16
BAB IV PEMBAHASAN Lightning Arrester seperti peralatan di gardu induk lainnya, juga memerlukan pemeliharaan agar tetap mampu berfungsi baik. Sekalipun nilai asetnya tidak mahal, namun bila arrester tidak bekerja dengan baik, maka kerusakan peralatan lain yang seharusnya terlindung dari surja tidak dapat terhindarkan. Standar ini dijadikan salah satu acuan dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan Arrester. Kegiatan pemeliharaan pada Lightning Arrester dapat dikategorikan seperti dalam bagan sebagai berikut :

Lightning Arrester

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi singkat tentang perawatan

Citation preview

BAB IV

PEMBAHASANLightning Arrester seperti peralatan di gardu induk lainnya, juga memerlukan pemeliharaan agar tetap mampu berfungsi baik. Sekalipun nilai asetnya tidak mahal, namun bila arrester tidak bekerja dengan baik, maka kerusakan peralatan lain yang seharusnya terlindung dari surja tidak dapat terhindarkan. Standar ini dijadikan salah satu acuan dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan Arrester.

Kegiatan pemeliharaan pada Lightning Arrester dapat dikategorikan seperti dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Metode Pemeliharaan

4.1Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)

Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal sesuai umur teknisnya, melalui inspeksi secara periodik dan pengujian fungsi atau melakukan pengujian dan pengukuran untuk mendiagnosa kondisi peralatan.Kegiatan ini dilaksanakan dengan berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.Lightning arrester yang dipelihara secara umum dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1. Arrester Gardu Induk

2.Arrester di Saluran Transmisi

Pemeliharaan LA di Gardu Induk memiliki poin pengujian/ pemeliharaan yang lebih banyak daripada LA di Saluran Transmisi, hal ini terutama karena factor kemudahan pelaksanaan. Sebagai contoh pengukuran arus bocor resistif dalam kondisi bertegangan akan sulit dilaksanakan pada Arrester di SUTT, SUTET.Pemeliharaan preventif ini dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1.Pemeliharaan Rutin

2.Pemeliharaan Prediktif

4.2Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)

Merupakan kegiatan pemeliharaan secara periodik/ berkala dengan melakukan inspeksi dan pengujian fungsi untuk mendeteksi adanya potensi kelainan atau kegagalan pada peralatan dan mempertahankan unjuk kerjanya. Berdasarkan periodenya, pemeliharaan rutin pada Arrester terdiri dari:

1.Pemeliharaan Harian

2.Pemeliharaan Mingguan

3.Pemeliharaan Bulanan

4.Pemeliharaan Tahunan atau Bersamaan dengan padam Bay T/R atau T/L4.3In Service Visual Inspection

Merupakan pekerjaan pemantauan/ pemeriksaan secara berkala/ periodik kondisi peralatan saat operasi dengan hanya memanfaatkan 4 (empat) indera dan alat ukur bantu sederhana sebagai pendeteksi (termasuk thermo visi dan thermogun).Tujuan In Service Visual Inspection untuk mendapatkan indikasi awal ketidaknormalan peralatan (anomali) sebagai bahan untuk melakukan Evaluasi Level 1 dan data yang dapat diolah secara statistik sebagai informasi bagi pengembangan atau tindakan pemeliharaan.4.4Shutdown Function Check

Adalah pengujian secara berkala/ periodik yang dilaksanakan pada peralatan listrik saat padam (tidak operasi) untuk mengetahui kerja peralatan apakah sesuai fungsinya berdasarkan spesifikasi atau standar yang diijinkan. Kegiatan ini dilaksanakan tahunan.Pada Lightning Arrester pemadaman rutin dilaksanakan bersamaan dengan pemadaman rutin bay peralatan yang dilindungi oleh arrester. Kegiatan ini dilaksanakan pada Lightning Arrester Tipe Gardu Induk, khususnya pengecekan fungsi counter dari arrester menggunakan alat bantu tertentu.4.5Predictive Maintenance

Disebut juga dengan Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition Based Maintenance). Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan monitor dan membuat analisa trend terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil monitor dan analisa trend hasil Predictitive Maintenance merupakan input yang dijadikan sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.

Ruang lingkup Predictive Maintenance meliputi :4.5.1In Service MeasurementAdalah pengujian yang dilakukan saat peralatan operasi (bertegangan) untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara dini yang waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi peralatan. Pada lightning arrester, kegiatan in service measurement yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1.Pengukuran thermovisi

2.Pengukuran korona

3.Pengukuran arus bocor resistif dengan LCM

4.Pengukuran arus bocor total pada LA tanpa penunjuk meter arus bocor

Kegiatan pengukuran in service ini dilaksanakan pada Arrester yang berada di Gardu Induk.

1.Pengukuran Thermovisi

Titik-titik yang menjadi objek pengamatan Thermovisi pada Lightning Arrester adalah sebagai berikut :

a.Koneksi Arrester ke Busbar

b.Kompartemen/ Housing dari Arrester

c.Koneksi Arrester ke kawat grounding

Thermovisi dilaksanakan untuk tujuan prediktif yang dilaksanakan satu minggu sekali, intervalnya dapat disesuaikan dengan kondisi peralatan. Sebagai contoh, bila peralatan LA sudah diduga bermasalah, namun menunggu penggantian, maka intensitas pengamatan dapat dinaikkan menjadi setiap hari.

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Thermovisi

Selama beroperasi, peralatan yang menyalurkan arus listrik akan mengalami pemanasan karena adanya I2R. Bagian yang sering mengalami pemanasan dan harus diperhatikan adalah terminal dan sambungan, terutama antara dua metal yang berbeda serta penampang konduktor yang mengecil karena korosi atau rantas. Kenaikan I2R, disamping meningkatkan rugi-rugi juga dapat berakibat buruk karena bila panas meningkat, kekuatan mekanis dari konduktor melemah, konduktor bertambah panjang, penampang mengecil, panas bertambah besar, demikian seterusnya, sehingga konduktor putus ataupun menyebabkan pemanasan internal di dalam kompartemen arrester. Deteksi panas secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sinar infra merah.Sinar infra merah atau infrared (disingkat IR) sebenarnya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagnetik. IR mempunyai panjang gelombang antara 750 nm hingga 100 m (lihat grafik spektrum).

Gambar 4.3 Spekrum Gelombang Elektromagnetik

2.Pengukuran Korona

Pengujian korona dilaksanakan pada Lighnting Arrester untuk mengecek kondisi konektor pada bagian yang bertegangan, juga kondisi arrester di sekitar flange dan kompartemen. Korona dilaksanakan untuk mendeteksi lebih dini kualitas dari konektor arrester, dari pengaruh korosi ataupun pemasangan yang tidak sempurna. Interval pengujian dapat disesuaikan, minimal 1 tahun satu kali. Partial Discharge, korona, sparkover, flashover, breakdown adalah rumpun kejadian luahan listrik secara berurutan yang dapat terjadi pada isolasi. Partial discharge (PD) adalah kejadian breakdown listrik pada suatu bagian kecil dari sistim isolasi listrik yang berbentuk cair atau padat, akibat stres tegangan listrik. Selama kejadian PD, tidak ada jembatan langsung antara 2 elektroda. Sedangkan korona, dalam astronomi adalah plasma "atmosphere" dari matahari atau benda angkasa. Dalam ilmu listrik, korona adalah partial discharge yang bersinar dari konduktor dan isolator, karena ionisasi dari udara, ketika medan listrik melewati batas kritis (24-30 kV/cm).

Gambar 4.4 Korona di Arrester

Corona discharge memancar pada gelombang antara 280-405 nm yaitu daerah sinar ultraviolet (UV) karena itu tidak terlihat oleh mata kita. Meskipun sangat lemah, pada gelombang sekitar 400 nm, korona dapat terlihat pada kondisi gelap malam. Korona tidak bisa dilihat siang hari karena tertutup oleh pancaran radiasi matahari. Panas yang ditimbulkan oleh korona juga sangat kecil, sehingga tidak dapat ditangkap oleh infrared thermal cameras.Faktor-faktor yang mempengaruhi korona :

-Tekanan udara

Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi rendah -> Lebih banyak korona

-Kelembaban

Kelembaban yang tinggi mengakibatkan lebih banyak korona

-Suhu

Suhu yang tinggi -> Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi rendah -> Lebih banyak korona

Sifat buruk korona terhadap lingkungan :

-Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides yang menjadi nitric acid pada kondisi kelembaban tinggi.

-Korona menyebabkan kerusakan pada isolator, terutama non-ceramic insulators (NCI).

-Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM.

-Audio noise

Efek dari timbulnya korona :

-Penurunan kualitas isolator polimer

-Menimbulkan kerusakan fisik pada komponen

-Menyebabkan interferensi radio

-Menimbulkan audio noise

-Indikasi akan kemungkinan kerusakan

-Indikasi akan pemasangan peralatan yang tidak sesuai

-Indikasi dari efektifitas pembersihan

-Indikasi kemungkinan terjadinya flashover atau trip

Sumber dari korona pada sistim kelistrikan :

Cacat pada isolator keramik yang dapat mengakibatkan korona :

-Kontaminasi

-Short antara pin dan socket

-Retak pada bagian semen di sekitar pin

-Karat pada sambungan ball-socket

-Positive feedback loop :

-Semen yang tergerus menyebabkan korona

-Korona menyebabkan semen tergerus

-Korosi menyebabkan korona

-Korona menyebabkan korosi

Cacat pada isolator polimer yang dapat mengakibatkan korona :

-Kontaminasi dan tracking pada lapisan permukaan

-Korona ring yang rusak, hilang atau pemasangannya yang tidak sesuai

-Batang yang terbuka dan terkarbonasi

-Sambungan yang rusak

-Lubang yang menembus lapisan

Cacat pada konduktor yang dapat mengakibatkan korona :

-Urat kawat yang putus

-Urat kawat yang terbuka

-Kontaminasi

-Armour rod yang rusak

-Spacer yang rusak atau kendor

3.Pengukuran Arus Bocor Resistif dengan LCM

Komponen kritis dari Lightning Arrester tipe Metal Oksida adalah pada komponen Resistor Non Linearnya. Degradasi pada komponen non linear tersebut dapat dideteksi melalui pengukuran arus bocor resistif dari arrester. Hasil pengukuran ini sangat sensitive terhadap suhu dan level tegangan operasi dari arrester, oleh karenanya pencatatan kondisi saat pengukuran perlu dilaksanakan.

Pelaksanaan pengukuran arus bocor ini dilaksanakan minimal 1 kali dalam satu tahun, untuk kebutuhan data trending, intervalnya dapat lebih singkat, disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan bila diketahui kondisi arrester telah mengalami degradasi.

4.Pengukuran Arus Bocor Total LA dengan CT Clip On

Pada beberapa kasus ekstrim, nilai arus bocor total pada arrester menjadi sangat tinggi bila dibandingkan fasa lain, hal ini dapat menjadi indikasi terjadi ketidak beresan pada arrester. Untuk itu, maka pengukuran ini pun perlu dilaksanakan secara rutin setiap minggu, atau menurut interval tertentu berdasarkan tingkat urgensi dan kebutuhan analisis data.4.6

Shutdown Measurement

Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan padam untuk mengetahui kondisi peralatan yang waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi peralatan, namun dapat juga dijadwalkan secara rutin untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk proses analisa data.

Pada lightning arrester, kegiatan shutdown measurement yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1.Pengukuran Wattloss menggunakan Alat Uji Tan Delta

2.Pengukuran Megger/ Tahanan Isolasi4.7

Corrective Maintenance

Adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami kelainan / unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya atau kerusakan, dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace). Di dalam pelaksanaannya, Corrective Maintenance dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :4.7.1.PlannedAdalah pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami kelainan / unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya, dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace) secara terencana. Acuan tindak lanjut yang digunakan pada Planned Corrective Maintenance berdasarkan hasil pemeriksaan Petugas Ground patrol (untuk Arrester di Line), Petugas Pemeliharaan GI dan pengujian pada Predictive Maintenance.4.7.2.UnplannedDisebut juga dengan Pemeliharaan Breakdown. Adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami kerusakan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan pemadaman. Untuk mengembalikan pada kondisi semula perlu dilakukan perbaikan besar (repair) atau penggantian (replace).

Metode Pemeliharaan

Preventive Maintenance

Corrective Maintenance

Rutin

Condition Based

Planned

Unplanned

In Service

Visual Inspection

Shutdown

Function Check

Shutdown

Testing Measurement

In Service

Measurement

Pasca Gangguan