LO 2. Macam2 R.komposit Ske.3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fkg

Citation preview

LO 2. Macam-macam/Klasifikasi Resin Komposit Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran rata-rata partikel bahan pengisi utama.a. Komposit Tradisional.Komposit tradisional ini biasa disebut juga komposit konvensional atau komposit berbahan pengisi makro karena ukuran partikel dari bahan pengisinya yang relatif besar. Karena bahan-bahan ini sudah tidak biasa digunakan lagi, maka sebutan untuk komposit tradisional lebih cocok dibandingkan dengan sebutan komposit konvensional. Bahan pengisi yang paling sering digunakan untuk komposit tradisional ini yaitu quartz giling. Ukuran rata-ratanya 8-12 m, tetapi partikel sebesar 50 m juga kemungkinan ada. Banyaknya bahan pengisi umumnya 70-80% berat atau 60-65% volume. Bahan pengisi ini dikelilingi oleh sejumlah besar matriks resin.Komposit tradisional ini lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan akrilik tanpa bahan pengisi. Akan tetapi, bahan ini memiliki permukaan yang kasar sebagai akibat dari abrasi selekstif pada matriks resin yang lebih lunak, yang mengelilingi partikel pengisi yang lebih keras. Komposit ini juga bersifat radiolusen karena bahan pengisinya dari quartz.Kekurangan utama dari komposit tradisional ini yaitu permukaan yang kasar akibat dari terjadi keausan pada matriks resin yang lunak. Penyelesaian restorasi, penyikatan gigi, dan pengunyahan dapat menghasilkan permukaan yang kasar. Oleh karena permukaan yang kasar tersebut, komposit ini lebih cenderung untuk mengikat warna. Fraktur dari lapisan komposit tradisional ini bukanlah suatu masalah yang sering terjadi termasuk bila digunakan untuk restorasi yang harus tahan terhadap tekanan seperti pada kavitas kelas IV dan kelas II.

b. Komposit Berbahan Pengisi Mikro.Dalam usaha mengatasi masalah permukaan yang kasar pada komposit tradisional, dikembangkanlah suatu bahan yang menggunakan bahan pengisi anorganik yaitu partikel silika koloidal. Partikel ini memiliki ukuran 0,04-0,4 m, jadi partikel tersebut lebih kecil 200-300 kali dibandingkan dengan rata-rata partikel quartz pada komposit tradisional. Komposit berbahan pengisi mikro ini memiliki permukaan yang halus serupa dengan tambalan resin akrilik langsung tanpa bahan pengisi. Kelemahan dari bahan pengisi ini yaitu lemahnya ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras, sehingga mempermudah pecahnya restorasi tersebut. Karena kelemahan tersebut, maka komposit ini tidak cocok digunakan pada permukaan yang harus menahan beban.Komposit berbahan pengisi mikro ini memiliki sifat fisik dan mekanik yang kurang dibandingkan dengan komposit tradisional. Hal ini dikarenakan 50-70% volume bahan restorasi dibuat dari resin, sehingga bahan pengisinya sendiri lebih sedikit. Komposit ini amatlah tahan terhadap pemakaian dan karena itu bahan tersebut tahan terhadap keausan yang setara dibandingkan dengan komposit yang mengandung bahan pengisi lebih banyak serta tahan aus. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan resin akrilik nirpasi, komposit ini memiliki sifat yang secara nyata lebih baik, dan menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus, seperti yang diharapkan untuk restorasi estetik dibandingkan dengan komposit lain. Sehingga, bahan tersebut lebih disukai untuk restorasi lesi karies permukaan halus (kelas III dan V).Komposit berbahan pengisi mikro ini, tidak untuk kavitas yang memerlukan ketahanan terhadap tekanan seperti kelas I, II, dan IV karena pecahnya restorasi lebih besar. Pecahnya restorasi seringkali teramati pada tepi tambalan yang disebabkan oleh tidak terikatnya bahan pengisi prapolimerisasi. Bagaimanapun juga, restorasi berbahan resin komposit jenis ini banyak digunakan karena permukaannya yang halus, bahan ini menjadi pilihan untuk restorasi estetika gigi anterior.c. Komposit Berbahan Pengisi Partikel Kecil.Komposit berbahan pengisi partikel kecil dikembangkan dalam usaha memperoleh kehalusan permukaan dari komposit berbahan pengisi mikro dengan tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan sifat mekanis dan fisik komposit tradisional. Rata-rata ukuran bahan pengisi ini yaitu 1-5 m. Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil menggunakan quartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandung logam berat. Kategori komposit ini menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling unggul. Kekuatan kompresi dan modulus elastik dari komposit ini melampaui nilai dari komposit tradisional dan komposit berbahan pengisi mikro. Kehalusan permukaan resin ini ditingkatkan dibanding dengan resin komposit tradisional. Begitupun ketahanan aus juga ditingkatkan.Komposit berbahan pengisi partikel kecil ini diindikasikan untuk aplikasi pada daerah dengan tekanan dan abrasi tinggi seperti kelas I dan II. Ukuran partikel dari beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil memungkinkan diperolehnya permukaan halus untuk pemakaian pada gigi anterior, tetapi bahan ini tidak sebaik komposit berbahan pengisi mikro atau yang akhir-akhir ini lebih dikembangkan yaitu bahan komposit hibrid.d. Komposit Hibrid.Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit partikel kecil sementara mempertahankan sifat komposit partikel kecil tersebut. komposit ini dipandang memiliki estetik yang setara dengan komposit berbahan pengisi mikro untuk penggunaan restorasi anterior. Ada 2 jenis bahan pengisi dalam komposit hibrid yaitu silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan, yang mengandung logam berat, yang mengisi kandungan bahan pengisi sebesar 75-80% berat. Ukuran rata-rata dari partikelnya yaitu 0,6-1 m.Sifat mekanik dan fisik untuk komposit ini umumnya berkisar antara bahan komposit tradisional dan komposit berbahan pengisi partikel kecil. Namun, sifat-sifat tersebut umumnya lebih unggul dibandingkan dengan komposit berbahan pengisi mikro. Karena mengandung sejumlah logam berat, maka bahan tersebut lebih radiopak dibandingkan dengan email.

Klasifikasi resin komposit berdasarkan basis resinnya.a. Resin Komposit Berbasis Methacrylate.Bahan dasar matriks resin yang umum digunakan adalah bisfenol A-glisidil metachrylate (Bis-GMA), urethan dimetachrylate (UDMA), dan trietilen glikol dimetachrylate (TEGDMA). Resin komposit mengandung 15% sampai 25% bahan resin dari keseluruhan bahan. Kedua resin Bis-GMA dan UDMA digunakan sebagai basis resin sementara TEGDMA digunakan sebagai pengencer untuk mengurangi kekentalan resin basis, khususnya Bis-GMA. Penambahan TEGDMA atau dimetakrilat dengan molekul rendah lainnya meningkatkan pengerutan polimerisasi, suatu faktor yang membatasi jumlah dimetakrilat berat molekul rendah yang dapat digunakan dalam komposit.Bahan pengisi (filler) yang biasa digunakan pada komposit jenis ini adalah crystalline quartz, lithium glass ceramic, borosilicate glass atau lithium alumunium silicate. Ikatan antara kedua fase komposit inilah yang dibentuk oleh coupling agent. Aplikasi coupling agent yang tepat (silane), dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanis serta memberikan stabilitas hidrolitik untuk mencegah air berpenetrasi di antara permukaan resin dan filler. Filler juga berguna untuk mengurangi kontraksi polimerisasi, mengurangi koefisien muai termis komposit, meningkatkan sifat mekanis komposit antara lain kekuatan dan kekerasan, mengurangi penyerapan air.

b. Resin Komposit Berbasis Silorane.Berdasarkan ukuran partikel filler, silorane termasuk ke dalam kategori resin komposit microhybrid dengan bahan pengisi dasar berukuran partikel 0,1-1 m dikombinasikan dengan bahan pengisi mikro 3-5% berat. Keuntungan dari penambahan partikel bahan pengisi ini adalah dapat menguatkan matriks resin, mengurangi penyusutan saat polimerisasi, mengurangi thermal ekspansi dan kontraksi, meningkatkan viskositas, mengurangi reasorbsi air serta meningkatkan radiopacity. Pada silorane berupa iodonium salt, dan komponen pigmen warna (0,005%) pada resin komposit silorane yang dapat menyerupai warna struktur gigi.

Klasifikasi resin komposit berdasarkan persentase muatan fillernya.a. Resin komposit flowable.Resin komposit ini memiliki ukuran partikel filler antara 0,04-1 m. Jumlah persentase komposisi filler nya sekitar 44-54 % dari total volume. Komposisi filler inorganik yang rendah dan komposisi resin yang lebih banyak menyebabkan resin komposit tipe ini memiliki daya alir yang sangat tinggi dan viskositas atau kekentalannya cukup rendah, sehingga dapat dengan mudah untuk mengisi atau menutupi celah kavitas yang kecil. Resin komposit flowable memiliki modulus elast isitas yang rendah menyebabkan bahan ini lebih fleksible, penumpatan bahan yang lebih mudah, cepat, teliti, mudah beradaptasi, sangat mudah dipolish, radiopak, dan mengandung fluoride serta pengurangan sensitifitas setelah penumpatan. Selain itu, resin komposit flowable dapat membentuk sebuah lapisan elastis yang dapat mengimbangi tekanan pengerutan polimerisasi. Indikasi bahan restorasi ini ditujukan untuk kavitas dengan invasif minimal seperti restorasi klas I dan klas II dengan tekanan oklusal yang ringan, restorasi kavitas klas V, juga dapat digunakan sebagai liner.b. Resin komposit packable. Resin komposit packable memiliki ukuran partikel filler antara 0,7-2 m dengan persentase komposisi filler nya berkisar antara 48-65 % volume. Komposisi filler yang tinggi dapat menyebabkan kekentalan atau viskositas bahan menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengisi celah kavitas yang kecil. Tetapi dengan semakin besarnya komposisi filler juga menyebabkan bahan ini dapat mengurangi pengerutan selama polimerisasi, memiliki koefisien ekspansi termal yang hampir sama dengan struktur gigi, dan adanya perbaikan sifat fisik terhadap adaptasi marginal. Resin komposit ini juga diharapkan dapat menunjukkan sifat-sifat fisik dan mekanis yang baik karena memiliki kandungan filler yang tinggi. Resin komposit packable diindikasikan untuk gigi posterior karena daya tahannya terhadap tekanan sehingga dapat mengurangi masalah kehilangan kontak. Resin komposit ini diindikasikan untuk restorasi klas I, klas II dengan luas kavitas yang kecil, dan klas V.

Klasifikasi resin komposit berdasarkan cara aktivasinya.a. Aktifasi sinar.Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar diperjual belikan dalam bentuk pasta. Dalam pasta tersebut terdiri dari moleku-molekul fotoinisiator dan aktivatir amine yang nantinya membentuk suatu radikal bebas untuk proses polimerisasinya. Kedua komponen yang terkandung dalam pasta tersebut tidak akan berproses / mengeras apabila tidak diberi gelombang cahaya. Gelombang cahaya yang sesuai yaitu 460 485 nm. Dalam penggunaannya bisa diaplikasikan dengan cara selapis demi selapis. Pada lapisan pertama kemungkinan untuk shrinkage bisa terjadi, sehingga pada lapisan berikutnya akan mengkompensasi dari resin komposit yang mengalamai penyusutan. Hal ini awalnya dianggap sebagai suatu kekurangan, namun nyatanya hal ini menjadi suatu keuntungan dalam memanipulasi resin komposit. Sinar yang dipancarkan pada resin komposit harus sedekat mungkin tapi tetap tidak menyentuh resin komposit. Ketebalan dari lapisan-lapisan pengaplikasian yaitu bekisar 1-2mm. Apabilla lebih dari itu maka penyinaran harus lebih lama.Keuntungan dari aktivasi sinar, yaitu : Bahan tidak akan mengeras jika belum di kenai sinar, sehingga operator mudah dalam membentuk bahan sesuai dengan keadaan gigi pasien. Tidak perlu dilakukan pengadukan, karena bahan ini sudah dalam bentuk suatu pasta komponen tunggal.Kekurangan dari aktivasi sinar, yaitu : Bahan tidak boleh dikeluarkan jika belum mau digunakan, karena sinar lampu dental unit juga bisa memicu polimerisasi bahan. Penggunaan sinar laser dapat berisiko merusak retina, sehingga diperlukan kacamata khusus sebagai pelindung operator atau jangan melihat sinar lasernya secara langsung dan lama.

b. Aktifasi kimia.Resin jenis ini diperjual belikan dalam bentuk dua pasta. Salah satu pastanya mengandung inisiator benzoyl peroxide dan pasta yang lainnya berisi aktivatir tertiary amine. Apabila kedua bahan ini dicampur / diadon makan amine akan bereaksi dengan dengan benzoyl perxide sehingga terbentuklah suatu radikal bebas yang menunjukkan bahwa proses pengerasa berlangsung.Kekurangan dari aktifasi kimia, yaitu : Butuh suatu keahlian dan ketelitian operator yang tinggi dalam memanupulasi bahan yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena jika bahan tidak cepat dimasukkan kedalam kavitas, maka adaptasi bahan terhadap dinding kavitas akan buruk dan sifat plastis bahan menghilang.

SUMBER : Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Ed.10. Jakarta : EGC sama kaya anis , buku konservasi gigi. hehehe.