97
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “PERANAN TADARUS AL- QUR’AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN Al- QUR’AN HADITS DI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN”, disusun oleh Muhamad Mukri, NIM 102011023460, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 17 Juni 2010 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan PAI) Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan PAI) Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001 Penguji I Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001 Penguji II Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002 Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005.198703.1.003

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PERANAN TADARUS AL- QUR’AN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN Al- QUR’AN HADITS DI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN”, disusun oleh Muhamad Mukri, NIM 102011023460, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 17 Juni 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan PAI)

Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan PAI)

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001

Penguji I

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ............ ..................... NIP. 19670328.200003.1.001

Penguji II

Bahrissalim, M.Ag ............ ..................... NIP. 19680303.199803.1.002

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005.198703.1.003

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peranan Tadarus Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits di

Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan, yang

disusun oleh Muhamad Mukri, NIM 102011023460, Jurusan Pendidikan Agama

Islam, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang

berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. H. Abdul Madjid Khon, M.Ag

NIP 19580707.198703.1.005

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

ABSTRAK MUHAMAD MUKRI, “Peranan Tadarus Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa kelas XII pada Mata Pelajaran Al- Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kata kunci : Korelasi, Tadarus Al- Qur’an, Prestasi, Belajar, Al- Qur’an Hadits Latar belakang masalah dari penelitian ini diantaranya adalah pertama remaja saat ini kurang tertarik bertadarus (membaca al- Qur’an), dikarenakan pendidikan awal siswa non madrasah sehingga sulit membaca al- Qur’an yang bertuliskan aksara Arab. Kedua terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran al- Qur’an Hadits yaitu 1) Latar belakang pendidikan siswa yang tidak semuanya dari Madrasah Tsanawiyah atau belum pernah mempelajari aksara Arab, 2) Alokasi waktu pelajaran al- Qur’an Hadits yang tidak memadai, 3) Guru yang kurang kompeten, dan 4) sarana dan prasarana yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan korelasional yang dilaksanakan di MA Miftahul Umam dengan melibatkan 23 siswa kelas XII. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan studi dokumenter. Analisis data menggunakan analisis korelasional dengan teknik Korelasi Pearson Product Moment. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa: 1) Respon positif siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an di MA Miftahul Umam mencapai rata-rata 77.82% termasuk dalam kategori baik. 2) Tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui kegiatan tadarus al- Qur’an berada dalam kategori baik dengan siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 20 dari 23 siswa atau sebesar 86.96%. 3) Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa di MA Miftahul Umam. Adanya hubungan yang positif dan signifikan itu dibuktikan dengan angka koefesien korelasi sebesar 0.5734. Angka koefesien tersebut menunjukkan hubungan yang cukup antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa. Besarnya konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits sebesar 32.87% dan sisanya 67.13% ditentukan oleh faktor lain.

i

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Jalla Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.

Allahumma shalli’ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-Islam.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam. 4. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag., Dosen Pembimbing yang penuh

kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 5. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah

diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Kepala Sekolah MA Miftahul Umam Jakarta Ibu Dra. Hj. Siti Aniroh., guru-

guru dan pegawai di MA Miftahul Umam Jakarta yang telah banyak sekali membantu selama proses penelitian. Serta

7. Siswa kelas XII yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel.

ii

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

iii

8. Teristimewa untuk Ayahanda Liman (Alm) dan Ibunda Hj. Masyitoh yang telah melimpahkan segenap kasih dan sayangnya yang tak terhingga. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

9. Teman-teman penulis; Siti Suharsih, Muhammad Mukhlis, Mashud Shomad, Wisnu Nugroho, Joko Saputra dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi untuk selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan terima kasih atas semua bantuan, semangat serta do’a.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, muda-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, Maret 2010

Penyusun Muhamad Mukri

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 7

A. Tadarus Al- Qur’an ................................................................. 7

1. Pengertian Tadarus al- Qur’an ........................................... 7

2. Tadarus Kegiatan Ekstra Kurikuler .................................... 10

B. Sistem Pengajaran al- Qur’an Hadits ....................................... 11

1. Pengertian al- Qur’an Hadits .............................................. 11

2. Kedudukan al- Qur’an Hadits ............................................ 14

3. Kurikulum al- Qur’an Hadits ............................................. 16

a. Tujuan Pelajaran al- Qur’an Hadits .............................. 17

b. Metode Pengajaran al- Qur’an Hadits .......................... 19

c. Evaluasi ........................................................................ 24

C. Prestasi Belajar ........................................................................ 27

1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................. 27

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .......... 29

iv

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 33

B. Metode Penelitian ..................................................................... 33

C. Variabel Penelitian ................................................................... 34

D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 35

E. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 36

F. Instrumen Penelitian ................................................................. 36

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38

H. Teknik Analisis Data ................................................................ 39

I. Interpretasi Data ....................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 43

A. Gambaran Umum MA Miftahul Umam Pondok Labu –

Jakarta Selatan ......................................................................... 43

B. Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an di MA Miftahul

Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan .................................... 49

C. Deskripsi Data ......................................................................... 50

D. Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 62

E. Pembahasan ............................................................................. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 68

A. Kesimpulan ............................................................................. 68

B. Saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70

LAMPIRAN

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel X (Peranan Tadarus Al- Qur’an) ..... 37

Tabel 3.2 Nilai “r” Product Moment .............................................................. 41

Tabel 4.1 Struktur Organisasi MA Miftahul Umam Tahun 2009 .................. 46

Tabel 4.2 Perkembangan siswa MA Miftahul Umam Tahun 2008-2009 ...... 47

Tabel 4.3 Data Keadaan Guru MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta ... 48

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi ...................... 49

Tabel 4.5 Pendapat Siswa Tentang Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ................. 50

Tabel 4.6 Perasaan Siswa Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .............. 50

Tabel 4.7 Aktifitas Pembimbing dalam Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .......... 51

Tabel 4.8 Manfaat Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ........................................... 51

Tabel 4.9 Waktu Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ............................................. 51

Tabel 4.10 Sikap Siswa Mengikuti Tadarus Al- Qur’an .................................. 52

Tabel 4.11 minat siswa Mengikuti Tadarus Al- Qur’an ................................... 52

Tabel 4.12 Rutinitas Siswa Membaca Al- Qur’an di Rumah............................. 52

Tabel 4.13 Motivasi Orang Tua terhadap Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ......... 53

Tabel 4.14 Kemampuan Siswa tentang Al- Qur’an .......................................... 53

Tabel 4.15 Kemampuan Siswa dalam Memahami Ilmu Tajwid ...................... 54

Tabel 4.16 Kemampuan Siswa dalam Memahami Isi Kandungan Al- Qur’an. 54

Tabel 4.17 Siswa mengerjakan Tugas yang Diberikan Pembimbing ............... 55

Tabel 4.18 Motivasi Siswa Setelah Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an . 55

Tabel 4.19 Kaitan Materi Tadarus Al- Qur’an yang Diberikan dengan Materi

Al- Qur’an Hadits ........................................................................... 56

Tabel 4.20 Materi Tadarus Al- Qur’an yang Diberikan Pembimbing .............. 56

Tabel 4.21 Metode Penyampaian Materi yang Digunakan Pembimbing ......... 57

Tabel 4.22 Kompetensi Pembimbing Terhadap Materi ................................... 57

Tabel 4.23 Peran Kegiatan Tadarus Al- Qur’an terhadap Pelajaran Al-

Qur’an Hadits ................................................................................. 58

vi

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

vii

Tabel 4.24 Hasil Nilai Pelajaran Al- Qur’an Hadits Setelah Mengikuti

Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ......................................................... 58

Tabel 4.25 Aktifitas Tadarus Al Qur’an ........................................................... 59

Tabel 4.26 Sikap dan Motivasi ......................................................................... 59

Tabel 4.27 Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Tadarus Al- Qur’an .............. 60

Tabel 4.28 Kompetensi Pembimbing ............................................................... 60

Tabel 4.29 Hasil Belajar ................................................................................... 61

Tabel 4.30 Rata-rata Respon Positif Siswa terhadap Kegiatan Tadarus Al-

Qur’an ............................................................................................. 61

Tabel 4.31 Data Nilai Angket dan Hasil Prestasi Belajar Al- Qur’an Hadits

Siswa MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan ............. 62

Tabel 4.32 Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment

Variabel X dan Variabel Y ............................................................. 63

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Variabel X (Peranan Kegiatan Tadarus Al-

Qur’an)

Lampiran 2 Angket Peranan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an

Lampiran 3 Perhitungan Angket Kegiatan Tadarus Al- Qur’an

Lampiran 4 Data Skor Angket dan Hasil Belajar Al- Qur’an Hadits Siswa

MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan

Lampiran 5 Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment

Variabel X dan Y

Lampiran 6 Perhitungan Korelasi Peranan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an dan

Hasil Belajar

Lampiran 7 Perhitungan Koefesien Determinasi

Lampiran 8 Lembar Berita Wawancara

viii

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

untuk memberikan kabar gembira dan peringatan. Agama Islam mempunyai

sendi utama esensial yang berfungsi memberikan petunjuk ke jalan sebaik-

baiknya untuk mencapai suatu kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak,

yaitu yang bernama al- Qur’an. Sesuai dengan firman Allah :

...

Artinya : “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk menuju

jalan yang sebaik-baiknya…”. (Al- Isra/17 : 9)1

Al- Qur’an adalah kitab suci agama Islam yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad dengan cara mutawatir. Agama yang berkitabkan al- Qur’an (Islam),

banyak dianut di Negara Indonesia, oleh karena itu rakyat muslim Indonesia

seharusnya mampu membaca dan mempelajari al- Qur’an dengan baik dan benar.

1Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: 1971), h. 528.

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

2

Pada kenyataannya, masih banyak umat Islam terutama remajanya kurang

tertarik untuk membaca dan mempelajari isi kandungan ayat al- Qur’an, sehingga

remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan. Kondisi tersebut terjadi karena

kitab suci al- Qur’an ditulis dengan aksara dan bahasa arab. Faktor ini

menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/madrasah, karena

pengetahuan itu tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum. Akibatnya

pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya.

Kebutaaksaraan ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dan

kitab sucinya. Di samping itu orientasi cara berfikir juga dapat menyebabkan hal

tersebut, karena modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang.

Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkan bagi kemudahan

hidup manusia, ikut mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat dengan

alam kebendaan.

Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat

membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan dapat menunjang prestise

kehidupan duniawi. Maka tidak heran kalau pengetahuan tentang al- Qur’an dan

cara membacanya kalah bersaing dengan kepentingan hidup yang lain, hingga

hampir diabaikan. Padahal bidang tersebut merupakan disiplin ilmu khusus

dimana untuk menguasainya diperlukan cara dan metode tersendiri disamping

ketentuan dan waktu yang cukup lama, sedangkan belajar al- Qur’an wajib

hukumnya.

Di samping itu, usaha memperbesar perhatian dan minat anak pada

pelajaran al- Qur’an bukan hanya di dukung oleh guru, tapi harus di dukung pula

oleh usaha orang tua. Karena orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak

mereka. Dan kemampuan anak di dalam membaca al- Qur’an yang baik dan

benar, tergantung pada motivasi, usaha dan perhatian orang tua di rumah.

Semakin tinggi perhatian dan motivasi yang diberikan kepada orang tua dalam

belajar al- Qur’an, maka anak semakin benar dan lancar dalam membacanya.

Dapat disimpulkan bahwa al- Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam

yang sangat tinggi kedudukannya, dan sangat penting di dalam kehidupan umat

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

3

Islam untuk menuju jalan kehidupan yang paling nikmat yaitu surga. Oleh karena

itu maka sangat beruntung bagi orang yang telah mengenal dan membaca al-

Qur’an, terlebih bagi orang yang tahu makna al- Qur’an dalam kehidupannya.

Melihat betapa pentingnya mempelajari al- Qur’an, maka sepantasnya bila

al- Quran dimasukkan ke dalam salah satu mata pelajaran pokok di setiap lembaga

pendidikan Islam, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Dan

untuk lebih memahami makna serta kandungan isi al- Qur’an yang kadang masih

bersifat global, diperlukan pula penjelasan yang lebih terperinci lagi melalui

hadits Rasulullah SAW, yang akhirnya dua pokok pembahasan ini di gabungkan

menjadi satu mata pelajaran al- Qur’an Hadits.

Sudah menjadi suatu keharusan bagi siswa yang bersekolah di lembaga

pendidikan Islam untuk dapat membaca dan memahami al- Quran dan Hadits

secara benar, namun hal tersebut seluruhnya tidak dapat di penuhi karena

beberapa kendala, antara lain: (1) Latar belakang pendidikan siswa yang tidak

semuanya dari Madrasah Tsanawiyah atau belum pernah mempelajari

aksara/bahasa Arab. (2) Alokasi waktu pelajaran Agama Islam atau al- Qur’an

Hadits yang tidak memadai. (3) Guru yang kurang kompeten. (4) Sarana dan

prasarana sekolah yang kurang memadai.

Kemampuan membaca bahasa Arab merupakan dasar pokok dalam

memahami pelajaran al- Qur’an Hadits, karena materi al- Qur’an Hadits di tulis

dengan aksara Arab. Mengingat pentingnya penguasaan baca aksara Arab sebagai

modal memahami pelajaran al- Qur’an Hadits di satu pihak dan banyak kendala,

seperti telah disebutkan di atas, pada pihak lain, maka MA Miftahul Umam

membuat strategi belajar mengajar al- Quran Hadits dalam bentuk kegiatan ekstra-

kurikuler, yakni dengan menyelenggarakan kegiatan tadarus al- Qur’an setiap hari

selasa sampai dengan kamis, sedangkan hari jum’at diisi dengan pembacaan

Yasin, tahlil dan do’a, dan hari sabtunya diisi dengan kegiatan muhadharah.

Meskipun tadarus al- Qur’an termasuk pada kegiatan ekstra-kurikuler, akan tetapi

semua siswa mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII diwajibkan untuk

mengikutinya dengan didampingi oleh guru pembimbingnya. Dengan menaruh

harapan besar, bahwa dengan kegiatan tadarus al- Qur’an ini selain dapat melatih

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

4

kebiasaan dan kelancaran siswa dalam membaca dan mengamalkan al- Qur’an,

sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran al- Qur’an Hadits.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat

masalah tersebut menjadi judul skripsi: “PERANAN TADARUS AL- QUR’AN

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

PADA MATA PELAJARAN AL- QUR’AN HADITS DI MADRASAH

ALIYAH MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

a. Peranan tadarus al- Qur’an pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.

b. Faktor-faktor yang mendukung pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits

c. Prestasi belajar para siswa di MA Miftahul Umam pada mata pelajaran

al- Qur’an Hadits

d. Pelaksanaan tadarus al- Qur’an di Madrasah Aliyah Miftahul Umam

e. Manfaat tadarus al- Qur’an terhadap Mata Pelajaran al- Qur’an Hadits

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam judul skripsi ini,

maka penulis membatasi permasalahan pada Peranan tadarus al- Qur’an

terutama dalam hal membaca al- Qur’an secara baik dan benar sehubungan

dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an

Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu.

Untuk merelevansikan pengertian terhadap masalah yang diteliti, maka

perlu dikemukakan penjelasan istilah yang digunakan dalam skripsi ini.

Beberapa istilah yang perlu dibatasi yaitu: (1) Peranan: bagian dari tugas

utama yang harus dilaksanakan. (2) Tadarus al- Qur’an: yaitu suatu bentuk

kegiatan ekstra-kurikuler, khususnya dalam bentuk belajar membaca al-

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

5

Qur’an dengan penerapan tajwidnya. (3) Al- Qur’an Hadits: salah satu mata

pelajaran dari unsur pendidikan yang ada di Madrasah Aliyah, digunakan

untuk mengarahkan kepada kemampuan membaca, memahami dan

menghayati al- Qur’an dan Hadits. (4) Prestasi Belajar: yang dimaksud disini

ialah suatu hasil yang dicapai selama berlangsungnya proses belajar atau

peningkatan kemampuan atau kepandaian yang dicapai siswa dalam bentuk

nilai raport.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan tadarus al- Qur’an di Madrasah Aliyah

Miftahul Umam?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran al- Qur’an

Hadits?

c. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pelaksanaan tadarus al- Qur’an di madrasah Aliyah

Miftahul Umam.

b. Mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa pada Mata

Pelajaran al- Qur’an Hadits setelah dilaksanakannya kegiatan tadarus

al- Qur’an.

c. Mengetahui hubungan yang terjadi antara kegiatan tadarus al- Qur’an

dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi guru

al- Qur’an Hadits dalam upaya meningkatkan proses tadarus al- Qur’an

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

6

b. Memberikan masukan bagi lembaga pendidikan dalam meningkatkan

kegiatan tadarus al- Qur’an.

c. Diharapkan pula penelitian ini berguna untuk menambah khasanah

ilmu pengetahuan calon guru pada khususnya dan dapat memberi

informasi tentang pentingnya tadarus al- Qur’an terhadap mata

pelajaran al- Qur’an Hadits bagi seorang guru agama dalam

melaksanakan pendidikan kepada siswa.

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Tadarus Al- Qur’an

1. Pengertian Tadarus Al- Qur’an

Kata tadarus merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Arab,

yang telah berkembang pemakaiannya di Indonesia dan menjadi bahasa

sehari-hari.

Dalam kamus Bahasa Arab al- Munjid, ”tadârus” adalah berasal dari

kata ” الطلبة الكتاب: تدارس ”, yang artinya saling mempelajari.1 Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tadarus mengandung arti

”membaca al- Qur’an secara bersama-sama (dalam bulan puasa)”. “Tadarus

bukanlah masanya belajar membaca al- Qur’an lagi, tapi membaca dengan

lancar ayat-ayat suci al- Qur’an tanpa disimak oleh seorang guru yang

mengajarkannya”.2

At- Tadarus adalah wazan tafâ’ul dari ad- Dars. Maknanya adalah

salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak

1Fr. Ma’luf dan Fr Bernard Tottel, al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ‘Ilmi, (Lebanon:

Darul Masyriq, 1986), h. 211. 2Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

Balai Pustaka, 1996), jilid ke-2, cet. Ke-7, h. 988.

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

8

lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan

pihak selanjutnya berusaha mengoreksi atau melengkapinya. 3

Jika kita perhatikan bersama, maka terlihat adanya perbedaan arti yang

sangat esensial dari pengertian tadarus ini, karena kalau menurut kamus

Bahasa Arab Munjid, tadarus mempunyai makna dimana orang baru belajar

membaca al- Qur’an dibawah bimbingan seorang guru.

Menurut Muhammad Shodiq, SS., tadarus berasal dari kata ”dârasa”

yang artinya belajar, maksudnya siswa membaca al- Qur’an terlebih dahulu

baik bersama-sama maupun sendiri, setelah itu bacaan al- Qur’an tersebut baru

dikaji dan dipelajari.4

Arti tadarus bervariasi, ini disebabkan karena memang secara definitif

tidak ditemukan pengertian yang pasti dari tadarus al- Qur’an itu sendiri.

Namun, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tadarus adalah

membaca al- Qur’an secara berulang-ulang (sering dibaca) untuk

memperlancar bacaan secara bersama-sama.

Tadarus al- Qur’an telah dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi

Muhammad SAW. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahîh Al- Bukhârîy :

أجود صلى اهللا عليه وسلم آان رسول اهللا قال ابن عباس عن وآان جبريل رمضان حين يلقاه الناس وآان أجود ما يكون في

صلى اهللا القرآن فلرسول اهللا يلقاه في آل ليلة من رمضان فيدارسه 5 المرسلة أجود بالخير من الريح عليه وسلم

“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW,adalah semurah-murahnya manusia (dalam kebaikan). Beliau paling murah dalam bulan suci Ramadhan ketika ditemui Jibril. Jibril selalu bertemu pada setiap malam Ramadhan kemudian tadarus al- Qur’an bersamanya. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah dalam kebaikan dari pada angin kencang yang melepas”.

3Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al- Qur’an, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1999),

h. 217 4Muhammad Shodiq, Wawancara Khusus Guru Tadarus al- Qur’an Kelas XII, Cinere

Oktober 2008. 5Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih al- Bukhariy, (Beirut: Dar al- Kutub al-

Islamiyyah, 2007), h. 14

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

9

Dari hadits di atas dapat dilihat bahwa tadarus itu sudah dimulai pada

zaman Nabi Muhammad SAW, tepatnya terlihat pada kata فيدارسه yaitu Nabi

Muhammad membaca al- Qur’an bersama dengan Malaikat Jibril AS. Di

dalam ilmu shorof, kata tadarus itu adalah isim mashdar dari

اساردت – دارسيت – دارستKata-kata tersebut mempunyai makna 6 نيناإلث بين للمشارآة yaitu tadarus

hanya bisa diartikan membaca al- Qur’an secara bersama-sama, sedangkan

orang yang membaca al- Qur’an hanya sendiri tidak bisa dikatakan sebagai

tadarus.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tadarus

adalah kegiatan membaca al- Qur’an yang dilakukan secara bersama-sama.

Tadarus al- Qur’an mempunyai banyak cara. Bagi seorang pemula, diperlukan

adanya pembimbing khusus untuk mengajarkannya. Sedangkan untuk taraf

selanjutnya (yang sudah membaca al- Qur’an dengan lancar), maka tidak

diperlukan pembimbing khusus, hanya membaca sesuai dengan kaifiyat

membaca al- Qur’an yang ditentukan, termasuk didalamnya yaitu ilmu tajwid.

Sedangkan cara tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA. Miftahul

Umam yaitu langkah pertama siswa difokuskan pada makhôrij al- hurûf,

tajwid dan kelancaran dalam membacanya. Langkah selanjutya yaitu pada isi

atau kandungan ayat, termasuk di dalamnya asbâb al- Nuzûl.

Tadarus al- Qur’an walaupun dalam bentuk kegiatan ekstra-kurikuler,

namun maksudnya tetap membaca al- Qur’an, artinya para murid melakukan

kegiatan ini secara tidak langsung telah melaksanakan kegiatan membaca al-

Qur’an, dan imbalan atau pahala yang mereka dapat sama seperti orang yang

membaca al- Qur’an secara tertib di rumah atau di masjid. Maka hendaklah

tetap memperhatikan tata tertib di dalam membaca al- Qur’an.

6 Abdullah al- Danqozy, Matan Bina wal- Asas, (Jakarta: Menara Kudus), h. 5.

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

10

2. Tadarus Sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan belajar mengajar bertolak pada kegiatan kurikuler yang dapat

dibagi atas kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.

Kegiatan belajar mengajar yang dipersiapkan dan dilaksanakan oleh guru

hendaknya berpola pada 3 kegiatan kurikuler tersebut di atas.

Kegiatan intra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di madrasah

dengan jatah waktu yang telah ditetapkan dalam struktur program dan

dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal tiap mata pelajaran.

Berdasarkan struktur program itulah disusun jadwal pelajaran untuk setiap

kelas dalam setiap minggu. Tujuan dari intra-kurikuler ini adalah untuk

melaksanakan tercapainya tujuan kurikuler bagi setiap mata pelajaran.7

Adapun kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran

biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa

yang dipelajari dalam kegiatan intra-kurikuler. Kegiatan ko-kurikuler

dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti mempelajari buku-buku tertentu,

melakukan penelitian, membuat karangan, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis

dengan tujuan untuk menghayati atau memperdalam apa yang telah dipelajari.

Hasil kegiatan ini ikut menentukan dalam pemberian nilai bagi para siswa.

Sedangkan kegiatan ekstra-kurikuler adalah kegiatan di luar jam

pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah

ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa

mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan

minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.8

Dari pengertian yang dijabarkan mengenai kegiatan ekstra-kurikuler,

maka tadarus al- Qur’an yang dilakukan di luar jam pelajaran bisa

dikategorikan sebagai kegiatan ekstra-kurikuler, karena terangkum di

dalamnya usaha menciptakan format kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan pengetahuan suatu mata pelajaran (seperti : Bahasa Arab, al-

7Departemen Agama RI, Pedoman Proses Belajar mengajar Madrasah Aliyah, (Jakarta;

Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1988), cet. Ke- 1, h. 2. 8Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), cet. Ke- 1, h. 132.

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

11

Qur’an Hadits, dan lain-lain) dan suatu usaha praktek pembiasaan siswa

(membaca al- Quran) dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun kegiatan ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an di MA. Miftahul

Umam dilaksanakan dari hari selasa sampai dengan hari kamis dari pukul

06.30-07.00 di kelas masing-masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan

dalam tadarus al- Qur’an yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan

ayat-ayat pilihan, seperti surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain. Kegiatan

ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an diawali dengan membaca al- Qur’an secara

bersama-sama, kemudian beberapa siswa membaca al- Qur’an satu persatu,

dan terakhir pemberian materi tadarus al- Qur’an.

B. Sistem Pengajaran Al- Qur’an Hadits

1. Pengertian al- Qur’an Hadits

Kata al- Qur’an menurut kamus al- Munjid adalah yang والجمع الضم

berarti menghimpun dan mengumpulkan.9 Al- Qur’an secara etimologi

diambil dari kata: قرأ يقرأ قراءة و قرأنا yang berarti sesuatu yang dibaca

Secara bahasa adalah bacaan, sedangkan menurut istilah adalah 10.(المقروء)

kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad

SAW melalui Malaikat Jibril.11

Al- Qur’an menurut para ahli mempunyai pengertian yang berbeda-

beda. Sebagian berpendapat, bahwa kata al- Qur’an itu pada mulanya tidak

berhamzah sebagai suatu kata jadian karena dijadikan sebagai suatu nama bagi

kalam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.12 Ada juga yang

berpendapat bahwa al- Qur’an menggunakan hamzah, yaitu musytaq dari kata

.yang artinya membaca قرأ

Allah SWT berfirman:

9Darul Masyriq, al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ‘Ilmi, h. 617 10Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at, (Jakarta: Amzah, 2008), cet. Ke- 1, h. 1. 11Ade Armando,dkk., Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi,

2001), cet., ke-3, h. 27. 12Manna Kholil Qattan, Studi-Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1992),

cet., ke-1, h. 18.

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

12

Artinya : “Sesungguhnya mengumpulkannya (di dalam dadamu)

dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu) adalah tanggung

jawab Kami. Maka apabila Kami membacakannya, hendaklah

engkau ikuti Qur’annya”.(al- Qiyamah : 17 –18).13

Diantara ulama yang mengatakan bahwa kata al- Qur’an tanpa

dibubuhi huruf hamzah. Al- Syafi’i mengatakan, bahwa al- Qur’an itu bukan

musytaq (pecahan dari akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (قرا). Jadi lafal tersebut bukan berasal dari kata qara’a (membaca), sebab kalau akar

katanya qara’a, tentu setiap sesuatu yang dibaca dinamai al- Qur’an.14 Sejalan

dengan pendapat Al-Syafi’i, al-Farra pun berpendapat bahwa al-Qur’an itu

pecahan dari kata qarâin (jama’ dari qarinah) yang berarti kaitan, karena

didalam al-Qur’an satu sama lain ayatnya saling berkaitan.15

Al-Asy’ari dan para pengikutnya mengatakan, lafal Qur’an adalah

musytaq dari kata qarn. Contohnya qarnusy-syai bisy-syai (menggabungkan

sesuatu dengan sesuatu). Maksudnya yaitu karena surat-surat dan ayat-ayat

Qur’an saling menggabungkan dan berkaitan.16

Adapun ulama yang berpendapat bahwa al- Quran ditulis dengan huruf

hamzah diantaranya adalah al-Zajjaj dan al- Lihyani. Al-Zajjaj berpendapat,

bahwa lafal القرأن ditulis dengan tambahan huruf hamzah ditengahnya

berdsarkan pola kata (وزن) fu’lân (فعالن). Lafal tersebut musytaq dari akar

13Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Departemen Agama,

1999), h. 19. 14Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), cet.

Ke- 4, h. 51-53. 15Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53. 16Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53.

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

13

Sebagaimana al-Zajjaj, al-Lihyani berpendapat bahwa al- Qur’an

ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata ghufrân dan

merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata qara’a yang bermakna tala ( تلى : membaca). Lafal al- Qur’an digunakan untuk menamai sesuatu yang dibaca,

yakni objek dalam bentuk mashdar (sumber). Hasbi Ash-Shiddiqy

mengatakan, al- Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau yang di baca. Al-

Qur’an adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf’ûl, yaitu maqrû’

(yang dibaca).17

Dapat disimpulkan bahwa al- Qur’an dapat diartikan sebagai membaca

atau yang dibaca, sesuai dengan surat al-A’raf: 204, dapat pula diartikan

sebagai pengumpul atau penghimpun, sesuai dengan surat al-Qiyamah: 17-18,

atau dapat pula bermakna gabungan atau kaitan.

Adapun pengertian al- Qur’an menurut istilah:

هتوالتب دبعتمال دمحم لىع لزنمال اهللا مالآArtinya: “kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada

Muhammad SAW yang pembacanya merupakan suatu ibadah”.18

Menurut DR. Sya’ban Muhammad Ismail, al- Qur’an adalah kalam

Allah Ta’ala yang mempunyai kekuatan mukjizat, yang diturunkan kepada

penutup para nabi dan rasul. Melalui perantara Jibril AS, yang tertulis pada

mushaf, yang sampai kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan

ibadah, yang diawali dengan surat al- Fatihah dan diakhiri dengan surat an-

Naas.19

Dari definisi di atas, jelas sudah bahwa al- Qur’an adalah kitab suci

yang dapat memberikan petunjuk bagi manusia dan tidak ada keraguan di

dalamnya serta menjadikan ibadah bagi yang membacanya.

17Abuddin Nata, al- Qur’an dan Hadits, h. 51-53. 18Manna Kholil Qattan, Studi-Studi Ilmu Al-Qur’an, h. 18. 19Sya’ban Muhammad Ismail, Mengenal Qira’at al-Qur’an, (Semarang : CV. Toha

Putera, 1993), cet. Ke- 1, h. 15

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

14

Sedangkan Hadits menurut bahasa adalah baru, dan menurut istilah

adalah:

ا ريرق تو االع فو االو قملس وهيل عى اهللال صيبلن لفيضماأ

اهوح نواArtinya: “apa yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan,

perbuatan, ketetapan dan yang sebagainya”.20

Adapun yang dimaksud pelajaran al- Qur’an Hadits adalah salah satu

mata pelajaran dari unsur pendidikan yang ada di Madrasah Aliyah, yang

digunakan untuk mengarahkan pada kemampuan membaca, memahami dan

mengahayati al-Qur’an dan Hadits.21 Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

dikatakan bahwa mata pelajaran al- Qur’an Hadits merupakan unsur mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan

pendidikan kepada siswa untuk memahami al- Qur’an Hadits sebagai sumber

ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk

hidup dalam kehidupannya sehari-hari.22

2. Kedudukan al- Qur’an Hadits

Al- Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang

di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia sekaligus menerangkan

maksud dan tujuan pokok diturunkannya al- Qur’an, diantaranya yaitu:

a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang

tersimpuldalam keimanan akan keesaan tuhan dan kepercayaan akan

kepastian adanya hari pembalasan.

b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan

norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia

dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.

20Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 20 21Depag RI, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama Islam

Madrasah Aliyah,(Jakarta: 2001), h. 4. 22Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar al-

Qur’an Hadits Madrasah Aliyah, (Jakarta: Juni 2003).

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

15

c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan

dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam

hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain

yang lebih singkat, “al- Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia

ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia

maupun di akhirat”.23

Sedangkan Hadits adalah sumber ajaran Islam setelah al- Qur’an.

Hadits berfungsi sebagai sumber ajaran Islam sesudah al- Qur’an, disebabkan

karena:

a. Hadits berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada dalam

Kitabullah.

b. Hadits berfungsi sebagai penafsir atau perinci atau juga pentaqyid

terhadap hal- hal yang mutlaq atau pentakhsis terhadap ayat-ayat yang

‘âm (umum).

c. Hadits dapat menerapkan dan membentuk hukum tersendiri yang tidak

disebutkan dalam Kitabullah.24

Kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam sesudah al-Qur’an, hal

ini dijelaskan di dalam al-Qur’an dalam surat al- Hasyr ayat 7 :

...

Artinya : “ … apa yang di berikan Rasul kepadamu, maka ambil

(terima) lah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka

tinggalkanlah…”.(al-Hasyr/59:7)25

3. Kurikulum al- Qur’an Hadits

Dalam kamus Lengkap Bahasa Inggris, kurikulum adalah rencana

pelajaran.26 Perkataan kurikulum berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa

23Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18, h. 40-41.

24Mudhafar Mughni, dkk., Ushul Fiqh I, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003), cet. Ke-1, h. 45.

25Depag RI, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah, h. 916 .

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

16

Yunani, dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat

berpacu atau tempat berlomba.27 Sedangkan curiculum mempunyai arti

“jarak” yang di tempuh oleh pelari.

Kurikulum menurut istilah yaitu segala usaha sekolah untuk

mempengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun

diluarnya “atau” segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang

mempengaruhi anak dalam pendidikannya.28 Pendapat lain mengatakan bahwa

kurikulum adalah program belajar untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik.29 Menurut para ahli, kurikulum adalah :

a. Harold B. Alberty ; mendefinisikan kurikulum yakni semua aktivitas

yang dilakukan oleh sekolah terhadap para siswanya

b. Edward A. Krug (1960); kurikulum adalah usaha-usaha yang

mengarah pada tujuan pendidikan atau tujuan sekolah

c. J.G Taylor dan William H. Alexander, mendefinisikannya yakni segala

usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak,

baik di dalam atau di luar kelas.30

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu diartikan tidak hanya terbatas

pada mata pelajaran saja, tapi segala aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah

dalam rangka mempengarui anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan,

dapat dinamakan kurikulum, termasuk di dalamnya kegiatan belajar-mengajar,

mengatur strategi dalam proses belajar mengajar, cara mengevaluasi program

pengembangan pengajaran, dan sebagainya.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum

bukan hanya meliputi seatu kegiatan yang direncanakan melainkan juga

peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain

26S. Wojowasito, W. J. Poerwadarminta, Kamus Lengkap bahasa Inggria, (Bandung:

Hasta, 1997), h. 36. 27Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: 2002), cet.

Ke-1, h. 33. 28Team Didaktik Metodik atau Kurikulum, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM,

(Jakarta: 1995), cet. Ke-5, h. 97. 29Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, h. 132. 30Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, h. 34 .

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

17

kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tidak formal atau biasa

disebut dengan ekstra-kurikuler.

Kurikulum formal meliputi tujuan pelajaran, umum dan spesifik, bahan

pelajaran yang tersusun sistematis, strategi belajar mengajar serta kegiatan-

kegiatannya, system evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan

tercapa

yang diajarkan pada setiap kelas, yang wajib diikuti oleh semua peserta

didik.

urikulum al- Qur’an Hadits secara garis besarnya adalah

a. Tuj

uatu yang diharapkan tercapai setelah

sesuatu usaha atau kegiatan selesai.33

i.31

Kurikulum yang penulis maksud di sini dalah kurikulum bidang studi

al- Quran Hadits yang ada di dalam Kurikulum dan Hasil Belajar al- Qur’an

Hadits. Al- Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran program inti

kelompok pendidikan agama, yang merupakan program identitas Madrasah

Aliyah

Kurikulum formal mempunyai beberapa komponen yang meliputi :

tujuan, bahan pelajaran, metode atau strategi belajar mengajar dan evaluasi.

Maka, isi dari k

sebagai berikut :

uan Pelajaran Qur’an Hadits

Keberhasilan manusia dalam menjalani kehidupannya tidak terlepas

dari usaha dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya suatu

tujuan, maka ia akan berjalan meraba-raba dan tak tentu arah tujuan. Tujuan

adalah sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan

atau usaha.32 Seiring dengan pendapat tersebut, Dr. Zakiyah Drajat

mengatakan bahwa tujuan adalah s

Melihat objek pembahasan al- Qur’an Hadits, maka dapat dikatakan

bahwa al- Qur’an Hadits merupakan bentuk dari suatu pendidikan Islam.

Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan

31Nasution., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-2, h. 5. 32Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama atau IAIN, Metodologi Pengajaran Agama

Islam, (Jakarta : 1982), h. 60. 33Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke-3, h. 29 .

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

18

kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita

Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak

kepribadiannya.34 Adapun tujuan dari pada pendidikan Islam adalah

“perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia didik yang oleh pendidik

Muslaim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkripadian

Islam yang beriman, bertaqa dan berilmu pengetahuan yang sanggup

mengem

nya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek

kehidu

dari membaca dan

memahami al- Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari.

bangkan dirinya menjadi hamba Allah SWT, yang taat.”35

Dasar-dasar dari ajaran Islam adalah al- Qur’an dan Hadits. Dengan

menyadari pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta untuk

mewujudkan pendidikan Islam yang paripurna, maka pelajaran al- Qur’an

Hadits sebagai salah satu dari bagian pendidikan agama juga mengemban misi

pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi utama menurut norma-norma

agama. Dalam Kurikulum dan Hasil Belajar al- Qur’an Hadits Madrasah

Aliyah disebutkan dengan rinci bahwa tujuan yang hendak dicapai dari

pendidikan al- Qur’an Hadits adalah agar siswa bersemangat untuk membaca

al- Qur’an dan Hadits dengan benar, serta mempelajarinya, memahami,

menyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang

terkandung didalam

pannya.36

Dari pernyataan di atas terlihat bahwa tujuan pengajaran al- Qur’an

Hadits mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Aspek kognitif meliputi pengetahuan, konsep atau fakta, yaitu dimana siswa

diharapkan dapat membaca dan memahami isi dari al- Qur’an tersebut. Aspek

afektif meliputi personal dan kepribadian atau sikap, yaitu dimana siswa

diharapkan dapat meyakini dan meresapi apa yang telah ia dapat membentuk

kepribadiannya sesuai petunjuk al- Qur’an. Sedangkan aspek psikomotorik

meliputi kelakuan dan keterampilan, yaitu dimana siswa diharapkan dapat

merealisasikan amalan-amalan yang telah didapatnya

34Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h. 12. 35Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 224. 36Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003), h. 3.

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

19

Tampak pula ada relevansi antara tujuan pelajaran al- Qur’an Hadits

dengan tujuan Islam, dengan ini semakin membuktikan bahwa al- Qur’an

Hadits merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus ada dan wajib

diikuti oleh setiap murid.

b. Metode Pembelajaran al- Qur’an Hadits

Metode berasal dari kata “meta” dan “hodos”, “meta” berari

“melalui” dan “hodos” berarti “jalan atau cara”. Asal kata metode

mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 37 Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.38

Metode sangatlah berperan di dalam proses belajar-mengajar, guna

meraih tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satu aspek keberhasilan

dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan guru dalam

mengusai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam mengajar. Metode

yang tepat gunakan akan menunjang kelancaran jalannya proses belajar

mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat berproses secara

efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan. Jenis-jenis metode pengajaran

menurut Departemen Agama RI dalam Pedoman Proses Belajar Mengajar

terdiri dari; metode diskusi, karyawisata, bermain peran, demonstrasi,

ceramah, tanya jawab, bercerita, dan sosiodrama.39

Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan materi pelajaran

al- Qur’an Hadits adalah sebagai berikut;

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui

penerangan dalam penuturan secara lisan oleh seorang guru tehadap

37Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 61. 38Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, h. 652 39Departemen Agama RI, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Kelmabagaan Agama Islam), 1988.

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

20

sekelompok murid. Dalam pelaksanaan metode ceramah, seorang guru

dapat mempergunakan alat-alat Bantu untuk menjelaskan uraiannya. Alat

utama penghubung guru dengan murid adalah bahasa lisan (berbicara).

Adapun kebaikan metode ceramah yaitu:

a) Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelas.

b) Organisasi kelas sederhana berarti guru tak perlu mengadakan

pengelompokan murid.

c) Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan.

d) Melatih murid menggunakan pendengarannya dengan baik dan

menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat

Kelemahan-kelemahan dari metode ceramah, yaitu:

a) Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana murid telah memahami

keterangan-keterangan guru

b) Dalam diri murid dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata-kata

yang dimaksudkan oleh guru

c) Murid cenderung bersifat pasif

d) Murid sukar mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap keterangan

guru, terutama pada siang dan sore hari.40

Contoh metode ceramah yaitu guru menjelaskan isi kandungan ayat al-

Qur’an.

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya Jawab adalah penyampaian pesan pengajaran

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan

jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang

menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui Tanya

jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan

kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran,

pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Bilamana metode Tanya

40Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Singo

Abadi Inti 1982 ), h. 8-9.

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

21

jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa

untuk belajar secara aktif.

Keunggulan-keunggulan dari metode ini:

a) Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa ke arah berpikir secara

aktif

b) Siswa terlatih berani megemukakan pertanyaan atau jawaban atas

pertanyaan yang diajukan oleh guru

c) Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu.

Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ini adalah:

a) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat

dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang

timbul dari siswa

b) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat

pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang

dibicarakan

c) Jalannya pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena

timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat

dijawabsecara tepat, baik oleh guru maupun siswa. 41

Contohnya yaitu guru menanyakan mufrodat ayat al- Qur’an yang telah

ditulis di di papan tulis.

3) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode penyampaian bahan

pengajaran dengan jalan mendiskusikan bahannya sehingga menimbulkan

pengertian serta perubahan sikap dari murid.42

Kelebihan-kelebihan dari metode ini, adalah :

a) Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan

perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang

dibicarakan

41Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Ciputat Press,

2002), cet. Ke- 1, h. 43-44. 42Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program

Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980 ), h.46.

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

22

b) Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga

menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan

sistematis

c) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secra aktif

mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi

d) Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan memahami aturan-

aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan

sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain

Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:

a) Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam

diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut

bertanggung jawab terhadap hasil diskusi

b) Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu

yang terlalu panjang

c) Para siswa mengalami keulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat

mereka secara ilmiah atau sistematis.43

4) Metode Resitasi

Metode resitrasi biasanya disebut metode pekerjaan rumah, karena

siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya

penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung dimana

siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang

dapat ditemukan di laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, dan

sebagainya.

Adapun kelebihan metode ini adalah :

a) Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga

memperkuat daya retensi mereka

b) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa dapat

melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif

c) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab

Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu:

43Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hal. 37-38

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

23

a) Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pekerjaan

yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oleh orang orang lain

b) Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa

c) Bilamana tugas terlalalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya

kestabilan mental dan pikiran siswa. 44

5) Metode Kerja Kelompok

Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik

merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan

kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran

tertentu dengan sistem gotong royong.

Keunggulan yang ada pada metode ini adalah :

a) Ditinjau dari segi pedagogis; kegiatan kelompok akan dapat

meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti; kerjasama, toleransi,

dll.

b) Ditinjau dari psikologi; timbul persaingan yang positif antar kelompok

karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok

c) Ditinjau dari segi sosial; anak yang pandai dalam keompok tersebut

dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.

Adapun kelemahannya adalah :

a) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks

disbanding dengan metode lainnya

b) Bilamana guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang

negatif antar kelompok

c) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerkajakan oleh

segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas

akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok

tersebut.

6) Metode Drill

44Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hal. 47-48

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

24

Metode ini sangat popular dikalangan guru-guru, karena

pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaanya

merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu

dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid.

Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan atau

keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari.

Kebaikan-kebaikan metode ini adalah :

a) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode

ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana.

b) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak

konsentrasi dalam pelaksanaannya.

c) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek,

rumit menjadi lebih otomatis.

Adapun kelemahan-kelemahannya adalah :

a) Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak

dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas.

b) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang–ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.

c) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak

ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara

otomatis tanpa menggunakan intelengensi.

d) Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih

menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.

c. Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”,

dalam bahasa Arab “Al- Taqdir”, dalam bahasa Indonesia berarti “penilaian”.

Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan sebagai penilaian dalam

(bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

25

kegiatan pendidikan.45 Sedangkan menurut istilah adalah penilaian terhadap

tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam

sebuah program.46

Evaluasi bersifat sebagai suatu kontrol terhadap pekerjaan yang telah

digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai

dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata lain,

sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan demikian

pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya.

Adapun tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk

mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahui seberapa

banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat

dari proses belajar.47

Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan

berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang

paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu :

1) Pre Test dan Post Test

Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai

penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf

pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post

test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir

penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa

atas materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi Prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuannya untuk

mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari

materi baru yang akan diajarkan.

3) Evaluasi Diagnostik

45Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, hal. 10-12 46 Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2003), hal.1 47Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, hal. 117

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

26

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran

dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum

dikuasai siswa. Instrumen evaluasi ini dititikberatkan pada bahasan

tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.

4) Evaluasi Formatif

Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap

akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk

memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni

untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

5) Evaluasi Sumatif

Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan Ulangan Umum yang

dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa

pada akhir priode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan

pada setiap akhir semester atau akhir tahun.

6) UAN

UAN (Ujian Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi

sumatif dalam arti alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang

mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah

menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu, yakni

jenjang SD/MI, dan seterusnya.48

48Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 143-144

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

27

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu tujuan seseorang dalam belajar

sekaligus merupakan motivator terhadap aktivitas belajar anak didik. Prestasi

belajar juga merupakan indikator pandai atau kurang pandainya anak didik.

Kata prestasi belajar, terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Pretati”, yang mengandung

pengertian apa yang diciptakan, hasil yang menyenangkan, hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja.49 Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,

prestasi berarti telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dll).50

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.51 Proses

perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja

direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses

kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan tingkah

laku ini disebut dengan proses belajar. Tingkat keberhasilan belajar yang

dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar.

Dimyati dan Mujiono mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu

proses melibatkan manusia secara perorangan sebagai satu kesatuan

organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.52 Sedangkan menurut para ahli, pengertian belajar diantaranya :

a. Hilgard, mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-lang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasr kecenderungan dan respon pembawaan atau keadaan sesaat seseorang.

b. Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedimikian rupa, ehingga perbuatannya berubah di waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengetahui situasi tadi.

49S.F. Hayeh, Kamus Populer, ( Jakarta 1987), cet. Ke-2, hal. 296 50Departemen Pendidikan Agama, hal. 787 51Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h.218. 52Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet.

Ke-2, hal. 156

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

28

c. Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d. Whiterington, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.53

Mencermati beberapa pendapat tersebut diatas dalam definisi belajar

mengandung tiga tema utama yaitu adanya proses, perubahan tingkah laku dan

pengalamam. Proses disini berarti adanya kegiatan pembelajaran yang dapat

terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas dengan bantuan guru atau tanpa

guru. Proses ini nantinya yang akan menentukan kualitas belajar siswa.

Belajar juga ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku, dapat juga

berupa perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan

mengetahui seberapa besar perubahan tingkah laku yang telah terjadi maka

guru dapat menentukan apakah materi yang diajarkan akan diulang atau

diteruskan. Ciri terjadinya kegiatan belajar yang lain adalah adanya

pengalaman. Pengalaman ini adalah yang akan menjadi input dan sebagai

masukan kepada siswa.

Hal senada disampaikan W. Gulo yang mengatakan bahwa belajar

adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pribadi seseorang yang

mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap, dan

berbuat.54 Sejalan dengan Azwar menyatakan Bahwa belajar adalah setiap

perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi

individu dengan lingkungannya.55

Dari pengertian belajar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai

bentuk seperti bertambah pengetahuan dan pemahamannya, berubah sikap dan

tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, serta

53Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta ; Remaja Rosdakarya, 1990), cet.

Ke-5, hal. 84 54W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Grasindo, 2004), cet. Ke-2, hal. 8 55Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2002),

cet. Ke-3, hal. 164

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

29

lain-lain aspek yang ada pada individu. Bukti seseorang telah melakukan

kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang tidak hanya aspek

kognisi saja tetapi aspek afeksi dan psikomotor juga harus nampak pada orang

tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau kurang menjadi ada/bertambah.

Selanjutnya W.S Winkel dalam bukunya psikologi pengajaran,

menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih oleh

seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar. Prestasi belajar

merupakan hasil dari suatu proses belajar, sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya diberikan

dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.56

Dari definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

belajar adalah suatu yang telah dicapai setelah melakukan suatu pekerjaan atau

kegiatan belajar mengajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses dimana di dalamnya

terlihat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Secara umum faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri

(faktor eksternal).

Yang tergolong faktor internal yaitu :

a. Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan lain sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,

yang terdiri atas :

1) Faktor intelektif yang meliputi :

a) Faktor potensial kecerdasan dan bakat

56W. S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Grasindo, 1996), cet. Ke-4, hal.

100

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

30

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian

diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas :

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan sekolah

3) Lingkungan masyarakat

4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.57

Sedangkan Drs. M. Dalyono, berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa, sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Bila seorang selalu tidak sehat, sakit

kepala, demam, pilek, dan lain-lainnya dapat mengakibatkan tidak

bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani

kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa

karena konflik pacar, orang tua, dan lainnya, ini dapat mengganggu

dan mengurangi semangat belajar.

2) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik

57Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1991), hal. 130-131

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

31

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya

orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran

belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

Bakat pun demikian, mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan

belajar.

3) Minat dan Motivasi

Minat dapat karena daya tarik dari luar dan juga datang dari

hati sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara

lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau

memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan

bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi

yang tinggi.

Motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan

sesuatu pekerjaan. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut

mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu

diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara

senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus

dihadapi untuk mencapai cita-cita.

4) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapain hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis,

psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan.

b. Faktor Eksternal

1) Keluarga

Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang

tua, besar kecilnya penghasilan, rukun tidaknya kedua orang tua, dan

lain-lain, semuanya itu dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar

anak.

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

32

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian

kurikulum dengan kemampuan anak, fasilitas, semuanya sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga prestasi belajar. Bila disekitar tempat

tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan

moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

4) Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar,

keadaan lalu lintas, iklim, dan lain sebagainya, dapat mempengaruhi

prestasi belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk,

ini akan menunjang proses belajar.58

Jadi jelas bahwa prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

Pendidik yang baik adalah pendidik yang mau berusaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikan anak didiknya karena salah satu lingkungan

belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah

kualitas pengajaran dan yang lebih dekat dengan kualitas pengajaran adalah

pengajaran yang efisien dan efektif di sekolah, yaitu dengan penggunaan

metode mengajar yang tepat.

58M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), cet., ke-1, hal.

55-60

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Miftahul Umam Pondok Labu -

Jakarta Selatan. Alamat; Jl. RS. Fatmawati Gg. H. Kamang No. 25 Pd. Labu

Cilandak Jakarta Selatan 12450, Telp. (021) 7590 7354 Fax. (021) 7590 1397,

Email; [email protected].

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2008-

2009 bulan Oktober 2008 sampai April 2009.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan

pendekatan korelasional. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis

untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan

tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.1 Metode survei merupakan penelitian

yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai

alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan pendekatan korelasional adalah

pendekatan dalam penelitian yang pada pelaksanaannya menggunakan teknik

1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4, h. 29.

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

34

analisis yang dinamakan korelasi. Teknik analisa korelasional adalah teknik

analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.2 Teknik ini

digunakan untuk mengukur kuat lemahnya peranan tadarus al- Qur’an dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.3 Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Variabel Independen (X) berupa Peranan tadarus al-Qur’an

a. Definisi Konseptual

Tadarus al- Qur’an adalah membaca al- Qur’an, maka bagi setiap

mukmin yang membaca al- Qur’an akan mendapatkan suatu ganjaran atau

pahala dari Allah SWT, yaitu satu huruf dilipatgandakan oleh Allah dengan

sepuluh kebajikan. Bahkan didalam suatu ayat al- Qur’an dikatakan bahwa al-

Qur’an dapat menjadi obat penawar bagi orang yang jiwanya dalam keadaan

gelisah.

b. Definisi Operasional

Tadarus al- Qur’an adalah skor yang diperoleh dari responden melalui

instrumen yang seberapa besar peranan tadarus al- Qur’an dalam

mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran al-

Qur’an Hadits.

2Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 175.

3Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 54

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

35

2. Variabel Dependen (Y) berupa Prestasi belajar al-Qur’an Hadits

a. Definisi Konseptual

Prestasi belajar al- Qur’an hadits adalah hasil belajar siswa pada mata

pelajaran al- Qur’an hadits yang merupakan akumulasi hasil ujian yang

dilakukan oleh guru yang diwujudkan dalam nilai raport.

b. Definisi Operasional

Prestasi belajar al- Qur’an hadits yang digunakan dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits yang

merupakan akumulasi hasil ujian yang dilakukan guru dalam bentuk nilai

raport semester ganjil tahun pelajaran 2008-2009.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

hewan, benda dan tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang

menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.4 Populasi target dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa MA. Miftahul Umam Jakarta. Populasi

terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII MA. Miftahul

Umam Jakarta yang terdaftar pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2008/2009.

2. Sampel

Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data5. Salah

satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel harus

diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah

dari populasi terjangkau. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui

bahwa kelas XII berjumlah rata-rata 23 orang. Jadi dapat dikatakan dalam

penelitian ini sampel yang digunakan adalah berjumlah 23 orang.

4Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49

5Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54.

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

36

E. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut sugiyono, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (mewakili)6, karena penempatan sampel yang representatif akan

dapat mencerminkan seluruh populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu mengambil

sampel pada kelas yang telah tersedia tanpa melakukan random sampling

melainkan berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu.7 Dalam penentuan

pengambilan sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas

yang akan dijadikan sampel penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan

kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat mengumpulkan data, dengan instrumen inilah data

penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk

kemudian disimpulkan.8 Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan maka

dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian non tes berupa angket

(kuesioner).

1. Instrumen Tadarus al- Qur’an (X)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kegiatan tadarus al-

Qur’an adalah angket. Angket (kuesioner) merupakan salah satu jenis

instrumen pengumpul data yang disampaikan kepada responden / subjek

penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan.9 Dalam penelitian ini

angket digunakan untuk menanyakan tentang respon siswa terhadap kegiatan

tadarus al- Qur’an. Sebaran butir instrumen peranan tadarus al- Qur’an

berjumlah 20 (dua puluh) pertanyaan. Option jawaban yang diajukan sebanyak

4 option. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.118. 7Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),h. 64. 8Yanti Helanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN

Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 24. 9Yanti Helanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN

Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 28.

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

37

2. Instrumen Prestasi Belajar (Y).

Instrumen prestasi belajar al- Qur’an hadits yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an hadits

yang merupakan akumulasi hasil ujian yang dilakukan guru dalam bentuk nilai

raport semester ganjil tahun pelajaran 2008-2009.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen

Variabel X (Peranan Tadarus al-Qur’an)

Variabel X Indikator No.

Butir item

Jumlah item

1. Aktifitas Tadarus al-Qur’an

1.1 Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an

1.2 Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

1.3 Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an

1.4 Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an 1.5 Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an

1

2

3

4 5

1

1

1

1 1

2. Sikap dan Motivasi

2.1 Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

2.2 Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

2.3 Rutinitas siswa dirumah 2.4 Motivasi orang tua

6 7 8 9

1 1 1 1

3. Kemampuan Siswa

3.1 Kemampuan siswa tentang al- Qur’an 3.2 Mengerjakan tugas yang diberikan

10 – 12 13

3 1

4. Kompetensi Pembimbing

4.1 Motivasi siswa setelah mengikutikegiatan tadarus al- Qur’an

4.2 Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan

4.3 Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing

4.4 Kompetensi pembimbing terhadap materi

14

15 – 16 17

18

1

2 1

1

5. Hasil Belajar 5.1 Kaitan kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits

5.2 Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

19

20

1

1

J U M L A H 20

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

38

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik

yang digunakan adalah :

1. Observasi

Dalam hal ini, penulis datang ke sekolah guna mengamati langsung

tentang keadaan sekolah, perkembangan siswa, tenaga pengajar, dan

struktur organisasi sekolah tersebut.

2. Wawancara

Dilakukan guna mendapatkan data yang objektif yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Wawancara ini ditujukan kepada kepala

sekolah atau wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, guru bidang studi al-

Qur’an hadits dan guru tadarus, juga kepada beberapa orang responden

yang penulis temui langsung saat mengisi angket.

3. Angket

Yaitu serangkaian daftar pertanyaan yang penulis ajukan kepada

sejumlah siswa Madrasah Aliyah Miftahul Umam sebagai responden.

4. Studi Dokumenter

Studi dokumenter diperlukan untuk mengetahui arsip-arsip atau

data-data sekolah yang berhubungan dengan program penelitian ini.

Data yang berhasil dihimpun melalui angket ini, selanjutnya penulis

jabarkan dengan teknik analisis deskriptif, yaitu penulis terlebih dahulu menyusun

data dalam tabel-tabel frekuensi, untuk selanjutnya dilanjutkan interpretasi dan

analisis.

Pada penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak jumlah siswa

kelas XII, yaitu berjumlah 23 orang, sehingga semua siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

39

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel

berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih

tersebut adalah sama.10 Sesuai dengan variabel yang digunakan dalam

penelitian ini maka analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar hubungan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al-

Qur’an Hadits siswa. Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunakan

Teknik Analisis Korelasional Bivariat dengan rumus Product Moment dari

Karl Pearson11 yaitu sebagai berikut.

( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2222 YYNXXN

YXXYNrxyΣ−Σ⋅Σ−Σ

Σ⋅Σ−Σ⋅=

Diketahui:

rxy = Angka indeks korelasi “ r ” product moment

N = Number of Cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Analisis product moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai

korelasi antara variabel X (kegiatan tadarus al- Qur’an) dan Y (prestasi belajar

al- Qur’an Hadits siswa) serta untuk mengetahui kadar eratnya hubungan

antara variabel X dan Y di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Jakarta.

10 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.228. 11 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.274.

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

40

2. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar prosentase jawaban

angket dari responden, dengan rumus berikut:

%100×=NFP

Diketahui:

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = Angka persentase 12

Ketentuan skala persentase yang digunakan adalah :

100 % = Seluruhnya

85 % - 99 % = Hampir seluruhnya

68 % - 84 % = Sebagian besar

51 % - 67 % = Lebih dari setengah

50 % = Setengah

34 % - 49 % = Hampir Setengah

17 % - 33 % = Sebagian kecil

0 % = Tidak ada

I. Interpretasi Data

Angka indeks korelasi “r” product moment yang telah diperoleh dari

perhitungan dapat diberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua cara yang

dapat ditempuh yaitu:

1. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment

secara kasar (sederhana).

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks

korelasi ‘r” product moment (rxy) dipergunakan pedoman sebagai berikut:

12Anas Sudijono, Pengantar Statistik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004), Cet. 14,

h. 43.

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

41

Tabel 3.2

Nilai “r”Product Moment13

Besarnya “r” Product

Moment (rxy)

Interpretasi

0.0 – 0.20

0.20 – 0.40

0.40 – 0.70

0.70 – 0.90

0.90 – 1.00

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah sehinga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y) Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product

moment dengan jalan berkonsultasi dengan tabel nilai “r” product

moment. Bila cara kedua dilakukan maka prosedur yang harus dilalui

adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho).

Ha = Terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan tadarus al-

Qur’an) dengan variabel Y (prestasi belajar al- Qur’an Hadits

siswa)

Ho = Tidak terdapat hubungan positif antara variabel X (kegiatan

tadarus al- Qur’an) dengan variabel Y (prestasi belajar al- Qur’an

Hadits siswa)

b. Menguji kebenaran hipotesis, melalui perbandingan besarnya “r” yang

diperoleh dalam proses perhitungan dengan “r” observasi yang

tercantum di dalam tabel product moment (r tabel), baik pada taraf

signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Jika ro ≥ rt, maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan

antara X dan Y dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan

13Anas Sudijono, Pengantar Statistik, h. 193.

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

42

antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an

Hadits siswa. Sebaliknya, bila ro ≤ rt, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara X dan Y.

c. Menentukan Koefesien Determinasi (KD), digunakan untuk

menyatakan besar kecilnya sumbangan kontribusi variabel X terhadap

variabel Y. Koefesien ini disebut koefesien penentu karena varians

yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians

yang terjadi pada variabel independen. Koefesien determinasi14 dapat

dinyatakan dengan rumus:

( ) %1002 ×= xyrKD

Keterangan:

KD : Konstribusi variabel X terhadap Y

rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan Y.

14Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.231.

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MA. Miftahul Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan

1. Sejarah Berdirinya MA Miftahul Umam

Madrasah Aliyah Miftahul Umam berdiri di bawah yayasan dengan

nama yang sama di jalan R. S. Fatmawati Gg. H. Kamang No. 25 Pondok

Labu Cilandak Jakarta Selatan. Yayasan ini menyelenggarakan kegiatan di

bidang pendidikan dan sosial. Pada bidang pendidikan, yayasan mengelola

lembaga Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Di bidang sosial, yayasan ini menyelenggarakan kegiatan santunan bagi anak

yatim dan fakir miskin.

Yayasan Miftahul Umam berdiri pada tanggal 5 Januari 1976 di atas

tanah yang diwakafkan oleh Almarhum H. Mansyur. Para pendiri yayasan ini

ialah putra-putra dari Almarhum yang merupakan tokoh masyarakat di Pondok

Labu dan sekitarnya, mereka adalah Drs. H. M. Thoyib Mansyur, H. Abdul

Mansyur, Almarhum H. A. Zaidi Malik beserta KH. Abdul Hakim dan H.

Syamsudin B.A.

Madrasah Aliyah adalah lembaga yang didirikan setelah Madrasah

Tsanawiyah yang berada disekitar wilayah Pondok Labu. Hal ini mendapat

respon yang positif dari masyarakat, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari

sekolah yang sebelumnya berada pada jarak yang cukup jauh. Maka berdirinya

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

44

Madrasah Aliyah Miftahul Umam sangat membantu masyarakat yang

menginginkan putra putrinya mempelajari pelajaran agama sekaligus pelajaran

umum. 1

2. Adapun Visi dan Misi MA. Miftahul Umam

a. Visi:

Beriman yang kuat, berilmu manfaat sehingga terwujudnya madrasah

Aliyah yang unggul baik di bidang IPTEK maupun IMTAKnya.

b. Misi:

1) Mewujudkan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

menyenangkan.

2) Mendorong dan membantu siswa mengenali dan menggali potensi

yang ada pada dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara

optimal.

3) Memberi motivasi dan menumbuh kembangkan semangat

penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.

4) Meningkatkan strategi belajar mengajar sehingga diperoleh NEM

yang tinggi.

5) Mendorong siswa untuk menguasai IPTEK dan IMTAK. 2

3. Keadaan Geografis

Madrasah Aliyah Miftahul Umam terletak di wilayah RT 06 RW 010

kelurahan Pondok Labu kecamatan Cilandak Kota Madya Jakarta Selatan.

Berada dekat dengan perbatasan antara Jakarta Selatan dan Kabupaten Bogor

sehingga keadaan cuaca terasa sejuk dan tidak terlalu panas dan cukup

mendukung bagi kegiatan belajar mengajar.

Letak Madrasah Aliyah Miftahul Umam cukup strategis dan mudah

dijangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari jalan R. S. Fatmawati

yang berjarak kurang lebih 200 M. Lokasi MA. Miftahul Umam berada

1Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008. 2Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008.

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

45

dilingkungan pendidikan dimana pada jarak yang tidak terlalu jauh tedapat

lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak, Sekolah Dasar,

Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,

Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, hingga Perguruan Tinggi serta

terdapat juga objek wisata dan pendidikan Museum Layang-layang Indonesia

yang bersebrangan dengan Yayasan Miftahul Umam. Diantara Lembaga

tersebut, Sekolah Dasar memiliki jumlah paling banyak yaitu kurang lebih 8

unit sedangkan Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 3 unit. Adapun Sekolah

Menengah Atas yang berjarak tidak jauh dari MA Miftahul Umam berjumlah

4 unit sedangkan Madrasah Aliyah berjumlah 2 unit termasuk MA Miftahul

Umam. Dari perbedaan jumlah tersebut, MA Miftahul Umam sebagai sekolah

lanjutan atas saat ini didominasi oleh tamatan Madrasah Tsanawiyah.3

4. Keadaan Madrasah Aliyah Miftahul Umam

a. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah merupakan pimpinan tertinggi di Lembaga

Madrasah Aliyah yang memiliki kebijakan kebijakan penuh dalam

mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga

memiliki tanggung jawab kepada Yayasan. Dalam menjalankan

kepemimpinanya, Kepala Sekolah dibantu oleh staf yang ditunjuk, yaitu 2

orang Wakil Kepala Sekolah serta Tata Usaha yang mengatur kegiatan

administrasi sekolah. Berikut susunan organisasi MA Miftahul Umam.

Sejak berdiri hingga saat ini, belum ada pergantian kepala sekolah, yaitu

dari priode awal yakni tahun 1978 hingga saat ini madrasah ini dikepalai

oleh Dra. Hj. Siti Aniroh. Adapun struktur organisasi dimadrasah Aliyah

Miftahul Umam adalah sebagai berikut:4

3Hasil Observasi di MA. Miftahul Umam Jak-Sel, pada tgl 11 Oktober 2008. 4Syarif Thoyyib, S.Ag, Kaur Tata Usaha MA. Mifatahul Umam, Data atau Arsip

Madarasah, tgl 14 Januari 2009.

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

46

Tabel 4.1

Struktur Organisasi MA. Miftahul Umam Tahun 2009

Siswa

Guru

Wali Kelas

Direktur Yayasan K. H. Abdul Hakim

Ketua Yayasan H. Abdullah HM

Kepala Sekolah Dra. Hj. Siti Aniroh

Komite Sekolah

Orang Tua Murid

Wakil Bid. Kesiswaan M. Sodik, SS

Wakil Bid. Kurikulum Dra. Endang DH

Kaur TU Wisnu Nugroho

Bendahara Hj. Rodiah, S.Pd

Wakil Bid. SaranaPrasarana Budi Sabenih

Bimbingan Konseling H. Nurhasan, S. Ag

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

47

b. Keadaan Siswa

Dalam perkembangannya, Madrasah Aliyah Miftahul Umam tidak

hanya dipenuhi oleh siswa dari Pondok Labu saja namun juga oleh siswa

yang berasal dari luar wilayah Pondok Labu. Hal ini menandakan bahwa

keberadaan Madrasah ini cukup baik perkembangannya di mata

masyarakat. Jumlah siswa yang meningkat dari tahun ketahun merupakan

indikator perkembangannya, seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Perkembangan Siswa MA. Miftahul Umam Tahun 2008– 2009

NO Siswa Kelas Jumlah Siswa 1 Kelas X 25 Orang 2 Kelas XI 21 Orang 3 Kelas XII 23 Orang

Jumlah 69 Orang

c. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar-

mengajar serta sebagai pigur sentral dalam mengemban amanat yang amat

mulia disuatu lembaga pendidikan. Guru juga turut berperan aktif dalam

pengembangan sumberdaya manusia yang sangat potensial di dalam

mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian guru

sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif serta

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga professional sesuai dengan

perkembangan.

Tenaga pengajar selain bertugas mengajar di kelas, pada umumnya

guru di MA. Miftahul Umam mendapat tugas tambahan, seperti mendapat

tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah, Urusan Kesiswaan, Urusan

Bimbingan Penyuluhan BP, Urusan Kurikulum, dan lain-lain. Untuk Lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran. 5

5Syarif Thoyyib, S.Ag, Kaur Tata Usaha MA. Miftahul Umam, Data atau Arsip Madrasah, tgl 14 Januari 2009.

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

48

Tabel 4.3

Data Keadaan Guru MA Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta

NO Nama Pengajar Mata Pelajaran

1 Dra. Hj. Siti Aniroh Fiqh

2 H. M Sholeh B.A Al- Qur’an Hadits

3 Muhammad Sodik, S.S Aqidah Akhlak dan S K I

4 Drs. Ismail Anwar Pend. Kewarganegaraan

5 Sri Rahayu Lestari, S.Pd Bahasa Indonesia

6 Nurhasan, S. Ag Sejarah Nasional dan Umum

7 H. Syukron Kurniawan, LC Bahasa Arab

8 Dra. Hj. Mastanah, AS Bahasa Arab

9 Hj. Rodiah, S.Pd Bahasa Inggris

10 Muammar Alwi, S.Ag Bahasa Inggris

11 Budi Sabenih Penjaskes

12 Dra. Endang Dwi Haryanti Matematika

13 Sri Giyanti S.Pd Fisika dan Kimia

14 Wahyu Marhendratmo, S.Si Biologi dan Sosiologi

15 Ani Hermastuti, S.Pd Ekonomi

16 Siti Khodijah, S.Ag Ekonomi

17 Drs. A. Chotib MZ Sosiologi

18 Syarifah Nurseha, S.Pd Geografi

19 Cholis Sobar, S.Si Geografi

20 Dra. Suryani Hadi Pendidikan Seni Budaya

21 Syarif Thoyib, S.Ag Komputer

22 Wisnu Nugroho Pegawai

23 A. Junaidi Pustakawan dan Paskibra

24 Ibnu Haris Ekskul Sablon

25 Mia Shafira S.Ag Mulok

26 H. M Sholeh B.A Nahwu Sharaf

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

49

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di MA. Miftahul Umam

Pondok Labu Jakarta Selatan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi No Jenis Ruang Jumlah Kondisi 1 Ruang Belajar 3 Baik 2 Lab. Komputer 1 Baik 3 Perpustakaan 1 Baik 4 Lapangan Olah raga 1 Baik 5 Kantin 1 Baik 6 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Baik 7 Ruang Kantor Tata Usaha 1 Baik 8 Ruang Guru 1 Baik 9 Musholla 1 Baik 10 Kamar Mandi / WC 3 Baik

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua jenis

ruang terkondisi baik.

B. Pelaksanaan Kegiatan Tadarus Al- Qur’an di MA Miftahul Umam

Pondok Labu – Jakarta Selatan

Kegiatan tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA Miftahul Umam

merupakan kegiatan ekstra-kurikuler, karena terangkum di dalamnya usaha

menciptakan format kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan

suatu mata pelajaran (seperti : Bahasa Arab, al- Qur’an Hadits, dan lain-lain) dan

suatu usaha praktek pembiasaan siswa (membaca al- Quran) dalam kehidupan

sehari-hari.

Adapun kegiatan ekstra-kurikuler tadarus al- Qur’an di MA Miftahul

Umam dilaksanakan dari hari selasa sampai dengan hari kamis dari pukul 06.30-

07.00 di kelas masing-masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan dalam

tadarus al- Qur’an yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan ayat-ayat

pilihan, seperti surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain. Kegiatan ekstra-

kurikuler tadarus al- Qur’an diawali dengan membaca al- Qur’an secara bersama-

sama, kemudian beberapa siswa membaca al- Qur’an satu persatu, dan terakhir

pemberian materi tadarus al- Qur’an.

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

50

C. Deskripsi Data

Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing, maka

langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan

menggunakan rumus prosentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil prosentase

jawaban.

Tabel 4.5

Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 1 a. Sangat baik

b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik

16 7 0 0

69.57 % 30.43 %

0 % 0 %

Jumlah 23 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir semua siswa berpendapat

bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan

perolehan persentase (69.57 %), artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan

menyukai tadarus al- Qur’an.

Tabel 4.6

Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 2 a. Sangat senang

b. Senang c. Cukup senang d. Tidak senang

7 14 2 0

30.43 % 60.87 % 8.70 %

0 % Jumlah 23 100 %

Data tersebut memperlihatkan bahwa sebagaian kecil siswa yang sangat

senang mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an sejumlah 30.43 %, lebih dari

setengah atau sebesar 60.87 % siswa yang menyatakan bahwa mereka senang

mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an, 8.70 % siswa menyatakan cukup senang

mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an, sedangkan 0 % siswa menyatakan tidak

senang mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

51

Tabel 4.7

Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 3 a. Sangat aktif

b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak Aktif

6 15 2 0

26.09 % 65.22 % 8.70 %

0 % Jumlah 23 100 %

Data di atas dapat diketahui tanggapan siswa terhadap aktifitas

pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an, yaitu aktif dalam membimbing

kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terbukti dari lebih dari setengah siswa yang

menyatakan aktif sebanyak 65.22 %, sedangkan sebagaian kecil yang menyatakan

sangat aktif 26.09 %, 8.70 % cukup aktif dan 0 % siswa yang menyatakan tidak

aktif.

Tabel 4.8

Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 4 a. Sangat bermanfaat

b. Cukup bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat

22 1 0 0

95.65 % 4.35 %

0 % 0 %

Jumlah 23 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat

bermanfaat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan prosentase hampir seluruh

siswa menjawab sangat bermanfaat atau berjumlah 95.65 %.

Tabel 4.9

Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 5 a. Sangat cukup

b. Cukup c. Kurang d. Tidak cukup

0 11 12 0

0 % 47.83 % 52.17 %

0 % Jumlah 23 100 %

Dari data diatas, terlihat bahwa waktu pelaksanaan kegiatan tadarus al-

Qur’an yang diberikan adalah kurang. Hal ini terbukti dengan perolehan

prosentase yang berjumlah 52.17 % atau lebih dari setengah siswa.

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

52

Tabel 4.10

Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 6 a. Sangat aktif

b. Aktif c. Cukup aktif d. Tidak aktif

1 12 9 1

4.35 % 52.17 % 39.13 % 4.35 %

Jumlah 23 100 %

Dari tabel di atas, dibuktikan bahwa sikap siswa dalam mengikuti kegiatan

tadarus al- Qur’an adalah aktif, dengan jumlah prosentase yang diperoleh 52.17%.

Tabel 4.11

Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 7 a. Sangat berminat

b. Cukup berminat c. Kurang berminatd. Tidak berminat

15 8 0 0

65.22 % 34.78 %

0 % 0 %

Jumlah 23 100 %

Data di atas dapat diketahui bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an sangat

diminati siswa. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh sebanyak 65.22 % atau

lebih dari setengah siswa menyatakan sangat berminat.

Tabel 4.12

Rutinitas siswa membaca al- Qur’an di rumah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 8 a. Selalu membaca

b. Sering membaca c. Kadang-kadang membaca d. Tidak Pernah membaca

4 7 12 0

17.40 % 30.43 % 52.17 %

0 % Jumlah 23 100 %

Data di atas dapat diketahui bahwa sebagian siswa kadang-kadang

membaca al- Qur’an di rumah. Hal ini terbukti dari lebih dari setengah siswa yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 52.17 %, sedangkan sebagian kecil siswa

yang menyatakan selalu membaca 17.40 %, 30.43 % sering membaca dan 0 %

siswa yang menyatakan tidak pernah membaca.

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

53

Tabel 4.13

Motivasi orang tua terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 9 a. Selalu memotivasi

b. Sering memotivasi c. Kurang memotivasi d. Tidak Pernah memotivasi

13 5 5 0

56.52 % 21.74 % 21.74 %

0 % Jumlah 23 100 %

Motivasi orang tua adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan anak

dalam membaca al- Qur’an. Namun dari data yang diperoleh, hanya sebagian

siswa yang mendapatkan motivasi dari orang tuanya. 56.52 % siswa atau lebih

dari setengah siswa menyatakan selalu mendapatkan motivasi dari orang tuanya,

sebagaian kecil siswa atau sebesar 21.74 % siswa menyatakan orang tua sering

memotivasi dan 21,74 orang tua kurang memotivasi. Hal ini menunjukkan rendah

nya peran motivasi orang tua kepada anak dalam membaca al- Qur’an

Tabel 4.14

Kemampuan siswa tentang al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 10 a. Sangat baik

b. Baik c. Cukup baik d. Tidak Baik

0 13 10 0

0 % 56.52 % 43.48 %

0 % Jumlah 23 100 %

Data tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca

al- Qur’an 0% sangat baik, lebih dari setengah atau sebesar 56.52% siswa yang

menyatakan dirinya baik didalam membaca al- Qur’an dan hampir setengah atau

sebesar 43.48% siswa menyatakan cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa lebih

dari setengah siswa sudah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam membaca

al- Qur’an.

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

54

Tabel 4.15

Kemampuan siswa dalam memahami ilmu tajwid

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 11 a. Sangat faham

b. Faham c. Cukup faham d. Tidak faham

2 15 4 2

8.70 % 65.22 % 17.39 % 8.70 %

Jumlah 23 100 %

Data di atas memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami

ilmu tajwid, yaitu 8.70 % siswa menyatakan sangat faham, lebih dari setengah

atau sebesar 65.22 % siswa menyatakan faham, sebagian kecil atau sebesar 17.39

% siswa menyatakan cukup faham dan 8.70 % siswa menyatakan tidak faham.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami ilmu tajwid

sebagai pengetahuan dasar dalam membaca al- Qur’an.

Tabel 4.16

Kemampuan siswa dalam memahami isi kandungan al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 12 a. Sangat faham

b. Faham c. Cukup faham d. Tidak faham

0 5 11 7

0 % 21.74 % 47.83 % 30.43 %

Jumlah 23 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa sebagaian kecil atau sebesar 21.74 %

siswa menyatakan dapat memahami isi kandungan al- Qur’an, hampir setengah

atau sebesar 47.83 % siswa menyatakan sudah cukup faham dan sebagian kecil

atau sebesar 30.43 % siswa menyatakan tidak faham terhadap isi kandungan al-

Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa belum dapat

memahami isi kandungan al- Qur’an.

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

55

Tabel 4.17

Mengerjakan tugas yang diberikan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 13 a. Selalu mengerjakan

b. Sering mengerjakan c. Kadang-kadang mengerjakan d. Tidak Pernah mengerjakan

7 4 12 0

30.43 % 17.40 % 52.17 %

0 % Jumlah 23 100 %

Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus dilakukan

dengan baik oleh siswa, hal ini terlihat dari data yaitu: sebagaian kecil atau

sebesar 30.43 % siswa menyatakan selalu mengerjakan, sebagaian kecil atau

sebesar 17.4 % siswa menyatakan sering mengerjakan tugas dan lebih dari

setengah 52.17 % siswa menyatakan kadang-kadang mengerjakan tugas yang

diberikan pembimbing. Hal ini menunjukkan siswa memberikan respon positif

terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus.

Tabel 4.18

Motivasi siswa setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 14 a. Sangat baik

b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik

6 12 5 0

26.09 % 52.17 % 21.74 %

0 % Jumlah 23 100 %

Sebagaian besar siswa atau sekitar 78.26 % memberi tanggapan positif

terhadap peningkatan motivasi setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal

ini terlihat dari data yang disajikan yaitu: sebagian kecil atau sebesar 26.09 %

siswa menyatakan motivasi siswa menjadi sangat baik, lebih dari setengah atau

sebesar 52.17 % siswa menyatakan motivasi siswa menjadi baik dan sebagaian

kecil atau sebesar 21.74 % siswa menyatakan motivasi siswa menjadi cukup baik

setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

56

Tabel 4.19

Kaitan Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan dengan materi al- Qur’an

Hadits

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 15 a. Sangat berkaitan

b. Cukup berkaitan c. Kurang berkaitand. Tidak berkaitan

17 6 0 0

73.91 % 26.09 %

0 % 0 %

Jumlah 23 100 %

Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa atau sebesar 73.91%

menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan sangat berkaitan dengan

mata pelajaran al- Qur’an Hadits, sebagian kecil atau sebesar 26.09 % siswa

menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan cukup berkaitan dengan

mata pelajaran al- Qur’an Hadits dan 0 % siswa menyatakan kurang dan tidak

berkaitan. Dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa merespon positif

materi tadarus al- Qur’an berkaitan dengan materi al- Qur’an Hadits.

Tabel 4.20

Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 16 a. Sangat memadai

b. Cukup memadai c. Kurang memadaid. Tidak memadai

11 12 0 0

47,83 % 52,17 %

0 % 0 %

Jumlah 23 100 %

Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan kepada siswa dirasakan sudah

memadai, hal ini dapat dilihat dari data diatas sebanyak 47.83 % siswa atau

hampir setengah siswa menyatakan materi tadarus al- Qur’an yang diberikan

sangat memadai dan 52.17 % atau setengah siswa menyatakan materi tadarus al-

Quran yang diberikan cukup memadai.

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

57

Tabel 4.21

Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 17 a. Sangat variatif

b. Cukup variatif c. Kurang variatif d. Tidak variatif

11 11 1 0

47.83 % 47,83 % 4.35 %

0 % Jumlah 23 100 %

Dari data diatas terlihat bahwa metode penyampaian materi tadarus

sebesar 47.83 % atau hampir setengah siswa menyatakan metode yang digunakan

sangat variatif dan cukup variatif, sedangkan 4.35 % siswa menyatakan metode

yang digunakan kurang variatif. Hal ini menunjukkan bahwa metode

penyampaian materi tadarus al- Qur’an kepada siswa sudah bervariatif sehingga

materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa.

Tabel 4.22

Kompetensi pembimbing terhadap materi

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 18 a. Sangat kompeten

b. Cukup kompeten c. Kurang kompetend. Tidak kompeten

18 4 1 0

78.26 % 17.39 % 4.35 %

0 % Jumlah 23 100%

Kemampuan pembimbing dalam menyampaikan materi merupakan faktor

utama dalam kegiatan pembelajaran tadarus, sehingga materi yang disampaikan

pembimbing dapat di cerna dengan baik oleh siswa. Data diatas menjelaskan

sebesar 78.26 % atau sebagian besar siswa menyatakan sangat berkompeten dalam

menyampaikan materi, 17.39 % atau sebagian kecil siswa menyatakan

pembimbing cukup kompeten dalam menyampaikan materi dan 4.35 % siswa

menyatakan pembimbing kurang kompeten dalam menyampaikan materi. Hal ini

menunjukkan bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus sudah berkompeten

dalam menyampaikan materi.

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

58

Tabel 4.23

Peran kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 19 a. Sangat membantu

b. Cukup membantu c. Kurang membantud. Tidak membantu

13 9 0 1

56.52 % 39.13 %

0 % 4,35 %

Jumlah 23 100%

Dari data diatas dapat diketahui respon siswa terhadap hubungan kegiatan

tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits, yaitu sebesar 50.52 %

atau setengah siswa menyatakan kegiatan tadarus sangat membantu dalam proses

pembelajaran al- Qur’an Hadits, 39.13 % atau hampir setengah siswa menyatakan

cukup membantu dan 4.35 % siswa menyatakan kegiatan tadarus tidak membantu

proses belajar al- Qur’an Hadits. Dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 95.65 %

atau hampir seluruh siswa menyatakan bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an dapat

membantu proses belajar al- Qur’an Hadits,

Tabel 4.24

Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan

tadarus al- Qur’an

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 20 a. Sangat baik

b. Baik c. Cukup baik d. Tidak baik

2 16 4 1

8.70 % 69.57 % 17.39 % 4.35 %

Jumlah 23 100%

Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yaitu 78.27 % siswa

menyatakan bahwa hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits menjadi baik setelah

mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terlihat sebesar 8.70 % siswa

menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits yang diperoleh siswa siswa

sangat baik, 69.57 % siswa menyatakan hasil belajar yang diperoleh siswa baik,

17.4 % siswa menyatakan hasil belajar yang diperoleh siswa baik, 17.39 % siswa

menyatakan cukup baik dan 4.35 % siswa menyatakan nilai siswa tidak baik.

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

59

Hasil angket kegiatan tadarus al- Qur’an dapat digambarkan secara ringkas

menjadi beberapa indikator sesuai dengan kisi-kisi instrumen, diantaranya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.25

Aktifitas Tadarus al- Qur’an

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik

4 3 2 1

51 48 16 0

44.35% 41.74% 13.91%

0% Jumlah 115 100%

Data tersebut memperlihatkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah

44.35 % siswa menyatakan sangat baik terhadap aktifitas tadarus al- Qur’an yang

telah diberikan, hampir setengah siswa atau sebesar 41.74 % siswa menyatakan

baik, sebagaian kecil siswa atau sebesar 13.91% siswa menyatakan cukup baik,

dan 0 % atau tidak siswa yang menyatakan tidak baik terhadap aktifitas kegiatan

tadarus al- Qur’an yang diberikan.

Tabel 4.26

Sikap dan Motivasi

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik

4 3 2 1

33 32 26 1

35.87% 34.78% 28.26% 1.09%

Jumlah 92 100%

Data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa merespon positif

sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini terbukti

dari hampir setengah siswa menyatakan sangat baik (35.87%) dan baik (34.78%)

atas sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an, sedangkan

sebagian kecil siswa menyatakan sikap dan motivasi siswa cukup baik (28.26%)

terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an.

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

60

Tabel 4.27

Kemampuan Siswa Dalam Kegiatan Al- Qur’an

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik

4 3 2 1

9 37 37 9

9.78% 40.22% 40.22% 9.78%

Jumlah 92 100%

Data tersebut mempelihatkan bahwa setengah jumlah siswa menyatakan

memiliki kemampuan yang baik terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an, meliputi

kemampuan siswa tentang al- Qur’an, dalam memahami ilmu tajwid, dan dalam

memahami isi kandungan al- Qur’an. Hal ini terlihat dari jumlah persentase yang

dihasilkan setengah dari jumlah seluruh siswa (50.00%) menyatakan kemampuan

siswa sangat baik (9.78%) dan baik (40.22%).

Tabel 4.28

Kompetensi Pembimbing

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik

4 3 2 1

63 45 7 0

54.78% 39.13% 6.09%

0% Jumlah 115 100%

Data di atas menjelaskan bahwa lebih dari setengah siswa (54.78 %)

menyatakan kompetensi pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sangat

baik dan hampir setengah siswa (39.13%) menyatakan baik. Hal ini menunjukkan

bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sudah berkompeten dalam

menyampaikan materi baik dari segi materi yang disampaikan maupun metode

penyampaian materi tadarus al- Quran.

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

61

Tabel 4.29

Hasil Belajar

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik Option c, cukup baik Option d, tidak baik

4 3 2 1

15 25 4 2

32.61% 54.35% 8.70% 4.35%

Jumlah 46 100%

Data di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (86.96%)

menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi sangat baik

(32.61%) dan baik (54.35%) setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Quran.

Konstribusi tersebut disebabkan karena kegiatan tadarus al- Qur’an dapat

meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa terhadap al- Qur’an, sehingga

prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Sri Mulyaningsih dalam skripsinya mengatakan bahwa “adanya

hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan baca tulis al- Qur’an

dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.”6

Secara umum dapat digambarkan respon positif siswa tehadap kegiatan

tadarus al- Qur’an melalui tabel di bawah ini,

Tabel 4.30

Rata-rata Respon Positif Siswa terhadap Kegiatan Tadarus al- Qur’an

Alternatif Option Skor Frekuensi Persentase Option a, sangat baik Option b, baik

4 3

171 187

37.17% 40.65%

Jumlah 77.82%

Data di atas menunjukkan bahwa respon positif siswa terhadap kegiatan

tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata 77.82% dan termasuk dalam kategor baik.

D. Pengolahan dan Analisis Data

6 Sri Mulyaningsih, Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an dengan

Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber Agung Jetis Bantul, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h.1

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

62

Data dalam tabel dibawah ini digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits kelas XII MA

Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan.

Tabel 4.31

DATA NILAI ANGKET

DAN HASIL PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS SISWA

MA. MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

No Variabel X (Nilai Angket Siswa)

Variabel Y (Hasil Prestasi Belajar Siswa)

1 75 82 2 84 91 3 73 87 4 76 86 5 81 81 6 60 54 7 84 91 8 84 85 9 78 80 10 86 81 11 78 89 12 89 96 13 75 83 14 84 85 15 71 60 16 83 85 17 74 93 18 79 65 19 86 83 20 66 75 21 70 89 22 85 85 23 78 76

Tabel 4.32

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

63

Tabel Penolong Perhitungan Uji Korelasi Product Moment.

Variabel X dan Variabel Y

No X X2 Y Y2 XY 1 75 5625 82 6724 6150 2 84 7056 91 8281 7644 3 73 5329 87 7569 6351 4 76 5776 86 7396 6536 5 81 6561 81 6561 6561 6 60 3600 54 2916 3240 7 84 7056 91 8281 7644 8 84 7056 85 7225 7140 9 78 6084 80 6400 6240

10 86 7396 81 6561 6966 11 78 6084 89 7921 6942 12 89 7921 96 9216 8544 13 75 5625 83 6889 6225 14 84 7056 85 7225 7140 15 71 5041 60 3600 4260 16 83 6889 85 7225 7055 17 74 5476 93 8649 6882 18 79 6241 65 4225 5135 19 86 7396 83 6889 7138 20 66 4356 75 5625 4950 21 70 4900 89 7921 6230 22 85 7225 85 7225 7225 23 78 6084 76 5776 5928 ∑ 1799 141833 1882 156300 148126

Hasil hitung uji korelasi melalui Product Moment Pearson

Persamaan Uji Product Moment Pearson

( ) ( )( )( )[ ] ( )[ ]

( )( )( )[ ] ( )[ ]

[ ] [ ]

( ) ( )5734.0

529762575821180

354193435949003236401326215933857183406898

188215630023179914183323

18821799148262322

2222

=

⋅=

−⋅−−

=

−⋅⋅−⋅

−⋅=

Σ−Σ⋅⋅Σ−Σ⋅

ΣΣ−Σ⋅=

xy

xy

xy

xy

xy

r

r

r

r

YYnXXn

YXXYnr

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

64

Berdasarkan perhitungan statistik diatas maka kekuatan hubungan yang

diperoleh melalui uji korelasi Product Moment sebesar 0.5734 antara kegiatan

tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa. Dapat

diinterpretasikan secara sederhana bahwa hasil perhitungan korelasi antara

kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits tidak

bertanda negatif, dengan kata lain diantara kedua variabel terdapat hubungan

korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya

atau r hitung 0.5734, yang besarnya berkisar antara 0.40 – 0.70 menunjukkan

bahwa antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan hasil prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran al- Qur’an Hadits terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

xyr

Melalaui nilai r tabel product moment dapat diinterpretasikan pada taraf

signifikansi 5 % sebesar 0.413 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0.526.

Dengan membandingkan besarnya atau rhitung dengan rtabel maka dapat

diinterpretasikan bahwa rhitung > rtabel sehingga Ha diterima, berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi

belajar siswa pada pelajaran al- Qur’an Hadits.

xyr

Koefesien determinasi diperlukan untuk mengetahui seberapa persen

korelasi kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits

siswa, perhitungan dilakukan melalui persamaan , jika r = 0.5734

maka koefesien determinasi yang diperoleh adalah sebesar 32.87%. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa 32.87% ditentukan oleh

konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an dan sisanya sebesar 67.13% ditentukan

oleh faktor lain.

%1002 ×= rKD

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

65

E. Pembahasan

Berdasarkan uraian statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara

kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-

Qur’an Hadits sebesar 32.87%.

Hasil angket kegiatan tadarus al- Qur’an dapat digambarkan secara ringkas

menjadi beberapa indikator sesuai dengan kisi-kisi instrumen, diantaranya:

1. Aktifitas Tadarus al- Qur’an

Data angket menunjukkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah

44.35 % siswa menyatakan sangat baik terhadap aktifitas tadarus al- Qur’an

yang telah diberikan dan hampir setengah siswa atau sebesar 41.74 % siswa

menyatakan baik.

2. Sikap dan Motivasi

Data angket menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merespon

positif sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an. Hal ini

terbukti dari hampir setengah siswa menyatakan sangat baik (35.87%) dan

baik (34.78%) atas sikap dan motivasi siswa terhadap kegiatan tadarus al-

Qur’an.

3. Kemampuan Siswa

Data angket memperlihatkan bahwa setengah jumlah siswa

menyatakan memiliki kemampuan yang baik terhadap kegiatan tadarus al-

Qur’an, meliputi kemampuan siswa tentang al- Qur’an, dalam memahami ilmu

tajwid, dan dalam memahami isi kandungan al- Qur’an. Hal ini terlihat dari

jumlah persentase yang dihasilkan setengah dari jumlah seluruh siswa

(50.00%) menyatakan kemampuan siswa sangat baik (9.78%) dan baik

(40.22%).

4. Kompetensi Pembimbing

Data angket menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa (54.78 %)

menyatakan kompetensi pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an

sangat baik, hampir setengah siswa (39.13%) menyatakan baik. Hal ini

menunjukkan bahwa pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an sudah

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

66

berkompeten dalam menyampaikan materi baik dari segi materi yang

disampaikan maupun metode penyampaian materi tadarus al- Quran.

5. Hasil Belajar

Data angket menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa (86.96%)

menyatakan bahwa hasil belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi sangat baik

(32.61%) dan baik (54.35%) setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Quran.

Konstribusi tersebut disebabkan karena kegiatan tadarus al- Qur’an dapat

meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa terhadap al- Qur’an, sehingga

prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Sri Mulyaningsih dalam skripsinya mengatakan bahwa

“adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan baca tulis

al- Qur’an dengan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.”7

Kegiatan tadarus al- Qur’an memiliki peran untuk membantu siswa dalam

kegiatan belajar siswa terutama pada bidang studi al- Qur’an Hadits, karena

disamping materi pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat al-

Qur’an dan tajwid, juga dapat meningkatkan daya ingat dan memberi ketenangan.

Berdasarkan data statistik sebesar 95.65% siswa menyatakan bahwa

kegiatan tadarus al- Qur’an dapat membantu mereka dalam proses belajar al-

Qur’an Hadits. Melalui kegiatan tadarus al- Qur’an siswa dilatih untuk membaca

dan mempalajari isi kandungan ayat al- Qur’an. Irsyad Dudin dalam skripsinya

mengatakan “Kegiatan membaca al- Qur’an dapat berpengaruh pada prestasi

belajar siswa, karena memudahkan dalam menghafal materi, pemahaman materi,

penerapan materi dan pada akhirnya nilai evaluasi belajar.”8 Hal ini menunjukkan

bahwa kegiatan tadarus al- Qur’an berperan penting dalam prestasi belajar al-

Quran Hadits siswa. Hal ini dapat terlihat pada prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui kegiatan tadarus al- Qur’an dapat

7Sri Mulyaningsih, Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an dengan

Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber Agung Jetis Bantul, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h.1

8Irsyad Dudin, Pengaruh Tilawah al- Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Negeri Cawas Klaten Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Al- Qur’an dan Hadits, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008), h.4

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

67

tercapai dengan baik, 20 dari 23 siswa atau sebesar 86.96% mencapai belajar

tuntas di atas nilai KKM.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis

maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya,

yaitu bahwa prestasi belajar al- Qur’an Hadits dapat dipengaruhi oleh kegiatan

tadarus al- Qur’an. Hal ini memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya

terbentuk secara linear sinergis, dalam arti jika kegiatan tadarus al- Qur’an

ditingkatkan maka prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa juga meningkat.

Implikasi praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan kegiatan tadarus

al- Qur’an dalam rangka meningkatkan prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.

Secara umum dapat digambarkan respon positif siswa tehadap kegiatan

tadarus al- Qur’an menunjukkan bahwa respon positif siswa terhadap kegiatan

tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata 77.82% dan termasuk dalam kategor baik.

Hasil pengamatan selama kegiatan tadarus menunjukkan bahwa terdapat beberapa

manfaat yang dapat diperoleh siswa selain dapat meningkatkan prestasi belajar al-

Qur’an Hadits siswa, diantaranya; sebagai sarana dan media menambah ilmu,

dapat membantu proses al- Qur’an yang telah dikuasai serta tidak mudah lupa dan

lalai, dapat memperbaiki kualitas tilawah, dapat saling mengkoreksi kebenaran

dan bacaan masing-masing, dapat memahami isi kandungan dari ayat suci al-

Qur’an dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi terdapat beberapa

faktor kendala atas penentu keberhasilan kegiatan tadarus, seperti; pengelolaan

kelas yang belum optimal, waktu yang disediakan untuk kegiatan tadarus al-

Qur’an kurang, dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam membaca al-

Qur’an. Hal ini menyebabkan belum secara keseluruhan kegiatan tadarus al-

Qur’an memberikan konstribusi terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa.

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan tadarus al- Qur’an yang dilakukan di MA Miftahul

Umam merupakan kegiatan ekstra-kurikuler yang dilaksanakan dari hari

selasa sampai dengan hari kamis dari pukul 06.30-07.00 di kelas masing-

masing, yaitu kelas X-XII. Materi yang diberikan dalam tadarus al- Qur’an

yaitu ilmu tajwid, hafalan juz ’amma dan hafalan ayat-ayat pilihan, seperti

surat al- Mulk, al- Waqi’ah, dan lain-lain.

2. Respon positif siswa terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an mencapai rata-rata

77.82% termasuk dalam kategori baik, karena pada dasarnya kegiatan tadarus

dapat memberikan banyak manfaat selain menambah pahala juga dapat

menambah ilmu dan dapat memeprbaiki bacaan al- Qur’an sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits setelah melalui

kegiatan tadarus al- Qur’an dapat tercapai dengan baik. Terlihat dari jumlah

siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 20 dari 23 atau sebesar 86.96%.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan tadarus al-

Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits.

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

69

Terlihat konstribusi kecenderungan kegiatan tadarus al- Qur’an dengan

prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh hasil koefesien korelasi sebesar 0.5734

dengan kontribusi sebesar 32.87% terhadap prestasi belajar siswa dan 67.13%

ditentukan oleh faktor lain.

B. Saran

1. Kepada orang tua siswa, penulis menghimbau agar lebih memberikan motivasi

kepada anak tentang arti pentingnya membaca al- Qur’an dirumah serta

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa merasa tertarik

dan senang untuk mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an.

2. Kepada pihak sekolah, penulis meminta agar dapat memberikan tambahan

waktu untuk kegiatan tadarus al- Qur’an sehingga kegiatan tadarus al- Qur’an

dapat tercapai secara optimal.

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

70

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; PT.

Rineka Cipta, cet. Ke-9, 1993.

Azwar, Saifuddin, Pengantar Psikologi Intelegensi, Jakarta; Pustaka Pelajar, cet.

Ke-3, 2002

Burhanuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan, Bandung; CV. Pustaka Setia, cet.

Ke-1, 1998

Dalyono, Muhammad, Psikologi Pendidikan, Jakarta; PT. Rineka Cipta, cet. Ke-1,

1997

Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, Jakarta; Departemen Agama, 2003

Darajat, Zakiyah., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-3, 1996

Dudin, Irsyad., Pengaruh Tilawah al- Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Negeri

Cawas Klaten Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Al- Qur’an dan

Hadits, Surakarta: Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta; PT. Grasindo, cet. Ke-2, 2004

Haryono, dan Amirul Hadi., Psikologi Pendidikan, Jakarta; PT. Rineka Cipta, cet.

Ke-1, 1997

Herlanti, Yanti., Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta:

Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

Kholil Qattan., Manna, Studi- Studi Ilmu Al- Qur’an, Jakarta; Litera Antar Nusa,

cet. Ke-1, 1992

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, cet. Ke-4,

2004.

Moehammad., Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, Jakarta; PT.

Singo Abadi Inti, 1982

Mughni, Mudhafar, et. All., Ushul Fiqh I, Jakarta; Lingkar Studi Mahasiswa Islam

Publishing, cet. Ke-1, 2003

Muhammad Ismail Sya’ban., Mengenal Qira’at Al- Qur’an, Semarang; CV. Toha

Putra, cet. Ke-1, 1993

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

71

Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta; Rineka Cipta, cet. Ke-

2, 2002

Mulyaningsih, Sri., Studi Korelasi antara Kemampuan Baca Tulis Al- Qur’an

dengan Prestasi Belajar Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sumber

Agung Jetis Bantul, Yogyakarta: Skripsi, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2009

Nasution, M.A., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta; Bumi Aksara, cet. Ke-2,

1995

Nata, Abuddin., Al- Qur’an dan Hadits, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, cet.

Ke-4, 1995

Nurdin, Syafrudin., Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta; 2002

Poerwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta; Remaja Rosdakarya, cet. Ke-

5, 1990

Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta; Balai Pustaka, cet. Ke-7, 1996

Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pembinaan, Metodologi Pengajaran

Agama Islam, Jakarta, 1982

RI, Depag, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1971

________, Standar Wilayah DKI Jakarta Kemampuan Dasar Pendidikan Agama

Islam Madrasah Aliyah, Jakarta, 2001

________, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, Jakarta;

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 1988

________, Pedoman Proses Belajar Mengajar Madrasah Aliyah, Jakarta;

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, cet. Ke-1, 1998

Sahertian, Piet., Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, Surabaya;

Usaha Nasional, cet. Ke-1, 1994

Shihab, Quraisy., Membumikan Al- Qur’an, Bandung; Mizan, cet. Ke-18, 1998

Sistem Pendidikan Agama Islam, Proyek Pengembangan, Garis - Garis Besar

Program Pengajaran, Jakarta; Depag, 1980

Suproyono, Widodo, dan Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta; PT. Rineka

Cipta, 1991

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

72

Sudijono, Anas., Pengantar Evaluasi penididikan, Jakarta; Rajawali Press, 2003

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2007.

________, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta, 2007.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Syah, Muhibbin., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung; PT.

Remaja Rosakarya, 2004

Team Didaktik Metodik/Kurikulum, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum

PBM, Jakarta, cet. Ke-5, 1995

Thohhan, Mahmud, Mushtholahul Hadits, Surabaya; Syirkah Bankul Indah, 1985

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta; Ciputat

Press, cet. Ke-1, 2002

Warsito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta; PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1992

Wingkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta; PT. Grasindo, cet. Ke-4, 1996

_______ , Al- Munjid Fi al- Lughoti Wa al- ’Ilami, Lebanon; Darul Masyriq, 1986

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

BIODATA PENULIS

Muhamad Mukri lahir di Jakarta pada tanggal 26

September 1983, anak dari pasangan Bapak Liman dan

Ibu Hj. Masyitoh. Saat ini tinggal di Jl. R.S Fatmawati

Gg H. Kamang Rt 005 Rw 07 No.29 Pondok Labu

Jakarta Selatan 12450.

Menamatkan pendidikan dasar di MI Darul Ulum Pondok

Labu Jakarta Selatan pada tahun 1996, lalu melanjutkan

di MTs Miftahul Umam Pondok Labu – Jakarta Selatan

dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di M.A

Miftahul Umam dan lulus pada tahun 2002. Dan menamatkan S1 (Sarjana

Pendidikan Islam) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 1

Kisi-kisi Instrumen

Variabel X (Peranan Tadarus al-Qur’an)

Variabel X Indikator No.

Butir item

Jumlah item

1. Aktifitas Tadarus al-Qur’an

1.1 Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus al- Qur’an

1.2 Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

1.3 Aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al- Qur’an

1.4 Manfaat kegiatan tadarus al- Qur’an

1.5 Waktu kegiatan tadarus al- Qur’an

1 2 3 4 5

1 1 1 1 1

2. Sikap dan Motivasi

2.1 Sikap siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

2.2 Minat siswa mengikuti tadarus al- Qur’an

2.3 Rutinitas siswa dirumah 2.4 Motivasi orang tua

6 7 8 9

1 1 1 1

3. Kemampuan Siswa

3.1 Kemampuan siswa tentang al- Qur’an

3.2 Mengerjakan tugas yang diberikan

10 – 12 13

3 1

4. Kompetensi Pembimbing

4.1 Motivasi siswa setelah mengikutikegiatan tadarus al- Qur’an

4.2 Materi tadarus al- Qur’an yang diberikan

4.3 Metode penyampaian materi yang digunakan pembimbing

4.4 Kompetensi pembimbing terhadap materi

14

15 – 16 17

18

1 2 1 1

5. Hasil Belajar 5.1 Kaitan kegiatan tadarus al- Qur’an terhadap pelajaran al- Qur’an Hadits

5.2 Hasil nilai pelajaran al- Qur’an Hadits setelah mengikuti kegiatan tadarus al- Qur’an

19

20

1 1

J U M L A H 20

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 2

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin : L / P

Petunjuk:

Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai peranan tadarus al-qur’an

pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits.

Bacalah setiap pernyataan dengan cermat, kemudian pilihlah salah satu jawaban

dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda sesuai.

Jangan ada satu nomorpun yang terlewatkan, karena tidak ada jawaban yang

dianggap salah. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi

nilai/prestasi anda. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

A. Aktifitas Tadarus al-Qur’an

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Tidak baik

2. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat senang

b. Senang

c. Cukup senang

d. Tidak senang

3. Bagaimana aktifitas pembimbing dalam kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Cukup aktif

d. Tidak aktif

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 2

4. Apakah kegiatan al- qur’an sangat bermanfaat?

a. Sangat bermanfaat

b. Cukup bermanfaat

c. Kurang bermanfaat

d. Tidak bermanfaat.

5. Bagaimanakah dengan waktu yang disediakan untuk kegiatan tadarus al-

qur’an?

a. Sangat cukup

b. Cukup

c. Kurang

d. Tidak cukup

B. Sikap dan Motivasi

6. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Cukup aktif

d. Tidak aktif

7. Seberapa besar minat anda mengikuti kegiatan al-qur’an?

a. Sangat berminat

b. Cukup berminat

c. Kurang berminat

d. Tidak berminat

8. Apakah anda sering membaca al-qur’an dirumah?

a. Selalu membaca

b. Sering membaca

c. Kadang-kadang membaca

d. Tidak pernah membaca

9. Apakah orang tua anda memberikan motivasi untuk membaca al-qur’an?

a. Selalu memotivasi

b. Sering memotivasi

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 2

c. Kurang memotivasi

d. Tidak memotivasi

C. Kemampuan Siswa

10. Bagaimanakah kemampuan anda dalam membaca al-qur’an?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Tidak baik

11. Apakah anda memahami ilmu tajwid yang diajarkan oleh pembimbing

tadarus al-qur’an?

a. Sangat faham

b. Faham

c. Cukup faham

d. Tidak faham

12. Apakah anda juga memahami isi kandungan al-qur’an yang dibaca saat

tadarus al-qur’an?

a. Sangat faham

b. Faham

c. Cukup faham

d. Tidak faham

13. Apakah anda mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing tadarus

al-qur’an?

a. Selalu mengerjakan

b. Sering mengerjakan

c. Kadang-kadang mengerjakan

d. Tidak pernah mengerjakan

Page 88: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 2 D. Kompetensi Pembimbing

14. Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan

tadarus al-qur’an, khususnya pada mata pelajaran al-qur’an hadits?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Tidak baik

15. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus al-qur’an masih

berkaitan dengan mata pelajaran al-qur’an hadits?

a. Sangat berkaitan

b. Cukup berkaitan

c. Kurang berkaitan

d. Tidak berkaitan

16. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus al-qur’an dirasakan

memadai?

a. Sangat memadai

b. Cukup memadai

c. Kurang memadai

d. Tidak memadai

17. Bagaimanakah dengan metode atau cara penyampaian pembimbing dalam

memberikan materi dalam kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat variatif

b. Cukup variatif

c. Kurang variatif

d. Tidak variatif

18. Bagaimana kompetensi pembimbing dalam memberikan materi dalam

kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat kompeten

b. Cukup kompeten

c. Kurang kompeten

d. Tidak kompeten

Page 89: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 2 E. Hasil Belajar

19. Apakah kegiatan tadarus al-qur’an membantu anda dalam kegiatan proses

belajar dikelas,terutama pada mata pelajaran al-qur’an hadits?

a. Sangat membantu

b. Cukup membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

20. Bagaimanakah dengan hasil belajar mata pelajaran al-qur’an hadits yang

anda peroleh setelah mengikuti kegiatan tadarus al-qur’an?

a. Sangat baik

b. Baik

c. Cukup baik

d. Tidak baik

Page 90: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

Tabel. Hasil Perhitungan Angket Tadarus Al-Qur'an No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Skor

Total 100% NilaiResponden 1 3 3 4 4 2 1 4 2 3 2 3 1 2 2 4 4 4 4 4 4 60 80 100 752 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 67 80 100 843 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 58 80 100 734 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 2 61 80 100 765 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 65 80 100 816 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 1 4 2 3 3 3 3 1 1 48 80 100 607 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 67 80 100 848 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 67 80 100 849 4 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 62 80 100 7810 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 69 80 100 8611 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 62 80 100 7812 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 71 80 100 8913 4 4 3 4 2 2 4 2 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 60 80 100 7514 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 67 80 100 8415 4 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 4 3 3 4 4 3 57 80 100 7116 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 66 80 100 8317 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 1 1 4 3 4 3 3 4 4 3 59 80 100 7418 4 3 4 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 63 80 100 7919 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 69 80 100 8620 4 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 53 80 100 6621 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 56 80 100 7022 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 68 80 100 8523 4 4 3 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 62 80 100 78Σ 85 74 73 91 57 59 84 61 77 59 63 44 64 70 86 80 79 86 80 65

Skor Total 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Keterangan 92.4 80.4 79.3 98.9 62 64.1 91.3 66.3 83.7 64.1 68.5 47.8 69.6 76.1 93.5 87 85.9 93.5 87 70.7Membuat Persentase

No. Item 1 2 3 4 5 Σ 6 7 8 9 Σ 10 11 12 13 Σ 14 15 16 17 18 Σ 19 20 ΣJumlah Siswa 23 23 23 23 23 115 23 23 23 23 92 23 23 23 23 92 23 23 23 23 23 115 23 23 46Jwb. A (Nilai 4) 16 7 6 22 0 51 1 15 4 13 33 0 2 0 7 9 6 17 11 11 18 63 13 2 15Jwb. B (Nilai 3) 7 14 15 1 11 48 12 8 7 5 32 13 15 5 4 37 12 6 12 11 4 45 9 16 25Jwb. C (Nilai 2) 0 2 2 0 12 16 9 0 12 5 26 10 4 11 12 37 5 0 0 1 1 7 0 4 4Jwb. D (Nilai 1) 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 7 0 9 0 0 0 0 0 0 1 1 2Persen Jwb A 69.57 30.43 26.09 95.65 0.00 44.35 4.35 65.22 17.39 56.52 35.87 0.00 8.70 0.00 30.43 9.78 26.09 73.91 47.83 47.83 78.26 54.78 56.52 8.70 32.61Persen Jwb B 30.43 60.87 65.22 4.35 47.83 41.74 52.17 34.78 30.43 21.74 34.78 56.52 65.22 21.74 17.39 40.22 52.17 26.09 52.17 47.83 17.39 39.13 39.13 69.57 54.35Persen Jwb C 0.00 8.70 8.70 0.00 52.17 13.91 39.13 0.00 52.17 21.74 28.26 43.48 17.39 47.83 52.17 40.22 21.74 0.00 0.00 4.35 4.35 6.09 0.00 17.39 8.70Persen Jwb D 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.35 0.00 0.00 0.00 1.09 0.00 8.70 30.43 0.00 9.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.35 4.35 4.35

Page 91: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 4

DATA SKOR ANGKET KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN

DAN HASIL PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS SISWA

MA. MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

NoVariabel X

(Skor Angket Siswa)

Variabel Y

(Hasil Prestasi Belajar Siswa)

1 75 82

2 84 91

3 73 87

4 76 86

5 81 81

6 60 54

7 84 91

8 84 85

9 78 80

10 86 81

11 78 89

12 89 96

13 75 83

14 84 85

15 71 60

16 83 85

17 74 93

18 79 65

19 86 83

20 66 75

21 70 89

22 85 85

23 78 76

Page 92: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 5

TABEL PENOLONG

PERHITUNGAN UJI KORELASI PRODUCT MOMENT.

VARIABEL X (PERANAN KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN)

DAN VARIABEL Y (PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS)

No X X2 Y Y2 XY

1 75 5625 82 6724 6150

2 84 7056 91 8281 7644

3 73 5329 87 7569 6351

4 76 5776 86 7396 6536

5 81 6561 81 6561 6561

6 60 3600 54 2916 3240

7 84 7056 91 8281 7644

8 84 7056 85 7225 7140

9 78 6084 80 6400 6240

10 86 7396 81 6561 6966

11 78 6084 89 7921 6942

12 89 7921 96 9216 8544

13 75 5625 83 6889 6225

14 84 7056 85 7225 7140

15 71 5041 60 3600 4260

16 83 6889 85 7225 7055

17 74 5476 93 8649 6882

18 79 6241 65 4225 5135

19 86 7396 83 6889 7138

20 66 4356 75 5625 4950

21 70 4900 89 7921 6230

22 85 7225 85 7225 7225

23 78 6084 76 5776 5928

∑ 1799 141833 1882 156300 148126

Page 93: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 6

PERHITUNGAN KORELASI

PERANAN KEGIATAN TADARUS AL- QUR’AN

DAN PRESTASI BELAJAR AL- QUR’AN HADITS

DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS PRODUCT MOMENT PEARSON

Diketahui:

ΣX = 1799

ΣX2 = 141833

ΣY = 1882

ΣY2 = 156300

ΣXY = 148126

n = 23

( ) ( )( )( )[ ] ( )[ ]

( )( )( )[ ] ( )[ ]

[ ] [ ]

( ) ( )5734.0

529762575821180

354193435949003236401326215933857183406898

188215630023179914183323

18821799148262322

2222

=

⋅=

−⋅−−

=

−⋅⋅−⋅

−⋅=

Σ−Σ⋅⋅Σ−Σ⋅

ΣΣ−Σ⋅=

xy

xy

xy

xy

xy

r

r

r

r

YYnXXn

YXXYnr

rtabel = 0.413 (5%) dan 0.526 (1%)

Sehingga rhitung > rtabel

Dengan membandingkan besarnya atau rhitung dengan rtabel maka dapat

diinterpretasikan bahwa rhitung > rtabel sehingga Ha diterima, berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kegiatan tadarus al- Qur’an dengan prestasi

belajar siswa pada pelajaran al- Qur’an Hadits.

xyr

Page 94: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 7

PERHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINASI

Untuk melihat berapa besar konstribusi yang diberikan oleh kegiatan

tadarus al- Qur’an terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits siswa maka dicari

koefesien determinasi dengan cara mengkudratkan korelasi yang sudah didapat.

rxy = 0.5734

maka

%1002 ×= rKD

%100)5734.0( 2 ×=KD

%87.32=KD

Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa 32.87%

ditentukan oleh konstribusi kegiatan tadarus al- Qur’an dan sisanya sebesar

67.13% ditentukan oleh faktor lain.

Page 95: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 8

LEMBAR BERITA WAWANCARA

Hari :

Tanggal :

Interviewee : Guru Bidang Studi Al- Qur’an Hadits dan Pembina Tadarus

Tempat : MA Miftahul Umam

Pertanyaan :

1. Apa yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus Al-

Qur’an?

2. Sejak kapan kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an diadakan di MA

Miftahul Umam?

3. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan tadarus al- Qur’an di MA

Miftahul Umam?

4. Metode apa yang digunakan dalam penyampaian materi kegiatan

ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an di MA Miftahul Umam?

5. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an

yang diadakan di MA Miftahul Umam?

6. Adakah manfaat dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al-

Qur’an di MA Miftahul Umam baik oleh siswa maupun guru bidang studi al-

Qur’an Hadits?

7. Kapan waktu dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an?

8. Adakah perubahan terhadap prestasi belajar al- Qur’an Hadits setelah

diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tadarus al- Qur’an?

9. Adakah hambatan dalam penyampaian kegiatan ekstrakurikuler tadarus al-

Qur’an di MA Miftahul Umam baik yang dirasakan oleh guru pembimbing

tadarus maupun siswa?

10. Upaya apa saja yang dilakukan pembimbing kegiatan tadarus al- Qur’an

dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam penyampaian tadarus al- Qur’an,

terutama bagi siswa yang sulit dalam menerima materi tadarus al- Qur’an?

Page 96: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 8

Jawaban :

1. Dengan adanya kegiatan tadarus al- Qur’an siswa dapat terlatih untuk disiplin,

contohnya dapat datang tepat waktu ke sekolah. Serta dapat membantu siswa

untuk memperlancar membaca al- Qur’an dan memperdalam ilmu tajwid yang

dimiliki nya, hal ini dikarenakan banyaknya siswa-siswi yang berasal dari

SMP atau non-Madrasah.

2. Sejak awal didirikan nya MA Miftahul Umam.

3. Materi yang diberikan berupa Tajwid, Hafalan surat-surat dan ayat-ayat

pilihan, dan Penjelasan ayat yang dibaca siswa pada waktu tadarus, termasuk

didalamnya asbabun nuzul.

4. Metode yang digunakan adalah Talaqqi dan siswa yang satu dengan yang

lainnya saling menyimak bacaan al- Qur’an yang sedang di baca.

5. Respon siswa bagus, karena dengan adanya kegiatan tadarus al- Qur’an

mereka dapat memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan al- Qur’an dan

dapat memotivasi siswa untuk rajin membaca/tadarus al- Qur’an baik

disekolah maupun dirumah.

6. Ada, beberapa manfaat dengan diadakannya kegiatan tadarus al- Qur’an

diantaranya sama-sama bermudzakaroh, terbiasa membaca al- Qur’an dengan

baik dan benar, disiplin waktu/tidak telat masuk kelas.

7. Waktu dilaksanakannya kegiatan tadarus al- Qur’an setiap hari Selasa s.d

Jum'at pada pukul 06.30 s.d 07.00 WIB.

8. Ada, sejak diadakannya kegiatan tadarus al- Qur’an prestasi belajar al- Qur’an

Hadits siswa menjadi meningkat, karena siswa dibiasakan membaca dan

menghafal ayat-ayat al- Qur’an dan ayat-ayat yang ada di dalam buku

pelajaran al- Qur’an Hadits yang dibaca bersama-sama di dalam kegiatan

tadarus al- Qur’an.

9. Ada, hambatan tersebut diantaranya terdapat beberapa siswa yang bisa

membaca al- Qur’an tetapi tidak mengerti hukum bacaan nya (ilmu tajwid),

terdapat beberapa siswa yang menganggap kegiatan tadarus al- Qur’an tidak

penting, terdapat beberapa siswa yang telat masuk kelas dan terdapat beberapa

siswa yang berasal dari lulusan non-madrasah.

Page 97: LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21210/1/Muhamad Mukri-FITK.pdf · remaja sekarang kian hari kian memprihatinkan

LAMPIRAN 8

10. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan tambahan dan perhatian

khusus kepada siswa yang sulit menerima materi tadarus al- Qur’an.