1
Nusantara | 7 RABU, 15 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA P ARA pedagang dan pembeli kembali di- pusingkan oleh harga pangan yang tidak menentu akhir-akhir ini. ‘’Kami tidak mengerti baru dua hari lalu turun, sekarang naik lagi. Nggak tahu besok apa turun atau naik. Bagaimana Pemerintah Provinsi dan Kota Batam mengatasi masalah naik turun harga sembako ini,’’ kata Mariam, pembeli di Pasar Na- goya, kemarin. Pantauan Media Indonesia di sejumlah pasar di Batam, se- perti Pasar Tos 3000, Pasar Pagi Nagoya, Pasar Tiban Center, mendapati sejumlah harga ba- han pangan naik. Antara lain, pada cabai keriting dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp28 ribu, minyak goreng dari Rp8.500 per kg menjadi Rp10.500. Har- ga gula pun di Batam hampir setiap pekan terkoreksi mulai dari Rp9.000 per kg naik men- jadi Rp12 ribu, dan kemarin turun menjadi Rp11 ribu. Adapun harga beras meng- alami kenaikan yang rata-rata Rp500 per kg. Contohnya beras kualitas sedang dari Rp7 ribu per kg menjadi Rp7.500, harga tepung naik dari Rp7.300 per kg menjadi Rp8.500. Gelombang tinggi juga men- jadi penyebab pasokan cabai merah tersendat di Bandar Lampung, Lampung. Janah, 34, pedagang cabai merah di Pasar Tugu, Bandar Lampung, meng- akui hal itu menjadikan harga cabai merah melonjak menjadi Rp32 ribu hingga Rp35 ribu per kg. Sebelumnya harga cabai merah Rp25 ribu per kg. Ia mengungkapkan stok cabai merah hanya untuk dua hari ke depan. Cuaca buruk juga mengaki- batkan harga ikan melonjak. Di sejumlah pasar di Bontang, Kalimantan Timur, harga ikan naik hingga 50%. Kepala Dinas Perindustrian Kota Batam Ahmad Hijazy menyatakan kenaikan harga tersebut akibat suplai bahan pangan terhambat cuaca bu- ruk dan gelombang tinggi. ‘’Jika daerah-daerah penghasil sembako bermasalah, otomatis harga sembako di daerah ini turut terkatrol, namun masih tetap terkendali,’’ katanya. Penjual ikan Pasar Rawa Indah Bontang, Rial mengaku harga ikan naik karena kurang- nya pasokan dari para nelayan akibat cuaca buruk. Harga ikan layang, misalnya kini dijual Rp15 ribu per kg. Sebelumnya hanya Rp10 ribu. ‘’Rata-rata harganya naik hingga 50%,’’ kata Rial. Padahal, kata dia, menjelang Natal dan Tahun Baru per- mintaan ikan di Kota Bontang mengalami kenaikan yang cu- kup signikan jika dibanding- kan pada bulan sebelumnya. Masih dicari Sementara itu, Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemarin terpaksa menangguhkan pen- carian korban terbawa arus Sungai Cimandiri, Kecamatan Palabuhanratu, karena cuaca buruk. Jasad korban bernama Sidin, 35, warga Kampung Tarisi Cikopeng, Desa Cibuntu, Ke- camatan Palabuhanratu, yang diduga sudah berada di laut karena terbawa arus, sulit di- cari karena tingginya gelom- bang, kata Ketua Badan SAR Daerah (Basarda) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie di Sukabumi. Sedangkan nasib anak buah kapal motor Serba Prima, Is- mail, 22, yang hilang pada Se- lasa (30/11), belum diketahui. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Media Indonesia di tempat kejadian sementara, peristiwa itu berlangsung ke- tika kapal Serba Prima berada di perairan Arafura. Menurut keterangan petugas di Direktorat Pol Air Polda Bali, penyebab hilangnya korban dari kapal belum diketahui. (SY/RM/SS/OL/N-1) [email protected] Gelombang Tinggi Harga Melonjak Cuaca buruk di perairan Nusantara berakibat kenaikan harga bahan pangan dan kecelakaan di laut. Henri Kremer Masih banyak rumah belum mendapatkan aliran listrik.” Sobirin Sudrajat Ketua RW perumahan KNV Rumah Ganti Rugi Lapindo Bermasalah POLRES Pelalawan, Riau, me- nangkap delapan truk yang te ngah mengangkut 48 ton kayu gelondong yang diduga ilegal. Kayu jenis mahang itu diperkirakan ditebang dari hutan alam di Kabupaten Siak, Riau. “Barang bukti saat ini ditah- an di Kantor Polsek Sei Kijang, Pelalawan,” kata Kapolres Pela- lawan Ajun Komisaris Besar Ari Rahman Nafarin, kemarin. Dalam pemeriksaan, para sopir tidak bisa menunjukkan dokumen resmi kayu. Bahkan ada beberapa sopir yang men- coba melarikan ke kebun sawit di sekitar jalan lintas timur. Pemilik kayu sudah di- panggil untuk diperiksa. Sang pemilik mengaku memiliki dokumen kayu dan akan mem- perlihatkannya pada saat pe- meriksaan. Masih di Riau, tersangka gratifikasi kasus korupsi ke- hutanan, Burhanuddin Husin, yang juga Bupati Kampar, mencalonkan diri lagi berlaga dalam pemilu kada, Oktober 2011. WKPU Riau menyatakan ke- inginan mantan Kepala Dinas Kehutanan Riau 2004-2005 itu masih legal. “Sekalipun statusnya ter- sangka, sah saja ia maju lagi, karena pengadilan belum me- nyatakan bersalah,” kata ang- gota KPU Riau Edi Sabli. Burhanuddin ditetapkan sebagai tersangka korupsi ke- hutanan pada 2007. Pelaku lain, seperti Bupati Pelalawan Azmun Jaafar, sudah divonis hukuman 11 tahun penjara. Dari Kalimantan Selatan, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta gubernur, bu- pati, dan wali kota dari enam provinsi untuk mengklarikasi kasus alih fungsi kawasan hu- tan. Alih fungsi menjadi perke- bunan dan pertambangan itu mencapai jutaan hektare. “Seluruh kepala daerah di 33 provinsi telah disurati untuk memberikan data dan klari- kasi. Enam provinsi yang pa- ling disorot adalah Riau, Jambi, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur,” tandas Menhut. Hutan lindung dan cagar alam yang berubah fungsi menjadi perkebunan dan per- tambangan berdampak pada kerusakan lingkungan yang merugikan daerah dan negara. (RK/DY/N-3) Pembalak Beraksi di Hutan Alam Siak KORBAN lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, yang memperoleh penggantian ru- mah, ternyata belum bisa hidup tenang. Selain sertikat belum diperoleh, fasilitas listrik di ru- mah pengganti juga tidak ada. Kemarin, warga penghuni perumahan Kahuripan Nirwa- na Village (KNV) itu mengadu ke DPRD Sidoarjo. Pengem- bang perumahan, PT Mutiara Masyhur Sejahtera, dituding telah ingkar janji. Di perumahan ini ada 1.606 rumah yang sudah menjadi milik korban lumpur. Namun, baru 298 unit yang siap un- tuk dilakukan akta jual beli. Bahkan, belum satu pun yang dilengkapi izin mendirikan bangunan, sehingga warga be- lum bisa membayar pajak bumi dan bangunan. Sebelumnya pengembang berjanji akan membuat akta jual beli paling lambat enam bulan setelah warga menerima kunci rumah. Rumah-rumah itu su- dah diserahkan kepada warga pada 2008 lalu. “Kami juga dipusingkan karena masih banyak rumah belum mendapatkan aliran lis- trik,” kata Ketua RW perumah- an KNV, Sobirin Sudrajat. Dari 1.606 rumah, jaringan listrik baru terpasang untuk 1.023 unit. Pengembang sebe- lumnya juga berjanji akan mem bereskan soal ini pada September lalu. Namun, sam- pai Desember, tidak ada reali- sasinya. Pada hari yang sama, sejum- lah warga korban lumpur asal Desa Besuki, Kecamatan Jabon, berunjuk rasa di saluran pem- buangan lumpur di Desa Peja- rakan. Warga mengaku menjadi korban perlakuan diskriminasi dari Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Mereka memprotes BPLS yang memasukkan tanah me- reka ke status tanah sawah. Padahal, sesuai bukti formal yang ada, berupa sertikat dan letter C, tanah mereka adalah pekarangan atau tanah kering. Akibatnya, lahan yang seharus- nya dihargai Rp1 juta per meter persegi hanya diganti rugi Rp120 ribu. Luas total tanah bermasalah itu 17.000 meter persegi, milik lima warga. Seharusnya warga menerima Rp17 miliar, bukan Rp2 miliar, seperti perhitungan BPLS. “Kami bayar pajak sebagai tanah pekarangan,” kata Mu- diharto, warga. (HS/N-3) DEWAN PENGURUS DAERAH REALESTAT INDONESIA SULAWESI UTARA KETUA.: LEOPOLD R NICOLAAS SEKRETARIS.: WILLIAM TANOS DEWAN PENGURUS DAERAH REALESTAT INDONESIA DKI JAKARTA DEWAN PENGURUS DAERAH & KOMISARIAT REALESTAT INDONESIA JAWA TIMUR PENGEMBANG ANGGOTA REALESTAT INDONESIA JAWA TIMUR By: PT. Menara Prada Gedung Adhi Graha Lantai 15 Suite 1503 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta 12950 Telp. (021) 5264545 Fax. (021) 5263535 www.adhirealty.co.id

letter Gelombang Tinggi Harga Melonjak fileDalam pemeriksaan, para sopir tidak bisa menunjukkan dokumen resmi kayu. Bahkan ada beberapa sopir yang men-coba melarikan ke kebun sawit

Embed Size (px)

Citation preview

Nusantara | 7 RABU, 15 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

PARA pedagang dan pembeli kembali di-pusingkan oleh harga pangan yang tidak

menentu akhir-akhir ini. ‘’Kami tidak mengerti baru

dua hari lalu turun, sekarang naik lagi. Nggak tahu besok apa turun atau naik. Bagaimana Pemerintah Provinsi dan Kota Batam mengatasi masalah naik turun harga sembako ini,’’ kata Mariam, pembeli di Pasar Na-goya, kemarin.

Pantauan Media Indonesia di sejumlah pasar di Batam, se-perti Pasar Tos 3000, Pasar Pagi Nagoya, Pasar Tiban Center, mendapati sejumlah harga ba-han pangan naik. Antara lain, pada cabai keriting dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp28 ribu, minyak goreng dari Rp8.500 per kg menjadi Rp10.500. Har-ga gula pun di Batam hampir setiap pekan terkoreksi mulai dari Rp9.000 per kg naik men-jadi Rp12 ribu, dan kemarin turun menjadi Rp11 ribu.

Adapun harga beras meng-alami kenaikan yang rata-rata Rp500 per kg. Contohnya beras kualitas sedang dari Rp7 ribu per kg menjadi Rp7.500, harga tepung naik dari Rp7.300 per kg menjadi Rp8.500.

Gelombang tinggi juga men-jadi penyebab pasokan cabai

merah tersendat di Bandar Lampung, Lampung. Janah, 34, pedagang cabai merah di Pasar Tugu, Bandar Lampung, meng-akui hal itu menjadikan harga cabai merah melonjak menjadi Rp32 ribu hingga Rp35 ribu per kg. Sebelumnya harga cabai merah Rp25 ribu per kg.

Ia mengungkapkan stok cabai merah hanya untuk dua hari ke depan.

Cuaca buruk juga mengaki-batkan harga ikan melonjak. Di sejumlah pasar di Bontang, Kalimantan Timur, harga ikan naik hingga 50%.

Kepala Dinas Perindustrian Kota Batam Ahmad Hijazy menyatakan kenaikan harga tersebut akibat suplai bahan pangan terhambat cuaca bu-ruk dan gelombang tinggi. ‘’Jika daerah-daerah penghasil sembako bermasalah, otomatis harga sembako di daerah ini turut terkatrol, namun masih tetap terkendali,’’ katanya.

Penjual ikan Pasar Rawa Indah Bontang, Rial mengaku harga ikan naik karena kurang-nya pasokan dari para nelayan akibat cuaca buruk. Harga ikan layang, misalnya kini dijual Rp15 ribu per kg. Sebelumnya hanya Rp10 ribu. ‘’Rata-rata harganya naik hingga 50%,’’ kata Rial.

Padahal, kata dia, menjelang Natal dan Tahun Baru per-mintaan ikan di Kota Bontang

mengalami kenaikan yang cu-kup signifi kan jika dibanding-kan pada bulan sebelumnya.

Masih dicariSementara itu, Tim Search

and Rescue (SAR) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemarin terpaksa menangguhkan pen-carian korban terbawa arus Sungai Cimandiri, Kecamatan Palabuhanratu, karena cuaca buruk.

Jasad korban bernama Sidin, 35, warga Kampung Tarisi Cikopeng, Desa Cibuntu, Ke-camatan Palabuhanratu, yang diduga sudah berada di laut ka rena terbawa arus, sulit di-cari karena tingginya gelom-bang, kata Ketua Badan SAR Daerah (Basarda) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie di Sukabumi.

Sedangkan nasib anak buah kapal motor Serba Prima, Is-mail, 22, yang hilang pada Se-lasa (30/11), belum diketahui.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Media Indonesia di tempat kejadian sementara, peristiwa itu berlangsung ke-tika kapal Serba Prima berada di perairan Arafura.

Menurut keterangan petugas di Direktorat Pol Air Polda Bali, penyebab hilangnya korban dari kapal belum diketahui. (SY/RM/SS/OL/N-1)

[email protected]

Gelombang TinggiHarga Melonjak

Cuaca buruk di perairan Nusantara berakibat kenaikan harga bahan pangan dan kecelakaan di laut.

Henri Kremer

Masih banyak rumah belum mendapatkan aliran listrik.”

Sobirin SudrajatKetua RW perumah an KNV

Rumah Ganti Rugi Lapindo Bermasalah

POLRES Pelalawan, Riau, me-nangkap delapan truk yang te ngah mengangkut 48 ton ka yu gelondong yang diduga ilegal. Kayu jenis mahang itu diperkirakan ditebang dari hu tan alam di Kabupaten Siak, Riau.

“Barang bukti saat ini ditah-an di Kantor Polsek Sei Kijang, Pelalawan,” kata Kapolres Pela-lawan Ajun Komisaris Besar Ari Rahman Nafarin, kemarin.

Dalam pemeriksaan, para sopir tidak bisa menunjukkan dokumen resmi kayu. Bahkan ada beberapa sopir yang men-coba melarikan ke kebun sawit

di sekitar jalan lintas timur.Pemilik kayu sudah di-

panggil untuk diperiksa. Sang pemilik mengaku memiliki dokumen kayu dan akan mem-perlihatkannya pada saat pe-meriksaan.

Masih di Riau, tersangka gratifikasi kasus korupsi ke-hutanan, Burhanuddin Husin, yang juga Bupati Kampar, mencalonkan diri lagi berlaga dalam pemilu kada, Oktober 2011.

WKPU Riau menyatakan ke-inginan mantan Kepala Dinas Kehutanan Riau 2004-2005 itu masih legal.

“Sekalipun statusnya ter-sangka, sah saja ia maju lagi, karena pengadilan belum me-nyatakan bersalah,” kata ang-gota KPU Riau Edi Sabli.

Burhanuddin ditetapkan sebagai tersangka korupsi ke-hutanan pada 2007. Pelaku lain, seperti Bupati Pelalawan Azmun Jaafar, sudah divonis hukuman 11 tahun penjara.

Dari Kalimantan Selatan, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta gubernur, bu-pati, dan wali kota dari enam provinsi untuk mengklarifi kasi kasus alih fungsi kawasan hu-tan. Alih fungsi menjadi perke-

bunan dan pertambangan itu mencapai jutaan hektare.

“Seluruh kepala daerah di 33 provinsi telah disurati untuk memberikan data dan klari-fi kasi. Enam provinsi yang pa-ling disorot adalah Riau, Jambi, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur,” tandas Menhut.

Hutan lindung dan cagar alam yang berubah fungsi menjadi perkebunan dan per-tambangan berdampak pada kerusakan lingkungan yang merugikan daerah dan negara. (RK/DY/N-3)

Pembalak Beraksi di Hutan Alam Siak

KORBAN lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, yang mem peroleh penggantian ru-mah, ternyata belum bisa hidup tenang. Selain sertifi kat belum diperoleh, fasilitas listrik di ru-mah pengganti juga tidak ada.

Kemarin, warga penghuni perumahan Kahuripan Nirwa-na Village (KNV) itu mengadu ke DPRD Sidoarjo. Pengem-bang perumahan, PT Mutiara

Masyhur Sejahtera, dituding telah ingkar janji.

Di perumahan ini ada 1.606 rumah yang sudah menjadi milik korban lumpur. Namun, baru 298 unit yang siap un-tuk dilakukan akta jual beli. Bah kan, belum satu pun yang dilengkapi izin mendirikan bangunan, sehingga warga be-lum bisa membayar pajak bumi dan bangunan.

Sebelumnya pengembang berjanji akan membuat akta jual beli paling lambat enam bulan setelah warga menerima kunci rumah. Rumah-rumah itu su-dah diserahkan kepada warga pada 2008 lalu.

“Kami juga dipusingkan ka rena masih banyak rumah belum mendapatkan aliran lis-trik,” kata Ketua RW perumah-an KNV, Sobirin Sudrajat.

Dari 1.606 rumah, jaringan listrik baru terpasang untuk 1.023 unit. Pengembang sebe-lumnya juga berjanji akan mem bereskan soal ini pada September lalu. Namun, sam-pai Desember, tidak ada reali-sasinya.

Pada hari yang sama, sejum-lah warga korban lumpur asal Desa Besuki, Kecamatan Jabon, berunjuk rasa di saluran pem-

buangan lumpur di Desa Peja-rakan. Warga mengaku menjadi korban perlakuan diskriminasi dari Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).

Mereka memprotes BPLS yang memasukkan tanah me-reka ke status tanah sawah. Pa da hal, sesuai bukti formal yang ada, berupa sertifi kat dan letter C, tanah mereka adalah pekarangan atau tanah kering.

Akibatnya, lahan yang seharus-nya dihargai Rp1 juta per meter persegi hanya diganti rugi Rp120 ribu. Luas total tanah bermasalah itu 17.000 meter persegi, milik lima warga. Seharusnya warga menerima Rp17 miliar, bukan Rp2 miliar, seperti perhitungan BPLS.

“Kami bayar pajak sebagai tanah pekarangan,” kata Mu-diharto, warga. (HS/N-3)

DEWAN PENGURUS DAERAHREALESTAT INDONESIA

SULAWESI UTARAKETUA.: LEOPOLD R NICOLAASSEKRETARIS.: WILLIAM TANOS

DEWAN PENGURUS DAERAHREALESTAT INDONESIA

DKI JAKARTA

DEWAN PENGURUS DAERAH&

KOMISARIATREALESTAT INDONESIA

JAWA TIMUR

PENGEMBANG ANGGOTAREALESTAT INDONESIA

JAWA TIMUR

By: P

T. Me

nara P

rada

Gedung Adhi Graha Lantai 15 Suite 1503

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta 12950Telp. (021) 5264545 Fax. (021) 5263535

www.adhirealty.co.id