59
1 LESSONS LEARNT BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN- PT

LESSONS LEARNT

  • Upload
    fausto

  • View
    88

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAN-PT. LESSONS LEARNT. BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI. AGENDA. Sistem Penjaminan Mutu Kode Etik Asesor Good Practices and Lessons Learnt Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana Contoh Kesalahan Asesor Proses Akreditasi 2014 Konsep Baru Sistem Penjaminan Mutu - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: LESSONS LEARNT

1

LESSONS LEARNT

BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGIBAN-PT

Page 2: LESSONS LEARNT

2

AGENDA

o Sistem Penjaminan Mutuo Kode Etik Asesoro Good Practices and Lessons Learnto Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjanao Contoh Kesalahan Asesoro Proses Akreditasi 2014o Konsep Baru Sistem Penjaminan Mutuo Permendikbud tentang Pengendalian Gratifikasi

Page 3: LESSONS LEARNT

3

SISTEM PENJAMINAN MUTU (SPMI dan SPME)

PERBAIKAN INTERNAL DAN PEMBINAAN

EVALUASI EKSTERNAL/AKREDITASI

REKOMENDASIPEMBINAAN

PERBAIKANINTERNAL

EVALUASI-DIRI

CQI = Continuous Quality Improvement

►►►budaya mutu

SPMI

SPME

SPMI = Sistem Penjaminan Mutu InternalSPME = Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Page 4: LESSONS LEARNT

KODE ETIK - UMUM

4

SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM AKREDITASI:

memahami dan menerapkan tata cara kehidupan yang baik, sopan dan berwibawa [social manners].

memahami sifat-sifat perilaku dan berbuat secara empatik dalam memberikan layanan profesional [personality].

tanggap terhadap keragaman nilai dalam masyarakat yang pluraristis, dan memperhatikan serta menerapkan pesan-pesan moral yang luhur, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat [moral and value system].

menghindari pertentangan kepentingan dalam rangka pelaksanaan akreditasi terhadap semua program dan atau institusi perguruan tinggi [conflict of interest].

Page 5: LESSONS LEARNT

KODE ETIK ASESOR - 1

5

o Asesor harus menyatakan secara tertulis bahwa ia bebas dari hubungan kerja dengan institusi yang akan diakreditasi yang diperkirakan atau patut diduga menimbulkan conflict of interest.

o Asesor harus menolak tugas akreditasi dari BAN-PT, jika asesor yang bersangkutan pernah membantu institusi yang akan diakreditasi dalam waktu kurang dari dua tahun.

o Asesor harus menolak setiap tawaran untuk bertugas di program studi yang sedang diakreditasi minimal untuk masa dua tahun setelah keluarnya sertifikat akreditasi.

o Asesor harus bekerja secara objektif tanpa memandang reputasi perguruan tinggi yang dievaluasinya.

Page 6: LESSONS LEARNT

KODE ETIK ASESOR - 2

6

o Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil penilaian (nilai/score) proses akreditasi, kecuali kepada BAN-PT.

o Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan pribadi/ keluarga/kelompok dari kegiatan akreditasi.

o Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang mengatasnamakan BAN-PT.

o Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan tugasnya sebagai asesor.

o Asesor tidak diperkenankan mengubah atau memperbaiki data dan informasi, termasuk hasil penilaian yang berkaitan dengan proses evaluasi yang telah diserahkan kepada BAN-PT.

Page 7: LESSONS LEARNT

Good Practices &

Lessons Learnt

7

Page 8: LESSONS LEARNT

INSTITUSI/PROGRAM STUDI DAN ASESOR

Good practices

Lessons learnt

Institusi/Program Studi

Asesor

8

Page 9: LESSONS LEARNT

PERILAKUBAIK DAN KURANG BAIK

9

Good Practices: perilaku baik• dipelihara, diulangi, disebar luaskan

• ditingkatkan

Lessons Learnt: perilaku kurang baik• dihentikan,

• tidak dilakukan lagi

Page 10: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt

AsesorMenggunakan kesempatan mengikuti program pengayaan informasi (“enrichment”) yang diberikan BAN-PT sebelum asesmen kecukupan.

16

Page 11: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

Gunakan buku

PEDOMAN PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM STUDI

Penilaian terhadap dokumen dan borang pada waktu asesmen tidak mendalam dan menyeluruh. Dasarnya “sepintas”; “pakai feeling”, “kata orang ...”, dsb.

Sindrom “setahu saya…”;“kata orang-orang….”“waaahh… heebaaat…” (“rendah diri”)“gini aja… di tempat saya biasa…” (“sombong”)

17

Page 12: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

18

Nilai yang diberikan tidak sesuai dengan isi komentar

“cukup memadai” = 4“sesuai” = 4(kosong) = 4

Memberi nilai TANPA membaca buku Pedoman Penilaian

High scorer

Low scorer

Page 13: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

19

KOMENTAR vs nilai “direncanakan…”; “akan

dilakukan/diusahakan/ …. dll”; TIDAK boleh mendapat nilai tinggi (mis.4)

“% DO = 0…” harus dicek apa ada peraturan yang mengatur DO … bila tidak ada, TIDAK boleh mendapat nilai tinggi (mis. 4).

Page 14: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

20

Dalam menuliskan komentar pada Format … (kosong) “sama dengan borang” (akan tetapi nilainya NAIK) “sesuai”, ”cukup memadai”….. Tidak dijelaskan

apa yang “sesuai’ atau “cukup memadai” ”cukup jelas, namun kurang memadai”/”kurang

tajam” ”sudah terungkap”

TULISKAN FAKTA

Page 15: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

21

Nilai setelah asesmen lapangan berbeda jauh dengan nilai asesmen kecukupan tanpa ada penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penilaian hanya dilakukan oleh seorang asesor (yang lain tidak melakukan penilaian).

Page 16: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

22

Asesmen lapangan (visit)o Tidak menepati janji/jadwal asesmen lapangano Batal ganti tanggal…batal lagi… LUUUPA…. (tdk melapor)o Salah satu asesor datang LEBIH AWAL dari jadwal,

dilakukan dengan sengaja untuk datang terpisah, akibatnya institusi menjelaskan secara terpisah …

o Proses asesmen dipadatkan sehingga dilakukan sampai ‘tengah malam’ karena salah seorang asesor hendak ‘pulang lebih cepat dari jadwal’

Menyimpang dari tujuan PEER REVIEW

Page 17: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

23

Ketidakpuasan pihak institusi/program studi terhadap hasil penilaian asesor.

Institusi/program studi MENGAJUKAN BANDING/KEBERATAN ke BAN-PT

Page 18: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

24

Asesmen lapangan (visit)o Asesor tidak memberitahu kalau terjadi conflict of

interest dengan institusi.o Mengeluarkan pernyataan dan/atau sikap tubuh yang dapat

diartikan (mengandung pengertian)”• “saya tidak peduli terhadap alasan/penjelasan…”• “saya selalu benar…” (otoriter)• “menyudutkan…”

o Berbicara dengan nada suara tinggi atau terdengar “keras” sehingga membuat lawan bicara menjadi “takut” (merasa kurang dihargai).

Page 19: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

25

Asesmen lapangan (visit)o Pada pertemuan dengan pimpinan/dosen

mengangkat isu/topik yang tidak relevan dgn proses akreditasi. Misalnya menyatakan betapa “sukar”, “berat” asesmen yang harus dilakukan yang intinya dapat ditangkap oleh institusi/prodi sebagai mempunyai “maksud lain”.

o Melakukan pembicaraan dengan fihak institusi/prodi yang secara tidak langsung maupun langsung ditangkap oleh fihak institusi/prodi menjanjikan nilai tertentu.

ISI BERITA ACARA:

“baik”; “memadai”; “ sesuai” dll. tetapi NILAI rendah

Page 20: LESSONS LEARNT

Lessons Learnt (Asesor)

26

Asesmen lapangan (visit)o Meminta pimpinan institusi/prodi menanda tangani

lembar Format 6,7 dan 8 (ada nilai). Seharusnya hanya Format 4 dan 5 yang ditandatangani pimpinan institusi/prodi.

o Melakukan pertemuan dengan pimpinan atau dosen di luar kampus, misal di tempat menginap asesor atau bandara.

o Menawarkan diri untuk membantu institusi membuatkan dokumen akreditasi .

o Menulis komentar yang sulit di tangkap maksudnya.o Menghilangkan satu/lebih sesi, misalnya membatalkan sesi

dengan dosen atau mahasiswa dengan alasan ”pulang cepat” atau “sesi dengan pimpinan lebih lama dari jadwal”, atau tanpa alasan.

Page 21: LESSONS LEARNT

INSTRUMEN AKREDITASI PROGRAM STUDI SARJANA

27

o BUKU I - NASKAH AKADEMIK AKREDITASI PROGRAM STUDI SARJANA

o BUKU II - STANDAR DAN PROSEDUR AKREDITASI PROGRAM STUDI SARJANA

o BUKU IIIA - BORANG PROGRAM STUDIo BUKU IIIB - BORANG FAKULTAS/SEKOLAH TINGGIo BUKU IV - PANDUAN PENGISIAN BORANGo BUKU V - PEDOMAN PENILAIAN INSTRUMEN AKREDITASI

PROGRAM STUDI SARJANAo BUKU VI - MATRIKS PENILAIAN INSTRUMEN AKREDITASI

PROGRAM STUDI SARJANAo BUKU VII - PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN AKREDITASI

PROGRAM STUDI SARJANAo BUKU ED - PEDOMAN EVALUASI DIRI PROGRAM STUDI SARJANA

DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

Page 22: LESSONS LEARNT

STANDAR AKREDITASI BAN-PT (2009)

28

1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

2. TATAPAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU

3. MAHASISWA DAN LULUSAN4. SUMBERDAYA MANUSIA5. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA

AKADEMIK6. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, DAN

SISTEM INFORMASI7. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT, DAN KERJASAMA

Page 23: LESSONS LEARNT

Contoh hasil validasi25 kesalahan asesor

29

Page 24: LESSONS LEARNT

Contoh

30

Page 25: LESSONS LEARNT

Contoh

31

Page 26: LESSONS LEARNT

Contoh

32

Page 27: LESSONS LEARNT

Contoh

33

Page 28: LESSONS LEARNT

Contoh

34

Page 29: LESSONS LEARNT

PROSES AKREDITASI 2014

35

AKREDITASI PERTAMA AK dan AL. AKREDITASI ULANG (RE-AKREDITASI) AK dan AL untuk program studi yang berubah

peringkat dari akreditasi sebelumnya. AK dan AL jika setelah validasi AK diputuskan

perlu AL. AK saja jika setelah validasi AK diputuskan tidak

perlu AL.

Page 30: LESSONS LEARNT

36

Dasar Pemikiran :

1. Dari data AK dan AL tahun 2013, diperoleh hubungan yang sangat erat (hampir sempurna) antara nilai AK dan nilai AL dengan persamaan regresi dan scatRer plot sbb.

Nilai AL = 13.694 + 0.998 Nilai AK

Berdasarkan persamaan regresi tersebut secara

umum terdapat perbedaan (kenaikan) nilai AL dibandingkan nilai AK sebesar 13.69

poin

PROSES AKREDITASI ULANG 2014

Page 31: LESSONS LEARNT

37

2. Secara lebih rinci data tahun 2013 tersebut menunjukkan bahwa terdapat 76.53% peringkat akreditasi hasil AK yang sama dengan hasil AL

3. Sebanyak 21.68% menunjukkan kenaikan dan 1.79% penurunan peringkat akreditasi dari AK ke AL.

4. Berdasarkan poin 2 dan 3, dapat disimpulkan bahwa proses dan nilai AK menggambarkan status peringkat akreditasi. Dengan demikian yang masuk poin 2 (76.53%) berpotensi tidak perlu dilakukan AL, sedangkan yang masuk poin 3 perlu dilakukan AL.

5. Untuk menghindari kesalahan penilaian perlu ditetapkan selang nilai AK yang perlu ditindaklanjuti dengan AL atau tidak AL.

6. Penetapan selang nilai AK tsb (pada poin 5) dilakukan dengan meminimalkan kemungkinan salah klasifikasi.

Antisipasi pemanfaatan PDPT akan mengubah proses akreditasi secara keseluruhan.

PROSES AKREDITASI ULANG 2014

Page 32: LESSONS LEARNT

38

Klasifikasi Penilaian

400301200 361

C B A

215 270 315 345 365

PROSES AKREDITASI ULANG 2014

Page 33: LESSONS LEARNT

39

Proses Akreditasi Ulang

M N

*)

*)

*) Diputuskan melalui Pleno BAN-PT

PROSES AKREDITASI ULANG 2014

Page 34: LESSONS LEARNT

40

Proses Akreditasi Ulang

M

N

*)

*) Diputuskan melalui Pleno BAN-PT

PROSES AKREDITASI ULANG 2014

Page 35: LESSONS LEARNT

41

Proses Akreditasi UlangPROSES AKREDITASI ULANG 2014AK DAN AL

ASESMEN KECUKUPAN Penilaian mandiri oleh masing-masing asesor dalam satu panel.

Berita acara penilaian (catatan pada Format 1, 2 dan 3) tidak sama.

Pada akhir asesmen, kedua asesor dalam satu panel melakukan pengecekan hasil penilaian. Jika terdapat perbedaan penilaian yang mencolok atau satu asesor menyatakan terakreditasi sedangkan asesor lainnya menyatakan tidak terakreditasi, kedua asesor melakukan rekonsiliasi penilaian.

Asesor menyiapkan draf Format 9 Rekomendasi Pembinaan Program Studi.

Page 36: LESSONS LEARNT

42

Proses Akreditasi UlangPROSES AKREDITASI ULANG 2014AK DAN AL

ASESMEN LAPANGAN Kedua asesor merangkum catatan AK yang telah dilakukan

untuk dipindahkan ke Format 4 dan 5. Catatan hasil AL pada Format 4 dan 5 merupakan kesepakatan

kedua asesor dan disetujui oleh pimpinan Prodi/Pengelola Prodi.

Nilai masing-masing asesor yang disampaikan dalam Format 6, 7 dan 8 dapat berbeda meskipun catatan sama.

Asesor menyiapkan versi final Format 9 Rekomendasi Pembinaan Program Studi.

Perubahan nilai AK ke AL harus disertai dengan penjelasan yang mendukung.

Revisi data dapat dilakukan oleh Prodi.

Page 37: LESSONS LEARNT

43

Proses Akreditasi UlangPROSES AKREDITASI ULANG 2014AK DAN AL

NILAI AKHIR Nilai AK dan AL menjadi basis untuk validasi. Nilai akhir bukan rata-rata nilai AK dan nilai AL.

Page 38: LESSONS LEARNT

44

Proses Akreditasi UlangPROSES AKREDITASI ULANG 2014AK TANPA AL

ASESMEN KECUKUPAN Penilaian mandiri oleh masing-masing asesor dalam satu panel.

Berita acara penilaian (catatan pada Format 1, 2 dan 3) tidak sama.

Pada akhir asesmen, kedua asesor dalam satu panel melakukan pengecekan hasil penilaian. Jika terdapat perbedaan penilaian yang mencolok (lebih dari 50) atau satu asesor menyatakan terakreditasi sedangkan asesor lainnya menyatakan tidak terakreditasi, kedua asesor melakukan rekonsiliasi penilaian.

Asesor menyiapkan draf Format 9 Rekomendasi Pembinaan Program Studi.

Page 39: LESSONS LEARNT

45

Proses Akreditasi UlangPROSES AKREDITASI ULANG 2014AK TANPA AL

NILAI AKHIR Nilai AK menjadi basis untuk validasi untuk penetapan nilai

akhir.

Page 40: LESSONS LEARNT

46

Proses Akreditasi UlangSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

NEWSBREAK

Permendikbud No 49/2014 Standar Nasional Pendidikan Tinggitanggal 9 Juni 2014

Page 41: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 1

47

Page 42: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 2

48

Page 43: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 3

49

Page 44: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 4

50

Page 45: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 5

51

Page 46: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 6

52

Page 47: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 7

53

Page 48: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 8

54

Page 49: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 9

55

Page 50: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 10

56

Page 51: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 11

57

Page 52: LESSONS LEARNT

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Gunawan, 2014) - 12

58

Page 53: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

59

Page 54: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

60

Page 55: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

61

Page 56: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

62

Page 57: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

63

Page 58: LESSONS LEARNT

PERMENDIKBUD 51/2012

64

Page 59: LESSONS LEARNT

65

SELESAI

Terima kasih atas perhatian yang diberikan