8
8/8/2019 Li luka bakar http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 1/8 DEFINISI Suatu penyakit yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam PENYEBAB LUKA BAKAR Berdasarkan penyebab luka bakar, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis  penyebab, antara lain : 1. Luka bakar karena api 2. Luka bakar karena air panas 3. Luka bakar karena bahan kimia 4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi 5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari. 6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas 7. Luka bakar karena ledakan bom. PATOFISIOLOGI 1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi animea. 2. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler. Tubuh kehilangan cairan antara ½ % - 1 %, ³  Blood Volume ´ setiap 1 % luka bakar. Kerusakan kult akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih (insensible water loss meningkat). 3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas yaitu : gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urine menurun (kegagalan fungsi ginjal). 4. Pada kebakaran daerah muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terisa. Gejala yang timbul adalah sesak nafas, takipneu, stridor, suara serak dan berdahak berwarna gelap karena jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. CO akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oxygen lagi. Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, binggung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO,  penderita akan meninggal. 5. Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik. Stres dan beban faali yang terjadi pada luka bakar berat dapat menyebabkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama gejala tukak peptic. Kelainan ini dikenal dengan ³ukak Curling ´ yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena. DERAJAT KEDALAMAN Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu sebagai berikut: 1. Luka bakar derajat I : Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa

Li luka bakar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 1/8

DEFINISI

Suatu penyakit yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang

mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam

PENYEBAB LUKA BAKAR

Berdasarkan penyebab luka bakar, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis

 penyebab, antara lain :1. Luka bakar karena api

2. Luka bakar karena air panas3. Luka bakar karena bahan kimia4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari.

6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas7. Luka bakar karena ledakan bom.

PATOFISIOLOGI

1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.

Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikutrusak sehingga dapat terjadi animea.

2. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula denganmembawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairanintra vaskuler. Tubuh kehilangan cairan antara ½ % - 1 %, ³ Blood Volume ´ 

setiap 1 % luka bakar.Kerusakan kult akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahankarena penguapan yang berlebih (insensible water loss meningkat).3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang

khas yaitu : gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah

menurun dan produksi urine menurun (kegagalan fungsi ginjal).4. Pada kebakaran daerah muka dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena

gas, asap atau uap panas yang terisa. Gejala yang timbul adalah sesak nafas,takipneu, stridor, suara serak dan berdahak berwarna gelap karena jelaga.

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. CO akan mengikathemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oxygen lagi.Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, binggung, pusing, mual dan muntah.

Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO, penderita akan meninggal.

5. Pada luka bakar yang berat terjadi ileus paralitik.Stres dan beban faali yang terjadi pada luka bakar berat dapat menyebabkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama gejala tukak peptic.

Kelainan ini dikenal dengan ³T ukak Curling ́ yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena.

DERAJAT KEDALAMAN

Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas

sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytrenmembagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu

sebagai berikut:1. Luka bakar derajat I :Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa

Page 2: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 2/8

eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

2. Luka bakar derajat IIKerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasidisertai proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik 

teriritasi.

Dibedakan atas 2 (dua) bagian :A. Derajat II dangkal/superficial (IIA)Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.Organ ± organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.

Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontandalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk cicatrik.

B. Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa ± sisa jaringanepitel tinggal sedikit. Organ ± organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar 

keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan

disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih darisatu bulan.3. Luka bakar derajat IIIKerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampaimencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan,

tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar  berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadikoagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak 

dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung ± ujung sensorik rusak.

Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

LUAS LUKA BAKAR

Wallace membagi tubuh atas bagian ± nagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenaldengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.

Kepala dan leher 9 %

Lengan18 %

Badan Depan18 %

Badan Belakang18 %

Tungkai36 %

Genitalia/perineum 1 %

Total100 %

Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak ±anak dipakai

modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur 15tahun, 5 tahun dan 1 tahun.KRITERIA BERAT RINGANNYA

(AmericanBurn Association)1. Luka Bakar Ringan.

- Luka bakar derajat II <15 %- Luka bakar derajat II < 10 % pada anak ± anak 

Page 3: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 3/8

- Luka bakar derajat III < 2 %2. Luka bakar sedang

- Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa- Luka bakar II 10 ± 20 5 pada anak ± anak - Luka bakar derajat III < 10 %

3. Luka bakar berat

- Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa- Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak ± anak.- Luka bakar derajat III 10 % atau lebih- Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum.

- Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.

FASE LUKA BAKAR

Untuk mempermudah penanganan luka bakar maka dalam perjalanan penyakitnyadibedakan dalam 3 fase akut, subakut dan fase lanjut. Namun demikian pembagian

fase menjadi tiga tersebuttidaklah berarti terdapat garis pembatas yang tegas diantaraketiga fase ini. Dengan demikian kerangka berpikir dalam penanganan penderita tidak dibatasi oleh kotak fase dan tetap harus terintegrasi. Langkah penatalaksanaan fase

sebelumnya akan berimplikasi klinis pada fase selanjutnya.

1. Fase akut / fase syok / fase awal.

Fase ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di IRD /Unit luka bakar. Pada fase ini penderita luka bakar, seperti penderita traumalainnya, akan mengalami ancaman dan gangguan airway (jalan napas), breathing(mekanisme bernafas) dan gangguan cir culation (sirkulasi). Gangguan airway

tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terjadi trauma , inhalasi

dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi merupakan penyebab kematian

utama penderita pada fase akut. Pada fase ini dapat terjadi juga gangguankeseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termal/panas yang

 berdampak sistemik. Adanya syok yang bersifat hipodinamik dapat berlanjutdengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan akibat probleminstabilitas sirkulasi.Permasalahan dan penanganan pada fase ini akan menjadi bahasan utama dalam

makalah ini.2. Fase Subakut

Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yangterjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :a. Proses inflamasi atau infeksi.

 b. Problem penutupan lukac. Keadaan hipermetabolisme.3. Fase Lanjut

Fase ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yanghipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.

Page 4: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 4/8

PENATALAKSANAAN PENDERITA LUKA BAKAR FASE AKUT.

Pada penanganan penderita dengan trauma luka bakar, seperti pada penderita trauma ± trauma lainnya harus ditangani secara teliti dan sistematik.

I. Evaluasi Pertama (Triage)

A. Airway, sirkulasi, ventilasi

Prioritas pertama penderita luka bakar yang harus dipertahankan meliputiairway, ventilasi dan perfusi sistemik. Kalau diperlukan segera lakukanintubasi endotrakeal, pemasangan infuse untuk mempertahankan volumesirkulasi

B. Pemeriksaan fisik keseluruhan.Pada pemeriksaan penderita diwajibkan memakai sarung tangan yang steril, bebaskan penderita dari baju yang terbakar, penderita luka bakar dapat pulamengalami trauma lain, misalnya bersamaan dengan trauma abdomen dengan

adanya internal bleeding atau mengalami patah tulang punggung / spine.

C. AnamnesisMekanisme trauma perlu diketahui karena ini penting, apakah penderitaterjebak dalam ruang tertutup sehingga kecurigaan adanya trauma inhalasi

yang dapat menimbulkan obstruksi jalan napas. Kapan kejadiannya terjadi,serta ditanyakan penyakit ± penyakit yang pernah di alami sebelumnya.D. Pemeriksaan luka bakar Luka bakar diperiksa apakah terjadi luka bakar berat, luka bakar sedang atau

ringan.1. Ditentukan luas luka bakar. Dipergunakan Rule of Nine untuk menentukanluas luka bakarnya.

2. Ditentukan kedalaman luka bakar (derajat kedalaman)

II. Penanganan di Ruang Emergency

1. Diwajibkan memakai sarung tagan steril bila melakukan pemeriksaan penderita.2. Bebaskan pakaian yang terbakar.

3. Dilakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh untuk memastikan adnyatrauma lain yang menyertai.4. Bebaskan jalan napas. Pada luka bakar dengan distress jalan napas dapatdipasang endotracheal tube. Traheostomy hanya bila ada indikasi.

5. Pemasangan intraveneous kateter yang cukup besar dan tidak dianjurkan

 pemasanga scalp vein. Diberikan cairan ringer Laktat dengan jumlah 30-50cc/jam untuk dewasa dan 20-30 cc/jam untuk anak ± anak di atas 2 tahun dan1 cc/kg/jam untuk anak dibawah 2 tahun.

6. Dilakukan pemasangan Foley kateter untuk monitor jumlah urine produksi.Dicatat jumlah urine/jam.7. Di lakukan pemasangan nosogastrik tube untuk gastric dekompresi dengan

intermitten pengisapan.8. Untuk menghilangkan nyeri hebat dapat diberikan morfin intravena dan jangan secara intramuskuler.9. Timbang berat badan

10. Diberikan tetanus toksoid bila diperlukan. Pemberian tetanus toksoid booster 

 bila penderita tidak mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir.11. Pencucian Luka di kamar operasi dalam keadaan pembiusan umum. Lukadicuci debridement dan di disinfektsi dengan salvon 1 : 30. Setelah bersihtutup dengan t ulle kemudian olesi dengan Silver Sulfa Diazine (SSD) sampai

Page 5: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 5/8

tebal. Rawat tertutup dengan kasa steril yang tebal. Pada hari ke 5 kasa di bukadan penderita dimandikan dengan air dicampur Salvon 1 : 30

12. Eskarotomi adalah suatu prosedur atau membuang jaringan yang mati(eskar)dengan teknik eksisi tangensial berupa eksisi lapis demi lapis jaringannekrotik sampai di dapatkan permukaan yang berdarah.

Fasiotomi dilakukan pada luka bakar yang mengenai kaki dan tangan

melingkar, agar bagian distal tidak nekrose karena stewing.13. Penutupan luka dapat terjadi atau dapat dilakukan bila preparasi bed luka telahdilakukan dimana didapatkan kondisi luka yang relative lebih bersih dan tidak infeksi. Luka dapat menutup tanpa prosedur operasi. Secara persekundam

terjadi proses epitelisasi pada luka bakar yang relative superficial.Untuk luka bakar yang dalam pilihan yang tersering yaitu split tickness skingrafting. Split tickness skin grafting merupakan tindakan definitive penutupluka yang luas. Tandur alih kulit dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh ± 

sembuh dalam waktu 2 minggu dengan diameter > 3 cm.

PENANGANAN SIRKULASI

Pada luka bakarberat / mayor terjadi perubahan permeabilitaskapiler yang akan diikuti

dengan ekstrapasi cairan (plasma protein dan elektrolit) dari intravaskuler ke jaringaninterfisial mengakibatkan terjadinya hipovolemic intra vaskuler dan edemainterstisial. Keseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik tergangu sehinggasirkulasi kebagian distal terhambat, menyebabkan gangguan perfusi / sel / jaringan /organ.

Pada luka bakar yang berat dengan perubahan permeabilitas kapiler yang hamper menyeluruh, terjadi penimbunan cairan massif di jaringan interstisial menyebabkankondisi hipovolemik. Volume cairan intravaskuler mengalami deficit, timbul

ketidakmampuan menyelenggaraan proses transportasi oksigen ke jaringan. Keadaan

ini dikenal dengan sebutan syok. Syok yang timbul harus diatasi dalam waktu singkat,untuk mencegah kerusakan sel dan organ bertambah parah, sebab syok secara nyata bermakna memiliki korelasi dengan angka kematian.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa penatalaksanaan syok dengan metoderesusutasi cairan konvensional (menggunakan regimen cairan yang ada) dengan penatalaksanaan syok dalam waktu singkat, menunjukkna perbaikkan prognosis,derajat kerusakan jaringan diperkecil (pemantauan kadar asam laktat), hipotermi

dipersingkat dan koagulatif diperkecil kemungkinannya, ketiganya diketahui memilikinilai prognostic terhadap angka mortalitas.Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar dikenal beberapa formula

 berikut :- Evans Formula

- Brooke Formula- Parkland Formula

- Modifikasi Formula- Monafo Formula

RESUSTASI CAIRAN

BAXTER formula

Hari Pertama :

Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24 jam

Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 32 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.Kebutuhan faali :

Page 6: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 6/8

< 1 Tahun : berat badan x 100 cc1 ± 3 Tahun : berat badan x 75 cc

3 ± 5 Tahun : berat badan x 50 cc½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.½ diberikan 16 jam berikutnya.

Hari kedua

Dewasa : ½ hari IAnak : diberi sesuai kebutuhan faali

Menurut Evans Cairan yang dibutuhkan :1. RL / NaCl = luas combustio ««% X BB/ Kg X 1 cc

2. Plasma = luas combustio ««% X BB / Kg X 1 cc3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5 2000 ccHari I 8 jam X ½

16 jam X ½

Hari II ½ hari IHari ke III kari ke II

12

PENANGANAN PERNAPASANTrauma inhalasi merupakan foktor yang secara nyata memiliki kolerasi dengan angkakematian. Kematian akibat trauma inhalasi terjasi dalam waktu singkat 8 sampai 24 jam pertama pasca operasi.

Pada kebakaran dalam ruangan tertutup atau bilamana luka bakar mengenai daerahmuka / wajah dapat menimbulkan kerusakan mukosa jalan napas akibat gas, asap atauuap panas yang terhisap. Edema yang terjadi dapat menyebabkan gangguan berupa

hambatan jalan napas karena edema laring.

Trauma panas langsung adalah terhirup sesuatu yang sangat panas, produk produk yang tidak sempurna dari bahan yang terbakar seperti bahan jelaga dan bahan khususyang menyebabkan kerusakan dari mukosa lansung pada percabangantrakheobronkhial.

Keracunan asap yang disebabkan oleh termodegradasi material alamiah dan materiyang diproduksi. Termodegradasi menyebabkan terbentuknya gas toksik sepertihydrogen sianida, nitrogen oksida, hydrogen klorida, akreolin dan partikel ± partikeltersuspensi. Efek akut dari bahan kimia ini menimbulkan iritasi dan bronkokonstriksi

 pada saluran napas. Obstruksi jalan napas akan menjadi lebih hebat akibat adanya

tracheal bronchitis dan edem.Efek intoksikasi karbon monoksida (CO) mengakibatkan terjadinya hipoksia jaringan. Karbon monoksida (CO) memiliki afinitas yang cukup kuat terhadap

 pengikatan hemoglobin dengan kemampuan 210 ± 240 kali lebih kuat disbandingkemampuan O2. Jadi CO akan memisahkan O2 dari Hb sehingga mengakibatkanhipoksia jaringan.

Kecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka bakar mengalami halsebagai berikut.1. Riwayat terjebak dalam ruangan tertutup.2. Sputum tercampur arang.

3. Luka bakar perioral, termasuk hidung, bibir, mulut atau tenggorokan.

4. Penurunan kesadaran termasuk confusion.5. Terdapat tanda distress napas, seperti rasa tercekik. Tersedak, malas bernafas atauadanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan,menandakan adanya iritasi mukosa.

Page 7: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 7/8

6. Adanya takipnea atau kelainan pada auskultasi seperti krepitasi atau ronhi.7. Adanya sesak napas atau hilangnya suara.

Bilamana ada 3 tanda / gejala diatas sudah cukup dicurigai adanya trauma inhalasi.Penanganan penderita trauma inhalasi bila tanpa distress pernapasan maka harusdilakukan trakheostomi. Penderita dirawat diruang resusitasi instalasi gawat darurat

sampai kondisi stabil.

MONITORING PENDERITA LUKA BAKAR FASE AKUT

Monitoring penderita luka bakar harus diikuti secara cermat. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, penderita palpasi, perkusi dan auskultasi adalah prosedur yangharus dilakukan pada perawatan penderita. Pemeriksaan laboratoris untuk monitoring

 juga dilakukan untuk mengikuti perkembanagn keadaan penderita. Monitoring penderita kita dibagi dalam 3 situasi yaitu pada saat di triage, selama resusitasi (0-72 jam pertama)dan pos resustasi.

I. Triage ± Intalasi Gawat Darurat

A. A-B-C : Pada waktu penderita datang ke Rumah sakit, harus dinilai dan dilakukansegera diatasi adakah pr oblem air way, br eat hing , sirkulasi yang segera diatasi life

 saving . Penderitaluka bakar dapat pula mengalami trauma toraks atau mengalami

 pneumotoraks.B. VITAL SIGN : Monitoring dan pencatatan tekanan darah, repsirasi, nadi, rectaltemperature. Monitoring jantung terutama pada penderita karena trauma listrik,dapat terjadi aritmia ataupun sampai terjadi card iac arr est .C. URINE OUTPUT : Bilamana urine tidak bisa diukur maka dapat dilakukan

 pemasangan foley kateter. Urine produksi dapat diukur dan dicatat tiap jam.Observasi urine diperiksa warna urine terutama pada penderita luka bakar derajatIII atau akibat trauma listrik, myoglobin, hemoglobin terdapat dalam urine

menunjukkna adanya kerusakaan yang hebat.

II.MONITORING DALAM FASE RESUSITASI

(sampai 72 jam)1. Mengukur urine produksi. Urine produksi dapat sebagai indikator apakah

resusitasi cukup adekuat / tidak. Pada orang dewasa jumlah urine 30-50 ccurine/jam.2. Berat jenis urine. Pascatrauma luka bakar jenis dapat normal atau meningkat.Keadaan ini dapat menunjukkna keadaan hidrasi penderita. Bilamana berat jenis

meningkat berhubungan dengan naiknya kadar glukosa urine.3. Vital Sign4. pH darah.

5. Perfusi perifer 6. laboratorium

a. serum elektrolit b. plasma albumin

c. hematokrit, hemoglobind. urine sodium

e. elektrolitf. liver funct ion t est  g. r enal funct ion t es

h. total protein / albumin

i. pemeriksaan lain sesuai indikasi7. Penilaian keadaan paruPemeriksaan kondisi paru perlu diobservasi tiap jam untuk mengetahui adanya

Page 8: Li luka bakar

8/8/2019 Li luka bakar

http://slidepdf.com/reader/full/li-luka-bakar 8/8

 perubahan yang terjadi antara lain stridor, bronkhospam, adanya secret, wheezing,atau dispnae merupakan adannya impending obstruksi.

Pemeriksaan toraks foto ini. Pemeriksaan arterial blood gas.8. Penilaian gastrointestinal.Monitoring gastrointestinal setiap 2-4 jam dengan melakukan auskultasi untuk 

mengetahui bising usus dan pemeriksaan sekresi lambung. Adanya darah dan pH

kurang dari 5 merupakan tanda adanya Culing Ulcer.9. Penilaian luka bakarnya.

Bila dilakukan perawatan tertutup, dinilai apakah kasa basah, ada cairan berbauatau ada tanda-tanda pus maka kasa perlu diganti. Bila bersih perawatan

selanjutnya dilakukan 5 hari kemudian.

KOMPLIKASI

1. Syok karena kehilangan cairan.2. Sepsis / toksis.3. Gagal Ginjal mendadak 

4. PeneumoniaPROGNOSA :

Tergantung derajad luka bakar.

Luas permukaan

Daerah yang terkena, perineum, ketiak, leher dan tangan karena sulit perawatan

dan mudah kontraktur.

Usia dan kesehatan penderita

y  www.fk.uwks.ac.id/ elib/Ar  si p/ ... / luka%20bakar %20akut%20t ext . pdf  Oleh ( Dr. Sunarso Kartohatmodjo Sp.B. MM )