Upload
robbysyahputra
View
230
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bhghhh
Citation preview
LEPTOSPIROSIS
RACHMEILDRIA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PENDAHULUAN Penyakit demam akut Disebabkan Leptospira Manifestasi berat Penyakit Weil’s (Gold
Smith 1887) Penyakit Weil’s Kongesti konjungtiva Nyeri-nyeri otot
Demam Ikterus
Diastesis hemoragik Albuminuria
Manifestasi Weil’s Adolf Weil’s (Hedelberg 100 th yl)
EPIDEMIOLOGI Semua umur dan jenis kelamin Termasuk occupational disease petani,
pembersih selokan, pekerja tambang, pekerja bangunan, pengolah daging, industri makanan, tempat basah dan lembab
Pertama kali di isolasi th 1915 (L. ikterohemoragika) Inada dan Ido (Jepang)
Hingga kini dikenal 200 resovar di berbagai belahan dunia
Menyebar dibeberapa negara : Rusia, Argentina, Inggris, Brasilia, Australia, Israel, Malaysia, Indonesia, Nicaragua, Brazil, India dan amerika serikat
MIKROBIOLOGI Leptospires Spirochaeta genus Leptospira Terdiri dari 2 spesies :
L. Interrogans L. biflexa
Leptospira patogen td : 200 serotipe dan 23 subgrup
Motil, ukuran lebar 0,1 U m pjg 6-20 m, memiliki hooked
Penyakit zoonosis tu daerah tropis Reservoir penting binatang pengerat (tikus,
musang, tupai), binatang peliharaan (lembu, kerbau, babi, anjing, kucing,dan burung)
MIKROBIOLOGI Dapat hidup ditubulus renalis reservoar
bertahun-tahun (1010 organisme/gram dalam ginjal)
Tranmisi kontak langsung (air, tanah, lumpur) yg tercemar leptospira
PATOFISIOLOGI Leptospira msk ke tubuh melalui kulit yg tidak
intak, mukosa mulut, sal cerna, sal hidung dan konjungtiva mata
Masuk ke aliran darah sistemik replikasi menyebar keseluruh organ tubuh
Organ terbanyak terakumulasi leptospira hepar, kel adrenal dan ginjal
Organ yg pali sedikit akumulasi leptospira Limpa, sumsum tulang, kelenjar limfe
Mekanisme patologis efek toksik langsung dan kompleks imum
Manifestasi klinik Fase leptospiremia (fase septik)
Ikterik (10%) Fase imun
Anikterik (90%)
Fase leptospiremia (fase septik) (minggu I) Disebabkan efek toksik langsung dari
leptospira serta efek tidak langsung dari respon imun
Pada dinding sel leptospira mengandung membran liposakarida yang merupakan bagian integral dari membran luar(lipid a dan antigen O)
Lipid A efek toksik langsung pada sel dan molekul bila membran lisis akibat aktivasi komplemen, fagositosis maupun dampak pemberian antibiotika
Lipid A mengekspresikan sel imum host
Interaksi lipoprotein, LPS dari membran luar leptospira
dengan sel immun host menyebabkan 3 peristiwa
penting yaitu :1. Produksi sitokin2. Aktivasi komplem3. Aktivasi kaskade koagulasi
Pertama : Produksi sitokin oleh monosit, makrofag,
serta sel-sel lain (yi IL-1, IL-6,, IL-8 dan TNF)
Kedua Aktivasi komplemen
C3a dan C5a juga merusak endotel C5a menginduksi dan sekresi lisosim
yang merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran
Ketiga Peran aktivasi kaskade koagulasi
komsumsi fibrinogen dan tombasit abnormal insufisiensi komponen pembekuan manifestasi perdarahan pada berbagai organ
Manifestasi klinis fase leptospiremiaHati Disfungsi hepatoseluler :
Menurunnya produksi faktor pembekuan Menurunnya produksi albumin Menurunnya esterifikasi kolesterol Kolestasisi Intrahepatik Hiperplasi dan hipertofi sel kuffer Appoptosis hepatosit
Ginjal Kerusakan ginjal akibat kompleks imum dan
efek toksik langsung pada tubulus, vaskulitis, kerusakan endotel, hipoksemia, nefritis interstisial, nekrosis tubular akut
Nefritis interstisial dan nekrosis tubular akut migrasi langsung leptospira ke ginjal dan deposit antigen leptospira pada glomerulus dan tubulus Gagal Ginjal kematian
Paru Kongeti pulmonum Perdarahan Infiltrasi monosit dan neutrofil dirongga
alveoler Ditemukan leptospira di sel-sel endotel intra
alveolar dan kapiler Kerusakan kapiler pulmoner perdarahan
paru dan gagal napas akut kematian
Jantung Miokarditis interstisisal Arteritis koronerSusunan Saraf Pusat Ganguan terjadi pada minggu pertama infeksi Ditemukan leptospira pada CNS tanpa
meningitis (imunoglobulin adekuat) Neuritis atau polineuritia Perubahan mental perasaan bingung,
delirium, depresi mental maupun psikosis (sampai 2 thn)
Mata Iritis, iridosiklitis dan uveitis kronisOtot Perubahan vakuola-vakuola sitoplasma dan
infiltrasi lekosit polimorfonuklear Otot rangka (betis) nekrosis fokal Miositis pada sel-sel otot infiltrasi sel hiosit,
netrofil dan sel pasma
Vaskuler Vaskulitis, jejas endotel kapilerEritrosit Hemolisis
Perdarahan terjadi pada 33% kasus leptospirosis
Fase Immun (hari 4-30) Respon immun dimulai saat sel B adau sel T
berikatan pada protein benda asing (Lipoprotein membran luar leptospira sebagai antigen) menstimulasi sel B dan sel T
menjadi aktif multifikasi dan berdiferensiasi Respon sel B terhadap lipoprotein RADANG Sel Plasma dalam sirkulasi dan limpa merespon
liporotein leptospira menghasilkan antibodi/Immunoglobulin berikatan dengan antigen kompleks antigen antibodi
Sel Plasma meningkatkan aktivitas pembelahan ekstensif 10 juta salinan antibodi dalam satu jam
Respon immun humoral mempengaruhi ekspresi protein penting untuk diagnostik imunoserologis dan imunoprotektif (p62 dan p76)
Pembentukan antibodi pada paparan pertama sel B membutuhkan waktu 2 minggu – setahun
IgM molekul besar dan terdeteksi paling tinggi pada minggu I
IgG perlahan pada respon primer dan meningkat cepat pada infeksi sekunder (80% pada sirkulasi)
Ditemukan leptospira pada urine dan CNS
Pada fase leptospiremia leptospira dimusnahkan oleh
immunoglobulin (diikat melalui mekanisme langsung atau
tidak langsung) : Langsung Pengikatan antigen pada bagian
Fab antibodi menyebabkan kompleks antigen-antibodi terpresipitasi keluar sirkulasi atau mengalami aglutinasi bersama komleks lain
Efek tidak langsung mengaktivasu Fc rangsang reaksi peradangan peningkatan aktivasi komplemen, aktivasi makrofag dan fagositosis
MANIFESTASI KLINIS Ringan sampai berat ikterohemoragik (otak,
gijal dan hati) Masa inkubasi 2-12 hari (7hari) Onset penyakit mendadak demam
menggigil, kelemahan umum dan sakit kepala Trias klinis penyakit Wei’s :
Demam Ikterik Perdarahan
Manifestasi klinis terbagi pada tiga stadium : Stadium Pertama
Berlangsung pada minggu pertama (stadium demam)
Stadium KeduaBerlangsung pada minggu kedua
(stadium ikterik) Stadim Ketiga
Berlangsung pada minggu ketiga (stadium konvalesen)
Demam (>390C) pada 2 hari pertama (lama demam 8 hari)
Ikterik (minggu kedua) muncul hari 1 hingga hari13 (3-6 minggu)
Perdarahan (70% penyakit Weil’s) perdarahan subkutan (ptekie, purpura) perdarahan pada gusi dan palatum, perdarahan sal. Cerna, perdaran konjungtiva, sputum berdarah, batuk darah, perdarah sal genital dan hematuria
Anemia (hari ke 7 meningkat >3-4 minggu)
Gejala neurologis sakit kepala, sulit tidur, gangguan
kesadaran, delirium, kekakuan leher (infeksi serius)
Gejala saluran cerna anoreksia, konstipasi, mual, muntah, nyeri
abdomen, meteorisme dan cegukan
Laboratorium Darah rutin :
Anemia (berbagai derajat) LED meningkat Lekositosis dengan netrofilia (minggu 1)
Urine rutin : Proteinuria (minggu I menghilang mingu2 sakit) Leukosituria Piuria Hematuria mikroskopis Torak hialin maupun granular
Leptospirosi berat : Peningkatan faal hati SGOT, SGPT dan LDH Peningkatan faal ginjal
BUN 100-200mg% (>200 mg% penyakit berat)
Identifikasi leptospira Mikroskop lapangan gelap, immunofluorense,
mikroskopis pengecatan Serologis
Ig M (hari ke 5-7) Tes aglutinasi (MAT) Tes fiksasi komplemen
Biomolekuler PCR
Diagnosis Berdasarkan gambaran klinis, temuan
laboratoris dan epidemiologis Kecurigaan Leptospira :
Demam mendadak disertai kelemahan umum, nyeri otot, kongesti konjungtiva, lekositosis dengan netrofilia, LED meningkat, proteinuria
Penyakit Weil’s : Demam, ikterik dan perdarahan Diagnosis pasti
Isolasi organisme (dalam darah dan CNS hari 10 pertama) Tes MAT
Seokonvensi atau peningkatan titer >4 kali lipat Biakan leptospira
PENYULITKematian sering berhubungan dengan penyulit : Meningitis aseptik Gagal ginjal Gagal hati Gangguan liver Perdarahan pulmoner Vaskulitis Miokarditis
TERAPIPengobatan harus segera (2-3 hari pertama) Immunoterapi dengan imunoglobulin spesifik
serum kuda (5 hr I) efektif untuk cegah progresivitas penyakit
Antibiotika (peran terpenting) Streptomisin Penisillin Tetrasiklin Eritromisin Siprofloksasin Sefalosforin
Indikasi Regimen
Terapi Leptospirosis ringan
Doksisiklin peroral 2x 100 mgAmpisilin 500-750mg 4xsehariAmoksisilin 500mg 4xsehari
Terapi Leptospirosis sedang-berat
Penisilin G 1,5 juta unit iv atauAmpisilin 4x 1 gram atauAmoksisilin 4x1gram atauEritromisin 4x500mg
Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/mgg
PROGNOSIS Mortalitas leptospirosis berat 15-40%
PENCEGAHAN Melindungi kulit dari kontak langsung dengan
air kotor dengan baju pelindung, sepatu boot, sarung tangan
Risiko tinggi (pekerja) dilakukan vaksinasi Drainase air, desinfeksi tanah menggunakan
lime dan hindari kontak langsung infeksi melalui kulit dan mukosa saluran cerna
Immunisasi binatang Kontrol kontak langsung pada air
terkontaminasi leptospira dari urine tikus Individu yg berpergian ke daerah endemis
Doksisiklin 200 mg/mgg
TERIMA KASIH
Pertama : Produksi sitokin oleh monosit, makrofag,
serta sel-sel lain (yi IL-1, IL-6,, IL-8 dan TNF)
Kedua Aktivasi komplemen
C3a dan C5a juga merusak endotel C5a menginduksi dan sekresi lisosim
yang merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran
Ketiga Peran aktivasi kaskade koagulasi
komsumsi fibrinogen dan tombasit abnormal insufisiensi komponen pembekuan manifestasi perdarahan pada berbagai organ
Pertama : Produksi sitokin oleh monosit, makrofag, serta sel-
sel lain (yi IL-1, IL-6,, IL-8 dan TNF)IL-1 Diproduksi makrofag, limfosit, sel endotel dan
keratinosit Demam (menggigil dan metabolisme basal Menstimulasirespon nyeri Mempengaruhi sekresi nyeri permrabilitas
vaskuler penurunan tekanan darah sistemi Anoreksia Aktivitas PMN Peningkatan kadar transferin
IL-6 Diproduksi oleh makrofag dan fibroblast akibat
induksi IL-1
IL-8 Diproduksi makrofag, limfosit, sel-sel endotel,
setelah diinduksi oleh IL-1 dan TNF IL-6 dan IL-8
Menstimulasi migrasi dan degranulasi PMN Ikut memicu kerusakan endotel
TNF Ikut serta dalam naik turunnya suhu dan
keringatDiproduksi makrofag, limfosit dan sel
mastMeningkatkan frekuensi nafas dan denyut
jantungHipotensiTimbulnya perdarahan diberbagai organ
Kedua Aktivasi komplemen
C3a dan C5a juga merusak endotel C5a menginduksi dan sekresi lisosim
yang merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran
IL6,IL8,TNF, prostaglandin dan lekotrien Gangguan fungsi endotel relaksasi dan
vasokonstriksi vaskuler gangguan sirkulasi darah tu pembuluh darah kecil berbagai organ (paru, ginjal, hati dan otak)
Perubahan vaskuler terjadi selama peradangan di mulai segera setelah paparan leptospira
Arteriol awalnya vasokonstriksi dalam waktu singkat, disusul vasodilatasi berkepanjangan tekanan kapiler perpindahan filtrat plasma ke ruang intestisial
Histamin dan bradikinin sel endotel regang permeabilitas kapiler
Ketiga Peran aktivasi kaskade koagulasi komsumsi
fibrinogen dan tombasit abnormal insufisiensi komponen pembekuan manifestasi perdarahan pada berbagai organ
Rangkaian ke 3 peristiwa tersebut sebabkan
kelainan pada sel dan organ