60
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia, begitu juga di NTB , insiden anemia yang paling sering ditemukan adalah anemia dengan gambaran darah tepi hipokrom mikrositer. Ada beberapa jenis anemia yang gambarannya hipokrom mikrositer antara lain: anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik , anemia akibat penyakit kronik dan beta thalasemia. Disini akan dibahas mengenai anemia akibat penyakit kronik, karena insiden anemia ini juga lumayan banyak dan dalam beberapa penlitian dikatakan bahwa merupakan anemia kedua terbanyak setelah anemia defisiensi besi. disebabkan juga karena banyak penyakit kronik yang dapat menyebabkan anemia, tapi tidak semua anemia pada penyakit kronik dapat dikatakan anemia akibat penyakit kronik. Artrithis Reumatoid, Limfoma Hodgkin, Kanker, HIV-AIDS, Pneumonia, dan Sifilis merupakan penyakit yang sering disertai anemia dan sering dikatakan sebagai anemia akibat penyakit kronik. 1

Limfadenitis TB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

syarat kelulusan koas interna

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAnemia merupakan penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia, begitujugadi NTB, insidenanemiayangpalingseringditemukanadalahanemiadengan gambaran darah tepi hipokrom mikrositer. Ada beberapa jenis anemiayanggambarannya hipokrommikrositer antara lain: anemia defisiensi besi,anemia sideroblastik , anemia akibat penyakit kronik dan beta thalasemia.Disini akan dibahas mengenai anemia akibat penyakit kronik, karenainsiden anemia ini juga lumayan banyak dan dalam beberapa penlitian dikatakanbahwa merupakananemia kedua terbanyaksetelahanemia defisiensi besi.disebabkan juga karena banyak penyakit kronik yang dapat menyebabkananemia, tapitidaksemua anemia padapenyakit kronik dapat dikatakananemiaakibatpenyakitkronik. Artrithiseumatoid, !imfoma"odgkin, #anker,"I$%AID&, 'neumonia, dan &ifilis merupakan penyakit yang sering disertai anemiadan sering dikatakan sebagai anemia akibat penyakit kronik. Anemia penyakit kronik merupakan anemia yang ditemukan pada penyakitkronik yang ditandai dengan terganggunya metabolisme besi, meskipun (adanganbesi pada sum%sumtulang masih (ukup tapi terjadi hipoferemia sehinggamenyebabkan besi yang dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin berkurang.BAB II1TINJAUAN PUSTAKAA. Anemia1.1 Definisi AnemiaAnemia akibat penyakit kronik adalahanemiayangterdapat padapenyakit kronik tertentu,biasanya anemia akan tetrjadi setelah penderitamengalami penyakit tersebut selama ) * + bulan dan biasanya disertaidenganrasalemahdanpenurunanberat badandanumumnyaditandaidengankadar ,e serummenurun, kadar "b-%))g.dl, TIB/rendah,produksi sel darah merah berkurangdan (adangan ,e di jaringan tinggi.),+1.2 Etiologi 'enyebab dari anemia akibat penyakit kronik ini belumbisadipastikan, karenaini tergantung dari penyakit yang mendasarinya.Tael 1. Pen!ea Anemia Karena Pen!akit Kronik 1Inflamasi Kronik Neo"lasma #anas Infeksi Kronik). !upus 0ritematosus&istemika. #arsinoma12injal,"ati,#olon,'ankreas,3terus, Dll4 Infeksi 5amur #ronik+. Artritis ematoid b. !imfoma 6aligna 1"odgkin Dan Non%"odgkin4 Tuberkulosis 'aru7. &arkoidosis Bronkhiektasis8. 'enyakit #olagen !ain Infeksi &aluran #emih#ronik 9steomielitis #ronik 'enyakit adang 'anggul#ronik #olitis #ronik1.$ E"i%emiologi Anemia akibat penyakit kronikmerupakananemia terbanyak keduadidunia setelah anemia defisiensi besi. Tapi dalam umah &akit2kemungkinan anemia ini merupakan anemia tersering yang dijumpaikarena banyak pasien dengan penyakit kronik 1"I$, Tuberkulosis,heumatoid Atritis dll4 banyak mengalami anemia.Negara berkembangtermasukIndonesiamasihdihadapkanpadamasalahanemia. Daribeberapa penelitian ter(atat bahwa kejadian anemia pada penderitaTuberkulosissebesar):;sampai-:;. ),8,%88;.8+4 5enis kelaminDalambeberapa penelitian jenis kelamin ikut berperan dalampenyebab anemia. pre?alensi pada laki%laki lansia lebih tinggi daripada wanita lansia, laki%laki lansia adalah +-%8=;sedangkanwanita lansia ):%+);.874 &osial%0konomi yang rendahBanyak pasien yang mengalami anemia akibat penyakit kronik tapitidakterdeteksi disebabkandenganalasantidakmemiliki biayauntuk memeriksa dan berobat.8,bulan. 'adapengobatanTBekstra paru diobati dengan regimen pengobatan yang sama dan lamapengobatan berbeda, seperti pada limfadenitis TB lama pengobatan minimalselama D bulan. 'emberian obat pada fase awal 1fase intensif4 diberikan setiaphari dan fase lanjutaan dapat di berikan 7 atau 8 kali dalam ) minggu.Kategori "engoatan TB@)= #ategori I :#asus baru, BTA1O4.1%4, TB 0kstra 'aru 1Berat4, 9bat yang diberikan:+ "N0 . 8 " atau + "N0 . : "0 atauP +"N0 . 87"7. #ategori II : #asus TB relaps, #egagalan 'engobatan, kambuh 9bat yang dibrikan: + "N0&.)"N0 . < "0 %+ "N0& lalu sesuai hasil uji resistensi atau +"N0&.)"N0 . . 9tot% &akit : @a % #ejang * #ejang : Tidak% #ebas * kebas : Tidak %Atrofi : TidakD. Darah% &akit di mulut dan lidah : Tidak % muka pu(at : Tidak% mata berkunang * kunang : Tidak % bengkak : Tidak% pembengkakan kelenjar : Tidak % 'enyakit darah : Tidak% merah di kulit : Tidak % perdarahansubkutan : Tidak)=. 0ndokrinA. 'ankreas%'olidipsi : Tidak % 'ruritus : Tidak% 'oliuri : Tidak % 'olifagi : Tidak% 'yorrhea: TidakB. Tiroid%Ner?ositas : Tidak %&truma : Tidak% 0Eoftalmus : Tidak %6iksodem : Tidak/. "ipofisis% Akromegali : Tidak % distrofi adipos (ongenital : Tidak)). ,ungsi genital% menar(he : % % 0reksi : TDT% siklus haid : % % libido seEual : TDT% menopause : % % (oitus : TDT22% 2 . ' . A : . .)+. &usunan &araf% "ipoatesia: Tidak % sakit kepala : Tidak % 'arastesia : Tidak % gerakan ti(s : Tidak% 'aralisis : Tidak)7. 'an(a Indra% pengelihatan : Normal % penge(apan : Normal% pendengaran : Normal % perasaan : Normal% pen(iuman : Normal)8. 'sikis% 6udah tersinggung : Tidak % 'elupa : Tidak% Takut : Tidak % !ekas marah : Tidak% 2elisah : Tidak)al Nadi : >=E.menit,eSual.inaSul, teg.?ol sedang,lemah,keras$.12 Kea%aan Pen!akit% Anemis : @A% eritema : Tidak% ikterus : Tidak % turgor : baik% sianose : Tidak % gerakan aktif : baik% dispnoe : Tidak % sikap tidur paksa : Tidak% edem : Tidak$.1$ Kea%aan #iBiBB : 8< kg BU: TB : ):< /mBBTB100 X 100 =45165100 X 100=6924V#esan: 3ND0U0I2"TW$.1& Pemeriksaan 'isik). #epala% 'ertumbuhan ambut : Normal% &akit kalau di pegang : Tidak% 'erubahan lo(al : Tidaka. 6uka% sembab : Tidak % parase : Tidak% pu(at : @a % gangguan lo(al : Tidak% #uning : Tidakb. 6ata% stand mata : normal % ikterus : Tidak% gerakan : normal % anemia : Tidak% eEoftalmus : Tidak % reaksi pupil : isokor ka: ki% ptosis : Tidak% gangguan lo(al : Tidak(. Telinga% &ekret : Tidak % bentuk : normal% radang : Tidak % atrofi : Tidakd. "idung%&ekret : Tidak % benjolan * benjolan : Tidak25% Bentuk : normale. Bibir% &ianosis : Tidak % kering : Tidak% pu(at : Tidak % radang : Tidakf. 2igi% #aries : @a 174 % jumlah : +D gigi% pertumbuhan: normal % pyorroe al?eolaris: Tidakg. !idah% kering : Tidak % beslag : Tidak% pu(at : Tidak % tremor : Tidakh. Tonsil% merah : Tidak % membrane : Tidak% bengkak : Tidak % angina la(unaris: Tidak% beslag : Tidak+. !eherInspeksi :% struma : Tidak % ?enektasi : Tidak% kelenjar bengkak : Tidak % torti(olis : Tidak% pulsasi ?ena : Tidak'alpasi :% 'osisi trakea : medial% tekanan ?ena jugularis:%+(m "+9% sakit . nyeri tekan : Tidak% kosta ser?ikalis : Tidak267. Thorak DepanInspeksi :% bentuk : fusiformis % ?enektasi : Tidak% simetris . asimetris : simetris % pembengkakan : Tidak% bendungan ?ena : Tidak % pulsasi ?erbal : Tidak% ketinggalan bernafas: Tidak % mammae : normal'alpasi : % Nyeri tekan : Tidak % iktus : Tidak teraba% fremitus suara : 6engerasa. !okalisasi : %% fremissement: Tidak b. #uat angkat : %(. 6elebar : %d. Iktus Negatif: %'erkusi :% suara perkusi paru : sonor% batas paru hatia. elati? :I/& $b. Absolut :I/& $I% peranjakan :+ (m%Batas 5antung : #anan : !inea 'arasternal DeEtra Atas : I/& II &inistra#iri: +(m medial linea mid(la?i(ula sinistra 27Auskultasi 'aru * 'aru% &uara 'ernafasan: Bronkhial % &uara Tambahan : a. on(hi basah : % .gel. #e(il, sedang, besar b. on(hi kering :ada . sonores . sibilantes (. #repitasi : % d. 2esek 'leura :% /or% "eart ate : >= E. menit , reg.ireguler% &uara #atup : 6) R 6+ A+ R A)'+ R ') A+ R '+% &uara Tambahan : Tidak Desah jantung fungsional . organis : Tidak 2esek peri(ardial . pleuro(ardial : Tidak8. Thorak BelakangInspeksi% Bentuk : ,usiformis % s(apula alta : Tidak% &imetris . asimetris : &imetris kaXki % ?enektasi : Tidak% ketinggalan bernafas : Tidak % Benjolan * benjolan : Tidak'alpasi % Nyeri Tekan : Tidak% penonjolan * penonjolan : Tidak% ,remitus &uara : 6engeas'erkusi % &uara 'erkusi 'aru : edup% gerakan bebas : + (m% Batas bawah parua. #anan: pro(. &pin. $ert. thy : IYb. #iri : pro(. &pin. $ert. thy : YAuskultasi% &uara 'ernafasan : ?esikuler kanan . kiri28% &uara Tambahan : Tidak ada4one @ Ti$ak/uhu @ 38,3 D6 &$e"a @ Ti$ak&ri!e"a @ Ti$akTurgor @ *aik:erakan -k!i3 @ Aa/ika4 (aka @Ti$akPemeriksaan 'isik#epala : Dalam Batas Normal!eher : Dalam Batas NormalThoraE:Inspeksi : Bentuk dada ,usiformis'alpasi: ,remitus suara mengeras'erkusi : edupAuskultasi : ditemukan suara tambahan ronki keringAbdomen: Dalam Batas Normal0kstremitas: Dalam Batas NormalPemeriksaan Laoratori1m34 Darah: "B: :,Dg.d! 6/" : ++,8pg"T : ++,:; 6/$ : -7,- flleukosit: >7== g.dlTrombosit: +)=.===Z.!!0D :D: mm.jam2lukosa darah sewaktu D8 mg.dl$.1: Differensial Diagnosa). Anemia e( TB 'aru O !imfadenitis TB+. Anemia e( !imfoma7.Anemia e( Defisiensi Besi$.1- Diagnosa Sementara: Anemia et (ausa TB 'aru O!imfadenitis TB$.17 Tera"i). Aktifitas : Bedrest+. Diet :6 II7.6edikamentosa : ). Transfusi '/+. I$,D ! += gtt.i7. anitidin inj.)+ jam8. 9AT+ "N0.).D=7==:=:.pdf