LO 4. ERIKA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

4

Citation preview

2.8.1. Diagnose kelainan musculoskeletal dan pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisis harus bisa membedakan pembengkakan sendi sejati disebabkan oleh efusi sinovium dengan proliferasi sinovium akibat keterlibatan periartikularis yang biasanya meluas melebihi batas normal sendi.Efusi sinovium dapat dibedakan dari hipertrofi sinovium atau hipertrofi tulang dengan palpasi.

Volume sendi dapat dinilai dengan palpasi.peregangan kapsul sendi oleh berbagai proses dapat menyebabkan nyeri. Pasien akan memperingan nyeri dengan mempertahankan sendi pada posisi volume terbesar dan tekanan intraartikularis terkecil, biasanya berupa fleksi parsial.

Krepitus sendi dapat diraba dan mungkin tampak jelas pada penyakit degenerative.Keterbatasan gerak sering disebabkan oleh efusi, nyeri, kecacatan atau kontraktur.

Kecatatan sendi biasanya mengindikasikan proses patologik yang sudah berjalan lama. Kecacatan dapat terjadi akibat kerusakan ligamentum, kontraktur jaringan lunak, pembesaran tulang, anklilosis, penyakit erosif, atau subluksasi. Pemeriksaan atas otot akan memperlihatkan kekuatan dan adanya atrofi dan juga akan menimbulkan kejang atau nyeri.

Pemeriksaan laboratorium

Perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, termasuk sel darah putih dan hitung jenis, evaluasi rutin harus mencakup penentuan laju endapdarah atau protein C-reaktif, yang dapat berguna untuk membedakan penyakit musculoskeletal peradangan dan nonperadangan.Penentuan asam urat dan serum hanya bermamfaat bila diindikasikan secara klinis.

Aspirasi dan analisis cairan sinovium selalu diindikasikan pada monoartritis akut atau bila dicurigai adanya atropati infeksiosa atau akibat Kristal. Tujuan utama analisis cairan sinovium adalah untuk memastikan apakah efusi disebabkan oleh proses peradangan atau nonperadangan. Cairan sinovium nonperadangan tampak jernih, kental, bewarna kekuningan, dengan jumlah sel darah putih