22
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG FLAMBOYAN 4 RSUD SALATIGA DISUSUN OLEH : RENI LIA RIANTIKA P.17420112110 PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 1

LP baru.doc

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG FLAMBOYAN 4 RSUD SALATIGA

DISUSUN OLEH :

RENI LIA RIANTIKA P.17420112110PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANGPOLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2012/2013DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL 1DAFTAR ISI .2BAB IGANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR...3A. Konsep Dasar......31. Definisi nutrisi...32. Etiologi..93. Patofisiologi ........104. Pathways..115. Komplikasi ......116. Pemeriksaan Penunjang....117. Penatalaksanaan medis.12BAB IIPROSES KEPERAWATAN...12A. Pengkajian.....12B. Diagnose Keperawatan.....13C. Perencanaan Keperawatan....14D. Fokus Evaluasi .....15

DAFTAR PUSTAKA .....16

LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Nama mahasiswa

: RENI LIA RIANTIKA

NIM

: P.17420112110

Nama Pembimbing dan Tanda tangan: SRI SANJAYANINGSIH

A. KONSEP DASAR1. DEFINISI

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967 p 1645) mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam mengkaji dan meningkatkn istirahat.Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di definisikan sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan dengan atimuli atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur juga dapat diartikan sebagai kegiatan fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang berbeda-beda, perubahan dalam proses fisiologi tubuh dan menurunnya resfonsif terhadap stimulus eksternal (Hayter, 1980). Kebutuhan tidur menurut usia : UmurKebutuhan tidur

0-1 bulan14-18 jam/hari

1-18 bulan12-14 jam/hari

18 bulan-3 tahun11-12 jam/hari

3-6 tahun11 jam/hari

6-12 Tahun10 jam/hari

12-18 Ahun8,5 jam/hari

18-40 tahun7-8 jam/hari

40-60 tahun7 jam/hari

60 tahun ke atas6 jam/hari

(A.Aziz Azimul, 2009)Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.FUNGSI DAN TUJUAN

Tidur mempunyai fungsi Restorative selama tahap Non REM tidur, stress pada polmonary, cardiovasculer, nervous, endokrin dan sistem eksretori berkurang, energi disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi diarahkan kembali pada fungsi celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus dan kegiatan para simpatis meningkat (Guyton, 1986).Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang memperoleh energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas sehari-hari, tidur tidak memerlukan pergantian energi yang hilang dalam sehari, kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya relatif lama dan tidurnya tetap konstanSedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:

Mempercepat relaksasi otot dan mengurangi ketegangan otot dan sendi

Memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru

Menambah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan

Melepaskan rasa lelah

JENIS TIDUR

Ada dua jenis tidur, yaitu : Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun kadang tidur REM berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri tersendiri. Pada tidur REM ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif aktif, sehingga REM ini disebut juga tidur paradoks atau keadaan yang kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas otot yang kuat. Karakteristik tidur REM : Kedua bola mata bergerak cepat ke belakang horisontal Kadang-kadang timbul twitching(kedutan) pada telinga atau pada tubuh Tonus otot menurun Denyut nadi dan frekuensi napas tidak teratur Pergerakan otot tidak teratur Sleeper lebih sulit bangun dari pada selam tidur REM Sistem saraf simpatis mendominasi selama tidur REMTidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan yang terjadi selama waktu bangun. Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep) yaitu Tidur dalam dan istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau gelombang otaknya lebih lambat. Karakteristik tidur NREM : Dreamlessuess Betul-betul istirahat penuh Tekanan darah menurun Freukensi pernafasan menurun Metabolisme rate menurun Pergerakan bola mata melambatTAHAP-TAHAP TIDUR

Tahap-tahap tidur :Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam keadaan sadar ( bangun ) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan bola mata lambat, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan individu akan sering menolak karena lelah (ngantuk)Tahap II :Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien masih dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun.Tahap III :Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.

Tahap IV: Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat memanjang dan gelombangnya lambat,mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun 20-30%. (Narrow ,1967)MASALAH KEBUTUHAN TIDUR

Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :

Insomnia :

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur.insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : initial insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur ; interminten insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari; dan terminal insomnia, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari.

Hipersomnia

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, dll.

Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV tidur NREM.somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.

Enuresa

Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu: enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM

Apnea Tidur dan Mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka akan dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.

Narcolepsi

Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995).TANDA DAN GEJALA1. Pasien menunjukkan perasaan lelah2. Iritabel dan gelisah3. Lesu dan apatis4. Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih5. Perhatian terpecah-pecah6. Sakit kepala7. Nausea8. Perubahan tingkah laku dan kepribadian9. Meningkatkan kegelisahan10. Gangguan persepsi11. Bingung dan disorientasi waktu dan tempat12. Gangguan koordinasi13. Bicara rancu

2. ETIOLOGIa) Rasa nyerib) Psikologisc) Suhu tubuhd) Rasa bosane) Pola aktivitas siang harif) Keletihang) Ketakutanh) Depresii) Kurangnya privasij) Gejala emosik) Kondisi yang tidak menunjang tidurl) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya(Guyton, 1986).3. PATOFISIOLOGI

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat khusus dibatang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individubangun dari tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya dibatang otak. (Johnson, 2000)4. PATHWAYS

Nyeri

Aktivasi RAS (Reticularis Activiting System) berlebihanMenjadi bangun atau waspada terus menerus

Gangguan istirahat dan tidur5. KOMPLIKASI

Pasien mengeluh lemah, letargi(suatu keadaan di mana terjadi penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, apnea tidur ( henti nafas atau jeda nafas saat tidur ), ndividu yang tidak menerima jumlah yang cukup tidur mungkin berakhir merasa stres, depresi dan cemas. (Carpenito, LJ, 1995).6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson, 1993, dalam poner). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram ( EEG ), untuk aktifitas listrik otak electromiogram ( EMG ), untuk pengukuran tonus otot dan electroculogram ( EOG ) untuk mengukur pergerakan mata. (Robinson, 1993, dalam poner)7. PENATALAKSAAN MEDIS

1. Kurangi jumlah stimulus2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu,kacang) menjelang tidur.

3. Berikan linngkungan yang suportif

4. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.5. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.

6. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

7. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

8. Pada pasien rakolepsi (tidur secara tiba-tiba) berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi(A.Aziz Azimul, 2009)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)1. Pengkajian Fokusa. Riwayat tidur meliputi :

Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur

waktu berangkat, jatuh, dan bangun dari tidur

jumlah tidur siang, malam, dan lamanya

rutinitas menjelang tidur

kebiasaan dan lingkungan tidur

apakah pasien tidur sendirian

obat-obat yang digunakan sebelum tidur

gejala yang dialami saat terbangun

penyakit psikis dan status emosional saat ini

b. Tanda dan gejala klinis : Pasien memperlihatkan perasaan lelah

Intable dan gelisah

Lesu dan apatis

Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa perih

c. Tanda atau gejala penyimpangan tidur:

Perubahan tingkah laku dan kepribadian Meningkatnya kegelisahan

Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)

Bingung dan disorientasi tempat dan waktu

Gangguan koordinasi dan bicara rancau(Potter Perry, 2002)2. Diagnosa KeperawatanGangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Batasan karakteristik :

Klien melaporkan adanya kesulitan tidur

Klien mengaku tidak beristirahat dengan baik

Klien mengatakan merasa kantuk yang berlebihan disiang hari

Pasien memperlihatkan perasaan lelah

Lesu, gellisah dan apatis

Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa perih (Potter Perry, 2002)3. Perencanaan Keperawatan Tujuan intervensi : membentuk kembali pola tidur dan istirahat pasien (kebiasaan pasien) yang sesuai dengan kebutuhan Kriteria hasil: Klien tertidur dalam waktu 30 menit setelah naik tempat tidur Klien melaporkan perasaan segar disaat terbangun di pagi hari Badan tampak segar dan tidak lesu

Intrvensi: Anjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

Rasional: kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur Atur posisi klien pada posisi fowler

Rasional : posisi fowler mempermudah pernapasan saat tidur

Ajarkan klien unyuk relaksasi sebelum tidur

Rasional: relaksasi mengurangi peningkatan tonus simpatik

Kendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

Rasional :suara bising (keras) dapat mengganggu tidur/istirahat

Pastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

Rasional : ventilasi yang baik mempermudah pertukaran udara

Berikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal, slimut)

Rasional : memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kwalitas tidur

Implementasi menganjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

mengatur posisi klien pada posisi fowler

mengajarkan klien untuk relaksasi sebelum tidur

mengendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

memastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

memberikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal, slimut)(Potter Perry, 2002)4. Fokus Evaluasi Evaluasi terhadap kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai dari :

Terpenuhinya kebutuhan tidur dan istirahat dinilai berdasarkan lama dan kualitas tidur.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas tidur ditunjukkan dengan penampilan fisik yang segar dan tidak lesu. (Potter Perry, 2002)DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran : EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. 2002.Fundamental Keperawatan Volume 1 dan 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Johnson. M. Moorhead. S. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelpia. Mosby

Alimul H. A. Aziz(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik

2