15
BAB I PENDAHULUAN Presentasi bokong pada awitan persalinan terjadi pada 3 hingga 4 persen pelahiran janin tunggal. Faktor – faktor yang menyebabkan presentasi bokong antara lain adalah gestasi premature, relaksasi uterus berkaitan dengan paritas yang tinggi, hidramnion, oligohidramnion, hidroselus, anensefalus, riwayat pelahiran bokong, anomaly uterus, dan tumor panggul. Untuk memastikan kecurigaan klinis adanya presentasi bokong serta untuk mendiagnosis anomaly janin atau uterus idealnya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Pada presesntasi bokong, baik ibu dan janin mengalami peningkatan risiko yang cukup besar dibandingkan wanita dengan presentasi kepala. Perlunya manipulasi manual obstetris untuk pelahiran bokong ini meningkatkan resiko infeksi ibu. Perasat intrauterus, terutama pada segmen bawah uterus yang telah menipis atau pengeluaran kepala janin yang terperangkap melalui serviks yang belum membuka lengkap dapat menyebabkan rupture uterus, laserasi serviks, atau keduanya. Manipulasi ini juga dapat menyebabkan melebarnya episiotomy dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang cukup untuk menginduksi relaksasi uterus yang dibutuhkan untuk manipulasi intrauterus dapat menyebakan atonia uterus dan pad gilirannya perdarahan pasca partum. 1

letak sungsang obsgyn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obsgyn

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Presentasi bokong pada awitan persalinan terjadi pada 3 hingga 4 persen pelahiran janin tunggal. Faktor faktor yang menyebabkan presentasi bokong antara lain adalah gestasi premature, relaksasi uterus berkaitan dengan paritas yang tinggi, hidramnion, oligohidramnion, hidroselus, anensefalus, riwayat pelahiran bokong, anomaly uterus, dan tumor panggul. Untuk memastikan kecurigaan klinis adanya presentasi bokong serta untuk mendiagnosis anomaly janin atau uterus idealnya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.

Pada presesntasi bokong, baik ibu dan janin mengalami peningkatan risiko yang cukup besar dibandingkan wanita dengan presentasi kepala. Perlunya manipulasi manual obstetris untuk pelahiran bokong ini meningkatkan resiko infeksi ibu. Perasat intrauterus, terutama pada segmen bawah uterus yang telah menipis atau pengeluaran kepala janin yang terperangkap melalui serviks yang belum membuka lengkap dapat menyebabkan rupture uterus, laserasi serviks, atau keduanya. Manipulasi ini juga dapat menyebabkan melebarnya episiotomy dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang cukup untuk menginduksi relaksasi uterus yang dibutuhkan untuk manipulasi intrauterus dapat menyebakan atonia uterus dan pad gilirannya perdarahan pasca partum. BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISILetak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.KLASIFIKASI

Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni :

1) Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech )

2) Presentasi bokong kaki tidak sempurna ( incomplete breech )

3) Presentasi bokong ( frank breech )

ETIOLOGI

1. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.

2. Rahim yangsangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahimsangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yangnyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.

4. Hidramnion (kembar air).Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.

5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.

6. Plasenta previa.Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. 8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang. DIAGNOSIS

1. Anamnesis keluhan pasien2. Melakukan perabaan perut bagian luar. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan.Janin akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Perlu diketahui bahwa kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

1

2

3

43. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG). MEKANISME

Bokong akan masuk rongga panggul dengan garis pangkal paha melintang / miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha menempati diameter anteposterior dan tronchater depan berada di bawah simfisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin sehingga tronchater belakang melewati perineum dan lahirlah bokong serta kaki. Setelah itu terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan garis terbesar bahu melintang / miring. Terjadi putaran paksi dalam pada bahu sehingga bahu depan ada dibawah simfisis melewati perineum. Kepala masuk ke dalam rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang. Dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam. Kepala serta muka berputar ke posterior dan oksiput ke simfisis. Dagu, mulut, hidung, dahi, dan kepala lahir berturut turut lewat perineum.

A

B

CPROGNOSIS

Mortalitas pada sungsang lebih besar dibandingkan dengan letak normal. Penyebab kematian perinatal yaitu prematuritas & penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat perdarahan tengkorak, terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu masuk rongga panggul. Asfiksia terjadi bila janin bernapas sebelum mulut dan hidung lahir, sedangkan perdarahan tengkorak terjadi akibat kompresi dan dekompresi yang cepat tanpa ada penyesuain sebelumnya.PENANGANAN DALAM KEHAMILANKarena berbahaya, sebaiknya persalinan pada sungsang di hindari. Kalau pada waktu ante natal sudah mengetahui posisi sungsang diusahakan versi luar jadi presentasi kepala. Sebaiknya melakukan versi luar antara 34 38. Kalau < 34 minggu belum perlu dilakukan versi luar karena masih ada kemungkinan berputar sendiri janinnya. Sedangkan kalau > 38 minggu sudah sulit karena janin bertambah besar dan air ketuban mulai berkurang.

Versi luar : diagnosis letak janin pasti, denyut jantung janin baik. Kalau bokong sudah masuk pintu atas panggul harus dikeluarkan dahulu. Pakai jari jari tangan untuk mengangkat bokong. Setelah itu bokong di tahan memakai 1 tangan, tangan yang lainnya membuat fleksi terus menerus. Kedua tangan harus bekerja sama sehingga presentasi menjadi kepala. Dorong kepala masuk pintu atas panggul, kemudian cek denyut jantung janin. Dianjurkan untuk versi luar memakai kekuatan ringan bukan paksaan.

A

B

C

D

Kontra indikasinya adalah

1. Panggul sempit, sehingga harus dilakukan seksio sesar.

2. Perdarahan ante partum, sehingga bisa menyebabkan terlepasnya plasenta.

3. Hipertensi, bisa menyebabkan solusio plasenta.

4. Bayi kembar, bisa menyebabkan lilitan tali pusat

5. Plasenta previa

PENANGANAN DALAM PERSALINAN

Kalau tidak ada masalah tidak dianjurkan mempercepat kelahiran. Tentukan apakah ada indikasi seksio sesar ( CPD, PP, tumor ), awasi kemajuan pembukaan dan penurunan bokong. Kalau bokong lahir jangan melakukan tarikan pada bokong karena dapat mengakibatkan kedua lengan menjungkit ke atas dan kepala terdorong turun di antara lengan sehingga kelahiran lengan bahu sulit.

Saat kepala masuk dalam pintu atas panggul tali pusat tertekan antara kepala janin dan panggul ibu. Maka kelahiran seluruhnya harus 8 menit setelah umbilicus lahir. Setelah umbilicus lahir tali pusat ditarik sedikit sampai kendor supaya tidak teregang dan tidak terjepit antara kepala dan panggul.

Untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih beberapa tindakan :

PERASAT BRACHT

Bokong dan pangkal paha yang telah lahir di pegang dengan 2 tangan, kemudian di hiperlordosis tubuh janin kearah perut ibu, sehingga lama kelamaan bagian janin dapat dilahirkan. Penolong sama sekali tidak melakukan tarikan, hanya bantu proses persalinan sesuai dengan letak sungsang. Tidak semua bagian berhasil dilahirkan.

A

B

CPERASAT KLASIK

Dasarnya adalah lengan kiri janin ditolong oleh lengan kiri penolong begitu pula sebaliknya. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan, badan ditarik kebawah sampai ujung bawah scapula dimana kelihatan dibawah simfisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh janin ditarik keatas, sehingga perut janin ke arah perut ibu. Tangan penolong yang satu dimasukan kedalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju ke lengan belakang sampai fossa kubiti. 2 jari tangan tersebut ditempatkan sejajar dengan humerus dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan jari jari tersebut. Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin dipengang dengan kedua tangan, tubuh janin diputar unutk mengubah lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran sedemikian rupa sehingga punggung janin melewati simfisis, kemudian lengan yang sudah berada dibelakang tersebut dilahirkan dengan cara yang sama. Cara klasik terutama dilakukan bila lengan depan menjungkit ke atas / berada di belakang leher janin. Karena memutar tubuh dapat membahayakan janin, maka bila lengan depan letaknya normal, cara klasik dilakukan tanpa memutar tubuh janin, sehingga lengan kedua tetep dilahirkan sebagai lengan depan. Kedua kaki dipengang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan depan untuk menarik tuuh janin ke bawah sehingga punggung janin mengarah ke bokong.

A

B

CPERASAT MUELLER

Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin ditarik ke bawah sampai bahu depan berada di bawah simfisis, kemudian lengan depan dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru lengan belakang di lahirkan.

A

B

CPERASAT LOEVSAT

Dasarnya adalah bahu belakang janin selalu berada lebih rendah daripada bahu depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang di putar ke depan dengan sendirinya akan lahir di bawah simfisis. Setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik kebawah sampai ujung bawah scapula depan terlihat di bawah simfisis, kemudian tubuh janin diputar dengan cara memegang dada dan punggung oleh kedua tangan sampai bahu belakang terdapat di depan dan tampak di bawah simfisis, dengan demikian lengan depan dapat dikeluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang sekarang jadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin kearah berlawanan, sehingga bahu belakang jadi bahu depan dan lengan dapat dilahirkan dengan mudah.

PERASAT MAURICEAU

Badan janin dengan perut kebawah diletakkan pada lengan kiri penolong. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin sedangkan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla untuk mempertahankan kepala agar tetap flexi. Tangan kanan memegang bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari tengah berada di sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah dengan tangan kanan sampai suboksiput / batas rambut dibawah simfisi. Tubuh janin digerakkan ke atas sedangkan tangan kiri tetep mempertahankan fleksi kepala, sehingga muka lahir melewati perineum dan disusul oleh bagian lain. Tangan kiri tidak boleh ikut menarik janin, karena dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka janin.

A

B

CCUNAM PIPER

Kedua kaki janin dipegan pleh seorang pembantu dan diangkat ke atas, kemudian cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Cunam ditarik curam kebawah sampai batas rambut dan suboksiput berada dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai titik pemutaran , cunam berangsur diarahkan mendatar dan keatas, sehingga muka janin dilahirkan melewati perineum, disusul oleh bagian kepala yang lain.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada saat ini seksio sesar menduduki tempat yang sangat penting dalam menghadapi persalinan letak sungsang. Bila dicurigai adanya kesempitan panggul ringan sedangkan versi luar tidak berhasil, maka tidak boleh dilakukan partus percobaan seperti pada presentasi kepala. Dalam keadaan ini mungkin panggul dapat dilalui oleh bokong dan bahu, akan tetapi ada kemungkinan timbul kesulitan pada saat melahirkan kepala.SARAN

Oleh karena itu letak sungsang pada janin yang besar dan disproporsi sefalopelvik meskipun ringan merupakan indikasi seksio sesar.DAFTAR PUSTAKAPrawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2008Cunningham FG, Leveno KJ, Gant NF. Obstetri Williams Paduan Ringkas. Edisi 21. EGC, 2009.

A

C

B

12