Lithiasis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lithiasis

Citation preview

UROLITHIASIS

MUHAMMAD SYAFIQ BIN AHMAD MUSTHAFA

102009310

e-mail : [email protected]

Tg Duren Selatan II, Gang III, No. 18, Jakarta Barat

Skenario

Seorang laki-laki berusia 39 tahun, datang ke puskesma dengan keluhan nyeri hebat di perut kiri bawah sejak 3 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tiba-tiba, hilang timbul, menjalar dari pinggang kiri kea rah kemaluan.AbstrakTraktus urinarius merupakan bagian organ terpenting pada manusia yang terdiri dari organ utama yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria, dan urethra. Dengan ginjal sebagai organ utama, tugas traktus ini adalah untuk menyaring darah dan membuang kotoran dari dalam tubuh. Namun, terdapat berbagai penyakit yang bisa menyerang traktus ini antaranya adalah batu saluran kemih. Batu saluran kemih merupakan penyakit yang telah ditemukan pada waktu sebelum masehi lagi, ia ditemukan pada satu mummi di mesir. Batu saluran kemih ( calculi ) merupakan massa mineral yang terbentuk di saluran kemih yang bisa menyebabkan nyeri dan pendarahan saluran kemih. Penyakit ini banyak diderita di negara-negara berkembang termasuk Indonesia karena sumber air minum yang mengandungi banyak mineral yang mengakibatkan terjadinya batu di saluran kemih.

Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan menanyakan kepada pasien perkara-perkara berikut:

1. Keluhan utama pasien beserta sifat keluhan utama Penderita batu saluran kemih sering akan mempunyai sakit terutama di bagian pinggang dan ke bawah sama ada kolik ataupun tidak.2. Keluhan lain pasienPenderita batu saluran kemih mungkin mempunyai keluhan penyerta yang lain seperti demam, disuria, oliguria dan tanda-tanda gangguan ginjal lainnya.3. Riwayat perjalanan penyakit pasienDitanyakan intensitas sakit, tempat-tempat yang sakit, dan juga lama sakitnya pasien. Juga ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama sebelum ini.4. Riwayat kesehatan keluargaDitanyakan adanya anggota keluarga lain yang pernah menderita sakit seperti ini karena antara faktor resiko urolithiasis adalah faktor inheriter. 5. Obat-obatan yang pernah diambil oleh si pasienPemeriksaan Fisik1,21. Melakukan pemeriksaan tanda vital pasien untuk melihat keadaan umum pasien.

2. Melakukan pemeriksaan fisik khas urologi :

a. Melakukan pemeriksaan fisik ginjal :

1. Inspeksi untuk melihat adanya massa di bagian ginjal

2. Palpasi dilakukan pada daerah supra simfisis dengan cara bimanual atau ballotemen untuk melihat adanya pembesaran ginjal atau tidak.

3. Melakukan palpasi dan perkusi pada sudut kostovertebra untuk melihat adanya nyeri tekan dan nyeri ketuk.

4. Melakukan auskultasi untuk mengetahui adanya bruit atau tidak.Pemeriksaan Penunjang1,3,41. Melakukan pemeriksaan urin rutin.

Pada pasien dengan batu saluran kemih, selalunya terdapat :

a. Makroskopik atau mikroskopik hematuria karena lesi yang diakibatkan oleh batu di dalam traktus urinarius.

b. Untuk menilai adanya lekosituria, bakteriuria ( pemeriksaan nitrit ) dan pH urin untuk mendeteksi adanya infeksi di saluran kemih

c. Kristal urin mungkin terdekteksi pada pemeriksaan urin seperti kristal kalsium oksalat, asam urat, struvit dan juga sistin.2. Melakukan hitung darah lengkap

3. Melakukan pemeriksaan urin 24 jam

Pemeriksaan urin 24 jam dilakukan untuk menilai kadar mineral seperti kalsium, fosfat, okslat dan mineral lain di dalam urin

4. Melakukan pemeriksaan radiologi1,4a. Pemeriksaan foto polos BNO

Untuk melihat adanya batu pada saluran kemih. Batu yang kelihatan selalunya adalah batu jenis radioopaque yaitu batu batu kalsium dan oksalat. Batu asam urat dan sistin selalunya lebih radioluscent dan tidak terlihat pada pemeriksaan BNO. Foto ini dibuat sebelum foto IVP dan persiapan yang harus dilakukan adalah :

1. Puasa 8 jam sebelum difoto

2. Mengurangkan minum dan serat 24 jam sebelum difoto.

3. Memakan laxantia pada malam sebelum di foto

Batu dalam pemeriksaan foto polos BNO

b. Pemeriksaan IVP ( Intravenous Pyelography )

Merupakan pemeriksaan foto di mana penderita diberikan suntikan kontras intra vena dengan tujuan utama untuk memastikan posisi batu yang terlihat pada pemeriksaan BNO dan juga melihat adanya obstruksi saluran kemih atau tidak. Pemeriksaan ini tidak dilakukan dalam keadaan berikut :1. Dengan alergi kontras media

2. Dengan level kreatinin serum > 200mol/L (>2mg/dl)

3. Dalam pengobatan metformin

4. Dengan myelomatosis

Perbedaan pemeriksaan IVP pada orang normal ( figure 1 ) dan penderita ureterolithiasis ( figure 2)

c. Ultrasonography, USG4Digunakan untuk mendeteksi batu yang radiolusent pada pemeriksaan BNO dan IVP atau batu radioopaque yang sangat kecil karena semua jenis batu dapat dideteksi dengan USG. Juga sering digunakan pada pasien dengan kontraindikasi kontras. Pemeriksaan ini dapat juga menilai perubahan anatomi yang berlaku pada traktus urinarius tapi sering tidak dapat digunakan untuk menilai batu di ureter yang salurannya kecil dan berliku-liku. Lithiasis sering dapat dilihat dengan ciri hiperechoic dan mempunyai posterior acoustic shadow. USG menunjukkan batu di vesika urinaria

d. CT Scan

Spiral CT scan dapat mendeteksi semua jenis batu di saluran kemih dan lebih mahal disbanding USG dan IVP dan sering digunakan di negara-negara maju. Spiral CT scan tidak memerlukan kontras dan memberikan hasil yang paling sensitive dan spesifik.

Panah menunjukkan nephrolithiasis pada pemeriksaan spiral CT scan

Diagnosis Kerja1,3,5,6Diagnosis kerja skenario ini adalah batu saluran kemih atau urolithiasis. Calculi atau lithiasis ini dapat terjadi pada semua bagian traktus urinarius yaitu dapat terjadi di ginjal, ureter, vesika urinaria dan juga urethraa. Batu ureter ( Ureterolithiasis )Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal, yang turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic junction (UPJ), persilangan ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding buli.

b. Batu ginjal ( Nephrolithiasis )Merupakan batu yang sering terjadi di pelvis ginjal dan terkumpul di calices ginjal. Pembentukan batu dan posisi batu di bagian ini dapat mengakibatkan obstruksi di bagian pelvis ginjal dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi dan obstruksi bilateral. Kemungkinan batu dapat keluar spontan juga merupakan bahan pertimbangan. Batu berukuran kurang dari 5 mm mempunyai kemungkinan keluar spontan 80%. Tindakan aktif umumnya dianjurkan pada batu berukuran lebih dari 5 mm c. Batu saluran kemih ( Cystolithiasis )

Pada umumnya komposisi batu kandung kemih terdiri dari : batu infeksi(struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat.

Batu kandung kemih sering ditemukan secara tidak sengaja pada penderita dengan gejala obstruktif dan iritatif saat berkemih. Tidak jarang penderita datang dengan keluhan disuria, nyeri suprapubik, hematuria dan buang air kecil berhenti tiba-tiba.

Batu ini dapat terdiri dari berbagai komposisi, antara batu yang umumnya adalah sebagian besar terdiri dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat. Sedang sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin. Calculi renal dapat terdiri dari berbagai komposisi mineral namun jenis batu yang sering terjadi adalah:2,5,61. Batu kalsiumMerupakan batu yang tersering berlaku di ginjal. Sering berlaku pada lelaki pada periode dekade ketiga dan keempat kehidupan. Lebih 50 % penderita akan mengalami kekambuhan selepas mendapat terapi. Batu kalsium ini dapat bergabung dengan mineral lain seperti oksalat ( tersering ), fosfat dan karbonat. Batu jenis ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit berikut:

a. Hipertiroidismb. Kebocoran kalsium dan fosfat di renal

c. Hiperurikosuria

d. Hiperoksaluria2. Batu asam uratBatu asam urat sering terjadi pada penderita lelaki berbanding wanita dan selalu dihidapi oleh penderita gout dan atau kemoterapi. Batu ini dapat menjadi besar ( staghorn ).3. Batu struvitBatu struvit sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih dan sering terjadi pada wanita. Batu ini selalunya besar ( staghorn caliculi ) dan akan menimbulkan blokade di saluran kemih.4. Batu sistinBatu sistin merupakan batu yang paling sedikit insidennya. Batu ini dapat terjadi karena defek metabolisme intrinsik mengakibatkan kegagalan reabsorpsi tubular ginjal sistin, ornitin, lisin, dan arginin. Urin menjadi jenuh dengan sistin, dengan deposisi kristal yang dihasilkan. Penyakit ini menyerang lelaki dan wanita dan sering inherited.Differensial Diagnosis1. Infeksi saluran kemih

Merupakan penyakit saluran kemih yang bisa menyebabkan sakit pada bagian perut ke bawah sehingga ke testis. Infeksi saluran kemih dapat terdiri dari :

a. Cystitis

b. Prostatitis

c. Urethritis

d. Pyelonephritis akut dan kronik

e. Complicated infection

Pasien yang menderita infeksi saluran kemih bisa datang dengan keluhan yang sama dengan gejala lithiasis dan disertai dengan gejala lain seperti dysuria, poliuria dan hematuria. Pasien juga dapat datang dengan urethral discharge jika penyebab infeksi adalah dari tertular penyakit seksual ( STD ).Kultur urin dilakukan pada pasien untuk menentukan diagnosis infeksi saluran kemih selain pemeriksaan urin rutin yang ditemukan hitung bacteria lebih dari 105 CFU/ml pada sampel pengumpulan urin midstream. Selain itu, pemeriksaan urin rutin juga selalu dapat menemukan nitrates, leukosit, hematuria dan proteinuria. Penemuan silinder sel darah putih menunjukkan adanya infeksi di parenkim renal.

Masalah mungkin timbul jika infeksi saluran kemih dan urolithiasis wujud secara bersamaan. Apabila pasien tersangka menderita penyakit ini secara bersamaan, imaging dibutuhkan untuk menentukan diagnosis. Antibiotik dapat dipakai secara oral atau IV sebagai terapi untuk peyakit infeksi saluran kemih.Etiologi1,51. Dehidrasi dan dietKurangnya asupan air dan meningkatnya konsentrasi mineral-mineral di dalam badan akan meningkatkan resiko mineral-mineral di dalam tubuh untuk mengendap di saluran kemih.

2. Kelainan di gastrointestinal

Malabsorpsi lemak, penyakit inflamasi gastrointestinal, reseksi bowel dapat menyebabkan pengurangan pengeluaran urin dan dapat menyebabkan hiperoxaluria, dan hyperuic-aciduria.3. Hiperparatiroidism atau hiperkalsemi

Hiperparatirodism dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium di dalam darah dengan meningkatkan pengambilan kalsium dari tulang dan juga usus melalui peningkatna vitamin D. Hiperkalsuria juga dapat berlaku karena faktor idiopatik, kanker, obat-obatan tertentu, diet dan juga penyakit lain.

4. Gout dan hiperuricosuria

Peningkatan asam urat dalam penyakit gout dapat mempromosi batu kalsium oksalat karena kalsium oksalat dapat bergabung dengan asam urat menjadi nidus. Peningkatan asam urat di dalam darah juga dapat meningkatkan presepitasi kristal dan menjadi batu asam urat di saluran kemih.5. Infeksi dengan bakteri penghasil urease

Infeksi seperti infeksi proteus dapat menghasilkan urease dan menghasilkan urea spilitting dan menginduksi pembentukan batu struvit.6. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan tertentu seperti acetazolamide, allopurinal, triamterene dan obat-obat lain dapat menyebabkan pembentukan batu karena mempunyai solubility yang rendah di dalam urin.

7. Kelainan tubuli renal

a. Sistinuria dapat berlaku karena penyakit inheriter defek metabolisme intrinsik mengakibatkan kegagalan reabsorpsi tubular ginjal sistin, ornitin, lisin, dan arginin. Peningkatan sistin yang mempunyai solubilitas yang rendah dapat menyebabkan terjadinya batu sistin.

b. Pengurangan reabsorpsi mineral seperti kalsium di tubuli renal juga dapat menyebabkan terjadinya batu saluran kemih.

8. Idiopatik lithiasisEpidemiologi5,6Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit urologi tersering yang terjadi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, diperhitungkan sebanyak 13 % lelaki dan 7% wanita akan menderita penyakit lithiasis sepanjang hidup mereka. Di Asia pula, sekitar 5% akan menderita penyakit lithiasis ini sepanjang hidup mereka. Di Indonesia yaitu antara negara yang termasuk di dalam lingkungan stone belt selain Thailand dan India , penyakit batu di saluran kemih merupakan penyakit tersering di bagian urologi terutama batu di saluran kemih distal karena air minum yang mengandungi saturasi mineral yang tinggi dan juga diet yang tinggi mineral.

Penyakut lithiasis selalunya berlaku pada lelaki berbanding wanita kecuali bagi batu struvit di mana penderita wanita lebih banyak dari penderita lelaki. Penyakit lithiasis sering berlaku pada decade ke empat dan ketiga kehidupan.Patofisiologi1,5Batu dapat terjadi karena beberapa faktor fisik seperti :

1. Supersaturasi

Peningkatan kadar mineral di dalam urin sehingga melewati kadar metastabiliti mengakibatkan nukleanisasi spontan dan juga pembesaran kristal di dalam saluran kemih. Peningkatan saturasi bisa berlaku karena peningkatan ekskresi mineral di tubuli dan juga berkurangnya pembentukan volume urin.2. Kristalisasi

Merupakan mekanisme major dalam pembentukan batu di saluran kemih. Nukleasasi heterogen dapat berlaku apabila terdapat kristal kecil ( contoh : asam urat ) yang bertindak sebagai nidus dan menarik kristal lain ( contoh : oksalat dan kalasium ) akan meningkatkan kristalisasi batu walaupun saturasi mineral masih di bawah kadar supersaturasi.

3. Inhibitor kristalisasi

Urin mempunyai inhibitor pembentukan kristal pyrofosfat inoraganic, sitrat, dan glikoprotein. Pengurangan inhibitor ini dapat mengakibatkan terbentuknya batu di saluran kemih.

4. pH urin

pH urin berperan penting dalam menentukan solubilitas mineral di dalam urin. Asam urat dan sistin tidak larut di dalam urin berpH rendah manakala kristal kalsium dan fosfat tidak dapat larut di dalam urin berpH tinggi.Gejala klinis1-3,5,6Gejala utama adalah sakit atau kolik yang tiba-tiba, datang dan pergi di bagian :

1. Bawah perut dan sisi belakang

2. Nyeri bisa menjalar dari bagian perut hingga ke daerah selangkangan ( pangkal paha ), penis dan testis.Gejala ini akan disertai gejala penyerta yang lain :

1. Demam

2. Hematuria

3. Warna urin yang abnormal

4. Kencing berbutir-butir atau pasir

5. Disuria dan oliguria

6. Mual dan muntah

Penatalaksanaan1. Tindakan darurat renal kolik2,3,5a. Memberikan analgesic secara oral atau jika tidak mencukupi diberikan secara IV. Alagesic yang sering diberikan adalah dari golongan NSAID seperti ketorolac dan ibuprofen dan juga dapat diberikan morphine jika kolik berat.

b. Pasien yang datang dengan gejala mual dan muntah dapat diberikan antiemetic seperti metocloporamide, promethazine, prochlorperazine, dan hydroxyzine2. Tindakan mengeluarkan batu dari saluran kemih1,2,5a. Batu yang saiznya kurang dari 5mm dapat keluar spontan dan tidak diperlukan tindakan bedah.

b. Bagi membantu pengeluaran batu di saluran kemih, pemberian cairan secara oral untuk meningkatkan diuresis menjadi lebih 2 L sehari selain digunakan alpha bloker ( tamsulosin dan terazosin ) dan calcium channel blocker ( nifedipin ) untuk merelaksasi otot polos.

c. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk batu saluran kemih :21. Obat spesifik untuk batu tertentu

a. Sitrat

Merupakan agen alkalinisasi yang meningkatkan pH urin untuk menghambat pembentukan batu oksalat. b. Kolestiramin

Dapat digunakan pada batu oksalat untuk mengobati malabsorpsi lemak.c. Tiazid

Merupaka satu diuretic yang meningkatkan mengurangkan ekskresi kalsium di dalam urin. Tiazid dapat digunakan untuk penderita yang mempunyai gejala hiperkalsiuria selain pembentukan menghambat batu yang mengandungi kalsium seperti kalsium oksalat dan kalsium fosfat.d. Allopurinol

Digunakan untuk menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh apabila pasien menderita hiperurikosuria. Dapat digunakan pada penderita batu kalsium dengan hiperuikosuria dan juga penderita batu asam urat.e. Mendelamin

Merupakan sejenis antibiotic yang dapat digunakan pada batu struvit karena penyebab tersering batu struvit adalah infeksi saluran kemih.

3. Tindakan bedah dan pemecahan batu1,2,5,6a. Shockwave Lithotripsy ( SWL )

Merupakan pilihan utama terapi pemecahan batu sekarang. SWL banyak digunakan dalam penanganan batu saluran kencing dan merupakan terapi terbaik untuk batu di bawah 2 cm dan terletak di ginjal dan ureter proksimal. Prinsip dari SWL adalah memecah batu saluran kencing dengan menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin dari luar tubuh. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin di luar tubuh dapat difokuskan ke arah batu dengan berbagai cara. Sesampainya di batu, gelombang kejut tadi akan melepas energinya. Diperlukan beberapa ribu kali gelombang kejut untuk memecah batu hingga menjadi pecahan-pecahan kecil, agar supaya bisa keluar bersama kencing tanpa menimbulkan sakit.

Berbagai tipe mesin SWL bisa didapatkan saat ini. Walau prinsip kerjanya semua sama, terdapat perbedaan yang nyata antara mesin generasi lama dan baru, dalam terapi batu ureter. Pada generasi baru titik fokusnya lebih sempit dan sudah dilengkapi dengan flouroskopi, sehingga memudahkan dalam pengaturan target/posisi tembak untuk batu ureter. Hal ini yang tidak terdapat pada mesin generasi lama, sehingga pemanfaatannya untuk terapi batu ureter sangat terbatas. Meskipun demikian mesin generasi baru ini juga punya kelemahan yaitu kekuatan tembaknya tidak sekuat yang lama, sehingga untuk batu yang keras perlu beberapa kali tindakan.

Komplikasi SWL untuk terapi batu ureter hampir tidak ada. Tetapi SWL mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain bila batunya keras ( misalnya kalsium oksalat monohidrat ) sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan. Juga pada orang gemuk mungkin akan kesulitan. Penggunaan SWL untuk terapi batu ureter distal pada wanita dan anak-anak juga harus dipertimbangkan dengan serius. Sebab ada kemungkinan terjadi kerusakan pada ovarium. Meskipun belum ada data yang valid, untuk wanita di bawah 40 tahun sebaiknya diinformasikan sejelas-jelasnya.b. Ureteroscopy

Ureteroscopy selalu digunakan untuk mengeluarkan batu yang terletak pada bagian mid dan distal ureter. Melaui ureteroscopy, sebuah endoskopi yang kecil, yang mungkin kaku, semirigid, atau fleksibel, dilewatkan ke dalam kandung kemih dan ureter sampai untuk langsung memvisualisasikan batu.Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an telah mengubah secara dramatis terapi batu ureter. Kombinasi ureteroskopi dengan pemecah batu ultrasound, SWL, laser dan pneumatik telah sukses dalam memecah batu ureter. Juga batu ureter dapat diekstraksi langsung dengan tuntunan URS dengan cara batu yang kecil hingga sedang diambil dengan menggunakan stone basket. Dikembangkannya semirigid URS dan fleksibel URS telah menambah cakupan penggunaan URS untuk terapi batu ureter. Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk ekstraksi langsung batu ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu seperti yang disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan ketersediaan alat tersebut.c. Pemasangan Stent

Meskipun bukan pilihan terapi utama, pemasangan stent ureter terkadang memegang peranan penting sebagai tindakan tambahan dalam penanganan batu ureter. Misalnya pada penderita sepsis yang disertai tanda-tanda obstruksi, pemakaian stent sangat perlu. Juga pada batu ureter yang melekat (impacted).

Ketika digunakan untuk penyakit batu, stent melakukan beberapa fungsi penting. Mereka hampir menjamin drainase urin dari ginjal ke kandung kemih dan bypass halangan apapun. Hal ini mengurangi rasa sakit pasien kolik ginjal mereka bahkan jika batu menetap di saluran kemih. Seiring waktu, stent ureter mejadi lebar dan melembut, membuat ureteroscopy dan prosedur bedah endoskopik lebih mudah untuk dilakukan kemudian.

Sifat stent yang cukup opaque dapt dijadikan sebagai penanda ketika melakukan proses SWL karena visualisasi SWL hanya menggunakan teknik rediografi di mana batu yang agak kecil dan tidak radioopaque tidak dapat ditargetkan secara akurat. Setelah batu-batu besar yang dipecah, stent cenderung untuk mencegah pembuangan cepat dari sejumlah besar fragmen batu dan puing-puing ke dalam ureter (disebut steinstrasse). Stent memaksa fragmen untuk melewati saluran kemih perlahan-lahan, yang lebih efisien dan mencegah penyumbatan.d. Nefrostolitotomy Perkutan

Nefrostolitotomy perkutan memungkinkan fragmentasi dan penghapusan kalkuli besar dari ginjal dan ureter. Karena peningkatan morbiditas terapi dibandingkan dengan SWL dan ureteroscopy, prosedur perkutan umumnya dicadangkan untuk batu ginjal besar dan / atau kompleks dan kegagalan dari 2 modalitas lainnya. Perkutan nephrostolithotomy ini sangat berguna untuk batu yang lebih besar dari 2 cm diameter.Sebuah jarum dan kemudian kawat, di mana melewati sebuah selubung berongga, dimasukkan langsung ke dalam ginjal melalui kulit panggul. Perkutan akses ke ginjal biasanya melibatkan selubung dengan lumen 1-cm, yang akan mengakui endoskopi relatif besar dengan lithotrites kuat dan efektif yang dapat dengan cepat dan menghapus volume fragmen batu besar. Calyces ginjal, panggul, dan ureter proksimal dapat diperiksa dan batu diekstraksi dengan atau tanpa fragmentasi sebelumnya.Dalam beberapa kasus, kombinasi dari SWL dan teknik perkutan diperlukan untuk sepenuhnya menghapus semua bahan batu dari ginjal. Teknik ini, disebut terapi sandwich, dicadangkan untuk staghorn atau kasus batu yang rumit. Dalam kasus tersebut, pengalaman menunjukkan bahwa prosedur akhir harus perkutan nephrostolithotomy.e. Tindakan bedah terbuka

Nefrostomi terbuka telah jarang dan kurang sering karena perkembangan SWL dan teknik endoskopi dan perkutan; sekarang merupakan kurang dari 1% dari semua intervensi. Kekurangan termasuk rawat inap lagi, pemulihan lebih lama, dan meningkatnya kebutuhan untuk transfusi darah. Terapi ini hanya digunakan dewasa ini hanya pada terutama pada penderita-penderita dengan kelainan anatomi atau ukuran batu ureter yang besar.Pencegahan1,5,61. Minum banyak air dan mencegah terjadinya dehidrasi2. Menjaga diet dan minum cukup air bagi mereka yang mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita urolithiasis

3. Meningkatkan pengambilan minuman yang mengandungi kadar sitrat yang tinggi untuk meningkatkan pengeluaran urin.

4. Limitasi pengambilan natrium

5. Limitasi makanan yang mengandungi kadar oksalat yang tinggi seperti bayam, stroberi, kacang, cokelat hitam, dan lain-lain.

6. Tidak mengambil makanan yang bisa mengakibatkan peningkatan asam urat seperti makanan laut dengan kadar berlebihan.

7. Tidak mengambil suplemen vitamin C dan D berlebihan.Komplikasi5Komplikasi utama yang sering terjadi pada penderita calculi adalah obstruksi traktus urinarius dan obstruksi ini akan menimbulkan penyakit lain yang lebih parah jika tidak mendapatkan terapi secepatnya. Antara komplikasi urolithiasis adalah :

1. Terjadi absess2. Infeksi saluran kemih3. Terjadi formasi fistula di saluran kemih4. Stenosis dan skar ureteal5. Ferforasi ureteral6. Extravasation

7. Urosepsis8. HydronephrosisPrognosisPrognosis urolithiasis adalah baik dan sekitar 80 % akan penderita akan mengalami pengeluaran batu spontan. Karena modalitas minimal invasif untuk menghilangkan batu umumnya berhasil dalam menghilangkan kalkulus, pertimbangan utama dalam pengelolaan batu bukanlah apakah batu itu dapat dihapus, tetapi apakah itu dapat dihapus secara rumit dengan morbiditas minimal. Prognosis akan bertambah buruk jika urolithiasis disertai dengan infeksi dan tidak diterapi sedini mungkin. Kekambuhan batu terutamanya kalsium oksalat mungkin terjadi karena pasien tidak mengikut diet yang sehat. Kesimpulan

Pasien laki-laki 39 tahun dengan keluhan hebat di perut kiri bawah sejak 3 jam yang lalu dan nyeri dirasakan hilang timbul, menjalar dari arah pinggang ke arah kemaluan adalah karena pasien menderita urolithiasis.Daftar Pustaka

1. Fauci S, Braunwald E, Kasper L,Hauser S, et all. Harrisons principles of internal medicine. Nephrolithiasis, page 1815 -20, Urinary tract obstruction, page 1827-30. 17th ed. Mc Graw Hill Medical. 2008.2. Harrison T, Braunwald E. Harrisons manual of medicine. Nephrolithiasis, page 685-88. 15th ed. Mc Graw Hill. 2005.

3. Gorrol A, Mulley A. Primary care medicine: office evaluation and management of the adult patient. Approach to the patient with nephrolithiasis, page 962-67. 5th ed. Lippincott William and Wilkins. 2006.4. Gnderman R. Essential radiology, clinical presentation, pathophysiology, imaging. Urolithiasis, page 166-170. 2nd ed. Thieme publication. 2006. 5. Stuart W, Shcwartz B, Craig S, Howes D, et all. Medscape. Nephrolithiasis. Updated in June 16, 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/437096-overview, 17 Oktober 2011.

6. Wassertein A. Core curriculum in nephrology, nephrolithiasis. July 19th 2004. Diunduh dari http://health.upenn.edu/renal/renal%20curr%20pdfs/nephrolithiasis.pdf, 17 Oktober 2011.