20
BANGGA JADI ANAK BANGGAI Edisi 3 | Tahun 2015 Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 3/tahun 2015

Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

  • Upload
    roisa

  • View
    255

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buletin Pengajar Muda Banggai

Citation preview

Page 1: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

BANGGA JADIANAK BANGGAI

Edisi 3 | Tahun 2015

Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 3/tahun 2015

Page 2: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

Edisi�3/Tahun�2015

(sampul depan)Anak-anak berlari penuh semangat meraih cita-cita. Bangga Jadi Anak Banggai. Foto oleh: Eko Andik Saputro

TIM REDAKSI

PEMIMPINStevania Randalia

REDAKTURAhmad GusraEko Andik SaputroHanif AkhtarLoiza Susilo

DESAIN DAN TATA LETAKRoisatul Azizah

KONTRIBUTOR FOTO Anggi Cahyo P.Aprilya Pratiwi Asnita Jakaria

KONTRIBUTOR REDAKSIRama Tantra

Lentera adalah buletin reguler yang disusun dan diterbitkan oleh Pengajar Muda Kabupaten Banggai. Redaksi Lentera menerima tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca.

KONTAK REDAKSI [email protected] @lenterabanggai

Pada upacara peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus 2015 lalu di Istana Merdeka, Jakarta, tampil Maria (kelas VI) dan Erlangga (kelas VIII) membacakan puisi impian anak Indonesia yang cuplikannya berbunyi berikut:

Indonesia sudah merdeka 70 tahun, berbagai kemajuan telah dicapai. Saya memimpikan 10 tahun mendatang tak ada lagi korupsi sehingga uang untuk pendidikan tak lagi kurang, anak Indonesia akan pintar sehingga Indonesia menjadi negara super power. Kami bangga menjadi anak Indonesia!(sumber: http://metrotvnews.com/kisah-jokowi-dibalik-puisi-impian-anak-indonesia)

Gema kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia tidak luput dari anak-anak Banggai. Di Lentera edisi kali ini, temukan cerita empat siswa yang mewujudkan kebanggaannya menjadi anak Banggai dengan berprestasi hingga ke level nasional.

Baca juga liputan Kelas Inspirasi Banggai 2 yang membangun masa depan anak Banggai dan profil Penyala Banggai: komunitas sosial yang berfokus pada peningkatan minat baca anak Banggai.

Untuk anak-anak Banggai yang membangga-kan, mari pererat genggaman tangan dan bergerak bersama!

Salam pergerakan,

Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan

2

Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 3/tahun 2015

Editorial

Page 3: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

3Edisi�3/Tahun�2015

Tentang�Indonesia�MengajarJejak Lima Tahun

Jejak Lima Tahun

Melanjutkan Perjuangan,

Menuju Sebuah

Gerakan Pendidikan

ndonesia Mengajar adalah gerakan. IUsaha untuk menggerakkan semua pihak agar turun tangan menyelesaikan

masalah pendidikan di Indonesia. Sebuah gerakan hanya akan dikatakan efektif jika mampu memancing banyak elemen masyarakat untuk aktif terlibat di dalamnya.

Dalam rancangan besar Indonesia Mengajar yang menetapkan periode per-juangan selama lima tahun, pada akhir tahun nanti, fase pertama resmi selesai. Lima kabupaten sudah “siap landas” melan-jutkan estafet perjuangan yang dimulai oleh Pengajar Muda.

Mengutip kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, “Prinsipnya adalah syukuri perkembangan, perbaiki kekurangan dan siap terlibat”. Maka di tahun yang ke-5 ini Indonesia Mengajar telah mencatat berbagai geliat pendidikan serta ribuan tangan yang makin sigap menopang keberlanjutan.

Jejak-jejak perubahan perilaku mulai terlihat selama lima tahun Pengajar Muda bekerja di Kabupaten, di antara-nya siswa-siswi yang terpacu untuk meningkatkan prestasi, guru-guru yang memiliki semangat untuk meningkatkan kapasitas mengajar, hingga Dinas Pendidikan yang turut aktif dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan. Kabar bahagia bagi kami adalah munculnya inisiatif-inisiatif yang muncul dari masyarakat daerah dalam rangka memajukan pendidikan di wilayahnya.

Salah satunya adalah Gerakan Desa Cerdas dari Kabupaten Halmahera Selatan. Inisiatif gerakan ini datang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan yang terinspirasi dari konsep Indonesia Mengajar. Dalam program ini, pihak Dinas memanggil para pemuda yang ingin ambil bagian menjadi Pemuda Penggerak Desa. Mereka akan

Page 4: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

4 Edisi�3/Tahun�2015

Tentang�Indonesia�Mengajar Jejak Lima Tahun

ditempatkan di daerah terpencil di kabupaten ter-sebut sebagai tenaga pendidik selama setahun.

Latar belakangnya sederhana, murid adalah hasil didikan dari seorang guru dan ketersediaan guru yang berkualitas diper-caya akan mendorong potensi yang dimiliki oleh anak-anak. Mengamini kata mantan presiden, Ir. Soekarno, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, namun satu orang pemuda dapat merubah dunia”, maka dipilihlah pemuda menjadi aktor peng-gerak roda perubahan pendidikan di Halmahera Selatan.

Insiatif lain datang dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. Dengan konsep yang hampir serupa, mereka menyusun sebuah program bertajuk Tulang Bawang Barat Cerdas. Program ini bertujuan untuk menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas serta mempunyai visi untuk menjadikan Tulang Bawang Barat sebagai pusat pendidikan di Provinsi Lampung. Selain tujuan besar tersebut, program ini juga menjadi wadah kolaborasi aktor lokal, mulai dari Bupati yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program, sampai dengan tim pengelola yang terdiri atas Dinas Pendidikan, penggerak masyarakat, sampai dengan Project Officer yang berasal

dari lingkungan eksternal Tulang Bawang Barat.

Pengajar Muda dikirim Indonesia Mengajar di daerah

bukan hanya sekadar mengisi kekosongan guru. Mereka hadir untuk memberikan inspirasi, baik kepada siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, maupun pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk akhirnya secara mandiri memajukan pendidikan di daerahnya. Di tahun ke-5 ini, inspirasi itu bukan lagi berasal semata-mata dari Pengajar Muda, tapi dari seluruh penjuru negeri, dengan berbagai inisiatif tiap daerah untuk memajukan pendidikan.

Tugas Indonesia Mengajar di lima kabupaten memang akan selesai akhir tahun ini, namun semangat dan perjuang-an itu tidak akan berhenti. Akan ada ribuan aktor lokal yang siap melanjutkan per-juangan dengan berbagai insiatifnya. Komitmen Indonesia Mengajar untuk hadir dan terus bekerja di berbagai titik Nusan-tara akan terus berlanjut di lima tahun kedua nanti. Tiga kabupaten baru telah ditetapkan untuk melanjutkan kolaborasi positif di bidang pendidikan. Cita-cita kami adalah sama, untuk terus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memajukan pendidikan di Republik ini.

Oleh: Hanif AkhtarPengajar Muda, SDN Inpres Moilong

“Prinsipnya adalah syukuri perkembangan,

perbaiki kekurangan dan siap terlibat”

Page 5: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

5Edisi�3/Tahun�2015

Ruang�PenggerakPenyala Banggai

Penyala Banggai: Cahaya Kecil di Banggai

oda ekonomi di Kabupaten Banggai Rkini sudah berputar dengan lancar. Industri-industri pengolah sumber

daya alam beroperasi, daerah-daerah se-kitar pabrik pun ikut berkembang. Jalan-jalan semakin rata, listrik semakin terjang-kau, akses komunikasi semakin mudah. Namun apakah perkembangan itu lantas juga sudah terjadi untuk pendidikan kita?

Rumah-rumah kita mungkin sudah terang, namun pendidikan kita masih be-lum sama terang. Masih banyak anak di sudut Banggai yang buta huruf dan ke-sulitan mendapatkan buku. Pendidikan Banggai masih membutuhkan penyala cahayanya.

Dengan semangat itu, kami mengambil langkah untuk menjadi salah satu cahaya tersebut dan membentuk Penyala Banggai, sebuah komunitas gerakan sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Penyala Banggai peduli akan peningkatan minat baca anak. Maka, fokus kegiatan kami adalah mendistribusikan buku ke sejumlah sekolah dan rumah baca di Kabupaten Banggai.

Gerakan ini adalah inisiatif dari Lilian Elaine (Pengajar Muda V) yang bertugas di Kabupaten Banggai dan Cahyadi Purwaka Putra, pemuda lokal Banggai yang memiliki kepedulian untuk kemajuan pendidikan di

“Jika dalam gelap kita membutuhkan terang, lakukan apa pun untuk

menerangi kegelapan tersebut. Salah satunya dengan menyalakan lilin­lilin kecil untuk jadi cahaya penerang di

ruang sekitar kita…”

Page 6: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

6 Edisi�3/Tahun�2015

Oleh: Rama TantraPenyala Banggai

Ruang�Penggerak Penyala Banggai

tanah kelahirannya. Bersama, keduanya mendaftarkan inisiatif ini ke Indonesia Menyala—gerakan pendistribusian buku yang berpusat di Jakarta, di bawah naung-an Indonesia Mengajar. Maka pada tanggal 22 Februari 2013, Penyala Banggai resmi berdiri.

Selama masa penugasan Pengajar Muda (PM) V pada tahun 2013, kami bergerak mendistribusikan buku ke daerah-daerah penempatan para PM sebagai sarana pen-dukung kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun untuk perpustakaan mini yang mereka kelola. Setelah vakum selama tahun 2014 karena beberapa kondisi, Penyala Banggai kembali bergerilya di tahun 2015 bersama PM IX Banggai.

Dimulai dari menyalurkan buku dan alat belajar ke TK Alfa Omega di Desa Solan, kami lalu menyalurkan buku-buku ke SD, SMP, dan tempat pengajian di pulau-pulau seberang, yaitu Pulau Tembang dan SD Cipta Lensalo di Kabupaten Banggai Laut. Setelahnya, kami memulai gerakan membuka rumah baca/sanggar/rumah belajar di desa-desa penempatan PM: SAJALOBBA di Desa Ondo-Ondolu I (Maret 2015), Moko Pande di Desa Solan (Mei 2015), dan Simba'a Raya di Desa Sinorang (Juli 2015).

Selain itu, kami juga menjadi salah satu komunitas yang membuka stand di Festival Kelas Inspirasi Banggai bulan Mei lalu, sekaligus aktif terlibat dalam Kelas Inspirasi di Banggai, baik sebagai panitia

lokal maupun Inspirator & Dokumentator. Di akhir bulan September ini, Penyala Banggai akan membuka Rumah Baca ke-4 bersama PM IX Banggai, yaitu Nurul Ilmi di Desa Moilong.

Penyala Banggai bergerak untuk masyarakat, bersama masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan selama ini, kami bekerja sama dengan komunitas-komunitas pendidikan lain: Relawan Oke, Pagimana Bersekolah, Sedekah Buku ID, Mizan Store, Temen Buku, serta

DSLNG. Dukungan penuh dari Penyala-Penyala di kota lain yang sama-sama bernaung di bawah payung Indonesia Menyala juga tidak pernah putus.

Dengan anggota aktif kurang dari sepuluh orang, kami mungkin memang masih kecil. Tetapi kami tetap optimis untuk terus bergerak demi kemajuan pendidikan di Banggai. Kami percaya, bermula dari sebuah cahaya kecil, muncul cahaya-cahaya baru lainnya yang akan turut menyalakan pendidikan Banggai, demi masa depan anak-anak Banggai yang bersinar terang.

Siapapun bisa menyalakan lilin. Tetapi apakah kamu mau menjaganya tetap menyala?Mari bersama membuat Indonesia lebih menyala dengan buku-buku berguna.

Mari menjadi Penyala!

dok. Penyala Banggai

Page 7: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

7Edisi�3/Tahun�2015

LiputanKelas Inspirasi Banggai 2

Meriahnya penyelenggaraan Kelas

Inspirasi Banggai 2 pada 7 September

2015 dapat dilihat dari antusiasme 28

peserta yang terdiri dari 22 Inspirator

dan 6 Fotografer/Videografer yang

secara sukarela meluangkan waktu,

tenaga, serta pikiran mereka untuk

menginspirasi siswa-siswi di Balantak.

Para pengajar yang disebut 'Inspirator'

ini merupakan orang-orang yang

terseleksi dari sebanyak total 61

pendaftar yang mendaftar online di

www.kelasinspirasibanggai.org. Mereka

datang dari berbagai macam profesi,

seperti dokter, dosen, aktivis Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), anggota

BASARNAS, banker, nutrisionis dan

elas Inspirasi adalah sebuah gerakan

Kyang mengajak para profesional

untuk mengajar siswa Sekolah Dasar

(SD) selama satu hari. Dalam Kelas Inspirasi,

para profesional ini memperkenalkan

profesinya guna menumbuhkan rasa

percaya diri serta memotivasi para siswa

untuk meraih cita-citanya. Di Kabupaten

Banggai, Kelas Inspirasi kembali diseleng-

garakan untuk kedua kalinya dengan

tema “Bangun Masa Depan Anak

Banggai”. Kelas Inspirasi Banggai 2 kali ini

diselenggarakan di Kecamatan Balantak

yang tersebar di 6 SD yaitu SD Inpres 1

Balantak, SD Inpres 2 Balantak, SDN

Cokroaminoto, SDN Mamping, SDN

Kampangar, dan SD Muhammadiyah.

KELAS INSPIRASI BANGGAI 2Bangun Masa Depan Anak BanggaiBangun Masa Depan Anak Banggai

Page 8: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

8 Edisi�3/Tahun�2015

Liputan Kelas Inspirasi Banggai 2

Siswa-siswi SDN Inpres 1 Balantak berlari mengejar impian

Siswa-siswi melihat negara-negara yang telah dikunjungi oleh salah satu Inspirator

Page 9: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

9Edisi�3/Tahun�2015

LiputanKelas Inspirasi Banggai 2

Oleh: Loiza SusiloPengajar Muda, SDN Pulau Tembang

Siswa-siswi SDN Inpres 2 Balantak menerbangkan Paralayang Cita-Cita

Siswa-siswi SDN Kampangar memegang Kapal Cita-Cita

Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi

pengetahuan. Pengalaman menjadi

inspirasi.

Kemeriahan seluruh prosesi Kelas

Inspirasi Banggai ini diharapkan dapat

meningkatkan semangat anak-anak di

Kabupaten Banggai untuk terus

melanjutkan sekolahnya. Dengan

motivasi yang tinggi, anak-anak ini kelak

dapat mengejar dan meraih cita-citanya

guna memajukan pendidikan di Kabupaten

Banggai.

Page 10: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

10 Edisi�3/Tahun�2015

Liputan

26-28 JUNI

JUNI JULI 2015

1-9 JULI

Lokasi:

Lokasi:

Pemateri:

Kabupaten Banggai

Desa Sinorang (Kecamatan

Batui Selatan)

Mariani Lasmaida P. (Psikolog)

dr. Cinthya Yuanita (Dokter)

Nancy Rothstein (Guru Sekolah Internasional)

Pihak Indonesia Mengajar dari Jakarta mengunjungi Kabupaten Banggai guna meninjau perkembangan pelaksanaan tugas

Pengajar Muda sekaligus asesmen SD baru. Sekolah yang dkunjungi berjumlah 13 dan tersebar di 6 kecamatan: Pagimana,

Lobu, Luwuk Timur, Masama, Balantak Selatan, dan Nambo.

Guna meningkatkan kesadaran orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak yang positif, khususnya dalam pendidikan, serta memberikan edukasi seks & pernikahan dini, diadakan penyuluhan bagi warga Desa Sinorang. Sehari setelahnya, anak-anak Desa Sinorang juga merayakan pembukaan Rumah Baca Simba'a Raya.

PENYULUHAN POLA ASUH ANAK, PERNIKAHAN DINI, PENDIDIKAN SEKS ANAK USIA DINI & PEMBUKAAN RUMAH BACA SIMBA'A RAYA

SITE VISIT & ASESMEN SD BARU – INDONESIA MENGAJAR

Page 11: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

11Edisi�3/Tahun�2015

Liputan

2015AGT SEPT

16 AGUSTUS

12 SEPTEMBER

Lokasi:

Pemateri:

Lokasi:

Pemateri:

Desa Solan (Kecamatan Kintom)

Roisatul Azizah (Pengajar Muda SD Inpres Ondo-ondolu SPC)

Desa Solan (Kecamatan

Kintom)

Relawan OkePenyala Banggai

Berangkat dari semangat belajar yang tinggi, guru-guru SDN Inpres Solan mengikuti Pelatihan Komputer Sesi 2 yang mengulas tentang penggunaan Microsoft Excel untuk administrasi sekolah,

khususnya penilaian siswa.

Mulai 16 Agustus 2015, Klub Belajar Bahasa Inggris diadakan secara reguler di Rumah Belajar Moko Pande Desa Solan. Diisi oleh relawan-relawan pendidikan dari Luwuk yang tergabung dalam Relawan Oke, anak-anak Solan dari kelas 1-6 SD mendapatkan pengetahuan dasar bahasa Inggris.

ENGLISH CLUB MOKO PANDE

PELATIHAN KOMPUTER GURU SDN INPRES SOLAN (SESI 2)

Page 12: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

12 Edisi�3/Tahun�2015

Profil Bangga Jadi Anak Banggai!

idak banyak anak yang memiliki

Tkesempatan untuk menekuni minat

dan bakat mereka, terlebih hingga

berbuah menjadi prestasi. Bukan karena

tidak memiliki bakat dan minat apa pun,

tapi seringkali karena variabel “X” tidak

berpihak pada mereka. Salah satu variabel

“X” yang dimaksud dan berperan besar

adalah peran orang tua.

Sepanjang tahun 2015, ada banyak

anak membanggakan di Kabupaten

Banggai yang telah mengukir prestasi, baik

di tingkat lokal, regional, bahkan nasional.

Dukungan dan motivasi orang tua mereka

nyata-nyata menjadi pompa semangat

terbesar dalam meraih prestasi. Cerita

menarik empat anak di antaranya kami

bagikan di sini.

ldrich, begitu ia akrab disapa. Siswa

Akelas IX A SMPN 3 Luwuk ini adalah

Juara 1 National English & Science

Olympic 2015 bulan April 2015 lalu di

Yogyakarta. Putra dari Ibu Yanti N. dan

Bapak Jawan P. ini merupakan satu-

satunya perwakilan dari Kabupaten

Banggai untuk lomba yang diadakan oleh

UGM dan Global Link tersebut. Aldrich

meraih Juara 1 setelah mengalahkan 19

peserta terbaik lain dari seluruh Indonesia

melalui ujian tertulis dan wawancara dalam

bahasa Inggris.

BANGGAI

“Seorang anak bukan hanya butuh untuk dibesarkan raga dan fisiknya, namun juga butuh untuk dibesarkan mimpi-mimpi dan kemampuannya.”

Aldrich Benedictus P.

JAGOAN BAHASA INGGRIS

Ilustrator: Alil Suling

Page 13: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

13Edisi�3/Tahun�2015

ProfilBagaskara Sulistyo

HOBIKU MEMBACAKOMIK SAINS KUARK

Keikutsertaan dan

keberhasilan Aldrich

dalam lomba nasional ini

merupakan hasil jerih

payah kedua orang

tuanya guna mendapat-

kan suntikan dana

bantuan akomodasi dan

transportasi dari pemerin-

tah dan Komite Sekolah.

Selain itu, Bapak Aldrich

yang berprofesi sebagai

Guru Bahasa Inggris SMA

dan Ibunya yang adalah

Guru Matematika SMP

memang sudah meng-

asah kemampuan bahasa

Inggris Aldrich sejak kecil.

Ketika ditanya

perihal peristiwa paling

berkesan selama

pelaksanaan lomba di

Yogyakarta, Aldrich

menjawab, ”Saat dibilang

kalau kemampuan

bahasa Inggris saya

melebihi pelajar SMP

lainnya”. Aldrich yang

sangat mengagumi sosok

kakeknya yang bijaksana

dan berwibawa ini

sempat berpesan bahwa

pelajar Banggai harus

belajar sungguh-sungguh

untuk membuat bangga

Tanah Banggai.

siswa kelas 4 SDN 4 Bunta ini istimewa karena ia

adalah satu-satunya finalis Olimpiade Sains Kuark

(OSK) dari Kabupaten Banggai. Bagaskara Sulistyo,

atau biasa disapa Bagas, telah berangkat ke Jakarta untuk

mengikuti seleksi final tingkat nasional bersama 302 finalis

lainnya dari seluruh Indonesia. Di sana, Bagas mengikuti

ujian tertulis, ujian eksperimen, dan kunjungan ke pabrik

permen Yupi selama 2 hari. Dukungan dana untuk

keberangkatan Bagas diperoleh dari Dinas P & K

Kabupaten

Banggai, SDN

4 Bunta, dan

KUPT P & K

Kec. Bunta.

Buah

hati dari

pasangan Ibu

Kurniawan

Irawan M.

dan Bapak

Gafriadi Adri

Sulistyo ini

memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan anak-anak

seusianya. Jika anak-anak seusianya senang menghabiskan

waktu untuk bermain, Bagas lebih memilih untuk membaca

Komik Kuark kemudian merangkum materi-materi penting

dengan inisiatifnya sendiri.

Beruntungnya Bagas yang bercita-cita menjadi dokter

ini mempunyai sosok ayah yang sangat mendukung proses

belajarnya. Ayah Bagas membantu mulai dari sekadar men-

jawab berbagai pertanyaan yang diajukan Bagas hingga

meluangkan waktu untuk merapikan hasil rangkuman

Bagas. Pencapaian besar Bagas di usia yang masih ter-

bilang sangat muda ini merupakan hasil upaya bersama

antara Bagas dan kedua orang tuanya.

Selamat kepada

BAGASKARA SULISTYOFinalis Olimpiade Sains Kuark 2015

KABUPATEN BANGGAI, SULAWESI TENGAH

Page 14: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

14 Edisi�3/Tahun�2015

Profil I Putu Yoga Tunas Sugitha

oga adalah salah satu dari 15 Anak

YSabang Merauke (ASM) Batch 3

yang terpilih dari seluruh Indonesia.

Program Sabang Merauke adalah program

pertukaran pelajar antardaerah dari selu-

ruh Indonesia dengan tujuan membuka

cakrawala anak-anak tentang pentingnya

pendidikan dan kebhinekaan. Dari serang-

kaian kegiatan selama 2,5 minggu,

pengalaman yang menarik bagi Yoga

adalah bertemu Bapak Anies Baswedan

yang berpesan, “Jangan jadi orang sibuk,

jadilah orang yang produktif”.

Siswa kelas VII SMP Satu Atap 5 Batui

ini bercita-cita menjadi ilmuwan di bidang

astronomi dan ingin mendirikan obser-

vatorium di tempat tinggalnya. Guna

mencapai cita-citanya, Yoga giat belajar.

Keterbatasan ekonomi orang tua Yoga

yang bekerja sebagai buruh tani tidak

mengurangi dukungan mereka untuk men-

dukung semangat belajar Yoga yang

tinggi.

Yoga yang memiliki hobi membaca ini

sangat bangga menjadi anak Banggai. Ia

berniat untuk kuliah di Institut Teknologi

Bandung (ITB) dan akan kembali ke

Banggai ketika berhasil menjadi ilmuwan

untuk membangun Banggai. Pesan Yoga

untuk teman-

teman agar

selalu semangat

belajar, berang-

kat ke sekolah

bukan hanya

karena disuruh

orang tua tapi

karena niat untuk

maju.

I Putu Yoga Tunas Sugitha

INGIN MENDIRIKANOBSERVATORIUM

Sabang Merauke adalah program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia dengan tujuan membuka cakrawala kebhinekaan dan

menanamkan nilai toleransi pada anak-anak Indonesia.

dok. Sabang Merauke

Page 15: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

Aan, begitu sapaan akrabnya,

merupakan salah satu siswa

SMPN 1 Kintom yang berhasil

menjadi salah satu Anak Sabang

Merauke (ASM) Batch 3, sama seperti

Yoga. Aan sendiri belajar banyak hal melalui

program ASM, seperti lebih disiplin dan toleran

terhadap karakter teman-teman yang berasal

dari daerah berbeda. Selain itu, Aan juga

belajar bertoleransi dengan agama lain melalui

program kunjungan ke Masjid Istiqlal, Gereja

Katedral, dan Vihara.

Buah hati dari pasangan Ibu Fitriani yang

merupakan Guru Ekonomi SMA dan Bapak M.

Yamin M. ini sangat aktif dan kritis terhadap

masalah lingkungan. Aan mengkritisi tentang

banyaknya warga yang membuang sampah

sembarangan di laut karena sampah yang

menumpuk tersebut akan menjadi mikro

Aldrich, Bagas, Yoga, dan Aan adalah bukti bagaimana anak dapat mengukir

mimpi menjadi prestasi dengan dukungan orang tua. Terlepas dari tingkat pendidikan

dan ekonomi, kepedulian orang tua terhadap pendidikan dan mimpi-mimpi berperan

besar dalam pencapaian prestasi mereka. Maka dari itu, sudah selayaknya setiap orang

tua menjadi pendidik pertama di rumah dan bermitra dengan guru di sekolah, hingga

anak tumbuh jadi anak yang membanggakan, untuk keluarga, lingkungan sekitar, juga

untuk Banggai!

Muhammad Ramadhan

SELAMATKANLAUT KITADARI SAMPAH

15Edisi�3/Tahun�2015

ProfilMuhammad Ramadhan

Oleh: Eko Andik SaputroPengajar Muda, SDN 2 Sinorang

plastik, kemudian dikonsumsi oleh

biota laut dan kembali dikonsumsi

oleh manusia.

Sebagai langkah awal berkarya

untuk Banggai, Aan akan membuka

kursus komputer dan Bahasa Inggris

di lingkungan tempat tinggalnya.

Sebelum menutup percakapan,

Aan berpesan, “Perbedaan itu asyik.

Kalau kita sama itu bosan. Kita bisa

saling belajar. Toleransi itu bukan

tentang mengubah seseorang tetapi

tentang merubah diri sendiri.”

Perbedaan itu asyik. Kalau kita sama itu bosan. Kita bisa saling belajar. Toleransi itu bukan tentang mengubah

seseorang tetapi tentang merubah diri sendiri.

Page 16: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

16 Edisi�3/Tahun�2015

Tajuk�Rencana Memerdekakan Siswa Indonesia

uru sebagai aktor yang berhadapan

Glangsung dengan siswa, memiliki tanggung jawab yang cukup berat.

Mereka harus menjaga emosi dan sikap agar siswa merasa nyaman dan bahagia ketika berada di sekolah. Sebagai manusia biasa, guru memiliki berbagai macam per-masalahan kehidupan. Namun mereka di-tuntut tetap profesional untuk selalu men-jadi pendidik yang lembut dan penyayang kepada siswa-siswinya.

Para siswa sendiri, memiliki berbagai kebiasaan yang kadang menyulitkan guru, seperti berkelahi dan menangis. Guru harus menghadapinya dengan bijaksana. Mereka harus tetap mengedepankan sikap kasih sayang kepada siswa. Guru tidak akan memilih langkah untuk memarahi atau memukul karena akan menjadi permasa-lahan baru yang menimbulkan efek trauma psikis bagi masa depan anak.

Tugas untuk memerdekakan siswa Indonesia agar menjadi cerdas dan ber-moral terletak di pundak para guru. Se-bagai sosok yang digugu dan ditiru, mereka harus menjaga sikap dan kebiasaan agar menjadi contoh bagi siswa. Ketika mereka memberi perintah dan aturan kepada siswa, otomatis peraturan tersebut juga berlaku bagi mereka.

Jika siswa dituntut disiplin datang tepat waktu ke sekolah, guru juga harus melakukan hal yang sama. Jika siswa di-larang merokok dan meminum minuman

beralkohol, guru juga harus memberikan contoh kepada siswa. Guru tahu persis bahwa strategi paling efektif untuk membentuk perilaku siswa adalah dengan memberi contoh, bukan hanya dengan ceramah dan nasihat.

Di balik tanggung jawab besar yang harus mereka jalankan setiap hari, guru dihadapkan dengan persoalan kesejah-teraan dan birokrasi yang rumit. Seringkali mereka harus meninggalkan siswa-siswinya di sekolah untuk memperjuangkan hak kesejahteraan mereka. Tentunya tidak mudah untuk menyeimbangkan keduanya, namun tantangan tersebut harus dijalani oleh guru.

Memang tidak mudah menjadi seorang guru. Masa depan anak bangsa terletak pada sentuhan kasih sayang mereka. Guru bukan sebuah profesi pragmatis yang bertujuan mengumpulkan harta agar menjadi kaya bergelimang harta. Guru bersama Kepala Sekolah adalah abdi-abdi bangsa yang bertang-gung jawab untuk memerdekakan siswa Indonesia. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan mulia, status yang tidak bisa dibeli dan tidak akan pudar ditelan masa.

Oleh: Ahmad GusraPengajar Muda, SDN Trans Batui 5

MEMERDEKAKANSISWA INDONESIA

Page 17: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

17Edisi�3/Tahun�2015

Ruang�BelajarKolaborasi Bentuk

olaborasi Bentuk' merupakan salah satu

Kpembelajaran kreatif untuk mengenal nama-nama bentuk (shape) dalam bahasa Inggris untuk peserta didik kelas III SD.

KOLABORASI

BENTUK

Alat dan Bahan1. Kertas HVS

2. Pensil warna

dan/atau krayon

3. Buku tulis dan

bolpoin

4. Spidol

Langkah Kerja1. Pendidik

memancing

peserta didik

dengan menanyakan apa saja ragam

bentuk yang ada di sekitar mereka.

2. Pendidik bersama peserta didik

membuat kesepakatan peraturan

permainan 'Kolaborasi Bentuk'.

3. Pendidik menjelaskan beberapa

macam bentuk dan ejaannya dalam

bahasa Inggris, antara lain: segitiga

(triangle), kotak (box), persegi (square),

lingkaran (circle), dan lonjong (oval).

4. Peserta didik mengundang peserta

didik untuk mewarnai huruf-huruf

bagian kosakata

bermacam

bentuk dalam

bahasa Inggris.

5. Pendidik

mengundang

peserta didik

untuk

berkolaborasi

merangkai

huruf yang

sudah diwarnai tersebut, secara

berurutan menjadi sebuah kosakata

bentuk dalam bahasa Inggris, lalu

melafalkan ejaannya secara berulang

dengan benar.

Pendidik meminta peserta didik

berkolaborasi membuat sebuah

bentuk dengan tubuh mereka sesuai

dengan kosakata. Peserta didik

melafalkan ejaannya dengan benar

dalam bahasa Inggris serta merangkai

tangan sesuai dengan bentuk yang

dibuat.

1

2

3

4

1

2

3

4

6

5

Page 18: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

Edisi�3/Tahun�2015

Ruang�Belajar Kolaborasi Bentuk

Kesimpulan

Peserta didik mampu belajar beragam nama bentuk

dalam bahasa Inggris dengan melibatkan kecerdasan

kinestetik, visual dan auditori. Selain menjadi

metode pengenalan nama-nama bentuk dan

ejaannya dalam bahasa Inggris, 'Kolaborasi Bentuk'

juga mampu mengasah keterampilan bekerja sama

dan memupuk rasa percaya diri peserta didik untuk

menampilkan karya di depan kelas.

Oleh: Roisatul AzizahPengajar Muda, SD Inpres Ondo-Ondolu SPC

Temukan beragam metode pengajaran kreatif lainnya pada

laman ‘Ruang Belajar’ belajar.indonesiamengajar.org

'Kolaborasi Bentuk' juga mampu mengasah keterampilan bekerja sama dan memupuk rasa

percaya diri peserta didik

18

Page 19: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

19Edisi�3/Tahun�2015

Cerita�Lucu

Hari itu, ujian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

berlangsung di kelas 1. Setelah selesai membagikan soal, guru

memberikan instruksi pengerjaan.

Guru (G) : Anak-anak, sekarang bacalah tulisan di bagian paling bawah lembar soal.

Siswa (S) : (membaca tulisan dengan lantang sambil mengeja)

Selamat mengerjakan! JUJUR adalah kunci awal SUKSES! Belajar jujur, yuk!

G : Berarti kita semua harus mengerjakan soal dengan.......

S : DISILANG, PAK!

G : Zzzzzzz

Oleh: Eko Andik SaputroPengajar Muda, SDN 2 Sinorang

DISILANG, PAK!

Guru (G) : Bisa ndak ya, kita bikin lapangan bulutangkis?

Siswa (S) : Tentu bisa dong, Bu!

G : Oh ya? Di mana kita bisa dapat rumput jepang* untuk

bikin jaring net nya?

S : Banyak, Bu! Si Roni punya banyak di rumahnya! Kami

ambilkan ya, Bu, nanti kitorang izin ambil banyak-banyak. Tunggu ya, Bu!

G : (menunggu di depan kelas 1 sambil agak kurang yakin dengan para siswa)

Tidak lama para siswa kembali dengan membawa sekumpulan rumput jepang** di tangan.

S : Bu, ini Bu!!

G : (tertawa karena ternyata para siswa salah duga rumput)

Wah terima kasih ya! Ayo kita pulang dan tanam ini ya, biar cepat bisa jadi

lapangan.

*) rumput jepang = istilah tali rafia dalam bahasa Jawa

*) rumput jepang = istilah rumput yang biasa ada di lapangan

Oleh: Roisatul AzizahPengajar Muda, SD Inpres Ondo-Ondolu SPC

SALAH sangka Rumput

Page 20: Lentera Banggai Edisi 3 Bangga Jadi Anak Banggai

Galeri

Menyiapkan Pasukan untuk Mengikuti Upacara 17 Agustus (Foto oleh Hanif Akhtar)

Berkibarlah Benderaku! (Foto oleh Ahmad Gusra)

Hormat Terhadap Bendera Tak Kenal Usia (Foto oleh Loiza Susilo)

Sang Juara 1 Lomba Gerak Jalan Kecamatan Kintom (Foto oleh Stevania Randalia)

Melompat Lebih Tinggi (Foto oleh Eko Andik S.)

Tarik Terus Pantang Menyerah (Foto oleh Roisatul Azizah)