13
Learning Issue ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA Anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Adneksa Mata Merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Perdami, 2005:1) Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata Kelopak mata atau sering disebut palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dari trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang

LI Balkis Sken a B19

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

Page 1: LI Balkis Sken a B19

Learning Issue

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Adneksa Mata

Merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsi

melindungi mata dan berkedip serta untuk melicinkan dan membasahi mata. Konjungtiva

adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran air

mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari

alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-

tulang yang kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah

otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik

(Perdami, 2005:1)

Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata

Kelopak mata atau sering disebut palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dari

trauma, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan

kornea. Kelopak mata merupakan

pelindung mata yang paling baik

dengan membasahi

mata dan melakukan penutupan

mata bila terjadi rangsangan dari

luar. Kelopak mempunyai lapis

kulit yang tipis pada bagian depan

sedangkan di bagian belakang

ditutupi selaput lendir tarsus yang

disebut konjungtiva tarsal. Pada

kelopak mata terdapat beberapa

bagian antara lain; kelenjar sebasea,

kelenjar keringat ataukelenjar

Moll, kelenjar zeis pada pangkal

rambut bulu mata, serta kelenjar

Meibom pada tarsus. Kelopak mata

Page 2: LI Balkis Sken a B19

bisa terjadi kelainan yaitu lagoftalmos (mata tidak menutup bola mata), ptosis (kelopak mata

tidak bisa dibuka).

Anatomi dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di

daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai

pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal yang terletak di bagian depan rongga orbita,

air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam

rongga hidung di dalam meatus inferior.

Anatomi dan Fisiologi Konjungtiva

Konjungtiva atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi sklera dan kelopak

bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang bersifat membasahi bola

mata terutama kornea dihasilkan oleh sel Goblet. Terdapat tiga bagian

konjungtiva yaitu ; konjungtiva tarsal yang menutup tarsus, konjungtiva bulbi membungkus

bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungtiva forniks sebagai tempat peralihan

konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Rongga Orbita

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang membentuk dinding

orbita: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila,

bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.

Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral

orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.

Dinding orbita terdiri atas tulang:

1. Superior : os. Frontal

2. Lateral : os. Frontal, os. Zigomatikus, ala magna os. Sfenoid

3. Inferior : os. Zigomatik, os. Maksila, os. Palatina

4. Nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os. Etmoid

Page 3: LI Balkis Sken a B19

Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan mata tergantung pada letak

dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.

Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot:

1. Otot oblik inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada fosa

lakrimal, tulang lakrimal, berinsersi pada

sklera posterior 2 mm dari kedudukan

makula, dipersarafi saraf okulomotor bekerja

untuk menngerakkan mata ke atas, abduksi

dan eksiklotorsi

2. Otot oblik superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan

ala parva tulang sfenodi do atas foramen

optik, berjalan menuju troklea dan di katrol

balik dan kemudian berjalan di atas rektus

superior yang kemudian beninsersi pada sklera di bagian temporal belakang bola mata.

Mempunyai aksi pergerakkan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama terjadi bila

sumbu aksi dan sumbu penglihatan searah atau mata melihatke arah nasal. Berfungsi menggerakkan

bola mata untuk depresi terutama bila melihat ke nasa, abduksi dan insiklotorsi

3. Otot rektus inferior

Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn.

Fungsi menggerakkan mata:

a. Depresi

b. Eksoklotorsi

c. Aduksi

4. Otot rektus lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik. Rektus lateral

dipersarafi N. VI, dengan pekerjaan menggerakkan bola mata terutama abduksi.

5. Otot rektus medius

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang sering

memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Berfungsi

menggerakkan mata untuk aduksi.

6. Otot rektus superior

Page 4: LI Balkis Sken a B19

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta lapis dura

saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis

retrobulbar.

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi terutama bila mata melihat ke lateral:

o Aduksi

o Insiklotorsi

B. Bola Mata

Anatomi dan Fisiologi Bola Mata

a. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata serta bagian

putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai pembungkus dan pelindung isi bola mata.

Kekakuan tertentu pada sklera mempengaruhi tekanan bola mata

b. Kornea

Kornea merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang bersifat

transparan sehingga memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea berperan

meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata. Pembiasan terkuat dilakukan oleh

kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh

kornea. Kornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan

yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descement dan

endotel. Saraf sensoris yang mempersarafi kornea yaitu saraf siliar longus, saraf nasosiliar,

saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid yang masuk ke dalam stroma

korneamenembus membran Bowman dan melepaskan selubung Schwannya

c. Bilik-bilik dalam mata

Bola mata mempunyai 2 bilik yaitu, bilik mata depan yang merupakan ruangan dibatasi oleh

kornea, iris, lensa dan pupil serta berisi humor aquos yang membawa makanan untuk jaringan

mata sebelah depan. Kemudian bilik mata belakang yang paling sempit

pada mata.

d. Humor Aquos

Humor aquos atau cairan mata merupakan bagian dari mata yang dihasilkan oleh badan siliar

masuk ke bilik mata melalui pupil serta berfungsi memberikan makanan dan oksigen untuk

mempertahankan kornea dan lensa.

e. Uvea

Page 5: LI Balkis Sken a B19

Uvea merupakan lapis vaskuler di dalam bola mata yang banyak mengandung pembuluh

darah yaitu ; iris, badan siliar, koroid. Iris atau selaput pelangi mempunyai kemampuan

mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata. Badan siliar mengandung otot

untuk melakukan akomodasi sehingga lensa dapat mencembung dan merupakan susunan otot

melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di belakang limbus. Koroid itu sendiri lapis tengah

pembungkus bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah dan memberikan makan

lapis luar retina.

f. Pupil

Pupil pada anak-anak pupil berukuran kecil karena belum berkembangnya saraf simpatis.

Orang dewasa ukuran pupil sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang

dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pada waktu tidur pupil mengalami pengecilan akibat

dari berkurangnya rangsangan simpatis dan kurang rangsangan hambatan miosis.

Mengecilnya pupil berfungsi untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi.

g. Retina

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor dan akan

meneruskan rangsangan cahaya yang diterimanya berupa bayangan. Dalam retina terdapat

makula lutea atau bintik kuning yang merupakan bagian kecil dari retina dan area sensitif

paling rentan pada siang hari.

Page 6: LI Balkis Sken a B19

Fisiologi Mata

Mata membiaskan cahaya yang masuk untuk memfokuskannya ke retina

Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri atas paket–paket individual

seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara–cara gelombang. Jarak antara

dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoreseptor di mata peka hanya

pada panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini hanya

merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari berbagai panjang

gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda–beda.

Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru, panjang gelomang

yang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah.

Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya berpindah

dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium denagn tingkat kepadatan

yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui medium

transparan lainnya seperti kaca atau air. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke sebuah medium

yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat (begitu pula sebaliknya). Berkas

cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan medium baru pada setiap

sudut kecuali sudut tegak lurus.

Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan sudut

jatuhnya benda ke madium kedua. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa, semakin

besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu lensa

dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan, berkas–

berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus. Dengan

demikian, permukaan refraktif mata besifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf

(cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas–berkas cahaya, suatu lensa konkaf

berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya berpenglihatan dekat.

Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat.

Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh dapat

difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya,

yang diatur oleh otot siliaris.

Page 7: LI Balkis Sken a B19

Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah

anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan jaringan kapiler

(yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat

ke lensa melalui ligamentum suspensorium.

Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga

lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah

otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa

kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih

sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan lensa (karena

semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih dibelokkan.

Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi

otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih dekat

untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Serat–serat saraf

simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem syaraf

parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.

Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat–serat transparan. Kadang–kadang

serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu

keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan dengan

secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata

kompensasi.

Seumur hidup hanya sel–sel ditepi luar lensa yang diganti. Sel–sel di bagian tengah lensa

mengalami kesulitan ganda. Sel–sel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi juga

terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan

pertambahan usia, sel–sel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku.

Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang

diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang

berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia

pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk

penglihatan dekat.

Page 8: LI Balkis Sken a B19

Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks penglihatan. Sebagian

diproyeksikan ke daerah–daerah otak lain untuk tujuan–tujuan selain persepsi penglihatan

langsung, seperti :

- Mengontrol ukuran pupil

- Sinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam intensitas cahaya (siklus tidur–

bangun disesuaikan dengan siklus siang–malam).

- Kontribusi terhadap kewaspadaan dan perhatian korteks.

- Kontrol gerakan–gerakan mata.

Mengenai yang terakhir, kedua mata dilengkapi oleh enam otot mata eksternal yang

menempatkan dan menggerakkan mata, sehingga mata dapat menentukan gerakan, lokasi,

melihat, dan mengikuti benda. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh tercepat dan

terkontrol secara tajam.

Mekanisme protektif membantu mencegah cedera mata.

Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian anteriornya,

bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata berfungsi

sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar.

Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saat–saat yang

mengancam, misalnya benda–benda yang datang cepat, cahaya yang sangat menyilaukan, dan

keadaan–keadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara

spontan berulang–ulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan

bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terus–menerus oleh kelenjar lakrimalis di

sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui

permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya

dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi

air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari mata. Mata

juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap benda–benda halus di udara

seperti debu sebelum masuk ke mata.

Page 9: LI Balkis Sken a B19

Daftar Pustaka

Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2007.

Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2008.

Asbury, Vaughan. Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

2007.

Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata, Penerbit Airlangga, Surabaya, 1984. h:1-8.

Mason H. Anatomy and Physiology of the Eye, in Mason, H. & McCall, S. Visual

Impairment: Access to Education for Children and Young People, David Fulton Publishers,

London, 1999. p:30-38.