Upload
darundiyo-pandupitoyo-s-sos
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
1/26
KARYA TULIS ILMIAH Bidang IPS
(Dibuat dalam rangka ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas 2007)
Dengan Judul:
KURSUS PIJAT FISIOTERAPIARTHRITISSEBAGAI STRATEGI
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN NELAYAN
Oleh :
Darundiyo Pandupitoyo 070417391
JURUSAN ANTROPOLOGI SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2007
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
2/26
LEMBAR PENGESAHAN
Setuju untuk diikutkan dalam Lomba Karya Tulis Mahasiswa, tulisan berjudul:
KURSUS PIJAT FISIOTERAPIARTHRITISSEBAGAI STRATEGI
PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN NELAYAN
Oleh:
Darundiyo Pandupitoyo 070417391
Surabaya, 7 Mei 2007
Dosen Pembimbing,
Dra. Retno Andriati, MA.
--------------------------------------------NIP. 131 570 347
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
3/26
DAFTAR ISI
Lembar PengesahanKata Pengantar
Bab I Pendahuluan
1.1 latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Manfaat Penulisan 4
Bab II Telaah Pustaka
2.1 Keadaan Sosial Budaya MembentukArthritis 5
Bab III Metode Penulisan
3.1 Pemilihan Masalah 7
3.2 Pengumpulan Data 7
3.3 Pengolahan Data 7
3.4 Teknik analisis 9
3.5 Rekomendasi 9
Bab IV Analisa Data
4.1 Arthritis : Deskripsi dan Faktor Penyebabnya 10
4.2 Arthritis di Kalangan Nelayan 12
4.3 Kursus Fisioterapi model aplikatif 14
4.3.1 Pengaturan Tempat Kegiatan 15
4.3.2 Pengaturan Jumlah Siswa 16
4.3.3 Pengaturan Penyaringan Siswa 16
4.3.4 Pengaturan Tata Pelaksanaan Kursus 17
Bermodel Aplikatif
4.3.5Pengaturan Penempatan Kerja Setelah 18
Lulus Kursus
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
4/26
Bab V Penutup
5.1 Simpulan 19
5.2 Saran 20
Daftar Pustaka
Lampiran
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
5/26
Daftar Bagan
Bagan 1.1 Metode Pengumpulan dan pengolahan data 8
Bagan 1.2 Analisis Sintesis permasalahan dalam penulisan 9
Bagan 1.3 Model kerjasama antar elemen dalam terlaksananya 15
kursus pijat fisioterapi
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Jenis penyakit yang paling banyak diderita warga 13
kecamatan Tambakboyo dan kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban,
Jawa Timur.
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Rematik pada pinggul dan rematik pada lutut 10
Gambar 1.2 Contoh pijat fisioterapi pada penderita rematik 11
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
6/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Budaya sehat nasional merupakan salah satu prioritas utama dalam
pembangunan di Indonesia, karena merupakan langkah awal bagi pengembangan
sumber daya manusia. Namun kesadaran diri dan wawasan masyarakat tentang
lingkungan hidup yang lebih berperan peran penting dalam membentuk budaya
sehat nasional tersebut. Pemerintah belum maksimal untuk mengatasi masalah
lingkungan dan kesehatan masyarakat, karena kendala intern dan kendala dari
masyarakat sendiri, khususnya kesehatan lingkungan kampung dan keluarga
nelayan di Indonesia. Contoh kurangnya perhatian pemerintah pada kampung
nelayan nampak pada Kelurahan Sukabumi dan Mayangan, Kecamatan
Mayangan, Kota Probolinggo, kampung nelayan Kenjeran, Kotamadya Surabaya
masih terlihat kumuh seperti dalam artikel Kampung Nelayan Tidak Sehat &
Kenjeran, Pantai sampah (Kompas, 2005).Kesehatan para nelayan masih banyak yang luput dari perhatian
pemerintah, khususnya para nelayan yang menderita suatu penyakit dalam
kategori tidak terlalu populer namun mempunyai efek yang cukup signifikan bagi
kehidupan para nelayan. Salah satu contohnya penyakit arthritis, yang terdiri dari
berbagai macam penyakit seperti rematik, encok, pegal linu, nyeri pada punggung
bagian bawah dll. pekerjaan nelayan melaut yang menjadi salah satu penyebab
nelayan menderita penyakit ini.
Salah satu hal yang menyebabkan Pemerintah Daerah tidak bisa meng
atasi permasalahan kesehatan tersebut, karena kurangnya anggaran. Beberapa
studi District Health Account (DHA) pada 83 Kabupaten/ kota menunjukkan
daerah-daerah belum cukup mengalokasikan anggaran untuk kesehatan.
Ketidakcukupan ini nampak dari kinerja para Pemerintah Daerah yang belum
memenuhi ukuran makro seperti rekomendasi Bank Dunia 1999 dengan Rp
42.000/ kapita/tahun untuk layanan kesehatan masyarakat dan orang miskin serta
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
7/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
2
7,8 dollar AS/kapita/tahun untuk pelayanan kuratif 1. Demikian juga dengan
proporsi alokasi anggaran kesehatan antara 3-8 persen dari APBD, sementara
komitmen bupati seluruh Indonesia adalah 15 persen dari APBD. Keterbatasan
anggaran juga menyebabkan tidak cukupnya pendanaan. Sekitar 50-70% anggaran
kesehatan daerah habis untuk biaya rutin (gaji, perjalanan, administrasi) dan
sekitar 8-14 persen untuk operasional Puskesmas seperti tertulis dalam
Resentralisasi Layanan Kesehatan? (Kompas, 2005).
Dengan anggaran yang terbatas tersebut, Pemerintah Daerah akan sangat
sulit membuka pos-pos kesehatan di banyak titik. Untuk itu diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri memiliki pengetahuan pengobatan, khususnya
yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang banyak menjangkiti masyarakat.
Pengobatan yang murah dan cukup mempunyai efek kuratif adalah pijat
fisioterapi dengan cara yang benar menurut medis tentunya. Namun ahli
fisioterapi, jumlahnya sangat minim di Indonesia tercatat hanya sekitar 2.000
orang. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang
mencapai kurang lebih 220 juta orang, maka ada 1 orang fisioterapis dari 100 .000
orang. Sementara di Thailand satu orang fisioterapis dibanding 15.000 orang, lihat
Repubilka online Fisioterapi Mulai Bayi Sampai Orangtua (Republika, 25
Februari 2003).
Berdasarkan fenomena kesehatan lingkungan dan kesehatan keluarga
neelayan ini, perlu pekerjaan alternatif sebagai fisioterapis mandiri bagi nelayan.
Dalam karya ilmiah ini penulis mencoba memberikan alternatif dalam menangani
penyakit arthritis secara mandiri, yakni pemberdayaan keluarga nelayan yang
tidak ikut melaut melalui kursus pijat fisioterapi2 arthritis. Penulis mengharapkan
kursus ini bisa mencetak individu-individu yang mampu mengobati penyakit
arthritis. Penulis juga berusaha agar alternatif ini bisa membantu permasalahan
ekonomi penduduk di kampung nelayan, karena Kusnadi dalam Andriati
(2004:15) menggolongkan penduduk kampung nelayan sebagai penduduk miskin
dan menurut penelitian Sutawi dan Hermawan (2003), 70 % nelayan masih dalam
1Penyembuhan suatu penyakit
2
Fisioterapi adalah metode penyembuhan dari luar tubuh, biasanya dipakai untuk pengobatangangguan pada saraf, tulang dsb.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
8/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
3
kodisi miskin apalagi Kebanyakan keluarga nelayan hanya menggantungkan
kehidupannya dengan melaut.
Keluarga nelayan yang mendapatkan keahlian dari kursus tersebut bisa
menggunakannya untuk mengatasi penyakit arthritis yang diderita oleh
keluarganya yang berprofesi sebagai nelayan. Strategi ini juga berfungsi
membentuk pendapatan alternatif dengan membuka praktek pijat sendiri atau cara
lainnya adalah pemerintah sebagai penyelenggara kursus menyalurkan mereka ke
panti pijat yang dikelola oleh Dinas Sosial.
Strategi tersebut akan memberikan pekerjaan alternatif bagi keluarga
nelayan yang selama ini belum banyak diberdayakan, menurut hasil penelitian
Andriati (2005:27) pada saat musim-musim tertentu mengharuskan para nelayan
tidak melaut, seperti musim badai laut pada bulan November sampai dengan
Januari di Kelurahan Kingking dan Karangsari, Kecamatan Tuban. Sementara
nelayan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban yang
sengaja tidak melaut saat musim angin barat, karena ikan teri yang menjadi
buruan utama mereka tidak muncul pada musim tersebut, mereka masih bisa
mendapatkan uang dari hasil memijat.
Penulis memfokuskan pada pelestarian fungsi lingkungan hidup
khususnya fungsi lingkungan sosial, yaitu bagaimana menciptakan simbiosis
mutualisme antara rakyat, pemerintah dan swasta serta pelestarian fungsi keluarga
dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Strategi apakah yang tepat untuk mengatasi problem penyakit arthritis
di kalangan nelayan?
2. Bagaimana proses mekanisme kerja dan strategi tersebut agar
memberikan sumber pendapatan alternatif bagi keluarga nelayan?
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
9/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
4
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
nelayan
2. Memahami strategi alternatif yang efektif dalam mengatasi penyakit
arthtritis secara mandiri dan peningkatan kehidupan sosial ekonomi
nelayan.
1.4 Manfaat Penulisan
Pemerintah Daerah yang berada di pesisir pantai dan mempunyai
beberapa kampung nelayan dapat menggunakan strategi ini sebagai salah satu
program pembangunan di bidang kesehatan, karena walau terlihat ringan,
sebenarnya bila arthritis terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama,
maka jelas akan mengganggu aktifitas kerja para nelayan sehingga otomatis
pendapatan mereka berkurang.
Nelayan yang mempunyai keluarga dekat dan memiliki keahlian
fisioterapi, maka akan sangat berguna bagi mereka yang mengalami penyakit ini
karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat. Keahlian yang dimiliki oleh
keluarga nelayan dapat dijadikan sebagai penghasilan tambahan, karena mereka
akan diberdayakan di panti pijat milik Pemerintah Daerah. Mekanisme dari
strategi ini juga akan meningkatkan hubungan antar elemen-elemen Pemerintah
Daerah, yaitu antara Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dinas perianan dan kelautan
serta masyarakat.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
10/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
5
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menguraikan landasan berpikir yang digunakan
untuk mencari titik permasalahan dan menganalisis temuan data. Bab ini
mendeskripsikan mengenai etiologi dari arthritis dipandang dari persepektif sosial
budaya masyarakat nelayan.
2.1 Keadaan Sosial Budaya MembentukArthritis
Nelayan yang menderita arthritis dipengaruhi oleh salah satu dari tujuh
unsur kebudayaan, yaitu sistem mata pencaharian hidup. Foster dan Anderson
(2004:3) mempunyai pemikiran bahwa sebenarnya faktor sosial budaya ikut
membentuk kesehatan dan penyakit seseorang seperti misal jenis gangguan
culture bound syndrome pada kasus psikiatri akibat seseorang tidak mampu
mengikuti perubahan budaya yang sangat cepat. Dalam hal ini budaya menjadi
faktor pendukung sekaligus pembentuk gangguan kesehatan pada seseorang.
Para nelayan, khususnya nelayan buruh melakukan aktifitas melautnyahampir setiap hari, padahal perlu tenaga yang ekstra untuk terus aktif di
dalamnya, karena melaut menuntut nelayan untuk selalu bekerja keras demi
kelangsungan hidup keluarganya. Hal-hal yang menyangkut sistem mata
pencaharian nelayan tersebut bisa menjadi faktor pendukung bagi munculnya
arthritis di kalangan nelayan. Foster dan Anderson (2004:3) menjelaskan bahwa
studi antropologi kesehatan mempelajari bagaimana budaya mempengaruhi
terbentunya kesehatan dan munculnya penyakit pada diri seseorang:
memberi perhatian terhadap aspek-aspek biologis dan sosial-
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Dalam kajian antropologi kesehatan juga mempelajari beberapa faktor
yang menyebabkan seseorang enggan untuk berobat ke rumah sakit, selain kondisi
ekonomi keluarga. Menurut pemikiran Brown dalam Foster dan Anderson (2004)
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
11/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
6
keengganan tersebut muncul karena pelayanan yang buruk terhadap pasien,
transisi pada budaya baru yang pasien tidak kenal hingga kelakuan para staf medis
yang cenderung menghilangkan identitas pasien. Kondisi-kondisi ini membuat
nelayan melakukan pemijatan-pemijatan sendiri yang dilakukan oleh orang-orang
terdekat, seperti anak atau istri mereka, karena strategi ini yang dianggap paling
efisien dan ekonomis. Tetapi apakah anak dan istri para nelayan mempunyai
pengetahuan fisioterapi yang baik, mengingat bila sampai terjadi kecelakaan fatal
dalam pemijatan akan mengganggu aktifitas nelayan dalam melaut. Padahal
banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya hanya dari kegiatan melautnya
saja tanpa usaha alternatif lain, menurut Sutawi dan Hermawan (2003):
Kehidupan nelayan yang miskin juga diliputi oleh kerentanan,
misalnya ditunjukkan oleh terbatasnya anggota keluarga yang secara
langsung dapat ikut dalam kegiatan produksi dan ketergantungan
nelayan yang sangat besar pada satu mata pencaharian, yaitu
menangkap ikan
Menurut Acheson dalam Andriati (1996:21) penyebab kemiskinan nelayan
adalah kendala khusus berupa gangguan alam, yaitu hubungan alam dengan
lingkungannya selalu diliputi ketidakpastian. Kehidupan mereka semakin berat
dengan adanya kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), karena sebagian
besar nelayan menggunakan motor yang berbahan bakar solar untuk melaut setiap
harinya seperti tertulis dalam artikel BBM Semakin Miskinkan Nelayan: Ada
Kecenderungan Jatah Makan Dikurangi (Kompas, 2006). Para nelayan harus
mengeluarkan biaya minimal Rp. 60.000,- dalam sekali melaut untuk biaya
membeli solar 15 liter walaupun sekarang menurut penelitian Andriati dkk
(2005:27) terdapat beberapa nelayan yang mencampur minyak tanah dengan oli
gardan sehingga mendapatkan harga relatif lebih murah.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
12/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
7
BAB III
METODE PENULISAN
Bab ini akan mengulas tentang metode penulisan yang dilakukan oleh
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Metode penulisan yang dimaksud
mencakup pemilihan masalah, pengumpulan data, pengolahan data dan teknis
analisis.
3.1 Pemilihan Masalah
Penulis memilih kasus-kasus gangguan kesehatan yang banyak diderita
oleh para nelayan dari tipe-tipe gangguan kesehatan yang terasa remeh namun
berakibat cukup fatal, karena masyarakat cenderung meremehkan gangguan
kesehatan kecil. Penulis memilih arthritis yang biasa kita ketahui sebagai encok,
rematik, pegal linu di kalangan nelayan khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Masalah ini penulis anggap serius karena bila seseorang khususnya
nelayan mengalami penyakit ini maka akan mengalami kelumpuhan fisik maupun
perekonomian pada keluarga nelayan.
3.2 Pengumpulan Data
Penulis menggali data dari hasil telaah pustaka, yaitu buku-buku, artikel
koran ataupun web site yang berhubungan dengan fokus masalah. Data kualitatif
pendukung lainnya dari observasi dan interview terhadap beberapa warga
kampung nelayan, serta dari beberapa beberapa puskesmas yang ada di Kabupaten
Tuban, Jawa Timur. Penulis mendatangi beberapa Puskesmas yang ada di
kampung nelayan, dan mengambil data mengenai penyakit apa sajakah yang
menduduki peringkat teratas dengan penderita terbanyak.
3.3 Pengolahan Data
Data yang didapat langsung diolah dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan yang sesuai dengan permasalahan. Penulis tidak hanya terpaku pada
pendekatan-pendekatan yang ada dalam disiplin ilmu yang dipelajari oleh penulis
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
13/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
8
Web-site
Filtrasi data
Data yang
dibutuhkan
Diolah & dianalisis
saat ini yaitu antropologi, namun disini penulis mencoba menggabungkan
berbagai pendekatan yang sekiranya cocok dan paling realistis untuk
diaplikasikan dalam mencari solusi permasalahan.
Bagan 1.1 Metode Pengumpulan dan Pengolahan data
Buku Dikumpulkan
Artikel koran
Data kualitatif
Wawancara
Observasi
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
14/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
9
3.4 Teknik Analisis
Penulis menggunakan teknik analisis sintesis dalam menganalisa data-data
dan permasalahan yang ada dalam tulisan ini. Analisis sintesis yang ideal sesuai
dengan apa yang ditulis oleh Muhadjir (2000) adalah dengan mengembangkan
pertanyaan terus menerus lalu menyempitkan fokus, tentunya penulis
menyesuaikannya dengan tema dan topik penulisan ini. Berikut adalah bagan dari
analisis sintesis dari permasalahan dalam penulisan ini
Bagan 1.2 Analisis Sintesis Permasalahan dalam Penulisan
Kesehatan lingkungan hidup
Kesehatan lingkungan pesisir
Kesehatan kalangan nelayan
Penyakit yang banyak muncul, namun dianggap remeh
oleh para nelayan
Bagaimana cara mengatasinya
secara mandiri agar tidak menghabiskan
dana untuk berobat
Bagaimana strategi ini juga dapat
membantu meningkatkan
pendapatan penduduk
Kursus pijat
Fisioterapi
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
15/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
10
BAB IV
KURSUS PIJAT FISIOTERAPI BAGIKELUARGA NELAYAN
Bab ini membahas mengenai Arthritis di kalangan nelayan dan solusi
pengobatan mandirinya melalui kursus pijat fisioterapi. Kursus ini menjadi
strategi alternatif bagi penyembuhan arthritis dan sebagai strategi peningkatan
ekonomi masyarakat nelayan.
4.1 Arthritis : Deskripsi dan Faktor Penyebabnya
Arthritis adalah istilah medis untuk penyakit atau kelainan yang
menyebabkan pembengkakan atau kerusakan pada persendian. Penyakit-penyakit
yang masuk dalam golongan arthritis adalah rematik, encok, pegal linu, radang
sendi dsb. Faktor lingkungan, genetis dan biologis sangat mempengaruhi
terjadinya arthritis. Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari mewakili faktor
lingkungan, faktor keturunan dari orang tua mewakili faktor genetis dan jenis
hormon, umur, jenis kelamin mewakili faktor biologis. Menurut Iskadarwati(2005) salah satu penyebab penyakit encok dan rematik atau nyeri sendi, adalah
jenis pekerjaan sehari-hari yang menyangkut kegiatan fisik melebihi kemampuan
seseorang, kecelakaan sendi seperti kecetit, keceklukatau jatuh dari tangga.
Gambar 1.1 rematik pada pinggul (gambar kiri) dan rematik pada lutut
Sumber: www.musckids.com
Penyakit golongan arthritis mempunyai jenis lain, yaitu low back pain
atau nyeri pada punggung bagian bawah, salah satu penyebabnya adalah berdiam
diri pada posisi yang statis dalam jangka waktu karena dapat merusak otot-otot
punggung yang penting. Keadaan diam tersebut menyebabkan otot kurang
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
16/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
11
bergerak, sehingga melemahkan otot-otot penyokong dan pelindung tulang
belakang. Demikian hasil penelitian para ahli yang dituangkan dalam majalah
New Scientistdalam artikel Berdiam Diri Cederai Otot Punggung. Menurut
Bajamal (2004:3) Penyebab lain dari nyeri punggung bagian bawah adalah hernia
nucleous pulposus atau kondisi dimana saraf tulang belakang terjepit diantara
kedua ruas tulang belakang. Penderita akan merasa kesemutan dari tungkai
sampai ke kaki, bahkan bila parah akan menimbulkan kelumpuhan
Arthritis sangat mengganggu kegiatan nelayan, namun para nelayan masih
belum menganggap penyakit ini dalam prioritas utama dalam penyembuhan.
Mereka menganggap masih bisa mengobatinya dengan pemijatan-pemijatan yang
biasa dilakukan oleh anggota keluarga mereka. Pemijatan-pemijatan yang
dilakukan tidak berdasar pada metode-metode yang disarankan oleh medis
modern, akan menambah rasa sakit bagi si penderita. pemijat yang menangani
lewat pemijatan dengan cara yang benar, kemungkinan akan menimbulkan efek
kuratif pada penyakit si penderita.
Gambar 1.2 Contoh pijat fisioterapi pada penderita rematik
Sumber: www.39clinic.com
Sebagian orang mengira manfaat pijat hanya untuk menghilangkan rasa
pegal-pegal pada tubuh, padahal pijat memberi manfaat yang lebih luas pada
semua organ tubuh, dengan syarat menerapkan pijat yang benar pada seluruh
tubuh seperti ditulis dalam artikel Pijat, Tubuh Segar Usai Mudik
(www.kapanlagi.com, 2006). Selama ini masyarakat mengobati encok, pegal linu,
rematik atau nyeri sendi dengan obat-obatan jenis analgesik yang mempunyai efek
penghilang atau pereda rasa sakit yang ada pada tubuh. Salah satu merek dagang
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
17/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
12
obat-obatan berjenis analgesik adalah Antalgin, menurut artikel Mengenal
Analgetik Dan Antipiretik (www.banjarmasinpost.com, 2005) gangguan jangka
panjang obat jenis analgesik ini mengakibatkan gangguan pada ginjal.
Penggunaan analgesik sebagai obat rematik atau nyeri sendi, encok dan
pegal linu terbukti dengan banyaknya produk-produk jamu yang beredar di
masyarakat yang mempunyai khasiat mengobati penyakit-penyakit tersebut
menggunakan antalgin di dalam ramuannya seperti misal Jamu Rematik Encok
No 2 Prima Jasa produksi perusahan jamu Prima Jaya, Banyumas atau Jamu
Rematik ( Pegel Linu) 2 produksi perusahan jamu Sari Alam, Cilacap, seperti
ditulis dalam artikel Waspadai Jamu Berbahan Kimia Obat keras (www.jaga-
jaga.com, 1999).
4.2 Arthritis di Kalangan Nelayan
Nelayan yang setiap hari berjibaku dengan pekerjaan berat mereka,
menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya Arthritis dan pekerjaan tersebut
hampir dilakukan setiap hari kecuali pada musim-musim tertentu, sehingga
penderita akan semakin banyak. Kegiatan melaut, seperti menjala, memancing,
duduk dalam posisi yang statis dalam waktu lama merupakan penyebab penyakit
arthritis. Pekerjaan-pekerjaan tersebut rutin dilakukan dan merupakan beban yang
sangat berat untuk dilakukan setiap hari. Menurut Raymond Firth dalam Sutawi
dan Hermawan (2003), pendapatan para nelayan bersifat harian (daily increments)
dan tubuh mereka tidak bisa menyesuaikan dengan kerja yang terlalu berat,
akhirnya terjadilah gangguan kesehatan tersebut. Salah satu contoh di Kecamatan
Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang di dalamnya terdapat banyak
kampung nelayan.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
18/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
13
Tabel 1.1 Jenis penyakit yang paling banyak diderita warga Kecamatan
Tambakboyo dan Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
No. Jenis Penyakit Tambakboyo (%) Tuban (%)
1. Arthritis 18,76 10
2. Penyakit membran periodontal 18,13 6
3. ISPA 10 32
4. Diare 9,6 2
5. Ashma 1 1
Sumber: Diolah kembali dari data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Tambakboyo dan Kecamatan
Tuban, Kabupaten Tuban
Keseluruhan dari 18,76 % penderita penyakit arthritis, 45 % diantaranya
adalah nelayan di kampung-kampung nelayan Kecamatan Tambakboyo. Menurut
Sutawi dan Hermawan (2003) di Indonesia saat ini terdapat sekitar 3,2 juta rumah
tangga nelayan. Jika rata-rata tiap keluarga nelayan beranggota lima orang, maka
jumlah masyarakat nelayan sekitar 16 juta jiwa, di antaranya 1,7 juta jiwa (10,6
persen) berada di Jawa Timur.
Jumlah nelayan sebesar itu merupakan suatu kekuatan sosial maupun
ekonomi yang harus betul-betul dilestarikan fungsinya terutama fungsi proteksi,
sebab keluarga mempunyai fungsi proteksi terhadap anggota di dalamnya. Metode
pijat fisioterapi merupakan salah satu cara yang tepat untuk pengobatan arthritis
yang diderita oleh para nelayan, seperti ditulis Iskadarwati (2005). Menurut
tulisan sebuah artikel yang berjudul Fisioterapi Mulai Bayi Sampai Orang tua
(Republika, 2001), fisioterapi juga memiliki efek preventif yaitu untuk
memelihara kondisi umum.
Penderita yang mengandalkan obat-obatan jenis analgesik3
hanya bisa
menghilangkan rasa sakitnya saja tanpa menghilangkan permasalahan sebenarnya.
Penggunaan analgesik dalam jangka waktu lama akan menimbulkan gangguan
pada ginjal.
Pijat merupakan pemberian energi lewat sentuhan-sentuhan fisik yang
dimasukkan ke dalam tubuh untuk memperlancar peredaran darah, Sehingga dapat
3Jenis obat-obatan penghilang rasa sakit
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
19/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
14
terhindar dari penyakit atau bahkan mengobati penyakit yang diderita. Pemijatan-
pemijatan yang benar dapat memberikan kenyamanan tersendiri dan efek kuratif
pada arthritis. Jasa pemijatan sebagian besar tidak memiliki keterampilan yang
memadai mengenai pemijatan yang benar secara medis dan benar-benar memiliki
efek kuratif, ditambah lagi dengan biaya pijat yang cukup mahal untuk ukuran
seorang nelayan biasa.
Penulis mendapatkan data dari panti pijat yang dikelola langsung oleh
Dinas Sosial, rata-rata biaya satu kali pijat dengan durasi kurang lebih dua jam
adalah Rp. 22.500,- .penulis juga mendapat data dari beberapa nelayan di Tuban,
rata-rata mendapat Rp. 75.000,- sampai Rp. 90.000,- dari hasil penjualan ikan
sehari, terkadang mereka harus menjualnya ke tengkulak dengan harga yang
sangat murah karena sudah terlanjur terlilit hutang kepada tengkulaknya dari
awal. Padahal biaya untuk sekali melaut minimal Rp. 60.000,- untuk biaya 15 liter
solar belum lagi untuk biaya konsumsi dan keperluan yang lain saat melaut,
sehingga kecil kemungkinan para nelayan datang ke panti pijat untuk mengobati
sakitnya.
4.3 Kursus Pijat Fisioterapi Model Aplikatif
Pelibatan elemen Pemerintah Daerah merupakan syarat utama strategi ini.
Elemen-elemen tersebut adalah Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan
dan Kelautan yang bekerjasama mengadakan program kursus pijat fisioterapi bagi
keluarga keluarga nelayan. Pemerintah Daerah menunjuk Dinas Sosial sebagai
perancang lapangan karena sering mengadakan kursus-kursus pemberdayaan bagi
masyarakat menengah kebawah seperti contoh kursus-kursus pijat atau jahit yang
diadakan di balai-balai desa atau di tempat-tempat rehabilitasi. Berdasar temuan
data, maka penulis mengusulkan model strategi bentuk kerjasama antar elemen
Pemerintah Daerah adalah:
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
20/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
15
Panti pijat Dinas
Sosial:
Mempekerjakan siswa
Dinsos:
Pematangan
strategi kursus
pijat
fisioterapi
Beberapa elemen yang
bekerjasama menghasilkan
: kursus pijat fisioterapi
Bagan 1.3 Model Kerjasama antar Elemen dalam Terlaksananya Kursus Pijat
Fisioterapi
Pemerintah Daerah
Dinas Kesehatan bertugas mendatangkan dan menyeleksi kru pengajar
fisioterapi dari institusi-intitusi pendidikan yang memiliki program studi atau
jurusan fisioterapi serta memiliki jam terbang tinggi dalam hal mengajar metode
fisioterapi. Dinas Kesehatan setempat diharapkan mempunyai kemampuan
menetapkan standardisasi bagi para pengajar yang layak untuk mengajar.
Dinas Kesehatan bertugas menyiapkan berbagai peralatan yang
dibutuhkan terkait dengan urusan medis. Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai
lembaga penyosialisasi ke keluarga nelayan sekaligus sebagai pencari lokasi yang
strategis tempat kurus. Siswa yang lulus nantinya akan ditempatkan di panti pijat
Dinas Sosial setempat yang biasanya seragam di seluruh Indonesia bernama
Tongkat Putih. Detail pelaksanan kursus pijat fisioterapi adalah:
4.3.1 PengaturanTempat Kegiatan
Tempat kegiatan kursus harus mudah dijangkau oleh semua siswa dan
mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pergi ke tempat tersebut.
Berhubungan dengan hal ini Pemerintah Daerah harus menunjuk Dinas Perikanan
dan Kelautan yang mengetahui seluk beluk kampung nelayan di daeahnya.
Dinas
Perikanan
dan
Kelautan:
Penyuluhan
terhadap
nelayan
Dinkes:
filtrasi
tenaga
pengajarserta
pengadaan
alat kursus
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
21/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
16
Metode pembelajaran harus menyesuaikan pada tingkat pendidikan
penduduk, karena berhubungan dengan kemudahan penduduk setempat dalam
menyerap pelajaran yang ada dalam kursus, sehingga bisa mengaplikasikan
ilmunya dengan baik tanpa adanya kesalahan yang berarti. Pemerintah Daerah
hendaknya menyerahkan tugas ini kepada Dinas Perikanan dan Kelautan.
Lembaga tersebut adalah satu-satunya lembaga yang mengetahui seluk beluk
kampung nelayan dari ketiga lembaga yang bekerjasama.
Pengajar idealnya berada di tengah para siswa pada saat mengajar di kelas
agar memudahkan siswa untuk melihat dan mendengarkan pengajar saat berbicara
dan memberi contoh aksi.
4.3.2 Pengaturan Jumlah Siswa
Jumlah siswa keseluruhan sebaiknya dibatasi maksimal 40 siswa dan
dibagi menjadi dua kelompok besar pertemuan, masing-masing kelompok
berjumlah 20 siswa agar lebih efektif dalam proses pengajaran. Jumlah siswa yang
terlalu banyak membuat pengajaran tidak efektif dan kelas cenderung gaduh
membuat siswa tidak fokus ke pelajaran. Mekanisme pelaksanaan penting untuk
dikontrol, sesuai dengan kondisi lapangan
4.3.3 Pengaturan Penyaringan Siswa
Siswa yang mendaftar berjenis kelamin pria ataupun wanita berasal dari
keluarga nelayan, berumur minimal 20 tahun. Siswa minimal berusia 20 tahun
sebab tubuh manusia biasanya telah mencapai fase remaja dan seterusnya telah
menginjak fase dewasa, menurut Glinka (1994:65) di usia tersebut bagian-bagian
badan dalam pertumbuhannya telah mencapai proporsi final dan sudah mulai
proses pematangan secara fisik maupun mental, sehingga memudahkan siswa
belajar sesuatu yang baru.
Siswa yang masuk bukan seorang nelayan yang aktif membantu orang tua
atau keluarganya dalam melaut, justru kita harus mengutamakan keluarga nelayan
yang banyak menganggur di rumah, biasanya ibu-ibu atau anak-anak wanita yang
beranjak dewasa tidak ikut melaut karena keluarga nelayan biasanya
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
22/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
17
mengandalkan seorang figur ayah (nelayan) untuk menjalankan roda kehidupan
keluarga. Keahlian sang ayah juga akan diturunkan kepada anak laki-laki saat
anak tersebut beranjak dewasa, namun menurut penelitian Andriati dkk (2005)
sekarang hal tersebut mengalami penurunan jumlah karena anak laki-laki semakin
malu untuk diajak melaut oleh orang tuanya.
4.3.4 Pengaturan Tata Pelaksanaan Kursus bermodel aplikatif
Kursus dilaksanakan intensif 6 hari dalam seminggu, 3 hari untuk
kelompok pertama dan 3 hari kemudian untuk kelompok kedua. Satu kali
pertemuan kurang lebih dilaksanakan selama 2 sampai 3 jam, hal ini untuk
menghindari kebosanan dalam proses belajar mengajar, sebab apabila pengajar
atau yang diajar mengalami kebosanan, maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan dengan lancar dan efektif. Pelaksanaan kursus idealnya dilakukan pada
siang atau sore hari, karena beberapa anggota keluarga nelayan beraktifitas pada
pagi harinya, seperti menjual ikan di pasar, mengolah ikan dsb.
Pengajaran dibuat dengan porsi aplikasi (praktek) dan diskusi lebih
dominan dari pelajaran yang bersifat teoritis, karena pengajaran dengan metode
diskusi dan praktek akan lebih mudah dicerna oleh para siswa. Penduduk
kampung nelayan digolongkan sebagai penduduk yang miskin, sehingga tingkat
pendidikan mereka juga rendah karena ketiadaan biaya melanjutkan sekolah ke
jenjang yang tinggi. Hal tersebut nampak pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh Andriati dkk terhadap 124 orang dari 64 pasangan suami-istri nelayan pada
tiga Kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (2005:24). Dari jumlah tersebut
19 orang lulus SLTP, 98 orang lulus SD, dan 11 orang sisanya buta huruf atau
tidak pernah sekolah.
Pengajaran lebih efektif apabila siswa dibagikan hand out sebagai
panduan untuk belajar di rumah. Para pengajar diharapkan menghindari istilah
yang sekiranya sulit untuk dimengerti dan dipahami penduduk, seperti istilah-
istilah di bidang medis misalnya. Masalah materi pengajaran diserahkan pada para
pengajar fisioterapi.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
23/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
18
4.3.5 Pengaturan Penempatan Kerja Setelah Lulus Kursus
Pemerintah Daerah akan mempekerjakan para siswa yang lulus kursus
sebagai ahli pijat di panti pijat Dinas Sosial yang mempunyai keseragaman nama
yaitu Tongkat Putih. Dinas Sosial mendapat keuntungan dengan mendapat
tambahan tenaga ektra untuk pemijat di panti pijatnya. Keluarga nelayan yang
tadinya tidak begitu produktif dapat menambah penghasilan keluarganya serta
dapat mengobati sang suami yang berprofesi sebagai nelayan dari penyakit
arthritis. Namun penulis tidak ingin memberikan form baku agar semua lulusan
bisa dipekerjakan, karena hal tersebut terserah pada kebijakan pelaksana.
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
24/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penyimpulan dari semua deskripsi dan analisa diatas adalah:
1. Kursus pijat fisioterapi model aplikatif untuk keluarga nelayan merupakan
cara yang efektif untuk mencetak individu-individu dengan hasil keahlian untuk
mengobati Arthritis atau biasa kita kenal dengan encok, rematik dan pegal linu
secara mandiri. Tingkat kesembuhan penderita atau paling tidak berkurangnya
keluhan tentang penyakit ini di puskesmas dan rumah sakit di daerah tersebut
menjadi parameter keefektifan program ini saat diaplikasikan. Metode aplikasi
yang mendominasi kursus ini membuat para siswa dengan mudah memahami isi
pelajaran serta mengetahui cara penerapan yang sesuai standart medis.
Jadi, selain membantu meningkatkan perekonomian nelayan dan
membantu elemen-elemen pemerintah daerah, strategi ini juga mempunyai nilai
guna dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup dalam hal ini terlihat pada pelestarian fungsi lingkungan sosial, yaitu menciptakan simbiosis mutualisme
antara rakyat dan pemerintah. Pelestarian fungsi lingkungan sosial ini juga fokus
pada pelestarian fungsi keluarga dalam kehidupan sosial. Pemberdayaan keluarga
harus dilakukan karena merupakan bentuk terkecil dari organisasi sosial dalam
masyarakat agar keluarga tidak kehilangan perannya dalam lingkungan sosial.
Keluarga sebagai organisasi sosial mempunyai banyak sekali fungsi, salah satunya
adalah fungsi proteksi. fungsi tersebut harus tetap lestari karena akan sangat
merugikan bila sampai hilang dalam sebuah keluarga.
2. Strategi yang penulis tawarkan ini bisa membentuk keahlian pijat
fisioterapi mandiri bagi keluarga nelayan sekaligus memberi memberdayakan
keluarga nelayan yang tidak ikut melaut dengan memberi sumber penghasilan
alternatif baru bagi mereka yaitu dengan menjadi fisioterapis arthritis. Strategi ini
bila diterapkan akan menghasilkan para lulusan yang mempunyai keahlian
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
25/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
20
memijat yang sesuai dengan standart medis. kelanjutan dari strategi ini adalah
penempatan para lulusan ke panti pijat komersil yang dikelola olah Dinas Sosial
daerah masing-masing. Para lulusan akan mendapatkan pembagian hasil memijat
dari panti pijat tersebut, sehingga keluarga nelayan yang tadinya kurang produktif
bisa membantu menghasilkan uang bagi kelanjutan hidup.
Para Ahli Antropologi Maritim berasumsi bahwa nelayan yang sukses
adalah nelayan yang memiliki kemampuan untuk mengektensifikasikan lahan
pekerjaan mereka. Nelayan sukses mampu mencari bidang pekerjaan lain selain
melaut, sehingga tidak terlalu menggantungkan diri pada hasil pencarian ikan
yang selalu fluktuatif, baik dari segi jumlah ikan maupun kondisi cuaca di laut.
Akumulasi modal juga merupakan syarat utama bagi para nelayan yang ingin
menjadi sukses. Nelayan yang dianggap gagal adalah nelayan yang hanya
menggantungkan diri pada hasil melautnya dan tidak mau bereksperimen untuk
mengekstensifikasikan lahan pekerjaan mereka. Mereka selalu terbelit hutang
pada para tengkulak atau para juragan kapal, sehingga sepanjang hidup mereka
hanya menjadi buruh nelayan turun temurun.
5.2 Saran
Strategi kursus pijat fisioterapi arthritis untuk keluarga nelayan
mempunyai banyak kegunaan bila diterapkan menjadi suatu program Pemerintah
Daerah lebih lanjut. Kursus pijat fisioterapi dapat menjadi suatu solusi
permasalahan bagi dua hal yang dianggap krusial, yaitu masalah kesehatan dan
masalah ekonomi di daerah nelayan. Strategi ini adalah suatu solusi permasalahan
bagi banyaknya kasus arthritis yang diderita oleh para nelayan khususnya dan
masyarakat umumnya, sekaligus solusi untuk memberikan penghasilan alternatif
bagi keluarga nelayan. Penerapan strategi ini dapat membantu Pemerintah Daerah
masing-masing karena dapat merekatkan hubungan antara masyarakat kampung
nelayan dan juga Pemerintah Daerah.
Dinas Sosial juga mendapatkan keuntungan berupa tenaga ahli pijat
tambahan dan Dinas Kesehatan merasa lebih ringan tugasnya dalam sosialisasi
kesehatan ke masyarakat. Keuntungan yang didapat Dinas Perikanan dan
8/14/2019 LKTM Lingkungan (Juara II Mahasiswa Beprestasi Fisip Unair)
26/26
Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Kelautan pengokohan eksistensinya sebagai pelindung bagi nelayan beserta
komoditas laut. Pemerintah Daerah diharapkan lebih jeli melihat benang merah
antara permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi, serta harus lebih
memrioritaskan kesehatan penduduk karena kesehatan adalah gerbang awal
menuju kemajuan sejati.