18
ANALISIS MASALAH 1. Lokasi desa di pinggir jalan raya Lintas Sumatera. a. Risiko apa saja yang ditimbulkan dari lokasi desa di pinggir jalan raya? (rudi, retno, nubung) Penghijauan di pinggir jalan raya perlu dilakukan untuk mengurangi konsentrasi PM10 di jalan raya. 2. Kasus dalam 6 tahun terakhir 2009, kadar debu halus (PM10) dan CO tinggi 2010 sampai 2011, terjadi dua kali keracunan makanan (hasil pengukuran kualitas air minum dalam lampiran) Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi Adanya serangan kabut asap yang dapat bertahan sampai berminggu-minggu pada bulan September sampai Desember (hasil pengukuran kualitas udara dalam lampiran). a. Risiko kesehatan apa saja yang ditimbulkan? (rudi, retno, nubung) b. Bagaimana nasehat yang spesifik untuk tiap risiko yang ada? (rudi, retno, nubung) c. Apa saja rekomendasi langkah penting yang harus dilakukan pihak puskesmas? (rudi, nubung) d. Bagaimana nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat? (rudi, retno)

DocumentLI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

udara ambient

Citation preview

ANALISIS MASALAH1. Lokasi desa di pinggir jalan raya Lintas Sumatera.a. Risiko apa saja yang ditimbulkan dari lokasi desa di pinggir jalan raya?(rudi, retno, nubung)

Penghijauan di pinggir jalan raya perlu dilakukan untuk mengurangi konsentrasi PM10 di jalan raya.

2. Kasus dalam 6 tahun terakhir 2009, kadar debu halus (PM10) dan CO tinggi 2010 sampai 2011, terjadi dua kali keracunan makanan (hasil pengukuran kualitas air minum dalam lampiran) Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi Adanya serangan kabut asap yang dapat bertahan sampai berminggu-minggu pada bulan September sampai Desember (hasil pengukuran kualitas udara dalam lampiran).

a. Risiko kesehatan apa saja yang ditimbulkan?(rudi, retno, nubung)b. Bagaimana nasehat yang spesifik untuk tiap risiko yang ada?(rudi, retno, nubung)c. Apa saja rekomendasi langkah penting yang harus dilakukan pihak puskesmas?(rudi, nubung)d. Bagaimana nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat?(rudi, retno)

e. Apa saja rekomendasi pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan?(retno, nubung)f. Bagaimana inventarisasi peraturan perundangan dari semua masalah yang ada?NYARI SEMUA YA, BERDASARKAN LI DAN MASALAH MASING

HIPOTESISDesa Mrjt memiliki risiko gangguan kesehatan yang tinggi dikarenakan kualitas udara, air, kebiasaan masyarakat yang kurang baik, dan tenaga kesehatan yang kurang.

1. Kualitas udara ambient

Baku Mutu Udara Ambien (BMUA) Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah, udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas.Menurut Fardiaz (2003) untuk menghindari pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku mutu udara yang dapat dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh tumbuhan dan atau benda. Baku mutu emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien. Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik. Sumber bergerak adalah sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien. Contoh sumber emisi tidak bergerak yang digunakan dalam usaha dan/atau kegiatan tersebut terutama kegiatan industri adalah turbin gas (gas turbine), alat kompresi gas (gas compressor), boiler dan incinerator. Adapun alat yang digunakan sebagai sarana pembuangan emisi adalah cerobong (chimney) dan flare (suar pembakar).Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Baku Mutu Udara Ambien (BMUA) di dalam Peraturan Pemerintah tentang Pengendalilan Pecemaran Udara (PP No. 41 Tahun 1999). Baku mutu ini memiliki 9 parameter yang berlaku untuk menilai kondisi udara ambient secara umum dan 4 parameter lain yang hanya berlaku untuk menilai kondisi udara ambient di kawasan industri kimia dasar. Adapun 9 parameter tersebut adalah SO2, CO, NO2,O3 HC, PM 10, PM 2,5, Debu, Timah Hitam (Pb) dan Dust Fall/Debu Jatuh.

Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara Di Daerah.

Pencemaran Udara Pencemaran udara merupakan kondisi terjadinya perubahan (pengurangan atau penambahan komposisi udara) dibandingkan keadaan normal dalam waktu, tempat dan konsentrasi tertentu sedemikian rupa sehingga membahayakan kehidupan dan kesehatan masyarakat. Menurut PP No. 41 Tahun 1999, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.Pencemaran udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimianya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara karena partikel debu biasanya menyebabkan penyakit pernapasan seperti bronkhitis, asma, kanker paru-paru. Gas pencemar yang terlarut dalam udara dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya diserap oleh sistem peredaran darah (Kemenlh, 2007).

Sumber Pencemaran Udara Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami (natural) dan aktivitas manusia (kegiatan antropogenik). Sumber pencemaran alami adalah letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu spora tumbuhan dan lain sebagainya, sedangkan pencemaran udara aktivitas manusia secara kuantitatif sering lebih besar seperti transportasi, industri, pertambangan, dari sampah baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran dan rumah tangga (Soedomo, 2001). Sumber polusi utama berasal dari transportasi di mana hampir 60 % dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 % terdiri dari hidrokarbon. Sumber sumber polusi lainnya adalah pembakaran, proses industri, pembuangan limbah dan lain lain (Fardiaz, 2003). Di daerah perkotaan dan industri, parameter bahan pencemar yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan penyakit saluran pernapasan adalah parameter gas SO2, gas CO, gas NO2 dan partikel debu (Holzworth & Cormick, 1976 : 690). Sumber bahan pencemar udara menentukan jenis bahan pencemarnya. Hal ini dapat terlihat pada tabel sebagai berikut :

Pencemar udara primer adalah semua pencemar yang langsung dilepas oleh sumber dan belum mengalami perubahan. Pencemar udara primer mencakup sekitar 90 % dari jumlah polutan udara seluruhnya. Pencemar udara sekunder adalah pencemar udara primer yang mengalami perubahan di udara akibat reaksi fotokimia atau oksida katalis dengan adanya faktor meteorologi seperti sinar matahari, kelembaban dan temperatur. Akibat dorongan angin, polutan akan terdispersi (tersebar) mengikuti arah angin tersebut. Sebagian polutan dalam perjalanannya dapat terdeposisi (deposited) atau mengendap ke permukaan tanah, air, bangunan, dan tanaman. Sebagian lainnya akan tetap tersuspensi (suspended) di udara. Seluruh kejadian tersebut akan mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara ambien sehingga mengubah kualitas udara ambien. Bahan pencemar udara atau polutan dibagi menjadi dua bagian:1. Polutan Primer Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa: a. Gas, terdiri dari : Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi dan karbon oksida (CO atau CO2) Senyawa sulfur, yaitu sulfur oksida Senyawa nitrogen, yaitu nitrogen oksida dan amoniak Senyawa halogen, yaitu fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi dan bromin. b. PartikelPartikel dalam atmosfer mempunyai karakteristik spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses disperse misalnya proses menyemprot (spraying), maupun proses erosi bahan tertentu. Asap (smoke) seringkali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat (particulate matter), uap (fumes), gas dan kabut (mist). Adapun yang dimaksud dengan : Asap adalah partikel karbon yang sangat halus (sering disebut sebagai jelaga) dan merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna. Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Uap adalah partikel bentuk gas yang merupakan hasil dari proses sublimasi, distilasi atau reaksi kimia Kabut adalah partikel cair dari reaksi kimia dan kondensasi uap air. 2. Polutan Sekunder Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia dari udara, misalnya reaksi fotokimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan N dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : Konsentrasi relatif dari bahan reaktan Derajat fotoaktivasi Kondisi iklim Topografi lokal dan adanya embun Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat (PAN) dan Formaldehid. Polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel, diikuti berturut-turut oleh NOx, SOx, Hidrokarbon dan yang paling rendah toksisitasnya adalah Karbon Monoksida (CO).Bahan Pencemar dan Dampaknya Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. Menurut para ahli pada sekitar tahun 2000 an kematian yang disebabkan yang disebabkan oleh pencemaran akan mencapai angka 57.000 orang pertahunnya. Selain itu kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara apabila dikur dengan uang dapat mencapai sekitar 12 16 juta US dollar pertahun.Bahan pencemar partikulat di udara berupa partikel padat debu, suspensi, cairan berupa kabut, lahan, debu Pb, debu asbes dan tetesan asam sulfat yang menyebabkan kurangnya daya pandang dan menyerap sinar matahari. Partikulat ini menyebabkan korosi terhadap alat dan mesin dunia industri, terjadinya erosi gedung gedung dan gangguan saluran pernapasan manusia. Berubahnya kualitas udara akan menyebabkan timbulnya beberapa dampak lanjutan, baik terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, aspek estetika udara, keutuhan bangunan, dan lainnya. Dalam bidang kesehatan, udara yang tercemar dapat menimbulkan insiden penyakit saluran pernapasan meningkat seperti Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA), TBC, memperberat penderita penyakit jantung dan asma, meningkatkan kasus alergi bagi yang hipersensitif terhadap polutan tertentu dan meningkatkan kasus kanker terutama kanker paru.Tumbuhan di daerah berkualitas udara buruk dapat mengalami berbagai jenis penyakit. Hujan asam menyebabkan daun memiliki bintik-bintik kuning. Hujan asam akan menurunkan pH air sehingga kemudian meningkatkan kelarutan logam berat misalnya merkuri (Hg) dan seng (Zn). Akibatnya, tingkat bioakumulasi logam berat di hewan air bertambah. Penurunan pH juga akan menyebabkan hilangnya tumbuhan air dan mikroalga yang sensitif terhadap asam.Beberapa contoh gangguan estetika udara ambien adalah bau tidak enak, debu - debu beterbangan dan udara berkabut. Bau tidak enak dapat ditimbulkan oleh emisi gas-gas sulfida, amoniak, dan lainnya. Udara berasap kabut (asbut) atau smoke and fog (smog) akan mengurangi jarak pandang (visibility) kita. Hal ini sangat membahayakan keselamatan pengendara mobil dan motor, selain juga keselamatan penerbangan. Smog atau asbut umumnya disebabkan oleh adanya reaksi fotokimia dari senyawa organik volatil (VOC atau volatile organic compounds) dengan NOx. Akumulasi CO2, metana, dan N2O dapat membentuk lapisan tipis di troposfir. Pantulan panas matahari akan terhambat sehingga suhu bumi pun meningkat (global warming). Senyawa chlorofluorocarbon (CFC) dapat menjangkau lapisan stratosfer dan memecah molekul-molekul ozon di sana. Kerusakan lapisan ozon di stratosfer menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan masuk ke permukaan bumi sehingga dapat mengakibatkan kanker kulit pada manusia yang terpapar sinar itu.Dampak terhadap kondisi iklim umumnya digolongkan sebagai dampak skala makro. Jangkauannya mencapai ribuan kilometer lebih. Dampak skala makro umumnya disebabkan oleh unsur-unsur polutan yang relatif stabil, seperti CO2, metana, dan CFC. Dampak terhadap kesehatan manusia, aspek estetika, dan keutuhan bangunan umumnya terjadi dalam skala mikro dan skala meso yang jangkauan dampaknya dapat mencapai ratusan kilometer.

a. Partikel Partikel didefinisikan sebagai partikel partikel kecil yang berasal dari padatan maupun cairan yang tersuspensi dalam gas (udara). Partikel padatan atau cairan ini umumnya merupakan campuran dari beberapa materi organic dan non organik seperti asam (partikel nitra atau sulfat), logam ataupun partikel debu dan tanah. Beberapa partikel seperti debu, kotoran ataupun asap cukup besar dan cukup hitam untuk dapat dilihat oleh mata. Sementara beberapa partikel yang lain tidak dapat dilihat oleh mata telanjang melainkan harus melalui mikroskop electron. Ukuran partikel sangatlah penting untuk diketahui karena akan mempengaruhi dampak partikel tersebut terhadap manusia dan lingkungan. Total Suspended Particulate (TSP) adalah partikel berdiamter 100 mikrometer atau lebih kecil yang bersifat tersuspensi di udara. PM10 adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil sementara PM2,5 adalah partikel yang berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil (Pussarpedal, 2011).Berdasarkan uraian tersebut di atas maka partikel meliputi berbagai macam bentuk yang dapat berupa keadaan keadadan berikut ini (Wardhana, 2004) : Aerosol adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel yang terhambur dan melayang di udara Fog atau kabut adalah aerosol yang berupa butiran butiran air yang berada di udara Smoke atau asap adalah aerosol yang berupa campuran antara butir padatan dan cairan yang terhambur melayang di udara Dust atau debu adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena adanya hembusan angin Mist artinya mirip dengan kabut. Penyebabnya adalah butiran butiran zat cair yang terhambur dan melayang di udara Fume artinya mirip dengn asap hanya saja penyebabnya adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas (khususnya uap logam) Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri (pabrik) Haze adalah setiap bentuk aerosol yang menganggu pandangan di udara Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem pernafasan. Faktor yang berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikel karena ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam system pernafasan. Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan.Partikel berukuran 10 mikron menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. PM2,5 dapat menyebabkan dampak yang lebih berbahaya terhadap kesehatan bukan saja karena ukurannya yang memungkinkan untuk terhisap dan masuk lebih ke dalam system pernapasan juga karena sifat kimiawinya. Partikel sulfat yang nitrat yang inhalable serta bersifat asam dan bereaksi langsung di dalam system pernapasan, menimbulkan dampak yang lebih berbahaya daripada partikel kecil yang tidak bersifat asam.Ukuran partikel memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan lokasi menetapnya partikel serta dampak yang ditimbulkan saat terhidap ke dalam paru paru. Partikel yang cukup besar, misalnya yang termasuk pada TSP biasanya akan tersaring di hidung dan tenggorokan serta tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Sementara partikel partikel yang lebih kecil seperti PM10 dan PM2.5 akan masuk lebih dalam ke system pernapasan manusia dan menyebabkan gangguan pernapasan. Beberapa penelitian menghubungkan antara paparan pencemar partikulat dan beberapa gangguan seperti berikut : Meningkatnya gejala gangguan pernapasan seperti iritasi,batuk batuk dan kesulitan bernapas Menurunnya fungsi paru paru Memperparah penyakit asma Menimbulkan bronchitis kronis Serangan jantung ringan Kematian dini bagi penderita penyakit jantung dan paru paru Partikel yang terhisap ke dalam system pernapasan akan disisihkan tergantung dari diameternya. Partikel berukuran besar akan tertahan pada saluran pernapasan atas, sedangkan partikel kecil (inhalable) akan masuk ke paru paru dan bertahan di dan NOx. Partikel sulfat dan nitrat yang inhalable karena berukuran kecil serta bersifat asam akan bereaksi langsung di dalam system pernapasan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya (Pussarpedal, 2011). Beberapa dampak yang disebabkan oleh PM 10 dan PM2.5diantaranya adalah : Berkurangnya jarak pandang yang terutama disebabkan oleh PM 2.5 Timbulnya kerusakan lingkungan akibat mengendapnya partikel yang mengandung asam pada perairan perairan, tanah serta hutan Timbulnya kerusakan bangunan atau monemum yang akan menganggu keindahan karena beberapa partikel yang mengandung asam mampu menghancurkan beberapa jenis material. b. Sulfur Dioksida (SO2) Sufur Dioksida adalah salah satu spesies dari gas gas oksida sulfur (SOx). Sulfur Dioksida (SO2) merupakan gas yang sangat mudah terlarut dalam air, gas tidak berwarna, berbau dalam konsentrasi pekat dan tidak mudah terbakar. SO 2 dan gas gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara dan bijih bijih yang mengandung metal seperti aluminium, tembaga, seng, timbale dan besi.Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada system pernapasan, seperti pada selapurt lender hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru paru. Efek kesehatan ini menjadi lebih buruk pada penderitas asma. Di samping itu SO2dapat terkonversi di udara menjadi pencemar sekunder seperti aerosol sulfat. Aerosol yang dihasilkan sebagai pencemar sekunder umumnya mempunyai ukuran yang sangat halus sehingga dapat terhisap ke dalam system pernapasan bawah. Aerosol sulfat yang masuk ke dalam saluran pernapasan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang lebih berat daripada partikel partikel lainnya karena mempunyai sifat korosif dan karsinogen. c. Ozon(O3) adalah gas yang tidak berwarna dengan sedikit berbau wangi; oksidan foto kimia paling umum diudara. Atmosfer tinggi yaitu lapisan alami dari ozon dan melindungi kita dari radiasi berbahaya Ultraviolet matahari. Atmosfer lebih rendah yaitu O3 dianggap pencemar ketika melebihi standar kualitas udara.Sumber-sumber ozon yaitu Emisi dari semua kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel, Pembakaran bahan bakar fosil, Pelarut, Tumbuh-tumbuhan, dan Ozon yang merupakan bentuk pencemar sekunder dari precursor. Akibat dari Ozon yang melebihi standar kualitas udara yaitu Iritasi mata dan sistem pernafasan, kerusakan pada tanaman dan hewan, serta bahan-bahan seperti karet, cat, dan tekstild. Nitrogen Dioksida(NO2)adalah gas berwarna kuning kecoklatan sampai merah kecoklatan yang dikonversi oleh reaksi kompleks didalam atmosfer menjadi asam nitrat (HNO3) dan anion nitrat (NO3-). Sumber-sumber NO2 yaitu Emisi knalpot kendaraan bermotor sebagai oksida nitrat, yang teroksidasi menjadi NO2 diatmosfer, Pembakaran bahan bakar fosil. Dampak NO2 yaitu Iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru; Terpapar NO2 dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi virus, seperti influenza; NO2 menekan pertumbuhan tanaman dan merusak jaringan daun; menurunkan sistem kekebalan tubuh hewan; NO2 memiliki peran dalam menghasilkan ozon yang mengandung kabut fotokimia; Berkontribusi atas terjadinya hujan asam sebagai asam nitrit, berakibat pada tanah dan tumbuhan.e. Carbon Monoksida (CO)adalah Gas yang tidak berwarna, tidak berbau yang beracun bagi manusia dan hewan pada konsentrasi rendah; banyak orang hidup dan beraktifitas didekat koridor lalulintas padat dan hal yang demikian sangat rentan terhadap polusi CO. Sumber-sumber CO yaitu Emisi dari pembakaran bahan bakar yang sebagian besar dari kendaraan berbahan bakar bensin; kendaraanyang tidak dipelihara dengan baik menghasilkan konsentrasi lebih besar., pembakaran bahan bakar dari proses industri, Pembakaran arang untuk masak(pembakaran tidak sempurna). Dampak CO yaitu CO berikatan dengan hemoglobin didalam darah lebih cepat dari oksigen (250 kali lebih cepat) dan tidak mudah dilepaska, akibat dari menghirup CO tergantung dari konsentrasi paparan dan beragam dari pusing sampai sakit kepala yang menyebabkan kematian, Orang dengan penyakit jantung, anemia, atau penyakit pernafasan sangat rentan terhadap efek CO, dapat menyebabkan cacat lahir, termasuk keterbelakangan mental dan gangguan pertumbuhan janin.f. Timbal (Pb)merupakan logam berat dan halus; konstituen utama dari aki mobil dan merupakan (sebelum tahun 2006 di Indonesia) zat aditif penting anti knock untuk bensin; sesekali digunakan di cat. Sumber-sumber Timbal yaitu peleburan timbal primer dan sekunder, operasi pertambangan, daur ulang baterai/aki, pesawat penerbangan umum masih menggunakan bahan bakar bertimbal. Dampak Timbal yaitu mengganggu perkembangan saraf yang normal; dapat menyebabkan kesulitan belajar, mengurangi intelektual dan rentang perhatian, dan kerusakan permanen pada otak anak-anak dan sistem saraf, menggantikan kalsium pada tulang.