15
Literatur Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Morck, Shleifer dan Visny (MSV) (1988) menemukan adanya hubungan antara kinerja perusahaan (yang diukur dengan Tobin’s Q) dengan persentasi kepemilikan keluarga. Seiring dengan naiknya kepemilikan dari 0 ke 5 %, kinerja perusahaan pun meningkat. Pada rentang kepemilikan dari 5% - 25%, kinerja perusahaan menurun. Ketika konsentrasi kepemilikan di atas 25%, kinerja perusahaan naik secara perlahan. Penjelasan yang di dapat oleh MSV adalah presentasi kepemilikan manajemen antara 0-5% menghasilkan aligment-interest effect (efek kesesuaian kepentingan) yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan . Sedangkan presentasi kepemilikan antara 5-25% menunjukan entrenchment effectyang terjadi dari kepemilikan manajeman mempunyai efek yang buruk pada kinerja. Presentasi kepemilikan di atas 25% melemahkan entrenchment effect yang terjadi. Penelitian lainnya yang juga mengacu pada MSV dilakukan oleh Cho (1988). Cho yang menggunakan data tahun 1991 berhasil memperoleh pola sang sama dengan MSV dengan menggunakan regresi ordinary least squares (OLS). Cho menyadari bahwa penelitian-

Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi

Citation preview

Page 1: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Literatur Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Morck, Shleifer dan Visny (MSV) (1988) menemukan

adanya hubungan antara kinerja perusahaan (yang diukur dengan Tobin’s Q) dengan persentasi

kepemilikan keluarga. Seiring dengan naiknya kepemilikan dari 0 ke 5 %, kinerja perusahaan

pun meningkat. Pada rentang kepemilikan dari 5% - 25%, kinerja perusahaan menurun. Ketika

konsentrasi kepemilikan di atas 25%, kinerja perusahaan naik secara perlahan. Penjelasan yang

di dapat oleh MSV adalah presentasi kepemilikan manajemen antara 0-5% menghasilkan

aligment-interest effect (efek kesesuaian kepentingan) yang dapat meningkatkan kinerja

perusahaan . Sedangkan presentasi kepemilikan antara 5-25% menunjukan entrenchment

effectyang terjadi dari kepemilikan manajeman mempunyai efek yang buruk pada kinerja.

Presentasi kepemilikan di atas 25% melemahkan entrenchment effect yang terjadi.

Penelitian lainnya yang juga mengacu pada MSV dilakukan oleh Cho (1988). Cho yang

menggunakan data tahun 1991 berhasil memperoleh pola sang sama dengan MSV dengan

menggunakan regresi ordinary least squares (OLS). Cho menyadari bahwa penelitian-penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya memperlakukan struktur kepemilikan sebagai hasil dari faktor-

faktor luar (exogenous). Dia menguji hipotesis Demetz dan Lehn (1985) yang menyatakan

bahwa struktur kepemilikan adalah endogenous, merefleksikan keputusan yang dibuat oleh

pemilik berdasarkan pertimbangan pilihan antara gaji atau employee stock options. Ketika Cho

menghihung persamaan regresi yang simultan disbanding menggunakan OLS, dia menemukan

bahwa nilai perusahaan mempengaruhi struktur kepemilikan, tetapi tidak kebalikannya. Hal ini

memutar balikan intrepretasi antara nilai perusahaan dengan struktur kepemilikan.

Page 2: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

McConnel dan Servaes (1990) melakukan penelitian yang mereplika penelitian MSV

(1998) di atas. Mereka menggunakan 1980 data, pada tahun 1976 dan 1986. Pada tahun 1976

mereka menemukan bahwa hubungan antara konsentrasi kepemilikan dengan kinerja perusahaan,

yang diukur dengan Tobin’s Q, secara relatif hamper tidak ada, dengan adanya efek kesesuaian

antar kepentingan sampai dengan 50%, setelah itu kurva turun dengan perlahan. Dengan data

tahun 1986 mereka menemukan bahwa kurva naik tajam sampai 40%, setelah itu mendatar

kembali sampai 50% lalu menurun. McConnel dan servaes (1990) juga menguji pengaruh

leverage, kepemilikan institusional, pengeluaran research & development (R&D), dan

pengeluaran periklanan, menyimpulkan bahwa dengan memperhatikan variable-variabel kontrol

ini hasil awal yang telah ditemukan tidak berubah.

Bristow (1998) kembali meneliti isu mengenai struktur kepemilikan dan kinerja

perusahaan dengan data-data baru, yaitu 4000 perusahaan dari tahun 1986 sampai 1995. Dia

menghitung hubungan antara kepemilikan manajemen dengan kinerja perusahaan tiap tahunnya

selama sepuluh tahun tersebut. Pada beberapa tahun, Cho menemukan hasih yang sama dengan

MSV, untuk beberapa tahun yang lain dia menemukan pola kurva yang sama dengan McConnel

dan Servaes (1990), dan untuk tahun-tahun berikutnya ditemukan pola bowl (atap yang terbalik).

Penemuan Bristow menyatakan bahwa variable-variabel ekonomi lain, seperti tingkat

pertumbuhan relatif industry, perbedaan pada permintaan dan penawaran antar industri,

perubahan relatif nilai perusahaan antar industri dan perusahaan-perusahaan di dalamnya, dan

pergerakan harga saham, dapat berpengaruh pada hubungan antara struktur kepemilikan dan

kinerja perusahaan.

Senada dengan Cronqvist dan Nilson, Holderness dan Sheehan (1988) menemukan

bahwa perusahaan keluarga memiliki nilai Tobin’s Q yang lebih rendah dibandingkan

Page 3: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

perusahaan non-keluarga.La Porta et al (1999) yang meneliti 539 perusahaan berusahaan besar

dari 27 negara maju, menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan yang terkonsentrasi,

lebih khusus pada cash flow rights akan meningkatkan nilai perusahaan

Penelitian terhadap hubungan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaaan

juga diteliti oleh Claessens dan Djankov (1999). Merekan mengambil data 706 perusahaan

Cekoslovia dari tahun 1992-1997. Untuk pengujian secara empiris Claessens dan Djankov

memakai variable profitabilitas dan produktifitas tenaga kerja sebagai indicator dari kinerja

perusahaan. Hasil tes empiris mengungkapkan bahwa semakin rendahnya penyebaran

kepemilikan perusahaan, maka semakin tinggilah profitabilitas dan produktifitas tenaga kerjanya.

Dari dua variable ini ditemukan bahwa kedua-duanya positif dan signifikan berkorelasi dengan

konsentrasi kepemilikan perusahaan . Dari regresi second-step yang dilakukannya mereka

menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja.

Kenaikan 10% pada koefisien konsentrasi kepemilikan mempunyai dampak naiknya

profitabilitas jangka pendek sebesar3,3% dan kenaikan produktifitas tenaga kerja jangka pendek

sebesar 2%

Yeh et al. (2001) menganalisis kendali oleh keluarga dan tata kelola perusahaan yang

menggunakan sampel perusahaan-perusahaan Taiwan. Hasil penelitian Yeh et al. (2001)

menunjukkan ada hubungan yang tidak linear antara perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga

dan kinerja perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang dikendalikan keluarga yang memiliki level

kontrol yang rendah memiliki kinerja lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan yang

dikendalikan keluarga dengan level kontrol yang lebih tinggi dan perusahaan dimiliki secara

luas.

Page 4: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Classens et al (2002) juga meneliti topic yang sama dengan sampel 1301 perusahaan

terbuka dari 8 negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Dalam penelitian Classen dkk (2002)

di Indonesia adalah satu-satunya negara yang menunjukkan efek enterchment dan aligment

dengan tingkat signifikansi yang sama kuatnya. Sampel perusahaan Indonesia menunjukkan

hubungan positif antara ownership dengan valuation. Namun sampel tersebut juga menunjukkan

hubungan negative antara besarnya perbedaan ownership dan control dengan valuation pada

tingkat signifikansi 1%.

Anderson dan Reeb (2003) melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur

kepemilikan keluarga dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan data panel dari

perusahaan di index S&P 500 yang mempunyai hasil bahwa perusahaan keluarga mempunyai

kinerja yang lebih lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya, terutama terjadi pada

perusahaan dimana perusahaan tersebut masih aktif menjadi CEO perusahaan (founder effect).

Namun hal yang serupa tidak dapat ditemukan di Kanada menurut penelitian yang dilakukan

oleh Morck et al (2000) yang disebabkan oleh lemahnya pertumbuhan perusahaan karena

tingginya halangan atas kontrol dari pihak luar, dan investasiyang tidak inovatif.

Cronqvist dan Nilson (2003) meneliti 309 perusahaan yang listed di Swedia periode

tahun 1991-1997. Penemuan mereka menunjukkan bahwa jika kepemilikan hak suara dikontrol

oleh keluarga, maka nilai (value) perusahaan akan turun , dan demikian pula sebaliknya.

Klein et al. (2005) menganalisis hubungan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s

Q dan indeks tata kelola perusahaan yang efektif untuk sampel 263 perusahaan publik di Kanada.

Klein et al, (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga sebagai bagian dari tata kelola

perusahaan secara negatif mempengaruhi nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kepemilikan

Page 5: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

keluarga di Kanada tidak membuat pengelolaan perusahaan menjadi lebih baik tetapi menjadi

lebih buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Roberto Barontini dan Lorenzo Caprio (2005)

menemukan bahwa meskipun keterlibatan keluarga dalam suatu perusahaan merupakan suatu

alat yang paling dominan dalam untuk mempertinggi kontrol dalam perusahaan dan

menunjukkan pemisahan yang lebih besar antara kontrol dengan hak arus kas, namun terbukti

bahwa nilai perusahaan dan kinerja operasi perusahaan lebih tinggi. Hal tersebut keterlibatan

keluarga baik pendiri maupun pewaris (penerus) memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap

perusahaan.

Ng (2005) menguji hubungan antara kepemilikan keluarga dan kinerja perusahaan dalam

suatu lingkungan kepemilikan oleh keluarga yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial.

Studi ini menunjukkan bahwa hubungan antara kepemilikan keluarga dan kinerja keuangan

seperti dalam bentuk kubik dengan pola entrenchment-alignment-entrenchmen. Hasil ini

menunjukkan kepemilikan manajerial 1%-16,86% menyebabkan kinerja perusahaan menurun.

Ketika kepemilikan manajerial 16,87%-63,17%, kepemilikan keluarga menyebabkan kinerja

perusahaan meningkat. Ketika kepemilikan keluarga lebih dari 63,17%, kinerjaperusahaan

kembali menurun.

Andreas (2006) dalam penelitiannya dengan menggunakan sampel 275 di jerman berhasil

menemukan pengaruh yang signifikan dari struktur kepemilikan keluarga terhadap kinerja

perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa perusahaan dengan struktur

kepemilikan konsentrasi kepada keluarga pendiri perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik

jika dibandingkan dengan struktur kepemilikan lainnya. Selain itu ditemukan juga efek pendiri

dimana kinerja perusahaan keluarga akan semakin baik ketika dipimpin oleh pendiri perusahaan.

Page 6: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Representasi keluarga dalam kontrol perusahaan juga memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah struktur

kepemilikan keluarga ternyata mampu mengurangi dan menghilangkan masalah dan biaya

keagenan.

Villalonga dan Amit (2006) meneliti bagaimana kepemilikan keluarga, konrtol dan

manajemen didalam perusahaan mempengaruhi nilai (value) perusahaan. Mereka meneliti

perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune-500 pada periode 1994-2000, dan

menemukan bahwa kepemilikan oleh keluarga meningkatkan nilai (value) perusahaan jika

perintis atau penemunya menjadi CEO atau menjadi chairman dengan seorang CEO yang

dipekerjakan. Namun ketika generasi penerusnya menjadi CEO, nilai (value) perusahaan akan

menurun. Penemuan mereka menunjukkan bahwa konflik pemilik-manajemen dalam perusahaan

non-keluarga menghabiskan lebih banyak biaya konflik antara keluarga dan pemegang saham

yang bukan keluarga dalam perusahaan dengan perintis atau penemunya menjadi CEO. Tetapi

bagaimanapun juga,konflik antara keluarga dengan pemegang saham non-keluarga dalam

perusahaan keluarga dimana penerusnya menjadi CEO menghabiskan lebih banyak biaya

disbanding konflik antara pemilik-manajemen dalam perusahaan non-keluarga.

Villalonga dan Amin (2006) membukukan bahwa konsentrasi kepemilikan keluarga

secara positif berhubungan dengan profitabilitas. Hasil ini menegaskan bahwa kepemilikan

keluarga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Akan tetapi, mekanisme yang dapat

meningkatkan kontrol melalui lintas kepemilikan, piramida, dan multiple voting shares secara

negatif mempengaruhi kinerja perusahaan.

Page 7: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Milva (2008) melalukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga

terhadap kinerja perusahaan. Dimana perusahaan tertutup dikontrol langsung oleh pemilik dan

merupakan keluarga untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan ROA, ROE, dan Tobin’s

Q. Pada penelitian ini mengambil 20 sampel perusahaan keluarga yang terdaftar di The Jakarta

Stock Exchange pada tahun 2000-2005. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa perusahaan

keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, hal ini terjadi

karena variable kontrol untuk mempengaruhi variable independent apabila dikontrol langsung

oleh pemilik pada satu kepemilikan. Ketika ukuran perusahaan, hutang perusahaan tidak

mempengaruhi ketika menggunakan ROA dan hutang perusahaan tidak mempengaruhi Tobin’s

Q, sehingga hasilnya pemegang saham akan lebih mempunyai efek dalam meningkatkan kinerja

perusahaan pada kepemilikan keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Giovannini (2009) mengenai corporate governance,

struktur kepemilikan keluarga, dan kinerja perusahaan yang menggunakan sampel 56 perusahaan

Italia yang melakukan IPO antara tahun 1999 sampai dengan 2005 menemukan bahwa dewan

komisaris independen bertambah dengan tidak adanya investor keluarga. Selain itu kehadiran

dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dengan tingkat signifikansi yang

kecil, sementara itu keterlibatan keluarga dan keberadaan komite pelaksana dalam perusahaan

berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan

Widyastuti (2009) Penelitian ini mempelajari hubungan antara kinerja perusahaan dan

kepemilikan keluarga di Indonesia, baik melalui pendekatan pasar (Tobin’s Q) maupun dengan

pendekatan akuntansi (Return on Asset). Kinerja perusahaan merupakan hal penting

yang perlu diperhatikan karena kesejahteraan pemegang saham terkait dengan nilai

perusahaan (value of the firm) dan pada saat ini, perusahaan-perusahaan di

Page 8: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

Indonesia juga masih mayoritas dimiliki oleh pihak keluarga

Penelitian ini menggunakan data panel yang terdiri dari 278 sampel perusahaan yang

seluruhnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah observasi sebanyak 1087

selama periode 2003-2006. Pengujian hipotesis menggunakan pendekatan random

effect model dan pooled regression sebagai robustness check dan menggunakan

beberapa variabel kontrol, yaitu besaran perusahaan, hutang, peluang pertumbuhan

perusahaan, umur perusahaan, industri dan tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan berasosiasi negatif

dengan perusahaan keluarga. Hal ini berarti bahwa perusahaan keluarga (family

controlled firm) memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan perusahaan

bukan keluarga (non-family controlled firm). Kesimpulan ini ditunjukkan secara

konsisten oleh dua metode pendekatan (pool regression dan random-effect model)

dan dua ukuran kinerja (Tobin’s Q dan Return on Asset).

I Putu Sugiartha Sanjaya (2011) melakukan penelitian untuk menginvestigasi keluarga

sebagai pemegang saham pengendali yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Sampel studi ini

604 observasian selama 2001-2007. Studi ini menggunakan purposive sampling untuk

mengumpulkan data dari Bursa Efek Indonesia. Studi ini mengumpulkan dan menelusuri pemilik

ultimat pada rantai struktur kepemilikan pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Studi ini

menggunakan pemilik ultimat karena realita struktur kepemilikan pada perusahaan publik di

Indonesia terkonsentrasi. Studi ini mengindentifikasi kepemilikan langsung dan tidak langsung

pada rantai kepemilikan. Berdasarkan pada kepemilikan langsung dan tidak langsung, studi ini

dapat mengindentifikasi apakah pemilik ultimat adalah keluarga atau non keluarga. Studi ini

menggunakan return on assets untuk proksi kinerja perusahaan. Return diukur dengan laba

Page 9: Literatur Penelitian Kepemilikan keluarga dan teori keagenan

operasi. Hasil studi ini adalah kepemilikan perusahaan oleh keluarga secara negatif

mempengaruhi kinerja perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa kepemilikan lebih besar oleh

keluarga menyebabkan kinerja perusahaan menjadi menurun. Hasil ini menegaskan efek

entrenchment lebih dominan dibanding efek alignment pada kepemilikan keluarga.

Ibrahim dan Samad (2011) membandingkan tata kelola perusahaan dan kinerja

perusahaan antara perusahaan publik di Malaysia dari tahun 1999 sampai 2005 yang dimiliki

oleh keluarga dan non keluarga. Studi ini membukukan bahwa nilai perusahaan secara rata-rata

lebih rendah bagi perusahaan yang dimiliki keluarga dibanding dimiliki non keluarga.

Prabowo dan Simpson (2011) menganalisis hubungan antara struktur dewan dan kinerja

perusahaan dalam perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga (family-controlled

firms). Prabowo dan Simpson (2011) menggunakan sampel perusahaan-perusahaan non

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Prabowo dan Simpson (2011) menemukan

bahwa direktur independen dalam dewan memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan

kinerja perusahaan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan oleh keluarga

secara negatif berhubungan dengan kinerja perusahaan. Ini berarti semakin besar kepemilikan

oleh keluarga menyebabkan semakin rendah kinerja perusahaan.