40
JUDUL MAKALAH TEROBOSAN BARU MEMPERKECIL KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA DI UDARA MENGGUNAKAN STEK DAUN LIDAH MERTUA (Pemanfaatan Sansevieria trifasciata Prain untuk Menangani Pemanasan Global) TEMA MAKALAH TEKNOLOGI (IPTEK) BIOLOGI DAN PERTANIAN NAMA PENULIS : LISA NARULITA NIM : 06040026 UNIVERSITAS : UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG (RSO SURABAYA) TINGKAT KEMAHASISWAAN : SEMESTER VI (FARMASI) 1

Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

^_^

Citation preview

Page 1: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

JUDUL MAKALAH

TEROBOSAN BARU MEMPERKECIL KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA

DI UDARA MENGGUNAKAN STEK DAUN LIDAH MERTUA

(Pemanfaatan Sansevieria trifasciata Prain untuk Menangani Pemanasan

Global)

TEMA MAKALAH

TEKNOLOGI (IPTEK) BIOLOGI DAN PERTANIAN

NAMA PENULIS : LISA NARULITA

NIM : 06040026

UNIVERSITAS : UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH

MALANG (RSO SURABAYA)

TINGKAT KEMAHASISWAAN : SEMESTER VI (FARMASI)

ALAMAT : Jln. SUMBER SARI GANG V NO 385A

MALANG

No.Hp 085230237212

1

Page 2: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

ABSTRAK

Pemanasan global (global warming) merupakan peningkatan suhu dari tahun ke tahun yang dikhwatirkan, sebab semua es di kutub akan lenyap karena mencairnya. Oleh karena itu, upaya yang bisa dilakukan dengan meminimalkan karbon dioksida (CO2), karena karbon dioksida (CO2) sebagai kontributor terbesar (63%) terhadap terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida bersama polutan lainnya (metana, dinitro oksida, dan lain – lain), akan membentuk gas rumah kaca, yang pada umumnya disebut efek rumah kaca. Sedangkan karbon monoksida (CO) dalam udara bebas akan teroksidasi menjadi karbon dioksida (CO2). Sehingga, tujuan menulis karya tulis ini adalah untuk menawarkan salah satu upaya yang efektif dan efisien yaitu dengan memanfaatkan tanaman hias seperti penanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) yang mampu mengikat karbon dioksida sehingga dapat mencegah akumulasi karbon dioksida (CO2) secara berlebihan dan diharapkan mampu mengurangi efek rumah kaca. Sansevieria, pada maka ruangan dengan luas 25 m2 atau 250.000 cm2 hanya membutuh dukungan 1750 cm2, yaitu sekitar 0,07% untuk mengikat karbon dioksida CO2 di udara.

Lidah mertua (Sanseviera trifasciata Prain) memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun seperti karbon dioksida, benzenue, formaldehyde, dan trichloroethylene. Mekanisme tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) dalam mengikat polutan seperti gas karbon dioksida (CO2) dengan cara fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon. Fotosintesis merupakan kombinasi dari karbon dioksida (CO2) dan air yang menghasilkan karbohidrat (glukosa) serta oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Oksigen bebas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul air, sedangkan hidrogen dipisahkan menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia melalui fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida pada siklus kalvin untuk membentuk glukosa. Glukosa yang dihasilkan kemudian digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga karbon dioksida yang dilepaskan oleh tanaman diambil kembali untuk diubah menjadi energi. Jadi lidah mertua memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun secara terus – menerus sepanjang hidupnya. Guna memaksimalkan fungsi tanaman tersebut dengan metode menanamkan stek lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain). Penanaman dianjurkan pada tempat beresiko tercemar polusi udara seperti urban farming (di pinggir jalan raya, di area pabrik, serta di dalam ruangan seperti kantor atau rumah ) dan agraris farming (lahan pertanian di indonesia).

Kata kunci: Sansevieria trifasciata, karbondioksida, pemanasan global.

2

Page 3: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemanasan global (Global Warming) isu global yang semakin sering di

dengungkan oleh berbagai pihak belakangan ini. Tetapi porsi penangan dan

tanggapan topik belum teralaksasi pada tiap negara karena mendesak dan masih

sangat minim penangannya. Peningkatan suhu yang dari tahun ketahun yang di

khwatirkan karena hampir semua es di kutub akan lenyap. Hal tersebut merupakan

ancaman terbesar sebab ada Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci

yang tidak mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan

data es terbaru serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli

iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan sebab hampir

semua es di kutub utara akan lenyap pada akhir musim panas 2012. (Agus R. dan

Rudy S, 2007)

Pemanasan global disebabkan dari penumpukkan emisi gas rumah kaca

seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida yang dihasilkan oleh penghuni

dunia saat ini mulai dari penggunaan produk-produk berteknologi hingga dari sektor

peternakan (Herhar, 2009). Antara lain polutan yang berasal dari pembakaran bahan

bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) pada industri energi (pembangkit listrik) dan

pada asap kendaraan bermotor, maupun asap rokok yang mengandung gas – gas

beracun seperti karbon monoksida (CO), timbal (Pb), dinitro oksida (N2O), dan lain –

3

Page 4: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

lain yang berbahaya bagi manusia maupun lingkungan sekitar. Salah satu contoh,

yaitu gas karbon monoksida (CO) yang banyak terdapat pada asap kendaraan

bermotor maupun asap rokok. Jika terhirup oleh manusia lalu masuk ke dalam

pembuluh darah (sirkulasi sistemik), maka karbon monoksida akan berikatan dengan

hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (COHb). Afinitas hemoglobin terhadap

karbon monoksida 210 kali lebih besar dibandingkan afinitasnya terhadap oksigen

dan COHb sangat lambat melepaskan karbon monoksida. (Widjajakusumah, 2003)

Pencemaran udara (polution) di Indonesia sangat memprihatinkan. Udara

bersih sangat sulit didapatkan tidak hanya di luar ruangan (outdoor) tetapi juga di

dalam ruangan (indoor). Hal ini disebabkan adanya gas gas beracun yang berasal dari

asap kendaraan bermotor dan asap rokok serta adanya mikroorganisme merugikan di

udara. Karbon monoksida (CO) dalam udara bebas akan teroksidasi menjadi karbon

dioksida (CO2). karbon dioksida sebagai kontributor terbesar (63%) terhadap

terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida bersama

polutan lainnya (metana, dinitro oksida, dan lain – lain), akan membentuk gas rumah

kaca sehingga panas matahari tidak dapat dipantulkan ke angkasa dan terperangkap di

dalam bumi yang pada akhirnya menyebabkan pemanasan global dan perubahan

iklim. ( Ujang, 2007)

Sansevieria termasuk tanaman hias yang sering disimpan di

dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi

dengan sedikit air dan cahaya matahari. Daun tumbuhan ini tebal

4

Page 5: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

dan banyak mengandung air (sukulen). Oleh karena itu, Sansevieria

sangat tahan kekeringan. Sekitar 40 persen air saja yang diperlukan

tanaman ini untuk tumbuh, akan tetapi, dalam kondisi lembap atau

basah, Sansevieria juga bisa tumbuh subur. ( Rikara D, 2007)

Keistimewaan Sansevieria adalah memiliki daya adaptasi

yang tinggi terhadap lingkungannya. Penelitian yang dilakukan

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan bukti-

bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu memerangi Sick

Building Syndrome yaitu salah satu fenomena gangguan kesehatan

yang berkaitan dengan kualitas udara dalam ruangan. Fenomena

tersebut gejala awalnya adalah sakit tenggorokan berkepanjangan,

badan cepat letih, dan iritasi pada mata (Utami E, 2007).

Sansevieria mampu memberikan udara segar pada suatu ruangan

karena sepanjang hidupnya tanaman ini terus-menerus menyerap

zat berbahaya di udara. Sanseveria sangat tahan terhadap polutan

(Rikara D, 2007). Selain sebagai anti polutan terhadap asap rokok,

sansevieria juga mampu menyerap carbon dioxide, benzene,

formaldehyde, dan trichloroethylene. (Franz J.B, 2008)

Penelitian yang dilakukan NASA selama 25 tahun

menunjukkan bahwa Sansevieria mampu menyerap lebih dari 107

unsur polutan berbahaya yang terdapat di udara sebab Sansevieria

5

Page 6: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

mengandung bahan aktif pregnane glikosid, yang berfungsi untuk

mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino,

dengan demikian unsur polutan tersebut jadi tidak berbahaya lagi

bagi manusia. Sansevieria juga menjadi objek penelitian tanaman

penyaring udara NASA untuk membersihkan udara di stasiun ruang

angkasa. Sebagai tambahan, berdasarkan riset dari Wolfereton

Environmental Service, kemampuan setiap helai daun Sansevieria

bisa menyerap 0.938 mikrogram per jam formaldehyde. Bila

disetarakan dengan ruangan berukuran 75 meter persegi cukup

diletakkan Sansevieria dengan 4 helai daun (syariefa E, 2008). Riset

lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3

cukup ditempatkan Sansevieria trifasciata-laurentii dewasa berdaun

5 helai agar ruangan tersebut bebas polutan. Ciri spesifik yang

jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup

pada rentang suhu dan cahaya yang banyak ( Sansevieria-indogallery,

2007).

Sansivieria umumnya diperbanyak dengan cara setek potongan daun. Teknik

perbanyakan setek banyak dilakukan karena bahan induk yang digunakan relatif

sedikit dan dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang besar. Tanaman

yang dihasilkan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu keseragaman umur, ukuran,

6

Page 7: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

tinggi, dan dapat memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu singkat

( Ramadiana, 2007)

B. RUMUSAN MASALAHAN

1. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan global

khususnya menurunkan kandungan CO2 di udara?

2. Bagaimana mekanisme pengikatan CO2 oleh daun Lidah Mertua (Sansevieria

Trifasciata Prain)?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menentukan usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan

global khususnya menurunkan kandungan CO2 di udara?

2. Mempelajari mekanisme pengikatan CO2 dari udara oleh Daun Lidah Mertua

(Sansevieria Trifasciata Prain) ?

D. MANFAAT PENULISAN

1. Mendapatkan terobosan baru mengurangi kandungan CO2 di udara sehingga

membantu pencegah terjadinya efek pemanasan global

2. Data yang didapat dijadikan sebagai data awal untuk sektor pertanian baru

di indonesia karena penanaman stek daun lidah mertua (Sansevieria

Trifasciata Prain) sangat efektif dan efisien wujud kepedulian terhadap

pencegahan efek pemanasan global.

Karya tulis ini menawarkan salah satu upaya yang efektif dan efisien yaitu

dengan memanfaatkan tanaman hias seperti Lidah Mertua (Sansevieria

7

Page 8: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

trifasciata Prain) yang mampu mengikat karbon dioksida guna mampu

mengurangi pemanasan global dengan metode stek lidah mertua (Sansevieria

trifasciata Prain). Selain itu, sebagai bentuk realisasi untuk mengembangkan

khasiat Sansevieria trifasciata Prain pada masyarakat indonesia dan kanca

internasional.

E. TELAAH PUSTAKA

1. Pencermaran Udara ( polutioan)

a. Pengertian Pencemaran Udara (Polution)

Pencemaran udara adalah kondisi menurunnya kualitas udara karena

terkontaminasi oleh berbagai macam zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang

membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-

kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas atau zat-zat di

atas batas kewajaran (Organisasi.org, 2006). Pencemaran udara adalah masuknya,

atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer (udara) yang dapat

mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia,

8

Page 9: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana,

misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut

pencemaran dalam ruangan (indoor pollution) misalnya asap rokok dan hasil

pembakaran oleh peralatan rumah tangga. Sementara pencemaran di luar ruangan

(outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan

proses alami oleh makhluk hidup. Pada prinsipnya, pencemaran udara adalah kondisi

udara yang mempunyai komposisi tidak ideal untuk digunakan atau dihirup oleh

makhluk hidup ( Sudrajad, 2005).

Ruangan yang terasa sejuk belum tentu bebas dari polusi. Udara di dalam

ruangan juga dapat dicemari oleh mikroorganisme antara lain bakteri, virus, dan

jamur. Menurut dr Hendrawati Utomo, MS, SpOk, spesialis okupasi yang juga ahli

masalah polusi udara dalam ruang, penyakit infeksi pernapasan akut yang disebabkan

bakteri, populer disebut sebagai legionella disease (penyakit legionella). Bakteri

legionella sangat umum di lingkungan dan terdapat di mana-mana ( Kompas, 2007 ).

b. Karbon dioksida

Gas pencemar dari udara yang paling berpengaruh bagi tubuh manusia adalah

gas karbon monoksida (CO). Gas CO jka terhisap oleh manusia melalui proses

pernafasan, kemudian gas CO tersebut akan ikut dalam aliran darah termasuk aliran

darah jantung. Bila di dalam darah terdapat gas CO, maka hemoglobin akan lebih

banyak terikat dengan CO, karena daya ikat CO dengan hemoglobin 200-250 kali

lebih kuat dari daya ikat oksigen dengan hemoglobin. Bila terdapat kadar CO yang

berlebihan dalam darah, maka pada akhirnya kadar oksigen dalam darah akan turun

9

Page 10: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

dengan drastis ( Manohara L, 2007). Pada tubuh yang kekurangan oksigen dapat

menimbulkan terjadinya hipoksia. Akibatnya jaringan tubuh juga akan kekurangan

oksigen. Bila hipoksia menyerang otak, maka akan menimbulkan gangguan susunan

syaraf pusat yang disebut ensefalopati. Apabila mengenai jantung dan darah disebut

gangguan kardiovaskuler. Ikatan gas CO dengan hemoglobin disebut

karboksihemoglobin COHb. (Tanya dokter anda com, 2008)

Karbon monoksida (CO) dalam udara bebas akan teroksidasi menjadi karbon

dioksida (CO2). karbon dioksida sebagai kontributor terbesar (63%) terhadap

terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida bersama

polutan lainnya (metana, dinitro oksida, dan lain – lain), akan membentuk gas rumah

kaca sehingga panas matahari tidak dapat dipantulkan ke angkasa dan terperangkap di

dalam bumi yang pada akhirnya menyebabkan pemanasan global dan perubahan

iklim ( Ujang, 2007).

Karbon dioksida di atmosfer bumi dianggap sebagai gas kelumit dengan

konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa.

Massa atmosfer bumi adalah 5,14×1018 kg, sehingga massa total karbon dioksida

atmosfer adalah 3,0×1015 kg 3.000 gigaton. (Wikipedia bahasa Indonesia).

Salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan

Iklim atau United Nation Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC),

sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menghimbau pemerintah negara-negara di

seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak

10

Page 11: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan

iklim di Bali yang digelar awal Desember 2007. (Valensia, 2007).

2. Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)

a. Nama dan Klasifikasi

Nama Ilmiah : Sansevieria trifasciata Prain

Nama Umum : - Indonesia : Lidah Mertua

- Inggris : Sanseviera, Snake Plant, Mother In Law’s Tongue

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Agavaceae

Genus : Sansevieria

Spesies : Sansevieria trifasciata Prain.

Bahan Aktif : Pregnane glikosid iaitu 1 beta,3 beta-dihydroxypregna-5,16-dien-

20-one glikosid, Ruscogenin, Abamagenin, Neoruscogenin, sansevierigenin, Saponin.

b. Kandungan Kimia

11

Page 12: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Kandungan kimia lidah mertua (Sansevieria) di antaranya vitamin C, tanin,

glucogallin, gallic acid, ellagic acid, corilagin, terchebin, chebulagic, acid,

chebulinic acid, -3,6-digalloylglucose, mucid acid, phyllembic acid, dan emblicol

(Hariana, 2007)

c. Perbanyakan dan perawatan pertumbuhan

Sansivieria umumnya diperbanyak dengan cara setek potongan daun.

Teknik perbanyakan setek banyak dilakukan karena bahan induk yang digunakan

relatif sedikit dan dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang besar.

Tanaman yang dihasilkan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu keseragaman umur,

ukuran, tinggi, dan dapat memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu singkat.

Lidah mertua dirawat dengan disiram air yang secukupnya, di jaga kelembapab

tanahnya, dan pupuk dengan organik (Hariana, 2007).

BAB II

METODE PENULISAN

Karya tulis ini ditulis berdasarkan metode studi literatur yang

menguraikan prosedur secara cermat, meliputiyang menguraikan prosedur secara cermat,

meliputi :

a. Pengumpulan data atau informasi

b. Pengolahan data atau informasi

c. Analisis sintesis

12

Page 13: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

d. Pengambilan kesimpulan

e. Perumusan saran atau rekomendasi

f. Penyusunan naskah

Dalam penyusunan karya tulis ini dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut :

A. Penelusuran Pustaka

Penelusuran pustaka merupakan landasan awal dalam penulisan suatu karya tulis.

Penelusuran pustaka ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan

dengan penulisan karya tulis ini. Penelusuran

pustaka merupakan studi literatur, meliputi :

1) Pemanasan Global yang disebabkan polutan khususnya CO2

2) Kandungan kimia Lidah Mertua (Sansevieria).

3) Mekanisme karbo dioksida dalam Lidah Mertua (Sansevieria)

4) Metode perbanyakan (Sansevieria).

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menyusun karya tulis, teknik pengumpulan data dilakukan melalui

penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data dengan mempelajari data

sekunder dan data tersier yang berkaitan dengan pemanasan global yang disebabkan

polutan khususnya karbon dioksida dan potensi Sanseveri memperkecil kandungan

karbondioksida di udara dengan memperbanyak (stek) lidah mertua (Sanseveria)

C. Analisis Data

13

Page 14: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Analisis data pada penyusunan karya tulis ini lebih diutamakan pada

pelurusan isu global tentang pemanasan global yang disebabkan polutan khususnya

karbon dioksida dan potensi Sanseveri memperkecil kandungan karbondioksida di

udara dengan memperbanyak (stek) lidah mertua (Sanseveria)

BAB III

PEMBAHASAN

a. Pemanasan Global Yang Disebabkan Polutan Khususnya Co2

Pemanasan global didefinisikan sebagai proses peningkatan suhu rata-rata

atmosfer, laut, dan daratan di Bumi yang disebabkan dari penumpukkan emisi gas

rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. Aktifitas industri

dan kendaraan bermotor menghasilkan gas karbon dioksida hasil pembakaran secara

bebas di udara, pemakaian alat elektronik seperti AC yang mengandung freon (CFC)

14

Page 15: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

juga ikut menyumbang emisi gas rumah kaca. Dampaknya anatara lain mencairnya es

di kutub utara & selatan pemanasan global, meningkatnya level permukaan laut,

perubahan iklim atau cuaca yang semakin ekstrim, gelombang panas menjadi

semakin ganas, habisnya gletser sebagai sumber air bersih dunia serta menyebabkan

asidosis dan efek – efek merugikan pada metabolisme (Herhar, 2009).

Karbon monoksida (CO) dalam udara bebas akan teroksidasi menjadi karbon

dioksida (CO2). karbon dioksida sebagai kontributor terbesar (63%) terhadap

terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida bersama

polutan lainnya (metana, dinitro oksida, dan lain – lain), akan membentuk gas rumah

kaca sehingga panas matahari tidak dapat dipantulkan ke angkasa dan terperangkap di

dalam bumi yang pada akhirnya menyebabkan pemanasan global dan perubahan

iklim ( Ujang, 2007).

Siklus karbon adalah suatu proses yang mana carbon ini mengalami

perputaran dari udara, tanah, tanaman, binatang, dan bahan fosil. Carbon terbesar di

bumi ini terletak di atmosfer yaitu karbon dioksida (CO2). Siklus karbon dioksida

dilakukan oleh tanaman selama proses fotosintesis untuk membentuk molekul

organik (glukosa, sebagai makanan). Mereka mengeluarkan karbon dioksida ke udara

sebagai hasil dari proses respirasi. Pengurai di mana mereka mengolah bahan organik,

juga mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Karbon juga dihasilkan oleh bahan fosil

(fosil) seperti batu bara, minyak tanah, dan gas alam. Ketika semua ini mengalami

pembakaran, maka karbon dioksida keluar ke udara. (Anonim, 2007).

15

Page 16: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Karbon di Atmosfer merupakn bagian terbesar dari karbon yang berada di

atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini

merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya

sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedangmengalami kenaikan), namun

iamemiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain

yangmengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC

(CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah

kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan

berperan dalam pemanasan global (Janzen, 2005).

Selama masa hidup kita, CO2 ditambahkan ke atmosfer oleh respirasi

tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan, oleh pembakaran bahan bakar fosil, serta

oleh pembukaan lahan. Dalam kurun waktu geolegi (berlanjut sampai sekarang), CO2

ditambahkan ke atmosfer melalui semburan gunung api dan semburan mata air

mineral. Dalam jangka pendek, fotosintesis merupakan salah satu mekanisme

terpenting dalam pengambilan karbon dioksida dari atmosfer (Salisbury & Ross,

1995).

Tingginya kadar CO2 dapat mengurangi hilangnya energi yang disebabkan

oleh fotorespirasi. Tanaman tropis dengan jalur C4 hanya sedikit melakukan

fotorespirasi sebab kadar CO2 di dalam sel bersarangnya mempercepat reaksi

karboksilase dibandingkan dengan reaksi oksigenase. Pengaruh ini terutama penting

pada suhu tinggi. Distribusi geografis tanaman yang memiliki jalur ini memiliki

keuntungan pada lingkungan bersuhu tinggi dan bila banyak cahaya (Stryer, 1995).

16

Page 17: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

b. Kandungan kimia Lidah Mertua (Sansevieria).

Kandungan kimia lidah Mertua (Sansevieria) di antaranya vitamin C, tanin,

glucogallin, gallic acid, ellagic acid, corilagin, terchebin, chebulagic, acid,

chebulinic acid, -3,6-digalloylglucose, mucid acid, phyllembic acid, dan emblicol

bahan aktif : Pregnane glikosid iaitu 1 beta,3 beta-dihydroxypregna-5,16-dien-20-

one glikosid, Ruscogenin, Abamagenin, Neoruscogenin, sansevierigenin, Saponin.

(Hariana, 2007).

Sansevieria mampu memberikan udara segar pada suatu ruangan karena

sepanjang hidupnya tanaman ini terus-menerus menyerap zat berbahaya di udara.

Sanseveria sangat tahan terhadap polutan (Rikara, 2007). Selain sebagai anti polutan

terhadap asap rokok, sansevieria juga mampu menyerap carbon dioxide, benzene,

formaldehyde, dan trichloroethylene (Franz J.B. 2008).

Penelitian yang dilakukan NASA selama 25 tahun menunjukkan bahwa

Sansevieria mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya yang terdapat

di udara sebab Sansevieria mengandung bahan aktif pregnane glikosid, yang

berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino

manusia, dengan demikian unsur polutan tersebut menjadi tidak berbahaya lagi bagi

beracun. (Rikara, 2007).

c. Mekanisme karbo dioksida dalam Lidah Mertua (Sansevieria)

Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain ) tersebut mengurangi kadar

karbon dioksida di atmosfer dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai

asimilasi karbon. Fotosintesis merupakan kombinasi dari karbon dioksida dan air

17

Page 18: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

yang menghasilkan karbohidrat (glukosa) dan oksigen dengan bantuan energi cahaya

matahari (Poedjiadi, 2006).

Reaksi fotosintesis: 12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Oksigen bebas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul air, sedangkan

hidrogen dipisahkan menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan

energi kimia melalui fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon

dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk glukosa. Glukosa ini kemudian

digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melalui. Proses transport gas – gas dalam

tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan

dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui

ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya

dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam

ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat

permeabel bagi kedua gas tersebut. (Poedjiadi, 2006).

Jalur metabolisme reaksi pembentukan glukosa dari CO 2 ini merupakan suatu

jalur metabolisme mendaur yang pertama kali diusulkan oleh M.Calvin, disebut daur

Calvin. Dalam tahap reaksi pertamanya 6 molekul CO 2 dari udara bereaksi dengan 6

molekul ribulosa 1,5-difosfat, dikatalis oleh enzim ribulosa difosfat karboksilase,

menghasilkan 2 molekul 3-fosfogliserat melalui pembentukan senyawa antara, 2-

karboksi 3-ketoribitol 1,5-difosfat.

18

CO 2 H 2 O

Page 19: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Ribulosa 1,5 difosfat 2-karboksi 3-ketoribitol 1,5-difosfat 3-fosfogliserat

Pada tahap reaksi kedua, 12 molekul 3-fosfogliserat diubah menjadi 12

molekul gliseral dehida 3-fosfat melalui pembentukan 1,3-difosfogliserat, dikatalis

oleh enzim fosfogliserat kinase dan gliseraldehidafosfat dehidrogenase, serta

menggunakan 12 ATP dan 12 NADPH.

ATP ADP NADPH + H NADP

3-fosfogliserat 3-fosfogliseroil fosfat gliseraldehida-3-fosfat

Tahap reaksi ketiga , 12 gliseraldehida 3-P diubah menjadi 3 molekul fruktosa 6-P

dengan melalui pembentukan senyawa dihidroksi aseton fosfat dan fruktosa 1,6

difosfat.

Gambar 1. Daur Calvin: Jalur mendaur metabolisme penambatan CO2

19

Fosfogliserat kinase

Gliseraldehida fosfat dehidrogenase

Page 20: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Reaksi tahap gelap cahaya pada proses fotosintesis.

Gambar 1. diatas menunjukkan ringkasan keseluruhan jalur metabolisme daur

Calvin. Dalam daur ini yang sangat menonjol adalah tahap reaksi penambatan CO 2 ,

reaksi yang menggunakan energi NADPH dan ATP dan reaksi yang menghasilkan

glukosa sebagai hasil akhir. Dalam reaksi penambatan CO2, ternyata dibutuhkan tiga

molekul ATP dan dua molekul NADPH untukm mereduksi satu molekul CO 2 .

Energi matahari yang ditangkap oleh foto sistem I dan foto sistem II dalam fase

terang cahaya diubah menjadi energi kimia NADPH dan ATP. Kedua macam energi

ini kemudian dipakai untuk menjalankan daur Calvin dengan mendorong tahap reaksi

pembentukan gliseraldehida 3-fosfat dan ribosa 1,5-difosfat serta pelepasan dlukosa

dari daur. (Murray R, 1999)

Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses

respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi

oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron. Oleh sebab itu, karbondioksida

dari udara diubah menjadi glukosa yang diperlukan sehingga Sanseviera memiliki

keistimewaan menyerap bahan beracun secara terus – menerus sepanjang hidupnya

(Rikara, 2007).

20

Page 21: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Sansevieria juga menjadi objek penelitian tanaman penyaring udara NASA

untuk membersihkan udara di stasiun ruang angkasa. Selain itu, penelitian NASA

bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara

alami mampu memerangi Sick Building Syndrome. Lidah mertua mampu memberikan

napas segar bagi ruangan di mana ia ditempatkan (Rikara, 2007). Berdasarkan

penelitian dari Wolfereton Environmental Service, kemampuan setiap helai daun

Sansevieria bisa menyerap 0.938 mikrogram per jam formaldehyde. Bila disetarakan

dengan ruangan berukuran 75 meter persegi cukup diletakkan Sansevieria dengan 4

helai daun.

Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan (2008) menyatakan bahwa

ruangan dengan volume 100 m3 (panjang x lebar x tinggi = 5 x 5 x 4 m3) dapat

ditempatkan Sansevieria dewasa sebanyak 5 helai dengan luas daun Sansevieria

sekitar 350 cm2 (Dukungan luas daun tanaman = 350 x 5= 1750 cm2), maka ruangan

dengan luas 25 m2 atau 250.000 cm2 hanya membutuh dukungan 1750 cm2, yaitu

sekitar 0,07%. Sehingga dapat direkomendasikan bahwa dalam satu ruangan dengan

volume 100 m3 dapat diletakkan Sansevieria dewasa yang memiliki luasan per daun

350 cm2 dengan jumlah paling sedikit 5 helai sebagai penetralisir udara tercemar.

d. Metode perbanyakan (Sansevieria)

Sansivieria umumnya diperbanyak dengan cara setek potongan daun. Teknik

perbanyakan setek banyak dilakukan karena bahan induk yang digunakan relatif

21

Page 22: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

sedikit dan dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang besar. Setiap

bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek. Pembentukan akar dan tunas

pada setek merupakan indikasi berhasil atau tidaknya usaha penyetekan. (Hartman

dan Kester 1983)

Secara umum bahan setek bagian tengah menghasilkan respon terbaik untuk

variabel waktu muncul akar, jumlah akar, panjang akar, jumlah tunas, dan bobot

basah tunas, namun demikian bahan setek bagian tengah tidak memberikan pengaruh

pada waktu muncul tunas, sama halnya dengan setek bagian bawah. Yang

menyatakan bahwa setek adenium yang berasal dari bagian tengah menghasilkan

pertumbuhan akar lebih baik dari pada setek yang berasal dari bagian atas/pucuk Pada

awal penyetekan karbohidrat berperan penting dalam metabolisme tanaman yang

menghasilkan energi yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan akar (Hardjanti,

2005).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa setek bagian atas menghasilkan waktu

muncul tunas dan jumlah tunas lebih baik dibandingkan dengan setek bagian pangkal

meskipun tidak berbeda nyata dengan setek bagian tengah Ini diduga karena bahan

setek bagian atas atau pucuk lebih meristematik, yang artinya sel-sel dalam jaringan

sangat aktif membelah sehingga tunas lebih cepat muncul dan tunas yang dihasilkan

lebih banyak (Salisbury dan Ross, 1995).

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

22

Page 23: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Tanaman hias Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain) dapat

dimanfaatkan sebagai tanaman anti – polutan yang secara efektif mampu mengikat

gas – gas beracun terutama karbon dioksida.

Prosesnya adalah melalui reaksi fotosintesis dengan siklus kalvin yang

menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi sehingga diharapkan manfaat tanaman

ini dapat dijadikan suatu upaya dalam mengurangi pemanasan global.

2. SARAN

Memanfaatkan Lidah Mertua dan Puring untuk mengikat gas – gas beracun, di

lingkungan sekitar kita dengan cara:

- Meletakkan Lidah Mertua dan Puring pada tempat – tempat yang beresiko

tercemar polusi udara, seperti menanam di pinggir jalan raya, di dalam area

pabrik (salah satu contoh yang telah dilakukan oleh pabrik Pulp di Sumatra),

untuk menetralisir gas buangan yang dihasilkan oleh pabrik tersebut dan di

kantor ataupun di rumah

- Mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung serta melakukan

penghijauan dengan cara mengikuti program menanam sehingga untuk

mengurangi pemanasan global.

DAFTAR PUSTAKA

Hariana, Arief. 2007. Tumbuhan obat dan khasiat seri 2 / Arief Hariana- Cet.3.-

Jakarta: Penebar Swadaya. 106 hlm.

23

Page 24: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Hartman, H.T dan D.E, Kester. 1983. Plant Propagation Principles and Practices

Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. 727 p.

Janzen, H.H. 2004. Carbon Cycling in Earth Systems — A Soil Science Perspective.

Mc Graw Hill Book Company: New York.

Murray, Robert . 1999. Biokomia Happer Edisi 24. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Terjemahan dari harper’ biochemistry

Poedjiadi, A. dan Supriyanti, Titin F.M. 2006. Dasar – Dasar Biokimia Edisi Revisi.

Jakarta: UI – Press.

Salisbury & Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB : Bandung

Stryer, L. 1995. Biochemistry 4. W. H. Freeman and Company: New York

Salisbury B.F dan C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Diah R.

Lukman dan Ir. Sumaryono, M.Sc. Jilid 3. ITB. Bandung. 343 hlm.

Widjajakusumah, Djauhari M. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20,

Penerjemah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari:

Review of Medical Physiology

Hardjanti, S. 2005. “Pertumbuhan Setek Adenium Melalui Penganginan, Asal Bahan

Setek, Penggunaan Pupuk Daun dan Komposisi Media”.

http://pertanian.uns.ac.id. Diaksespada 28 Maret 2009.

Agus R dan Rudy S, 2007. Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi

III. Blog: hiduplebihmulia.wordpress.com . Diaksespada 28 Mei 2009

Franz J.B. 2008. Tangkis Renggutan Gas Polutan.

http://agriculturesupercamp.wordpress.com/. [03 April 2009

Herhar. 2009. Pemanasan Global Dan Upaya Untuk Menanggulanginya.

http://www.pemanasanglobal.net . Diaksespada 25 April 2009

Kompas. 2007. Waspadai Polusi dalam Ruangan.

http://www.kompas.co.id/kompascetak/0505/29/konsumen/1778573.htm.

Diakses tanggal 15 April 2009

24

Page 25: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

Manohara L. 2007. Karbon Monoksida "The Silent Killer".

http://www.kaskus.us/showpost.php?s=9eb00153dfd032fc75cce33527358049

&p=19391850&postcount=1. Diakses tanggal 17 Maret 2009

Organisasi.org. 2006. Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita.

http://www.organisasi.org/user/godam64. diakses tanggal 28 Januari 2008

Rikara, Dessy. 2007. Menjilati Polusi Dengan Lidah Mertua.

http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/26/%E2%80%9Dmenjilati

%E2%80%9D-polusi-dengan-%E2%80%9Dlidah-mertua%E2%80%9D/. [28

Mei 2009]

Sansevieria-indogallery. 2007. Tentang Sansieveria.

http://www.sansevieriaindogallery. com/Indonesia/Home/Tentang_Sansieveria

.htm

Sudrajad A. 2005. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. http://www.io.ppijepang.

org/article.php?edition=5. Diakses tanggal 2 Juli 2009

Syariefa E. 2008. Ampuhnya si Penyedot Bau Maut.

http://www.trubusonline.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid

=1&artid= 1160.Diakses tanggal 5 Juni 2009

Sansevieria trifasciata.http://www.prn2.usm.my/mainsite/plant/sansevieria.html

Tanya dokter anda com. 2008. Kau Bakar Dirimu, Kau Bunuh Jantungmu.

http://www.tanyadokteranda.com/taxonomy/term/130. Diakses tanggal 17

Mei 2009

Ujang, Zaini. 2007. Global Warming Global And Local Impacts: Disaster

Management. http://www.fkkksa.utm.my/staff/zaini [03 juni 2009]

Utami E. 2005. Hubungan Antara Kualitas Udara Pada Ruangan Ber-AC Sentral

dan Sick Building Sindrome di Kantor Telkom DIVRE IV Jateng-DIY.

http://www.kesmas-unnes.or.id.htm. Diakses tanggal 13 Juni 2009.

Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_dioksida [02 April 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/Puring [02 April 2009]

25

Page 26: Lkt Djarum 09- Lisa Narulita-umm

26