Upload
donhi
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LEMBARAN DAERAH
KOTA SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 2
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2001
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
DINAS DAERAH KOTA SEMARANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang : a. bahwa dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, maka pelaksanaan Otonomi Daerah yang
luas, nyata dan bertanggung jawab perlu segera diwujudkan;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu menata kembali
organisasi Perangkat Daerah Khususnya Dinas Daerah yang ada untuk
disesuaikan dengan undang-undang dimaksud;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas dan dalam rangka
meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, maka perlu diterbitkan Peraturan Daerah Kota
Semarang tentang Pembentukan, organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Semarang.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Himpunan
Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1950);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Kenangan Antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3848);
4. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 169, Tambahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3890);
5. peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3079);
6. peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1992
tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Daerah Tingkat II
Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan
Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam
Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 54);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah;
9. Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-
undang, Rancangan Peraturan pemerintah dan Rancangan Keputusan
Presiden.
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG TENTANG
PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS
DAERAH KOTA SEMARANG.
BAB I
KETENTUAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah kota Semarang;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Semarang;
c. Walikota adalah Walikota Semarang;
d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Semarang;
e. Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
f. Perangkat Daerah adalah organisasi / lembaga pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab kepada Walikota dan membantu Walikota dalam menyelenggarakan
pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan;
g. Dinas Daerah adalah keseluruhan Dinas dilingkungan Pemerintah Kota Semarang;
h. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Daerah sesuai dengan nama Dinas Masing-masing.
i. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjuk tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Sipil dalam suatu organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah yang
terdiri dari :
a. Dinas Pekerjaan Umum;
b. Dinas Kesehatan;
c. Dinas Pendidikan;
d. Dinas Pertanian;
e. Dinas Perhubungan;
f. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
g. Dinas Pertanahan;
h. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
i. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
j. Dinas Kebakaran;
k. Dinas Kebersihan;
l. Dinas Pertamanan dan Pemakaman;
m. Dinas Tata Kota dan Pemukiman;
n. Dinas Pariwisata dan kebudayaan;
o. Dinas Pasar;
p. Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil;
q. Dinas Kelautan dan Perikanan;
r. Dinas Pengolahan Keuangan Daerah;
(2) Kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan dan bagan organisasi Dinas Daerah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan XVIII dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Penjabaran tugas dan fungsi Dinas Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Walikota.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 3
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kewenangan yang diatur dalam
Peraturan Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas
Daerah wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplimikasi secara vertical dan horizontal dalam lingkungan masing-masing maupun
antara unit organisasi lain sesuai dengan tugasnya.
Pasal 5
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Daerah bertanggung jawab
memimpin, mengorganisasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk
dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat
pada waktunya.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib
diolah dan dipergunakan sebagai lahan penyusunan laporan lebih lanjut untuk
memberikan petunjuk pada bawahan.
(4) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungankerja.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 6
Jenjang jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian diatur kemudian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 7
(1) Wakil Kepala Dinas dapat ditentukan sepanjang Dinas Daerah yang dibentuk
merupakan integrasi
(2) Jabatan Wakil Kepala Dinas sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya berlaku sampai
berakhirnyamasa jabatan Wakil Kepala Dinas yang bersangkutan dan bukan merupakan
jabatan promosi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanannya
akan ditetapkan oleh Walikota.
Pasal 9
Dengan berlakunya peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Semarang dan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang
sebagai berikut :
a. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 1 Tahun1989 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendaftaran Penduduk
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
b. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 4 Tahun1989 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengolahan Pasar Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang;
c. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 5 Tahun1989 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah
Tingkat II Semarang;
d. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 6 Tahun1989 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang;
e. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 11 Tahun1991
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
f. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 8 Tahun1992 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang;
g. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 9 Tahun1992 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang;
h. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 10 Tahun 1992
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemakaman Umum
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
i. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 11 Tahun 1992
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas tata Kota Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang;
j. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Bangunan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
k. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 10 Tahun 1993
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
l. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 7 Tahun 1995
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Penduduk Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
m. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 2 Tahun 1996
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang;
n. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 13 Tahun 1999
tentang pembentukan susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Petkerbunan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
o. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 14 Tahun 1999
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang;
p. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 16 Tahun 1999
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang;
q. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 17 Tahun 1999
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peperikanan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang;
r. Dan ketentuan lain yang bertentangn dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 10
Peraturan Daerrah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memrintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Semarang.
Ditetapkan di Semarang.
pada tanggal 30 Januari 2000
WALIKOTA SEMARANG
ttd.
H. SUKAWI SUTARIP
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 6 September 2001
SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG
ttd
SOEKAMTO
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2001 NOMOR 2 SERI D
NOMOR 2
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pekerjaan Umum adalah merupakan unsure pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di
bidang Pekerjaan Umum.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasl 2, Dinas Pekerjaan Umum
mempunyai Fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum.
b. Pemberian perijinan dan pelaksanan pelayanan umum;
c. Pembinaanterhadap outing Pelaksana Teknis Dinas;
d. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pekerjaan Umum
mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Pengaturan, pengolaan dan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik,
sarana dan prasarana.
b. Pengaturan dan pengelolaaan pengujianbahan bangunan;
c. Pengaturan dan pengelolaan drainase;
d. Pengaturan dan pengelolaan sanitasi;
e. Pengaturan dan pengelolaan pembangnan dan pemeliharaan sarana dan prasarana jalan
kota;
f. Penyelangaraan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana jaringan irigasi;
g. Pengaturan dan pengelolaan pembangunan serta pemeliharaan sarana dan prasarana
sumber air;
h. Pengaturan dan pengelolaan pembangunan serta pemeliharaan sarana dan prasarana
daerah antara lain rawa, situ dan danau;
i. Penyelengaraan dan pengawasan prasarana dan sarana pengairan serta
pengembangannya;
j. Penyelenggaraan dan pengawasan prasarana dan sarana bendungan besar serta
pengembangannya;
k. Penyelenggaraan dan pengawasan prasarana dan sarana jembatan dan jalan beserta
simpul-simpulnya serta pengembangannya;
l. Penyelenggaraan dan pengawasan serta pengembangan prasarana dan sarana jalan
bebas hambatan yang dibangun atas prakarsa Daerah sendiri;
m. Pengaturan setatus, kelas dan fungsi jalan;
n. Penyelenggaraan dan pengawasa sumberdaya air permukaan non lintas kota;
o. Pemberian ijin penggunaan Daerah Milik Jalan (DMJ);
p. Pemberian ijin dan pengawasan pembangunan jalan bebas hambatan non lintas kota
yang dibangun atas prakarsa daerah;
q. Pemberian ijin dan pengawasan untuk mengadakan perubahan dan atau pembongkaran
bangunan-bangunan dan jalan jaringan dan prasarana dan sarana pekerjaan umum non
lintas kota;
r. Penyelenggaraan kualifikasi usaha jasa konstruksi;
s. Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang-undangan di
bidang prasarana kota;
t. Penyelenggaraan dan pengawasan kerjasama di bidang prasarana kota.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub bagian Umum.
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Dinas Bina Program, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Program.
2. Seksi Survei dan Pelaksanan teknis;
3. Seksi Data dan Informasi;
4. Seksi Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan;
d. Sub Dinas Pengairan, terdiri dari :
1. Seksi Drainase Kota;
2. Seksi Pengelolaan Sumberdaya Air dan Irigasi;
3. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Pengairan;
4. Seksi Peralatan dan Perbekalan Perairan;
e. Sub Dinas Prasarana Jalan, terdari :
1. Seksi Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
3. Seksi Peralatan dan Perbekalan Jalan dan Jembatan;
f. Sub Dinas Teknis Penyehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyehatan Lingkungan;
2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Tehnik Penyehatan;
g. Sub Dinas Teknologi dan Jasa Konstruksi, terdiri dari :
1. Seksi Rekayasa Teknologi;
2. Seksi Jasa dan Konstruksi;
3. Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi;
h. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PR
AS
AR
AN
A
JAL
AN
SU
B D
INA
S
TE
KN
IK
PE
NY
EH
AT
AN
SU
B D
INA
S
TE
KN
OLO
GI
DA
N J
AS
A
KO
NS
TR
UK
SI
SU
B D
INA
S
PE
NG
AIR
AN
SU
B D
INA
S B
INA
PR
OG
RA
M
SE
KS
I P
EN
YE
HA
TA
N
LIN
GK
UN
GA
N
SEKS
I
JAL
AN D
AN JEM
BAT
AN
SE
KS
I D
AR
INA
SE
KO
TA
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
PR
OG
RA
M
SE
KS
I R
EK
AY
AS
A
KO
NS
TR
UK
SI
SE
KS
I S
UR
VE
I &
PE
RA
NC
AN
GA
N
TE
KN
IS
SE
KS
I P
EN
GE
LO
LA
AN
SU
MB
ER
DA
YA
AIR
&
IRIG
AS
I
SE
KS
I P
EM
ELI
HA
RA
AN
JALA
N D
AN
JE
MB
AT
AN
SE
KS
I O
PE
RA
SI
DA
N
PE
ME
LIH
AR
AA
N
KO
NS
TR
UK
SI
SE
KS
I JA
SA
DA
N
KO
NS
TR
UK
SI
SE
KS
I P
EM
BIN
AA
N
JA
SA
KO
NS
TR
UK
SI
SE
KS
I P
ER
ALA
TA
N &
PE
RB
EK
ALA
N J
ALA
N
DA
N J
EM
BA
TA
N
SE
KS
I O
PE
RA
SI
&
PE
ME
LIH
AR
AA
N
PE
NG
AIR
AN
SE
KS
I D
AT
A &
INF
OR
MA
SI
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
KE
RJA
AN
UM
UM
KO
TA
SE
MA
RA
NG
SE
KS
I P
EN
GE
ND
AL
IAN
EV
AL
UA
SI&
PE
LA
PO
RA
N
SE
KS
I D
AT
A &
INF
OR
MA
SI
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI KESEHATAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Kesahatan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 2
Dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Kesehatan mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian di bidang kesehatan;
b. Pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah;
c. Pembinaan, pengendalian teknis di bidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya
kesehatan rujukan, berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan;
d. Pembinaan operasional, Pengurusan Tata Uasaha termasuk pemberian rekomendasi dan
perijinan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota;
e. Penetapan Angka Kredit Petugas Kesehatan;
f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g. Peluksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Kesehatan mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sebagai wahana penilitian sesuai
disiplin ilmu yang ada guna meningkatkan mutu pelayanan;
b. Perencanaan pembangunan Kesehatan wilayah kota;
c. Pengaruh dan pengorganisasian Sistem Kesehatan Kota;
d. Pengembangan system pembiayaan kesehatan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat dan atau lain;
e. Pengaturan tariff pelayanan kesehatan lingkup kota;
f. Penelitian dan pengembangan kesehatan kota;
g. Pencatatan dan pelaporan obat pelayanan kesehatan kota;
h. Penyeleggaraan pelayanan medis meliputi pelayanan umum, bedah, penyakit dalam,
paru, anak, THT, mata, gigi, kebidanan, kulit dan kelamin, anestesi, saraf, rehabilitasi
medik;
i. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan radiolog,
anestesi/kamar operasi ICU, laboratorium, gizi, farmasi, intalasi pemeliharaan rumah
sakit, laundry dan pelayanan non medis yaitu pelayanan medis misalnya pelayanan
administrasi;
j. Penyelenggaraan pelayanan dan Asuhan Keperawatan meliputi keseluruhan fungsi
tugas kegiatan dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seorang perawat dalam
praktek profesinya yang meliputi kegiatan promotif, kuratif, prefentif dan rehabilitasi
dan bantuan bimbingan, penyuluhan, pengawasan atau perlindungan oleh seorang
perawat utuk memenuhi kebutuhan pasien;
k. Penuelenggaraan pelayanan pendidikan dan latihan yang meliputi kegiatan untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan karyawan RSU dan penyelenggaraan
bimbingan klinik siswa dan mahasiswa bekerja sama dengan instansi pendidikan;
l. Penyelenggaran pendidikan, pelatihan dan pendayagunaan tenaga kesehatan berskala
Kotas;
m. Penyelenggaraan upaya/sarana pelayanan kesehatan Kota;
n. Penyelenggaraan upaya dan promosi kesehatan masyarakat;
o. Penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan dan pemantauan dampak pembanguna
terhadap kesehata lingkungan Kota;
p. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat
aditif dab bahan berbahaya linkungan Kota;
q. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan pangan dan gizi lingkungan Kota;
r. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian kegiatan pengobatan tradisonal;
s. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian upaya / sarana kesehatan skala Kota;
t. Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan lingkungan skala kota;
u. Penyelenggaraan pelayanan rujukan yang meliputi pelayanan pasien yang dikirim
melalui Puskesmas, dokter atau unit pelayanan kesehatan lain;
v. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam lingkup kota;
w. Pelaksanaan surveilans epidemiologidan penanggulangan wabah / kejadian luar biasa
sakala kota;
x. Perijinan kerja / praktek tenaga kesehatan;
y. Perijinan sarana kesehatan;
z. Perijinan distribusi pelayanan obat skala kota (Apotik dan toko obat);
å. Penyelenggaraan standar minimal pelayanan kesehatan;
ä. Penggandaan dan pengelolaan obat esensial;
cc. Penetapan rekuitmen tenaga kesehatan Haji Indonesia;
aa. Penyelenggaran pelayanan kesehatan program Keluarga Berencana dan kesehata ibu
dan anak;
bb. Penyelenggaraan akreditasi sarana dan prasarana kesehatan;
cc. Penyelenggaraan pengunaan, konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman k.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Wakil Kepala Dinas
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
4. Sub Bagian Regristasi dan Angka Kredit.
d. Sub Dinas Perencanaan, Perijinan dan Informasi, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Kesehatan;
2. Seksi Perijinan Sarana Kesehatan;
3. Seksi Perijinan Tenaga Kesehatan;
4. Seksi Informasi Kesehatan.
e. Sub Dinas Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Rumah Sakit;
2. Seksi Puskesmas;
3. Seksi Kesehatan Khusus;
4. Seksi Kefarmasian;
f. Sub Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, terdiri dari :
1. Seksi Pengamatan Penyakit;
2. Seksi Pencegahan Penyakit;
3. Seksi Pemberantasan Penyakit yang Bersumber bintang;
4. Seksi Pemberantasan Penyakit Menular langsung.
g. Sub Dinas Pemberdayaan Masyrakat dan Kesehatan Lingkungan, terdiri dari :
1. Seksi Usaha Kesehatan Institusi;
2. Seksi Peningkatan Peran Serta Masyrakat;
3. Seksi Penyehatan Air dan Lingkungan;
4. Seksi Penyehatan Makanan, Miniman dan Tempat-tempat Umum.
h. Sub Dinas Keluarga, terdir Dari :
1. Seksi Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana;
2. Seksi Kesehatan Anak;
3. Seksi Kesehatan Usia Lanjut;
4. Seksi Gizi.
i. Unit Pelaksanaan Dinas, antara lain : Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus,
Sekolah Kesehatan, Laboratorium, Puskesmas, Gudang Farmasi dan Pelayanan
Kesehatan Khusus (BKMM, BP4).
j. Kelompok Jabatan Fungsional
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S P
EN
CE
GA
HA
N &
PE
MB
ER
AN
TA
SA
N
PE
NY
AK
IT
SU
B D
INA
S
PE
MB
ER
DA
YA
AN
MA
SY
DA
N K
ES
LIN
G
SU
B D
INA
S
KE
SE
HA
TA
N
KE
LUA
RG
A
SU
B D
INA
S
PE
LA
YA
NA
N
KE
SE
HA
TA
N
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
N
PE
RIJ
INA
N D
AN
IN
FO
RM
AS
I
SE
KS
I K
ES
EH
AT
AN
INS
TIT
US
I
SEKS
I
JPEN
GAM
ATAN
PEN
YAKI
T
SE
KS
I R
UM
AH
SA
KIT
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
KE
SE
HA
TA
N
SE
KS
I K
ES
EH
AT
AN
IB
U
DA
N K
ELU
AR
GA
BE
RE
NC
AN
A
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
SA
RA
NA
KE
SE
HA
TA
NS
EK
SI
PU
SK
ES
MA
SS
EK
SI
PE
NC
EG
AH
AN
PE
NY
AK
IT
SE
KS
I P
EN
ING
KA
TA
N
PE
RA
N S
ER
TA
MA
SY
AR
AK
AT
SE
KS
I
KE
SE
HA
TA
N A
NA
K
SE
KS
I
KE
SE
HA
TA
N U
SIA
LA
NJU
T
SE
KS
I P
EN
BE
RA
NT
AS
AN
YA
NG
BE
RS
UM
BE
R
BIN
AT
AN
G
SE
KS
I K
ES
EH
AT
AN
KH
US
US
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
TE
NA
GA
KE
SE
HA
TA
N
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
KE
SE
HA
TA
N
KO
TA
SE
MA
RA
NG
SE
KS
I IN
FO
RM
AS
I
KE
SE
HA
TA
N
SE
KS
I
KE
FA
RM
AS
IAN
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I P
EN
BE
RA
NT
AS
AN
YA
NG
BE
RS
UM
BE
R
BIN
AT
AN
G
SE
KS
I P
EN
YE
HA
TA
N
MA
KA
NA
N,
MIN
UM
AN
DA
N
TE
MP
AT
-TE
MP
AY
UM
UM
SE
KS
I P
EN
YE
HA
TA
N
IAR
DA
N L
ING
KU
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
RE
GR
ISR
AS
I D
AN
AN
GK
A K
RE
DIT
SE
KS
I G
IZI
II I
a
LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pendidikan adalah merupakan unsure pelksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaria Daerah.
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang
Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakn tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pendidikan mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan.
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum
c. Pelaksanaan akreditasi terhadap Guru, Kepala Sekolah dan Sekolah.
d. Pengelolaan standar pelayanan minimal sekolah dan kursus;
e. Pembinaan terhadap cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota;
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, dinas Pendidikan mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Peyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan pengelolaan Padu, TK, SD, SLTP,
SMU dan SMK berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan pemerintah.
b. Penetapan kurikulum muatan local Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK
berdasrkan kurikulum nasional yang ditetapkan Pemerintah.
c. Pelaksanaan kurikulum nasional berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
d. Pengembangan standar kompetensi siswa padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK atas
dasr minimal kopetensi yang ditetapkan Pemerintah;
e. Pemantauan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan PBM dan manajemen
sekolah;
f. Penetapan petunjuk pelaksanaan penilaian hasil belajar Padu, TK, SD, SLTP, SMU
dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
g. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar tahap akhir Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK
berdasarkan pedoman yang ditetapka Pemerintah;
h. Penetapan petunjuk pelaksanaan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif
TK, SD, SLTP, SMU dan SMK berdasarka keputusan Pemerintah;
i. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengadaan, pendistribusian, pendayagunaan
dan perawatan sarana dan prasarana termasuk pembangunan infra struktur Padu,
SD, SLTP, SMU dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
j. Pengadaan blangko STTB dan DANEM Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK
berdasarkn pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
k. Panduan buku pelajaran pokok dan buku lain yang diperlukan Padu, TK, SD, SLTP,
SMU dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
l. Pemantauan dan pengevaluasian penggunaan sarana dan prasarana Padu, TK, SD,
SLTP, SMU dan SMK;
m. Penyususnan petunjuk pelaksanaan kegiatan siswa Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan
SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
n. Pelaksanaan pembinaan kegiatan siswa Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemrintah;
o. Penetapak kebijakan pelaksanaan penerimaan siswa baru Padu, SD, SLTP, SMU
dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
p. Penetapan petunjuk pelaksanaan Penerimaan siswa Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan
SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemeritah;
q. Pemantauan dan pengevaluasian kegiatan siswa Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan
SMK;
r. Perencanaan dan penetapan pendirian dan penutupan Padu, TK, SD, SLTP, SMU
dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah ;
s. Pelaksanaan akreditasi Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK berdasarkan pedoman
yang ditetapkan Pemerintah;
t. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kenerja Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK;
u. Pelaksanaan program kerjasama luar negeri dibidang pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
v. Pembinaan pengelolaan Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK termasuk sekolah di
daerah terpencil, sekolah terbuka, sekolah rintisan/unggulan dan sekolah yang
terkena musibah/bencana alam berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
w. Penetapan dan pemberian bantuan kebutuhan sarana dan prasarana belajar jarak
jauh;
x. Pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan belajar jarak
jauh atas dasar pengaturan dari Pemerintah;
y. Penetapan petunjuk pelaksanaan pembiayaan pendidikan dan mempersiapkan
alokasi biaya pendidikan agar mendap[at prioritas berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah;
z. Pengembangan petunjuk pelaksanan pengelolaan pendidikan di sekolah berdasrkan
pedoman yang ditetapkan pemerintah.
aa. Fasilitas peran serta masyarakat dibidang pendidikan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah.
bb. Perencanaan kebutuhan, pengadaan dan penempatan tenaga kerja pendidikan Padu,
TK, SD, SLTP, SMU, dan SMK;
cc. Pelaksanaan mutasi tenaga pendidikan Padu, TK, SD, SLTP, SMU, dan SMK;
dd. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan karier tenaga pendidikan Padu, TK, SD,
SLTP, SMU dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah.
ee. Pendayagunaan program teknologi komunikasi untuk pengelolaan pendidikan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
ff. Pengembangan soal ujian / penilaian hasil belajar sesuai kurikulum muatan local
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
gg. Pelaksanaan inifasi pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
hh. Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan luar sekolah berdasarkan kurikulum
nasional yang ditetapkan Pemerintah;
ii. Pelaksanaan kurikulum nasional muatan lokal berdasarkan pedoman yang
ditetapkan pemerintah;
jj. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kurikulum muatan lokal pendidikan luar
sekolah berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
kk. Penetapan juklak penilaian hasil belajar pendidikan luar sekolah berdasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
ll. Pelaksanaan evaluasi belajar pendidikan luar sekolah berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah;
mm. Penetapan juklak penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah berdasrkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
nn. Penyelenggaraan progaram pendidikan luar sekolah berdasrkan pedoman yang
ditetapkan pemerintah;
oo. Pelaksanaan program kerja sama luar negeri di bidang pendidikan luar sekolah
sesuai pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
pp. Perencanaan kebutuhan ,pengadaan dan penempatan tenaga kependidikan
pendidikan luar sekolah berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
qq. Pelaksanaan mutasi tenaga kependidikan pendidikan luar sekolah berdasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
rr. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan karir tenaga pendidikan luar sekolah
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
ss. Penyediaan bahan belajar, tempat belajar dan fasilitas lainnya bagi pendidikan luar
sekolah;
tt. Penetapan juklak penyelaenggaraan kursus berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah;
uu. Pemberian ijin penyelenggaraan kursus berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah;
vv. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah;
ww. Penelitian dan pengembangan model program kursus berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah;
xx. Pelaksanaan pembinaan tenaga teknis pendidikan luar sekolah berdasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
yy. Pendayagunaan program teknologi komunikasi untuk pengelolaan pendidikan luar
sekolah berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
zz. Pengembangan soal ujian / penilaian hasil belajar pendidikan luar sekolah sesuai
kurikulum muatan lokal berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
aaaa. Pelaksanaan inovasi pendidikan luar sekolah berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah;
bbb. Perencanaan kebutuhan, pengadaan dan penetapan tenaga teknis pembinaan pemuda
olahraga;
ccc. Pelaksanaan mutasi tenaga teknis pembinaan pemuda dan olahraga bedasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
ddd. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan karier tenaga teknis pembinaan pemuda
dan olahraga bedasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
eee. Penyediaan bahan belajar, tempat belajar dan fasilitas lainnya bagi pembinaan
pemuda dan olahraga;
fff. Pelaksanaan pembinaan tenaga teknis pemuda dan olahraga bedasarkan pedoman
yang ditetapka Pemerintah;
ggg. Penetapan juklak pemberdayan pemuda berdasarkan pedoman yang ditetapkan
Pemerintah;
hhh. Pelaksanaan pemberdayaan organisasi dan kegiatan kepemudaan berdasarkan
pedoman yang ditetapkan pemerintah;
iii. Pelaksanaan pembinaan Paskriba (Tingkat Kota) berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah;
jjj. Pelaksanaan seleksi pertukaran pemuda berdasarkan pedoman yang ditetapka
pemerintah;
kkk. Penetapan petunjuk pelaksanaan kegiatan keolahragaan di sekolah dan luar sekolah
berdasarka pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
lll. Fasilitasi pelaksanaan kegiatan olahraga di sekolah dan luar sekolah bedasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
mmm. Fasilitas dan pengembangan olahraga masyarakat / tradisonal bedasarkan pedoman
yang ditetapkan Pemerintah;
nnn. Pemberian dorongan permassalan dan pembinaan prestasi olahraga;
ooo. Penetapan perencanaan pendidikan kepemudaan dan keolahragaan;
ppp. Penetapan juklak kendali mutu (supervisi, pelaporan, evaluasi dan monitoring)
penyelenggaraan pendidikan kepemudaan dan keolahragaan berdasarka pedoman
yang ditetapkan oleh Pemerintah;
qqq. Pengusulan dana alokasi khusus kepemudaan dan keolahragaan yang bersumber
dari APBN berdasarka pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
rrr. Penetapan petunjuk pelaksanaan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kepemudaan dan keolahragaan berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
sss. Pemberian pelayanan bantuan hukumdan peraturan perundang-undangan di bidang
pendidikan;
ttt. Penetapan kelembagaan dan ketatalaksanaan pendidikan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah;
uuu. Penetapan ketatausahaan dan kerjasama bidang pendidikan;
vvv. Pendayagunaan informasi untuk perencanaan pendidikan;
www. Pelaksanaan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan, pensiun, gaji,
tunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 76 Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999);
xxx. Penetapan pemberian penghargaan / tanda jasa dan kesejahteraan tenaga
kependidikan dan pengusulan pemberian penghargaan tingkat pegawai dan
nasional;
yyy. Penetapan / pengususlan, pemberhentian dan pemensiunan tenaga kependidikan;
zzz. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan pendidikan berdasarkan
pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
aaaa. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan pendidikan luar sekolah
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
bbbb. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembinaan kegiatan
kepemudaan berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
cccc. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan keberhasilan pembinaan
olahraga di Padu, TK, SD, SLTP, SMU dan SMK dan diluar sekolah berdasarka
pedoman yang ditetapka Pemerintah;
dddd. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengeloaan kepegawaian berdasarkan
pedoman yang ditetapka Pemerintah;
eeee. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan pendidikan yang
bersumber Dari APBD berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
ffff. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan perlengkapan pendidikan
yang bersumber dari APBD berdasarkan pedoman yang ditetapka Pemerintah;
gggg. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penutupan organisasi
berdasarkan pedoman yang ditetapkan Pemerintah;
hhhh. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan pembinaan dan
pengembangan kepemudaan dak keolahragaan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan pemerintah.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Wkil Kepala Dinas
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagin Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
d. Sub Dinas Perencanaan dan Program, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Dan Program;
2. Seksi Data dan Informasi;
3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
e. Sub Dinas TK Dan Diknas, terdiri dari :
1. Seksi Kurikulum;
2. Seksi Peningkatan Profesi Guru;
3. Seksi Sarana Prasarana;
4. Seksi Sekolah Swasta;
f. Sub Dinas Pendidikan Menengah, terdiri dari :
1. Seksi kurikulum;
2. Seksi Peningkatan Profesi Guru;
3. Seksi Sarana Prasarana;
4. Seksi Sekolah Swasta;
g. Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah, terdiri dari :
1. Seksi Padu dan Wajib Belajar;
2. Seksi Pendidikan Berkelanjutan;
3. Seksi Pendidikan Luar Sekolah dan Masyarakat;
4. Seksi Perpustakaan Masyarakat.
h. Sub Dinas Pembinaan Pemuda dan Olahraga, terdiri dari :
1. Seksi Kepemudaan;
2. Seksi Pelajar;
3. Seksi Kesiswaan;
i. Sub Dinas Tenaga Edukatif dan Non Teknis Edukatif, terdiri dari :
1. Seksi Kepangkatan Tenaga Edukatif;
2. Seksi Kepangkatan Tenaga Non Edukatif;
3. Seksi Penerimaan, Promosi, Pemberhentian dan Pensiun.
j. Cabag Dinas.
k. Unit Pelaksana Teknis Dinas, antara lain SKB dan Perpustakaan Daerah.
l. Kelompok Jabatab Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PE
ND
IDIK
AN
ME
NE
NG
AH
SU
B D
INA
S
PE
ND
IDIK
AN
LUA
R S
EK
OLA
H
SU
B D
INA
S
PE
MB
INA
AN
PE
MU
DA
DA
N O
LAH
RA
GA
SU
B D
INA
S
TK
DA
N D
IKN
AS
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
N
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
AD
U
DA
N W
AJI
B
BE
LAJA
R
SEKS
I
KURI
KULU
MS
EK
SI
KU
RIK
UL
UM
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I
KE
PE
MU
DA
AN
SE
KS
I D
AT
A D
AN
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I P
EN
ING
KA
TA
N
PR
OF
ES
I G
UR
U
SE
KS
I
PE
NIN
GK
AT
AN
PR
OF
ES
I G
UR
U
SE
KS
I P
EN
DID
IKA
N
BE
RK
ELA
NJU
TA
N
SE
KS
I
OL
AH
RA
GA
SE
KS
I
SIS
WA
AN
SE
KS
I S
AR
AN
A D
AN
PR
AS
AR
AN
A
SE
KS
I S
AR
AN
A
DA
N P
RA
SA
RA
N
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
DA
N P
EN
GE
ND
ALI
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
ND
IDIK
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
SE
KS
I E
VA
LU
AS
I
DA
N P
EL
AP
OR
AN
SE
KS
I S
EK
OL
AH
SW
AS
TA
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I S
EK
OLA
H
SW
AS
TA
SE
KS
I
PE
RP
US
TA
KA
AN
MA
SY
AR
AK
AT
SE
KS
I LU
AR
SE
KO
LAH
DA
N
MA
SY
AR
AK
AT
SE
KS
I P
EN
ER
IMA
AN
PR
OM
OS
I,
PE
MB
ER
HE
NT
IAN
DA
N P
EN
SIU
N
SE
KS
I
KE
PA
NG
KA
TA
N N
ON
ED
UK
AT
IF
SE
KS
I
KE
PA
NG
KA
TA
N
TE
NA
GA
ED
UK
AT
IF
SU
B D
INA
S
RT
EN
AG
A E
DU
KA
TIF
DA
N N
ON
ED
UK
AT
IF
UP
TD
IV a
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pertanian adalah merupakan unsure pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pertanian mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang
Pertanian, tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pertanian mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan;
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;
d. Pengelolaan urusan ketatusahaan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pertanian mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana pertanian Kota.
b. Penyelenggaraan dan pengawasan pembibitan/pembenihan dalam lingkup pertanian.
c. Pengaturan dan pengawasan balai benih komoditas tanaman pangan dan
holtikultura;
d. Pemberian ijin usaha yang bergerak pada sub sektor pertanian, kecuali yang telah
menjadi kewenangan Pusat dan Propinsi;
e. Pengelolaan laboratorium benih;
f. Penetapan dan penyelenggaraan aspek ketahanan pangan;
g. Penyelenggaraan penanggulangan wabah hama dan penyakit menular dalam lingkup
pertanian;
h. Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap penyuluhan dalam lingkup pertanian;
i. Pelaksanaan laboratorium dan pengajian mutu hasil dalam lingkup pertanian;
j. Penyelenggaraan penggunaan air irigasi;
k. Penetapan, pemanfaatan dan pengembangan lahan pertanian;
l. Penyelenggaraan, pemberian ijin dan pengawasan usaha rumah Potong Hewan,
Rumah Sakit Hewan dan pelayanan peternakan;
m. Pemberian ijin dan pengawasan produksi dan sertifikasi bibit ternak/hewan;
n. Penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
ternak/hewan;
o. Penanggulangan penyakit ternak / hewan;
p. Pemberian ijin dan pengawasan laboratorium kesehatan ternak / hewa,. Peternakan
rumah sakit ternak / hewan;
q. Penetapan penutupan dan pembukaan kembali wilayah wabah;
r. Pemberian ijin usaha dan pengawasan distribusi obat hewan;
s. Penyelenggaraan dan pengawasan sertifikasi kesehatan hewan dan pemberian
sertifikat bahan pangan asal ternak dan hasil bahan pangan asal;
t. Penetapan kebijakan untuk mendukung pertanian daerah;
u. Penyelenggaraan dan pengawasan standard pelayanan minimal dalam bidang
pertanian yang wajib dilaksanakan oleh kota;
v. Penyelnggaraan dan pengawasan kerjasama bidang pertanian;
w. Pengujian dan penerapan teknologi;
x. Pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya lahan;
y. Pengadaan dan pembinaan penggunaan pupuk organic dan pestisida;
z. Pembinaan alat dan mesin;
aa. Perijinan usaha dan pembinaan manajemen usaha tani;
bb. Pembinaan panen, pasca panen, pengelolaan hasil dan pemasran;
cc. Pembinaan tenaga kerja pertanian;
dd. Pengelolaan data dan statistik;
ee. Pengembangan produksi dan sarana produksi;
ff. Pemberian ijin dan pengawasan pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu;
gg. Penyelenggaraan inventarisasi dan pemetaan hutan dan kebun;
hh. Penyelenggaraan tata batas hutan dan kebun;
ii. Penyelenggaraan pembentukan dan perwilayahan areal perkebunan;
jj. Penyelenggaraan pembentukan wilayah dan pengelolaan taman hutan Kota;
kk. Pemberian ijin dan pengawasan pemanfaatan kawasan hutan kecuali kawasan suaka
alam, kawasan pelestarian alam dan taman buru;
ll. Penyusunan perwilayahan, design, pengendalian lahan dan industri primer bidang
perkebunan non lintas Kota;
mm. Penyelenggaran pengurusan erosi, sedimentasi, produktivitas lahan pada daerah
aliran sungai;
nn. Pemberian ijin dan pengawasan pemanfaatan jasa lingkungan hutan;
oo. Pengesahan rencana tebang hutan;
pp. Pemberian ijin dan pengawasan usaha pemanfaatan hutan, provisi sumber daya
hutan, dana reboisasi dan dana investasi untuk biaya pelestarian hutan;
qq. Pengaturan hutan rakyat dan hutan milik;
rr. Penyelenggaraan produksi, pengolahan, pengendalian mutu, pemasaran dan
peredaran hasil hutan dan perkebuan termasuk pembenihan, pupuk dan pestisida
tanaman kehutanan dan perkebunan;
ss. Pemberian usaha dan pengawasan pemanfaatan kawasan hutan kecuali kawasan
suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman buru;
tt. Pemberian ijin usaha dan pengawasan pemanfaatan pariwisata alam;
uu. Pengaturan penyuluhan kehutanan dan perkebunan;
vv. Penyelenggaraan rehabilitasi dan reklamasi hutan produksi dan hutan lindung;
ww. Pengelolaan dan pengaturan hasil hutan non kayu;
xx. Rehabilitasi pesisir pantai di luar kawasan suaka alam;
yy. Pengembangan lahan sesuai dengan tata ruang dan tat guna pengembangan
perkebunan;
zz. Pemberian ijin usaha dan pengawasan perkebunan;
aaa. Pengaturan dan pengelolaan sarang burung wallet;
bbb. Pengaturan dan pengelolaan perlebahan;
ccc. Pengaturan dan pengelolaan persutraan alam;
ddd. Pemberian ijin dan pengawasan industri primer perkebunan;
eee. Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap penentuan lahan, kawasan dan areal
perkebunan;
fff. Penyelenggaraan tata hutan dan rencana pengelolaan, pemenfaatan, pemeliharaan,
rehabilitasi, reklamasi, pemulihan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian areal
perkebunan dan kawasan hutan kecuali kawasan suaka alam, kawasan pelestarian
alam dan taman buru;
ggg. Penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang
meliputi perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari dibidang
kehutanan dan perkebunan;
hhh. Penyelenggaraan pengamanan dan penaggulangan bencana pada kawasan hutan dan
areal hutan;
iii. Fasilitasi pelaksanaan usaha perkebunan skala kecil hingga menempuh;
jjj. penetapan kebijakan untuk mendukung pembengunan bidang kehutanan dan
perkebunan daerah;
kkk. Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal dalam bidang
kehutana dan perkebunan daerah yang wajib dilaksanakan oleh kota;
lll. Penyusunan rencana bidang kehutanan dan perkebunan daerah;
mmm. Perijinan bidang kehutana perkebunan dan daerah;
nnn. Penyelenggaraan impor dan ekspor sesuai dengan peraturan oerundang-undangan
yang berlaku;
ooo. Penyelenggaraan riset dan teknologi bidang kehutanan dan perkebunan yang tidak
beresiko tinggi;
ppp. Penyelenggaraan promosi bidang perkebunan dan kehutanan daerah;
qqq. Penyelenggaraan system bidang kehutanan dan perkebunan daerah;
rrr. Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang-undangan;
sss. Penyelenggaraan dan pengawasan kerjasama bidang kehutanan dan perkebunan
daerah;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pertanian,terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Wakil Kepala Dinas;
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan;
d. Sub Dinas Produksi, terdiri dari :
1. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura;
2. Seksi Produksi Perternakan;
3. Seksi Produksi Perkebunan dan Kehutanan;
e. Sub Dinas Agro Industri dan Pemasaran Hasil, terdiri dari :
1. Seksi Pasca Panen dan Agro Industri Tanaman Pangan dan Holtikultura;
2. Seksi Pasca Panen dan Industri Peternakan;
f. Sub Dinas Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
1. Seksi Tata Guna Air dan Irigasi;
2. Seksi Benih, Pupuk dan Pestisida;
3. Seksi Obat Hewan;
4. Seksi Alat, Mesin dan Perijinan;
g. Sub Dinas Konservasi dan Rehabilitas, terdiri dari :
1. Seksi Perlindungan Tanaman;
2. Seksi Pelestarian / Konservasi;
3. Seksi Kesehatan Hewan;
4. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Peternakan;
h. Sub Dinas Pengembangan Sumberdaya dan Teknologi terdiri dari :
1. Seksi Pengembangan Sumberdaya;
2. Seksi Kelembagaan Tani;
3. Seksi Teknologi;
i. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas.
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
PE
RE
NC
AN
AA
NS
UB
BA
GIA
N U
MU
M
SU
B D
INA
S
SA
RA
NA
DA
N P
RA
SA
RA
NA
SU
B D
INA
S
KO
NS
ER
VA
SI
DA
N
RE
HA
BIL
ITA
SI
SU
B D
INA
S
PE
NG
EM
BA
NG
AN
SU
MB
ER
DA
YA
DA
N
TE
KN
OLO
GI
SU
B D
INA
S
AG
RO
IN
DU
ST
RI
DA
N
PE
MA
SA
RA
N H
AS
IL
SU
B D
INA
S P
RO
DU
KS
I
SE
KS
I P
ER
LIN
DU
NG
AN
TA
NA
MA
N
SEKS
I
TAT
A GU
NA
AIR
IRIG
ASI
SE
KS
I P
AS
CA
PA
NE
N
DA
N A
GR
O I
ND
US
TR
I
TA
NA
MA
N P
AN
GA
N
DA
N H
OL
TIK
UL
TU
RA
SE
KS
I P
RO
DU
KS
I
TA
NA
MA
N D
AN
HO
LT
IKU
LT
UR
A
SE
KS
I
PE
NG
EM
BA
NG
AN
SU
MB
ER
DA
YA
SE
KS
I P
RO
DU
KS
I D
AN
PE
TE
RN
AK
AN
SE
KS
IPA
SC
A P
AN
EN
DA
N A
GR
O I
ND
US
TR
I
PE
TE
RN
AK
AN
SE
KS
I B
EN
IH,
PU
PU
K
DA
N P
ES
TIS
IDA
SE
KS
I P
ELE
ST
AR
IAN
/
KO
NS
ER
VA
SI
SE
KS
I
KE
LE
MB
AG
AA
N
TA
NI
SE
KS
I
TE
KN
OL
OG
IS
EK
SI
OB
AT
HE
WA
N
SE
KS
I P
AS
CA
PA
NE
N
DA
N A
GR
O I
ND
US
TR
I
PE
RK
EB
UN
AN
DA
N
KE
HU
TA
NA
N
SE
KS
I P
RO
DU
KS
I
PE
RK
EB
UN
AN
DA
N
KE
HU
TA
NA
N
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
RT
AN
IAN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I A
LAT
, M
ES
IN D
AN
PE
RIJ
INA
N
SE
KS
I P
EN
YE
BA
RA
N D
AN
PE
NG
EM
BA
NG
AN
PE
TE
RN
AK
AN
SE
KS
IKE
SE
HA
TA
N H
EW
AN
III a
LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Perhubungan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
TUGAS
Pasal 2
Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di
bidang transportasi, pos dan telekomunikasi.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melasanakan tugas sebagaimana di maksud Pasal 2, Dinas Perhubungan mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan;
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;
d. Pengelolaan urusan ketatusahaan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Perhubungan
mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
A. Bidang Perhubungan Darat;
a. Pengaturan, penyelanggaraan dan pengawasan lokasi pemasangan perlengkapan
jalan;
b. Penyelenggaraan dan pengawasal lain jalan;
c. Penyelenggaraan pendaftaraan kendaraan bermotor;
d. Pengujian kendaraan bermotor;
e. Penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana perkeretaapian, angkutan
darat, sungai, danau dan penyeberangan yang dibangun atas prakarsa Daerah;
f. Penyelenggaraan pemberian Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor;
g. Perencanaan umum dan pembangunan serta pengawasan Jaringan Jalan Kereta Api
serta penetapan spesifikasi jaringan lintas klasifikasi jalur Kereta Api yang akan
dibangun atas prakarsa Daerah;
h. Perencanaan dan pembangunan jaringan jalan bebas hambatan yang akan dibangun
atas prakarsa Daerah (non lintas kota);
i. Penyelenggaraan dan pengawasan pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya
lintas darat;
j. Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pemasangan dan pemeliharaan alat
pengawasan dan alat pengaman (rambu-rambu) lalu lintas jalan kota danoau dan
sungai non lintas Kota serta laut dalam wilayah 4 (empat) mil;
k. Penetapan kebijakan tekanan dan perijinan pelabuhan diwilayah Kota;
l. Penetapan jaringan transpotasi jalan Kota;
m. Penyelenggaraan dan pengelolaan SAR Daerah;
n. Penetapan standard batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan
barang dan tertib pemannfaatan kota;
o. Perijinan, pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan dan tertib pemanfaatan
jalan kota;
p. Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jalan kota;
q. Penetapan tarip kelas ekonomi pada jaringan trayek angkutan kota;
r. Penyelenggaraan dan pengawasan terminal;
s. Pemberian ijin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas;
t. Penyelenggaraan dan pengawasan jaringan trayek serta kompisisi angkutan;
u. Pemberian ijin pengoperasian angkutan;
v. Pemberian ijin dan penngawasan terhadap pembangunan serta pengelolaan
prasarana dan sarana perkretaapian;
w. Penyelenggaraan dan pengawasan jaringan lintas sungai;
x. Pemberian ijin dan pengawasan penggunaan jaringan lintas sungai;
y. Pengaturan dan penyelenggaraan perparkiran;
z. Pemberian izin dan pengawasan pendirian sekolah mengemudi;
å. Penetapan kebijakan untuk mendukung pembantuan bidang perhubungan darat;
ä. Penyelenggaraan dan pengawasan standard pelayanan minimal dalam bidang
perhubungan yang wajib dilaksanakan oleh Kota;
ö. Penyusunan rencana bidang perhubungan darat;
aa. Penyelenggaraan riset tidak beresiko tinggi;
bb. Penyelenggaraan kualifikasi urusan jasa-jasa bidang perhubungan;
ff. Penyelengaraan sistem perhubungan daerah;
dd. Penyelenggaraan dan pegawasan pendidikan dan latihan;
ee. Penyelenggaraan promosi bidang perhubungan darat;
ff. Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang-undangan;
jj. Penyelenggaraan kerjasama bidang perhubungan.
B. Bidang Perhubungan Laut
a. Pemberian ijin usaha perhubungan laut dan penunjang amgkutan laut (Ekspedisi
Muatan Kapal Laut, Depo Peti Kemas, Pergudangan dan Bongkar Muat);
b. Pemberian ijin dan pengawasan usaha reklame;
c. Pemberian ijin dan pengawasan usaha kegiatan salvage;
d. Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pembangunan serta pengelolaan
pelabuhan lokal;
e. Penyelenggaraan dan pengawasan pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya
lintas laut;
f. Penyelenggaraan dan pengawasan pelabuhan penyeberangan lintas propinsi dan
antar negara yang dibangu atas prakarsa daerah serta yang diserahkan pemerintah
kepda Kota;
g. Penetapan rencana umum jaringan dan prasarana kenavigasian, pemanduan,
penundaan kapal, penjagaan dan penyelamatan;
h. Penyelenggaraan dan pengawasan dermaga untuk kepentinngan sendiri di
pelabuhan;
i. Pemberian ijin dan pengawasan kerja keruk dan reklamasi;
j. Peyelenggaraan dan pengawasan Daerah Lingkungan Kerja Perairan (DLKP) dan
atau Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR);
k. Penyelenggaraan dan pengawasan laik laut, keselamatan kapal, auditing manajemen
keselamatan kapal, patroli laut, bantuan pencarian dan pertolongan (Search dan
Rescue), penyidikan, penanggulangan kecelakaan dan bencana kapal.
C. Bidang Perhubungan Udara
a. pemberian ijin dan pengawasan bagi bangunan-bangunan dalam kawasan
penerbangan setelah mendapat rekomendasi dari Bandar Udara;
b. pemberian ijin lokasi Bandar Udara;
c. penyelenggaraan dan pengawasan pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya
udara;
d. penyelenggaraan dan pengawasan Bandar udara yang dibangun atas prakarsa daerah
serta yang diserahkan Pemerintah kepada Kota;
e. Penyelenggaraan dan pengawasan kawasan kebisingan serta daerah lingkup kerja
Bandar udara;
f. Penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana udara yang dibangun atas
prakarsa daerah;
g. Pemberian rekomendasi dan pengawasan bangunan-bangunan di dalam kawasan
keselamatan operasi penerbangan.
D. Pos dan Telekomunikasi
a. Pemberian ijin dan pengawasan usaha jasa titipan;
b. Pemberian ijin dan pengawasan penyelenggaraan instalasi kabel rumah / gedung;
c. Pemberian ijin frekuensi radio dan televisi.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Wakil Kepala Dinas
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
4. Sub Bagian Hukum;
d. Sub Dinas Perencanaan dan Program, terdiri dari :
1. Seksi penyusunan Rencana dan Program;
2. Seksi data dan Informasi;
3. Seksi Pemantauan, Pengendalian dan Pengawasan;
4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
e. Sub Dinas Perhubungan Darat, terdiri dari :
1. Seksi Lalu Lintas;
2. Seksi Angkutan;
3. Seksi Prasarana;
4. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana.
f. Sub Dinas Perhubungan Laut, terdiri dari :
1. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut;
2. Seksi Kepelabuhan;
3. Seksi Penunjang Keselamatan Pelayaran;
g. Sub Dinas Perhubungan Udara, terdir dari :
1. Seksi Kebandarudaraan;
2. Seksi Angkutan Udara dan Keselamatan Penerbangan;
h. Sub Dinas Pos san Telekomunikasi, terdiri dari :
1. Seksi Pos;
2. Seksi Telekomunikasi;
i. Unit pelaksanaan Teknis Dinas, antara lain : Parkir dan Terminal;
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
HU
KU
M
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PE
RH
UB
UN
GA
N
LAU
T
SU
B D
INA
S
PE
RH
UB
UN
GA
N
UD
AR
A
SU
B D
INA
S P
OS
DA
N
TE
LEK
OM
UN
IKA
SI
SU
B D
INA
S
PE
RH
UB
UN
GA
N
DA
RA
T
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
N
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I
KE
BA
ND
AR
UD
AR
AA
N
SEKS
I
LALU
LIN
TAS
ANGK
UTA
N L
AUT
SE
KS
I L
AL
U
LIN
TA
S
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
OS
SE
KS
I D
AT
A D
AN
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I A
NG
KU
TA
NS
EK
SI
KE
PE
LAB
UH
AN
SE
KS
I A
NG
KU
TA
N
UD
AR
A &
KE
SE
LAM
AT
AN
PE
NE
RB
AN
GA
N
SE
KS
I
TE
LE
KO
MU
NIK
AS
I
SE
KS
I P
EN
UN
JAN
G
KE
SE
LAM
AT
AN
PE
LAY
AR
AN
SE
KS
I P
RA
SA
RA
NA
SE
KS
I P
EM
AN
TA
UA
N,
PE
NG
EN
DA
LIA
N D
AN
PE
NG
AW
AS
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
RH
UB
UN
GA
N
KO
TA
SE
MA
RA
NG
SE
KS
I E
VA
LU
AS
I
DA
N P
EL
AP
OR
AN
SE
KS
I
SE
KE
SE
LA
MA
TA
N D
AN
TE
KN
IK S
AR
AN
A
UP
TD
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
IV a
IIIa
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISAI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA
SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah merupakan unsure pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
Otonomi Daerah di bidang Perindustrian dan Perdagangan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian di bidanng Perindustrian
dan Perdagangan;
b. Pelaksanaan pembinaan umum dan Perijinan di bidang perindustrian dan Perdagangan;
c. Pelaksanaan sinkronisasi dan penyusunan rencan dan program pembangunan
Perindustrian dan Perdagangan;
d. Pembibingan teknis dan penyuluhan dalam melaksanakan kegiatan industri dan
perdagangan;
e. Pembimbingan teknis pelaksanaan program sector di bidang industri dan perdagangan;
f. Pengevaluasian pelaksanaan kebijakan teknis bimbingan dan pengembangan industri
dan perdagangan di Wilayah Kota Semarang;
g. Pelaksanaan hubungan kerja sama dengan instansi lain serta organisasi/ asosiasi dunia
usaha di Kota Semarang;
h. Pembimbingan dan pengendalianpelaksanaan penyediaan dan penyaluran barang dan
jasa serta menyiapkan dan pelaksanaan urusan perijinan;
i. Pembimbingan dan pengawasan kegiatan dibidang kemetrologian;
j. Pengelolaan urusan ketaausahaan Dinas;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota;
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanankan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan fasilitasi, pengembangan dan pengawasan perdagangan berjaka
komoditi;
b. Penyelenggaraan lalu lintas barang dan jasa di bidang Industri dan Perdagangan;
c. Mendorong penyelenggaraan kemitraan industri kecil, menengah, besar dan sektor
ekonomi lainnya;
d. Penyelenggaraan perlindungan konsumen;
e. Penyelenggaraan pengembangan sistem pergudangan;
f. Penyelenggaraan distribusi bahan-bahan pokok;
g. Pemberian ijin industri dan ijin kawasan industri;
h. Pemberian perijinan di bidang industri dan perdagangan termasuk ijin kawasan industri;
i. Fasilitasi permodalan bagi industri kecil dalam pengembangan usaha;
j. Pengawasan dan pengendalian industri umum, keselamatan lingkungan dan moral;
k. Fasilitasi kegiatan industri bahan-bahan pokok;
l. Penyuluhan, pengawasan dan penetapan penggunaan tanda tera dan tera isi ulang alat
UTTP (Ukuran Takaran Timbangan dan Perdagangan);
m. Pemberian ijin gudang;
n. Penerbitan SKA (Surat Keterangan) barang;
o. Fasilitas permodalan, aspek permodalan, manajemen, kelembagaan, kemitraan, dan
perniagaan, pemasaran untuk tumbuh dan berkembangnya Koperasi, Pengusaha Kecil
dan Menengah (PKM);
p. Penetapan kebijakan untuk mendukung pembangunan industri dan perdagangan daerah;
q. Penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan standar pelayanan minimal dalam
bidang industri dan perdagangan yang wajib dilaksanakan;
r. Penyusunan rencana industri dan perdagangan;
s. Perijinan dibidang industri dan perdagangan;
t. Penyelenggaraan Ekspor dan Import hasil produksi dan perdagangan sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku;
u. Penyelenggaraan kualifikasi usaha jasa industri dan perdagangan;
v. Penyelenggaraan iklim usaha industri dan perdagangan;
w. Penyelenggaraan promosi industri dan perdagangan;
x. Penyeleggaraan dan pengawasan kerja sama industri dan perdagangan;
y. Penyelenggaraan perjanjian atas nama Daerah;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Wakil Kepala Dinas
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi dan Pembukuan;
d. Sub Dinas Perencanaan dan Pelaporan, terdiri dari :
1. Seksi Penyusunan Program;
2. Seksi Data dan Informasi;
3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
e. Sub Dinas Perindustrian, terdiri dari :
1. Seksi Sarana Industri;
2. Seksi Usaha Industri;
3. Seksi Bimbingan Produksi;
4. Seksi Perijinan;
f. Sub Dinas Perdagangan, terdiri dari :
1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha;
2. Seksi Promosi dan Kemitraan Usaha;
3. Seksi Pengadaan dan Penyaluran;
4. Seksi Ekspor Import
g. Sub Dinas Metrologi, terdiri dari :
1. Seksi Massa dan Timbangan;
2. Seksi Ukuran, Arus, Panjang dan Volume;
3. Seksi Pengawasan dan penyuluhan;
4. Seksi Sarana Metrologi;
h. Sub Dinas Pendaftaran, Perlindungan dan Informasi Perusahaan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Pendaftaran Perusahaan;
2. Seksi Penyuluhan dan Dokumentasi Perusahaan;
3. Seksi Perlindungan Konsumen;
i. Kelompok Jabatan Fungsional;
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI &
PE
MB
UK
UA
N
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
OE
RD
AG
AN
GA
NS
UB
DIN
AS
ME
TR
OLO
GI
SU
B D
INA
S P
EN
DA
FT
AR
AN
,
PE
RLI
ND
UN
GA
N D
AN
INF
OR
MA
SI
PE
RU
SA
HA
AN
SU
B D
INA
S
PE
RIN
DU
ST
RIA
N
SU
B D
INA
S P
ER
NC
AN
AA
N
DA
N L
AP
OR
AN
SE
KS
I M
AS
SA
DA
N
TIM
BA
NG
AN
SEKS
I PEM
BIN
AAN D
AN
PEN
GEM
BAN
GAN U
SAHA
SE
KS
I S
AR
AN
A
IND
US
TR
I
SE
KS
I
PE
NY
US
UN
AN
PR
OG
RA
M
SE
KS
I P
ELA
YA
NA
N
PE
ND
AF
TA
RA
N
PE
RU
SA
HA
AN
SE
KS
IDA
TA
DA
N
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I U
SA
HA
IN
DU
ST
RI
SE
KS
I P
RO
MO
SI
DA
N
KE
MIT
RA
AN
US
AH
AS
EK
SIU
KU
RA
N A
RU
S,
PA
NJA
NG
DA
N V
OLU
ME
SE
KS
I P
EN
YU
LU
HA
N
DA
N D
OK
UM
EN
TA
SI
PE
RU
SA
HA
AN
SE
KS
I
PE
RL
IND
UN
GA
N
KO
NS
UM
EN
SE
KS
I P
EN
GA
DA
AN
DA
N
PE
NY
ALU
RA
N
SE
KS
I B
IMB
ING
AN
PR
OD
UK
SI
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
DA
N P
EN
GE
ND
ALI
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
RIN
DU
ST
RIA
N
DA
N P
ER
DA
GA
NG
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I E
KS
PO
RT
DA
N
IMP
OR
TS
EK
SI
SA
RA
NA
ME
TR
OLO
GI
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N D
AN
PE
NY
ULU
HA
N
III a
SE
KS
I E
VA
LUA
SI
DA
N
LAP
OR
AN
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PERTANAHAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pertanahan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah dalam
bidang Pertanahan;
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pertanahan mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian di bidang pertanahan;
b. Pemberian pembinaan dan perijinan di bidang Pertanahan;
c. Penyiapan kegiatan mengenai pengauran penguasaan tanah, perencanaan program, hak-
hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah serta penyelesaian masakah
Pertanahan.
d. Pelaksanaan kegiatan pelayanan di bidang pertanahan untuk kegiatan pengaturan
penguasaan tanah, perencanaan program, hak-hak atas tanah, pengukuran dan
pendaftaran tanah serta penyelesaian masalah Pertanahan;
e. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pertanahan mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Pengumpulan data-data dalam rangka penyiapan program pertanahan dan rencana tata
ruang;
b. Pengumpulan data dan pembuatan peta-peta peruntukan, persediaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah;
c. Penyusunan dan pengolahan data pokok realisasi kebutuhan tanah untuk pertanahan;
d. Penyusunan pola pengelolan tata guna bangunan;
e. Pengumpulan, mempelajari dan pemahaman peraturan dan perundangan di bidang
program pertanahan;
f. Penyiapan data-data obyek PPT / Land Reform;
g. Pelaksanaan penilitian berkas-berkas yang berkaitan dengan pemberian hak atas tanah
termasuk penetapan besarnya uang pemasukan kepada Negara;
h. Pelaksanaan inventarisasi dan pengumpulan data masalah pertanahan;
i. Peyiapan data-data obyek PPT / Reform;
j. Pemberian informasi data peta peruntukan persediaan penggunaan dan pemanfaatan
tanah;
k. Pelaksanaan koordinasi pengendalian dan pemanfaatan tanah;
l. Perumusan kebijakan pemberian hak atas tanah;
m. Penyusunan peraturan perundangan bidang hak atas tanah;
n. Pelaksanaan pendaftaran konversi tanah bekas milik adat;
o. Pelaksanaan identifikasi bidang-bidang tanah;
p. Pelaksanaan pembukuan bidang-bidang tanah;
q. Pengumpulan peraturan perundangan dalam rangka pemecahan masalah pertanahan;
r. Pelaksanaan penilitian lapangna dalam rangka pemecahan masalah pertanahan;
s. Pelaksanaan konsolidasi tanah perkotaan;
t. Pelaksanaan redistribusi tanah obyek Land Reform;
u. Pelaksanaan pembayaran ganti rugi kepada yang berhak;
v. Pelaksanaan penataan penguasaan dan kepemilikan tanah;
w. Pelaksanaan pengendalian penguasaan dan pemilikan tanah;
x. Pelaksanaan pengendalian peralihan hak atas tanah;
y. Pengumpulan dan pemahaman semua peraturan perundangan bidang PPT sebagai
bahan pertimbangan kepada kepa;a kantor;
z. Penyusunan undang-undang dan peraturan yang bersifat nasional;
å. Pengendalian dan pengawasan tanah kelebihan, maksimum dan absent;
ä. Pelaksanaan monitoring perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah;
ö. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan pertanahan;
aa. Pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan baik untuk keperluan Pemerintah
maupun swasta;
bb. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang HAT;
cc. Pelaksanaan monitoring pemberian hak atas tanah;
gg. Pelayanan informasi pertanahan;
ee. Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan KADASTRAL bidang tanah;
ff. Pelaksanaan Bewerkent bidang-bidang tanah / pengeplot / pemetakan kedalam dalam
peta pendaftaran tanah;
gg. Pelaksanaan Penelitian monitoring BPHTB yang berkaitan dengan pemberian hak atas
tanah dan peralihan hak atas tanah.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pertanahan, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Keuangan;
4. Sub Bagian Pelayanan dan Informasi;
c. Sub Dinas Tata guan Tanah dan Tata Ruang, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan dan Perencanaan Tata Guna Tanah dan Tata Ruang;
2. Seksi Bimbingan dan pengendalian Tata Guna Tanah dan Tata Ruang;
d. Sub Dinas Pengaturan Penguasan Tanah, terdiri dari :
1. Seksi Pendataan dan Penataan Penguasan Tanah;
2. Seksi Bimbingan Pengaturan Penguasan Tanah;
3. Seksi Konsolidasi Tanah;
e. Sub Dinas Hak-hak Atas Tanah, terdiri dari :
1. Seksi Pengaturan Hak Atas Tanah;
2. Seksi Pengadaan Tanah;
3. Seksi Penilaian Tanah.
f. Sub Dinas Pengukuran dan Pendaftaran Tanah, terdiri dari :
1. Seksi Pengukuran KADASTRAL;
2. Seksi Pemetaan KADASTRAL;
3. Seksi Pendaftaran Tanah Pertama;
4. Seksi Peralihan dan Pembebanan.
g. Sub Dinas Penanganan Masalah dan Partisipasi Masyrakat, terdiri dari :
1. Seksi Perundang-undangan;
2. Seksi Penyulihan dan Partisipasi Masyarakat;
3. Seksi Penanganan Masalah Pertanahan.
h. Kelompok Jabatab fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
PE
RE
NC
AN
AA
N D
AN
PE
LA
PO
RA
N
SU
B B
AG
IAN
PE
LA
YA
NA
N D
AN
INF
OR
MA
SI
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
HA
K-H
AK
AT
AS
TA
NA
H
SU
B D
INA
S
PE
NG
UK
UR
AN
DA
N
PE
ND
AF
TA
RA
N T
AN
AH
SU
B D
INA
S P
EN
AN
GA
NA
N
MA
SA
LAH
DA
N
PA
RT
ISIS
PA
SI
MA
SY
AR
AK
AT
SU
B D
INA
S
PE
NG
AT
UR
AN
PE
NG
UA
SA
AN
TA
NA
H
SU
B D
INA
S T
AT
A G
UN
A
TA
NA
H D
AN
TA
TA
RU
AN
G
SE
KS
I P
EN
GU
KU
RA
N
KA
DA
ST
RA
L
SEKS
I PEN
GURU
SAN H
AK
ATAS
TAN
AH
SE
KS
I P
EN
DA
PA
TA
N
DA
N P
EN
AT
AA
N
PE
NG
UA
SA
AN
TA
NA
H
SE
KS
I P
EN
DA
PA
TA
N D
AN
PE
RE
NC
AN
AA
N T
AT
A G
UN
A
TA
NA
H D
AN
TA
TA
RU
AN
G
SE
KS
I P
ER
UN
DA
NG
-
UN
DA
NG
AN
SE
KS
I B
IMB
ING
AN
&
PE
NG
EN
DA
LIA
N T
AT
A G
UN
A
TA
NA
H D
AN
TA
TA
RU
AN
G
SE
KS
I B
IMB
ING
AN
PE
NG
AT
UR
AN
PE
NG
UA
SA
AN
TA
NA
H
SE
KS
I P
EN
GA
DA
AN
TA
NA
HS
EK
SI
PE
ME
TA
AN
KA
DA
ST
RA
L
SE
KS
I P
EN
YU
LU
HA
N
DA
N P
AR
TIS
IPA
SI
MA
SY
AR
AK
AT
SE
KS
I
PE
NA
NG
AN
AN
MA
SA
LA
H
PE
RT
AN
AH
AN
SE
KS
I P
EN
ILA
IAN
TA
NA
HS
EK
SI
KO
NS
OL
IDA
SI
TA
NA
H
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
RT
AN
AH
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
SE
KS
I P
ER
ALI
HA
N D
AN
PE
MB
EB
AN
AN
SE
KS
I P
EN
DA
FT
AR
AN
TA
NA
H P
ER
TA
MASU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA
SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
TUGAS
Pasal 2
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
Otonomi Daerah di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah;
b. Pemberian pembinaan dan perijinan di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program dan evaluasi di bidang Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah;
d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknik, pemberian bimbingan
kelembagaan, koperasi, usaha kecil dan menengah;
e. Pengesahan Akte pendirian, Anggaran Dasar, Perubahan Anggaran Dasar dan
Pembubaran Koperasi;
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah mempunyai wewenang antara lain sebagai berikut :
a. Pengesahan akta pendirian koperasi, penggabungan dan pembubaran koperasi;
b. Penyelenggaraan akutansi koperasi, usaha kecil dan menengah;
c. Penyelenggaraan dan tata cara penyertaan modal pada koperasi;
d. Penyelenggaraan dan pengembangan sistem distribusi bagi koperas, usaha kecil dan
menengah;
e. Penyelenggaraan dan pengawasan kerjasama antar koperasi, usaha kecil dan menengah;
f. Penetapan kebijakan untuk mendukung pembangunan bidang koperasi, usaha kecil dan
menengah;
g. Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal dalam bidang koperasi,
usaha kecil dan menengah;
h. Penyusunan rencana bidang koperasi, usaha kecil dan menengah;
i. Perijinan dibidang koperasi, usaha kecil dan menengah;
j. Penyelenggaraan kualifikasi usaha jasa bidang koperasi, usaha kecil dan menengah;
k. Penyelenggaraan sistem bidang koperasi, usaha kecil dan menengah;
l. Penyelenggaraan promosi bidang koperasi, usaha kecil dan menengah;
m. Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah
seluruh peraturan dan perundang-undangan.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Badan Hukum Koperasi.
c. Sub Dinas Program, terdiri dari :
1. Seksi Percanaan;
2. Seksi Penelitaian dan pengembangan;
3. seksi monitoring, evaluasi dan pelaporan.
d. Sub Dinas Koperasi, terdiri dari :
1. Seksi Pertanian;
2. Seksi Non Pertanian.
e. Sub Dinas Usaha Kecil dan Menengah, terdiri dari :
1. Seksi Industri Pertanian;
2. Seksi Industri Non Pertanian;
3. Seksi Perdagangan dan Aneka Usaha.
f. Sub Dinas Pembiayaan dan Simpan Pinjam, terdiri dari :
1. Seksi Permodalan dan Jasa Keuangan;
2. Seksi Penilaian pembiayaan dan Simpan Pinjam;
3. Seksi Penetapan Pembiayaan dan Simpan Pinjam.
g. Sub Dinas Pelatihan dan Penyuluhan, terdiri dari :
1. Seksi Penyuluhan;
2. Seksi Pelatihan;
3. Seksi Pemberdayaan masyarakat.
h. Kelompok Jabatan fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
BA
DA
N
HU
KU
M K
OP
ER
AS
I
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
US
AH
A K
EC
IL D
AN
ME
NE
NG
AH
SU
B D
INA
S
PE
MB
IAY
AA
N D
AN
SIM
PA
N P
INJA
M
SU
B D
INA
S P
ELA
TIH
AN
DA
N
PE
NY
ULU
HA
N
SU
B D
INA
S
KO
PE
RA
SI
SU
B D
INA
S B
INA
PR
OG
RA
M
SE
KS
I P
ER
MO
DA
LA
N
DA
N J
AS
A K
EU
AN
GA
N
SEKSI
INDUST
RI
PERTA
NIA
NS
EK
SI
PE
RT
AN
IAN
SE
KS
I P
ER
EN
CA
NA
AN
SE
KS
I
PE
NY
ULU
HA
N
SE
KS
I M
ON
ITO
RIN
G,
EV
ALU
AS
I D
AN
PE
LA
PO
RA
NS
EK
SI
NO
N P
ER
TA
NIA
NS
EK
SI
IND
US
TR
I
NO
N P
ER
TA
NIA
N
SE
KS
IPE
NIL
AIA
N
PE
MB
IAY
AA
N D
AN
SIM
PA
N
PIN
JAM
SE
KS
I
PE
LA
TIH
AN
SE
KS
I
PE
MB
ER
DA
YA
AN
MA
SY
AR
AK
AT
SE
KS
I P
ER
DA
GA
NG
AN
DA
N A
NE
KA
US
AH
A
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
KO
PE
RA
SI
US
AH
A
KE
CIL
DA
N M
EN
EN
GA
H
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
SE
KS
I P
EN
ET
AP
AN
PE
MB
IAY
AA
N D
AN
SIM
PA
N
PIN
JAM
LAMPIRAN IX PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA
SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah merupakan unsure pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
Otonomi Daerah di bidang Perindustrian dan Perdagangan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian bidang tenaga kerja dan
transmigrasi
b. Pemberian perijinan dan pelayanan umum di bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
c. Pembinaan pencari kerja, perlindungan kerja, syarat-syarat kerja, kesejahteraan pekerja
sector informal dan penyelenggaraan transmigrasi;
d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;
e. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Tenaga Kerja dan
transmigrasi mempunyai wewenang antara lain sebagai berikut :
1. Pelayanan antar kerja meliputi pendaftaran pencari kerja, bimbingan usaha mandiri dan
perluasan kerja, pelayanan penyuluhan serta bimbingan dan analisis jabatan
2. Perijinan penetapan tenaga kerja untuk di dalam negeri dan keluar negeri, termasuk
kegiatan transmigrasi, perijinan tenaga kerja asing, perijinan lembaga bursa kerja
khusus, PJTKI dan perwakilan serta lembaga penempatan tenaga kerja di dalam negeri;
3. pelayanan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja meliputi pelatihan institusional, non
institusional, teknisi, pemagangan, produktivitas, wirausaha, pelatihan AMT
(Achievement Motivasional Training). Pemagangan dalam negeri, transmigrasi dan
keluar negeri, serta peijinan bagi lembaga latihan swasta dan pembinaannya;l
4. perijinan lembaga latihan swasta dan sertifikat pelatihan swasta, serta pelaksanaan
pembinaan bagi pelatihan swasta;
5. pembinaan hubungan industrial meliputi pendaftaran organisasi pekerja, lembaga
kerjasama bipartite, tripartite, sysrat-syarat kerja, pengupahan dan penelitian untuk
penetapan upah minimum, pengesahan perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
pendaftaran kesepakatan kerjasama dan pelayanan penyelesaian perselisihan
perburuhan;
6. pengawasan ketenaga kerjaan meliputi pengawasan pelaksanaan norma kerja, kesehatan
kerja, listrik dan penanggulangan kebakaran, pengawasan pesawat uap dan bejana
tekan, mekanik dan konstruksi bangunan, pengembangan dan informasi keselamatan
dan kesehatan kerja;
7. pelayanan hioerkes dan keselamatan kerja meliputi pemeriksaan, pelatihan, hiperkes
dan jasa konsultasi;
8. pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh bidang ketenaga kerjaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Wakil Kepala Dinas.
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
d. Sub Dinas Perencanaan dan Program, terdiri dari :
1. Seksi Penyusunan Perencanaan Program;
2. Seksi Data dan Informasi;
3. Seksi Evaluasi Pelaporan;
e. Sub Dinas Pelatihan, terdiri dari :
1. Seksi Penyuluhan dan seleksi;
2. Seksi Perijinan Lembaga dan Setifikasi;
3. Seksi Pelatihan, Produktifitas dan pemagangan.
f. Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja, terdiri dari :
1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri;
2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri;
3. Seksi PenempatanTransmigrasi;
4. Seksi Pemberdayaan Pengangguran.
g. Sub Dinas Hubungan Industri, terdiri dari :
1. Seksi Pembinaan Hubungan Industrial;
2. Seksi Syarat-syarat Kerja;
3. Seksi Kesejahteraan Pekerja;
4. Seksi Penyelesaian Perselidihan.
h. Sub Dinas Pengawasan, terdiri dari :
1. Seksi Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
2. Seksi Pengawasan Norma Kerja;
3. Seksi Pengawasan Tenaga Kerja Asing;
4. Seksi Purna Tugas dan Jamsostek.
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PE
NE
MP
AT
AN
TE
NA
GA
KE
RJA
SU
B H
UB
UN
GA
N
IND
US
TR
IAL
SU
B P
EN
GA
WA
SA
NS
UB
DIN
AS
PE
LA
TIH
AN
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
A
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
EM
BIN
AA
N
HU
BU
NG
AN
IND
US
TR
IAL
SEKS
I
PEN
EMPAT
AN T
ENAG
A
KERJ
A DAL
AM N
EGER
I
SE
KS
I P
EN
YU
LU
HA
N
DA
N S
EL
EK
SI
SE
KS
I P
EN
YU
SU
NA
N
RE
NC
AN
A P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
KE
SE
LA
MA
TA
N D
AN
KE
SE
HA
TA
N P
EK
ER
JA
SE
KS
I D
AT
A D
AN
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
LE
MB
AG
A D
AN
SE
RT
IFIK
AS
I
SE
KS
I P
EN
EM
PA
TA
N
TE
NA
GA
KE
RJA
LU
AR
NE
GE
RI
SE
KS
I S
YA
RA
T-S
YA
RA
T
KE
RJA
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
NO
RM
A K
ER
JA
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
TE
NA
GA
KE
RJA
AS
ING
SE
KS
I P
EN
EM
PA
TA
N
TR
AN
SM
IGR
AS
I
SE
KS
I P
EL
AT
IHA
N
PR
OD
UK
TIV
ITA
S D
AN
PE
MA
GA
NG
AN
SE
KS
I E
VA
LU
AS
I
PE
LA
PO
RA
N
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
TE
NA
GA
KE
RJ
A
DA
N T
RA
NS
MIG
RA
SI
KO
TA
SE
MA
RA
NG
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I P
EM
BE
RD
AY
AA
N
PE
NG
AN
GG
UR
AN
SE
KS
I P
EN
YE
LE
SA
IAN
PE
RS
ELIS
IHA
N
SE
KS
I K
ES
EJA
HT
ER
AA
N
PE
KE
RJA
III a
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
TE
NA
GA
KE
RJA
AS
ING
LAMPIRAN X PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISAI DINAS KEBAKARAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Kebakaran adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Kebakaran mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang
Kebakaran.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Kebakaran mempunyai
fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan operasional dan usaha pencegahaan terhadap bahaya kebakaran
dan bencana-bencana lain;
b. Pelaksanaan kegiatan operasional pertolongan pertama akibat kebakaran dan bencana
lain termasuk pula pelaksanaan pelayanan penyelamatan masyarakat;
c. Penyelanggaraan pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran barang danbahan
yang mudah terbakar sesuai ketentuan yang berlaku;
d. Pengusahaan pengadaan sumber-sumber air dan bahan-bahanlain dalam rangka
penanggulangan kebakaran;
e. Pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan teknik dan operasional terhadap unit-unit
kebakaran, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang usaha pencegahan
penaggulangan bahaya kebakaran;
f. Pelaksanaan kegiatan laboratorium untuk penelitian kualitas alat pemadam api , serta
bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah penanggulangan
bahaya kebakaran dan bencana lain;
g. Pelaksanaan peningkatan ketrampilan tenaga sukarelawan dan bekerjasama dengan
instansi lain yang terkait dalam penanggulangan bahaya kebakaran;
h. Pelaksanaan pembinaan terhadap Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
i. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
j. Pelaksanaan tugas lain yangdiberikan Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Kebakaran mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut:
a. Pengawasan terhadap peredaran barang rawan / mudah terbakar;
b. Pelaksanaan pengaturan, pengawasan terhadap usaha pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
c. Pembinaan teknis operasional pemadam kebakaran;
d. Penarikan pungutan retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran ;
e. Pendataan daerah rawan kebakaran.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Kebakaran terdiri dari :
e. Kepala Dinas
f. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
g. Sub Dinas Pendataan dan pengaembangan, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pendataan;
2. Seksi Laboratorium;
3. Seksi Pengembangan.
d. Sub Dinas Operasional dan Pengendalian, terdiri dari :
1. Seksi Perlindungan dan Keselamatan;
2. Seksi Operasional;
3. Seksi Pengendalian.
e. Sub Dinas Peralatan dan perbekalan, terdiri dari :
1. Seksi Peralatan;
2. Seksi Perbekalan;
3. Seksi Bengkel.
f. Sub Dinas Pembinaan dan Penyuluhan, terdiri :
1. Seksi Peran Serta Masyarakat;
2. Seksi Penyuluhan .
g. Cabang Dinas
h. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PE
RA
LAT
AN
DA
N
PE
RB
EK
ALA
N
SU
B D
INA
S P
EM
BIN
AA
N
DA
N P
EN
YU
LUH
AN
SU
B D
INA
S
OP
ER
AS
ION
AL
DA
N
PE
NG
EN
DA
LIA
N
SU
B D
INA
S P
EN
DA
TA
AN
DA
N P
EN
GE
MB
AN
GA
N
SE
KS
I P
ER
AN
SE
RT
A
MA
SY
AR
AK
AT
SEKS
I
PER
ALAT
ANS
EK
SI
PE
RL
IND
UN
GA
N
DA
N K
ES
EL
AM
AT
AN
SE
KS
I P
ER
EN
CA
NA
AN
DA
N P
EN
DA
PA
TA
N
SE
KS
I LA
BO
RA
TO
RIU
MS
EK
SI
OP
ER
AS
IS
EK
SI
PE
RB
EK
ALA
NS
EK
SI
PE
NY
ULU
HA
N
SE
KS
I B
EN
GK
EL
SE
KS
I P
EN
GE
ND
AL
IAN
SE
KS
I P
EN
GE
MB
AN
GA
N
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
KE
BA
KA
RA
N
KO
TA
SE
MA
RA
NG
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVaIV
a
IIIa
IVa
CA
BA
NG
DIN
AS
LAMPIRAN XI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS KEBERSIHAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Kebersihan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang
Kebersihan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas bagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Kebersihan mempunyai
fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan;
b. Pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pembinaan terhadap Cabang Dinas;
d. Pengelolaan urusan Ketatausahaan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Dalam Melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Kebersihan mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan program kerja, penyiapan dan pengolahan data serta penelitian
di bidang Kebersihan;
b. Pengadaa, pemeliharaan, pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan;
c. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian pembangunan fisik, sarana dan
prasarana kebersihan;
d. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian kegiatan kebersihan kota
e. Pengelolaan pembuangan limbah;
f. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan kebersihan;
g. Pengembangan kerjasama teknis, pengelolaan kebersihan dengan pihak terkait antara
lain meliputi TPA, IPLT, pengangkutan sampah dan lain-lain;
h. Pengelolaan retribusi kebersihan.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Kebersihan terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tatausaha terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Administrasi dan Pembukuan
c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari:
1. Seksi Perencanaan, Pendataan dan Penelitian
2. Seksi Penyuluhan
3. Seksi Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
d. Sub Dinas Opersional Kebersihan terdiri dari:
1. Seksi Pelayanan Kebersihan
2. Seksi Pengadaan dan Pemeliharaan sarana prasarana
3. Seksi TPA dan IPLT.
e. Sub Dinas Retribusi terdiri dari:
1. Seksi Perhitungan
2. Seksi Penagihan
3. Seksi Penerimaan
f. Cabang Dinas
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI &
PE
MB
UK
UA
N
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
OP
ER
AS
ION
AL
KE
BE
RS
IHA
NS
UB
DIN
AS
RE
TR
IBU
SI
SU
B D
INA
S
PE
RE
NC
AN
AA
N
SE
KS
I P
ER
HIT
UN
GA
NSE
KSI
PEL
AYAN
AN K
EBER
SIHAN
SE
KS
I P
ER
EN
CA
NA
AN
PE
ND
AT
AA
N D
AN
PE
NE
LIT
IAN
SE
KS
I P
EN
YU
LUH
AN
SE
KS
I P
EN
GA
DA
AN
DA
N P
EM
ELI
HA
RA
AN
SA
RA
NA
PR
AS
AR
AN
A
SE
KS
I P
EN
AG
IHA
N
SE
KS
I T
PA
DA
N I
PLT
SE
KS
I M
ON
ITO
RIN
G
EV
ALU
AS
I D
AN
PE
LAP
OR
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
KE
BE
RS
IHA
N
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IV a
IVa
IVaIV
a
IIIa
IVa
CA
BA
NG
DIN
AS
SE
KS
I P
EN
ER
IMA
AN
LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pertamanan Dan Pemakaman adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Pertamaan dan Pemakaman dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi
Daerah di bidang Kebakaran.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud Pasal 2, Dinas Pertamanan dan
Pemakaman mempunyai fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Pertamanan dan Pemakaman;
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pembinaan terhadap Cabang Dinas;
d. Pengelolaan urusan ketatausahan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pertamanan dan
Pemakaman mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program kerja, penyiapan dan pengolahan data serta penelitian
di bidang Pertamanan dan pemakaman;
b. Pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana Pertamanan dan
pemakaman;
c. Penyususnan rencana, pengadaan , pemasangan dan perawatan penerangan jalan,
taman, makam dan gedung milik Pemerintah Daerah;
d. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan, pemeliharaan dan pengendalian pembangunan
fisik, sarana dan prasarana pertamanan dan pemakaman;
e. Perencanaan, perijinan dan pengawasan penyelenggaraan dekorasi kota;
f. Pelaksanaan penghijauan Kota;
g. Pengadaan dan pengembangan taman dan pemakaman baru;
h. Pemberian pelayanan dan perijinan pemakaman jenasah;
i. Pelaksanaan keamanan dan ketertiban taman dan pemakaman;
j. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pemeliharaan tanah lapang dan jalur hijau;
k. Pelaksanaan pendataan makam;
l. Pengelolaan retribusi pertamanan dan pemakaman;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Wakil Kepala Dinas.
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi dan Pembukuan;
d. Sub Dinas Perencanaan dan Program, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pendataan;
2. Seksi Perijinan;
3. Seksi Monitoring, Evaluasi dan pelaporan.
e. Sub Dinas Pertamanan dan Penerangan Jalan, terdiri dari :
1. Seksi Dekorasi Kota ;
2. Seksi Taman dan Penghijauan;
3. Seksi Penerangan Jalan;
f. Sub Dinas Pemakaman, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan, pemakaman Jenasah;
2. Seksi Pemabngunan dan Pemeliharaan Makam;
3. Seksi Pengadaan Lahan dan Peantaan Makam;
g. Sub Dinas Retribusi, terdiri dari :
1. Seksi Perhitungan;
2. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
h. Cabang Dinas.
i. Kelompok Jabatan Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI
DA
N P
EM
BU
KU
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S P
EM
AK
AM
AN
SU
B D
INA
S R
ET
RIB
US
IS
UB
DIN
AS
PE
RT
AM
AN
AN
DA
N
PE
NE
RA
NG
AN
JA
LA
N
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
N
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
ER
HIT
UN
GA
N
SEKS
I
PEL
AYAN
AN P
EMAK
AMAN
JENAZ
AH
SE
KS
I D
EK
OR
AS
I
KO
TA
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
DA
N P
EN
DA
PA
TA
N
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
SE
KS
I T
AM
AN
DA
N
PE
NG
HIJ
AU
AN
SE
KS
I P
EM
BA
NG
UN
AN
DA
N P
EM
ELI
HA
RA
AN
MA
KA
M
SE
KS
I P
EN
AG
IHA
N
DA
N P
EN
ER
IMA
AN
SE
KS
I P
EN
GA
DA
AN
LA
HA
N
DA
N P
EN
AT
AA
N M
AK
AM
SE
KS
I
PE
NE
RA
NG
AN
JAL
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
RT
AM
AN
AN
DA
N
PE
MA
KA
MA
N K
OT
A S
EM
AR
AN
G
SE
KS
I M
ON
ITO
RIN
G
EV
AL
UA
SI
DA
N
PE
LA
PO
RA
N
CA
BA
NG
DIN
AS
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
LAMPIRAN XIII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS TATA KOTA DAN PEMUKIMAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Tata Kota dan Pemukiman adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Tata Kota dan Pemukiman dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Tata Kota dan Pemukiman mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi
Daerah di bidang Tata Kota, Penataan dan Pengawasan Bangunan serta Perumahan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Tata Kota dan
Pemukiman mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan usaha dan kegiatan perencanaan, pengarahan
serta pengendalian Rencana Kota, perencanaan penyelenggaraan pembangunan dan
perbaikan Perumahan dan Pemukiman;
b. Penyusunan Rencana Teknis Tata Ruang Kota serta rencana-rencana penataan kawasan/
lingkungan;
c. Pelaksanaan usaha dan kegiatan survei, pengukuran, pemetaan untuk pendataan dan
penerapan rencana kota;
d. Pelayanan masyarakat dalam urusan pengukuran dan rencana Kota, serta rencana Blok
Plan;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian ijin di bidang IMB, HO, ILH, IPB, Pertandaan
dan perumahan;
f. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian di bidang penataan dan
pengawasan bangunan;
g. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang penataan dan pengawasan bangunan
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota;
h. Penyusunan rencana teknis dan penataan bangunan;
i. Pelaksanaan pengendalian dan penyuluhan;
j. Pengawasan, penertiban, dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
k. Pembinaan terhadap Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
l. Pengelolaan urusan ketata usahaan Dinas;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanankan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Tata Kota dan
Pemukiman, mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penetapan standar harga sewa tanah dan syarat-syarat penghunian;
b. Penyusunan rencana teknis Tata Ruang Kota berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK);
c. Penyusunan Rencana Induk Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
pemukiman beserta prasarana dan fasilitas lingkungan perumahan;
d. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Ringkungan (RTBL);
e. Pendataan dan monitoring perkembangan Kota dan kawasan;
f. Pendataan dan penelitian tanah-tanah dan bangunan yang dikelola Pemerintah Kota;
g. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk pemukiman dan kawasan
untuk kota;
h. Pembangunan, Pemeliharaan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas lingkungan
perumahan;
i. Pengaturan dan pengawasan terhadap pembangunan dan penempatan bangunan gedung;
j. Pemasyarakatan standar dan penataan bangunan;
k. Pelaksanaan konservasi kawasan budaya;
l. Perijinan untuk mendirikan, mengubah ataupun membongkar bangunan lain, selain
yang dimaksud pada huruf “c” termasuk yang berada didalam, diatas maupun yang
melintasi saluran kecil, HO, ILH, IPB, Pertandaan dan Perumahan;
m. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pembangunan fisik kota;
n. Pelaksanaan pengosongan terhadap rumah-rumah dan bangunan yang dikelola oleh
pemerintah;
o. Pelaksanaan pembinaan dibidang perintisan, perbaikan peremajaan dan pengembangan
perumahan dan pemukiman;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Tata Kota dan Pemukiman, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Wakil Kepala Dinas;
c. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
4. Sub bagian Administrasi dan pembukuan;
d. Sub Dinas Perencanaan dan Perijinan terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang;
2. Seksi Pemanfaatan Ruang;
3. Seksi Perijinan;
4. Seksi Data dan Informasi
e. Sub Dinas Pengukuran dan Pemetaan , terdiri dari :
1. Seksi Penelitian Administrasi Teknis;
2. Seksi Pengukuran;
3. Seksi Pemetaan;
4. Seksi Dokumentasi dan Reprografi;
f. Sub Dinas Tata Bangunan, terdiri dari :
1. Seksi Penataan Bangunan dan Kawasan;
2. Seksi Pembangunan Pemeliharaan, dan konservasi;
3. Seksi Pemanfaatan Bangunan;
g. Sub Dinas Pemukiman terdiri dari :
1. Seksi Pendataan Pemukiman;
2. Seksi Penghunian dan Persewaan;
3. Seksi Prasarana dan Sarana Pemukiman;
h. Sub Dinas Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari :
1. Seksi Pengawasan;
2. Seksi Penertiban;
3. Seksi Penyuluhan dan pembinaan;
4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
i. Cabang Dinas;
j. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
k. Kelompok Jabatan Fungsional;
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S T
AT
A
BA
NG
UN
AN
SU
B D
INA
S
PE
MU
KIM
AN
SU
B D
INA
S
PE
NG
AW
AS
AN
DA
N
PE
NG
EN
DA
LIA
N
SU
B P
EN
GU
KU
RA
N
DA
N P
EM
ET
AA
NS
UB
DIN
AS
PE
RE
NC
AN
AN
PE
RIJ
INA
N
SE
KS
I P
EN
DA
PA
TA
N
PE
MU
KIM
AN
SEKS
I
PEN
ATAA
N B
ANGU
NAN
DAN
KAW
ASAN
SE
KS
I P
EN
EL
ITIA
N
AD
MIN
IST
RA
SI
TE
KN
IS
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
TA
TA
RU
AN
G
SE
KS
I P
EN
GA
WA
SA
N
SE
KS
I P
EM
AN
FA
AT
AN
RU
AN
GS
EK
SI
PE
NG
UK
UR
AN
SE
KS
I P
EM
BA
NG
UN
AN
PE
ME
LIH
AR
AA
N D
AN
KO
SE
RV
AS
I
SE
KS
I P
EN
GH
UN
IAN
DA
N P
ER
SE
WA
AN
SE
KS
I
PE
NE
RT
IBA
N
SE
KS
I
PE
NY
ULU
HA
N
DA
N P
EM
BIN
AA
N
SE
KS
I P
EM
AN
FA
TA
N
BA
NG
UN
AN
SE
KS
I P
EM
ET
AA
NS
EK
SI
PE
RIJ
INA
N
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
TA
TA
KO
TA
DA
N
PE
MU
KIM
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
SE
KS
I D
AT
A D
AN
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I
DO
KU
ME
NT
AS
I
DA
N R
EP
RO
GR
AF
I
CA
BA
NG
DIN
AS
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I P
RA
SA
RA
NA
DA
N S
AR
AN
A
PE
MU
KIM
AN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI
DA
N
PE
MB
UK
UA
N
SE
KS
I E
VA
LU
AS
I
DA
N P
EL
AP
OR
AN
II I
a UP
TD
IVa
IVa
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi
Daerah di bidang Priwisata dan Kebudayaan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kepariwisataan dan kebudayaan;
b. Pelaksanaan kebijakan oprasional, pemberian perijinan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas pokoknya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
e. Pelaksanaan pengelolaan urusan ketatusahaan Dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana di bidang pariwisata dan budaya;
b. Pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan obyek wisata, usaha taman rekreasi, taman
laut, pantai, pulau, bumi perkemahan dan pondok wisata;
c. Pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan usaha perhotelan, rumah makan , café, bar,
karaoke, restoran, biro perjalanan wisata dan usaha jasa transportasi wisata;
d. Pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan usaha kesenaian budaya;
e. Pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan usaha gelanggang renang, pemandian alam,
padang golf, gelanggang olah raga, usaha gelanggang permainan, bioskop, rumah
bilyard, boling, panti pijat, panti mandi uap, salon kecantikan, barbershop dan fitness
center;
f. Penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan sarana kepariwisataan dan
kebudayaan;
g. Penetapan standard dan norma kepariwisataan;
h. Penyelenggaraan promosi kepariwisataan daerah;
i. Penetapan standard minimal dalam bidang kepariwisataan dan budaya yang wajib
dilaksanakan;
j. Penetapan kwalifikasi usaha jasa dibidang pariwisata dan budaya;
k. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan karier tenaga teknis pariwisata dan
kebudayaan;
l. Pelaksanaan pendataan/informasi pariwisata dan kebudayaan;
m. Fasilitas kegiatan pariwisata dan kebudayaan;
n. Pendayagunaan program teknologi komunikasi untuk pengembangan pariwisata dan
kebudayaan;
o. Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra.
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Bagian Tat Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Dinas Perencanaan dan program, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan;
2. seksi Bimbingan dan Penyuluhan;
3. seksi Litbank dan Evaluasi;
d. Sub Dinas Obyek Wisata, terdiri dari :
1. Seksi Obyek Wisata;
2. Seksi Daya Tarik Wisata;
3. Seksi Hiburan dan Rekreasi;
e. Sub Dinas Sarana Pariwisata terdiri dari :
1. Seksi Akomodasi;
2. Seksi Rumah Makan dan Bar;
3. Seksi Aneka Jasa Pariwisata;
f. Sub Dinas Pemasaran Pariwisata terdiri dari :
1. Seksi Promosi;
2. Seksi Informasi;
3. Seksi Kerjasama
g. Sub Dinas Kebudayaan terdiri dari :
1. Seksi Musium dan Kepurbakalaan (Muskala);
2. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional;
3. Seksi Kesenian;
4. Seksi Bahasa dan Sastra;
h. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
i. Kelompok Jabatan Fungsional;
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S S
AR
AN
A
PA
RIW
ISA
TA
SU
B D
INA
S
PE
MA
SA
RA
N
PA
RIW
ISA
TA
SU
B D
INA
S
KE
BU
DA
YA
AN
SU
B D
INA
S O
BY
EK
WIS
AT
AS
UB
DIN
AS
PE
RE
NC
AN
AN
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I P
RO
MO
SI
SEKS
I
AKOM
ODAS
I
SE
KS
I O
BY
EK
WIS
AT
A
SE
KS
I
PE
RK
EN
CA
NA
AN
SE
KS
I M
US
IUM
DA
N
KE
PU
RB
AK
ALA
AN
(MU
SK
ALA
)
SE
KS
I P
EM
BIM
BIN
GA
N
DA
N P
EN
YU
LUH
AN
SE
KS
I D
AY
A T
AR
IK
WIS
AT
A
SE
KS
I R
UM
AH
MA
KA
N
DA
N B
AR
SE
KS
I IN
FO
RM
AS
I
SE
KS
I S
EJA
RA
H
DA
N N
ILA
I
TR
AD
ISIO
NA
L
SE
KS
I K
ES
EN
IAN
SE
KS
I A
NE
KA
JA
SA
PA
RIW
ISA
TA
SE
KS
I H
IBU
RA
N
DA
N R
EK
RE
AS
I
SE
KS
I LI
TB
AN
G D
AN
EV
ALU
AS
I
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PA
RIW
ISA
TA
DA
N
KE
BU
DA
YA
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I K
ER
JAS
AM
A
SE
KS
I B
AH
AS
A
DA
N S
AS
TR
A
II I
a
UP
TD
LAMPIRAN XV PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PASAR KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pasar adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pasar dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pasar mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang
Perpasaran dan Pedagang Kaki Lima.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pasar mempunyai fungsi
:
a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang perpasaran dan pedagang kaki lima;
b. Penyusunan perencanaan strategis, evaluasi dan pelaporan di bidang perpasaran dan
pedagang kaki lima;
c. Fasilitas pelayanan dan perijinan serta retrebusi di bidang perpasaran dan pedagang
kaki lima;
d. Pelaksanaan kegiatan program pengelolaan perpasaran dan pedagang kaki lima;
e. Pelaksanaan hubungan kerja sama dalam pengelolaan pasar dan pedagang kaki lima;
f. Pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan dalam kegiatan perpasaran dan
pedagang kaki lima;
g. Pembinaan terhadap Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Walikota;
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pasar mempunyai
kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pemeliharaan bangunan
fisik pasar beserta sarana dan prosarananya;
b. Pendataan jumlah pasar;
c. Penarikan/pemungutan retribusi pasar;
d. Pengaturan pemanfaatan bangunan pasar yang meliputi kios, los dasaran terbuka,
parkir, MCK, TPS, dan mushola;
e. Pengelolaan kebersihan pasar dan lingkungannya;
f. Pelaksanaan keamanan dan ketertiban pasar;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan organisasi Dinas Pasar terdiri dari :
a. Kepala Dians;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi dan Pembukuan;
c. Sub Dinas Perencanaan dan program terdiri dari :
1. Seksi penyusunan Perencanaan dan Program;
2. Seksi Data dan Informasi;
3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
d. Sub Dinas Penerimaan terdiri dari :
1. Seksi Penagihan dan Penerimaan;
2. Seksi Pebukuan dan Pelaporan;
3. Seksi Tunggakan;
e. Sub Dinas Penataan dan Penempatan terdiri dari :
1. Seksi Perijinan;
2. Seksi Pengaturan Los, Kios dan Dasaran.
f. Sub Dinas Kebersihan dan Pemeliharaan terdiri dari :
1. Seksi Kebersihan;
2. Seksi Pemeliharaan Bangunan.
3. Seksi Pemeliharaan Air dan Listrik;
g. Sub Dinas Keamanan dan Ketertiban terdiri dari :
1. Seksi Keamanan;
2. Seksi Ketertiban ;
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan;
h. Cabang Dinas;
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
j. Kelompok Jabatan Fungsional;
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI D
AN
PE
MB
UK
UA
N
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S P
EN
AT
AA
N D
AN
PE
NE
MP
AT
AN
SU
B D
INA
S
KE
BE
RS
IHA
N D
AN
PE
ME
LIH
AR
AA
N
SU
B D
INA
S K
EA
MA
NA
N
DA
N K
ET
ER
TIB
AN
SU
B D
INA
S
PE
NE
RIM
AA
NS
UB
DIN
AS
PE
RE
NC
AN
AN
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I K
EB
ER
SIH
AN
SEKS
I
PER
IJINAN
SE
KS
I P
EN
AG
IHA
N
DA
N P
EN
ER
IMA
AN
SE
KS
I P
EN
YU
SU
NA
N
PE
RE
NC
AN
AA
N D
AN
PR
OG
RA
M
SE
KS
I K
EA
MA
NA
N
SE
KS
I D
AT
A D
AN
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I P
EM
BU
KU
AN
DA
N
PE
LA
PO
RA
N
SE
KS
I P
EN
GA
TU
RA
N
LOS
, K
IOS
, D
AN
DA
SA
RA
N
SE
KS
I P
EM
ELI
HA
RA
AN
BA
NG
UN
AN
SE
KS
I
KE
TE
RT
IBA
N
SE
KS
I P
EM
BIN
AA
N
DA
N
PE
NG
AW
AS
AN
SE
KS
I
TU
NG
GA
KA
N
SE
KS
I E
VA
LUA
SI
DA
N
PE
LAP
OR
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PA
SA
R
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I P
EM
ELI
HA
RA
AN
AIR
DA
N L
IST
RIK
II I
a
UP
TD
CA
BA
NG
DIN
AS
IV a
LAMPIRAN XVI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PENDAFTARAN PENDUDUK DAN CATATAN SIPIL
KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pendaftaraan Penduduk dan Catatan Sipil adalah merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala dinas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan Otonomi Daerah di bidang Penyelnggaraan Pendaftaran Penduduk dan
Catatan Sipil.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pendaftaran dan Catatan
Sipil mempunyai fungsi :
a. Perumusaan Kebijakan teknis di bidang pendaftaran penduduk dan catatan sipil;
b. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendaftaran penduduk dan catatan sipil;
c. Pelasanaan penyuluhan dan pembinaan di bidang kependudukan dan catatan sipil;
d. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan data kependudukan dan catatan sipil;
e. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota;
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pendaftaran Penduduk
dan Catatan Sipil mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana pembangunan bank data dan pengembangan kegiatan pendaftaran
penduduk dan catatan sipil;
b. Pembinaan umum dan teknis berdasarkan kebijakan yang ditetapka oleh pemerintah
sesuai peraturan perundang-undangan;
c. Pemebrian Nomor Induk Kependudukan (NIK);
d. Pedaftaran dan penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk;
e. Pencatatan dan penerbiatan akta kelahiran, akta perkawianan, akte perceraian, akta
kematian, akta pengakuan dan pengesahan anak;
f. Pencatatan mutasi dan perubahan data penduduk;
g. Pengumpulan pengelolaan dan evaluasi data kependudukan dan catatan sipil;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil Terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Wakil Kepala Dinas;
c. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi dan Pembukuan;
d. Sub Dinas Perencanan dan Program terdiri dari :
1. Seksi perencanaan dan Pengolahan Data;
2. Seksi Statistik dan Informasi;
3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan;
e. Sub Dinas Pendaftaran Penduduk terdiri dari :
1. Seksi Pedaftaran Identitas Penduduk;
2. Seksi Pendaftaran WNA;
3. Seksi Distribusi
f. Sub Dinas Mutasi Penduduk terdiri dari :
1. Seksi perpindahan penduduk;
2. Seksi perubahan Data dan Dokumen Penduduk;
g. Sub Dinas Pencatatan Sipil, terdiri dari :
1. Seksi Kelahiran dan Kematian;
2. Seksi Perkawinan dan Perceraian;
3. Seksi Pengakuan dan Pengesahan Anak;
h. Sub Dinas Pengendalian, terdiri dari :
1. Seksi Penyuluhan dan Pembinaan;
2. Seksi Pengawasan;
i. Kelompok Jabatan Fungsional;
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
AD
MIN
IST
RA
SI D
AN
PE
MB
UK
UA
N
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
SM
UT
AS
I
PE
ND
UD
UK
SU
B D
INA
S
PE
NC
AT
AT
N S
IPIL
SU
B D
INA
S
PE
NG
EN
DA
LIA
N
SU
B D
INA
S
PE
ND
AF
TA
RA
N
PE
ND
UD
UK
SU
B D
INA
S P
ER
EN
CA
NA
N
DA
N P
RO
GR
AM
SE
KS
I K
ELA
HIR
AN
DA
N K
EM
AT
IAN
SEKS
I
PER
PIN
DAH
AN P
ENDUDUK
SE
KS
I P
EN
DA
FT
AR
AN
IDE
NT
ITA
S P
EN
DU
DU
K
SE
KS
I P
ER
EN
CA
NA
AN
DA
N P
EN
GE
LOLA
AN
DA
TA
SE
KS
I P
EN
YU
LUH
AN
DA
N P
EM
BIN
AA
N
SE
KS
I S
TA
TIS
TIK
DA
N
INF
OR
MA
SI
SE
KS
I P
EN
DA
FT
AR
AN
WN
A
SE
KS
I P
ER
UB
AH
AN
DA
TA
DA
N D
OK
UM
EN
PE
ND
UD
UK
SE
KS
I P
ER
KA
WIA
N
DA
N P
ER
CE
RA
IAN
SE
KS
I
PE
NG
AW
AS
AN
SE
KS
I D
ITR
IBU
SI
SE
KS
I E
VA
LUA
SI
DA
N
PE
LAP
OR
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
ND
AF
TA
RA
N
PE
ND
UD
UK
DA
N C
AT
AT
AN
SIP
IL
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
WA
KIL
KE
PA
LA
DIN
AS
SE
KS
I P
EN
GA
KU
AN
DA
N P
EN
GE
SA
HA
N
AN
AK
II I
a
LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Kelautan dan Perikanan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
(2) Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi
Daerah di bidang Kealutan dan Perikanan.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Kealautan dan Perikanan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijkan teknis pelaksanaan dan penngendalian dibidang Kelautan dan
Perikanan;
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang kelautan dan perikanan;
d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Dinas dan Kelembagaan;
e. Pengelolaan urusan dan ketatausahaan Dinas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Kelautan dan Perikanan
mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. penetapan kebijakan dan pengelolaan plasma nuftah spesifikasi lokasi serta suaka
perikanan di wilayah laut kewenangan Kota;
b. pemberian ijin usaha dan pengaawasan, pembudidayaan, heatchery, penangkapan dan
pengangkutan ikan didarat dan perairan laut kecuali penangkapan ikan secara
tradisonal;
c. penetaan pan pengeloaan perairan di darat dan perairan laut;
d. penetapan kebijakan dan pengawasan eksploitasi, eksplorasi, konservasi, dan
pengeloalaan kekayaan laut sebatas wilayah laut kewenangan Kota;
e. pemberian ijin dan pengawasan rumpon diwilayah perairan kewenangan Kota;
f. pembangunan dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan;
g. penetapan sertifikasi mutu dan saran perikanan;
h. pengendalian terhadap pelaksanaan pemberantasan penyakit ikan;
i. pemberian ijin dan pengawasan terhadap pengelolaan hasil perikanan;
j. pemgelolaan dan pengawasan pesisir pantai, hutan bakau, dan terumbu karang lingkup
Kota dan pulau-pulau kecil;
k. pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam dalam perairan laut diwilayah
kewenangan Kota;
l. Penetapan kebijakan untuk mendukung pembangunan bidang kelautan dan perikanan;
m. Penyelengaraan dan pengawasan standard pelayanan minimal dalam bidang kelautan
dan perikanan dan wajib dilaksanakan oleh Kota;
n. Penyususnan rencana bidang kelautan dan perikanan;
o. Pengolahan dan penyelenggaraan perlindungan sumber daya alam termasuk yang ada
diwilayah laut didalam 4(empat) mil;
p. Perijinan bidang kelautan dan perikanan;
q. Penyelengaraan eksport import sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku;
r. Penyelenggaraan riset dan teknologi bidang kelautan dan perikanan yang tidak berisiko
tinggi;
s. Penyelenggaraan system kelautan dan perikanan;
t. Penyelenggaraan promosi kelautan dan perikanan;
u. Pengawasan teknis terhadap pelaksanaan seluruh peraturan perundang undangan;
v. Penyelenggaraan dan pengawasan kerjasama bidang kelautan dan perikanan;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan, terdiri dari :
a. Kepala Dinas.
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Sub Dinas Program, terdiri dari :
1. Seksi Perencaanaan dan Penyususnan Program;
2. Seksi Perijinan, Pemantauan dan Pengendalian;
3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
d. Sub Dinas Perairan, terdiri dari :
1. Seksi Observasi dan Pengembangan;
2. Seksi Pemberdayaan;
3. Seksi Pengelolaan Wilayah Pantai dan Perairan.
e. Sub Dinas Kealautan, terdiri dari :
1. Seksi Ekplorasi dan Eksploitasi;
2. Seksi Konservasi;
3. Seksi Pengelolaan Kekayaan Laut.
f. Sub Dinas Perikanan, terdiri dari :
1. Seksi Bina Usaha dan Pasca Panen;
2. Seksi Teknologi Produksi, Budidaya dan Penangkapan;
3. Seksi Sarqana dan Prasarana Perikanan.
g. Sub Dinas Penyuluhan, terdiri dari :
1. Seksi Latihan dan Keterampilan;
2. Seksi Tata Penyuluhan;
3. Seksi Kelembagaan.
h. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas.
i. Kelompok Jabatab Fungsional.
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
KE
LAU
TA
NS
UB
DIN
AS
PE
RIK
AN
AN
SU
B D
INA
S P
EN
YU
LUH
AN
SU
B D
INA
S
PE
RA
IRA
NS
UB
DIN
AS
PR
OG
RA
M
SE
KS
I B
INA
US
AH
A
DA
N P
AS
CA
PA
NE
N
SEKS
I
EKSP
LORA
SI D
AN
EKSP
LOIT
ASI
SE
KS
I O
BS
EV
AS
I D
AN
PE
NG
EM
BA
NG
AN
SE
KS
I P
EN
YU
SU
NA
N
PE
RE
NC
AN
A P
RO
GR
AM
SE
KS
I LA
TIH
AN
DA
N
KE
TR
AM
PIL
AN
SE
KS
I P
ER
IJIN
AN
PE
MA
NT
AU
AN
DA
N
PE
NG
EN
DA
LIA
N
SE
KS
I P
EM
BE
RD
AY
AA
NS
EK
SI
KO
NS
ER
VA
SI
SE
KS
I T
EK
NO
LOG
I
PR
OD
UK
SI
BU
DI
DA
YA
DA
N
PE
NA
BG
KA
PA
N
SE
KS
I T
AT
A
PE
NY
ULU
HA
N
SE
KS
I K
ELE
MB
AG
AA
NS
EK
SI
PE
NG
ELO
LAA
N
KE
KA
YA
AN
LA
UT
SE
KS
I P
EN
GE
LO
LA
AN
WIL
AY
AH
PA
NT
AI
DA
N
PE
RA
IRA
N
SE
KS
I E
VA
LUA
SI
DA
N
PE
LAP
OR
AN
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
KE
LA
UT
AN
DA
N
PE
RIK
AN
AN
KO
TA
SE
MA
RA
NG
UP
TD
II b
IIIa
IV a
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
SE
KS
I S
AR
AN
A D
AN
PR
AS
AR
AN
A P
ER
IKA
NA
N
LAMPIRAN XVIII PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR : 2 TAHUN 2001
TANGGAL : 30 JANUARI 2001
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN DAN BAGAN
ORGANISASI DINAS PENGELOAAN KEUANGAN DAERAH KOTA
SEMARANG
KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah.
(2) Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala dinas yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;
TUGAS
Pasal 2
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
Otonomi Daerah di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah.
FUNGSI
Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Pelaksanaan dan pelayanan dibidang Keuangan Daerah;
c. Pengelolaaan urusan ketatusahaan Dinas;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota;
KEWENANGAN
Pasal 4
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3, Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah mempunyai kewenangan antara lain sebagai berikut :
a. Perumusan perencanaan, penelitian , pelaksanaan , penagihan, dan koordinasi
pendapatan Daerah;
b. Pelaksanaan perumusan perencanaan, pelayanan administrasi, pengendalian dan
koordinasi belanja Daerah;
c. Pengkajian kebutuhan Daerah;
d. Penyapan bahan perumusan kebijakan teknis dan perogram kerja;
e. Pelaksanan pengawasan teknis Pendapatan dan Belnja Daerah sesuai dengan Perturan
Perundang Undangan yang berlaku;
f. Penyelenggaraan dan pengawasan standard pelayanan minimal dibidang Pendapatan
dan Belanja Daerah;
g. Penyelenggaraan kwalifikasi usaha jasa;
h. Penyelenggaraan system komunikasi keuangan Daerah;
i. Pembinaan dan bimbingna di bidang Pendapatan dan Belenja Daerah;
j. Penetapan dan pemungutan pajak dan retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan
Perundang undangan yang berlaku;
k. Pelaksanaan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan retribusi daerah;
l. Pelaksanaan penyuluhan mengenai pajak retribusi dan pendapatan Daerah lainnya;
m. Pemberian bantuan penyampaian SPPT, SKP, STP, dan Sarana Administrasi PBB
lainnya;
n. Pelaksanaan koordinasi pendapatan Unit Kerja Penghasil;
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Sub Dinas Perencanaan , Program dan Verifikasi terdiri dari :
1. Seksi perencanaan dan program;
2. seksi Pengkajian;
3. Seksi Penagihan.
d. Sub Dinas Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :
1. Seksi Pedaftaran dan Pendataan;
2. Seksi Penetapan;
3. Seksi Penagihan.
e. Sub Dinas Perimbangan dan pendapatan lain-lain , terdiri dari
1. Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;
2. Seksi dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus;
3. Seksi Penerimaan Lain-lain dan kekayaan Daerah.
f. Sub Dinas Pembiayaan terdiri dari :
1. Seksi Anggaran;
2. Seksi Perbendaharaan;
3. Seksi Belanja Gaji.
g. Sub Dinas Pembukuan terdiri dari :
1. Seksi Penataa Usahaan Penerimaan ;
2. Seksi Penataa Usahaan Belanja;
3. Seksi Akuntansi dan Pelaporan.
h. Kelompok Jabatan Fungsional
KE
PA
LA
DIN
AS
BA
GIA
N T
AT
A
US
AH
A SU
B B
AG
IAN
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
B B
AG
IAN
KE
UA
NG
AN
SU
B B
AG
IAN
UM
UM
SU
B D
INA
S
PE
RIM
BA
NG
AN
DA
N
PE
ND
AP
ATA
N L
AIN
-LA
IN
SU
B D
INA
SP
EM
BIA
YA
AN
SU
B D
INA
S P
EM
BU
KU
AN
SU
B D
INA
S
PE
ND
AP
AT
AN
AS
LI
DA
ER
AH
SU
B D
INA
S
PE
RE
NC
AN
AA
N P
RO
GR
AM
DA
N V
ER
IFIK
AS
I
SE
KS
I AN
GG
AR
AN
SEKS
I
BAGI
HAS
IL P
AJAK
DAN
BUKA
N P
AJAK
SE
KS
I P
EN
DA
FT
AR
AN
DA
N P
EN
DA
PA
TA
N
SE
KS
I
PE
RE
NC
AN
A D
AN
PR
OG
RA
M
SE
KS
I PE
NA
TAU
SA
HA
AN
PE
NE
RIM
AA
N
SE
KS
I PE
NG
KA
JIA
NS
EK
SI
PE
NE
TA
PA
N
SE
KS
I DA
NA
ALO
KA
SI
UM
UM
DA
N D
AN
A
ALO
KA
SI K
HU
SU
S
SE
KS
I PE
RB
EN
DA
HA
RA
AN
SE
KS
I
PE
NA
TA
US
AH
AA
N
NE
LA
NJA
SE
KS
I A
KU
NT
AN
SI
DA
N P
ELA
PO
RA
N
SE
KS
I PE
NE
RIM
AA
N L
AIN
-
LAIN
DA
N K
EK
AY
AA
N
DA
ER
AH
SE
KS
I P
EN
AG
IHA
NS
EK
SI V
ER
IVIK
AS
I DA
N
EV
ALU
AS
I
KE
LO
MP
OK
JA
BT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
WA
LIK
OT
A S
EM
AR
AN
G
ttd
.
H. S
UK
AW
I S
UT
AR
IP
BA
GA
N O
RG
AN
ISA
SI
DIN
AS
PE
NG
EL
OL
AA
N
KE
UA
NG
AN
DA
ER
AH
KO
TA
SE
MA
RA
NG
II b
IIIa
IVa
IVa
IVa
IIIa
IVa
SE
KS
I BE
LAN
JA G
AJI
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2001
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH
KOTA SEMARANG
I. PENJELASAN UMUM
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, maka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan
bertanggungjawab dengan titik berat di Daerah Kabupaten/Kota perlu segera
diwujudkan
Selanjutnya dengan kebijakan Otonomi Daerah tersebut kewenangan daerah
menjadi semakin luas, nyata dan bertanggung jawab sehingga membawa konsekuensi
pada perubahan penyelenggaraan pemerintahan khususnya perubahan
Organisasi/Lembaga Perangkat Daerah yang ada
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu segera ditindak lanjuti
dengan penataan kelembagaan Dinas Daerah yang dapat menampung dan
melaksanakan bertambahnya urusan serta mampu mengantisipasi dan
mengakomodasikan berbagai permasalahan yang ada sejalan dengan perkembangan
sosila, kemasyarakatan, pemerintahan, dan pembangunan dengan Peraturan Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 samapai dengan Pasal 10 : Cukup jelas
Lampiran I sampai dengan XVII : Cukup Jelas