7
Rp. 2.500,- Edisi : 5 Desember 2016 Tabloid Mingguan Lokal // Terbit Sejak 5 Desember 2016 Online : www.lenteradepok.com E-mail : [email protected] Telepon : 021 - 5206152 4 METRO DEPOK Depok Berbenah Jelang Musim Hujan 9 TINDAK PIDANA Tingkat Keamanan UI Dipertanyakan 10 JASMANI Persikad Kembali ke Depok 7 POLITIK Warga Depok Diimbau Tidak Ikut Aksi 2 Desember PENYALAHGUNAAN SEWA APARTEMEN HARIAN DI DEPOK Kami mewancarai salah satu penyedia sewa apartemen harian di Margonda, Depok. Ia sebenarnya paham tujuan banyak pelajar atau mahasiswa yang menyewa kamarnya, yakni untuk ‘berduaan’ dengan pasangannya. Hal. 8 Sebanyak 248 WNA illegal diketahui tinggal di Depok dengan berbagai permasalahan, dan dicurigai menjadi pelaku kejahatan, seperti misalnya berperan sebagai pengedar narkoba. Untuk itu, Imigrasi Kota Depok membentuk sebuah tim khusus : Tim Pengawas Orang Asing (TIMPORA). Hasil kerja Timpora Depok ini sudah menjadi perbincangan hingga mancanegara karena ketegasannya dalam melakukan penanganan terhadap WNA illegal yang tinggal di Depok tanpa izin resmi. WARTA UTAMA SIMAK DI HAL. 2 PENGAWASAN WNA diperketat Twitter : @Lenteradepok Instagram : @Lentera Depok Facebook : Lenteradepok PASAR CISALAK BARU RAMPUNG AKHIR DESEMBER Proyek pembangunan gedung baru Pasar Cisalak kini sudah mencapai 95 persen. Diperkirakan, gedung itu akan rampung sesuai target, yakni 25 Desember mendatang. Hal. 5

LENTERA DEPOK FIXXX

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LENTERA DEPOK FIXXX

Rp. 2.500,-Edisi : 5 Desember 2016

Tabloid Mingguan Lokal // Terbit Sejak 5 Desember 2016

Online : www.lenteradepok.comE-mail : [email protected]

Telepon : 021 - 5206152

4METRO DEPOK

Depok Berbenah Jelang Musim Hujan

9TINDAK PIDANA

Tingkat Keamanan UI Dipertanyakan

10JASMANI

Persikad Kembali ke Depok

7POLITIK

Warga Depok Diimbau Tidak Ikut Aksi 2

Desember

PENYALAHGUNAAN SEWA APARTEMEN HARIAN DI DEPOK

Kami mewancarai salah satu penyedia sewa apartemen harian di Margonda, Depok. Ia sebenarnya paham tujuan banyak pelajar atau mahasiswa yang menyewa kamarnya, yakni untuk ‘berduaan’ dengan pasangannya.

Hal. 8

Sebanyak 248 WNA illegal diketahui tinggal di Depok dengan berbagai permasalahan, dan dicurigai menjadi pelaku kejahatan, seperti misalnya berperan sebagai pengedar narkoba. Untuk itu, Imigrasi Kota Depok membentuk sebuah tim khusus : Tim Pengawas Orang Asing (TIMPORA). Hasil kerja Timpora Depok ini sudah menjadi perbincangan hingga mancanegara karena ketegasannya dalam melakukan penanganan terhadap WNA illegal yang tinggal di Depok tanpa izin resmi.

WARTA UTAMA

SIMAK DI HAL. 2

PENGAWASAN WNA diperketat

Twitter : @LenteradepokInstagram : @Lentera DepokFacebook : Lenteradepok

PASAR CISALAK BARU RAMPUNG AKHIR DESEMBER

Proyek pembangunan gedung baru Pasar Cisalak kini sudah mencapai 95 persen. Diperkirakan, gedung itu akan rampung sesuai target, yakni 25 Desember mendatang.

Hal. 5

Page 2: LENTERA DEPOK FIXXX

WARTA UTAMA2

Kemenkumham Hadiahi Timpora Depok PenghargaanDepok dinilai telah menjadi pelopor pembentukan Sekretariat Timpora di Indonesia.

Penghargaan dari Kemenkumham diserahkan Kepala Kantor Imigrasi Kota Depok, Dudi Iskandar, ke Wali Kota Depok M Idris, Senin (31/10/2016).

Penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI kepada Walikota Depok karena Depok telah menjadi pelopor pembentukan Sekretariat Timpora di Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan lewat Kepala Kantor Imigrasi Depok, Dudi Iskandar kepada Walikota Depok, Mohammad Idris pada (31/11) di Lapangan Balai Kota Depok. Keberadaan Timpora Depok inilah yang menjadi acuan dibuatnya Timpora diseluruh wilayah Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM melihat koordinasi yang baik ketika Pemerintah Daerah memberi ruang kepada instansi-instasi yang terlibat, instansi vertikal, khususnya imigrasi dalam melakukan pengawasan dan pengendalian orang asing yang berada di wilayah Depok.

Pengusutan WNA illegal yang menetap di Depok ini berdasarkan hasil data yang dihimpun oleh Imigrasi Pusat dan kemudian dipublikasikan pada tanggal 19 November 2015. Sebanyak 248 WNA illegal diketahui tinggal di Depok dengan berbagai permasalahan, dan dicurigai menjadi pelaku kejahatan. Dudi menyampaikan, sebanyak 135 WNA illegal menetap di Beji dan 175 lainnya menetap di daerah Pancoran Mas. Kebanyakan dari mereka adalah WNA asal Iran dan Nigeria yang menetap di Indonesia sebagai pengedar narkoba.

Pada 4 Oktober 2016, Sayegh Ghassan, WNA asal Australia ditangkap atas visa yang salah.

Sayegh menggunakan visa kunjungan atau visa on arrival untuk menetap selama bertahun-tahun di Depok. Ia juga membuka restoran di sebuah kampus di Depok. Sayegh pun ditangkap dan dideportasi. Paspor miliknya diblokir dan ia tidak dapat masuk ke Indonesia dengan jangka waktu tertentu.

Kemudian, pada 27 Oktober 2016, 11 WNA kembali ditangkap di Apartemen Margonda Residence dan Telaga Sawangan Residence karena melanggar UU no. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Mereka

berinisial RRM (55) dan HSL (22) asal Jerman, MIM (34) asal Inggris, CMA (39) asal Amerika, YH (75) asal Jepang, RI (26), YJ (24), PB (40), dan BSA (61) asal Korea Selatan, GCW (71) Asal Australia, serta TNR (38) asal Kamerun, Afrika. Mereka telah tinggal dan menetap lewat dari tenggat visa yang mereka dapatkan.

Hasil kerja Timpora Depok ini sudah menjadi perbincangan hingga mancanegara karena ketegasannya dalam melakukan penanganan terhadap WNA illegal yang tinggal di Depok

tanpa izin resmi.

Timpora

Timpora adalah sebuah tim pengawas orang asing yang dibentuk pada Juli 2015 untuk menjadi pengawas bagi WNA yang masuk ke Indonesia. Terbentuknya tim ini berdasarkan dengan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan salah satu bentuk antisipasi masalah keamanan Negara terkait dengan bebas visa 174 negara ke Indonesia.

Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny D Sompie mengatakan bahwa pihak imigrasi telah melakukan pencatatan dan mendata orang asing yang masuk ke Indonesia di bandara, pelabuhan, dan pos lalu lintas antar Negara dan kemudian Timpora dalam hal ini bekerja untuk membantu pihak imigrasi yang tidak bisa melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas seluruh warga Negara asing di Indonesia.

“Maka itu tim ini penting untung berbagai informasi adanya pelanggaran keimigrasian,” kata Ronny.

Sistem kerja Timpora hampir sama dengan tim investigasi kepolisian. Mereka melakukan pengumpulan bahan keterangan atau ‘pulbaket’, pengecekan di lapangan, hingga penangkapan. Penangkapan ini bukan sekadar penangkapan yang berujung ke jeruji besi, melainkan penangkapan yang memiliki rangkaian peraturan.

Warga Negara asing yang tidak memiliki dokumen lengkap

hanya akan ditetapkan bersalah dengan sanksi ringan hingga sanksi terberat yaitu pemulangan atau blacklist paspor masuk ke Indonesia. Hal tersebut bergantung pada pelanggaran yang dilakukan oleh WNA tersebut.

Kebijakan Bebas Visa Indonesia

Presiden Joko Widodo membuat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 tahun 2015 mengenai fasilitas bebas visa kunjungan bagi turis asing ke Indonesia. Pada 18 September 2015, Presiden membebaskan visa turis ke Indonesia untuk 45 negara.

Kemudian pada Oktober 2015, Pemerintah meningkatkan pembebasan visa turis dari 45 negara menjadi 92 negara. Desember 2015, Pemerintah kembali menaikan negara bebas visa sebanyak 82 negara. Sehingga saat ini, negara bebas visa turis ke Indonesia mencapai angka 174 negara.

Kemudian Perpres diperbaharui menjadi Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016

yang berisikan bahwa penerima bebas visa kunjungan diberikan izin tinggal untuk melakukan kunjungan selama 30 hari dan izin tersebut tidak bisa diperpanjang atau pun berubah menjadi izin tinggal permanen dengan ketentuan negara bebas visa yang masih sama, yakni 174 negara.

Kebijakan bebas visa ini menjadi nilai menarik bagi turis asing yang ingin berkunjung ke Indonesia. Kenaikan pertumbuhan kedatangan turis asing meningkat sebanyak 19% setelah sebelumnya, kebiasaan pariwisata yang didapatkan Indonesia hanya sebesar 6%-8%.

Pemerintah akan terus melakukan sosialisasi kepada negara-negara bebas visa mengenai pintu masuk ke Indonesia selain melalui Bandara. Selama ini, turis asing menganggap hanya ada lima pintu bandara besar untuk masuk ke Indonesia yaitu Jakarta, Bali, Medan, Surabaya, dan Batam. Padahal sebenarnya terdapat 90 titik yang dapat dilewati untuk masuk ke Indonesia.

Natasya Olivia

Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna ikut merazia WNA bersama Kepala Imigrasi Kota Depok, Dudi Iskandar, di Apartemen Margonda Residence I, Jalan Margonda, Depok

DEPOK, LENTERA DEPOK – Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Itulah yang menjadi motto dari Timpora Depok dalam melakukan penanganan terhadap Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Indonesia. Tim Pengawas Orang Asing Depok atau Timpora Depok ini berhasil mendapatkan penghargaan Adhyasata Bhumi Pura.

Timpora adalah sebuah tim pengawas orang asing yang dibentuk pada Juli 2015 untuk menjadi pengawas bagi WNA yang masuk

ke Indonesia.

Petugas imigrasi memberikan penjelasan kepada dua Warga Negara Asing saat sedang menggeledah sebuah tempat kost di Depok.

Senin, 5 Desember 2016lentera depok METRO DEPOK

Kepala Imigrasi Depok, Dudi Iskandar (kanan) memberikan penjelasan kepada WNA asal Nigeria yang kedapatan tak memiki satupun dokumen-dokumen keinigrasian, dan positif memakai narkoba.

DEPOK, LENTERA DEPOK – Kenyamanan dan keamanan sejumlah apartemen dan perumahan mewah menjadi surga bagi warga negara asing (WNA) untuk berlindung dari jerat hukum imigrasi Indonesia. Dalam sejumlah rangkaian operasi razia dalam dua bulan terakhir, tercatat 11 WNA telah diamankan Imigrasi Kelas II Depok, Jawa Barat. Bahkan seorang di antara mereka yakni GCW (71), WN Australia, sudah tinggal bertahun-tahun di Indonesia tanpa dokumen keimigrasian.

Petugas Imigrasi bersama Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) selama dua bulan terakhir mengadakan operasi di sejumlah titik di Kota Depok. Sebanyak tujuh WNA diamankan di Apartemen Margonda Residence, 4 WNA lainnya diamankan di Perumahan Telaga Golf Sawangan, Depok.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Depok, Misbahul Munir, mengungkapkan mayoritas WNA di Kota Depok memilih apartemen sebagai tempat tinggal sementara mereka. Dia menduga, para WNA ini menilai apartemen lebih aman karena sulit ditembus petugas imigrasi. Misbahul Munir mengatakan, sepanjang 2015 hingga Desember 2016, pihaknya sudah mengeluarkan 1.061 Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) untuk warga asing

Apartemen Jadi Suaka WNA Illegal

yang hendak tinggal sementara di Kota Depok. Sebagian besar dari mereka adalah WN Korea Selatan yang bekerja di wilayah Jabodetabek.

“Sebenarnya titik kumpul mereka (WNA) terpencar. Tapi kalau dari data kami paling banyak WN Korea tinggal Cimanggis, Depok. Sementara lainnya di Pancoran Mas, dan Beji,” kata Munir ketika ditemui pada Jumat, 2 Desember 2016. Menurut keterangannya, terdapat 168 WNA yang tinggal di Apartemen Margonda Residence. Rata-rata mereka adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Selebihnya, WN tersebut tinggal di apartemen yang berada di kawasan Margonda. “Intinya, apartemen menjadi lokasi favorit orang asing di Depok untuk tinggal sementara,” papar Munir.

Apartemen memang sulit untuk diakses, baik oleh petugas imigrasi maupun Disdukcapil. Solusinya menurut Munir, jika diindikasikan ada masalah, harus dilakukan pendobrakan. Ini pun dengan catatan ada berita acara, sehingga bila ada kerusakan, akan diganti pemerintah daerah. “Pengawasannya agak sulit. Jadi kunci dipegang oleh pemilik, sementara pemilik menyewakan kepada orang lain, sehingga kalau apa-apa di dalam akan kesulitan untuk melakukan pengawasan,” tambahnya.

Dalam pasal 72 Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pun dijelaskan, pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib memberikan data mengenai orang asing yang menginap di penginapannya jika diminta pejabat Imigrasi yang bertugas. Bagi yang melanggar, mereka akan didenda uang Rp 25 juta atau tiga bulan penjara.

Kepala Bagian Monitoring Kantor Imigrasi Depok, M. Diah, mengatakan masuknya orang asing tidak bisa dihindari sebagai pengaruh globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kehadiran mereka memberi manfaat meningkatnya devisa dari sektor pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun perlu pula diwaspadai terjadinya kejahatan dan pelanggaran oleh warga negara asing seperti terjadinya kejahatan transnasional, terorisme, perdagangan dan penyelundupan manusia, dan narkoba. Jika ada orang asing yang melakukan aktifitas mencurigakan agar segera dilaporkan.

Lebih lanjut, Diah juga menjelaskan bahwa pihak imigrasi juga telah memiliki aplikasi orang asing (APOA) secara online. Dengan aplikasi ini masyarakat bisa melaporkan keberadaan orang asing yang menginap sehingga memudahkan pengawasan orang asing yang tinggal di Indonesia.

Raditya Pradipta

DEPOK, LENTERA DEPOK – Harapan warga Depok untuk segera memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) belum dapat terwujud dalam waktu dekat. Warga Depok tampaknya perlu bersabar lagi karena pencetakan e-KTP yang ditargetkan dilakukan akhir November atau awal Desember 2016 ini, molor.

Keterlambatan ini disebabkan oleh gagalnya proses tender pengadaan delapan juta keping blanko e-KTP di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Akibatnya ketersediaan blanko e-KTP di 63 kelurahan di Depok masih kosong.

"Informasi dari Kemendagri, pengadaan blanko e-KTP kosong sejak awal Oktober lalu, dinyatakan gagal lelang," kata Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil), Misbahul Munir. Informasi ini didapat Munir setelah pihaknya meminta klarifikasi dari Kemendagri.

Dirjen Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Ari Fakrulloh, mengklarifikasi bahwa lelang sudah dilakukan. Namun lelang itu gagal akibat tidak adanya perusahaan yang memenuhi persyaratan administratif dan uji teknis dari Kemendagri. “Saya mohon maaf atas belum tersedianya blanko di bulan November ini akibat gagal lelang,” tulisnya melalui pesan Whatsapp kepada para Kepala Dinas Dukcapil (16/11) lalu.

Menurut informasi yang diperoleh Munir, lelang pengadaan blanko e-KTP tersebut mesti diulang kembali dan proses lelangnya pun tidak sebentar. “Ditjend Kemendagri baru akan melakukan lelang blanko e-KTP Januari 2017 mendatang,” kata dia.

Munir menyatakan, ia tidak bisa memastikan kapan warga Depok akan mendapatkan e-KTP. Ia juga tidak mengetahui kapan blanko e-KTP itu akan didistribusikan di Depok. “Kalau sesuai SOP, pembuatan e-KTP di Depok hanyalah 14 hari jika blanko e-KTP tersedia,” lanjutnya.

Kemendagri Kebut Lelang Blank e-KTP

Kemendagri berusaha mempercepat proses lelang pembuatan blanko e-KTP dengan menggunakan anggaran 2017. Kali ini, sejumlah 25,9 juta keping blanko akan dicetak untuk menutupi kebutuhan saat ini. “Agar Januari 2017 blanko sudah tersedia kembali,” kata Zudan.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan Kementerian Keuangan tak akan memotong anggaran pengadaan e-KTP senilai Rp 400 miliar. “Harapannya ini bisa mempercepat pengadaan e-KTP bagi 20 juta penduduk yang belum dapat,” kata Tjahjo. Ia menambahkan, dengan anggaran tersebut, pihaknya dapat segera mengadakan tender cetak e-KTP.

Tjahjo menargetkan perekaman data dan pencetakan e-KTP selesai pada pertengahan 2017. “Sebelum dimulai tahapan pileg (pemilu legislatif) dan pilpres (pemilu presiden),” kata Tjahjo.

Pengganti Sementara e-KTP

Untuk menggantikan fungsi KTP, warga Depok telah dibuatkan surat pengantar yang bisa diambil di Kantor Dukcapil Kota Depok. "Surat keterangan ini sebagai pengganti e-KTP sementara, sampai blanko ada dan pencetakan e-KTP bisa dilakukan kembali," kata Munir.

Ia menjelaskan bahwa surat ini dapat digunakan jika diperlukan dalam urusan layanan publik seperti pengurusan administrasi. “Saya imbau warga Depok untuk meminta surat ini,” katanya.

Iqra Ardini

Pengadaan e-KTP di Depok Molor Hingga 2017

Kartu Tanda Penduduk Republik Indonesia sebelum beralih ke e-KTP.

3Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Page 3: LENTERA DEPOK FIXXX

METRO DEPOK

Setelah diusut, diketahui bahwa rawannya empat titik tersebut disebabkan oleh pendangkalan kali Cabang Tengah yang mengalir¬ dari Bogor.

"Setiap banjir bisa sampai segenteng rumah. Maka, tahun depan fokusnya untuk membenahi titik banjir di sana. Satu jam air surut di sana. Tapi perumahan di dekat sana terkena imbasnya karena sungai dangkal," ujar Wakil Walikota Depok, Priadi Supriatna, seperti yang dilansir dari tempo.co

Ia mengatakan bahwa pemerintah telah berkomitmen mengatasi permasalahan ini dengan fokus menetralisir titik-titik banjir yang tersebar di daerah masing-masing. “Sudah

berkoordinasi dengan Kabupaten Bogor. Ada dua titik di kawasan Citayam dan Bojongsari. Tapi kami berfokus ke Citayam dulu,” tambah Pradi.

Di Depok terdapat 55 titik banjir yang tersebar di 11 kecamatan. Akan tetapi, Pradi menegaskan bahwa penyelesaian banjir harus dilakukan komprehensif, terutama di wilayah perbatasan Kota Depok dan Kabupaten Bogor.

Hal ini bukan tanpa alasan. Titik banjir sangat erat hubungannya dengan aliran sungai yang mengalir melintasi Depok. Koordinasi dengan pemerintah Bogor dan DKI Jakarta perlu dilakukan untuk menangani permasalahan ini dari hulu sampai ke hilir.

Pembenahan juga dilakukan oleh Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane (BBSCC). Mereka bertugas untuk membantu wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air. BBSCC juga menyusun rancangan pola pengelolaan sumber daya air di titik-titik daerah aliran sungai.

Nantinya akan diadakan pertemuan yang membahas anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah Depok untuk melakukan pengerukan dan penurapan.

Selain itu, Priadi juga mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyodetan untuk aliran air dari Situ Ciberem di Kabupaten Bogor menuju Kali Ciliwung, yang mengalir ke

wilayah Depok. Titik Banjir DepokJumlah titik banjir terus

bertambah selamat empat tahun terakhir di Kota Depok. Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Manto, penyebabnya adalah banyak drainase yang tidak berfungsi di kota ini. Terutama drainase yang berada di perumahan.

Ia mengimbuhkan drainase yang belum diperbaiki saat hujan rentan untuk tergerak oleh derasnya aliran air. Sehingga fungsi drainase tidak dapat berjalan dengan baik. Ditambah, banyak drainase yang justru dijejali sampah.

Sejak tahun 2012 hingga sekarang tercatat jumlah titik rawan banjir terus bertambah. Pada 2012 titik banjir ada 33 titik, lalu bertambah di 2013 menjadi 44 titik rawan banjir. Di tahun berikutnya bahkan bertambah hingga 53 titik. "Tahun ini bertambah dua titik lagi. Paling banyak memang di perumahan titik rawan banjirnya," kata Manto sebagaimana dilansir dari tempo.co

Adapun titik rawan banjir diantaranya di Perumahan Mutiara Depok, Bukit Cengkeh I dan II, Taman Duta, Kali Angke, dua titik di Curug, Kali Jantung, Palsi Gunung Selatan, Sawangan Baru, Sawangan Elok, Bojong Pondok Terong, dan Citayam, Kompleks Marinir Rangkapan Jaya Baru, Vila Pamulang dan Bukit Sawangan Indah.

Tata Kota yang SemrawutKoordinator Taruna Tanggap

Bencana Kota Depok, Abdillah, mengatakan banjir yang terjadi di Depok juga disebabkan tata kota yang tak direncanakan dengan matang.

Masih banyak perumahan yang dibangun di kawasan resapan di dataran yang lebih rendah. Salah satu contoh perumahan yang menjadi langganan banjir yakni di Perumahan Bukit Cengkeh Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis dan Pondok Duta di

Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya. Di perumahan tersebut, katanya, banjir dapat mencapai dua meter tiap hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam. Selain itu, titik yang cukup parah dilanda banjir juga ada di Kampung Utan Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, yang berbatasan dengan Perumahan Permata Depok.

Kerjasama dengan DKISelain berkoordinasi dengan

Kabupaten Bogor, pemerintah Kota Depok juga melakukan kerjasama dengan Provinsi DKI Jakarta dalam hal penanganan banjir. Bahkan, Kepala Seksi Perencanaan Program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Depok, Jumali mengatakan untuk 2017 pemerintah Depok telah mengajukan dana hibah kepada pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp 493,8 miliar.

Dana itu akan digunakan untuk menangani masalah sampah, ruang terbuka hijau, dan penanganan bajir. "Tahun ini dan tahun lalu, Depok tidak meminta dana hibah dari DKI," kata Jumali, dilansir dari tempo.co.

Menurut Jumali, hanya Rp 30,7 miliar yang disetujui oleh pemerintah DKI. Dana itu rencananya digunakan untuk pelebaran Jalan Limo, penataan Situ Pedongkelan dan penataan Kali Cabang Barat.

Jumali sendiri tidak mau menjelaskan alasan mengapa Depok tidak meminta dana hibah pada tahun lalu, seperti yang dilaporkan oleh tempo.co. Namun ia menegaskan diperlukan kerjasama antara kedua pemerintahan ini untuk mengatasi permasalahan banjir. "Permasalahan sampah, ruang terbuka hijau, dan banjir sangat berkaitan dengan pembangunan di Depok dan Jakarta," tutupnya.

Nanda Auliarachman

Pemkot Depok Berbenah Jelang Musim Hujan

DEPOK, LENTERA DEPOK – Pemerintah Kota Depok berencana membenahi titik-titik banjir yang berada di perbatasan kota Depok dan Kabupaten Bogor. Hingga akhir September 2016, terdapat empat Rukun Warga (RW) di kelurahan Pondokjaya, kecamatan Cipayung, yang menjadi titik langganan banjir. Empat RW tersebut diantaranya; RW 4, 5, 6 dan 7. Keempatnya diprioritaskan oleh Pemerintah Depok untuk dibenahi tahun depan.

Pengendara motor menerjang banjir yang meluap di area Jalan Margonda. Di depok sendiri terdapat 55 titik banjir yang tersebar di 11 kecamatan.

NERACA

Pasar Cisalak Diperkirakan Rampung Akhir Desember

Walikota Depok, Mohammad Idris A. Shomad, melakukan peninjauan terhadap proyek pembangunan gedung baru Pasar Cisalak.

DEPOK, LENTERA DEPOK – Proyek pembangunan gedung baru Pasar Cisalak, Depok, yang dimulai sejak akhir Oktober lalu, kini telah mencapai 95 persen. Diperkirakan, gedung 4 lantai di lahan seluas 2 hektar itu akan rampung sesuai target, yakni 25 Desember mendatang dan siap digunakan para pedagang awal 2017 mendatang.

“Kami berharap 25 Desember 2016 ini sudah dapat ditempati ribuan pedagang Pasar Cisalak,” kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris Abdul Shomad di Balai Kota Depok, usai mengunjungi progres pengerjaan gedung pasar Cisalak.

Dengan gedung baru, Pemkot Depok mengklaim pedagang dan pengunjung Pasar Cisalak akan beraktivitas jauh lebih nyaman di banding sebelumnya. Gedung ini dilengkapi dengan 4 lift dan anak tangga biasa. Gedung pasar juga akan memiliki tempat parkir memadai di setiap lantai, tempat ibadah, food court, lapangan futsal, keamanan, alat pemadam kebakaran dan dilengkapi pendingin ruangan.

Proyek ini dikerjakan PT Brantas Abipraya (persero), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi dan bangunan, selaku pemenang tender yang ditetapkan Pemkot Depok awal Juli 2015 lalu. Diperkirakan, pembangunan gedung yang memuat sekitar 1300 kios ini menghabiskan dana dari APBD Depok sekitar RP 81 Miliar.

Pembangunan Pasar Cisalak sempat mengalami penolakan dari sebagian pedagang yang enggan direlokasi sejak peristiwa kebakaran pada 2013. Namun, akhirnya para pedagang menyetujui relokasi pasar tersebut setelah Pemkot Depok perlahan melaksanakan pembangunan dengan konsep semi bangunan moderen. Kini, menurut Idris, masalah yang perlu dipikirkan untuk kelangsungan gedung baru tersebut adalah masalah akses.

Kini, dua akses jalan menuju Pasar Cisalak, yakni akses utama melalui Jalan Raya Bogor dan Jalan Gadog di sebelah utara dianggap belum memadai untuk dilalui kendaraan roda empat. Penertiban Pedagang

Salah satu cara memperlancar akses ke gedung baru Pasar Cisalak adalah dengan menertibkan pedagang di sisi Jalan Koja dan sisi Jalan Raya Bogor sebelum memperlebarnya. Sampai saat ini, jalan yang lebarnya sekitar empat meter itu masih disesakki pedagang di kedua sisinya. Idris berharap, pada minggu ke dua bulan Desember 2016 penertiban sudah bisa dimulai.

"Karenanya sebelum gedung tersebut digunakan awal 2017, kami berencana untuk menyiapkan akses jalan yang lebih luas dan memadai lagi dengan memperlebarnya," kata Idris.

Selain itu, Idris juga mengatakan Pemkot akan menertibkan sejumlah toko tak

berizin yang berada di sekitar lokasi pasar. Nantinya, para pedagang yang ditertibkan akan dirangkul untuk diarahkan bersama-sama menempati gedung baru tersebut. Idris berharap, dengan pendekatan ini nantinya Pasar Cisalak akan menjadi percontohan untuk pembangunan pasar lainnya di Depok.Respon Pedagang

Menanggapi rencana Pemkot tersebut, pedagang yang berjualan di sekitar area sementara Pasar

Cisalak mengaku tidak keberatan jika kiosnya mesti dibongkar dan dipindahkan. Namun, ia meminta kepada Pemkot agar pemindahan dapat ditunda.

“Ngak masalah dibongkar dan disuruh pindah asalkan waktunya jangan terlalu mempet sekitar pertengahan bulan Desember 2016 mendatang,” kata Ny. Tuti, pedagang sembako di lokasi penampungan Pasar Cisalak, Cisalak.

Paling tidak, Tuti meminta penertiban dilakukan pada awal

tahun 2017. Dengan alasan keperluan mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan untuk berjualan di gedung baru

Selama dua tahun belakangan ini, ratusan pedagang tradisional eks Pasar Cisalak yang dulu ludes terbaakar menempati kios penampungan sementara, yakni di sekitar lokasi gedung Pasar Cisalak yang sedang dibangun dan lahan AURI Cisalak.

Fauzy Dzulfiqar

Kota Depok Luncurkan Inovasi DagangDEPOK, LENTERA

DEPOK – Pemeritah Kota Depok melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Pasar (DKUP) Kota Depok meluncurkan Market Place dalam rangkaian Depok Expo 2016 di Depok Town Square Margonda, Depok, Jumat (18/11).

Market Place adalah situs online atau daring yang dicetuskan oleh DKUP untuk memperluas jaringan pasar UMKM Lokal Kota Depok. “Market Place ini nantinya akan memfasilitasi para UMKM melalui penjualan secara online, konsepnya akan seperti toko online yang dimana para pelaku usaha dapat membuka tenant di sana,” kata Kepala DKUP Depok, M. Fitriawan.

Fitriawan menambahkan bahwa kini pasar daring lebih menjanjikan karena produsen tak perlu membayar sewa toko untuk memasarkan produknya.

Selain itu, penggunaan media daring juga dapat menjangkau konsumen di luar kota Depok. Nantinya, Market Place dapat diakses melalui www.geraidepok.com yang juga menjadi situs resmi untuk menampilkan seluruh produk khas Depok. Teknis transaksinya langsung antara penjual dan pembeli untuk meminimalisir kejadian yang tak diinginkan.

Pihak DKUP Kota Depok juga bekerja sama dengan asosiasi dan komunitas UMKM untuk mendukung Market Place agar banyak pelaku usaha yang membuka gerainya. Nantinya, Market Place dapat dikelola secara mandiri oleh komunitas UMKM yang ada di Depok.

Selain pelaku UMKM, warga yang memiliki KTP Depok juga dapat mendaftar sebagai penjual dalam situs w w w . g e r a i d e p o k . c o m . Dibukanya kesempatan ini

karena masih banyak pelaku usaha kecil menengah Kota Depok yang perlu dibantu untuk memasarkan produknya. Khusus untuk produk makanan, pihak DKUP Kota Depok akan melakukan proses selektif dengan persyaratan yang harus dilengkapi seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), tanggal kadaluarsa, logo halal, dan lain-lain.

“Intinya kami ingin perkenalkan produk Depok. Kami membuka kesempatan seluas-luasnya untuk warga Depok yang berminat. Mudah-mudahan produk khas Depok semakin dikenal, laku dan semakin diminati oleh warga Depok hingga mancanegara,” tutup Fitriawan, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Kota Depok.

Nabilla FatiaraLogo halaman web geraidepok.com

54 Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Page 4: LENTERA DEPOK FIXXX

EDUKASI

Perpustakaan Umum Kota Depok Dapat Ribuan Buku Baru

DEPOK, LENTERA DEPOK – Kabar gembira bagi warga Depok dan sekitarnya. Sebab, Perpustakaan Umum Kota Depok baru saja menambah 1.500 koleksi buku pada November 2016 lalu. Koleksi tersebut merupakan hibah dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Dari 1.500 eksemplar buku, terdapat 750 judul dari berbagai bidang dan kategori. Kepala Seksi Perpustakaan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Depok Ima Halimah berharap, ragam koleksi buku baru ini dapat membuat perpustakaan khas Kota Belimbing ini semakin ramai dikunjungi warga. Untuk itu, pengelola perpustakaan terus berupaya meningkatkan kualitasnya.

Pengendara motor menerjang banjir yang meluap di area Jalan Margonda. Di depok sendiri terdapat 55 titik banjir yang tersebar di 11 kecamatan.

"Kami memang terus berupaya menambah jumlah buku agar perpustakaan ini layak menjadi standar Perpustakaan Nasional. Juga untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat yang ingin mencari buku dari berbagai judul maupun penulis, guna kepentingan bagi pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum," kata Ima seperti dilansir Wartakota.

Namun, untuk menuju standar Perpustakaan Nasional, jumlah koleksi buku di Perpustakaan Umum Kota Depok masih kurang memadai. Kini, perpustakaan tersebut baru memiliki sekitar 22 ribu eksemplar dari sekitar 19 ribu judul buku. Sedangkan bila menilik standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI, jumlah judul buku di satu

wilayah itu harus sesuai per kapita yang ditetapkan, yakni jumlah penduduk dikali 0,025.

Dengan jumlah penduduk Kota Depok yang kurang lebih 2,4 Juta orang, maka jumlah buku ideal di perpustakaan kotanya adalah 2,4 juta dikalikan 0,025, yakni sebanyak sekitar 50 ribu sampai 60 ribu buku.

Hal ini menunjukkan, Perpustakaan Umum Kota Depok harus menambah sekitar 28 ribu buku lagi untuk sampai pada tahap ideal dan sesuai standar Perpustakaan Nasional. Karenanya, pihak perpustakaan senantiasa terbuka dalam menerima sumbangan buku dari pihak manapun.

Nabilla Puteri Fhatya

DEPOK, LENTERA DEPOK – Sejumlah sekolah ditengarai kerap melakukan pungli dengan modus sumbangan juga pemaksaan untuk pembelian LKS yang sangat mebebankan orang tua murid. Oleh karenanya, Walikota Depok, Mohammad Idris A Shomad, dan Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna, akan menyamar untuk lakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pungutan liar (pungli) di sekolah-sekolah di wilayah Depok.

“Kami siap-siap kerjasama dengan Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). Kami sudah siap dari sisi sistem yang kita bangun di tempat dan dinas yang diindikasi rawan pungli, termasuk juga pungli yang kerap terjadi di sekolah-sekolah,” ujar Idris dikutip dari rilis resmi di situs Pemkot Depok.

Menurut Idris, Saber Pungli sendiri adalah upaya konkret Pemerintah Pusat dalam memberantas pungli. Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungli yang bertindak sebagai payung hukum pembentukan tim yang berada dibawah komando Menko Pulhukam ini. “Ini upaya dari Pemerintah Pusat yang telah ditandatangani oleh Presiden langsung dan kami Pemkot Depok mendukung penuh tim Saber Pungli di wilayah kami,” jelas Idris.

Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna dalam rilis resmi yang sama juga meminta kepada masyarakat untuk terlibat dalam pemberantasan pungutan liar di Pelayanan Pemerintah Kota Depok. Pradi mengatakan, laporan masyarakat terhadap pungli sangat diperlukan untuk memperbaiki kinerja pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. “Warga harus berani laporkan, agar Depok bisa bersih dari pungli,” ujar Pradi.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila Prabowo, mengatakan bahwa masih ada sekolah-sekolah yang memungut uang Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) dari orang tua siswa sebesar Rp 450 ribu - Rp 500 ribu per siswa. “Identitas sekolah-sekolah nakal sudah dikantongi. Mereka kami serahkan ke Inspektorat dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Depok untuk diperiksa, “ tegasnya.

Herry pun berjanji dirinya bakal menindak tegas sekolah-sekolah nakal yang masih berani memungut uang PPDB. “ Sekolah yang masih juga melakukan pungli tak akan ditoleransi. Saya harus memberi mereka sanksi tegas yakni dicopot jabatannya,“ tegas dia.

Terkait isu pungli tersebut, sejumlah sekolah pada 25 Mei 2016 lalu mendeklarasikan sekolah bebas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam proses penerimaan peserta didik barunya. Dalam deklarasi tersebut, ratusan kepala sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK negeri, dan swasta yang ada di Depok telah menandatangani surat pernyataan di atas sehelai kertas bermeterai Rp 6000. Surat itu berisi larangan mengambil uang PPDB dari orang tua siswa, menjualbelikan buku dan LKS, menggunakan buku dan LKS yang diproduksi pihak ketiga, serta menjualbelikan buku penghubung guru dan orang tua siswa yang diproduksi pihak lain. Buku dan LKS serta penghubung kreatif siswa hanya akan dibuat oleh guru di kelas. Selain itu, sekolah juga tidak dibolehkan menjual seragam sekolah. Namun deklarasi itu berlaku hanya di atas kertas. Kenyataannya, masih ditemukan sekolah-sekolah di Depok yang melakukan praktik pungli.

Raditya Pradipta

Walikota Depok Siap Tangkap Tangan Pungli Di Sekolah

Walikota Depok, Mohammad Idris A. Shomad.

POLITIK 76 Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Kapolresta Depok Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan pun megimbau seluruh elemen masyarakat di Kota Depok tak ikut serta. Apalagi, jika warga Depok yang ikut serta itu, berencana melakukan aksi di jalanan yang secara tegas dilarang dalam maklumat Kapolda Metro Jaya. Meski begitu, jika ada warga Depok yang tetap ikut dalam aksi ke Jakarta, pihak kepolisian akan melakukan pemeriksaan intensif serta pengamanan, untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan maklumat yang dikeluarkan tersebut bermaksud bukan sebagai pelanggaran demonstrasi

melainkan pelarangan unjuk rasa yang melanggar hukum. Menurut Boy, demonstrasi yang melanggar hukum misalnya demo anarkitis, pemblokiran, dan penutupan jalan. Adapun skenario pengamanan nanti, yakni menjaga sejumlah titik pintu perbatasan antara Depok dan Jakarta. Beberapa titik utama yang menjadi fokus penjagaan adalah, Jalan Kelapa Dua, Akses UI, Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Bojongsari arah Ciputat.

“Jumlah personel yang dilibatkan lebih dari 1.000 anggota. Terdiri dari Polresta Depok, TNI (Kodim 0508), Dishub dan Satpol PP. Kami juga menurunkan

Tim Jaguar yang sifatnya mobile,” Ujar Wakapolresta Depok, Ajun Komisaris Besar Polisi Chandra Sukma Kumara. Selain di jalanan,

titik pengamanan lainnya difokuskan di sejumlah stasiun. Di antaranya adalah Stasiun Pondok Cina, Stasiun Depok Baru, Stasiun Citayam dan Stasiun Bojonggede.

Akan tetapi hal ini bertentangan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang tidak melarang

warga depok untuk mengikuti aksi damai Bela Islam yang akan dilaksanakan di Monas Jumat (2/12). Menurut Pradi Supriatna selaku Wali Kota Depok aksi tersebut merupakan hak setiap warga negara yang dijamin dalam konstitusi negara. “Kami akan memantau perkembangan

aksi damai dalam rangka penegakkan supremasi hukum dan memohon kepada aparat k e a m a n a n agar menjaga aksi damai dan menindak tegas para provokator”

ucap Pradi. Front Pembela Islam (FPI)

dan beberapa organisasi keagamaan berencana berunjuk rasa pada 2 Desember 2016. Demonstasi ini adalah kelanjutan dari unjuk rasa yang sudah digelar pada 14 Oktober atau Bela Islam I dan 4

November alias Bela Islam II. Pemimpin FPI, Muhammad Rizieq Shihab, mengatakan unjuk rasa 2 Desember dinamakan Bela Islam III. “Tujuannya tetap sama, tahan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama),” ujar Rizieq. Ia juga berpendapat bahwa unjuk rasa ini adalah unjuk rasa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. “Siapa pun orangnya di negara Republik Indonesia tidak boleh melarang suatu unjuk rasa, presiden sekalipun,” tambah Rizieq.

Kepala Polri Jenderal M. Tito Karnavian juga meminta pendemo tidak menutup jalan saat berdemo. Alasannya, jalan-jalan seperti Jalan M.H Thamrin dan Jenderal Sudirman adalah jalan protokol dan urat nadi Jakarta.

(Keisha Mongula)

DEPOK, LENTERA DEPOK - Berbagai tanggapan mengenai aksi 2 Desember pun muncul dari berbagai pihak yang berwenang. Aparat Polres Kota Depok telah mengimbau agar warga Depok tidak turut serta terkait dalam aksi yang digelar di Jakarta pada 2 November 2016.

Warga Depok Diimbau Tidak IkutAksi 2 Desember

Siapapun orangnya di negaraRepublik Indonesia todak boleh

melarang suatu unjuk rasa,presiden sekalipun.

Rizieq Shihab

Ustaz Arifin Ilham pimpin dzikir bersama di Masjid Al-Ikhlas Mapolresta Depok, Selasa (22/11). Hadir dalam acara itu Kapolresta Depok serta Wali Kota Depok.

Page 5: LENTERA DEPOK FIXXX

TINDAK PIDANA 9TINDAK PIDANA8 Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Dduga terilhami sidang kasus pembunuhan kopi bersianida, seorang dukun

palsu di Depok turut meracun dua pelanggannya dengan kopi bersianida hingga tewas. Anton Herdianto (32), nama dukun palsu tersebut, mengaku membunuh dua korbannya, Shendy Eko Budianto (27) dan Ahmad Sanusi (20), lantaram ingin menguasai harta mereka.

“Kami menduga pelaku terilhami kasus Jessica yang menyedot perhatian publik karena sidangnya ditayangkan terus di televisi,” kata Kepala Kesatuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho, Selasa, 4 Oktober 2016.

Anton juga disinyalir terinspirasi kasus Taat Pribadi, Pemimpin

Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur. Pasalnya, dalam modus kejahatannya, Anton juga memiliki sebuah pedepokan dan melakukan praktek perdukunan abal-abalnya di sana. “Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi juga sering disiarkan di televisi belakangan ini,” ujar Teguh.

Pembunuhan Shendy dan Sanusi bermula dari perkenalan mereka dengan Anton beberapa bulan silam. Saat itu, Anton mengaku bisa memghasilkan emas batangan apabila kedua lelaki itu mau menyerahkan mahar berupa mobil Avanza B 2963 TFT milik Shendy dan melakukan serangkaian ritus.

Pada Jumat (30/9/2016) malam, Anton mengajak dua korbannya untuk melakukan ritus di Kampung

Serab, Sukmajaya, Depok. Dalam melancarkan aksinya, Anton dibantu oleh tersangka lain, yakni Riyadi, yang bertugas untuk membawa dua korban ke lahan kosong di Kampung Serab yang

diakuinya sebagai padepokan miliknya.

Setelah korban tiba, Anton mampir ke warung untuk membeli kopi. Kopi itulah yang kemudian disuguhkan kepada korban setelah sebelumnya ditaburi racun potasium sianida yang biasa digunakan Anton untuk menangkap ikan.

“Mereka (Shendy dan Ahmad) diajak ngopi dulu, yang ternyata isinya racun,” kata Teguh.

Beberapa menit setelah minum kopi beracun tersebut, Shendy dan Ahmad mengalami kejang-kejang dan kemudian tewas. Hasil otopsi menunjukkan bahwa lambung dan pankreas keduanya rusak akibat mengonsumi racun tersebut. Setelah berhasil menghabisi nyawa Shendy dan Ahmad, Anton akhirnya membuang mayat dua korbannya itu di dua selokan berbeda di kawasan

Limo, Depok. Setelah berhasil menghabisi

nyawa dua pelangganya, Anton berangkat ke Lampung untuk menjual mobil yang sebelumnya dijadikan bahan mahar untuk ritual palsunya. Namun, pelarian Anton tak berlangsung lama, Polisi berhasil menangkap Anton dan rekannya di Tulang Bawang, Lampung, pada Minggu (2/10/2016).

Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan Anton terancam dikenai hukuman pidana penjara seumur hidup atas aksinya itu, “Dijerat Pasal 340 KUHP, karena diduga melakukan pembunuhan berencana,” ujar dia di kantornya, Selasa, 4 Oktober 2016.

(Fauzi Dzulfiqar)

Tersangka dukun palsu, Anton Herdianto (32)

Sayangnya, peningkatan jumlah warga UI diikuti dengan bertambahnya kasus kejahatan yang terjadi di Kampus Kuning tersebut. Terlebih, area kampus UI yang mencapai ratusan hektar kerap dimanfaatkan pelaku kriminal untuk melancarkan aksinya.

Temuan Mayat Bayi di Danau FMIPA UI

Warga Universitas Indonesia (UI) kembali digemparkan dengan temuan mayat bayi pada Kamis (3/11) lalu. Mayat bayi dalam kondisi mengenaskan ditemukan mengapung di Danau Agatis yang terletak di seberang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Menurut kesaksian warga, sekitar pukul 08.16 WIB, mayat bayi ditemukan mengapung di antara eceng gondok yang tumbuh di Danau Agatis. Mayat ditemukan oleh petugas yang tengah melakukan survey di kawasan tersebut.

“Mayat bayi yang ditemukan telah membusuk. Isi kepalanya tidak ada. Diperkirakan dimakan binatang,” kata Kepala Kepolisian

Sektor Beji Bambang Handoko. Ia menambahkan, diperkirakan usia bayi belum sampai seminggu sebelum dia dibuang ke danau karena bayi masih dalam kondisi tali pusar dan ari-ari lengkap, serta bekas gigitan di bagian kepalanya.

Saat itu, unit olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Beji dibantu oleh satuan Resimen Mahasiswa UI untuk mengevakuasi lokasi sekitar Danau Agatis. Tindakan selanjutnya pun jenazah bayi dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur untuk diautopsi lebih lanjut.

Warga UI terkejut saat mengetahui kampus tempatnya berkegiatan sehari-hari kembali diterpa kabar buruk. Tanggapan datang dari mahasiswi FISIP, Annisa. Menurutnya, hal ini bisa dikaitkan dengan prinsip dasar rational choice ke dalam analisis kriminologi dalam pengambilan keputusan pelanggar, dalam hal ini perempuan yang mengandung bayi.

“Perbuatan pelaku yang bertentangan dengan UU, terutama fenomena pembunuhan anak ini selain merugikan si pelaku, juga

sangat merugikan masyarakat, yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman, dan ketertiban di lingkungan kampus UI. Sehingga, petugas keamanan perlu ekstra bekerja dalam meminimalisir tindak kejahatan di lingkungan kampus,” kata mahasiswi tingkat akhir Kriminologi UI ini.

Kasus Akseyna Belum Terungkap

Kasus temuan mayat bayi di Danau FMIPA UI menambah panjang daftar kasus kriminal yang terjadi di lingkungan Kampus Kuning ini. Sebelumnya, pada Maret 2015 lalu, ditemukan mayat pria mengambang di Danau Kenanga, UI. Mayat tersebut diketahui bernama Akseyna Ahad Dori, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI angkatan 2013.

Jasad Akseyna ditemukan dalam kondisi membengkak dan menggendong tas ransel berisikan batu konblok. Hanya jaket berlogo UI yang mengindikasikan mayat tersebut seorang mahasiswa.

Dugaan bunuh diri diperkuat

dengan penemuan sepucuk surat peninggalan di kamar kos Ace, panggilan akrab Akseyna, dengan tulisan, “Will not return for, please don’t search for existence. My apologize for everything eternally (Tidak akan kembali, tolong jangan cari keberadaan saya. Saya minta maaf untuk semua selamanya)”.

Akhir Mei 2015, Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti mendalami kasus tersebut. Krishna mengungkapkan temuan baru berdasarkan hasil gelar perkara Ace. Hasilnya, Ace tewas bukan karena bunuh diri, melainkan dibunuh. Hal inilah yang memperkuat keyakinan bahwa lingkungan kampus UI tidak sepenuhnya aman.

Narkoba Sebagai Ancaman

Selain pembunuhan, pengedaran narkoba juga merupakan salah satu faktor maraknya tindak kejahatan di lingkungan UI. Beberapa bulan lalu, penjaga salah satu kios makanan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI tertangkap karena kedapatan menggunakan narkoba. Ironisnya, ia ditangkap di Kantin Taman Korea FISIP UI. Setelah diperiksa, terbukti ia sudah terbiasa menggunakan narkoba dan zak adiktif terlarang lainnya di kawasan kampus.

Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, ada enam orang yang tertangkap saat razia narkoba jenis ganja di FISIP UI. Di antaranya alumni, mahasiswa, dan seorang karyawan UI. Namun, beliau enggan memberitahu identitas karyawan UI tersebut.

Kampus UI Sasaran Kejahatan

Dari jejeran kasus tersebut, UI diakui sebagai kampus yang rawan kejahatan. Hal ini diutarakan Vivick Tjangkung selaku Kasat Narkoba Polresta Depok di Mapolres Depok, Kamis (9/4) lalu.

‘’Kampus UI Depok sangat rentan dengan tindak kejahatan dan peredaran narkoba karena akses ke luar masuk kampus itu terlalu banyak,’’ kata Vivick menanggapi banyaknya laporan gangguan ketertiban di lingkungan Kampus UI.

Menurut Vivick, setelah

mendapat banyak laporan, pihaknya mencoba mengantisipasi dengan cara rutin mengelar operasi cipta kondisi dan razia. Selain itu, hutan kota dan sekitar area keramaian yang biasanya dipakai kegiatan mahasiswa disisir menggunakan anjing pelacak. ‘’Hal ini untuk mendeteksi keberadaan narkoba, karena anggota sempat menemukan narkoba jenis ganja dan sabu-sabu di dalam kawasan kampus UI,’’ katanya melanjutkan.

Jam Malam dan Pelatihan Satpam

Akibat serangkaian kejahatan itulah, pihak UI mengadakan jam malam di lingkungan kampus untuk menekan angka kejahatan yang terjadi. Pihak UI juga mengimbau agar mahasiswa tidak berjalan sendirian di atas pukul 21.00 WIB. Untuk mendukung kebijakan ini, pihak kampus memberlakukan jam malam dengan membatasi kegiatan mahasiswa.

Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI telah menempatkan CCTV di beberapa lokasi. Namun, Rektor Anis tidak menampik bahwa kemungkinan kriminalitas akan tetap terjadi di UI yang memiliki area seluas 320 hektar.

“Kalau di hutan UI ya tidak ada (CCTV). Tapi yang jelas kami sudah memberikan upaya perlindungan maksimal pada seluruh warga UI,” kata Anis.

Demi meningkatkan performa petugas menjaga keamanan kampus, Unit Pelayanan Terpadu PLK UI melaksanakan kegiatan penyegaran Satpam UI. Kegiatan tersebut berupa bimbingan jasmani yang melatih ketahanan fisik, seperti lari jogging, jalan cepat, dan bela diri.

Melalui kegiatan pelatihan tersebut, diharapkan UI dapat menghasilkan tenaga keamanan yang profesional dan kompeten dalam bidangnya, baik sikap dan perilakunya. Dengan meningkatnya kualitas tenaga keamanan UI, diharapkan kawasan kampus UI menjadi aman dan bebas kejahatan secara menyeluruh.

(Doni Rahman)

DEPOK, LENTERA DEPOK - Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) masih berhasil menarik para pelajar untuk melanjutkan pendidikan tinggi di kampus berlambang Makara tersebut. Tak heran, jumlah mahasiswa UI yang diterima selalu bertambah dari tahun ke tahun.

Keamanan Kampus UI Masih Dipertanyakan

Pelatihan penyegaran satpam yang diselenggarakan oleh PLK UI

Gedung rektorat Universita Indonesia

Para pengembang atau developer cerdik melihat kebutuhan warga Depok akan hunian yang terjangkau. Hingga kini, terhitung lebih dari lima apartemen berdiri di Kota Depok yang luasnya hanya sekitar 200 km persegi ini.

Tak hanya dibutuhkan oleh kalangan pekerja, – mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi untuk bekerja di Ibukota – apartemen juga dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa kelas menengah sebagai tempat tinggal sementara selama mereka berkuliah. Ya, berbagai kampus ternama memang berdiri di Kota Belimbing ini, sebut saja Universitas Indonesia sebagai salah satu Perguruan Tinggi Nasional terbaik di Indonesia, serta Universitas Gunadarma, universitas swasta yang setiap tahun berhasil mencetak lebih dari 5000 sarjana.

Masyarakat membeli apartemen dengan berbagai tujuan. Ada yang sebagai hunian, investasi, hingga untuk disewakan kembali. Untuk penyewaan, apartemen ini dapat disewa harian. Sewa apartemen harian memang bukan sesuatu yang baru di bisnis properti. Namun, sewa apartemen harian

di Depok dengan harga yang terbilang murah, cukup menarik untuk ditelisik.

Kami mewancarai salah satu penyedia sewa apartemen harian di Margonda, Depok. Karena menolak disebut identitasnya, sebut saja ia SS. Menurut SS, ia sebenarnya paham tujuan dibalik banyaknya pelajar atau mahasiswa yang menyewa kamarnya, yakni untuk ‘berduaan’ dengan pasangannya. Asumsinya ini kerap terbukti dari pelanggannya yang hampir selalu muda-mudi.

“Ya, tahu sama tahulah buat apa (sewa kamar –red). Kami hanya mencari keuntungan saja,” katanya. Ia pun mengaku tidak betanggungjawab atas apa yang terjadi di dalam kamar. “Selama kami nggak pegang kunci, kami, ya, semua di luar tanggung jawab kami,” katanya melanjutkan.

Sistem promosi apartemen dilakukan secara online, tepatnya melalui media sosial dan aplikasi chatting. Untuk menarik peminat, promosi disampaikan melalui kata-kata yang menggoda, seperti:

“Haii gengsss. Mimin mau berbagi kabar bahagia nih.. Yaaapp, apalagi kalau bukan diskon!! Everybody

loves discount, right? Hahahaa.. Diskon room 25rb/malam dari harga pricelist, DIPERPANJANG dan berlaku SETIAP HARI !! wow wow wow banget kan, hihihi. Promo bisa dihentikan sewaktu2 yess, so manfaatkan moment kebaikan mimin hahaha. Yang biasa booking standart, cuss cobain superior dan yang biasa booking superior, cuss booking deluxe. Dijamin nagihh dehhh!”

Harga sewa kamar per hari berkisar dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Bahkan, di hari-hari tertentu penyewa kerap memberikan diskon hingga 50 persen untuk sewa kamar per malam. Harga yang terjangkau oleh kantong pelajar dan mahasiswa – yang bisa jadi belum berpenghasilan – membuat 10 unit apartemen yang dimiliki SS, laris manis disewa tiap hari.

Untuk membuktikan pernyataan SS, kami mewawancarai salah satu pelanggan tetapnya yang berinisial AB. AB adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah kampus di Depok. Menurut pengakuannya, ia kerap menyewa unit milik SS untuk menghabiskan waktu dengan pacarnya. Ia menambahkan, sistem pemesanan yang tidak dipersulit oleh pencatatan identitas membuat ia ‘senang’ menjadi pelanggan apartemen SS.

“Nggak perlu nunjukkin KTP tiap mau nyewa. Jadi, keamanan identitas terjamin,” kata AB.

Kasus Kejahatan Terjadi

Mudahnya sistem penyewaannya unit apartemen di Depok membuat sebagian oknum memanfaatkan untuk

melancarkan aksi jahatnya. Awal November 2016 lalu, tiga pemuda yakni RF (18), AA (21), dan HB (19) memperkosa seorang siswi SMK Depok berinisial S (18). Pemerkosaan dilakukan di sebuah kamar apartemen di Jalan Margonda Raya. Ketiga pelaku memang sengaja telah menyewa kamar ini sehari sebelumnya.

Kasus yang menimpa S menunjukkan bahwa sistem penyewaan harian unit apartemen di Depok harus lebih ditingkatkan sisi keamanannya. Hal ini bisa dilakukan dengan penyedia kamar yang mewajibkan pelanggannya untuk menunjukkan KTP atau kartu identitas lainnya guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

(Mesha Mediani)

DEPOK, LENTERA DEPOK - Sebagai kota penyangga Ibukota, pembangunan infrastruktur di Depok sejak pertengahan tahun 2000-an terus meningkat, salah satunya pembangunan apartemen.

Penyalahgunaan Sewa Apartemen Harian di Depok

Ilustrasi gambar eksploitasi wanita

Dukun Anton Diancam Hukuman Seumur Hidup“Terinspirasi” Kasus Kopi Bersianida Jessica

Page 6: LENTERA DEPOK FIXXX

Persatuan Sepak Bola Indonesia Kota Depok atau Persikad dipastikan “pulang kampung” setelah sebelumnya sempat dibeli oleh Purwakarta dan bermarkas di sana. Kini, klub kebanggaan kota

belimbing ini siap turun lapangan dengan melakukan pembinaan bagi skuad muda unggulannya.

Persikad bahkan dipastikan menjadi salah satu peserta dalam Piala Walikota Tangerang Selatan 2016. Tim yang bermain di kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia ini membawa 23 pemain, yang didominasi oleh pemain muda dengan rata-rata usia 20 tahun.

Turnamen tersebut menjadi titik awal membangun pondasi Persikad dengan melakukan pembinaan pemain usia muda. Sebanyak 70% skuad yang diturunkan didominasi oleh pemain muda. “Banyak pemain muda berbakat dan berpotensi untuk berkembang di Persikad sehingga di tahun-tahun yang akan datang kita akan melihat hasil dari sebuah pembinaan,” kata kepala pelatih Persikad, Meiyadi Rakasiwi.

Pembinaan pemain muda ini dilakukan untuk regenerasi tim yang selama ini banyak memainkan pemain-pemain senior. Pembinaan dilakukan untuk mengantisipasi sulitnya mencari pemain-pemain muda yang dapat bermain di masa depan. Keresahan dalam regenerasi pemain muda turut dirasakan oleh mantan pelatih Persikad Depok, Isman Jasulmei. “Persikad sekarang sulit regenerasi. Tapi itu saya tidak menyalahkan teman-teman pelatih. Mungkin itu tekanan dari manajer yag menginginkan selalu juara, jadi pelatih-peatih kita nggak mau ambil resiko,” ujar Isman yang saat ini melatih Jagorawi FC.

Saat ini Persikad Depok didominasi oleh pemain-pemain senior berusia diatas 25 tahun. Pemain paling senior yaitu Guntur Gunawan Rizal yang berusia 38 tahun. Pemain-pemain muda Persikad saat ini sudah baik. Fokus pembenahan pemain muda saat ini adalah pengalaman jam terbang dan pembenahan mental agar siap menghadapi pertandingan-pertandingan besar.

Latar Belakang Persikad

Persikad (Persatuan Sepak Bola Kota Depok) merupakan tim sepak bola profesional yang berasal dari kota Depok. Didirikan pada tahun 1990 oleh Drs H. Yuyun Wirasaputra. Tujuan dibuatnya tim sepak bola Persikad adalah memperdayakan dan membina pemain yang berasal dari kota Depok.

Dalam perjalanannya, Persikad sempat menjadi tim yang ditakuti. Persikad sempat dihuni oleh pemain-pemain top, sebut saja Yusuke Sasa (Jepang), Nnana Onana (Nigeria), dan Jean Paul Boumsong (Kamerun). Tak hanya itu, Persikad juga dihuni oleh pemain lokal bertalenta seperti Nehemia Solossa (Adik Boaz), Irfan Boax, dan mantan kapten Timnas Indonesia, M Robi.

Menyambut musim Divisi Utama tahun 2015, fans Pendekar Ciliwung justru dikagetkan dengan dijualnya Persikad Depok ke Pemerintah Purwakarta dengan diakuisisinya klub oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Persikad Depok resmi berubah nama menjadi Persikad Purwakarta.

Bapak Idris Abdul Shomad setelah dilantik menjadi Walikota Depok menggantikan Nur Mahmudi Ismail melalui berbagai upaya yang dilakukannya, akhirnya klub kembali ke pelukan warga Depok.

(Nabila Fatiara)

Persikad Kembali Berlaga

Diduga, kekurangan ini adalah imbas dari minimnya anggaran Pemerintah Kota dan keterbatasan lahan.

Para atlet Depok seringkali menumpang fasilitas olahraga lain di luar kotanya. Bahkan, sekelompok warga Depok membuat gerakan bernama Gemadebus atau Gerakan Masyarakat Depok Butuh Stadion. Mereka mendesak pemerintah membangun lapangan sepak bola yang berstandar FIFA.

“Kota Depok ini sudah mempunyai kesebelasan sepakbola, yakni Persikad dan ditambah kesebelasan Depok United umur 17 tahun. Jadi, perlunya lapangan tersebut, untuk berlaga di kandangnya sendiri dan mengukir prestasinya. Maka hal itu sangat dibutuhkan stadion yang mumpuni,” ujar Koordinator Gemadebus, Ramoy Alfajar dilansir dari Radaronline.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna mengaku sedang

mengupayakan fasilitas olahraga dengan merevitalisasi beberapa fasilitas yang sudah ada, antara lain Stadion Merpati, Stadion Mahakam di Sukmajaya, Lapangan Hawaii dan Lapangan Koni di Depok.

Selain itu, pihaknya juga telah mengusulkan pembangunan stadion olahraga baru ke pemerintah pusat. Saat ini, upaya tersebut masih dalam tahap pencarian lahan dan pengkajian kembali. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, Depok akan memiliki stadion sepakbola berstandar FIFA.

(Nabilla Puteri Fatya)

Kota Depok Krisis Stadion Olahraga

Lapangan Stadion Merpati yang rusak dan sudah tidak layak pakai. Rumput hijaunya sudah tidak memenuhi lapangan dan sudah tidak terurus lagi.

DEPOK, LENTERA DEPOK - Sebagai daerah penyangga Ibukota, Kota Depok justru minim fasilitas olahraga. Baik gedung olahraga maupun stadion sepakbola, kondisinya memprihatinkan.

RUANG HIJAU 11OLAHRAGA10 Senin, 5 Desember 2016lentera depok

Senin, 5 Desember 2016lentera depok

DEPOK, LENTERA DEPOK - Bak oase di gurun pasir. Di tengah himpitan kawasan padat pemukiman di Pancoran Mas, Depok, tersisa hutan kecil yang dulu dikenal sebagai Cagar Alam Pancoran Mas. Namun akibat degradasi alam, statusnya diturunkan menjadi taman hutan raya (tahura).

Menurut pengamatan Lentera Depok, kondisi Tahura kini tampak memprihatinkan. Kerusakan terlihat pada beberapa titik pagar Tahura. “Besi pagar banyak dirusak dan dicuri,” kata salah satu penjaga Tahura, Jani Ardani. Tumpukan sampah pun turut menghiasi sisi hutan yang tidak tertutup pagar. “Karena tidak dipagar, banyak yang buang sampah rumah mereka di sini,” lanjut Jani. Tak jarang Jani mendengar pendapat orang yang menganggap Tahura saat ini lebih menyerupai lahan tak terurus daripada hutan atau taman. “Ya, memang itu kondisinya,” ucap Jani.

Degradasi Alam Hingga Penurunan Status

Dahulu, cerita Jani, Tahura Pancoran Mas merupakan tanah milik saudagar asal Belanda, Cornelis Chastelein, pada akhir abad ke-17. Pada saat itu, kawasan ini jauh lebih luas lagi karena mencakup wilayah Ratu Jaya, Rawa Geni, dan Mampang. Abad ke-18, Pemerintah kolonial Belanda

sengaja menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam karena memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Tak kurang dari 40 000 tanaman obat terdapat di cagar alam tersebut. Adapun pohon langka yang tumbuh di sini seperti kikoneng, kecapi, gohok, benda, waru, dan matoa. Sementara itu berbagai macam sarangga, kijang, monyet, kancil, rusa, bangau putih, dan harimau jawa pernah menjadi penghuni kawasan ini. Lebih dari itu, cagar alam Pancoran Mas juga berperan sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota bagi kota Depok dan Jakarta.

“Sekarang luas hutan ini tinggal tujuh hektarare,” kata Jani. Perkembangan pesat di Kota Depok, tak bisa dipungkiri, adalah penyebab penyempitan lahan dan penyusutan kekayaan hayati di dalam hutan. Cagar alam ini dinilai tidak lagi layak untuk dipertahankan sebagai kawasan cagar alam. Maka, pada 1999, melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.276/KPTS-II/1999, cagar alam ini diubah statusnya menjadi tahura. Dengan demikian, tanggung jawab akan kawasan ini beralih dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke tangan Pemerintah Kota Depok.

Potensi yang masih tersisa

Jani menuturkan, meskipun Tahura tergolong kecil untuk

ukuran hutan, namun potensi alam yang disimpannya cukup banyak. Beberapa jenis pohon yang dapat ditemui di sana adalah mahoni, benda, walisongo, kecapi, rambutan, jengkol, dan bambu. Hewan-hewan seperti serangga, biawak, ular, dan musang pun masih terlihat menghuni Tahura.

Jenis flora dan fauna yang ada di dalam Tahura Pancoran Mas masih menarik minat para peneliti. Jani melihat hal ini sebagai potensi daya tarik Tahura Pancoran Mas. “Saya suka diminta mahasiswa temani penelitian di sini. Masuknya harus sama saya karena bahaya,” kata Jani. Semenjak dibiarkan tak terurus, penduduk sekitar

banyak menemui ular di sekitar hutan.

Pemerintah Kota Depok, menurut Jani, malah membiarkan Tahura Pancoran Mas tidak tertata alih-alih menjadikannya ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat dinikmati publik. “Warga mau ke sini seram, enggak ada jalan dan semaknya tinggi-tinggi,” kata Jani mengungkapkan alasan kawasan ini sepi pengunjung.

Salah satu warga Pancoran Mas, Diah Fitri Novitasari, mengaku tidak pernah mengunjungi Tahura Pancoran Mas, “Saya enggak tau kalo bisa dimasukin, soalnya denger-denger banyak ular.” Namun ia pun merasa tertarik untuk mengunjunginya jika sudah dilakukan penataan dan pengelolaan berkelanjutan. “Jadi kayak Kebun Raya Bogor gitu kayaknya,” kata dia.

Rencana Revitalisasi

Kondisi Tahura kini tak luput dari perhatian Pemerintah Kota Depok. Melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok, pemerintah mulai merevitalisasi kawasan ini dari awal 2016 lalu. Konsepnya akan dibuat mirip dengan Kebun Raya Bogor, yaitu obyek wisata, konservasi tumbuhan, dan satwa liar. “Revitalisasi Tahura diproyeksi bakal jadi taman yang berfungsi sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan paru-paru kota,” kata Kepala BLH Kota Depok, Wijayanto.

Wijayanto mengatakan bahwa revitalisasi ini akan berlangsung bertahap dan jika berjalan mulus, ditargetkan selesai akhir tahun 2016.

“Tahap awal akan ada penataan tumbuhan, penanaman lagi, pemagaran, pembuatan jalan setapak, saung, dan rumah jaga,” jelas dia.

Untuk revitalisasi tahap pertama, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 3 Miliyar. Wijayanto memperkirakan revitalisasi total akan membutuhkan dana sebesar Rp 10 Miliar. “Kalau dulu dana yang disediakan cuma cukup untuk perawatan ringan saja,” lanjutnya.

Jani pun mengetahui adanya rencana revitalisasi. Akan tetapi, hingga menjelang akhir 2016, rencana revitalisasi tak kunjung terwujud. Menurut pegamatan Lentera Depok, di Tahura Pancoran Mas memang terdapat pos jaga dan toilet, namun keduanya tidak berfungsi. Pos jaga mungil yang terlihat masih baru itu beralih fungsi menjadi gudang. Toilet yang berada tepat di belakang pos jaga itu pun tidak mengucurkan air. “Dana untuk perawatannya hanya cukup untuk bayar orang bersih-bersih kayak saya,” lanjut Jani.

Tidak nampak adanya fasilitas jalan setapak dan saung di sekitar hutan. Semak belukar dan sekumpulan pohon bambu mendominasi kawasan ini hingga tampak tidak tertata. Kondisi ini diperparah dengan pagar pembatas yang sudah mulai rusak dan sampah-sampah yang menumpuk di sekitarnya. Ini lah wajah oase Depok yang makin sepi dikunjungi.

Beginilah nasip Tahura Pancoran Mas yang sudah ditinggalkan.

(Iqra Ardini)

Jani, pengurus Tahura Pancoran Mas sedang menemai orang yang berkunjung

Taman Hutan Raya Tahura yang terletak di Pancoran Mas, Depok

Nasib Tahura Pancoran Mas Kini

Page 7: LENTERA DEPOK FIXXX

GAYA HIDUP12 Senin, 5 Desember 2016lentera depok

DEPOK, LENTERA DEPOK - Inovasi terus hadir di berbagai bidang, termasuk dalam menciptakan kantor idaman. Salah satu inovasi tersebut adalah co-working space yang hadir sebagai solusi untuk menyiasati ruang kerja yang terbatas.

Suasana kerja yang santai jadi ciri khas co-working space. Setidaknya, begitulah suasana yang terlihat di Code Margonda, sebuah co-working space di Jalan Margonda, Depok.

Sekilas, tempat tersebut tampak seperti kantor pada umumnya yakni jejeran pekerja yang ‘sibuk’ dengan laptop-nya masing-masing. Namun ternyata, para pekerja tersebut justru berasal dari

perusahaan yang berbeda satu sama lain. Di Code Margonda, mereka dapat saling berinteraksi tanpa batas apapun. Mengingat konsepnya memang mengacu pada pemakaian ruang kantor secara bersama-sama oleh berbagai perusahaan.

Terdapat pula ruang rapat berkapasitas 40 orang yang dapat dipakai tiap perusahaan secara bergantian. Fasilitas lainnya pun sama dengan kantor konvensional, seperti wi-fi, proyektor, printer, dan pantry.

Tak hanya untuk bekerja, Code Margonda juga bisa digunakan untuk tempat workshop dan training yang lazim dilakukan perusahaan.

“Di lantai paling atas

pun terdapat rooftop yang cocok buat nonton di kala senggang,” kata Didi Diarsa selaku pendiri dan pengelola Code Margonda.

Didirikan sejak tahun 2013, kini Code Margonda sudah mempunyai lebih dari 200 anggota. Meski begitu, pengunjung non-anggota jumlahnya lebih banyak, yakni 800 orang. Tempat ini memanfaatkan website dan media sosial sebagai ajang promosi, sekaligus media

untuk pengunjung memesan spot di sana.

Dari segi biaya usaha, co-working space terbilang hemat. Di Code Margona, Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 700 ribu

per bulan untuk ruang kantor. Artinya, dalam setahun Anda hanya perlu merogoh kocek Rp 8 juta untuk sewa kantor.

Co-working space memang cocok untuk pebisnis pemula. Terutama mereka yang memiliki keterbatasan dana untuk menyewa gedung kantor. Hal ini karena mereka tetap membutuhkan tempat yang representatif tanpa menguras banyak biaya.

(Mesha Mediani)

Code MargondaJl Margonda Raya, No.

349, Depok, Jawa Barat.Buka: 08.00 – 22.00

Info: http://codemargonda.com/

Code Margonda, Alternatif Kantor dengan Budget Terbatas

Ruangan Code Margonda yang homy dan dapat digunakan sebagai kantor bagi perusahaan dengan budget terbatas

Berolahraga di akhir minggu bukanlah sebuah hal yang asing bagi

masyarakat Depok. Mulai dari sekedar lari-lari kecil disekitaran komplek sampai mengasah diri di tempat binaraga. Akhir-akhir ini, muncul jenis olahraga baru yang digandrungi masyarakat metropolitan, tak terkecuali

warga Depok.Tengoklah balairung

Universitas Indonesia pada Sabtu dan Minggu Pagi, maka kalian akan menemukan sekelompok orang yang sedang melakukan berbagai jenis gerakan olahraga bersama-sama. Mulai dari yang muda sampai dengan yang tua menggandrungi Freeletics,

olahraga yang sedang “hits” Freeletics merupakan sebuah

fitness apps yang populer karena fleksibilitasnya. Olahraga ini tidak mengharuskan pelakunya untuk mempunyai alat dan pergi ke tempat tertentu. Ia bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Fitur coach yang mengatur menu latihan individu sesuai dengan gaya hidupnya menjadi salah satu kelebihan apps ini. Adanya opsi untuk saling berbagi kegiatan latihan para free athlete (penggiat olahraga freeletics) di media sosial juga menjadi katalis bagi apps ini untuk menjadi viral di masyarakat.

Komunitas Freeletics sendiri pertama kali terbentuk di Jakarta pada Januari 2014, namun tren ini baru digagas di kota Depok oleh komunitas Indo Sweatcamp Depok pada 2015

Komunitas yang terbentuk pada bulan September ini membuat kegiatan Freeletics gratis bagi siapapun. Bagi mereka yang mau ikut cukup datang dan membawa matras, handuk dan

air minum.Dimas Adiputro, penggagas

komunitas ini, mengatakan bahwa semua bermula dari hobinya berolahraga dan keinginannya untuk berolahraga bersama-sama teman. Ia berkata bahwa olahraga ini memang sangat menyiksa namun ia (freeletics) dapat menumbuhkan gaya hidup berolahraga sehat dan memberikan hasil yang memuaskan bagi mereka yang berniat membentuk tubuh ideal.

“Untuk respon mereka pertamannya kaget unutk ngelihat gerakannnya, tapi setelah kita kasih tau manfaatnya dari gerakan dan motivasi mereka buat ikut ini, seperti menurunkan berat badan, bikin mereka makin pengen ikut lagi, karena sekarang makin banyak yang join kita” jelas Dimas, dilansir dari TVUI.

Salah satu free athlete yang telah merasakan dampak olahraga ini adalah Raras Adita. Perempuan ini telah menggeluti olahraga ini kurang lebih selama

dua tahun terakhir.“Dulu itu berat badanku 63-

an sekarang udah 50-an itu udah hampir setahun freeletics. Dan itu pasti ngaruh ke penampilan, jadi baju-baju udah bannyak yang kegedean.” Kata Raras dikutip dari TVUI

Menurutnya, freeletics telah membuat dirinya lebih bugar karena badan ideal yang ia raih tidak hanya dicapai oleh turunnya lemak tubuh tapi juga dengan padatnya otot badan. Raras merasa bahwa dirinya merasa nyaman dengan kegiatan ini karena banyak orang yang berjuang bersama-sama dengan mahasiswi Universitas Indonesia ini.

Selain berolahraga bersama, Indo Sweatcamp Depok sering mengikuti berbagai kegiatan komunitas dan event olahraga lainnya. Salah satunya adalah BRI Run 2016 yang dilaksanakan pada Minggu lalu (4/12/2016)

(Nanda Aulia Rachman)

Anggota freeletics yang tidak pernah absen mengikuti olahraga tanpa alat ini.

Sehat dan Bugar Bersama Freeletics