Upload
rahmi-mutia-ulfa
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 logika ilmiah.docx
1/8
Pengertian Logika sebagai Ilmu
Logika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu logos yang berarti
hasil pertimbangan akal piliran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa.
Logika sebagai ilmu adalah suatu ilmu yang mempelajari kecakapanuntuk berpikir secara lurus,tepat dan teratur.
2.2 Pengertian Logika Ilmiah
Berdasarkan berbagai opini :
a. Bustanuddin Agus
Logika ilmiah adalah suatu pendapat,teori atau informasi yang didasarkan pada
penelitian ilmiah,yaitu usaha yang sungguh,yang sistematis untuk mengetahui
sebab atau factor yang mempengaruhi suatu fenomena.
b. r!ing ". #opy
Logika ilmiah adalah penelaahan mengenai metode ilmiah dan prinsip$prinsip yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang baik dalam arti benar dari
penalaran yang jelek dalam arti tidak benar.
c. %ratap &ing "ehra
Logika ilmiah adalah suatu kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan ilmiah.
'
d. &ecara (ni!ersalLogika ilmiah memperhalus,mempertajam pikiran serta akal budi.Logika ilmiah
menjadi ilmu khusus yang merumuskan a)as$a)as yang harus ditepati dalam setiap
pemikiran.
e. Kelompok *
Logika ilmiah adalah suatu cabang ilmu filsafat yang lebih mengarah kepada akal
sehat yang berdasarkan penelitian ilmiah lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman
yang bertujuan untuk menghindarkan atau mengurangi kesesatan.
2.3 Ciri-ciri dan Syarat Logika Ilmiah
Logika ilmiah mempunyai berbagai ciri$ciri yang berbeda dengan
pengetahuan pengalaman yang hanya berdasarkan dari masa lampau dan sejarah.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akal_budi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akal_budi&action=edit&redlink=1
8/18/2019 logika ilmiah.docx
2/8
Logika ilmiah mempunyai ciri$ciri atau sifat yaitu
rasional,disengaja,lebih persis,objektif,terbukti,dan !erifikatif. Logika ilmiah
bercirikan objektif,lebih persis dan terbuka untuk diuji kembali +oo!er,'-/:0$
1. &edangkan 2escher menambahkan dengan ciri uni!ersal +2escher,'-3/:-1
4apat dikatakan rasional atau masuk akal karena dalam logika ilmiahtelah adanya akal sehat yang mendasari penelitian ilmiah dengan berbagai alasan
yang berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. 4an alasan lain dikatakan rasional
atau masuk akal adalah untuk mengetahui dan kecakapan yang mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan.
Logika ilmiah dikatakan disengaja karena dalam pengetahuannya telah
berdasarkan rencana untuk mencari tahu suatu hal. 5erbuka untuk diuji kembali
dipenuhi dengan membuat laporan penelitian yang jelas dan rinci.
6
Kepersisannya juga patut dipertanyakan karena pelakunya adalahmanuasia yang mempunyai pemikiran yang sangat beragam dan sering berubah$
ubah.
7bjektifitas ilmu sosial tidak semuanya dapat dibuktikan secara
empiris dan dapat ditangkap oleh pancaindera dalam suatu periode penelitin yang
relatif pendek.
Keuni!ersalannya juga perlu dipertanyakan lebih lanjut dengan adanya
perilaku dan kecenderungan yang detail,seperti pilihan model dan warna
pakaian,kualitas penyerapan ilmu dan lainnya. 8amun ilmu$ilmu social ingin
mengetahui hubungan kecenderungan$kecenderungan itu dengan faktor sosial
budaya tertentu.
&yarat$syarat dari logika ilmiah ada 9 macam yaitu:
a. %emikiran harus berpangkal dari kenyataan atau titik pangkalnya harus benar.
b. Alasan$alasan yang diajukan haruslah tepat dan kuat.
c. alan pikiran harus logis atau lurus;sah.
2.4 Lahirnya Logika Ilmiah
&etiap jenis pengetahuan akan didasarkan kepada logika masing$masing.
%engetahuan ilmiah berusaha mengungkap atau menemukan penyebab,faktor$
faktor yang mempengaruhi timbulnya suatu gejala yang ingin diketahui.
Berbagai alasan timbulnya logika ilmiah adalah seperti kemampuan logika
yang secara alami dan sangat terbatas. &emua itu lahir karena manusia yang selalu
ingin berpendapat.
8/18/2019 logika ilmiah.docx
3/8
Kemudian alasan lainnya yaitu permasalahan yang dihadapi manusia yang
semakin kompleks sehingga menyebabkan manusia itu sendiri menjadi ingin
menyelesaikan masalahnya dengan berbagai langkah yang haruslah dapat
dibuktikan ke berhasilannya.
9
LOGIKA DALAM BERPIKIR ILMIAH
LOGIKA DALAM BERPIKIR ILMIAH
A. PENDAHULUAN
"anusia adalah makhluk hidup yang sempurna, itulah ungkapan yang sering kita dengar
dalam kehidupan sehari$hari kita. "anusia sebagai ciptaan 5uhan yang paling sempurna memang
memiliki banyak kelebihan dibanding makhluk lainnya. &ebagai ciptaan$8ya yang sempurnamanusia dibekali akal dan pikiran untuk bisa dikembangkan berbeda dengan hewan yang juga
memiliki akal dan pengetahuan tapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya.&uhartono + 6//
8/18/2019 logika ilmiah.docx
4/8
Analisis pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah$langkah
tertentu.
Berpikir atau kegiatan berpikir tidak semuanya didasarkan diri kepada penalaran.Berdasarkan kriteria penalaran bisa dikatakan bahwa tidak semua kegiatan berpikir bersifat logis
dan analsis. 7leh karena itu kita dapat membedakan secara jelas mana yang berpikir menurut
penalaran dan mana yang berpikir tanpa menggunakan penalaran. Berpikir menurut penalaranyaitu berpikir yang menggunakan dasar logika dan analisis sedangkan berpikir tanpa
menggunakan penalaran seperti penggunaan perasaan untuk menarik sebuah kesimpulan
kemudian penggunakan intuisi sebagai pijakan berpikir ilmiah. ntuisi adalah merupakankegiatan berpikir yang non$analitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir
tertentu.
4i samping itu masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan
pengetahuan yakni dari wahyu. ika ditinjau dari hakekat usaha mendapat ilmu, maka dalamrangka menemukan sebuah kebenaran dapat dibedakan menjadi dua jenis dalam mendapatkan
pengetahuan. Yang pertama adalah pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil usaha aktif dari
manusia untuk menemukan kebenaran, baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain
seperti parasaan dan intuisi. 4ipihak lain terdapat bentuk pengetahuan yang kedua, yang bukanmerupakan kebenaran yang didapat sebagai hasil usaha aktif manusia. 4alam hal ini maka
pengetahuan yang didapat itu bukan berupa kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusiadalam menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang diwartakan atau diberitakan.
"isalnya, wahyu yang diberitakan atau disampaikan oleh 5uhan lewat malaikat$malaikat dan
nabi$nabi8ya. &ehingga dapat dikatakan manusia dalam menemukan kebenaran ini bersifat pasif sebagai penerima pemberitaan tersebut, yang kemudian dipercaya atau tidak dipercaya,
berdasarkan masing$masing kenyakinannya. 4alam makalah ini penulis akan membahas
mengenai:
'. 4efinisi berpikir ilmiah?6. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah.
9. Logika dalam berpikir ilmiah.
1. BERPIKIR ILMIAH
Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum
diketahui sebelumnya. lmu merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. lmu berusaha memahami alam
sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan
dan mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan hal yang diketahui,
yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta. lmu adalah bagian dari pengetahuan,sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. (ntuk itu terdapat syarat$syarat yang
membedakan ilmu +science1 dengan pengetahuan +knowledge1, antara lain : "enurut
%rof.4r.%rajudi Atmosudiro, +'-61 lmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya,filosofinya dan teorinya yang khas. "enurut %rof.42.adari 8awawi, +'-
8/18/2019 logika ilmiah.docx
5/8
berpikir secara ilmiah. "enurut %rof. "ulder, berpikir ilmiah itu mengandung khasiat$khasiat
tertentu, yaitu mengabsahir pokok persoalan, bertanya terus sampai batas terakhir yang beralasan
dan berelasi +sistem1.
2. BAHASA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH.
Keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuannya berfikir melainkan terletak
pada kemampuannya berbahasa. 7leh karena itu, @rnest menyebut manusia sebagai Animal Symbolycum, yaitu makhluk yang mempergunakan simbol. &ecara generik istilah ini mempunyai
cakupan yang lebih luas dari istilah homo sapiens, sebab dalam kegiatan berfikir manusia
mempergunakan simbol. Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiadakomunikasi. 5anpa komunikasi apakah manusia dapat bersosialisasi, dan apakah manusia layak
disebut sebagai makhluk sosial? &ebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan
komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai ilmu dan
pengetahuan. 4engan kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapatmelakukan kegiatan berfikir sebagai secara sistematis dan teratur. 4engan kemampuan
kebahasaan akan terbentang luas cakrawala berfikir seseorang dan tiada batas dunia baginya.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan,syarat$syarat: bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif dan eksplisit. &uhartono +6//
8/18/2019 logika ilmiah.docx
6/8
penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau
menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh
penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. &alah satu langkah ke arah penguasaan ituadalah mengetahui dengan benar peranan masing$masing sarana berpikir tersebut dalam
keseluruhan proses berpikir ilmiah tersebut.
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya,
melainkan terletak pada kemampuan bahasanya seperti yang sudah disinggung di atas @rnst
#assirer menyebut manusia sebagai >Animal &ymbolicum> makhluk yang mempergunakansimbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas dari pada homo sapiens yakni
makhluk berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia mempergunakan simbol. 5anpa
mempunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak
mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut, tanpa kemampuan berbahasa ini maka manusia tidak mungkin mengembangkan kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah
kemampuan untuk meneruskan nilai$nilai budaya dari generasi yang satu ke generasi yang
selanjutnya. Bahkan lebih keras Aldous uCley menyatakan >tanpa bahasa manusia tak berbeda
dengan anjing dan monyet>.
3. LOGIKA DALAM BERPIKIR ILMIAH
Logika berasal dari kata Yunani kuno +logos1 yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. &ebagai ilmu, logika disebut denganlogike episteme +Latin: logica scientia1 atau ilmu logika +ilmu pengetahuan1 yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. lmu disini mengacu pada kemampuan
rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa jugadiartikan dengan masuk akal.
8ama DlogikaE untuk pertama kali muncul pada filsuf #icero +abad ke$' sebelum masehi1, tetapimasih dalam arti Dseni berdebatE. AleCander Aphrodisias +sekitar permulaan abad ke$9 sesudah
masehi1 adalah orang yang pertama kali menggunakan kata DlogikaE dalam arti ilmu yang
menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.
Macam-macam logika:
F Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum
dipengaruhi oleh keinginan$keinginan dan kecenderungan$kecenderungan yang subyektif.Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.
F Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmukhusus yang merumuskan a)as$a)as yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling
tidak, dikurangi.
8/18/2019 logika ilmiah.docx
7/8
Cara-cara berfikir logis dalam rangka mendapatkan pengetahuan baru yang benar:
a. Penalaran dedukti !ra"i#nali"$e%
%enalaran 4eduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifatumum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang
berlawanan dengan induksi. %enarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola
berpikir yang disebut silogisme. &ilogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan.Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. &edengkan kesimpulan diperoleh
dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut. "isalnya: "isalnyaG +'1 &emua kendaraan
bermesin menggunakan bahan bakar bensin. +61 motor adalah kendaraan bermesin. adi dapat
disimpulkan >motor juga menggunakan bahan bakar bensin. Kesimpulan yang diambil dalam penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik
kesimpulannya juga benar. ika salah satu saja dari ketiga hal ini salah berarti kesimpulan yang
diambil juga tidak benar.
%enalaran deduktif merupakan salah satu cara berpikir logis dan analitis, berkat pengamatan yang semakain sestimatis dan kritis, serta makin bertambahnya pengetahuan yang
diperoleh, lambar laun manusia berusaha menjawad masalah dengan cara rasional denganmeninggalkan cara irasional atau mitos. %emecahan secara rasional berarti menggunakan rasio
+daya pikir1 dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. aham yang mendasarkan rasio
untuk memperoleh kebenaran itu disebut faham rasionalisme. 4alam menyusun pengetahuankaum rasionalis sering menggunakan penalaran deduktif.
&. Penalaran indukti !e$'iri"$e%
%enganut empirme mengembangkan pengetauan bedasarkan pengalaman konkrit.
"ereka menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperolehlangsung dari pengalaman nyata. %enganut ini menyusun pengetauan menggunakan penalaran
induktif. %enalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum
dari pengamatan atas gejala$gejala yang bersifat khusus. %enalaran ini diawali dari kenyataan$kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum. "isalnyaG dari pengamatan atas logam besi, tembaga, alumunium dan sebagainya, jika
dipanaskan akan mengembang +bertambah panjang1 dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
(. Anal#)i
Analogi adalah cara berfikir dengan cara membuktikan dengan hal yang serupa dan sudahdiketahui sebelumnya. 4isini penyimpulan dilakukan secara tidak langsung, tetapi dicari suatu
media atau penghubung yang mempunyai persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan
dibuktikan.
d. K#$'ara"i
Komparasi adalah cara berfikir dengan cara membandingkan dengan sesuatu yangmempunyai kesamaan apa yang dipikirkan. 4asar pemikiran ini sama dengan analogi yaitu tidak
langsung, tetapi penekanan pemikirannya ditujukan pada kesepadanan bukan pada
perbedaannya.
8/18/2019 logika ilmiah.docx
8/8
e. Ke)unaan l#)ika
'1 "embantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,
tetap, tertib, metodis dan koheren.61 "eningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
91 "enambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
1 "emaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas$asassistematis
SIMPULANBerdasarkan dari uraian$uraian mengenai logika dalam berpikir ilmiah di atas dapat
disimpulkan bahwa, dalam sebuah proses berpikir ilmiah atau menarik sebuah kesimpulan harusdilandasi oleh logika. 4isebut logika bilamana logika secara luas dapat definisikan sebagai
>pengkajian untuk berpikir secara sahih>. %enarikan kesimpulan dalam berpikir ilmiah dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan logika deduktif dan logika induktif. Bahasa sebagaisarana berpikir ilmiah juga sangat berperan penting dalam melakukan kegiatan berpikir ilmiah.
Karena dengan bahasa merupakan alat komunikasi !erbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. 5anpa bahasa maka manusia tidak akandapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti apa yang kita lakukan dalam kegiatan ilmiah.