5
LIMBAH RUMAH SAKIT DAN KESEHATAN By. FAHRIADI, SKM, M.KES, MARS Sungguh Ironis ………. Itulah mungkin kata yang pas untuk lembaga yang bernama rumah sakit (RS). Ternyata salah satu tempat penyembuhan orang sakit ini justru menjadi sumber penyakit. Hal ini berkaitan dengan limbah yang dihasilkannya tidak ditangani dengan benar. Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut selain membawa dampak positif yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat juga membawa dampak negatif yaitu adanya sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan operasional rumah sakit yang akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Namun kenyataan seringkali pihak rumah sakit sendiri tidak menyadari dampak limbah medis tersebut terhadap lingkungan maupun kesehatan. 1

Limbah Medis Dan Kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Limbah Medis Dan Kesehatan

LIMBAH RUMAH SAKIT DAN KESEHATAN

By. FAHRIADI, SKM, M.KES, MARS

Sungguh Ironis ………. Itulah mungkin kata yang pas untuk lembaga

yang bernama rumah sakit (RS). Ternyata salah satu tempat penyembuhan

orang sakit ini justru menjadi sumber penyakit. Hal ini berkaitan dengan

limbah yang dihasilkannya tidak ditangani dengan benar. Limbah rumah

sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang

berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis

yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia

beracun, dan radioaktif yang dapat membahayakan bagi kesehatan

masyarakat sekitar rumah sakit tersebut.

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan

inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.

Kegiatan tersebut selain membawa dampak positif yaitu meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat juga membawa dampak negatif yaitu

adanya sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan operasional

rumah sakit yang akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Namun kenyataan seringkali pihak rumah

sakit sendiri tidak menyadari dampak limbah medis tersebut terhadap

lingkungan maupun kesehatan. Akibatnya banyak rumah sakit yang

tidak menyediakan sistem pengelolaan limbah yang memadai.

Berdasarkan hasil Rapid Assesment tahun 2002 yang dilakukan oleh

Ditjen PPM dan PL Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi Depkes. RI yang

melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota terhadap keadaan Sarana

Limbah yang terdiri dari insenerator dan Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL), maka sebanyak 648 rumah sakit (dari 1.476 rumah sakit yang ada)

yang mempunyai insenerator baru 49% dan yang mempunyai IPAL sebanyak

36%. Dari jumlah itu kualitas limbah cair setelah melalui proses pengolahan

1

Page 2: Limbah Medis Dan Kesehatan

yang memenuhi syarat baru mencapai 52%. Dengan demikian masih banyak

kualitas limbah cair yang belum memenuhi syarat dan masih banyak rumah

sakit yang incenerator dan IPALnya tidak berfungsi atau sama sekali tidak

memilikinya. Padahal setiap rumah sakit, selain harus memiliki IPAL, juga

harus memiliki surat pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL) dan surat

izin pengolahan limbah cair.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1994 jo Peraturan

Pemerintah No.12/1995, limbah dari kegiatan rumah sakit termasuk

kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu limbah yang

bersifat infeksius, radioaktif, korosif, dan kemungkinan mudah terbakar.

Potensi pencemaran limbah rumah sakit dalam Profil Kesehatan

Indonesia, Departemen Kesehatan RI, tahun 2001 diungkapkan bahwa

dari hasil kajian terhadap 100 rumah sakit di Indonesia menunjukkan

bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg per tempat tidur per

hari. Sedangkan produksi limbah cair sebesar 416,8 liter per tempat

tidur per hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi

sampah/limbah padat berupa limbah domestik sebesar 76,8 % dan

berupa limbah medis sebesar 23,2%. Diperkirakan secara nasional

produksi sampah/limbah medis sebesar 376.089 ton per hari dan

produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Berdasarkan

gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah

sakit untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan

kecelakaan serta penularan penyakit.

Secara faktual dikatakannya, limbah medis dan B3 Rumah Sakit

merupakan konsekuensi peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan

kesehatan, maka penanganannya pun harus dalam kerangka memelihara

derajat kesehatan masyarakat serta sesuai prosedur dan ketentuan

perundang-undangan. Upaya pengelolaan limbah medis bisa dimulai sejak

awal proses limbah dihasilkan di unit-unit pelayanan rumah sakit. Tahap

2

Page 3: Limbah Medis Dan Kesehatan

pengelolaan limbah medis di rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan seperti

pemilahan, penampungan sementara, pengangkutan dan pemusnahan.

Beberapa hal yang patut jadi pemikiran bagi pengelola rumah sakit,

dan jadi penyebab tingginya tingkat penurunan kualitas lingkungan dari

kegiatan rumah sakit antara lain disebabkan, kurangnya kepedulian

manajemen terhadap pengelolaan lingkungan karena tidak memahami

masalah teknis yang dapat diperoleh dari kegiatan pencegahan pencemaran,

kurangnya komitmen pendanaan bagi upaya pengendalian pencemaran

karena menganggap bahwa pengelolaan rumah sakit untuk menghasilkan

uang bukan membuang uang mengurusi pencemaran, kurang memahami apa

yang disebut produk usaha dan masih banyak lagi kekurangan lainnya.

Untuk itu, upaya-upaya yang harus dilakukan rumah sakit adalah, mulai dan

membiasakan untuk mengidentifikasi dan memilah jenis limbah berdasarkan

teknik pengelolaan. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan serta

pengendalian terhadap pembelian dan penggunaan, pembuangan bahan

kimia baik B3 maupun non B3. Memantau aliran obat mencakup pembelian

dan persediaan serta meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap

pengelolaan lingkungan melalui pelatihan dengan materi pengolahan bahan,

pencegahan pencemaran, pemeliharaan peralatan serta tindak gawat

darurat.

Akhirnya….sebagai institusi yang mempunyai peran dan fungsi

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit

mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan limbah yang dihasilkannya.

Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya

pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan sumber daya manusia, alat

dan sarana, keuangan dan tata laksana pengorganisasian yang

ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang

memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan.

3