabel Tis : untuk mengikatkan karang pada roster

• Spidol Permanen : untuk member tanda di kertas taging

• Kertas Taging : untuk menandai karang yang ditransplantasi

• Alat selam Dasar : untuk bantu waktu transplantasi didalam air

3.2.2 Bahan Beserta Fungsinya

Bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu dan Manajemen Terumbu

Karang dan fungsinya adalah:

• Karang mati : digunakan sebagai obyek pengamatan

• Karang hidup : digunakan untuk transplantasi

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 27

3.3 SKEMA KERJA

3.3.1 Praktikum Laboratorium

Karang mati

- diamati dengan kaca pembesar

- digambar secara utuh,difoto dengan kamera

- digambar bagian polipnya dan septanya lingkar satu, dua

, dan difoto.

3.3.2 Praktikum Lapang

- dibentangkan di daerah terumbu karang

sepanjang 20 meter

- diamati terumbu karang dan biota yang ada disekitar

area transek garis

- dihitung prosentase tutupan karangnya

- dicatat data yang didapat

- ditempelkan di roaster

- diberi kertas tagging

- dinamai/diberi tanda

- diikat menggunakan kabel tis

- diletakkan didasar laut

Hasil

Hasil

Transek garis

Transplantasi Karang

Hasil

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 28

4. PEMBAHASAN

4.1 Praktikum Laboratorium

4.1.1 Analisa Prosedur

Praktikum Manejemen dan Ilmu Terumbu Karang tentang anatomi dan

perkembangan formasi karang, langkah pertama adalah disiapkan alat dan bahan.

Alat digunakan yaitu kaca pembesar (lup) untuk membantu mengamati polip karang

dan kamera digital untuk memfoto karang. Sedangkan bahan yang digunakan

adalah karang mati sebagai obyek yang akan diamati polipnya. Langkah kedua,

diambil karang mati pertama yang sudah dibagi perkelompok kemudian digambar

karang secara utuh lalu diamati bentuk polipnya menggunakan lup agar polip

tampak lebih jelas saat pengamatan. Selanjutnya digambar bentuk polip di buku

pengamatan. Digambar septa, kosta, dinding, maupun konesteumnya. Dilakukan

langkah-langkah tersebut pada sample karang mati yang lain.

4.1.2 Analisa Hasil

Analisa hasil dari praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang yaitu ;

Materi I Anatomi Karang

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 29

a. Karang masroom non-acropora

Hasil yang didapatkan dari pengamatan terumbu karang yaitu dalam polip

terdapat dinding, septa, koesteum dan septa-costea. Karang masroom termasuk

jenis karang non-acropora karena karang acropora hanya memilki radial.

b. Karang massive non-acropora

Hasil yang didapatkan dari pengamatan terumbu karang yaitu dalam polip

terdapat dinding, septa, koestuem dan septa-coesta. Karang massive termasuk jenis

karang non-acropra karena karang acropora hanya memiliki radial

c. Karang tabulate acropora

Hasil yang didapakan dari pengamatan praktikum terumbu karang yaitu

dalam polip terdapat dinding, septa, koasteum, costae dan septa-costea. Karang

tabulate termasuk jenis karang acrpora, karena karang acropora memiliki axial dan

radial.

d. Karang brancing acropora

Hasil yang dipadatkan dari pengamatan praktikum terumbu karang yaitu

dalam polip terdapat dinding, septa, koesteun dan septa-costea. Karang brancing

termasuk jenis karang acropora, karena karang aacropora memiliki axial dan radial.

e. Karang encrusting non-acropora

Hasil yang didapatkan dari pengamatan praktikum terumbu karang yaitu

dalam polip terdapat dinding, septa, koestem dan septa-cosrea. Karang encrusting

termasuk jenis karang acropora karena karang acropora memiliki radial.

f. Karang sub-massive non-acropora

Hasil yang didapatkan dari pengamatan terumbu karang yaitu dalam polip

terdapat dinding, septa, koestreum dan septa-costea. Karang sub-massive termasuk

jenis karang noin-acropora karena karang non-acropora hanya memiliki radial

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 30

g. Karang feliose non-acrpora

Hasil yang didapatkan dari pengamatan terumbu karang yaitu dalam polip

terdapat dinding,septa, koesteum, dan septa-costea. Karang feliose termasuk jenis

karang non-acropora yang hanya memiliki radial.

Gambar Keterangan

Karang non-acropora branching

Karang non-acropora mushroom

Karang non-acropora masif

Karang acropora Tabulate

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 31

Karang acropora branching

Karang non-acropora encrusting

Karang non-acropora sub-massive

Karang non-acropora foliose

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 32

Materi II Bentuk Formasi Koloni Karang

a. Meandroid

Hasil yang didapatkan dari poengamatan terumbu karang yaitu pertumbuhan

karang jenis meandroid. Pertumbuhan meandroid lembah teratur.

b. Phaceloid

Hasil yang didapatkan dari pengamatan termbu karang yaitu pertmbuhan

phaceloid. Pertumbuhan plocoid dinding antar polipnya terpisah satu sama lain dan

dindingnya terpisah.

c. Flabello-meandroid

Hasil yang didapatkan dari pengamatan terumbu karang yaitu pertumbuhan

karang jenis flabello-meandroid. Pertumbuhan flabello-meandroid lembah tidak

teratur.

d. Cereoid

Hasil yang didapatkan dari pengamatan termbu karang yaitu pertumbuhan

katang jenis cereoid. Pertumbuhan cereoid dinding polip lebih teratur dan menjadi

satu.

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 33

Gambar Keterangan

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Meandroid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Phaceloid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Flabello-Meandroid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Cerioid

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 34

4.2 Praktikum Lapang

4.2.1 Deskripsi Tempat

Pada saat praktikum lapang yang dilaksanakan di Kondang buntung kondisi

cuaca cerah. Pantainya cukup bersih alami, ombak maupun arus besar. Jalan untuk

mencapai kondang merak cukup sulit karena harus melewati desa penduduk, hutan

mangrove, dan estuari. Kondang Buntung terletak di 08⁰26’17”S lintang selatan dan

112⁰40’41”E bujur timur.

4.2.2 Analisa Prosedur

Praktikum Lapang Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang tentang Identifikasi

dan penutupan terumbu karang di pantai Sendang biru, Malang. Langkah pertama

adalah disiapkan alat yang digunakan dalam praktikum, Alat yang digunakan antara

lain , Roll meter 100 meter digunakan sebagai transek garis, sabak dan pensil

digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan yang didapatkan, kamera digital

digunakan untuk mengambil data yang didapatkan, roster untuk menempelkan

karang, Kabel Tis untuk mengikatkan karang pada roster, Kertas Taging untuk

menandai karang yang ditransplantasi, Alat selam Dasar untuk bantu waktu

transplantasi didalam air, Buku Panduan untuk membantu mengidentifikasi.

Sedangkan bahannya adalah karang mati yang digunakan sebagai obyek yang

akan diamati. Langkah kedua adalah membentangkan transek garis di daerah

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 35

sepanjang 20 meter yang yang akan digunakan, diamati terumbu karang dan segala

sesuatu yang berada di bawah transek garis, dihitung nilai prosentase tutupan

karangnya. Kemudian dicatat hasil yang didapatkan.

4.2.3 Analisa Hasil

Analisa hasil dari praktikum lapang yang dilaksanakan di pantai kondang

buntung yakni di dapat beberapa titik-titik yakni :

Transition

Kategori

From

To

0

7

CM

7

12

S

12

17

CS

17

22

CM

22

23

S

23

25

OT

25

41

OT

41

43

S

43

48

CM

48

118

S

118

129

ACT

129

193

S

193

200

CM

200

280

S

280

284

CM

284

285

S

285

287

CS

287

294

S

294

300

CM

300

306

S

306

315

CS

315

422

S

422

428

ACB

428

491

S

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 36

491

498

CS

498

501

S

501

507

CS

507

532

S

532

536

CM

536

537

S

537

541

CM

541

726

S

726

733

CM

733

772

S

772

784

CM

784

787

S

787

795

CS

795

796

S

796

800

CS

800

803

S

803

810

CM

810

876

S

876

884

CS

884

893

S

893

899

CM

899

1000

S

1000

1005

CS

1005

1065

S

1065

1072

CM

1072

1139

S

1139

1151

CE

1151

1167

S

1167

1182

OT

1182

1235

CM

1235

1241

S

1241

1243

CM

1243

1248

S

1248

1342

CM

1342

1348

S

1348

1351

CM

1351

1359

S

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 37

1359

1360

CM

1360

1366

S

1366

1444

CM

1444

1449

S

1449

1473

OT

1473

1480

S

1480

1481

CM

1481

1489

S

1489

1530

CS

1530

1533

S

1533

1550

CM

1550

1555

S

1555

1578

CM

1578

1587

S

1587

1600

CM

1600

1605

S

1605

1626

OT

1626

1705

S

1705

1714

CM

1714

1826

S

1833

1836

S

1836

1843

CM

1843

1912

S

1912

1921

CM

1921

1924

S

1924

1930

CS

1930

1980

S

1980

1988

CS

1988

1993

S

1993

2000

CM

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 38

Keterangan :

Lokasi Sampel : Pantai Kondang Buntung Sendang Biru Malang

Koordinat x : 112. 677 85º

Y : 08.438 97º

Salinitas : 8,15 ‰

Keterangan Lainnya : Lokasi dekat dengan pelabuhan perikanan.

1. Persentase tutupan karang hidup berdasarkan pada rumus :

Ni= (li/L) x 100 %

� CM (coral massive) :

li = 178 cm → 1,78 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (1,78/20)x 100 %

= 8,9 %

� CS (coral sub-massive) :

li = 78 cm → 0,78 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (0,78/20)x 100 %

= 3,9 %

� ACT (acropora tabulate) :

li = 11 cm → 0,11 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (0,11/20)x 100 %

= 0.55 %

� ACB (acropora branching) :

li = 6 cm → 0,06 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (0,06/20)x 100 %

= 0,3 %

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 39

� CE (coral encrasting) :

li = 12 cm → 0,12 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (0,12/20)x 100 %

= 0,6 %

2. Persentase tutupan substrat :

� S (pasir/sand) :

li = 1675 cm → 16,75 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (16,75/20)x 100 %

= 83,75 %

� OT (others) :

li = 40 cm → 0,40 m

L = 2000 cm → 20 m

Ni = (0,40/20)x 100 %

= 2 %

Transplantasi terumbu karang

Pada praktikum tentang transplantasi terumbu karang, didapat hasil bahwa

terumbu karang yang dapat ditransplan adalah terumbu jenis acropora branching,

karena karang ini mudah beradaptasi, mudah diikat pada rooster, dan jumlah

spesiesnya masih banyak pada Indonesia.

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 40

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum Manajemen Ilmu Terumbu Karang

antara lain:

� Terumbu karang adalah endapan – endapan masif yang penting dari kalsium

karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum cnidaria, kelas

anthozoa, ordo Madreporaria) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur

dan organisme – organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat.

� Polip tersusun atas 2 lapis jaringan yakni : lapisan epidermis dan

gastrodermis yang menempel pada suatu rangka sedangkan antara dua

lapisan tersebut dibatasi oleh lapisan mesoglea.

� Morfologi terumbu karang tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3) dan

terdiri atas lempeng dasar, epiteka, koralit, koralum, kalik, kosta, kolumela

dan septa.

� Bentuk polip karang antara lain placoid, cerioid, phaceloid, meandroid,

flabello-meandroid, dendroid dan hydnophoroid.

� Cara makan karang ada dua antara lain menangkap zooplankton yang

melayang dalam air dan menerima hasil fotosintesis zooxanthellae.

� Karang mendapatkan sejumlah keuntungan dari asosiasi dengan

zooxanthellae berupa hasil fotosintesis (gula, asam amino dan oksigen).

� Karang bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan budding juga

bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi.

� Kalsifikasi adalah adalah proses yang menghasilkan kapur dan pembentukan

rangka karang.

� Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas

cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan

makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik.

� Konservasi sumberdaya terumbu karang merupakan salah satu implementasi

pengelolaan ekosistem terumbu karang dari kerusakan akibat aktivitas

manusia. Kawasan konserbvasi ini biasanya dilindungi oleh hukum sehingga

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 41

sering disebut sebagai kawasan lindung. Secara definisi kawasan konservasi

terumbu karang dalam hal ini adalah kawasan lindung laut merupakan suatu

kawasan intertidal atau subtidal termasuk didalamnya air dan biota yang

berasosiasi, nilai-nilai sejarah dan budaya yang dilindungi oleh hukum atau

peraturan lainnya yang dimaksudkan untuk melindungi seluruh lingkungan di

sekitarnya.

� Prosentase penutupan karang di Pantai Kondang Buntung, Malang :

Kategori S (Sand) : 83,75 %

Kategori OT (Others) : 2 %

Kategori CM (Coral massive) : 8,9 %

Kategori CS (Coral sub-massive) : 3,9 %

Kategori ACT (acropora tabulate) : 0,55 %

Kategori ACB (acropora branching) : 0,3 %

Kategori CE (coral encrasting) : 0,6 %

Jadi prosentase penutupan karang di Pantai Kondang Merak , Malang

adalah didominasi oleh karang jenis coral massive (non-acropora).

5.2 Saran

Diharapkan untuk praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang baik

yang di lapang dan di laboratorium untuk praktikum selanjutnya waktunya jangan

terlalu dekat dengan UAS kalo bisa diawal semester.

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 42

DAFTAR PUSTAKA

Ariani A, 2010. Pengaruh Kegiatan Pembangunan Terhadap Ekosistem Terumbu

Karang. http://repoistory.UI.ac.id/contents/Pdf. Diakses pada tanggal

25 November 2011.

Giyanto, 2007. Perdagangan Karang hias Suatu ancaman terhadap Ekosistem

Terumbu Karang.http://elib.pdii.LIPI.go.id/catalog/indexphp/pdf.

Diakses pada tanggal 25 November 2011.

Suharsono, 2004. Jenis –jenis Karang di Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian

Oseanografi-LIPI.

Supriharyono, 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit

Djambatan. Jakarta.

Suwignyo, 2000. Avertebrata Air, oleh Sugiarti Suwignyo, Bambang Widigdo, Yusli

Wardianto, Majariana Krisanti. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Terangi, 2011. http://www.terangi.or.id/publications/pdf/biologikarang.pdf. Diakses

pada tanggal 25 November 2011.

Wibisono, 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit Grasindo. Jakarta.

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 43

LAMPIRAN

Anatomi Karang

Gambar Keterangan

Karang non-acropora branching

Karang non-acropora mushroom

Karang non-acropora masif

Karang acropora Tabulate

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 44

Karang acropora branching

Karang non-acropora encrusting

Karang non-acropora sub-massive

Karang non-acropora foliose

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 45

Bentuk Formasi Koloni Karang

Gambar Keterangan

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Meandroid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Phaceloid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Flabello-Meandroid

Bentuk pertumbuhan koloni karang

Cerioid

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN Malang, 01 Desember 2011...dapat kami sebutkan satu persatu. Harapan kami sebagai penulis, semoga adanya ... 2.1.1 Anatomi Karang Karena anggota – anggota terumbu

Laporan Praktikum Manajemen dan Ilmu Terumbu Karang Page 46