2
S I A R A N P E R S Untuk Disiarkan Segera Pelaksanaan PHBM Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) mengurangi kemiskinan . Jakarta, 20 Februari 2014 – Melalui pelaksanaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM), masyarakat di sekitar dan di dalam hutan mengalami peningkatan pendapatan minimum sekitar Rp 6 juta per tahun. Pendapatan dari PHBM tersebut berkontribusi besar bagi pengurangan kemiskinan pada masyarakat sekitar 40 – 60%. Hal tersebut salah satu paparan dalam Diskusi Terbatas “Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat untuk Menanggulangi Kemiskinan” di Jakarta (20/2). Hadir sebagai pembicara adalah Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan; Rustanto Suprapto, Direktur Eksekutif Sulawesi Community Foundation; Gutomo Bayu Aji, Peneliti LIPI; Hasbi Berliani, Kemitraan; Tambiyo, Ketua Paguyuban HKm Gunung Kidul Yogyakarta; dan dimoderatori oleh Wimar Witoelar, Pendiri Yayasan Perspektif Baru. Wicaksono Sarosa, Direktur Eksekutif Kemitraan, masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar hutan dilaporkan mencapai sekitar 48 juta jiwa dengan 10,2 jiwa di antaranya berada di bawah garis kemiskinan. “PHMB dengan bentuknya antara lain Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang kerap kali terdesak oleh pemberian izin konsesi perusahaan,” kata dia. Gutomo Bayu Aji, Peneliti LIPI, menjelaskan berdasarkan hasil kajian tim LIPI mengenai “Model Pengurangan Kemiskinan di Sekitar Kawasan Hutan Negara: Pengembangan Social Forestry di Jawa Barat dan Lampung” menunjukkan antara lain model HKm di kawasan Hutan Lindung Bukit Rigis Register 45B di Desa Tri Budi Syukur, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, telah membuat rumah tangga di sana mendapatkan tambahan pendapatan rata-rata minimum Rp 6 juta per tahun antara lain dari hasil kopi. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan pembangunan HKm seluas dua juta ha dan HD seluas 500.000 ha sampai akhir tahun 2014. Namun

Limited discussion kemitraan siaran pers ypb final 19 feb 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Limited discussion kemitraan   siaran pers ypb final 19 feb 2014

S I A R A N P E R S

Untuk Disiarkan Segera

Pelaksanaan PHBM Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) mengurangi kemiskinan .

Jakarta, 20 Februari 2014 – Melalui pelaksanaan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM), masyarakat di sekitar dan di dalam hutan mengalami peningkatan pendapatan minimum sekitar Rp 6 juta per tahun. Pendapatan dari PHBM tersebut berkontribusi besar bagi pengurangan kemiskinan pada masyarakat sekitar 40 – 60%. Hal tersebut salah satu paparan dalam Diskusi Terbatas “Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat untuk Menanggulangi Kemiskinan” di Jakarta (20/2). Hadir sebagai pembicara adalah Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan; Rustanto Suprapto, Direktur Eksekutif Sulawesi Community Foundation; Gutomo Bayu Aji, Peneliti LIPI; Hasbi Berliani, Kemitraan; Tambiyo, Ketua Paguyuban HKm Gunung Kidul Yogyakarta; dan dimoderatori oleh Wimar Witoelar, Pendiri Yayasan Perspektif Baru.

Wicaksono Sarosa, Direktur Eksekutif Kemitraan, masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar hutan dilaporkan mencapai sekitar 48 juta jiwa dengan 10,2 jiwa di antaranya berada di bawah garis kemiskinan. “PHMB dengan bentuknya antara lain Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang kerap kali terdesak oleh pemberian izin konsesi perusahaan,” kata dia.

Gutomo Bayu Aji, Peneliti LIPI, menjelaskan berdasarkan hasil kajian tim LIPI mengenai “Model Pengurangan Kemiskinan di Sekitar Kawasan Hutan Negara: Pengembangan Social Forestry di Jawa Barat dan Lampung” menunjukkan antara lain model HKm di kawasan Hutan Lindung Bukit Rigis Register 45B di Desa Tri Budi Syukur, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, telah membuat rumah tangga di sana mendapatkan tambahan pendapatan rata-rata minimum Rp 6 juta per tahun antara lain dari hasil kopi.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan pembangunan HKm seluas dua juta ha dan HD seluas 500.000 ha sampai akhir tahun 2014. Namun per awal 2014, dari target yang dicanangkan Kemenhut tersebut, penetapan areal kerja baru terealisasi sebesar 209.804,36 ha atau 10,49% untuk HKm, dan 153.135 ha atau 30.53% untuk HD. Dari luasan tersebut yang telah mendapat ijin usaha pemanfaatan HKm (IUPHKm) dari bupati/walikota setempat seluas 73.149,222 ha dan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) dari Gubernur baru seluas 65.948 ha.

“Dari 2,5 juta hektar, peluang masyarakat untuk memanfaatkan dan mengelola kawasan hutan baru 10,49 persen areal kerja HKm dan 30,53 persen areal kerja HD. Sementara batas waktu pemenuhannya semakin sempit seiring kabinet Indonesia Bersatu memasuki akhir pemerintahan,” kata Sita Supomo, Direktur Program Sustainable Development Governance-Kemitraan. “Melihat hasil penerapan HKm dan HD maka semestinya pemberian sisa izin HKm dan HD bisa dipercepat oleh Kementerian Kehutanan,” lanjut dia.

Dari hasil Diskusi Terbatas ini semua pihak akan mendorong Kementerian Kehutanan agar mempercepat dan memperbanyak izin HKm dan HD karena telah terbukti mengurangi angka kemiskinan yang dirasakan masyarakat sekitar hutan, yang ini sesuai dengan tujuan program pembangunan berkelanjutan.

----Selesai----

Informasi lengkap mengenai Kemitraan bisa dilihat di situs www.kemitraan.org

Informasi lebih lanjut tentang Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (community based forest management) dapat menghubungi:

Page 2: Limited discussion kemitraan   siaran pers ypb final 19 feb 2014

Hasbi Berliani SuwitoProgram Manager CSO and Government Engagement SDGTelp : 0812 3752 077 Telp : 0811 13660e-mail : [email protected] e-mail : [email protected]