42
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWAS dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 25 Mei – 31 Juli 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga. Jakarta, Juli 2015 Pembimbing Pembimbing dr. Marleni Parapat dr. Dini Widianti, MKK 1

LEMBAR PERSETUJUAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh Lembar Persetujuan

Citation preview

Page 1: LEMBAR  PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWAS dengan

pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 25 Mei – 31

Juli 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi

salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Juli 2015

Pembimbing Pembimbing

dr. Marleni Parapat dr. Dini Widianti, MKK

1

Page 2: LEMBAR  PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya

sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu

Kedokteran Keluarga dengan tema Infeksi Akut pada Dewasa di Puskesmas Kecamatan

Kemayoran Periode 25 Mei - 31 Juli 2015 dapat diselesaikan.

Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran

Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 25 Mei – 31 Juli 2015

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah, RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

2. Dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang

bermanfaat

3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Ketua Koordinator Penatalaksanaan Kepanitraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa M.Kes, Dr. Citra

Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah, M.Si, Dr. Erlina

Wijayanti, MPH, selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI

6. Dr. Marleni dan Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah

memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini

7. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a, restu, semangat, dan motivasi

2

Page 3: LEMBAR  PERSETUJUAN

8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga tersusun

laporan ini

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Juli 2015

Penulis

3

Page 4: LEMBAR  PERSETUJUAN

JAKARTA 2015

BAB I

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 48 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Gg. Spoor 2 Dalam RT 002/RW 002 No. 4

Kelurahan Gn. Sahari, Jakarta Pusat

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Tanggal Berobat : 01 Juli 2015

Tanggal Kunjungan : 01 Juli 2015

I. BERKAS PASIEN

A. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 01 Juli 2015.

1. Keluhan Utama

Batuk sejak 2 hari yang lalu

2. Keluhan Tambahan

Tenggorokan gatal

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4

Page 5: LEMBAR  PERSETUJUAN

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk

berdahak, tidak ada darah, dahak berwarna putih, namun sulit dikeluarkan. Keluhan disertai

dengan tenggorokan gatal. Tenggorokan tidak nyeri, tidak terdapat nyeri saat menelan.

Pasien mengeluh pilek, hidung berair, pasien terkadang bersin. Pasien mengalami demam

sejak 2 hari yang lalu, demam dirasa tidak begitu panas namun tidak diukur suhunya. Tidak

ada waktu spesifik ketika demam terjadi. Pasien merasa lesu dan lemas.

Pasien tidak ada keluhan nyeri otot atau nyeri sendi, tidak ada sakit kepala, mual dan

muntah, maupun keluhan pada mata. BAB dan BAK pasien baik. Selama bulan ramadhan

pasien memiliki kebiasan makan goreng – gorengan dan minum es dan minuman manis. 2

minggu yang lalu pasien pernah mengalami sakit serupa dan sembuh dengan pengobatan dari

puskesmas.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit paru disangkal

- Riwayat penyakit hipertensi disangkal

- Riwayat penyakit DM disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Anak ke – 3 pasien memiliki penyakit yang serupa dengan pasien

- Riwayat penyakit paru disangkal

- Riwayat penyakit hipertensi disangkal

- Riwayat penyakit DM disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

6. Riwayat Pengobatan

Pasien minum obat penurun panas dan obat flu(lupa nama obatnya) demam sempat turun

tapi kemudian naik lagi, untuk keluhan flu dan batuk tidak ada perbaikan.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

5

Page 6: LEMBAR  PERSETUJUAN

Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah ke bawah. Saat ini pasien tinggal di rumah

milik ibunya bersama saudaranya, suami, anak kedua, ketiga dan keempatnya. Pasien saat ini

sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh suami pasien. Menurut

pasien gaji yang diterima suaminya sebesar Rp 3.500.000,00 perbulan. Pasien mengatakan

uang yang diterima cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk berobat jika sakit.

Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di

lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan

satu bulan sekali, acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat,

dan pengajian di masjid dekat rumah

8. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan makan gorengan,

minum es dan minuman manis. Pasien terbiasa mencuci tangan dengan menggunakan

sabun dan air mengalir sebelum makan dan sesudah makan. Pasien memiliki kebiasaan

menyikat gigi hanya 1 kali sehari pada pagi hari. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan

sayur. Pasien jarang minum air putih. Saat sakit pasien tidak menggunakan masker ketika

memasak. Pasien mengaku malas untuk berolahraga. Namun saat ini pasien masih dapat

melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dan mengepel.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

2. Vital sign

GCS : 15 ; E : 4 M : 6 V : 5

Tek. Darah : 130/80 mmHg

Frek. Nadi : 78 x/menit

Frek Pernapasan : 18 x/menit

Suhu : 36,5 C

VAS : 0

6

Page 7: LEMBAR  PERSETUJUAN

3. Status Generalis

a. Kepala

- Bentuk : Normocephal

- Rambut : Hitam keputihan, tidak mudah dicabut

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Pupil bulat, isokor, Refleks cahaya langsung (+/+)

Refleks cahaya tidak langsung (+/+)

- Telinga : Bentuk normal, tidak ada serumen (-/-), tidak hiperemis (-/-)

- Hidung : Septum nasi tidak deviasi, terdapat sekret (+/+)

tidak hiperemis (-/-)

- Tenggorokan : Tonsil T1 – T1 tidak hiperemis, faring hiperemis

- Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher

- Trakea berada di tengah

- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thoraks

- Inspeksi : Bentuk dada simestris

Pergerakan dinding dada simetris

Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri

Iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula kiri

- Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas jantung normal

- Auskultasi : Vesikular Breathing Sound (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Bunyi jantung I dan II normal reguler, Murmur (-), Gallop (-)

d. Abdomen

- Inspeksi : Perut cembung, tidak ada sikatrik

- Auskultasi : Bising usus (+)

- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba

7

Page 8: LEMBAR  PERSETUJUAN

- Perkusi : Timpani diseluruh lapangan abdomen

e. Genetalia : Tidak dilakukan

f. Ekstremitas : Akral hangat, pitting edem (-/-), sianosis (-)

4. Status Gizi

Berat badan : 46 kg

Tinggi badan : 155 cm

IMT : BB/(TB)2= 46/(1,55)2 = 19,14 kg/m2

Status Gizi : Normal

BB Ideal : (155-100) x 90% = 49,5 kg

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi

badan (dalam meter kuadrat).

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh

IMT STATUS GIZI

<18,5 Berat Badan Kurang

18,5 – 22,9 Berat Badan Normal

>23,0 Kelebihan Berat Badan

23,0 – 24,9 Beresiko Menjadi Obes

25,0 – 29,9 Obes I

>30,0 Obes II

Sumber : Center For Obesity Research and Education, 20007

Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obes I

Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca

Berat Badan Idaman (BBI) : (TB – 100) – 10%

: (155 -100) – 10% = 55 kg – 5,5 kg = 49,5 kg.

Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%

8

Page 9: LEMBAR  PERSETUJUAN

: (46 : 49,5) x 100% = 93 % (termasuk BB Normal)

Jumlah kebutuhan kalori perhari :

- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori

= 49,5 kg x 25 kalori = 1.237,5 kalori

- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % karena aktivitas yang dilakukan pasien

termasuk aktivitas sedang

20% x 1.237,5 kalori = 247,5 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :

1.237,5 kalori + 247,5 kalori = 1.485 kalori.

Untuk Kebutuhan Harian :

Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1485 kkal = 1039,5 kal

Protein (10-15%) = 10% x 1.485 kkal = 148,5 kal

Lemak (20-25%) = 20% x 1.485 kkal = 297 kal

D. Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada

II. BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga:

Nama : Tn. S

Usia : 53 Tahun

b. Identitas Pasangan:

Nama : Ny. D

Usia : 48 tahun

c. Identitas Anak

Nama : Ny. K, berusia 24 tahun

Nama : Tn. H 20 tahun

Nama : Nn. I, berusia 18 tahun

9

Page 10: LEMBAR  PERSETUJUAN

Nama : Nn. A, berusia 15 tahun

d. Identitas Ibu Pasien

Nama : Ny. M

Usia : 65 Tahun

e. Identitas Sepupu Pasien

Nama : Tn. Z

Usia : 43 tahun

d. Struktur Komposisi Keluarga : The extended family

Keluarga terdiri atas Tn. S sebagai kepala keluarga. Tn. S (suami pasien) menikah

dengan Ny. D (Pasien) dan memiliki 4 orang anak. Tiga orang di antara mereka tinggal

bersama Tn. S. Anak pertama bernama Tn. K (24 tahun) ia belum menikah, saat ini Tn.

K tinggal di luar kota untuk bekerja. Anak kedua, ketiga dan keempat bernama Tn. H (20

tahun), Nn. I (18 tahun) dan Nn. A (15 tahun), ketiganya belum menikah dan saat ini

tinggal bersama dengan Tn. S dan Ny. D. Ibu pasien bernama Ny. M (65 tahun) tinggal

bersama pasien. Di rumah terdapat saudara dari Ny. D yang bernamaTn Z (43 tahun).

Biaya hidup Ny. D dan ketiga anak nya ditanggung oleh suami nya. Penghasilan Tn. S

(suami pasien) sebesar Rp. 3.500.000 / bulan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-

hari. Ny. M (Ibu pasien) memiliki warung nasi dengan pendapatan sebesar Rp 1.200.000 /

bulan, pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup nya sehari-hari, dan

Tn. Z (saudara pasien) bekerja sebagai satpam dengan pendapatan sebesar Rp.

2.000.000 / bulan, pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup nya

sehari hari.

Tabel 2. Anggota keluarga yang tinggal serumah

No Nama

Kedudukan dalam

Keluarga Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1.

Ny. M

Ibu P 65 thn SMP Pemilik

warung nasi

Ibu kandung

2.Ny. D

Isteri Tn. S P 48 thn SMP Ibu rumah

tangga

-

10

Page 11: LEMBAR  PERSETUJUAN

3.Tn. S

Suami Ny. D L 53 thn SMP Buruh

bangunan

-

4. Tn. H Anak ke – 2 L 20 thn SMA Kurir Cucu

5.Nn. I

Anak ke-3 P 18 thn SMK SPG Cucu

6.Nn. A

Anak ke-4 P 15 thn SMK Sekolah Cucu

7. Tn. Z Saudara Ny. D L 39 thn SMP Satpam Sepupu

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 3. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : milik sendiri

Daerah perumahan : padat kumuh

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 12 x 8 m2 Keluarga Ny. D tinggal di rumah milik

ibu nya. Ny. D tinggal bersama suami

nya, ketiga anak nya, ibu nya, dan

saudara nya. Rumah Ny. D kurang

memenuhi kriteria rumah sehat, karena

luas rumah tidak sesuai dengan jumlah

penghuni dan semua anggota keluarga

serta kurangnya jumlah ventilasi di

dalam rumah dan jarak antar rumah

yang berdempetan menyebabkan kesan

ventilasi kurang baik. Selain itu

kebersihan di dalam rumah dengan tata

letak barang-barang yang berantakan,

namun ketersediaan air bersih dan

jamban keluarga cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang

Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan

gang rumah.

Bertingkat

Lantai rumah dari: keramik

Dinding rumah dari: Tembok dan triplek untuk

sekat kamar

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1300 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

11

Page 12: LEMBAR  PERSETUJUAN

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah tangga)

- Satu buah sepeda motor

- Satu buah televisi 21 inch

- Satu buah radio

- Dua buah kipas angin

- satu buah kompor gas

- Satu buah setrikaan

- Satu buah magij jar

- Satu buah kulkas

-lima buah handphone

b. Denah Rumah

Denah rumah keluarga Ny. D

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

12

Page 13: LEMBAR  PERSETUJUAN

Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Jika ada salah satu anggota keluarga Ny. D yang sakit, maka akan membeli obat

warung terlebih dahulu.

Perilaku terhadap pelayanan kesehatan

Keluarga Ny. D memiliki jaminan kesehatan (BPJS)

Perilaku terhadap makanan

Keluarga Ny. D mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.

Makanan yang dimakan oleh keluarga Ny. D didapatkan dari memasak sendiri.

Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Apabila tidak membaik, maka keluarga Ny. D akan berobat ke Puskesmas.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan.

Jalan kaki, transportasi

umum, dan motor

Pasien jika sakit berobat ke

puskesmas karena biaya yang

gratis dan tidak terlalu jauh dari

rumah sehingga dapat ditempuh

dengan jalan kaki (Puskesmas

Keliling Gn. Sahari Selatan),

transportasi umum seperti angkot,

naik sepeda motor (Puskesmas

Kecamatan Kemayoran).

Pasien juga merasa cukup puas

dengan pelayanan kesehatan yang

ada di puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan

Keluarga Ny. D biasa makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari, terdiri dari sarapan

pagi, makan siang, dan makan malam. Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi.

13

Page 14: LEMBAR  PERSETUJUAN

Keluarga Ny. D beragama islam, dalam bulan ramadhan semua anggota keluarga menjalankan

puasa. Selama puasa keluarga Ny. D makan sebanyak dua kali, yaitu saat sahur dan berbuka.

Menu makanan yang biasa dihidangkan oleh Ny. D dan keluarganya terdiri dari nasi dengan

berbagai makanan lauk pauk seperti ikan, daging, dan sayur namun bercita rasa pedas, bersantan

dan di goreng. Makanan kecil saat berbuka berupa gorengan, kolak dan minuman berupa es teh

manis . Makanan kecil dan es dapat dibeli di warung, pasar atau penjual jajanan keliling.

Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini.

Mereka membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta

merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang

Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny. D sebaiknya mengikuti Pedoman Gizi Seimbang yang

dijabarkan menjadi 13 pesan dasar, sebagai berikut :

1. Membiasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan

produktivitas kerja

2. Makanlah makanan sumber karbohidrat, namun hanya setengah dari kebutuhan energi.

Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Idealnya sekitar 50-60% kebutuhan

energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi

3. Makanlah beragam makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein),

serta zat pengatur (vitamin dan mineral)

4. Membaca label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan

penyusun, gizi, serta tanggal kadaluarsa

5. Membatasi konsumsi lemak dan minyak hingga seperempat dari kecukupan energi.

Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner

6. Menggunakan garam yang mengandung yodium untuk mencegah timbulnya gangguan

akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan,

penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Konsumsi garam dianjurkan tidak lebih dari 6 gram

(1 sendok teh) per hari

7. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber zat besi yang

baik diantaranya adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging

14

Page 15: LEMBAR  PERSETUJUAN

8. Memberikan ASI ekslusif hingga bayi berumur 4 bulan, setelah itu perlu diberikan

makanan pendamping air susu ibu

9. Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi dari tiga sumber utama,

yaitu karbohidrat, protein dan lemak

10. Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2 liter atau setara

dengan 8 gelas setiap harinya

11. Menghindari konsumsi minuman berakohol

12. Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari bahan kimia dan

mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan sakit

13. Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mendapatkan berat badan

normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan

Ny.D sudah menerapkan pola makan yang teratur dan gizi seimbang dalam setiap

hidangan yang dihidangkan terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, namun karena perilaku

saat berbuka terbiasa dengan makan kecil berupa gorengan sehingga menyebabkan keluhan pada

Ny. D timbul. Pola makan pasien selama tiga hari terakhir sebagai berikut :

Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).

- 30 Juni 2015

Tabel 4. Food Recall

Waktu Nama Makanan Nama Bahan Energi (kal)

Sahur - Nasi Putih (3/4 gelas/100 gr)

- Ayam Goreng (1 potong

ukuran sedang 7 gram)

- Tempe goreng (1 potong)

- Tahu goreng (1 Potong sedang

/ 25 gram)

- Sayur Bayam + jagung (satu

mangkuk ukuran sedang / 100

gr)

- Air putih (2 gelas 250 ml)

Ayam minyak

Tempe minyak

Tahu minyak

175

181

34

60

80

Buka

Puasa

- Bakwan goreng (2 potong) Tepung, sayur dan

minyak

274

15

Page 16: LEMBAR  PERSETUJUAN

- Tempe goreng (1 potong)

- Kolak pisang (1 mangkuk)

- Nasi Putih (3/4 gelas / 100 gr)

- Ikan lele (1 potong ikan

ukuran sedang / 120 gr)

- Sayur bayam + jagung

(satu mangkuk ukuran

sedang/100 gr)

- Teh manis (satu gelas besar /

250 ml)

- Air putih (3 gelas 250 ml)

Tempe, minyak

Pisang, santan

Ikan minyak

34

400

175

150

80

90

Total 1.733 kal

- 29 Juni 2015

Waktu Nama Makanan Nama Bahan Energi (kal)

Sahur - Nasi Putih (3/4 gelas / 100 gr)

- Ikan gurame goreng (1 potong

ikan ukuran sedang / 120 gr)

- Tempe goreng ( dua potong

ukuran sedang / 50 gr )

- Sayur sup (satu mangkuk

sedang / 100 gr)

- Air putih (2 gelas 250 ml)

Ikan Minyak

Tempe

Minyak

175

181

68

100

Buka

Puasa

- Tempe goreng (2 potong)

- Risoles ayam (2 potong)

- Nasi putih (3/4 gelas / 100

gr)

- Ikan mas goreng (satu

potong ukuran sedang /

135 gr)

- Sayur tumis buncis dan

taoge (berukuran mangkuk

Tempe, minyak

Tepung parnir,

suiran ayam,

sayur, Minyak

Ikan

Minyak

Sayuran

Minyak

68

247

180

85

16

Page 17: LEMBAR  PERSETUJUAN

sedang / 100 gr)

- Tahu (1 potong sedang /

25 gram)

- Teh manis (satu gelas besar

/ 250 ml)

- Air putih (3 gelas 250 ml)

Tahu minyak

Teh, gula

60

90

Total 1.254 kalori

- 28 Juni 2015

Waktu Nama Makanan Nama Bahan Energi (kal)

Sahur - Nasi putih (3/4 gelas / 100 gr)

- Ayam goreng

(satu potongan sedang / 120

gr)

- Sayur labu siam (satu

mangkuk berukuran sedang /

200 gr)

- Tahu (2 potong berukuran

sedang / 50 gr)

- Air putih (2 gelas 250 ml)

Ayam

Minyak

Tahu minyak

175

150

85

120

Malam - Pisang goreng (3 potong 30

gr)

- Nasi putih (¾ gelas / 100 gr)

- Ayam gore\ng (satu potongan

sedang / 120 gr)

- Sayur labu siam (satu

mangkuk berukuran sedang /

200 gr)

- Tempe goreng (dua potong

ukuran sedang / 50 gr)

Pisang, minyak

Ayam

Minyak

Tempe minyak

204

175

150

85

68

17

Page 18: LEMBAR  PERSETUJUAN

- Jeruk manis (dua buah jeruk

berukuran sedang)

- Teh manis (satu gelas besar /

250 ml)

- Air putih (3 gelas 250 ml)

Teh, gula 90

Total 1.302 kalori

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Suami dan anak – anak pasien selalu memberikan motivasi agar pasien tidak

terlalu mengkhawatirkan penyakitnya.

Suami dan anak – anak pasien selalu menyediakan biaya untuk pengobatan

pasien.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny. D ini peran aktif dari seluruh anggota

keluarga terhadap proses penyembuhan pasien kurang. 2 orang dari anggota

keluarga pasien memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah.

Keluarga tidak mengingatkan pasien untuk menggunakan masker ketika di rumah

untuk menghindari terjadinya penularan terhadap anggota keluarga lain

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur dan pasien tidak suka berolahraga.

B. GENOGRAM

1. Bentuk Keluarga

Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Z berusia

53 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family ) dengan pimpinan

keluarga suami pasien yang berada dalam usia produktif bekerja sebagai buruh bangunan.

2. Tahapan Siklus Keluarga

18

Page 19: LEMBAR  PERSETUJUAN

Tn. S50 th

Ny.D48 th Tn. Z

43 th

Tn. A70thn Sudah meninggal saat berusia 70 th karena usia

Ny.S65 th

Sudah meninggal saat berusia 70 th karena usia

Sudah meninggal saat berusia 62 th karena usia tuaSudah meninggal

saat berusia 72 thKarena usia

Sudah meninggal saat berusia 71th karena usia tua

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), Keluarga Ny. D berada pada

tahapan siklus keluarga yang ke empat, yaitu keluarga dengan anak dewasa dan anak

pertama sudah pergi meninggalkan rumah (pelepasan). Adapun tahapan siklus keluarga

Tn. Z dan Ny. D termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya :

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent).

- Tahap keluarga dengan usia lanjut yang mana pasien sudah pensiun dan salah satu

pasangannya sudah meninggal.

- Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children ).

3. Family map (gambar)

19

Nn. V21th

Tn. K24 th

Nn. I18 th

Tn. H 20 th C

Nn. S16th

Nn. A15 th. B17th

Page 20: LEMBAR  PERSETUJUAN

4. Fungsi Keluarga

a. Biologis :

Fungsi biologis dalam keluarga Ny. D termasuk baik karena Ny. D mempunyai 4

orang anak, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang sehat dan tidak ada cacat

sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan reproduksi dalam keluarga Ny.D

termasuk baik.

b. Psikologis :

Pasien saat ini tinggal bersama dengan ibu, suami, ketiga anaknya dan saudaranya.

Suami dan anak pasien cukup sibuk dengan pekerjaannya dan urusannya masing – masing

sehingga kurang nya perhatian untuk memperhatikan kondisi kesehatan pasien.

c. Sosial :

Dalam keluarga ini, saat ini Tn. Z (suami pasien) yang bertindak sebagai kepala

keluarga dan yang selalu mengambil keputusan terhadap masalah yang ada dalam

20

Keterangan :

: Pasien / penderita

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Perempuan meninggal

: Laki - laki meninggal

Page 21: LEMBAR  PERSETUJUAN

keluarganya. Keluarga Ny. D tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Mereka

selalu menjalin hubungan silahturahmi yang baik dengan keluarga besar dan masyarakat

di lingkungan rumahnya. Apabila ada permasalahan dalam keluarga pengambilan

keputusan selalu dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar terdapat keputusan

yang sesuai dengan harapan.

d. Ekonomi :

Pasien setiap hari mengeluarkan uang sebesar Rp.45.000 – Rp.75.000 yang digunakan

untuk membeli kebutuhan untuk makan sehari-hari. Pasien tidak bekerja dan pendapatan

perbulan didapatkan dari suaminya. Dimana total pendapatan keluarga perbulan yaitu Rp.

3.500.000,- perbulan. Pendapatan ini digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti

makan, membayar listrik, dan kebutuhan lain.

5. Dinamika Keluarga

Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena

suami dan anak – anak Ny. D sibuk dengan pekerjaannya, terkadang hari libur dipakai

untuk lembur sehingga komunikasi antar anggota keluarga juga kurang berjalan dengan

baik. Namun meski begitu saat ada kesempatan ketika salah satu anggota keluarga sakit,

anggota keluarga yang lain dapat menemani untuk berobat.

Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien

senang bergaul dengan masyarakat di sekitarnya.

Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :

Pasien adalah seorang istri (ibu rumah tangga) dengan suami dan anak – anak yang

akif bekerja di luar rumah. Sebagai ibu rumah tangga pasien memasak untuk makanan

sehari – hari, dan keluarga sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang digoreng dan

pedas ehingga pasien memiliki pola konsumsi makan di keluarga ini tidak baik untuk

kesehatan pasien.

Kurangnya waktu berkumpul bersama di dalam keluarga karena suami, ketiga anak

beserta ibu dan sepupu yang tinggal serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya

21

Page 22: LEMBAR  PERSETUJUAN

masing- masing, untuk waktu bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang

pada sore harinya sehingga komunikasi kurang terjalin dengan baik. Namun hubungan

keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.

Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan

kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang

diperhatikan.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas sendiri. Pasien hanya berobat ke puskesmas setelah

penggunaan obat warung dirasa tidak membuat perubahan. Pasien mengharapkan dirinya

dapat sembuh dari penyakit ini dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari

dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah bahwa pasien takut semakin

sakit sehingga tidak dapat beraktivitas dengan baik untuk menyelesaikan pekerjaan

rumah tangganya dan dari penyakitnya ini ia telah menularkan ke anggota keluarganya.

Persepsi pasien saat ini yaitu pasien merasa sakit dan penyakit yang dideritanya dapat

sembuh apabila mendapat pengobatan yang baik.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : Faringitis Akut et causa Viral

Diagnosis banding : Faringitis Akut et causa Bakterial

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

- Pola Makan :

Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat,

protein dan lemak, tetapi pasien lebih suka mengkonsumsi makan gorengan, minum

es dan minum – minuman manis.

- Kebiasaan :

Pasien hanya berobat ke puskesmas jika ada keluhan saja, pasien sering lupa untuk

kontrol makanan yang dikonsumsinya., pasien tidak menggunakan masker selama

22

Page 23: LEMBAR  PERSETUJUAN

sakit, pasien juga tidak mengontrol kebersihan oral nya dan pasien malas untuk

berolahraga.

- Spiritual :

Pasien rajin sholat lima waktu dan suka mengikuti pengajian di sekitar rumahnya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang

mengingatkan untuk menjaga pola makan dan jarang untuk mengingatkan pasien untuk

minum obat secara teratur karena kesibukannya masing – masing. 2 dari anggota

keluarga juga merupakan perokok aktif yang biasa merokok di dalam rumah dengan

kedaan ventilasi yang kurang memadai. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran

yang kurang akan pentingnya kesehatan yaitu keluarga ini belum menerapkan hidup sehat

seperti olahraga yang teratur selama 30 menit perhari dan sebanyak 3-4 x/minggu.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di

dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Derajat Tingkat Aktivitas menurut skala ECOG

0 : Aktif, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum sakit (Karnofsky 90-

100)

1 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, pekerjaan

kantor, dsb (Karnofsky 70-80)

2 : Mampu merawat diri sendiri tetapi tidak mampu bekerja ringan sehari-hari (lebih

dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 50-60)

3 : Dalam batas tertentu mampu merawat diri sendiri, sebagian besar berada diatas

tempat tidur atau kursi (lebih dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 30-40)

4 : Tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tidur atau duduk ditempat tidur, kursi

(Karnofsky 10-20)

23

Page 24: LEMBAR  PERSETUJUAN

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh

pasien. Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu

melakukan pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah (skor Karnofsky70-80

E. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

Diharapkan

Aspek

Personal

- Menjelaskan kepada

pasien mengenai

penyakit dan

komplikasi dari

penyakitnya tersebut.

- Meningkatkan

kesadaran pasien untuk

pencegahan penularan

dari penyakitnya.

- Menjelaskan kepada

pasien bahwa

penyakitnya dapat

sembuh dengan baik

dengan pengobatan

teratur dan mengikuti

pola makan yang baik.

- Menganjurkan kepada

pasien agar berolahraga

ringan (seperti berjalan

kaki kurang lebih

selama 30 menit).

Pasien Pada saat di

puskesmas dan

kunjungan

rumah

Pasien memahami

mengenai

penyakitnya, merubah

kebiasaannya tidak

mengkonsumsi

gorengan, minum es

dan makanan manis,

mengganti dengan

makan buah dan

minum air putih 8

gelas serta

membiasakan diri

berolahraga.

Aspek - Menjelaskan kepada Pasien Pada saat di Pasien mengalami

24

Page 25: LEMBAR  PERSETUJUAN

Klinis

pasien mengenai cara

batuk yang benar dan

penggunaan masker

- Memberikan obat

Ambroxol 3 x 30 mg,

Loratadine 1 x 10 mg

dan Paracetamol

1 x 500 mg (bila panas)

puskesmas perbaikan dalam

status kesehatannya

dan kualitas hidup

pasien meningkat.

Aspek

Resiko

Internal

- Mengajarkan kepada

pasien untuk

mengurangi kebiasaan

makan gorengan,

minum es seta minum –

minuman manis.

- Menjelaskan kepada

pasien akan pentingnya

menjaga kebersihan oral

yaitu dengan menyikat

gigi 2 kali sehari pada

pagi dan malam hari

setelah makan, dan

berkumur menggunakan

obat kumur betadine 1

kali sehari.

- memberi motivasi untuk

berusaha menjaga

kesehatan dengan rajin

berolahraga,

mengkonsumsi buah

dan sayur secara teratur,

istirahat yang cukup dan

minum obat secara

Pasien Pada saat

kunjungan

rumah

Pasien mau untuk

minum obat secara

teratur, mengubah

kebiasaannya untuk

tidak makan

gorengan, minum es

dan minuman manis,

serta menjaga

kebersihan oral

25

Page 26: LEMBAR  PERSETUJUAN

teratur.

Aspek

Psikososial

keluarga

- Menjelaskan kepada

anak – anak dan suami

pasien mengenai

penyakit pasien.

- Menganjurkan anak –

anak dan suami pasien

untuk tidak merokok di

sekitar pasien maupun

di dalam rumah

Anak dan

suami

pasien

Pada saat

kunjungan

rumah

Anak dan suami

pasien lebih

memperhatikan dan

memberikan

dukungan kepada

pasien, dan tidak

merokok di sekitar

pasien dan di dalam

rumah.

Aspek

Fungsional

- Menyarankan pasien

untuk tetap melakukan

olahraga dan aktivitas

sehari – hari seperti

biasa sesuai

kemampuannya (seperti

berjalan kaki selama 30

menit).

- Mrnyarankan kepada

pasien untuk

menggunakan masker

selama penyakit masih

berlangsung

Pasien Pada saat di

puskesmas dan

kunjungan

rumah

Pasien dapat

meningkatkan

kualitas hidupnya.

Analisa Kasus

1. Aspek Personal

26

Page 27: LEMBAR  PERSETUJUAN

Keluhan – keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien

memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang

berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian

perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana

hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).

Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pada analisis aspek

personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memiliki harapan untuk dapat

melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien

mengenai penyakit dan komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke

dokter secara teratur.. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin

kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan

kualitas hidup pasien menigkat.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan

secara anamnesa pasien merasakan batuk berdahak dan pasien merasakan rinore, demam,

malaise. Pada pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis. Maka rencaana

penatalaksanaan berupa pemberian obat – obatan simptomatik berupa analgesic

parasetamol 3 x 500 mg, ambroxol 3 x 30 mg, loratadine 1 x 10 mg, serta memberikan

edukasi kepada pasien mengenai cara batuk yang benar dan penggunaan masker terutama

saat memasak.

3. Aspek Resiko Internal

Aspek resiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan kebiasaan. Maka

rencana penatalaksanaan yaitu menjelaskan pola makan sehat, menjaga kebersihan oral

dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan minum obat secara

teratur dan kontrol ke dokter apabila keluhan memberat Dengan hasil yang diharapkan

pasien dapat sembuh total dan penyakitnya tidak kambuh lagi.

4. Aspek Psikososial Keluarga

27

Page 28: LEMBAR  PERSETUJUAN

Kurangnya komunikasi antara pasien dan anak – anaknya menyebabkan kurangnya

perhatian dari anak – anak pasien terhadap penyakit pasien. Maka rencana

penatalaksanaan yaitu menjelaskan kepada anak – anak pasien agar lebih memberikan

dukungan dan perhatian kepada pasien dan menjelaskan kepada anak – anak pasien

mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien lebih

memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan

pekerjaan ringan sehari – hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana penatalaksanaan

yaitu menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan aktivitas sehari – hari

seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat

meningkatkan kualitas hidupnya.

F. Prognosis

1. Ad vitam : ad bonam

2. Ad sanationam : ad bonam

3. Ad fungsionam : ad bonam

28