23
Love Lifts Us Up Where We Belong A. Soehartono H.

Love Lifts Us Up Where We Belong - kacamatabaruku.com filepujian, penghiburan, empati, bantuan, atau hadiah? Mereka akan merasa senang dan gembira; tetapi sebagai pihak yang memberi,

  • Upload
    volien

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Love Lifts Us Up Where We Belong

A. Soehartono H.

A. Soehartono H.

iii

SEKILAS TENTANG KACAMATA BARUKU

Apakah Anda pernah atau sedang merasakan keadaan tidak nyaman, gelisah, ra gu-ragu, hi-lang semangat, tidak tahu ke ma na harus me-langkah, dan bahkan mengalami stres? Apakah Anda merasa hidup Anda ha nya begini-begini saja dan ingin mencari ta hu impian serta tu-juan hidup Anda yang sebenar nya? Apakah Anda juga mengalami trauma dan konflik ma-sa lalu? Atau sering mengalami konflik baik dengan diri sendiri, keluarga atau orang-orang terdekat dalam hidup Anda?

iv

Jika jawabannya “ya”, buku ini akan membantu Anda memperoleh pemahaman baru me-nge nai gambaran keseluruhan melalui wa wa-san ten tang pikiran sadar dan bawah sadar, pe mahaman Alkitab, serta pengetahuan dan pengalaman ber harga yang didapatkan penulis.

Berikut adalah sedikit ilustrasi tentang apa yang ada di dalam buku Kacamata Baruku agar Anda mempunyai sedikit gambaran:

Mengapa kita marah? 1. Marah secara se der­hana adalah suatu sinyal dari diri Anda sendiri bahwa ada aturan yang dilanggar baik oleh orang lain maupun diri sendiri. Tetapi, belum tentu atur an itu sudah Anda sosialisasikan, dime ngerti, dan disetujui oleh orang lain. Sebagai contoh, apakah ki-ta boleh mem baca pesan atau memeriksa

v

isi telepon genggam pasangan kita? Kalau me nurut aturan Anda boleh, Anda tidak akan marah saat pasangan Anda membuka dan membaca pesan telepon genggam An-da. Tetapi jika aturan Anda tidak mem-perbolehkannya, Anda akan marah ketika pasangan Anda membuka dan membaca pesan di telepon genggam Anda. Dengan pengertian seperti itu, tentunya Anda akan bisa mengevaluasi mengapa Anda marah. Saya percaya begitu Anda memahami hal itu dan melatihnya, dalam waktu singkat Anda akan menjadi orang yang tidak mu-dah marah.

Jika Anda mempunyai pengertian beri-2. kut ini tentang kegagalan: “Di batas pe­ngetahuan, pengalaman, dan keahlian,

vi

semua orang akan mengalami kegagalan,” apa yang akan Anda lakukan saat mengalami kegagalan? Menyalahkan keadaan atau orang lain atas kegagalan Anda dan menyesalinya seumur hidup, atau Anda akan belajar dan mencoba lagi karena Anda menyadari bah-wa masalah tersebut berada di luar batas pe ngetahuan, pengalaman, dan keahlian An da? Hal itu bagaikan seorang anak SMP yang diberi tes soal-soal anak SMA, ia ke-mungkinan besar akan gagal. Namun, tiga tahun kemudian setelah mempelajari pela-jaran SMA, saya yakin dia pasti akan lulus.

Bila Anda mengajarkan anak Anda nilai 3. dan kepercayaan seperti ini “Semua mu­dah bila kita tahu caranya”, kira-kira ke-lak apa yang akan dilakukannya bila ia

vii

meng hadapi kesulitan? Apakah ia akan me ngeluh dan putus asa, atau dia akan men cari tahu caranya dengan bertanya? En tah bertanya kepada guru atau orang tua dan membaca buku, mereka pasti akan me nemukan caranya.

And in the end, it’s not the years in your life

that count. It’s the life in your years.

Dan pada akhirnya, yang penting bukan

be rapa banyak tahun yang telah kau lewati

dalam hidup mu, melainkan seberapa besar

makna hidupmu di tahun-tahun tersebut.

—Abraham Lincoln

2

3

Kasihilah sesamamu manusia seperti

dirimu sendiri.

—Matius 22:39

Adakah hubungan antara rezeki seseorang de-ngan firman Tuhan di atas?

Apa yang akan kita dapatkan ketika kita bisa memberikan hal-hal berikut kepada sesama kita? Memberi senyuman, kata-kata pujian, penghiburan, empati, bantuan, atau hadiah?

Mereka akan merasa senang dan gembira; tetapi sebagai pihak yang memberi, di sam-ping mendapatkan ucapan terima kasih, kita juga akan merasakan kebahagiaan.

4

Tetapi, apa yang akan kita dapatkan ketika kita bisa memberikan hal-hal berikut kepa-da sesama kita: produk yang lebih bagus, lebih enak, dan lebih indah untuk harga yang sama; harga yang lebih murah untuk pro duk sejenis; serta pelayanan yang lebih ba ik, lebih cepat, dan lebih ramah?

Mereka akan senang dan gembira, dan kita akan mendapatkan ucapan terima ka sih yang berupa keuntungan. Semakin banyak orang yang bisa kita beri produk/layanan, akan semakin banyak pula rezeki kita.

Kita bisa memberi jika kita mempunyai. Kita akan mempunyai bila kita tahu ca­ra mendapatkan atau menghasilkannya ter lebih dahulu. Satu-satunya jalan untuk

5

mengetahui cara mendapatkan atau meng ­hasilkan adalah belajar.

Sebagai contoh, bila Anda belajar de ngan tekun sehingga bisa menghasilkan roti yang enak dengan harga yang lebih murah di-ban ding yang dijual di pasaran, kira-kira apa yang akan terjadi? Kemudian, jika An-da bisa mendistribusikan roti tersebut ke-seluruh Indonesia, kira-kira apa yang ter-jadi dengan hidup Anda?

Pastilah Anda akan mendapat banyak re-zeki.

Dari mana kita bisa belajar?

Kita bisa belajar dari banyak sumber, anta-ra lain dari Tuhan, dari lingkungan alam di sekeliling kita, pengalaman hidup kita, maupun pengalaman hidup orang lain se-

6

perti orang tua, saudara, pimpinan, dan re kan kerja kita. Kita juga bisa belajar da-ri membaca buku, dari pembimbing atau pelatih melalui seminar, training atau work-shop, dan masih banyak lagi.

Apa hal terpenting yang harus kita pelajari?

Belajar cara belajar.

Secara sederhana, proses belajar atau ber-pikir adalah proses tanya jawab. Bila Anda me nanyakan kepada diri Anda sendiri me-ngapa daun berwarna hijau dan kemudian Anda mencari tahu sehingga mendapatkan jawabannya, itulah yang disebut proses be-lajar.

Apa yang dimaksud dengan belajar cara belajar?

7

Belajar cara belajar berarti Anda:

Mengerti bagaimana menggunakan 1. ka ta tanya atau bertanya dengan baik.

Mengetahui cara mencari jawaban-2. nya.

Melakukan pengamatan dan evaluasi. 3.

Perhatikan contoh berikut: bila seseorang yang tidak mampu atau miskin bertanya kepada dirinya sendiri, “Mengapa saya miskin?”, sangatlah mungkin jawabannya adalah, “Sebab saya terlahir dari keluarga tidak mampu” atau “ Saya memang orang yang kurang pintar” atau “Ya, saya hanya lulusan SMA.” Tetapi, bagaimana jika dia mengubah pertanyaannya menjadi “Ba-gaimana caranya menjadi orang kaya?”

8

Apa jawaban yang bakal ia temukan? Dia akan menemukan jawaban, cara, atau jalan untuk bisa menjadi orang kaya. Salah satu jawabannya mungkin adalah seperti yang kita bahas di tadi, yaitu bagaimana kita mendapatkan rezeki dengan cara memberi kepada sebanyak-banyaknya orang.

Setujukah Anda bila kita bisa belajar, ber-tumbuh, dan bertransformasi sehingga ki ta bisa memberi sesuatu kepada orang lain ma-ka kita akan mendapatkan banyak re zeki?

Ya, semakin banyak orang yang bisa kita beri, akan semakin besar pula rezeki yang akan kita dapatkan.

Bila kita sudah bisa menghasilkan banyak rezeki, apakah kita bisa disebut sebagai orang sukses?

9

Jawabannya relatif, tergantung pada defi-nisi sukses Anda sendiri. Tetapi, menurut pendapat saya hal itu belum cukup. Me-nurut saya sukses adalah bertumbuh dan bertransformasi dalam kedamaian dan kebahagiaan. Mengapa begitu? Ka-re na banyak orang, termasuk saya dulu, terlalu fokus pada hasil akhir yang da-lam hal ini berupa penghasilan atau ke-un tungan sehingga sering melupakan ke sehatan, lupa waktu yang berharga ber sama keluarga, dan lupa untuk selalu belajar. Padahal, keuntungan bukanlah tujuan utama kita yang sebenarnya sebab keuntungan adalah bentuk lain ucapan terima kasih dari sesama. Kita sering lu-pa bahwa salah satu tujuan utama yang kita cari adalah kebahagiaan, sedangkan

10

kebahagiaan akan kita dapatkan bila kita bertumbuh dalam semua aspek kehidupan yang meliputi spiritual, mental, kesehatan, bisnis atau finansial, keluarga, rekreasi atau hobi, dan sosial.

Bila definisi sukses seperti itu, boleh dibilang sebenarnya syarat menjadi orang sukses cukup mudah. Tetapi jika syaratnya cukup mudah, mengapa hanya sedikit orang yang sukses?

Salah satu hambatan dalam mencapai kesuksesan adalah karena orang belum atau tidak mempunyai mindset yang selaras dan memberdayakan sehingga me reka sering mengalami Kondisi Men-tok, yaitu suatu keadaan tidak nyaman, ge lisah, ragu-ragu, hilang semangat, tidak

11

tahu ke mana harus melangkah, atau bah kan mengalami stres. Hal itu juga da-pat membuat orang sering mengalami konflik dan tidak berani melangkah untuk mewujudkan impiannya.

Jika diibaratkan komputer atau telepon genggam, mindset kita adalah software atau sistem operasinya. Seberapa besar efek dari suatu sistem operasi bisa dilihat dalam persaingan produk smartphone antara Nokia, iPhone, Samsung, dan BlackBerry. Dalam pembuatan hardware produk telepon genggam, apakah Nokia kalah dari Samsung? Tidak, tetapi salah satu penyebab kemajuan pesat Samsung saat ini adalah berkat keunggulan sistem operasi Andorid yang digunakannya. De-

12

mikian pula pengaruh mindset kita; bila selaras dan memberdayakan maka kita akan dapat bertumbuh dan melakukan transformasi dengan baik.

Bila diibaratkan sebuah bangunan, mind-set adalah fondasi bangunan tersebut. Mindset yang selaras seperti fondasi yang kuat sehingga gedung yang tinggi bisa dibangun di atasnya. Selain menahan beban gedung, fondasi tersebut juga bisa menahan berbagai beban lain seperti terpaan angin, guyuran hujan, maupun guncangan gempa. Mindset yang tidak atau kurang selaras akan mengakibatkan fondasi itu tidak kuat atau rapuh dan mu dah terguncang akibat sedikit beban, angin, hujan, dan apalagi gempa bumi.

13

Dan:

Bagaimanakah cara menyelaraskan mindset sehingga Anda berani melang-kah untuk mewujudkan impian?

Bagaimana cara mengatasi konflik ba ik yang disebabkan oleh dua nilai yang bertentangan dalam diri sendiri maupun konflik yang disebabkan oleh emosi negatif?

Bagaimana cara menghadapi Kondisi Mentok?

Bagaimana menggunakan Diagram Tujuh Elemen Sukses dan Diagram Langkah Sukses untuk menuntun kita dalam perjalanan menuju impian kita?

14

dan lain-lain.

Anda bisa membaca keseluruhannya dalam buku Kacamata Baruku. Bila Anda tertarik untuk mengubah hidup Anda menjadi le-bih baik dan bermakna dengan cara yang se der hana, buku ini membahas cara untuk mewujudkan perubahan tersebut secara lebih jelas dan lebih lengkap dengan disertai contoh-contoh yang mudah dimengerti seperti yang telah saya sebutkan. Berbeda dengan buku-buku lain, buku ini juga dilengkapi panduan “step by step“ yang mengajak Anda untuk langsung menuangkan pengetahuan yang Anda dapatkan dari buku ini dalam program kerja Anda.