9
BAB IV PERIZINAN Pasal 21 (1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. (2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini. (3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan: a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat; b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan; c. identitas lengkap pemohon; d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat; e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Izin klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya. (4) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan perpanjangan izin. (5) Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya secara tertulis. prosedur untuk mendapatkan perizinan: Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Sleman dengan dilampiri persyaratan yang telah ditentukan dan mengisi formulir yang telah disediakan. Permohonan yang telah lengkap syarat-syaratnya diterima oleh Dinas Kesehatan, pemohon menerima tanda terima berkas permohonan Verifikasi data-data permohonan dan syarat oleh Dinas Kesehatan. Survei lapangan Pemrosesan Izin dan pembuatan slip pembayaran. Pemohon membayarkan retribusi dan mengambil surat izin di Dinas Kesehatan –

LO Skenario 5 22

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LO Skenario 5 22

Citation preview

Page 1: LO Skenario 5 22

BAB IV PERIZINAN Pasal 21 (1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. (2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini. (3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan: a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat; b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan; c. identitas lengkap pemohon; d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat; e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Izin klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya. (4) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan perpanjangan izin.

(5) Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya secara tertulis.

prosedur untuk mendapatkan perizinan:Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Sleman dengan dilampiri persyaratan yang telah ditentukan dan mengisi formulir yang telah disediakan. Permohonan yang telah lengkap syarat-syaratnya diterima oleh Dinas Kesehatan, pemohon menerima tanda terima berkas permohonanVerifikasi data-data permohonan dan syarat oleh Dinas Kesehatan. Survei lapangan Pemrosesan Izin dan pembuatan slip pembayaran. Pemohon membayarkan retribusi dan mengambil surat izin di Dinas Kesehatan –

Langkah-Langkah mendirikan KlinikSekarang saya akan sharing bagaimana Langkah-Langkah untuk mendirikan sebuah klinik (baca; Mewujudkan Mimpi). Secara garis besar ada 3 Kelompok Persyaratan:1. Fisik bangunan2. Modal3. Perijinan

1. Fisik BangunanTentukanlah lokasi yang tepat, ada ukuran minimal yang harus dipenuhi (ruang praktek minimal 3x4 m), sebaiknya tempatnya bersih, nyaman, sirkulasi udara bagus dan padat penduduk. tentukan segmen mana yang akan kita layanin: menengah bawah, menengah tau menengah atas. tentu dekorasi dan biaya akan berbeda juga.2. ModalModal tentu besarannya akan berbeda2, tergantung dari lokasi dan kesiapan alat2 yang akan disediakan diklinik. tapi jangan

Page 2: LO Skenario 5 22

takut untuk mempunyai klinik mandiri! modal sedikit ga berarti ga bs mewujudkan mimpi! ajak teman2 yang punya visi misi sama dan buatlah mimpi jadi kenyataan :)3. Perijinanini adalah bagian yang tersulit, karena ga bisa ditebak, apa saja maunya oknum dan sering ada hal2 diluar prediksi hitam diatas putih (syarat resmi). Pada prinsipnya, perijinan pendirian Klinik hampir sama, tp ada beberapa perbedaan kecil. misalnya: dijakarta barat (mgkn jg kota besar lainnya), dibutuhkan 3 SIP Dokter sebagai syarat mengajukan pendirian klinik. sedangkan di kota kecil, biasa cukup 1 SIP. Jadi silahkan ambil syarat2 dan formulir di suku dinas kesehatan masing2 wilayah. ada sekitar 20-30 syarat yang harus dipenuhi. saya akan merangkum seringkas mungkin.a. syarat Fisik ( IMB, perjanjian sewa kalau sewa, PBB, dll) Selain bangunan, ada syarat2 lain: misalnya meja dokter, kursi pasien, tempat tidur pasien, tabung oksigen, tempat sampah medis dan non-medis, obat2an kegawatdaruratan dan lain-lain.b. syarat Pemilik: Persero atau yayasan. ini diurus di notaris. biaya bervariasi: 10-20juta. waktu yang diperlukan sekitar 1-2 bulan.c. syarat teknis: Kerjasama rujukan dgn RS Setempat, waktu bervariasi 1-2 bulan. harus berkomunikasi baik dengan humas RS. ada lagi kerjasama pembuangan limbah dengan puskesmas. ini ga terlalu ribet. SIP dokter ( ada di postingan sebelumnya). SIP Perawat juga disertakan. kemudian ada UUG ( ini hubungannya dengan Satpol PP. ga tau kok penting ya). perkiraan waktu dan prosesnya 6-9 bulan ( diluar proses bangunan fisik, dan ada bbrp hal yang bisa pararel dikerjakan). 

Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.

Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.

Bangunan dan RuanganKlinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.

Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi,keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan sertaperlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.

Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;b. ruang konsultasi dokter;c. ruang administrasi;d. ruang tindakan;e. ruang farmasi;f. kamar mandi/wc;g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

Prasarana klinik meliputi:a. instalasi air;b. instalasi listrik;c. instalasi sirkulasi udara;d. sarana pengelolaan limbah;e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dang. sarana lainnya sesuai kebutuhan.

PeralatanKlinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.

Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.

Peralatan medis harus memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pertama-tama, setelah diangkat sumpahnya sebagai dokter dan diwisuda, lulusan profesi dokter tidak serta merta diizinkan melakukan praktek tetapi harus berhasil lulus terlebih dahulu pada Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)Berikut adalah Syarat – syarat peserta Ujian Kompetensi Dokter Indonesia:

Page 3: LO Skenario 5 22

Memiliki ijazah dokter/tanda lulus dari fakultas kedokteran atau Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)

Sudah menjalani angkat sumpah dokter yang dibuktikan dengan  sertifikatangkat sumpah

Mendaftarkan diri ke panitia pelaksanaan program sertifikasi dokter

Membayar  biaya ujian sesuai ketentuan yang berlakuUntuk biaya UKDI terakhir di Sumatera Utara adalah 350 ribu rupiah.Ujian dilakukan dengan sistem CBT (Computer Based Test).Setelah lulus ujian UKDI maka selanjutnya kita harus mengurus Surat Tanda Registrasi dikelurkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Adapun Syarat STR (Surat tanda Registrasi) adalah :1)      ijazah dokter dari institusi pendidikan kedokteran yang   terakreditasi. (lulusan LN mekanisme evaluasi)2)      Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter di atas kertas bermaterai;3)      Surat keterangan sehat fisik dan mental4)      Sertifikat kompetensi5)      Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan etika profesiSudah Dapat STR lalu apa lagi? Selanjutnya kita harus mengurus SIP (Surat Izin Praktek) yang akan dikeluarkan Dinas Kabupaten/ Kota.Nah, dalam pembuatan SIP ini harus lah mendapat rekomendasi dari IDI CabangKota/kabupaten. Ribet ya? Tapi IDI menjamin proses pembuatan rekomendasi ini hanya butuh waktu 2-3 hari untuk selesai. Untuk Rekomendasi Internship bagaimana? IDI Kota/kabupaten selayaknya akan membantu proses pembuatan rekomendasi ini, dengan ketentuan proses tersebut sudah selesai maksimal 1 minggu.

Persyaratan Amdinistrasi Anggota IDI1. Mengisi Formulir Pendaftaran2. Ijazah Legalisir Sebanyak 2 Lembar3. Fotokopi STR Sebanyak 2 Lembar4. Fotokopi KTP Sebanyak 2 Lembar5. Pas Photo 2×3 Sebanyak 4 Lembar6. Pas Photo 3×4 Sebanyak 2 Lembar7. Membayar Iuran IDI8. Membayar Aministrasi9. Membayar KTA IDI Pusat Sebesar

Persyaratan Administrasi SIP1. Mengisi Formulir2. Surat Rekomendasi dari IDI3. Ijazah Legalisir4. Surat Tanda Registrasi5. Fotokopi KTP6. Fotokopi NPWP7. Pas  Photo 3×48. Pas Photo 4×69. Materai 6000

Setelah Surat Izin Praktek (SIP) Keluar, maka anda sudah diperbolehkan berpraktek, namun ada batasan waktu berlakunya STR. Oleh sebab itu, setiap 5 tahun sekali STR harus diperbaharui atau diperpanjang. Metode perpanjangannya bisa melalui dua jalur yaitu : Jalur Ujian (untuk lulusan 2007 ke atas) dan Program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) [untuk lulusan tahun 2007 ke bawah]. P2KB ini dilakukan dengan mengumpulkan 250 SKP (total SKP yang harus dipenuhi ditentukan oleh IDI Wilayah) untuk dapat memperpanjang STR. Namun, perhitungan SKP ini baru mulai terhitung sejak tanggal pertama dikeluarkannya STR sebelumnya,jadi SKP hanya berguna bagi Dokter yang telah memiliki STR, bukan untuk mahasiswa.

Page 4: LO Skenario 5 22

Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :1. Promotion of healt2. Specifik protection3. Early diagnosis and prompt treatment4. Limitation of disability dan5. Rehablitation. Usaha pencegahan (usaha preventif)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenireyang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat

Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatan (five levels of prevention)

dari Leavel and Clark, sebagai berikut :

1.      Promosi kesehatan ( health promotion)Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause.

Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.Beberapa usaha di antaranya :

-  Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.-  Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah

tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.

-  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat-  Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang

baik.

2.   Perlindungan khusus (specific protection)Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatanBeberapa usaha lain di antaranya :

-     Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.-     Isolasi penderitaan penyakit menular .-     Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum

maupun di tempat kerja.

3.   Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang

Page 5: LO Skenario 5 22

masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy 

Tujuan utama dari usaha ini adalah :1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis

penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

         3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

     Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :-     Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan :

misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan

-    Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.

-    Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.

   Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :-     Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat

sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

-     Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.-     Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.-     Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

4. Pembatasan cacat (disability limitation)Oleh karena kurangnyaa pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas.

5. Rehabilitasi (rehabilitation)Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu oorang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada  masyarakat.

5 Level Prevention (5 Tingkat Pencegahan)

1. 1.      Peningkatan kesehatan (health promotion)Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga

Page 6: LO Skenario 5 22

dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.Contoh : Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun

kuantitas) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan

air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk

kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.

Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental

dan sosial. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung

jawab. Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial 

1. 2.      Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu(general and specific protection)

Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu.Contoh : Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk

mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )

Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung ditempatkan di ruang isolasi.

Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.

Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.

Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “ jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.

Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS

 1. 3.      Penegakkan diagnosa secara dini dan

pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)

Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.Contoh :  Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia

diberikan tablet Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi

Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.

Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker 

1. 4.      Pembatasan kecacatan (dissability limitation)Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.Contoh : Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita

sembuh dan tak terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.

Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

 1. 5.      Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain.Contoh : Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan

mengikutsertakan masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain.

Page 7: LO Skenario 5 22

Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.  Misalnya dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.

Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

5 tingkat pencegahan (five levels of prevention)  dr Leavel and Clark dapat dikelompokkan menjadi ;-   Pencegahan primer, meliputi ; Promosi kesehatan (health promotion) dan Perlindungan khusus (specific protection)-   Pencegahan sekunder, meliputi ; Diagnosis dini & pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment) dan Pembatasan cacat (disability limitation)-    Pencegahan tersier, meliputi ; Rehabilitasi (rehabilitation)