Upload
mardiansyah-dicka
View
74
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK
PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG
KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
PROVINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana S-1
Diajukan oleh :
MARDIANSYAH
J500 070 045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK
PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG
KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
PROVINSI JAWA TENGAH
Yang diajukan oleh:
MARDIANSYAH
J 500 070 045
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, tanggal 31 Januari 2011
Penguji Nama : dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ
NIP : 19510527197810 1 001 (……………………..)
Pembimbing Utama
Nama : Prof. Dr. M. Fanani, dr. Sp.KJ(K)
NIP : 19510711198003 1 001 (……………………..)
Pembimbing Pendamping Nama : dr. Endang Widhiyastuti
NIK : 1236 (……………………..)
Dekan FK UMS
Prof. Dr. Bambang Subagyo, dr. Sp. A (K)
NIK. 300.1243
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali dalam naskah ini dan disebutkan
dalam pustaka.
Surakarta, Januari 2011
Mardiansyah
iii
MOTTO
بسن هللا الز حوي الزحين
سبى هي علق اقزأوربك الكزم اقزأببسن ربك الذي خلق خلق ال
سبى هب لن يعلن علن ال الذي علن ببلقلن
Bacalah demi Tuhan-mu yang menciptakan (segala sesuatu).
Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq.
Bacalah dan Tuhanmulah (yang bersifat) Maha pemurah.
Yang mengajar manusia dengan qalam.
Mengajar manusia apa yang tidak diketahui(nya).
(QS Al’-Alaq [96]: 1-5)
iv
SKRIPSI INI KU PERSEMBAHAN KEPADA:
Alhamdulillah…I Just Wanna Say Thanks…Allah SWT. Sang pemilik segalanya.
Karena Allah lebih tahu apa yang kubutuhkan bukan sekedar yang ku inginkan.
Dijejakinya bayang-bayang pagi, ditelusurinya bilamana malam
menjelang setiap detik-detik kehidupannya, dia selalu hadir di celah kebahagian,
setiap tetes peluh mu yang tak dapat ku hapus keluh lelahnya, demi anak mu
menuntut ilmu…Bunda engkaulah muara kasih dan sayang semuanya kau
lakukan buat anak mu yang kau sayang, walaupun ku jauh dari jangkaun mu
tetapi do’a mu selalu kau sertakan setiap langka ku, maafkan diri ku bunda
kadang sengaja dan tak sengaja ku pernah membuat relung hati mu terluka, akan
tetapi…ku ingin kau tahu bunda ku mencintai mu, So Thanks Ibunda Hj. Yurpina.
Ayah…Dalam rangkain malam kuingat, sebuah nyayian kecil tentang
kasih dan sayang, diwaktu terlelap dalam pangkuan Ayah, yang mendendangkan
tembang cinta yang syahdu, tapi…Dimana engkau kini Ayah???? Yang hilang
ditelan badai kehidupan, ketika itu ku rasa kau telah jauh, dan ku tersadar kau
tak dapat ku peluk untuk melepaskan kebahagianku, tapi…ku tahu Ayah
merasakan kebahagianku sekarang, do’a dan cintaku untuk engkau muara kasih
dan sayang…Ayahanda Almarhum H. Ruslan. J.
Sebuah kehangatan cinta ku rasakan, cinta itu surga tapi terkadang bisa
jadi neraka, surgaku adalah keluarga ku dan neraka ku bila ku tak bersama
mereka… kak Eli - bang Suhar, kak Ervi - bang Aan, bang Boboy - kak Lini,
bang Nande - kak Dewi, bang Tomi dan Adinda ku Desi, ponakan-ponakanku
Zikri, Zaldi, Zamel, Zezi, Viona, Juan, Cheno, Paiz dan seluruh keluarga besar
yang selalu mendukung ku.
v
Ku lihat bening-bening dari seluk matamu engkau goreskan luka dan
kedukaan yang tak kau wujudkan kepada kami anak didikmu, biarlah luka dan
kedukaanmu kami rawat hingga tumbuh dan berkembang sebagai rasa terima
kasih atas pengorbananmu selama ini Guru-guru ku dan Dosen-dosen yang
pernah mengajar kami di bangku perkuliahan terutama Prof. Dr. M. Fanani, dr.
Sp.KJ(K), dr. Endang Widhiyastuti, dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ yang telah
membimbing saya selama ini.
Selama ini kita melewati hari-hari yang selalu mengukir baik itu suka maupun
duka namun kebersamaan kita selalu terjaga hingga saat ini, walaupun ku jauh
darimu, ku harap kau bisa selalu menjaga hatimu untuk ku. Kau mengajarkan ku
untuk dapat berperilaku yang lebih positif, kau mengajarkan ku bagaimana arti
hidup ini sebenarnya, kau selalu membuat ku tersenyum dan membuat hidup ku
lebih berarti. Ku selalu merasakan kerinduan untuk dapat selalu dekat dengan
mu, setiap detik ku mengingat mu, setiap detik ku memikirkan bagaimana
keadaan mu. Ku tak mau kehilangan mu, karna kau yang bisa mengerti
bagaimana keadaan ku selama ini dan ku harap kebersamaan kita selalu terjaga
hingga ajal menjemput kita...I love you Eka Permata Putri.
Setelah hari-hari kita lalui bersama, waktu demi waktu kita jalani
bersama, entah itu suka yang terukir atau duka yang tergores, kadang ku rindu
akan hari dan waktu yang telah berlalu, perpisahan tak dapat kita halangi, tapi
ini bukan akhir segalanya, tetaplah maju sahabat-sahabatku……thanks because
always my best friend…to special my nest friend: Elyos, Tomo, dodi, doni dan
teman-teman seperjuangan yang sejawat.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang
berjudul: HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU
MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG
KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA
TENGAH.
Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan studi pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rasa hormat dan terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Subagyo, dr. Sp.A (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan
izin penelitian ini.
2. Prof. Dr. M. Fanani, dr. Sp.KJ(K), selaku pembimbing utama yang banyak
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk.
3. dr. Endang Widhiyastuti, selaku pembimbing pendamping yang banyak
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk pula.
4. dr. Rh. Budi Muljanto, Sp.KJ, selaku penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji hasil penelitian ini.
5. Ibunda Hj. Yurpina dan Kakanda Elli Zalita, Ervi Indriani, Bobi Asmara,
Chandrika Saputra, Tomi Oktapriadi serta Adinda Desi Purwanda Sari, yang
selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat dan do‟a, serta
Almarhum Ayahanda tercinta H. Ruslan. J, sang motivator dalam mencapai
cita-cita.
6. Eka Permata Putri (mBam), yang selalu memberikan motivasi dan perhatian
dan do‟a dalam menggapai cita-cita dan harapan.
7. Teman-teman terbaikku, Ulul Albab angkatan 2006; Syah Sembung Wasiso,
Denta Aditya Episana, Asliawati, Sefta Derina, Endang Setyorini, Novindiah
Kurniawati, Lystiana Masyta Dewi, Lalena Fara Nasita, Erla Yona
vii
Wahyuningsih dan Nency Irma Indriana Sylvia, yang juga turut memberikan
dukungan, bantuan, semangat dan do‟a.
8. Tim Medical United dan Tim Tambusai FC yang telah memberi dukungan.
9. Seluruh teman sejawat angkatan 2006, yang telah berjuang bersama menuntut
ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
10. Mas Catur, Wahid (pak ketu), Sri Warsiti, Okta Indah Mayasari dan Farida
Kumalasari, yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Teman-teman dari Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau Surakarta
(IKPMRS), yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
12. Keluarga, sahabat dan teman-teman yang tidak sempat disebutkan satu
persatu, yang telah membantu penulis selama menyusun skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis
sendiri maupun terhadap mereka yang berminat. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dimasa
mendatang untuk peningkatan karya tulis ini. Dan tak lupa penulis haturkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak.
Surakarta, Januari 2011
Mardiansyah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iii
MOTTO.......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi .................................................................................... 5
1. Definisi ............................................................................... 5
2. Epidemiologi ........................................................................ 5
3. Faktor yang Mempengaruhi Depresi .................................... 6
4. Bentuk Gangguan Depresi ................................................... 6
5. Derajat Depresi ................................................................... 8
B. Merokok ................................................................................. 10
1. Pengertian Perilaku Merokok .............................................. 10
2. Tipe Perilaku Merokok ........................................................ 11
3. Faktor yang Mempenaruhi Merokok .................................... 13
C. Remaja ..................................................................................... 17
D. Hubungan Antara Depresi dengan Merokok ........................... 18
E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 21
F. Hipotesis ................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 23
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 23
D. Kriteria Restriksi ...................................................................... 24
E. Variabel Penelitian ................................................................... 25
F. Definisi Operasional .................................................................. 25
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 25
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26
I. Analisis Data ............................................................................ 27
J. Skema Penelitian ..................................................................... 27
K. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 29
1. Data Umum ......................................................................... 29
2. Analisa Univariat ................................................................. 29
3. Analisa Bivariat ................................................................... 32
B. Pembahasan ............................................................................. 33
1. Depresi ................................................................................. 33
2. Perilaku Merokok ................................................................. 35
3. Hubungan Antara Depresi dengan Perilaku Merokok ........... 36
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 38
B. Saran ......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ........................................ 29
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Skor (BDI) ............................... 29
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Batang Rokok
Tiap Hari ......................................................................................... 30
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Selang Waktu (Frekuensi) ........ 30
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Merokok ......................... 31
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok ..................... 32
Tabel 4.7 Cross Tabulation (Tabulasi Silang) ................................................. 32
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 21
Gambar 2. Skema Penelitian .......................................................................... 27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat ijin penelitian
Lampiran 2. Lembar Persetujuan
Lampiran 3. LMMPI
Lampiran 4. Kuesioner Status Perokok
Lampiran 5. Kuesioner Beck Depression Inventori (BDI)
Lampiran 6. Data Hasil Penelitian
Lampiran 7. Hasil Analisis Data Korelasi rank-Spearman dengan Menggunakan
Program SPSS
xiii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK
PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG
KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR
PROVINSI JAWA TENGAH
Mardiansyah, M. Fanani, Endang Widhiyastuti
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Gangguan depresi adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling
sering terjadi. Gangguan depresi mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki
pada suatu waktu dalam kehidupan. Depresi merupakan gangguan jiwa yang
banyak dialami orang antara umur 15-44 tahun. Semenjak 20 tahun terakhir ini
banyak penelitian tentang depresi pada masa remaja, karena gejala depresi sering
terjadi pada masa remaja akhir, yaitu berupa Anhedonia Pervasive (tidak
merasakan kesenangan atau kepuasan). Perubahan yang terjadi pada remaja
terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini.
Diantaranya adalah perilaku yang mengundang risiko dan berdampak negatif pada
remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada masa remaja misalnya seperti
penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat lainnya. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok
pada remaja laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar. Desain penelitian menggunakan metode penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dengan jumlah 101
responden, teknik sampling dengan simple random sampling. Analisis dengan
menggunakan korelasi Spearman rank pada taraf signifikan 95%. Hasil penelitian
ρ sebesar 0.227, dan p < 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan:
Ada korelasi positif antara antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja
laki-laki di Desa Suruhkalang, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Kata Kunci: depresi, perilaku merokok, remaja
xiv
ABSTRACT
THE CORRELATION DEPRESSION WITH CIGARETTE
BEHAVIORALLY AT ADOLESCENT MEN IN SURUHKALANG
VILLAGE JATEN SUB DISTRICT KARANGANYAR DISTRICT
CENTRAL JAVA PROVINCE
Mardiansyah, M. Fanani, Endang Widhiyastuti
Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
Depressive disorders is one of type trouble of most soul often happened.
Depressive disorders hit about 20% woman and 12% men at one time in life.
Depression represent trouble of soul which is a lot of experienced of people
between age 15-44 year. After 20 last year a lot of research about depression at
teen-age, because symptom of depression often became of the final teen-age, that
is in the form of Anhedonia Pervasive. Change that happened at adolescent there
are possibilities of behavior which can be became a period to this. Behavior
inviting risk and affect negativity at adolescent. Behavior inviting risk at teen-age
for example like alcohol use, cigarette. This research to know the correlation
depression with cigarette behaviorally at adolescent men in Suruhkalang Village
Jaten Sub District Karanganyar District. Desain of Research use method research
of analytic observational with cross sectional approach. Sample size with amount
101 responder, technique sampling using simple random sampling. Analyze using
Spearman rank correlation at level signifikan 95%. Research result: Spearman
rank correlation is 0.227, and p < 0.05 so that Ho refused and Ha accepted.
Conclusion: There is positive correlation depression with cigarette behaviorally at
adolescent men in Suruhkalang Village Jaten Sub District Karanganyar District.
Key Word: Depression, cigarette behaviorally, adolescent
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengertian depresi sudah ada sejak zaman Hipocrates (460-377 SM).
Waktu itu disebut melancholy, yang digambarkan sebagai pengurungan atau
kesedihan. Baru pada tahun 1905 istilah melancholy diganti dengan depresi oleh
Meyer dengan alasan etiologi yang lebih luas. Depresi adalah kata Indonesia
untuk depression, sadness, low spirit (Soetjiningsih, 2007).
Gangguan depresi adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling
sering terjadi. World Health Organization (WHO) tahun 2001 menyatakan bahwa
gangguan depresi berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan
depresi mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu dalam
kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresi
semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia (Depkes,
2007).
Depresi merupakan gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara
umur 15-44 tahun. Diperkirakan pada wanita yang mengalami depresi antara
10%-15% dan pada pria antara 5%-12% (Hawari, 2005). Semenjak 20 tahun
terakhir ini banyak penelitian tentang depresi pada masa remaja, karena gejala
depresi sering terjadi pada masa remaja akhir yaitu berupa Anhedonia Pervasive
(tidak merasakan kesenangan atau kepuasan) (Soetjiningsih, 2007). Dari
perubahan yang terjadi pada remaja terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku
yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang
risiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada
masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat
lainnya (Widianti, 2007).
Jika dilihat dari data-data mengenai keterlibatan remaja dalam berbagai
perilaku negatif, maka kita akan menemukan angka-angka yang mengejutkan dan
mengkhawatirkan. Kelompok Smoking And Health mempekirakan sekitar 6.000
remaja mencoba rokok pertamanya setiap hari dan 3.000 diantaranya menjadi
1
perokok rutin. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan
semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan
meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan
mereka mengalami ketergantungan nikotin (Nasution, 2007).
Pada remaja pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara umur
11-13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum
usia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok di
dunia sebanyak 30% adalah usia remaja (Nasution, 2007). Pada tahun 2008
perilaku merokok telah menurun di Amerika Serikat dari sekitar 42% penduduk
pada tahun 1965 menjadi sekitar 21%. Diperkirakan bahwa sekitar 46 juta orang
saat ini merokok. Sekitar 23% laki-laki dan 18% perempuan adalah perokok di
tahun 2008 (American Cancer Society, 2009). Di Indonesia diperkirakan 50-59%
laki-laki adalah perokok dan pada perempuan mencapai 10%. Di kalangan remaja
kebiasaan merokok sudah demikian mengkhawatirkan, 3-60% remaja (30%
remaja laki-laki dan mencapai 10% remaja perempuan) mengkonsumsi rokok
(Ekawati dkk, 2009).
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,
menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian
nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin
memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif.
Namun nikotin memiliki terapeutic index yang sangat sempit, sehingga rentang
antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah
sempit (Djenkgot, 2010).
Allah SWT berfirman dalam Alqur‟an Surat Al-Kahfi Ayat 103-104, yang
berbunyi:
قل هل بئكن ببلخسزيي أعوبلا
يب وهن يحسبىى أهن يحس عاب الذيي ضل سعيهن في الحيبة الد ىى ص
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya?"(103)
2
"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya"(104)
(Q.S. Al Kahfi).
Semenjak 20 tahun terakhir ini banyak penelitian tantang depresi pada
masa remaja berupa ketidaksenangan atau kepuasan, karena depresi merupakan
masalah kesehatan jiwa yang utama saat ini. Dari perubahan yang terjadi terdapat
kemungkinan perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negatif salah
satunya adalah perilaku merokok. Dari survey penelitian di Desa Suruhkalang
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar terdapat sebagian remaja laki-laki
memiliki perilaku merokok.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui hubungan
antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa
Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
perumusan masalah yang dikemukakan sebagai berikut: Apakah ada hubungan
antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa
Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada
remaja laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat depresi pada remaja di Desa Suruhkalang
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
b. Untuk mengetahui prevalensi perilaku merokok pada remaja di Desa
Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan
antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja.
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan bagi remaja untuk menentukan perlu atau tidaknya
intervensi psikiatri dalam mengatasi perilaku merokok pada remaja.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
1. Definisi
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang
disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan somatik maupun gangguan
psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan
afektif (Soetjiningsih, 2007).
Depresi merupakan suatu gangguan perasaan dengan komponen
psikologik, misalnya rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan,
tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis dan komponen somatik,
misalnya: anorexia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan
nadi menurun sedikit (Maramis, 2005).
Perasaan depresi mempunyai ciri negatif, misalnya selalu murung,
muram, susah, melihat dunia luar dengan kegelapan, kejadian-kejadian di luar
yang menggembirakan tidak membawa perubahan apa-apa pada perasaannya.
Perasaan depresi kerap kali bersumber pada perasaan takut dan tidak tahu
jalan keluarnya (Ahmadi dan Umar, 1992).
2. Epidemiologi
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.
Banyak anggota masyarakat di negara kita yang mengalami depresi hingga
kini semakin banyak jumlahnya. World Health Organization (WHO) tahun
1974 menyatakan 17% pasien-pasien yang berobat ke dokter adalah pasien
dengan gejala depresi, diperkirakan prevalensi depresi pada populasi
masyarakat dunia adalah 3% (Hawari, 2008).
Kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi tergantung dari
kelompok umur. Kejadian depresi makin meningkat dengan bertambahnya
umur anak. Di Amerika didapatkan gejala depresi pada remaja umur 11-13
tahun (remaja awal) lebih ringan secara bermakna dibandingkan dengan gejala
5
depresi pada umur 14-16 tahun (remaja menengah) dan umur 17-18 tahun
(remaja akhir). Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan depresi berat
0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8% dan gangguan bipolar 1%. Sekitar 40-
70% komorbiditas dengan gangguan jiwa lain (penyimpangan perilaku,
penyalah gunaan obat, penyimpangan seksual, gangguan pemutusan perhatian
dan hiperaktif, anxietas, anoreksi nervosa, masalah sekolah) (Soetjiningsih,
2007).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi
Penyebab depresi yang sesungguhnya tidak diketahui, namun telah
ditemukan sejumlah faktor lain yang mungkin mempengaruhinya (Wilkinson,
1995). Ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara
lain fakor genetik, lingkungan dan neurobiologi (Wibisono, 2006).
Depresi dapat dipicu oleh kemalangan atau musibah atau kejadian
stres, namun kerentanan depresi ini berbeda-beda. Umumnya ada diatese
familial (diatesis keluarga) terhadap sebagian besar penyakit depresi, namun
terutama bagi gangguan afektif unipolar (Lumbantobing, 2004).
Rebecca (2010) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan atau memperburuk depresi yang secara umum dibagi menjadi
dua kelompok, antara lain:
a. Faktor biologis
1) Diturunkan dari orang tua.
2) Berkurangnya kadar Neurotransmiter dalam otak.
b. Faktor lingkungan
1) Pengalaman hidup trauma.
2) Terbiasa berpikir negatif lewat hubungan dengan orang tua, guru
dan teman.
3) Penyalahgunaan obat atau alkohol.
4) Perubahan hormon.
6
4. Bentuk Gangguan Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan
yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah
hidup, tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau
berdosa, tidak berguna dan putus asa (Yosep, 2010).
Gejala depresi berbeda-beda tergantung pada yang bersangkutan.
Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia
merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari (Murni, 2009).
Menurut Soetjiningsih depresi yang nyata mempunyai trias gejala
yaitu:
a. Tertekannya perasaan
Tertekannya perasaan dapat dirasakan oleh penderita,
dilaporkan secara verbal, dapat pula diekspresikan dalam roman
muka yang sedih tidak mengindahkan dirinya, mudah menangis
dan sebagainya.
b. Kesulitan berpikir
Kesulitan berpikir nampak dalam reaksi verbalnya yang
lambat, sedikit sekali bicara dan penderita menyatakan dengan
tegas bahwa proses berpikirnya menjadi sangat lambat.
c. Kelambatan psikomotor
Kelambatan psikomotor merupakan gejala yang dapat
dinilai secara obyektif oleh pengamat dan juga dirasakan oleh
penderita (Soetjiningsih, 2007).
Menurut Diagnostik Statistical Manual (DSM-IV-TR) (Susilowati,
2008), ada beberapa gejala depresi pada remaja, yaitu:
a. Kehilangan minat dan kegembiraan pada hampir semua aktivitas
dan hal ini hampir terjadi setiap hari.
b. Berat badan mengalami penurunan drastis, padahal tidak sedang
melalukan diet. Atau justru mengalami peningkatan berat badan
lebih dari 5% dalam satu bulan. Atau mengalami penurunan atau
justru peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.
7
c. Mengalami insomnia (kesulitan tidur) atau hipersomnia (suka tidur
atau lebih banyak tidur) hampir setiap hari.
d. Mengalami penurunan minat dalam melakukan aktivitas yang
terjadi hampir setiap hari dan kehilangan energi hampir setiap hari.
e. Merasa dirinya tidak berharga atau merasa bersalah yang
berlebihan.
f. Kehilangan kemampuan untuk berpikir dan berkonsentrasi.
g. Munculnya perasaan sedih hampir setiap hari.
h. Munculnya pikiran-pikiran tentang kematian, ide bunuh diri yang
berulang tanpa rencana, atau adanya usaha percobaan bunuh diri,
atau adanya rencana spesifik untuk bunuh diri.
Berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di
Indonesia edisi III (PPDGJ III), gejala depresi terdiri dari:
a. Gejala utama:
1) Suasana perasaan yang depresi/sedih atau murung
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.
b. Gejala tambahan:
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang perasaan bersalah dan tak berguna
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik
5) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh
diri
6) Gangguan tidur
7) Nafsu makan berkurang.
5. Derajat Depresi
Dilaporkan kejadian gangguan depresi pada remaja bervariasi
tergantung dari kelompok umur dalam suatu penelitian. Makin meningkat
8
angka kejadian depresi dengan bertambahnya umur anak. Contoh, insiden
depresi rendah pada umur 10 sampai 14 tahun dan tinggi pada umur 18 sampai
umur 24 tahun (Soetjiningsih, 2007).
Berdasarkan PPDGJ III dapat dikategorikan derajat depresi dengan
pedoman diagnostik sebagai berikut:
a. Depresi ringan
1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lain.
3) Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.
4) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya
sekitar 2 minggu.
5) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukan.
b. Depresi sedang
1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti pada episode depresi ringan.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala
lain.
3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2
minggu.
4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
c. Depresi berat tanpa gejala psikotik
1) semua 3 gejala utama depresi harus ada.
2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan
beberapa diantaranya harus berorientasi berat.
3) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau
atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci.
4) Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresi berat dapat dibenarkan.
9
5) Episode depresi berat biasanya harus berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan
beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.
6) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan ataupun urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
d. Depresi berat dengan gejala psikotik.
1) episode depresi berat tanpa gejala psikotik yang memenuhi
kriteria.
2) Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham
biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa tanggung
jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran
atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.
3) Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi atau tidak serasi dengan efek (mood-congruent)
(Maslim, 2001).
Depresi berat dapat menyulitkan untuk melakukan komunikasi karena
mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang
perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu (Saifuddin, 2002).
B. Merokok
1. Pengertian Perilaku Merokok
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam
tubuh dan menghembuskan kembali keluar (Nasution, 2007). Pecandu rokok
adalah merokok 40 batang sehari dan telah menunjukan kebiasaan rutin, dan
dikatakan perokok tetap jika dalam sehari merokok 1 sampai 40 batang
rokok (Target, 1995). Sedangkan menurut Soetjiningsih, 2007 merokok
10
merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si
perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya.
Seseorang yang mempunyai perilaku merokok sedikitnya satu batang
setiap hari selama sekurang-kurangnya satu tahun (Prasetya, 1999).
Sedangkan Menurut Mu‟tadin (Ellizabet, 2010), jika ditinjau dari banyaknya
jumlah rokok yang diisap setiap hari antara lain:
a. Perokok sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari
31 batang rokok tiap hari dengan selang waktu merokok lima menit
setelah bangun tidur pada pagi hari.
b. Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21 sampai 30
batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-
30 menit setelah bangun tidur pada pagi hari.
c. Perokok sedang adalah perokok yang menghabiskan 11 sampai 20
batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok 31-60
menit setelah bangun tidur pada pagi hari.
d. Perokok ringan adalah perokok yang menghabiskan sekitar 10
batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok lebih dari
60 menit setelah bangun tidur pada pagi hari.
2. Tipe Perilaku Merokok
Menurut Silvan (Ellizabet, 2010), ada 4 tipe perilaku merokok
berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah:
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang mengalami peningkatan rasa yang positif.
Terdapat 3 sub tipe ini yaitu:
1) Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya
merokok setelah minum kopi atau makan.
2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedar untuk menyenangkan perasaan.
11
3) Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.
Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa
dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya
dibutuhkan waktu beberapa menit saja atau perokok lebih
senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-
jarinya sebelum ia menyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak
orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan
negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap
sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan
tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih
tidak enak.
c. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi akan
menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek
dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan
pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun,
karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya.
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah
menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini
merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan
api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat
digolongkan atas (Ellizabet, 2010):
12
a. Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik:
1) Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol
mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih
menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di
smoking area.
2) Kelompok yang heterogen (Merokok ditengah orang-orang lain
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).
Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong
sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak
mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang
sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar "racun"
kepada orang lain yang tidak bersalah.
b. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:
1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih
tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan
kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh
dengan rasa gelisah yang mencekam.
2) Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang
yang suka berfantasi.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Seperti pengguna zat (substances) lainnya, terdapat beberapa faktor
risiko bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok. Faktor-faktor tersebut
antara lain faktor psikologik, faktor biologik, dan faktor lingkungan serta
regulasi atau peraturan penjualan rokok (Soetjiningsih, 2007):
a. Faktor Psikologik
Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka
tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan
teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat atau santai dan
kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat
ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, dan sifat suka
13
menentang, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi
mulainya merokok. Sedangkan faktor risiko lainnya adalah rasa
rendah diri, hubungan satu sama lain yang kurang baik, kurang
mampu mengatasi stres, putus sekolah, sosial ekonomi yang
rendah, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, serta tahun-
tahun transisi antara sekolah dasar dan sekolah menengah (usia 11-
16 tahun).
b. Faktor Biologik
Faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan
kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari
nikotin. Sebagai contoh, beberapa orang dewasa perokok
melaporkan bahwa merokok dapat memperbaiki konsentrasi. Telah
dibuktikan bahwa deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan
kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka
diberi nikotin atau rokok. Studi-studi yang dilakukan dengan
dewasa perokok dan bukan perokok memperlihatkan bahwa
nikotin dapat meningkatkan finger-tapping rate, respon motorik
dalam tes fokus perhatian, perhatian terus-menerus dan pengenalan
memori. Pada remaja efek nikotin dalam meningkatkan
penampilan tidak diketahui, dengan demikian tidak jelas apakah
nikotin memegang peranan penting dalam memulai atau
mempertahankan merokok pada remaja.
c. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan
tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman
sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada
reklame tembakau di media. Orang tua memegang peranan
terpenting. Dari remaja yang merokok, didapatkan 75% salah satu
atau kedua orang tuanya merokok.
14
d. Faktor Regulasi
Peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang tinggi, akan
menurunkan pembelian dan konsumsi. Pembatasan fasilitas untuk
merokok, dengan menetapkan ruang atau daerah bebas rokok,
diharapkan mengurangi konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat
peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun
telah dilakukan usaha-usaha untuk mencegahnya.
Pada dasarnya dalam Agama Islam mengenal 5 hukum yang berlaku,
yaitu: wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Wajib artinya suatu perkara
yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat
dosa. Sunah artinya suatu perkara yang apabila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Mubah artinya suatu perkara yang
apabila dikerjakan tidak mendapat pahala dan tidak berdosa. Makruh artinya
suatu perkara yang apabila dikerjakan tidak berdosa dan apabila ditinggalkan
mendapat pahala, seperti makan petai, bawang mentah dan sebagainya. Haram
artinya suatu perkara yang apabila ditinggalkan mendapat pahala dan jika
dikerjakan mendapat dosa (Rifa‟i, 2008).
Di dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 195, di jelaskan yang artinya berbunyi:
“Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dalam kebinasaan.”
Merokok adalah menyengajakan menghisap asap rokok, padahal asap
rokok tersebut mengandung nikotin dan tar yang bersifat membahayakan
kesehatan. Jika dikaitkan dengan ayat ini, maka orang yang menghisap rokok
termasuk menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan (Istiqomah, 2003).
Sedangkan di dalam Q.S An-Nisa Ayat 29, di jelaskan yang artinya
berbunyi: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya
Allah Maha Penyayang kepadamu.”
Hasil penelitian medis, merokok sangat merugikan kesehatan, bahkan
bisa menyebabkan kematian. Menghisap rokok secara teratur atau rutin, sama
artinya dengan menumpuk-numpuk nikotin dan tar yang dapat merusak
kesehatan. Jika dikaitkan dengan ayat ini, maka merokok termasuk bunuh diri
secara berlahan-lahan (Istiqomah, 2003).
15
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain
(Mu‟tadin, 2002):
a. Pengaruh Orang Tua
Menurut Baer dan Corado, remaja perokok adalah yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman
fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding
anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang
menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan
tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan
rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang
permisif dengan penekanan dan yang paling kuat pengaruhnya
adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai
perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk
mencontohnya.
b. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya
adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja
tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya
mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat
87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
c. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa gangguan fisik atau jiwa, membebaskan
diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat
16
prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial.
d. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau
glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
C. Remaja
Masa remaja atau masa Adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan
(Narendra, 2002).
Di dalam data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi
yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO sekitar seperlima dari penduduk
dunia adalah remaja yang berumur 10-19 tahun. Di Amerika Serikat (1990)
menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia
Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia seperlimanya
merupakan remaja umur 10-19 tahun. Sedangkan di Indonesia menurut Biro Pusat
Statistik (BPS) 1999 kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri
dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2007).
Masa remaja dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Masa remaja awal (Early Adolescence) dengan batas umur 10-14
tahun.
2. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) dengan batasan umur
15-16 tahun.
3. Masa remaja lanjut (Late Adolescence) dengan batasan umur 17-20
tahun (Narendra, 2002).
Sesuai perkembangannya, seorang remaja normal mempunyai
kecendrungan untuk depresi, maka penelitian-penelitian semenjak 20 tahun
17
terakhir ini banyak meneliti tentang depresi pada masa remaja, karena gejala
depresi yang sering terjadi pada masa remaja akhir yaitu berupa anhedonia
pervasive (tidak merasakan kesenangan atau kepuasan) (Soetjiningsih, 2007). Dari
perubahan yang terjadi pada remaja terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku
yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang
risiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang risiko pada
masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau (merokok) dan zat
lainnya (Widianti, 2007).
Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah
masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Menurur Erikson (Amelia,
2009) mengatakan bahwa remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa
perkembangannya yaitu masa ketika mereka mencari jati dirinya. Jika diuraikan
menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun.
Jadi remaja merupakan anak tanggung karena remaja sudah tidak lagi
anak-anak tetapi juga belum bisa disebut sebagai orang dewasa. Pada usia ini
remaja mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja juga
disebut sebagai generasi muda penerus bangsa. Potensi remaja sangat penting bagi
kelangsungan hidup suatu bangsa. Remaja adalah calon pemimpin, penerus dan
pengelola bangsa. Jika remaja sudah tidak peduli dengan masa depannya maka
negara bisa hancur.
D. Hubungan antara Depresi dengan Perilaku Merokok
Kelompok Smoking And Health mempekirakan sekitar 6.000 remaja
mencoba rokok pertamanya setiap hari dan 3.000 diantaranya menjadi perokok
rutin. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin
meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan
meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan
mereka mengalami ketergantungan nikotin (Nasution, 2007).
Tingginya angka konsumsi rokok dan kecenderungan yang akan terus
meningkat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kesulitan perokok untuk
lepas dari kebiasaan merokok, sebagian orang mengatakan bahwa merokok
18
dianggap sebagai suatu kebiasaan, namun kenyataannya merokok bukan sekedar
kebiasaan, sebab rokok mengandung unsur-unsur seperti nikotin yang dapat
membuat orang kecanduan dan ingin merokok lebih banyak lagi.
Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian
membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok
akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok
akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan
rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem
adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.
Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus
keinginan mencari rokok lagi. inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit
meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia
berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang (Mu‟tadin,
2002).
Pada orang dewasa maupun remaja, merokok secara statistik berhubungan
dengan depresi. Anak-anak umur belasan dengan gangguan ini secara bermakna
lebih mungkin memulai merokok daripada teman sebayanya tanpa gangguan ini.
(Soetjiningsih, 2007).
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup.
Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181
responden, disimpulkan bahwa responden yang memiliki ketergantungan nikotin
memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden
perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui
pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu
pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal (gila) yang berobat
rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizofrenia yang berobat jalan. Banyak
penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu
hubungan, yaitu depresi menyebabkan seseorang merokok (Djenkgot, 2010).
Studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi antara merokok
dengan gangguan psikiatrik seperti depresi dan penyalahgunaan zat-zat tertentu.
Pada remaja didapatkan asosiasi antara merokok dengan depresi. Gejala depresi
19
lebih sering pada remaja perokok daripada bukan perokok. Merokok berhubungan
dengan meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan zat-zat
tertentu. Remaja yang memperlihatkan gejala depresi mempunyai risiko yang
lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang asimtomatik.
(Soetjiningsih, 2007).
20
E. Kerangka Pemikiran
21
Remaja
Ciri-ciri masa remaja:
1. Masa remaja sebagai periode perubahan/peralihan.
2. Masa remaja sebagai masa mencari jati diri.
3. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Faktor yang mempengaruhi depresi:
1. Genetik
2. Lingkungan
3. Neurologi
4. Ekonomi
5. Tujuan yang tidak tercapai
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
merokok:
1. Psikologis
2. Biologis
3. Lingkungan
4. Regulasi
5. Pengaruh orang tua
6. Pengaruh teman
7. Kepribadian
8. Iklan
Depresi
Merokok
Tidak merokok
Sikap teguh terhadap akibat
dari rokok
F. Hipotesis
Ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-
laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode penelitian observasional analitik yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk mencari hubungan antara dua variabel.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan dan laporan
(Notoatmodjo, 2005: 138).
Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode cross sectional yaitu suatu penelitian di mana variabel-variabel yang
termasuk faktor risiko dan variabel-variabel efek diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005: 148).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki yang tinggal di
Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada Desember
2010 sebanyak 259 jiwa.
23
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006).
Jumlah sampel dihitung berdasarkan jumlah populasi, untuk populasi
kecil (≤ 100) dianjurkan untuk diambil semua, sedangkan untuk populasi <
1000 sampel dengan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2003):
15765.1
259
(0.05) 5921
259
N(e)1
Nn
22
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat ketepatan (presisi) 5% (0.05)
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 157
responden.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple
random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan melakukan
pengacakan secara sederhana.
D. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria Inklusi
dari penelitian ini adalah:
a. Jenis kelamin laki-laki.
b. Remaja usia 15-20 tahun (Narendra, 2002).
c. Perokok.
2. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Tidak bersedia menjadi responden.
24
b. Tidak bisa membaca dan menulis.
c. Hasil skor L-MMPI>10.
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel independen disebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi
sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen
(variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
depresi, dan variabel dependen adalah perilaku merokok.
F. Definisi Operasional
1. Depresi
Tingkat depresi diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventori
(BDI). Skala pengukurannya berupa skala nominal.
2. Perokok
Seseorang yang mempunyai perilaku merokok sedikitnya satu batang
tiap hari selama sekurang-kurangnya satu tahun (Prasetya, 1999).
Berdasarkan banyaknya jumlah rokok yang diisap setiap hari maka diukur
dengan kuesioner status prokok. Skala pengukurannya berupa skala ordinal.
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang berisi pertanyaan
yang harus diisi oleh responden.
1. Kuesioner Status perokok
Kuesioner ini berisi pertanyaan data responden tentang
merokok yaitu apakah responden merokok, berapa jumlah batang
rokok yang dihabiskan dalam sehari, sudah berapa lama merokok dan
selang waktu merokok setelah bangun tidur pagi hari. Kuesioner ini
bertujuan untuk mengetahui status responden apakah perokok ringan,
sedang, berat, sangat berat, atau non perokok (Surveymonkey, 2010).
25
2. Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (LMMPI)
Skala L-MMPI merupakan skala untuk menilai kejujuran dalam
menjawab instrument yang diberikan. Berisi 15 butir pernyataan. Bila
jawaban “tidak” lebih dari atau sama dengan 10 pernyataan maka
responden dinyatakan invalid dan dikeluarkan dari sampel penelitian
(Iskandar, 1984).
3. Beck Depression Inventori (BDI)
Pada pengukuran tingkat depresi remaja, peneliti menggunakan
kuesioner untuk menganalisa data-data tentang tingkat depresi remaja
yaitu dengan Beck Depression Inventori (BDI). BDI sebagai alat ukur
tingkat depresi.
Pengisian BDI membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit, diisi
sendiri oleh responden (Tomb, 2003). Jika responden memilih lebih
dari satu pertanyaan dalam kelompok apapun, nilai yang lebih tinggi
yang dicatat; jika perasaannya terletak diantara dua alternatif, salah
satu yang terdekat yang dinilai. Nilai yang kurang dari 10
mengindikasikan tidak adanya atau minimalnya depresi, 10-18
mengindikasikan depresi ringan sampai sedang, 19-29
mengindikasikan depresi sedang sampai berat, dan nilai diatas 30
menunjukkan depresi yang berat (Beck, 1996).
H. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner yang disebarkan langsung pada responden tanpa diwakilkan.
Pengambilan data dilakukan dengan cara menemui langsung responden
sambil mengedarkan kuesioner status perokok, L-MMPI, BDI. Data yang
diperoleh nantinya diseleksi berdasarkan L-MMPI, yaitu bila responden
menjawab tidak dalam skala L-MMPI lebih dari 10 dianggap gugur, sehingga
tidak diikutkan dalam analisa data lebih lanjut. Kemudian dengan bantuan
kuesioner BDI untuk menentukan tingkat depresi.
26
I. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan pengolahan data setelah data terkumpul yang
selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan. Analisis data dilakukan untuk tujuan
menjawab hipotesis penelitian. Maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan
variabel penelitian.
Setelah dilakukan pencuplikan dengan metode simple random sampling,
dengan cara penyebaran kuesioner maka akan diperoleh data yang akan
dilanjutkan dengan uji Korelasi rank-Spearman. Seluruh data yang diperoleh
diolah dengan menggunakan program SPSS 15.
J. Skema Penelitian
Skema 2. Skema Penelitian.
BDI
Analisis Data
(rank-Spearman)
Populasi
L-MMPI
Kuesioner status perokok
Skor >10 Skor ≤ 10
Non Perokok Perokok
27
K. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Jul„10 Ags„10 Sept‟10 Okt‟10 Nov‟10 Des‟10 Jan‟11
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan Proposal
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
Ujian Skripsi
Perbaikan Skripsi
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 157 responden yang telah sesuai dengan
kriteria inklusi yang telah ditetapkan sampel penelitian sebanyak 101, karena dari
157 responden 20 responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan berdasarkan
skor test Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (LMMPI) dan 36
responden menyatakan tidak merokok. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Data Umum
a. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Frekuensi Persen (%)
1. 15 tahun 0 0
2. 16 tahun 4 4.0
3. 17 tahun 11 10.9
4. 18 tahun 18 17.8
5. 19 tahun 43 42.6
6. 20 tahun 25 24.8
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan responden kebanyakan
dengan umur 19 tahun, yaitu sebanyak 43 (42.6%).
2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari tiap variabel yang diteliti, yaitu meliputi derajat depresi
dan perilaku merokok.
a. Depresi
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Skor Beck
Depression Inventori (BDI)
No Skor Kategori Persen (%)
1. Tidak depresi (minimal depresi) 76 75.2
2. Depresi ringan sampai sedang 25 24.8
Total 101 100
29
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden tidak mengalami depresi atau depresi
minimal, yaitu sebanyak 76 responden (75.2%).
b. Perilaku Merokok
1) Jumlah Rokok yang Dihabiskan Per Hari
Distribusi responden berdasarkan jumlah rokok yang
dihabiskan setiap hari sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Batang Rokok Tiap Hari
No. Jumlah Frekuensi Persen (%)
1. ≤ 10 batang 34 33.7
2. 11- 20 batang 64 63.4
3. 21-30 batang 3 3.0
4. > 31 batang 0 0
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan responden
kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan rokok sebanyak 11-20
batang, yaitu sebanyak 64 responden (63.4%).
2) Selang Waktu Merokok
Distribusi responden berdasarkan selang waktu
merokok setiap hari sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Selang
Waktu (frekuensi)
No. Selang waktu Frekuensi Persen (%)
1. > 60 menit 34 33.7
2. 31-60 menit 64 63.4
3. 6-30 menit 3 3.0
4. 5 menit 0 0
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan responden
kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan merokok dengan
selang waktu 31-60 menit, yaitu sebanyak 64 responden
(63.4%).
30
3) Lama Merokok
Distibusi responden berdasarkan lama waktu merokok
dihitung sejak pertamakali merokok sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama
Merokok
No. Lama (tahun) Frekuensi Persen (%)
1. < 1 tahun 46 45.5
2. 1-2 tahun 42 41.6
3. 2-3 tahun 13 12.9
4. > 3 tahun 0 0
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan kebanyakan
responden telah merokok dengan lama rata-rata < 1 tahun,
yaitu sebanyak 46 responden (45.5%).
4) Perilaku Merokok
Perilaku merokok berdasarkan pada jumlah dan selang
waktu merokok, dengan kategori sebagai berikut: perokok
sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari 31
batang rokok tiap hari dengan selang waktu merokok vlima
menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok berat
adalah perokok yang menghabiskan 21 sampai 30 batang
rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30
menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok sedang
adalah perokok yang menghabiskan 11 sampai 20 batang
rokok setiap hari dengan selang waktu merokok 31-60 menit
setelah bangun tidur pada pagi hari. Perokok ringan adalah
perokok yang menghabiskan sekitar 10 batang rokok setiap
hari dengan selang waktu merokok lebih dari 60 menit setelah
bangun tidur pada pagi hari:
31
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Merokok
No. Perilaku Merokok Frekuensi Persen (%)
1. Perokok ringan 34 33.7
2. Perokok sedang 64 63.4
3. Perokok Berat 3 3.0
4. Perokok Sangat Berat 0 0
Total 101 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan responden
kebanyakan adalah perokok sedang, yaitu sebanyak
64 responden (63.4%).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa
Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar:
Tabel 4.7 Cross Tabulation (Tabulasi Silang) Hubungan antara
Depresi dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-Laki
Di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar.
Perilaku
Depresi
Perokok
ringan
Perokok
sedang
Perokok
berat Total
Frek % Frek % Ferk % Frek %
Tidak depresi 29 28.7 47 46.5 0 0 76 75.2
Depresi ringan 5 5.0 17 16.8 3 3.0 25 24.8
Jumlah 34 33.7 64 63.4 3 3.0 101 100
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui hubungan antara
depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa
Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar:
a. Responden dengan yang tidak mengalami depresi (depresi
minimal) sebanyak 76 responden, dengan 29 perokok ringan dan 47
perokok sedang.
32
b. Responden dengan yang mengalami depresi ringan sebanyak
25 responden, dengan 5 perokok ringan, 17 perokok sedang, dan 3
responden perokok berat.
Uji hipotesis menggunakan Spearman rank ( ) dengan hasil ρ
sebesar 0.227 dengan p sebesar 0.022, karena p (0.022) < 0.05, maka
dapat diambil kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain
ada hubungan antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja
laki-laki di Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar. Adapun kekuatan hubungan antara variabel tersebut
adalah rendah.
B. Pembahasan
1. Depresi
Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan 76 responden
(75.2%) tidak mengalami depresi atau depresi minimal dan 25
responden (24.8%) mengalami depresi ringan. Depresi merupakan
gangguan jiwa yang banyak dialami orang antara umur 15-44 tahun.
Diperkirakan pada wanita yang mengalami depresi antara 10%-15%
dan pada pria antara 5%-12% (Hawari, 2005). World Health
Organization (WHO) tahun 2001menyatakan bahwa gangguan depresi
berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Gangguan depresi
mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu
dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita
gangguan depresi semakin meningkat dan akan menempati urutan
kedua penyakit di dunia. Menurut Depkes (2007), pada dasarnya inti
dari gangguan depresi adalah kehilangan obyek cinta misalnya
kematian anggota keluarga atau orang yang sangat dicintai, kehilangan
pekerjaan, kesulitan keuangan, terkucil dari pergaulan sosial, kondisi
fisik yang tidak sempurna.
Menurut Susilowati (2008), penyebab depresi pada remaja
kebanyakan disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis, perceraian
33
keluarga, faktor dari anak misalnya permasalahan cinta, sekolah,
pengaruh lingkungan, dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata remaja tidak mengalami
depresi, hanya sebagian kecil yang mengalami depresi, itupun hanya
depresi ringan. Daerah wilayah penelitian merupakan daerah pedesaan
sehingga permasalahan-permasalahan sosial seperti kejahatan dan
kenakalan remaja prosentasenya masih sedikit dan adanya organisasi-
organisasi pemuda.
Menurut Arjdana (2004), di pedesaan kemungkinan depresi
disebabkan salah asuh di rumah. Anak yang mendapat perlakukan tidak
mengenakan dari orangtua cenderung mudah marah dan tidak puas.
Tapi anak tidak tahu cara pelampiasannya sehingga mereka
melampiaskan ke dirinya sendiri. Penyebab selanjutnya adalah
permasalahan di sekolah maupun lingkungan pergaulan lainnya, anak-
anak juga bisa mengalami berbagai kekecewaan misalnya anak sebaya
dia umumnya sudah bisa melakukan sesuatu. Kalau ternyata anak tidak
bisa, maka ia akan diejek oleh teman-temannya. Hal ini akan membuat
dia kesal dengan dirinya sendiri. Dia akan bertanya-tanya kenapa tidak
bisa melakukan seperti yang orang lain lakukan. Akibatnya si anak
menjadi tidak percaya diri dan akhirnya depresi.
Menurut Susilowati (2008), depresi dapat mengakibatkan
dampak yang merugikan bagi si penderita seperti terganggunya fungsi
sosial, fungsi pekerjaan, mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi,
mengalami ketidakberdayaan yang dipelajari, bahkan hingga tindakan
bunuh diri yang menyebabkan kematian. Remaja hanya mengurung diri
di kamar, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya semangat hidup,
hilangnya kreativitas, antusiasme dan optimisme. Dia tidak mau bicara
dengan orang-orang, tidak berani berjumpa dengan orang-orang,
berpikir yang negatif tentang diri sendiri dan tentang orang lain, hingga
hidup terasa sangat berat dan melihat masalah lebih besar dari dirinya.
Remaja jadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan,
34
tidak ada yang bisa memahami dirinya, dan sebagainya. Remaja bisa
berperilaku negatif seperti merokok, minum-minuman keras
(beralkohol), dan kenakalan remaja lainnya.
2. Perilaku Merokok
Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan responden
kebanyakan dalam 1 hari menghabiskan rokok sebanyak 11-20 batang,
yaitu sebanyak 64 responden (63.4%) dengan rentang waktu merokok
rata-rata 31-60 menit tiap hari setelah bangun tidur pada pagi hari. Hasil
ini menunjukkan responden kebanyakan adalah perokok sedang, yaitu
sebanyak 64 responden (63.4%).
Perilaku merokok pada remaja menurut Widianti (2007)
disebabkan oleh beberapa motivasi antara lain: mendapat pengakuan
(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (relieving
beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
(permissive beliefs/ fasilitative). Hal ini sejalan dengan kegiatan
merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain
terikat dengan kelompoknya. Hasil serupa juga diungkapkan penelitian
Dewa Alit, dkk (2008) menyatakan bahwa kebanyakan remaja merokok
disebabkan karena ingin mendapatkan pengakuan dan hanya sedikit
yang menyatakan untuk menghilangkan kekecewaan (depresi).
Sedangkan Ellizabet (2010) menyatakan bahwa banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila
ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar
dari perasaan yang lebih tidak enak.
35
3. Hubungan antara Depresi dengan Perilaku Merokok pada Remaja
Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukkan responden dengan
yang tidak mengalami depresi (depresi minimal) sebanyak 76
responden, dengan 29 perokok ringan dan 47 perokok sedang.
Sedangkan responden dengan yang mengalami depresi ringan sebanyak
25 responden, dengan 5 perokok ringan, 17 perokok sedang, dan 3
perokok berat. Hasil menunjukkan bahwa remaja yang mengalami
depresi lebih berpeluang untuk menjadi perokok dengan kategori
semakin berat, dibandingkan dengan remaja yang tidak mengalami
depresi atau depresi minimal. Menurut Soetjiningsih (2007) hasil
penelitian di Amerika Serikat depresi pada remaja dapat menyebabkan
penyimpangan perilaku seperti penyalahgunaan obat, penyimpangan
seksual, merokok, dan sebagainya. Kebanyakan hal ini terjadi karena
mereka butuh media untuk menghilangkan kekecewaan (relieving
beliefs).
Menurut Widianti (2007), orang mencoba untuk merokok
karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa gangguan
fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan
(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor
tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya korelasi antara depresi
dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Suruhkalang
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar yang ditunjukkan dari hasil
korelasi Spearman rank dengan p < 0.05. Hasil uji statistik
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang rendah antara kedua
variabel. Korelasi yang rendah pada penelitian ini kemungkinan di
sebabkan karena tidak seluruh responden yang depresi akan
mengalihkan pelarian ke rokok, namun ke hal-hal lain seperti minum
36
alkohol, kenakalan remaja dan sebagainya, hal ini diperkuat oleh
Soetjiningsih (2007). Hal ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian
Amelia (2009) yang menyebutkan salah satu penyebab merokok pada
remaja adalah depresi yang disebabkan kurangnya perhatian orang tua,
perceraian, perlakukan kasar, serta masalah-masalah sosial lainnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dalam penelitian ini
masih ada keterbatasan-keterbatasan yang penulis sadari, antara lain: faktor-faktor
lain yang berpengaruh depresi dan perilaku merokok yang tidak semuanya bisa
diteliti dalam penelitian.
Keterbatasan lainnya adalah wilayah lokasi penelitian yang belum
menggambarkan gambaran tiap-tiap karakteristik wilayah, yaitu wilayah desa,
wilayah transisi perkotaan dan pedesaan, dan wilayah perkotaan.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasar hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan ada korelasi
(hubungan) antara depresi dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di
Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
2. Ada korelasi (hubungan) positif antara depresi dengan perilaku merokok, hal
ini ditunjukkan pada remaja dengan depresi ringan sampai sedang
menunjukkan kecenderungan menjadi perokok berat.
B. Saran
1. Depresi dapat mengakibatkan remaja berperilaku negatif, seperti:
mengoksumsi zat addictive (termasuk merokok), salah satu cara mengatasinya
adalah bimbingan atau perhatian dari keluarga, serta penyadaran melalui
lembaga-lembaga yang terkait (sekolah, dinas kesehatan, lembaga sosial
masyarakat dan sebagainya).
2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya, dari hasil penelitian ini dapat sebagai
gambaran awal untuk penelitian dengan tema yang sama, hendaknya
mempertimbangkan dengan seksama variabel-variabel lain yang
mempengaruhi depresi dan kebiasaan merokok. Sehingga hasil penelitian
selanjutnya diharapkan lebih dapat menjelaskan faktor pengaruhnya atau
kontribusinya paling kuat terhadap depresi dan kebiasaan merokok pada
remaja.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Umar., 1992. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu. Hal: 68.
Al-Quran, Surat Al-Kahfi Ayat 103-104.
American Cancer Society. 2005. Prevention and Early Detection.
http://www.cancer.org/docroot/ped/content/ped_10_2x_questions_about_s
moking_tobacco_and_health.asp (19 Juni 2010).
Ardjana, I Gusti AE. 2004. Depresi pada Remaja dalam Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineke Cipta.
Beck, A. T, Steer, R. A., Ranieri, W. 1996. “Comparison of Beck Depression
Inventories-IA and –II in Psychiatrics Outpatients”, Journal of Personality
Asessment 67 (3); 588-97.
Depkes. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif.
http://tunggulpharmacist.files.wordpress.com/2010/03/pharmaceutical-
care-untuk-pasien-depresi.pdf. (29 Mei 2010).
Djenkgot. 2010. Bikin Hidup Lebih Hidup. http://isi.stiki.ac.id/index.php?option=
com_content&task=view&id=302&Itemid=61 (08 Juli 2010).
Ekawati, dkk. 2009. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap
Rokok. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ekawati080102009.pdf (24 April
2010).
Ellizabet, L. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta: Garailmu.
Hawari,D. 2005. Dimensi Realigi Dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta:
FK UI. Hal: 122.
. 2008. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI
Iskandar, Yul. 1984. Stres, Anxietas dan Penampilan. Ed 1. Jakarta: Yayasan
Dharma Graha.
Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok. Yogyakarta:
Seti-Aji. Hal: 42-46.
Lumbantobing, SM. 2004, Neurogeriatri. Jakarta: FKUI. Hal: 167.
39
Maramis, F.W. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Cetakan 9). Surabaya:
Airlangga University Press.
Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
Jakarta: FK Uika Atma Jaya. Hal: 60-63.
Murni, Suzana. 2009. Depresi. http://spiritia.or.id/li/pdf/LI558.pdf . Hal: 558 (16
Juni 2010).
Murti, Bhisma. 1996. Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik dalam Ilmu-
ilmu Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mu‟tadin. 2002. Rokok dan Remaja. http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.
htm (08 Juli 2010).
Narendra, M.B, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto. Hal: 138.
Nasution, IK. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. http://library.usu.ac.
id/download/fk/132316815.pdf (16 Juni 2010).
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Hal: 78
Prasetya, HA. 1999. Korelasi Antara Derajat Beratnya Merokok Di Antara Ko
Asisten Fakultas Kedokteran UNS Surakarta. Skripsi (Tidak diterbitkan).
Fakultas Kedokteran: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rebecca & Young, A. 2010. Mengenali, Mengatasi dan mengantisipasi Depresi.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal: 21-22.
Rifa‟i, M., 2008. Risalah tuntunan shalat lengkap. Semarang: Karya Toha Putra.
Hal: 9-10.
Saifuddin, Bari Abdul. 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal: 330.
Soetjiningsih., 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Susilowati, Pudji. 2008. Waspadai Depresi pada Remaja. http://www.e-psikologi.
com/epsi/asp?id=481 (08 Juli 2010).
40
Sugiyono, DR. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surveymonkey. 2010. Smoking Behavior Questionnaire. https://www.
surveymonkey.com/s.aspx?sm=PQfzLfBvcf7nIO3pl9gh%2fg%3d%3d (20
November 2010).
Target, G. 1995. Cara Berhenti Merokok. Jakarta: Arcan.
Wibisono, Sasanto. 2006, Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi.
http://www.dexa-medica.com/images/publication_upload07041697739
50011 76746090DM_Juli-Sept2006.pdf (16 juni 2010).
Widianti, Efri. 2007. Remaja dan Permasalahannya: Bahaya Merokok,
Penyimpangan Seks pada Remaja dan bahaya penyalahgunaan Minuman
Keras atau Narkoba. http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads
publikasi dosen/1A%20makalah.remaja&masalahnya.pdf (24 April 2010).
Wilkinson, Greg. 1995. Depression. Jakarta: Arcan.
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Rafika Aditama.
41
Lembar Persetujuan
Sehubungan dengan penilitian yang sedang kami laksanakan dengan judul
“Hubungan Antara Depresi Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Di
Desa Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
Tengah”. Maka dengan segala kerendahan hati, kami mohon kesediaan anda
untuk mengisi kuesioner yang kami sampaikan.
Penilitian ini bersifat ilmiah, data-data Anda InsyaAllah akan kami jaga
kerahasiaan dan akan kami pergunakan secara bertanggung jawab. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
1. Nama : ………………………..
2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*
3. Usia : ………………………..
4. Agama : ………………………..
5. Tanggal Pengambilan Data : ………………………..
Catatan: * Coret yang tidak perlu
Dengan ini menyatakan bahwa kesediaan menjadi subyek dalam penilitian
tersebut diatas tanpa suatu paksaan dari pihak manapun dan bersedia menjawab
pernyataan dengan sejujurnya.
Surakarta, 2010
( ……………………. )
Lampiran 2. Lembar Persetujuan
Lie Minessota Multiphasic Personality Inventory
(LMMPI)
Berilah tanda (X) pada kolom “ya” bila pertanyaan dibawah ini sesuai dengan
perasaan/keadaaan anda, berilah tanda (X) pada kolom “tidak” bila pernyataan
tidak sesuai dengan yang anda rasakan.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Sekali-kali saya berfikir tentang hal-hal yang buruk untuk
diutarakan
2 Kadang-kadang saya ingin mengumpat/ mencaci maki
3 Saya tidak selalu mengutarakan hal yang benar
4 Saya tidak membaca tajuk rencana setiap surat kabar
5 Saya kadang-kadang marah
6 Apa yang dapat saya kerjakan hari ini, kadang-kadang saya
tunda sampai besok
7 Bila saya tidak enak badan, kadang saya mudah tersinggung
8 Sopan santun saya di rumah tidak sebaik jika bersama orang
lain
9 Bila saya yakin tidak seorangpun melihatnya, mungkin
sekali saya akan menyelundup nonton tanpa karcis
10 Saya lebih sering menang daripada kalah dalam suatu
permainan
11 Saya ingin mengenal orang-orang penting, karena dengan
demikian saya merasa menjadi orang penting
12 Saya tidak selalu menyukai setiap orang yang saya kenal
13 Kadang-kadang saya menggunjingkan orang lain
14 Kadang-kadang saya memilih yang tidak saya kenal dalam
suatu pemilihan
15 Sekali-kali saya tertawa jika mendengar lelucon porno
Lampiran 3. LMMPI
Kuesioner Status Perokok
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya. Jawablah dengan memberi tanda silang ( X ) pada tempat yang telah
disediakan.
1. Jenis kelamin saudara?
( ) laki-laki ( ) perempuan
2. Berapa umur saudara?
( ………. ) tahun
3. Pernahkah saudara merokok?
( ) ya ( ) tidak
4. Apakah saudara masih merokok sampai sekarang?
( ) ya ( ) tidak
5. Berapa lama selang waktu saudara untuk mulai merokok setelah bangun tidur
pada pagi hari?
( ) Setelah 60 menit
( ) 31-60 menit
( ) 6-30 menit
( ) 5 menit
6. Berapa jumlah batang rokok saudara habiskan dalam sehari?
( ) <10 batang
( ) 11-20 batang
( ) 21-30 batang
( ) >31 batang
7. Jika di hitung mulai pertama saudara merokok, berapa lamakah saudara
merokok hingga saat ini?
( ) < 1 tahun
( ) 1-2 tahun
( ) 2-3 tahun
( ) > 3 tahun
Lampiran 4. Status Perokok
Beck Depression Inventory (BDI)
Pilihlah dalam setiap lingkaran keadaan yang paling sesuai dengan keadaan anda
saat ini. Kemudian berilah tanda (X) pada lingkaran yang tersedia pada pilihan
yang saudara pilih. Isilah dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan saudara.
1. Bagaimana perasaan anda sekarang ?
o Saya tidak merasa sedih
o Saya merasa sedih
o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu
o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi
rasanya
2. Bagaimana pandangan anda tentang masa depan anda ?
o Saya tidak terlalu berkecil hati tentang masa depan
o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan
o Saya merasa bahwa tidak ada suatupun yang dapat saya harapkan
o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan semuanya tidak
akan dapat membaik
3. Apakah anda merasa gagal dalam hidup anda ?
o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal
o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang
o Saat saya menengok masa lalu, maka terlihat oleh saya hanyalah
kegagalan
o Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total
4. Bagaimana anda mendapatkan kepuasan anda ?
o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama
seperti sebelumnya
o Saya tidak lagi menikmati berbagai hal, seperti yang pernah saya rasakan
dulu
o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi
Lampiran 5. BDI
o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5. Apakah anda merasa selalu bersalah ?
o Saya tidak terlalu merasa bersalah
o Saya merasa bersalah dihampir seluruh waktu
o Saya agak merasa bersalah dihampir sebagian besar waktu
o Saya merasa bersalah disepanjang waktu
6. Bagaimana perasaan anda ? apakah anda merasa sedang mendapat hukuman ?
o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum
o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
o Saya pikir saya akan dihukum
o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. Kecewakah anda terhadap diri anda ?
o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
o Saya kecewa dengan diri saya sendiri
o Saya muak terhadap diri saya sendiri
o Saya membenci diri saya sendiri
8. Bagaimana anda menilai diri anda ?
o Saya merasa tidak lebih buruk dari orang lain
o Saya cela diri saya sendiri karena kelemahan-kelemahan atau kesalahan
saya
o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan
saya
o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. Pernahkah anda berpikir untuk bunuh diri ?
o Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri
o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan
melakukannya
o Saya ingin bunuh diri
Lampiran 5. BDI
o Saya akan bunuh diri jika saja ada kesempatan
10. Apakah anda lebih sering menangis saat ini ?
o Saya tidak lebih banyak menangis dari pada biasanya
o Sekarang saya lebih banyak menangis dari sebelumnya
o Sekarang saya menangis sepanjang waktu
o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak lagi dapat
menangis walaupun saya menginginkannya
11. Apakah anda lebih mudah tersinggung ?
o Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya
o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya
o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya
o Kini saya merasa jengkel disepanjang waktu
12. Pandangan anda terhadap orang lain ?
o Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain
o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya
o Saya kehilangan hampir seluruh minat pada orang lain
o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13. Bagaimana anda mengambil keputusan sekarang ?
o Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan yang
biasa saya lakukan
o Saya menunda mengambil keputusan-keputusan lebih sering dari yang
biasa saya lakukan
o Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan-
keputusan dari pada sebelumnya
o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi
14. Bagaimana anda menilai diri anda ?
o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari biasanya
Lampiran 5. BDI
o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik
o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan
o Saya yakin bahwa saya tampak jelek
15. Bagaimana pekerjaan anda sekarang ?
o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya
o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk mulai melakukan sesuatu
o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu
o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16. Bagaimana dengan tidur anda sekarang ?
o Saya dapat tidur seperti biasanya
o Tidur saya tidak senyenyak biasanya
o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali
untuk bisa tidur kembali
o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat
tidur kembali
17. Apakah anda merasa lelah ?
o Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
o Saya merasa lebih lelah dari biasanya
o Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja
o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18. Bagaimana dengan nafsu makan anda ?
o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya
o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya
o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk
o Saya tak memiliki nafsu makan lagi
Lampiran 5. BDI
19. Keadaan berat badan saya sekarang ?
o Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap, akhir-akhir ini
o Berat badan saya turun lebih dari lima pon
o Berat badan saya turun lebih dari sepuluh pon
o Berat badan saya turun lebih dari lima belas pon
20. Bagaimana dengan kesehatan anda ?
o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya
o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak
enak badan atau perut mual atau sembelit
o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk
memikirkan banyak hal lainnya
o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak
dapat berpikir tentang hal lainnya
21. Bagaimana pandangan anda terhadap seks ?
o Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap seks
o Saya kurang berminat dibidang seks dibandingkan biasanya
o Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks
o Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali
Lampiran 5. BDI
Korelasi Spearman
Case Processing Summary
101 100.0% 0 .0% 101 100.0%Depresi * Perokok
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Depresi * Perokok Crosstabulation
29 47 0 76
28.7% 46.5% .0% 75.2%
5 17 3 25
5.0% 16.8% 3.0% 24.8%
34 64 3 101
33.7% 63.4% 3.0% 100.0%
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Tidak depresi
(minimal depresi)
Depresi ringan
sampai sedang
Depresi
Total
Ringan Sedang Berat
Perokok
Total
Symmetric Measures
.249 .097 2.564 .012c
.227 .095 2.323 .022c
101
Pearson's RInterv al by Interval
Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asy mp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Based on normal approximation.c.
Lampiran 7. Analisis Perhitungan Statistik