View
142
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
berikut tentang literatur teori tentang furnace beserta metode pengerjaan
TINJAUAN PUSTAKA FURNACE
1 Proses Perpindahan Panas
Pada umumnya proses yang terjadi di dalam industri-industri kimia sering
melibatkan energi panas, misal nya proses perpindahan panas. Pengetahuan
tentang proses perpindahan panas sangat diperlukan untuk dapat memahami
peristiwa-peristiwa yang berlangusng dalam proses pemanasan, pendinginan,
evavorasi, evavorasi, dan lain-lain.
Industri kimia membutuhkan alat bantu untuk melaksanakan operasi
pertukaran panas (heat transfer) yang disebut alat penukar panas. Dimana dengan
alat ini dapat dilakukan pengendalian terhadappanas yang terlibat dalam proses.
Furnace merupakan salah satu alat batu dalam melakukan operasi pertukaran panas
di industri kimia. (Mc. Cabe, 1999)
2 Furnace (Dapur)
Furnace adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dalam suatu ruangan ke fluida
yang dipanaskan sampai mencapai suhu yang diinginkan (Priyo Utomo, 1998).
Struktur furnace berupa bangunan berdinding plat baja yang bagian dalamnya
dilapisi oleh material tahan api, batu isolasiuntuk menahan kehilangan panas ke
udara melalui dinding furnace dan refractory. Mekanisme perpindahan panas dari
sumber panas ke penerima dibedakan atas tiga cara, yaitu:
1. Perpindahan Panas secara Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dimana
melekul-molekul dari zat perantara tidak ikut berpindah tempat tetapi molekul-
molekul tersebut hanya menghantarkan panas atau proses perpindahan panas dari
suhu yang tinggi ke bagian lain yang suhunya lebih rendah.
2. Perpindahan Panas secara Konveksi
Perpindahan panas secara konveksi diakibatkan molekul-molekul zat
perantara ikut bergerak mengalir dalam perambatan panas atau proses
perpindahan panas dari satu titik ke titik lain dalam fluida antara campuran fluida
dengan bagian yang lain. Perpindahan panas ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Konveksi alam (Natural Convection)
Perpindahan panas yang terjadi bila aliran panas yang berpindah diakibatkan
perbedaan berat jenis. Pada konveksi alam aliran fluida disebabkan oleh
perbedaan suhu antara bagian satu dengan bagian lainnya sehingga terjadi
perbedaan densitas. Densitas bagian fluida dingin lebih besar dari bagian fluida
panas. Aliran terjadi akibat adanya perbedaan densitas.
b. Konveksi paksa (Forced Convection)
Perpindahan panas yang terjadi bila aliran fluida disebabkan oleh adanya
gerakan dari luar, seperti pemompaan, pengadukan, dll.
3. Perpindahan Panas secara Radiasi
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi
karena perpindahan energi melalui gelombang elektromagnetik secara pancaran
atau proses perpindahan panas dari sumber panas ke penerima panas yang
dilakukan dengan pancaran gelombang panas. Antara sumber panas dengan
penerima panas tidak terjadi kontak. Bagian dapur yang terkena radiasi adalah
ruang pembakaran. (D.Q. Kern,1965)
Untuk pembakaran, bahan bakar yang digunakan pada furnace biasanya
terdiridari bahan bakar gas (fuel gas), bahan bakar minyak (fuel oil), kombinasi
bahanbakar gas dan minyak, serta bahan bakar padat seperti batubara, tergantung
seberapa besar panas yang ingin dihasilkan serta aspek keekonomisannya.
Besarnya beban panas yang harus diberikan oleh furnace kepada fluida yang
dipanaskan bergantung pada jumlah umpan dan perbedaan suhu inlet dan outlet
umpan yang ingin dicapai.
Semakin besar perbedaan suhu dan semakin banyak jumlah umpan, maka
beban dapur akan semakin tinggi. Namun, juga harus diperhatikan, bahwa suhu
yang dicapai oleh fluida proses yang dipanaskan tidak boleh mencapai suhu
dimana dapat terjadi thermal cracking pada fluida proses yang dipanaskan.
Thermal cracking akan mengakibatkan terbentuknya gas-gas ringan yang akan
mengakibatkan volume fluida hasil pembakaran menjadi sangat besar dan
melebihi volume pipa fluida proses. Bila hal ini terjadi, dapat menimbulkan
bahaya berupa meledaknya furnace. Thermal cracking dapat pula mengakibatkan
terbentuknya coke yang dapat mengurangi luas perpindahan panas pada furnace.
Furnace pada dasarnya terdiri dari sebuah ruang pembakaran yang
menghasilkan sumber kalor untuk diserap kumparan pipa (tube coil) yang
didalamnya mengalir fluida. Dalam konstruksi ini biasanya tube coil dipasang
menelusuri dan merapat kebagian lorong yang menyalurkan gas hasil bakar (flue
gas) dari ruang bakar ke cerobong asap (stack). Perpindahan kalor yang diruang
pembakaran terutama terjadi karena radiasi disebut seksi radiasi (radiant section),
sedangkan saluran gas hasil pembakaran terutama oleh konveksi disebut seksi
konveksi (convection section). Untuk mencegah supaya gas buangan tidak terlalu
cepat meninggalkan ruang konveksi maka pada cerobong seringkali dipasang
penyekat (damper). Perpindahan panas kalor melalui pembuluh dikenal sebagai
konduksi.
Gambar 1.1. Skema Furnace
3 Tipe Furnace
1. Furnace Berdasarkan Konstuksinya Secara Umum terdiri dari:
Tipe Box
Furnace yang berbentuk kotak/ box dan mempunyai burner di samping atau
di bawah yang tegak lurus terhadap dinding furnace. Nyala api di dalam furnace
adalah mendatar atau tegak lurus. Tube furnace dipasang mendatar atau tegak
lurus.
Furnace tipe box mempunyai bagian radiasi dan konveksi yang dipisahkan
oleh dinding batu tahan api yang disebut bridge wall. Burner dipasang pada ujung
dapur dan api diarahkan tegak lurus dengan pipa atau dinding samping dapur (api
sejajar dengan pipa). Dapur jenis ini jarang digunakan karena perhitungan
ekonomi/harganya mahal.
Aplikasi dapur tipe box :
a. Beban kalor berkisar antara 60-80 MM Btu/Jam atau lebih
b. Dipakai untuk melayani unit proses dengan kapasitas besar.
c. Umumnya bahan bakar yang dipakai adalah fuel oil
d. Dipakai pada instalasi-instalasi tua, adakala nya pada instalasi baru yang
mempunyai persediaan bahan bakar dengan kadar abu (ash) tinggi.
Keuntungan memakai dapur tipe box :
a. Dapat dikembangkan sehingga bersel 3 atau 4
b. Distribusi fluks kalor merata disekeliling pipa
c. Ekonomis untuk digunakan pada beban kalor diatas 60-80 MM. Btu/jam
Kerugian memakai dapur tipe box :
a. Apabila salah satu aliran fluida dihentikan, maka seluruh operasi dapur harus
dihentikan juga, untuk mencegah pecahnya pipa (kurang fleksibel)
b. Tidak dapat digunakan memanasi fluida yang harus dipanasi oada suhu
tinggi dan aliran fluida yang singkat.
c. Harga relative mahal
d. Membutuhkan area relative luas.
(Amirudin BPAT, 2005)
Gambar 1.2. Tipe Box Furnace
Tipe Silinder Vertikal
Furnace yang berbentuk silinder tegak yang mempunyai burner padalantai
furnace dengan nyala api tegak lurus ke atas sejajar dengan dinding
furnace.Dikatakan tipe vertical karena tube di dalam seksi radiasidipasang tegak
lurus dansejajar dinding furnace.
Contoh jenis pemanas berapi tipe vertical :
a. Pemanas vertical silindris tanpa seksi konveksi
b. Pemanas vertical silindris berkumparan helix
c. Pemanas vertical silindris dengan ruang konveksi aliran silang
d. Pemanas silindris tanpa seksi konveksi terpadu
e. Pemanas tipe punjang (orbor atau wicket)
Keuntungan memakai dapur tipe silindris :
a. Konstruksi sederhana, sehingga harganya relatif murah
b. Area yang diperlukan relative kecil
c. Luas permukaan pipa dapat tersusun lebih besar sehingga thermal efisiensinya
lebih tinggi.
d. Ekonomis untuk bahan bakar sekitar 60-80 MM Btu/jam
(Fuels & Combustion, BPAT PT. Pertamina RU III, 2006).
Gambar 1.3. Type Vertical Clindrycal Furnace
Tipe Cabin
Furnace jenis ini terdiri dari kamar-kamar dimana tube-tubenya dipasang
secara horizontal. Letak burner pada bagian bawah furnace dan nyala api sejajar
tegak lurus dengan dinding furnace. Dapur tipe kabin mempunyai bagian radiasi
pada sisi samping dan bagian kerucut furnace. Bagian konveksi terletak di bagian
atas furnace sedangkan bagian terbawah disebut shield section. Burner dipasang
pada lantai dapur dan menghadap ke atas sehingga arah pancaran api maupun flue
gas tegak lurus dengan susunan pipa, adakalanya burner dipasang horizontal.
Dapur tipe ini ekonomis karena efisiensi termalnya tinggi.
Keuntungan memakai dapur tipe kabin:
1. Bentuk konstruksi kompak dan mempunyai thermal effisiensi tinggi
2. Beban panas sekitar 20-300 MM Btu/jam
3. Pada dapur tipe kabin bersel, memungkinkan pengendalian operasi secara
terpisah (fleksibel)
Gambar 1.3. Beberapa jenis furnace
High Temperatur Chemical furnace
Furnace tipe ini umumnya digunakan sebagai reactor, dimana fluida yang
mengalir melalui pipa radiasi akan memperoleh panas radiasi secara merata.
Burner dipasang dilantai dengan arah pancaran api vertical dan dipasang di
dinding dengan arah pancaran api mendatar. Dengan cara pemasangan Burner
tersebut maka tube akan memperoleh panas radiasi yang sama dari kedua sisinya
sehingga mengurangi kemungkinan terbentuknya coke serta penurunan suhu metal
di tube.
2. Furnace Berdasarkan Draft
Draft adalah perbedaan