20
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a. bahwa berhubung Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran, perlu ditinjau kembali dan disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1823); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104); 3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran 2 Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684); 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189 ); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTONNOMOR 3 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTONNOMOR 3 TAHUN 2010

TENTANG

PAJAK RESTORAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUTON,Menimbang : a. bahwa berhubung Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2000 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah, maka PeraturanDaerah Kabupaten Nomor 12 Tahun 2003 tentangPajak Restoran, perlu ditinjau kembali dandisesuaikan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, perlu diatur dan ditetapkandengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun Tahun 1959tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II diSulawesi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1823);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);

3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 1997 tentangBadan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran

2Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3684);

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentangPenagihan Pajak dengan Surat Paksa (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3686);

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentangPengadilan Pajak (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 27, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004, Nomor 125, tambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

Page 2: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

3dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5049);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Propinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 4 Tahun2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Buton Tahun 2004Nomor 4).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BUTONdan

BUPATI BUTON

MEMUTUSKAN :Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK

RESTORAN

4BAB I

KETENTUAN UMUMPasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Buton;2. Pemerintah Daerah adalah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah

otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Buton;3. Kepala Daerah adalah Bupati Buton;4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pajak daerah

sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;5. Restoran adalah fasilitas/tempat yang khusus menyediakan makanan

dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup rumahmakan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasaboga/katering;

6. Pajak Restoran yang selanjutnya disebut Pajak adalah pajak yang dipungutatas pelayanan yang disediakan restoran;

7. Pengusaha Restoran adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakanusaha Restoran untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas namapihak lain yang menjadi tanggung jawabnya;

8. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan,baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yangmeliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentukapapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis,lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya;

9. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajaksesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah;

10. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD,adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkanpenghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukanobjek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan daerah;

Page 3: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

511. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat

yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran ataupenyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yangditetapkan oleh Kepala Daerah;

12. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalahSurat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yangterutang;

13. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkatSKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajakyang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokokpajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah yamg masih harusdibayar;

14. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yangdiselanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat keputusan yangmenetukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetepkan;

15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkatSKPDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihanpembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yangterutang atau tidak seharusnya terutang;

16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN,adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang samabesarnya dengan jumlah kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidakada kredit pajak;

17. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalahsurat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administratif berupabunga dan atau denda;

18. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapSKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN, atau terhadap pemotongan ataupemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak;

19. Putusan Banding adalah putusan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak atasbanding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh WajibPajak;

20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,dan mengelolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka

6pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiba perpajakan daerahberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah;

21. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalah serangkaiantindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yangselanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan buktiyang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakandaerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB IINAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK

Pasal 2

(1) Dengan nama Pajak Restoran dipungut Pajak atas pelayanan restoran.(2) Obyek Pajak adalah pelayanan yang disediakana di Restoran.(3) Pelayanan yang disediakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi

pelayanan penjualan makanan dan atau minuman yang dikonsumsi olehpembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

(4) Tidak termasuk obyek Pajak ádalah:a. Warung kecil yang nilai penjualannya paling tinggi Rp. 3.000.000,-

(tiga juta rupiah) perbulan;b. Penjualan makanan dan atau minuman yang diadakan pada waktu dan

maksud tertentu, seperti kegiatan bazar, pesta rakyat/tradisional yangpelaksanannya tidak melebihi 7 (tujuh) hari.

Pasal 3

(1) Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan danatau minuman dari Restoran

(2) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan ataumengusahakan Restoran.

Page 4: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

7BAB III

DASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PENGHITUNGAN

Pasal 4

Pengenaan Pajak didasarkan pada jumlah uang yang diterima atau seharusnyaditerima oleh penyelenggara atau pengusaha Restoran sebagai pembayaranatas pelayanan penjualan makanan dan atau minuman

Pasal 5

Besarnya tarif pajak untuk setiap fasilitas/tempat dan jenis layanan adalah :a. Rumah makan, kantin dan warung ditetapkan:

1. untuk penjualan sampai dengan Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)perbulan sebesar 5 % (lima persen);

2. untuk penjualan di atas Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampaidengan Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) perbulan sebesar 8 %(delapan persen);

3. untuk penjualan di atas Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)perbulan sebesar 10 % .(sepuluh persen).

b. Kafetaria dan bar ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen);c. Jasa boga/katering ditetapkan sebesar 5 % (lima persen);

Pasal 6

Besarnya Pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4.

BAB IVWILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 7

(1) Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Restorandiadakan.

(2) Pemungutan Pajak tidak dapat diborongkan.

8BAB V

MASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Pasal 8

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan kalender yangmenjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkanpajak terutang.

Pasal 9

Saat Pajak terutang adalah pada saat pembayaran oleh pembeli di Restoran

BAB VISURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 10

(1) Setiap wajib pajak wajib mengisi SPTPD.(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,

benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.(3) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada

Kepala Daerah selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelahberakhirnya masa pajak.

(4) Bentuk, isi dan tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkanoleh Kepala Daerah.

BAB VIIPENETAPAN PAJAK

Pasal 11

(1) Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud Pasal 10, Kepala Daerahmenetapkan pajak terutang dengan menerbitkan SKPD.

(2) Bentuk, isi dan cara penerbitan SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Page 5: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

9Pasal 12

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,Kepala Daerah dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:

1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajakyang terutang tidak atau kurang dibayar;

2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalamjangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis;

3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yangterutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT apabila ditemukan data baru dan atau data yang semulabelum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajakterutang;

c. SKPDN apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya denganjumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kreditpajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dan pajakyang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24(dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak;

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 100 % (seratus persen dari jumlah kekurangan pajaktersebut;

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan apabilaWajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakanpemeriksaan;

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a angka 3), dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari pokok pajakditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk

10jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saatterutangnya pajak.

BAB VIIISURAT TAGIHAN PAJAK

Pasal 13

(1) Kepala Daerah dapat menerbitkan STPD apabila:a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;b. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran

sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung;c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan atau

denda.(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan untukpaling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

(3) Pajak yang terutang menurut SKPDKB dan SKPDKBT yang tidak ataukurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan ditagihmelalui STPD.

BAB IXTATA CARA PEMBAYARAN PAJAK

Pasal 14

(1) Setiap Wajib Pajak, wajib membayar Pajak yang terutangberdasarkan SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak atau Kuasanya.

(2) Pembayaran pajak yang terutang dilakukan di Kas Daerah melalui DinasPendapatan atau pada Bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan menggunakan SSPD.

Page 6: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

11(4) Bentuk, jenis, isi, ukuran SSPD, dan tata cara pembayaran serta tanggal

jatuh tempo pembayaran pajak terutang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 15

(1) Pembayaran pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus atau lunas.(2) Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak

diterbitkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan,Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkanjumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

(3) Kepala Daerah atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhipersyaratan yang ditentukan dapat memberikan Persetujuan kepadaWajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajakdengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan.

(4) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran angsuran danpenundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

BAB XTATA CARA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 16

(1) Pajak yang terutang berdasarkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan KeputusanBanding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak padawaktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa

(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Pasal 17

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerahatau pejabat yang ditunjuk atas suatu:

12a. SKPD;b. SKPDKB;c. SKPDKBT;d. SKPDLB;e. SKPDN;f. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia disertai

alasan-alasan yang jelas.(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkanbahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar palingsedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai SuratKeberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Kepala Daerahatau pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melaluisurat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 18

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan,sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan ataskeberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerimaseluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yangterutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewatdan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yangdiajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Page 7: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

13Pasal 19

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepadaPengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yangditetapkan oleh Kepala Daerah.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukansecara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalamjangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinandari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayarpajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan PutusanBanding.

Pasal 20

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagianatau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan denganditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk palinglama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulanpelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50 %(lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatandikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukankeberatan.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksiadministratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen)sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, WajibPajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100 % (seratuspersen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangidengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukankeberatan.

14BAB XII

PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPANDAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI

ADMINISTRATIF

Pasal 21

(1) Kepala Daerah karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapatmembetulkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD yang dalampenerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan ataukekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.

(2) Kepala Daerah dapat:a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa

bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturanperundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebutdikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karenakesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBTatau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang

dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yangditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangankemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objekpajak.

(3) Tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi adminsitratif danpengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimaa dimaksudpada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Page 8: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

15BAB XIII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

Pasal 22

(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, maka Wajib Pajak dapat mengajukanpermohonan pengembalian kepada Kepala Daerah secara tertulis denganmenyebutkan sekurang-kurangnya :a. Nama dan alamat Wajib Pajak;b. Masa pajak;c. Besarnya kelebihan pembayaran pajak;d. Alasan yang jelas;

(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (ua belas) bulansejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaranpajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikankeputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampauiKepala Daerah tidak memberikan keputusan, maka permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan danSKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihanpembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsungdiperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayara pajak dilakukan dalam waktu palinglama 2 (dua) bulan sejak ditebitkannya SKPDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelahlewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbikannya SKPDLB, maka KepalaDaerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulanatas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 23

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak diajukan secaratertulis kepada Kepala Daerah sekurang – kurangnya denganmenyebutkan:

16a. Nama dan alamat Wajib Pajak;b. Masa pajak;c. Besarnya kelebihan pembayaran pajak;d. Alasan yang jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak disampaikansecara langsung atau melalaui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman postercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala daerah.

Pasal 24

(1) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak.

(2) Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan utang pajaklainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) pembayarannyadilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuanjuga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XIVKADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 25

(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelahmelampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak,kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidangperpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tertangguh apabila:a. diterbitkan Surat Teguran dan atau Surat Paksa; ataub. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun

tidak langsung.(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejaktanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

Page 9: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

17(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakanmasih mempunyai utang Pajak dan belum melunasinya kepadaPemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran ataupenundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 26

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untukmelakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan KepalaDaerah.

BAB XVPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 27

(1) Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp300.000.000,-(tiga ratus juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakanpembukuan atau pencatatan.

(2) Kriteria Wajib Pajak dan penentuan besaran omzet serta tata carapembukuan atau pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Kepala Daerah.

Pasal 28

(1) Kepala Daerah berwenang melakukan pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangkamelaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib:a. memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan denganobjek Pajak yang terutang;

18b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaranpemeriksaan; dan atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak diatur

dengan Peraturan Kepala Daerah.

BAB XVIINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 29

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentif atasdasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Besarnya Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BAB XVIIKETENTUAN KHUSUS

Pasal 30

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatuyang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalamrangka jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadaptenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah untuk membantu dalampelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) adalah:a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli

dalam sidang pengadilan;

Page 10: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

19b. Pejabat dan atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Kepala Daerah

untuk memberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atauinstansi Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalambidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Kepala Daerah berwenang memberi izintertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenagaahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2), agar memberikan keterangan,memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak kepadapihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atauperdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana danHukum Acara Perdata, Kepala Daerah dapat memberi izin tertulis kepadapejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan danmemperlihatkan bukti tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang adapadanya.

(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harusmenyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yangdiminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yangbersangkutan dengan keterangan yang diminta.

BAB XVIIIPENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerahdiberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikantindak pidana di bidang perpajakan daerah, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawainegeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat olehpejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

20a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakanDaerah dan Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadilebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orangpribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badansehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah danRetribusi;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengantindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktipembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukanpenyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugaspenyidikan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung danmemeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakanDaerah dan Retribusi;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksasebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukandimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-UndangHukum Acara Pidana

Page 11: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

21BAB XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 32

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD ataumengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat(1) sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidanakurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak 2(dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD ataumengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat(1) sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidanapenjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 4(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 33

Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampauijangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnyaMasa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atau berakhirnya TahunPajak yang bersangkutan.

Pasal 34

(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang karenakealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanakurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyakRp. 4.000.000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang dengansengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yangmenyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanakurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

22.(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannyadilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuaidengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atauBadan selaku Wajib Pajak atau Wajib Retribusi, karena itu dijadikantindak pidana pengaduan.

Pasal 35

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat(2) merupakan penerimaan negara.

BAB XXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 36

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Pajak yang masih terutang berdasarkanPeraturan Daerah Kabupaten Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Restoranmasih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saatterutang.

BAB XXIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah KabupatenNomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Restoran dinyatakan dicabut dan tidakberlaku lagi.

Pasal 38

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenaipelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah

Page 12: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

lll , t: r I r."' i..r' .1"' '

llrti,:::;.r,r.. " t.l., :Iii l

t,tr',. 1-, i ii.,,r;.,i,j.'li, il;, ,, t lir'1, J.j , _:.; i.

.r ,!. i,,. : . ,.", .-. ;;.:

' : i,il

i.';{'; i;

I l.::- l i i .

23Pasal 39

Peraturan Daerah ini mulai berraku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan psngundangan peraturanDaerah ini dengan penempatannyi daram Lembaran D;"ra;; i"uuput n Buton.

"! !- i'- ?i;jFj :

i l:,. 'i.j r 1'l , iJ ;lr,:, ,'",- 1;;; : :; t: i;,ir | 1.,,.,i ::,r,

'j.iir:1jj'1 iiitli'l

'tt ? "t:

!"r;1

r',,{,fil i-'i; i , ,,''F, ll ,{'.' r,i i,"i

,,;"i i;:ar,{1

': . i : ,,i ,,:..' ii.:;.. ..': t,,,

Ditetapkan di pasarwaj opada tanggal 4 Oktober 2010

BI.]PATI BTIION,

CAP/TTD

In H. LM. S.IAFEI KAIIARDiundangkan dalam Lembaran Daerah Kab.Butonpadatanggal 7 Oktober ZArc

SEKRETARIS DAERAH KABUP

I rr ' i

,lrrl

| ,1,.tr i,l l,!4sl i:iri.':'4-j *t i' .lf p'

'i 1,".i;'-

,. I lit ]!.iri i';ii I ":;,,j .ii,, lj .,i:..,r.'it:.): :.l' ..i

Wfr,A\{U

tama Muda,IV/c71231 199008 I 004

N DAEMH KABUPATEN BWANTA 2OIO NOMOR 3

1 ':-:l' j

Page 13: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

PENJELASA}[

PTIRATUR-AN DAERAH KABUPATEN BI.ITON

NOMOR 3 T,{HUN 2010

TENTANG

PAJAK RESTORAI{

UIVTTIM

Unhrk menlukseskan penyeXenggararln pemerintahan, Undang-undang mernborikan kewenangan kepada Daerah untuk melakuknnpungutan kepada rn4syarakat dalam bentuk Pajak dan Retribusisebagaimana diatur dolam Undang-Unclang Nomor 18 T'ahun 1997 tentang

Pajak Daeratr dan Retribusi Daerah yflng diubah dengan Undarrg'UndangNornor 34 Tahun 2000. Sesuai dengan Undarrg-Undang tersebut, Daerah

kabupatenlkota diberi kewenarlgan untuk mernungut 7 (tujuh) jenis Pqiak.

Selain itu, kabupatenlkota juga rnasih dib€ri kowenangan untukmenetapkan jenis Pajak lain sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan

dalam Undang-Undarrg sehirrgga muncul keoenderungan Daeratr untukmerrciptakan berbagai pungutan yang kadang tidak sesuai dengan

ketentuan peraturan porundang-undangan dan atau bertentangarr dengan

kepentingan umum.

Meskipun tJndang-t,ndang memberikan kewenangan kepada

Pernerintah untuk membatalkan setiap Peraturan Daerah yang benentangandengan Undang-Undang dan kepentingan umum, narnun dalarn

kenyataannya, pengawasan terhadap Peraturan Daerah tidak dapat berjakmsecara efektif, oleh karena itu maka Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997 yangdirubah dengan Undang-UrrdangNo:mor 34I'ahun 2000 dicabudan digantikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Taftrun 2009 tentang

Pajak Daerah dan ltetibusi Daerah, sehingga dengan demikian maka

segala Peraturan Daeratr yang; penerbitannya berdasarkan Undang-UndangNomor t8 l'ahun 1997 yang dirubah clengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2000 harus dritrnjau kembali seperti halnya Feraturan Daerah

Kabupaten Nomor 12 Tahun 2003 tentrurg Pajak Restoran.

Page 14: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

t, ::

r.,F f ,:' l, Xl'f t.i' r'l''r, i iil,{:! ,. i l .t'.illJi{ ,,1 i.ir1,l i/,',i r{, ,i,.f l-i.l' '{

(it 'i, ili Jl i . I .' ';.t{}r-.1{ ,,.i

,',.1/ 1.,1-{l

, J,-:{{ } I i1:'{ 3 i . ,, ii t,r 't!

tr'$ltPl1'g

.fil!l;;liJ ;it{ir;itt - 'te3t rii't'lnjr.-itt,r r/t*..ril i '.'!r.1;;r{

, ,1i1..1,1 . 'ttiir r'it,ii,;l ;, -i;r!lti, iI;,,-t;l' :,i.;...11,,,1 iri;:rr't ;,f"i.rr I I l;l,li,r,tj ."r:: ,rt j,;lrlttj

i'r.rdi'r'll ttt:l' ;,1,'l l.i,-i':.,! l,,lr:i.r i :;t::'.i,; .:rt jr.rl IitJS;

l,rjl;:'rj !''i'j ;;t.lrl lll'ir,.; r',r/ ;ilt:,{r1.j-,',i.[;.:61i..i,;rij,;i -:ri,i;ij.,, ilijt,,,j. :,Jqdl

lrrril,.liqJ-.r. r;biiij i,'; ).*+?; l :r 1;.i .gg r",r rl;''t",rl "l ir:rrrii't',!l i'r,... i::ltid. .,j*(['fit,::*i;i.l ".:,"t]'i;i:trj r;l;!.rrri i- ,;gLr,i ,irr..: r ,,1at. 6] ri'f ;q1;;; | | i ,, ,,i,,rH

^ iliil(i ril . 11i,:i1y;i i lil:.rt: 't'ltirr J ,'ri Ji.r:E:,i',rr'.ri'..1 rtiiii r; .1,:irirtir::'Jiiil

.'i1.ilii {l:.:,tltifri;i, . ii-rCi.lr i': f"it t; ).;i ;}rl.! or',,.{illlir';,! .t.tii f ';lt*! 1 ,i{lt;r:.fi,' ,;lmq $, t,Ji't;i .ri rq;':rii ',,fft ".trir.i,':.;lr1

, r rtili ;lr:r'1;r'} '1.,,,'. r$iJ.: :j..rijfrl. ,irt tlft ii.i{l r$..liii;ti.i.:Ll'-,.'rj 1.3;. irii fig! } j}'-,.r gLL;;[1rij ;; .lhllt 1 i: ,igh

t i..ii!.rii i;'s{La .il:liii ;;;rrfst; r :i 'j4 lllil tllr.!{i i,':;rir".:rj r,li;,.i1 ;,ri ..rllfllir.i.r!'ri) ,' .1,i1.irgg1ii:.,d t'ri!{l li;[] iij; !'tlilr(llJ-:'' lii;iil.1-i:! {ri:'1lj11,.,1 1il;r1i',';:l'.rJ

.{ii,}rf},r, t;;,r.y1Jg :,r!!ii

; ,,f;:r.j :,'.ui11:g13.,r"7i fll-i' ll,l,ir,i.1i, t.t{, I,ir; .i .;riri.}1. j ltri .,.r! jt !.rrri.ir''i ir$ 11;,;'. :lt;;t Jl -'t:'t$ii:l';..l i 1ui:,. , ,i.iii:li. Jt,'*fl:.{,'1, r, g{r;i1ij1 :ir:{t.rl ilrl,: r,iI.Iiii.i ,inlftil 1,1,111 i-'1 ,;;;l {l ,i.r i.ji{S,irllU-llf,i;,,.;,j iit lii:."r{,l.;;ieLt r,'l 1,1,1;s'; j6!,il;ji:'r"";;i{l ,il;'t,r,i.j'i :,rl rlrii.t$i.it;} ;!,ii:h "i;}lt:X} ',.,i?i;'i-r:h ,'ri:ir'{

lri' Ii;'l 8' 1,:,fitts'y' j,lftfiiiiNl.i:ill:':,r:li-r ,ij$rtt ,;. E;i'.;it., f{:,iirr .,.iJ';i-r i. li-1':,{

j.it,n:rii: {i'rii;i q',rtfu ! I,irr;l,ji4;tii!;':i::.1"I:t:ti,., J i,l;! jI il.iij?j'iiJ irrj{ , ipPl

;-ri i!r!:i. i'l'ilil" njrl;; 1' lti r .rlrrroi'j '*.,.,i:r:l i I .;brlr.l r, ,: r'r':!r ii,r .i,rirl,;!;il ,rli)J..iiil,t :i$,..l *i'rl-r ,:;lt;31.', ri'r:.rIirf,iij ,,in"l:,i;{.i ],rilejs"ll: il itr;i.r ;,ro*1;ii ir;tl

I i;l:fii;';.ttil:nlJ l.t,,irs;'ntri,,:tl *r-ttn.,tirJ":'J:l'x, '"i{tit.i ;h ;-,riii irt;'r. 'r;li{, tr:1 i.:1}':r

. 'irir{r'i" Erlf,l;ll t :;nl.! n .l *r::.;tit, ,liiti |iii .ir:ti/ li. i'l 'i,ii i 'lr tr ,l:iri,{

{ir, 'lri{ ! .: ii}irl i{ ::{fii::ii :f"i}ri.,., :r;rjtrri;i it*i.'tili'r rt:-'t it lil}lir i ,,iiii i

,,iil,!!;t!l..1r:tii(. jjt...i;i.ili! tf),.. *U,ilii -l l,lt!, -,'r,"i|!,.* , "l

II

25

Peraturan Daerah ini telah merujuk pada Undang-Undang Nomor28 T'ahun 2009 dan mencabut Feraturan Daerah Kabupaten Butcm Nomor12 Tahun 2003. Dengaq berlal'runya Peraturan Daerah ini diharapkan dapatmeningkatkan kemampuan Daeraln untuk membiayai kebutuhanpengeluran yang jumlahnya semakin besar lkarena didalam PeraturunDaerah ini tordapat peningl<atan dan perluasan obysk pajak Restoranhingg4 mencekup pelayanan katering. Di pihak lain, Peraturan Daerah iniakan memberikan kepastian bagi masyarakat clan drmia usaha yang padagilirunnya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalarnmemenuhi kewaj iban perpaj ak,annya.

PASAL DEMI PASAL

Pasal ICukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukupjelas.

Pasnl 6

Cukup

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Page 15: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

;!:'t;ttfi(.)H fi iL;rii,i'-:i!)ti:l ei,r:t.1;lt.r1i-,'lli*il il,il'l tti iiij'i,'{-l rir'llr}tr}r:tfi

,rit'i,,!i rrr;.lt{l ,l*}. t1:rr-it,,l 'ir;r:rl{, ,,r;t}if5,'l*i' r;11j;,;1er-r i f!filr Qilli! rir.,i{r;l lll

i,:,r:i*l; rlilr ;i:'li;tiiir irri rk,-" r '.! l*"rul; l;(l r,.':l!".r .'{cll'tl.i rr :ifl;'{.1 .['i{'l t:'rll, i 5li lt{l{.i}tJijS,{ itiJ}ii,ititt}ffl ,rrl{!il f ',:r?Jit i i::,ti,;fl'r: 11r.,.,; ::1,iJ3.l,qi ir''rt{l

l,r ri!lJ.'i.J{ irt*lr;[i i :it;l.ii.jr :iii,1ri! inlllr";il ':*;:ii',ii l' ]'i',, ti]iTiil.!ltrllitSq

ri.i::'r:jc:ll iiililrI l,',du rii,: :;tl"t:,,r.; il ';li lr:JL"r::ftiil:rfl tri'l; 'liru; itri r*ri'rt{lI ti ti*i:,r1;t I llerlj-rfi,:"i ,liilri ,,i:;ri'i: i{.' .:-lliil.,rlrl {?ri,'':{.r";q I t ti' ';'1",irl fi;^,llflifl

;,',iq lil*o'litll;rll 'iilt;l ,!i.', ftrlili'lrl' ;:{;i lji.' ii/; i.Ji' :rrl 1'il;'li''3{1r1i111 ii,iJ*;

; ;i,lilii; iil .r,ril&{,:rfr. r1[]ili !;i.'r.i rri:,ii,.'l'rl,{lil'i11f,l i;;,.1ah ';r,}rl; liliii,t Srlifl,i I li$.

{i.:'tr .i i'jr}'ul r,i,iiii,U,a",;.{ illil r rtgfft

i i.,,il{

.a!: ! .r fl{.,,illJ'..i

I rt:':tri{

';''.1 iii1..',3'r

i. ,ii,..gt

,4q11.x,, sr1,.l;;f 'r

'. ""1,;,1 1:- 411,r,iU' ,

" 1 .'.(lil!- !! l

;,C::i..{ii /i!t

):la8{l

Qt-,irl ii

i;,,iil

df:!')_tiij/ilj'

26

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Ketentuan ini memberilon kepercsyaart kepada Wajib Fajakuntuk mengbitun& memperhitungkail" membayar, danmelaporkan se[diri pajak yang terutang dengan menggunakanSPTPD"

Ayat (2)

CukuP jelas'

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayar(4)

CukuP jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Ketsntuan ini mengatur penerbitan slmat ketetapan pqiak atas pajakyang dibayar sendiri. Penerbitan surat ket€tapm prliat< ditu.jukankepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbsnarandalam pengisian SPTPD atau karena ditemukannya data fiskel tidakdilaporkan oleh Wajib Pajak.

Ayat(1)

Ketentuan ini nernberi kewenaqgan kepada Kepala Daerahuntuk dapat nnonerbitkan SKPDKB, SKPDKBTatau SKPDNhanya terhadarr kasus-kasus tert€ntu" dengan perkataan lainhanya teihadap Wajib Pqiak tertentu yang nyats-nyatfl atauberdasarlcan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajibanformal danlatau kewaj iban material.

4 tt

Page 16: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

Contoh:

2.

3.

4.

1. Seorang n'ejib Pajak tidak menyampaikan SpTpD padatahun pajak, 2009. Setelah ditegur dalam jangka n'aktutertentu juga belum menyaxnpaikan SPTPD, maka dalamjangka waktu paling lsma 5 (lima) tahun Kepala Daerahdapat menerbitkan SKPDI(B atas pajah yang terutang.

Seorang W'qiib Pajak menyampaikan SpTpD pada tahunpajak 2009. Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tnhun,ternyata dari hasil pomeriksaam SPTFD yan*e disampaikantidak benar.' Atas pajak yang terutang" yanikurang'hayarterseluut, Kopala Daerah derp* menerbitkan SKPDKBditarnbah dengan sanksi administnatif"

Wqjib Pajak sebagainrana dimaksud dalam contoh yang telatrditErbitkan $KPDKII, apabilo dalam jangka waktu palinglama 5 (lima) tahun sesudah pajak yang terutang diternukandatn baru dan/atatr data yang semula trelum terungkap yangmenyebabkarr penarnbahan jumlah pqiak yang terutangoKepala Daerah dapat rnenerbitkan SKPDKBT.

Wa.iib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan Kepala Daerahternyata jurnlah pajak yang terutang sama besamya denganjumXatr kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak iaakredit pqiak, Kepala.Daerah dapat menerbitkan SKPDN.

FIuruf a

Angka l)Cukup jelas.

Aneka 2)

Cukup jelas,

Angka 3)

Yang dimak:sud dengan "penetapan pajak secarajabatan" adalatr penerapan beramya pajak terutangyang dilakukan oleh Kepala Daerah atau pejabatyan$ ditunjrrk berdnsarkan data yang ada fltauketerangan lain yang dimiliki oleh Kepala Daerahatau Pejabat yang ditunjuk.

'.".,\ .t:' ,:,r'! r i .i ji , ";.1i';..i tt, ,l : t',j rt|" j l:r' r*

..iiir:;.: ':I / j,r.,:rl ';i,;I,, r li: -111;;r,,,f tf: . lii

,,';i , ' ii. r' ll

, r' i , 1

'. rl i'

iJ

i:r i

r,;t i ;.', ,' ,,

Page 17: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

28

Huruf b

CukuP jelas

Huruf c

CukuP jelas

Ayat (2)

Ketentuan ini mengatur sanksi terhad,ap Waj:ib Pajak yang tid,akmemenuhi kewqiiban perpajakannyt yaitu rnengenakan sanksiadministatif berupa bunga sebesar 2% (dw persen) sebulan daripqjak yan$ tidak atau terlambat dibayar u.ntuk jangka waktupaling lanta 24 (dua puluh empat) bulan atam pajak yang tidnkatau terlambat dibayar. $anksi administrstif benrpa bungadlhitung sejak saat terutangnya pajak sampai dengandi terbitkannya SKPDKB.

Ayat (3)

Dalam hal Wajib Pajak tidak mernenuhi kewajibnnperpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,yaitu dengnn ditemukannya data baru dan/atrru data yang semulabelum terungkap yang benrsal dari hasil perneriksaan sehinggapqjak yang terutang bertambah, maka terhadap Wajib Pajakdjkenakan sanksi rdministlatif benrpa kenaikan 10(l% (seratuspersen) dari jumlah kekurangan pajak. Sanl*si adminishatif initidak dikenakan apabila Wajib Pajnk melaporkannva sebelumd j.odakan ti ndakan pemeriks aan.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Dalam hal Wajib Pajok tidak memenuhi kewajibanperpajakannya sebugaimann dimaksud pada ayat (1) huru{' aangka 3), yaitu Wajib Pajak tidak mengisi SPTPD yangseharusnya dilakukannya" d.ikenakan sanksi administatif berupakenaikan pajak sebesar 25V,, (dua puluh lima. persen) dari pokokPqjak yang terutang.

Dalam kasus ini, Kepala Daerah menetapkan pajak yalrg terutangsecara jabatan melalui penerbitan SKPDKB.

a,

Page 18: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

r'l 1u'r,.r l {

ruilri.r'r.lu'i

;-!ilr'rll*iihi. r;i,rlu.,,

r,"lliitl;l*i*iil litl*( ;{nir.9 rli!p# q{ii}riit:3} ia;'L'rss u.ljrqnsrrr tni rruttneJr:,tii,.{rrst ns,'l 'lfisiltrirr'i ui; i,' .iliutfiJs;F{il$it {t,r{iilrwerl irlutrtrrnrtnir,,L sult:dri (firr,;ltt,;.1 ml.i) o\.'! tsegrjw Fgf*rrrJ llir*rJ lilE;rkinitrrllrlJi;t,,iv/ eC*r'tni ,ir.llri'; r&,r_firjr{,,Jndrrir;lrg:t l.r$,r;{r:bil;rlr*r Js:i.nrl

;{r,lit girri' iri.ltl ;ti.iit* tig;ltvlil l};:t;r11' rlullrq :i,r;i:} .i"f r;sl g*ili:qn":rlgrj g1s'r;"i${! ti:r;:Izinir*lrg ie;!nril"l .rc4srjir.r -rndl,rl'rr.r"t t;,ilBrtrrrln:rl rrirlfft,{:tf J*ipq fr,rfi.qtl}it,fi:}} l$l;r .,ll;1f'r grrll}iriil"r

tt il{ Itl.'ld t 1r,r ; trit,rirl ) : i;

{ {' i tirV.}'

ai:rlii_il'r',rr irlilnefirsrn :ii'iri! Jr:ir;1 'l'rl; # l,.rf nfifiir'{l

,{' 'll1,riri ; I t fi:'qn ,:irr,l br:.J*;Er,i'lr ,'rrrni$I :1i5i: t)'r'.l:uri/ii i*q ,'r".tr

tiiir;r!:J;: rrr ;,,eji;,t) ;l*k:f:tl i,r:rijrj {i}nl) t.',p$"il;,r{;..:itvlib fi,1,119!; g.; 1;4

1i...-,itifl;;rt 11i;1;^;"4i'19r.,1,f1 li,:lir: rtf;l.,. fg"ii;u.J !itri'f rl!.rplg1 rii"-ii t,:Jlrrty.i

,l ,;{i .Jii, \fl t1r;il.,it5J i;t'fu,;iir .ltl;r'1,tii,fr?,J };ijrih,r:JJ r^iri*i{ ^.{.$iiti.l

J!,iri'r{it} o'ollili rlR,lrri{tgj r:, ilJt}d 'ii!r;1r2ipip1f,'i; i?ipfi;, Er$lnrr,-, iii}ir;i li lr,"linrrriinbn i;,tirn? J.',rq :l',,:ii;lruJtJ ,ll:{rnl.l1. irstr {n*ii..,,irrlrrrsrJ'*i: ' .i"tfrfi;,ir( 1r'i9,lrt ,ir.pli{l rlii,'-{l filitJrrilr; *c;{r::r:i:lih, Ji,.rl

-lle r,;ilitr.rrfr:,,ri ng:i*b'll lr;Jtb' ' ii I,i j;ir,/

,*l:i 1u" '')l':l i l,r/

6r'diis3:1; r;': lfNurlr+qrgin .,it:}i} il,r,s{{ rJ,il'd/ I..rl rslu,,;ii I

e 'lilfrjrl {i } i*ir.1; il:{tQ Lri,,:"Jl;riiib nrr*nlii;&'rrl.:'r r;,1 'riij$ir.ltg,,.x1

.!;i,:''r. i.it{ I *[A i.,1i.-i;r;]f{t J, lril .'furirr'l dri"n\+' iiJltjv ,r.l sl;."{tlr il${! 'liJr;"ileinitrtl'1, lalrlti its,{g*r,ltb ,r*'lcril,rrlil;'lt'f

:l} i,{fia,rri; i:,,t

l.',irN'l i'1.15,; , ifll"ri||3t, ,.irrril ;!lrirtll q]lfl),i'il rrJex'{ii,'i ,i:,i''1 nr:Jir:; ',0,1

. jli']f:iirr !rr,r';ll'tt;'r' lfi ilif i

*.rqlt-u:.;t 1il[:{ :'lt:]i.s;l rutir'lJi}'..1tr'fii ligl:;n{i l;l';f,r".{ "i';i r ;:$i rr$i,,{l$;,t{,j :.;iy' ruli, '.i }{ij,r irjrr;i:"iil, rrs ,;,J4i i..1;; ::;;r

29

Selain sanlcsi administatif berupa kenaikan s€besar 2Solo (drnpuluh lima persen) dmi pokok Bajak yang terutang jugadikenakan sanksi adminisbatif berupa hunga sebesar 2% (&nPersen) sebulan dihitung dari pajak yang ktllang atau terlambatdibayar untuk jangke waktu paling lann 24 (dua puluh empat)bulan.

Sanksi adrninistr*if berupa bunga dihitung sejak saatterutangnya pajak salnpai dengan diterbitkannya SKpDKB,

Prsal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukupjelas.

Pasal 17

Ayat (l)Cukup jelas.

Pasal l8Cukup jelas.

Posal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cnkup jelas.

Pasal 2lCukup jelas.

Pasal 22

Page 19: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

a:'

{iui.r} r; iiX 'lt;;,,;rior 1;i.r,,,ii1',s;ry.} $ g oi} iii-i;rt*inintlrn ia;Jfi&r itixl:*,}ti5l1,;- i;.irritu't3l 8{lt,c ,lr;il,tr l,.,lc'q iriti: i\tt}d1:rrl r.rtnil lfilli"rqIl;b) ii'['r:.ir",'J]{, r:qnr:il *iqulsi! lil*r1l llnbt ir:ir;i;a nrr itrt*,'liirJsijmi.il',$i ir$3ll :inc"rl;;,i !tiurt ,hji:il{ r'rlrh *lluiiillS 51';!11,i':i+'. {rrxtaq{h;qwr: riuiuq t;;bi ll *ryu;i .'jr.i i'lq rj1.'li''i t;;ls,{titi. fn;nu rtXer.lil.t

fiIilijrj

Isr;t ,:t:i_*a ltit$!ifirt) r;.1lrud iiqt.r't:rr '!ri.st*,: tilillrr* iailnrsi*

.llX{ I,l. iil svrrfir,,,ijjd r,,&Jib n,r:rrr::il r;rlfitJ;?- ji:;i.i.ir; nirm,rnn}$-r,.rl

30

Crtlcup jolas.

Posol23

Cukup jelas.

Fasd24

QukuP jelas.

Pasal2-{

Cukupjelas.

Pasal 26

eukuP jelas.

Pasal 27

CukuP jolas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Ayat (l)Yarrg dimatsud dengan "instansi yang melaksanakanpernungutan" adalah dinaVbadan/lembaga yang tugas pokok danfungsinya melaksanakafi. pemungutan Pajak dan Refribusi"

Ayet(2)Pomberiqn besarnya insentif dilalilkafl melalui peffittalnsan yangdilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan alat kelengkapanDon'an Penvakilan Rakvat Daeratr yang mombidangi masplahkeuangan.

Ayat(3)Cukup trelas

Pasal 30

Cukup jelas.

P'asel3l

-[ I

':; it,al:'

-enlsi q:r;ir'-)

. I !ses{i

.Arill.ri q',;it;l:\

:t t, .{ri ' !, i

. 1,jii1.ii- qi,' ri [J'.]

i','t !t;;;ii{i

.;"glr,ri. q':,ill?

r" I i,,".^{l. i J,rtt I

!l;rii4A, r."ini I,u.,{ri'..}

') I i, .,,{l

;'r*;lr, r. q, ''l;'.)ti I lri"'tlt'

.'61;'i. q1; 'iil3{il ll;;:tl{'

a*f:,i.qr ;rti '

I '- lglnn{1

,itl'ri r;:.',;* )l-! fu..:Li{i

Page 20: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON 2 NOMOR 3 …...Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

-.1 ir,J' r. ifll:)'ii,ij.i. ili:i ,1 1'.;i.i.r

.; i,,{,i.,'ri 4.1"{lr

firl .; t'i ,rij .)

" ; l;f ii"

i':lik,i; n. ,,t,' j

"- !i ir

i$l:..,i.i:i .,i j

,: i, tl., {

.rli{,,i ii , ,'t., .J

' i l'' l;-

iiJiitri riir',,1 '!

" i'. t

rfii'rj.qrr;.;r 3

" . '!tr :'.'. :,

'; .t

',r r 1r'[,, - ;] :

-- :l ,j

l,r

3l'r'; '' Cuktrp jelas.

Pual32Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Pengenaan pidsna kurungm dan pidana denda kepada pejabattenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dimaksudkantmtuh mcqjonin bahwa kerahasisan mengenai p€rpajakan daerahdd*k *rn dib€rttahukan kepada pihok lain, juga agar Wajibpdnk ddetn memberikan data dan keterangan kepada pojabatmengFnat porpajakan daerah tidak ragu-ragu.

Ayat (2)

CukuP jclas.

Ayat (3)

Cukup jelns.

Ayat (4)

Cukup jolas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pa$el 37

Cukupjelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

TAMBATAN LEWAMN DAEMH KABUPATEN BWON NOMOR. 2

,.i:.j..t|.: :)