litmin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan crs

Citation preview

LAPORAN KASUS

AKNE VULGARISCaixar Agus Sudharmono, S.KedBagian Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminRSUD Raden Mattaher JambiFakultas Kedokteran Universitas Jambi

BAB IPENDAHULUAN

Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.1Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan 85% terjadi pada remaja dengan beberapa derajat keparahan. Dimana didapatkan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua jenis kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun.2 Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium aknes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.3 Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne yakni, peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan peradangan (inflamasi).2,3 Tidak terdapat sistem grading yang seragam dan terstandarisasi untuk beratnya akne yang diderita. Akne pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tipe (komedoal/papular, pustular/noduokistik) dan atau beratnya penyakit ( ringan/sedang/sedang-berat/berat). Lesi kulit dapat digambarkan sebagai inflamasi dan non-inflamasi.4 Diagnosis akne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan tes laboratorium. Diagnosis banding akne vulgaris antara lain erupsi akneiformis, rosasea, dan dermatitis perioral.2 Penatalaksanaan akne vulgaris berupa terapi sistemik, topikal, fisik, dan diet. Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik, pengobatan sebaiknya dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari sekuele yang bersifat permanen.2,4

BAB IILAPORAN KASUS

2.1Identitas PasienTanggal: 10 Januari 2015Jam : 11.10 WIBNama: Ari FirmansyahUmur: 17 TahunJenis Kelamin: Laki-Laki Alamat: Kenali Besar rt 15Suku/Bangsa: Melayu / IndonesiaAgama: IslamStatus Perkawinan: Belum menikahPekerjaan saat ini: Mahasiswa

2.2Anamneis : Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 10 Januari 2015Keluhan UtamaBintil Bintil kemerahan di sertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan Tambahan : (-)

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien merasakan Keluhan awal nya sejak 3 tahun yang lalu, keluhan berupa bintil bintil merah pada daerah wajah, kemudian keluhan tersebut bertambah berat sejak 6 bulan yang lalu. 1 bulan yang lalu keluhan semakin bertambah hingga ke punggung disertai nanah pada bintil-bintil tersebut. Setelah itu wajah dirasakan cepat berminyak walau tidak melakukan aktifitas berat.

Pasien juga menerangkan bahwa pasien tidak pernah menggunakan kosmetik ataupun mengkonsumsi obat-obatan dan hanya menggunakan sabun wajah untuk membersihkan wajahnya dua kali dalam satu hari. Selain itu pasien mengaku sering begadang dan menggunakan motor tanpa menggunakan pelindung muka, Selain itu pasien juga mengatakan sering makan pedas dan goreng gorengan. Karena merasa keluhan tersebut tidak membaik, maka pasien akhirnya memutuskan untuk berobat ke poli kulit dan kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 10 Januari 2015.

Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak memiliki keluhan penyakit kulit maupun penyakit lainya.Riwayat Penyakit KeluargaOs mengaku tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien2.3 Pemeriksaan Fisik:2.3.1 Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran: Kompos MentisTanda Vital:Tekanan Darah : 120/80 mmHgNadi: 80x/iPernafasan: 16x/iSuhu: AfebrisKepala:Bentuk: NormochepaliMata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-). Pupil isokor kiri kananHidung: Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut: Bibir kering (-), dinding faring hiperemis (-)Telinga: Normal, tanda radang (-)Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-) Peningkatan JVP (-)Thoraks:Inspeksi: Bentuk normal, gerak nafas kedua dada Simetris, lesi kulit (-)Palpasi: Vokal fremitus (+/+) simetrisPerkusi: Sonor dikedua paruAuskultasi: Jantung: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Paru: SN vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)Abdomen:Inspeksi: Datar, tampak lesi kulit Palpasi: Hepar dan lien tidak teraba membesarPerkusi: TimpaniAuskultasi: Bising usus (+) normalEkstremitas Superior: akral hangat, oedem (-), sianosis (-)Ekstermitas Inferior: akral hangat, oedem (-), sianosis (-)Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan secara langsung

2.3.2 Status Dermatologis

b a cGambar1.Regio fasialis

Regio fasialisa.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1-0,3 cm, bulat, sirkumskripta, diskretb. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskret

Regio labialis superiorc.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1 cm ,bulat, sirkumkripta, diskret

d c b aGambar 2. Regio zigomatica dektra dan bucalis dektra

Regio zigomatica dektra dan bucalis dektraa. Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskretb. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskretc. Komedo tertutup, multiple, milier, sirkumkripta, diskretd. Sikatrik, atrofik, multiple

c d b aGambar 3 Regio zigomatica dektra dan bucalis dektra

Regio zigomatica sinestra dan bucalis dektraa. Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskretb. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskretc. Komedo tertutup, multiple, milier, sirkumkripta, diskretd. Sikatrik, atrofik, multiple

a

b

Gambar 4 Regio mentalis

Regio Mentalisa. Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,2 cm, bulat, sirkumkripta, diskretb. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,1 cm, bulat, sirkumkripta, diskret

b aGambar 5 Regio NasalisRegio Nasalisa.Komedo tertutup, multiple, milier, sirkumkripta diskretb.Komedo terbuka, multiple, milier, sirkumkripta, diskret

b aGambar 6 Regio Vertebralis dan Scapularis

Regio Vertebralisa. Papul eritem, multiple, ukuran 0,1-0,3cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskret.Regio Scapularisb. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,1 cm, bulat, sirkumkripta, diskret

2.3 Pemeriksaan PenunjangPada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:a. Pemeriksaan ekskohliasi sebum, yaitu yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan ekstraktor komedo. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masa padat seperti lilin atau masa yang lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.b.Pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya serbukan sel radang disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum dalam folikel. Pada kista radang sudah diganti dengan jaringan ikat pembatas masa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.c. Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap. Untuk pemeriksaan susunan kadar lipid permukaan kulit dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada pencegahan digunakan obat untuk menurunkannya.

Pada pasien ini disarankan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi gram positif, dikarenakan propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif. Propionibacterium acne mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop.

2.4 ResumeSeorang laki-laki usia 17 tahun, bertempat tinggal di Kenali Besar RT 15, datang ke Poli Kulit RSUD Raden Mattaher Jambi dengan Bintil-bintil merah disertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya 3 tahun yang lalu muncul bintil bintil merah diwajah, di pipi kanan dan kemudian timbul lagi di bagian wajah yang lain, bintil kadang berisi cairan, tidak terasa gatal, pasien merasa risih dan sering memegang dan memencet sendiri bintil tersebut. Pasien juga menerangkan bahwa pasien tidak pernah menggunakan kosmetik maupun mengkonsusmsi obat-obatan dan hanya mencoba menggunakan sabun pencuci muka untuk membersihkan wajahnya dua kali sehari dan pasien pakai sabun tersebut hingga saat datang ke RSUD Raden Mataher , karena merasa tidak ada perubahan, kulitnya terasa semakin berminyak, pasien juga mengeluhkan bintil semakin banyak dan keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan bintil bintil juga tumbuh di punggung, tidak terasa gatal. Saat ini pasien sibuk kuliah, dan sehari hari pasien berangkat ke kampus menggunakan motor tanpa menggunakan pelindung wajah, pasien mengatakan sering begadang dengan teman temannya. Selain itu pasien juga mengatakan sering makan pedas dan goreng gorengan. .Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Status dermatologis: pada regio fasialis : papul eritem multiple,ukuran milier hingga letikuler berbentuk bulat sirkumskripta, diskret dan sikatrik atrofik multiple pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret regio labialis superior: papul eritem ukuran milier berbentuk bulat sirkumkripta, diskret. Regio zigomatica dektra dan bucalis dektra : papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio zigomatic Sinestra dan bucalis Sinestra: papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio mentalis : Papul, eritem, ukuran milier, sirkumkripta,diskret, dan pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret. Regio nasalis:.Komedo tertutup dan terbuka multiple milier, sirkumkripta diskret. Regio Vertebralis : papul eritem multiple, milier, sirkumkripta, diskret. Regio Scapularis Sinistra : pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret.

2.5 Diagnosis Banding: Akne vulgaris Erupsi Akneiformis Akne Venenata

2.6 Diagnosis Kerja Akne Vulgaris

2.7 PENATALAKSANAANPreventif1. Melakukan perawatan pembersihan kulit wajah untuk membersihkan kulit dari kotoran dan jasad renik.1. Menghindari faktor pemicu seperti hidup teratur dan sehat, istirahat yang cukup, olah raga teratur, hindari stres, hindari penggunaan kosmetik yang berlebihan, hindari makanan pedas, menghindari debu, dan pemencetan jerawat yang tidak lege artis.1. Berikan informasi kepada pasien mengenai penyebab penyakit, pencegahan, dan cara pengobatan serta lamanya pengobatan.Kuratif1. Topikal dengan benzoil peroksida 1. Sistemik dengan tetrasiklin 250 mg per hari

2.9 Prognosa:1. Quo ad vitam: Bonam1. Quo ad functionam: Bonam1. Quo ad sanationam: Bonam

BAB IIIPEMBAHASANPada kasus ini pasien bernama Tn Ari Firmansyah, umur 17 tahun dengan keluhan bintil-bintil merah yang disertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien ini didiagnosis akne vulgaris berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis 3 tahun yang lalu timbul bintil- bintil merah diwajah pasien, Bintil merah tersebut tidak hanya timbul di wajah saja, timbul juga di daerah lain seperti pada bahu atas dan punggungIni sesuai dengan penjelasan pada akne vulgaris yang merupakan penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Insidensi umumnya terjadi pada usia 14-17 pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Pada wanita akne vulgaris dapat menetap sampai usia 30-an atau bahkan lebih. Akne vulgaris mungkin juga. Predileksi akne yaitu pada muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas, dan kadang-kadang glutea juga terkena.1Lesi yang muncul pada pasien ini berbagai macam lesi, berupa komedo hitam dan putih, papul, pustul , nodus dan sikatrik. Ini sesuai dengan gambaran klinis akne vulgaris berupa lesi yang polimorfik seperti komedo, papul,pustul, nodus, dan jaringan parut.1 Lesi yang muncul dapat berupa lesi noninflamasi berupa komedo tertutup maupun komedo terbuka. Dan lesi inflamatori berupa papul, pustul, nodul, dan kista. Lesi tersebut biasanya sering muncul di wajah dan tubuh bagian atas walaupun pada keadaan normal hal tersebut merupakan hal yang biasa tetapi pada akne terjadi produksi sebum yang berlebihan.2,3Pada pasien ini lesi yang ditemukan ada lesi inflamasi berupa papul dan pustul dan lesi noninflamatori berupa komedo terbuka dan tertutup.2

Meskipun etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui, namun terdapat berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit akne vulgaris1:0. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.0. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inlamatogenik penyebab terbentuknya lesi akne.0. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.0. Peningkatan jumlah flora folikel (P.Acne) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.0. Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat akne.0. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor pending pada kegiatan kelenjar sebasea.0. Terjadinya stress psikis yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara langsung maupun melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofise.0. Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.Pada pasien in didapatkan faktor yang berkaitan dengan patogenesis akne vulgaris adalah:7. Produksi sebum karena wajah os sering berminyak walau tidak melakukan aktifitas berat.7. Peningkatan kadar hormon dalam tubuh karen pasien ini berusia 17 tahun dan dalam masa pubertas.7. Selain itu pasien juga sering begadang dan mengkonsumsi makanan yang pedas dan berminyak seperti gorengan, dan sering berkendara naik motor tanpa menggunakan pelindung wajah.

Usia, ras, familial, cuacaKeratinisasiAbnormalhormonalStres

Asam lemak bebasSumbatan komedoKentalKelenjar palittriggliserida

lipase

Sumbatan komedoKemotaktik meningkat

Flora meningkat

Papul, pustul, nodus, kista

Respon hospes

Jaringan parut hiperpigmentasi

Bagan1. Etiopatogenesis akne1

Dari keseluruhan etiologi tersebut penyebab akne pada pasien diduga diduga karena riwayat keluarga/familial, karena kakak pasien juga mengalami hal yang sama pada wajahnya, faktor suka memakan makanan yang berminyak, yang bisa mempengaruhi peningkatan produksi sebum, juga mengalami stres psikis kemungkinan dari tugas perkuliahan yang banyak..Menurut FKUI/RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut:1A. Ringan bila:1. Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi1. Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi1. Sedikit lesi beradang pada 1 predileksiB. Sedang bila:1. Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi1. Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi1. Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi1. Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksiC. Berat bila:1. Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi1. Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksiCatatan : sedikit < 5 lesi, beberapa 5-10 lesi, banyak > 10 lesiTak beradang : komedo putih, komedo hitam, papulBeradang: pustul, nodus, kista

Pada kasus ini pasien mengalami akne vulgaris derajat sedang karena terdapat banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi,pada pasien ini yaitu papul dan sedikit lesi beradang yaitu pustul. untuk predileksi akne pada pasien ini pada wajah dan punggungDiagnosis akne vulgaris ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang, dari anamnesis didapatkan pasien seorang laki-laki usia 17 tahun, bertempat tinggal di Kenali Besar RT 15, datang ke Poli Kulit RSUD Raden Mattaher Jambi dengan Bintil-bintil merah disertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya 3 tahun yang lalu muncul bintil bintil merah diwajah, di pipi kanan dan kemudian timbul lagi di bagian wajah yang lain, bintil kadang berisi cairan, tidak terasa gatal, pasien merasa risih dan sering memegang dan memencet sendiri bintil tersebut. Pasien juga menerangkan bahwa pasien tidak pernah menggunakan kosmetik dan hanya menggunakan sabun pencuci muka untuk membersihkan wajahnya duakali sehari dan pasien memakai sabun tersebut hingga saat dating ke RSUD Raden Mataher , pasien merasa tidak ada perubahan, kulitnya terasa semakin berminyak, pasien juga mengeluhkan bintil semakin banyak dan keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan bintil bintil juga tumbuh di punggung, tidak terasa gatal. Saat ini pasien sibuk kuliah, dan sehari hari pasien berangkat ke kampus menggunakan motor tanpa menggunakan pelindung wajah, pasien mengatakan sering begadang dengan teman temannya. Selain itu pasien juga mengatakan sering makan pedas dan goreng gorengan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Status dermatologis: pada regio fasialis : papul eritem multiple,ukuran milier hingga letikuler berbentuk bulat sirkumskripta, diskret dan sikatrik atrofik multiple pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret regio labialis superior: papul eritem ukuran milier berbentuk bulat sirkumkripta, diskret. Regio zigomatica dektra dan bucalis dektra : papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio zigomatic Sinestra dan bucalis Sinestra: papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio mentalis : Papul, eritem, ukuran milier, sirkumkripta,diskret, dan pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret. Regio nasalis:.Komedo tertutup dan terbuka multiple milier, sirkumkripta diskret. Regio Vertebralis : papul eritem multiple, milier, sirkumkripta, diskret. Regio Scapularis Sinistra : pustul eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret.Pemeriksaan klinis dilakukan oleh dokter dengan menggunakan penerangan yang cukup agar bisa menilai secara optimal tipe tipe lesinya. Black dan white komedo, papul, pustul, nodul dan sikatrik sulit dinilai, karena itu dokter perlu meregangkan kulit pasien dengan lege artis, memberi penyinaran dari sudut yang berbeda sehingga white comedo dapat dilihat, Ini penting terutama pada individu yang berkulit gelap.7Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalaha. Pemeriksaan ekskohliasi sebum, yaitu yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan ekstraktor komedo. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masa padat seperti lilin atau masa yang lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.1,2,4b. Pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya serbukan sel radang disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum dalam folikel. Pada kista radang sudah diganti dengan jaringan ikat pembatas masa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.5,6c. Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap. Untuk pemeriksaan susunan kadar lipid permukaan kulit dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada pencegahan digunakan obat untuk menurunkannya.7

Pada pasien ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikrobiologi gram positif, dikarenakan propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif. Propionibacterium acne mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop 8.

Pewarnaan bakteri gram positif 9

Diagnosis banding akne vulgaris:2. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo hampir diseluruh permukaan tubuh.2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi ditempat lokasi kontak dengan zat kimia atau rangsang fisisnya.

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi pencegahan terjadinya erupsi dan menghilangkan akne. Keduanya harus dilakukan bersamaan karena akne merupakan penyakit multifaktorial baik dari faktor internal maupun eksternal. Yang mungkin masih dapat dihindari oleh penderita. Untuk gradasi ringan hanya diberikan obat-obatan topikal dan gradasi sedang sampai berat diberikan obat-obatan topikal dan sistemik.1,4Pencegahan:1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum.1. Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne.1. Memberikan informasi yang cukup pada pasien tentang penyakitnya.Pengobatan :1. Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah terbentuknya komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi.1. Pengobatan sistemik dilakukan untuk menekan aktifitas jasad renik disamping itu dapat juga untuk mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhikeseimbangan hormonal.Bedah kulit:1. Bedah kulit dilakukan untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat baik yang hipertrofik maupun hipotrofik.Pada pasien ini telah diberikan edukasi tentang pencegahan dan informasi mengenai penyakit, pengobatan, dan prognosis. Ada beberapa pendekatan terapi untuk Akne Vulgaris 10Tingkat Keparahan Jerawat: Gejala KlinisPilihan Terapi

Lini PertamaLini Kedua

Ringan:Komedo

Papul/pustulRetinoid topikal

Retinoid topikalAntimikroba topikal: Benzoil peroksida Clindamycin ErythromicinRetinoid topikalAsam salisilat

-Retinoid topikal ditambah antimikroba- Asam salisilat

Sedang:Papul/pustul

NodularAntibiotik Oral Tetracyclin Erythromicin Trimethroprim-sulfamethoxazoleRetinoid TopikalBenzoil peroxide

Antibiotik OralRetinoid TopikalBenzoil peroxidaAntibiotik oral alternatifRetinoid oral alternatifBenzoil peroxide

Isotretinoin OralAntibiotik oralRetinoid topikalBenzoil peroxide

BeratIsotretinoin oralAntibiotika Dosis tinggiRetinoid topikal sebagai terapi maintenanceBenzoil peroxide

Pengobatan yang diterapkan pada pasien ini yaitu dengan menggunakan benzoil peroksida 2.5% Yang digunakan 2 kali sehari. Dan untuk pengobatan sistemik diberikan tetrasiklin 250 mg/hari.Benzoil peroksida merupakan bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling) sehingga dengan pemberian benzoil peroksida diharapkan kulit dapat terkelupas dan pori-pori kulit dapat terbuka. Dengan demikian oksigen dapat masuk dan dapat menghilangkan bakteri porpionibacter acne yang merupakan bakteri anaerob.Terapi sistemik yang diberikan pada pasien ini adalah antibiotik Tetrasiklin 250mg/hari. Pemberian obat ini bertujuan untuk menghambat sintesis protein pada ribosomnya sehingga menghalangi perkembang biakan mikroba. Selain itu tetrasiklin merupakan anti mikroba yang bersifat bakteriotoksik dan memiliki kerja spektrum luas. Dengan demikian dengan pemberian tetrasiklin dapat bermanfaat untuk menghilangkan bakteri aerob dan anaerob baik gram positif maupun negatif. Prognosis umumnya baik dan akne vulgaris biasanya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 tahun. Jarang akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi yang sangat berat sehingga perlu dirawat inap di rumah sakit.Berdasarkan hal tersebut pada pasien ini dilakukan rawat jalan

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmaja Siarif. Akne. Erupsi Akneiformis. Rosasea, Rinofima. Dalam : Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke-6. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013. Hal. 259-253 2. Burns Tony. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosacea. Dalam : Dermatologi. Edisi ke 8 Jakarta : Erlangga. 2005. Hal 55-62. 3. Mayo Clinic Staff. Disease and Condition Acne. 2011 (Diakses 11 Januari 2014) http://www.mayoclinic.org/disease-ditions/acne/basics/symptoms/con-20020580 4. Orin M Goldblum. Treatment of Akne Vulgaris.2003 (Diakses 11 Januari 2015). http://www.medscape.com/viewarticle/4618242 5. Landow R. Kenneth. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Jakarta: EGC; 1994. H.1-8.6. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000. H.35-45.7. Baumann L. Cosmetic Dermatology (Principles and Practice). New York: McGraw-Hill; 2009. H.55-61.8. Tjekyan RMS. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesiana. 2008. Vol 43.9. Wasitaatmadja SM, Sugito TL. Dermatologi Kosmetik. Jakarta: PD Perdoski. H.85-103.10. Wasitaatmadja S. Pengobatan Mutakhir Dermatologi Pada Anak dan Remaja. Jakarta: FKUI. H.70-80.11. Wood MJ. Acne. In: Farar WE, Wood MJ, Innes JA, Hugh T. Infectious Disease. Times Mirror International Publisher Ltd. Copyright 1995. On CD-ROM.

22